Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi klinis dan Komplikasi dari Cleft Lip and Cleft Palate 1.

Masalah asupan makanan Merupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita labioschisis. Adanyalabioschisis memberikan kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibuatau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan labioschisis mungkin dapatmeningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan tambahan yang ditemukan adalahreflex hisap dan reflek menelan pada bayi dengan labioschisis tidak sebaik bayi normal,dan bayi dapat menghisap lebih banyak udara pada saat menyusu. Memegang bayi dengan posisi tegak lurus mungkin dapat membantu proses menyusu bayi. Menepuk-nepuk punggung bayi secara berkala juga daapt membantu. Bayi yang hanya menderitalabioschisis atau dengan celah kecil pada palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan labioplatoschisis biasanya membutuhkan penggunaan dot khusus. Dotkhusus (cairan dalam dot ini dapat keluar dengan tenaga hisapan kecil) ini dibuat untuk bayi dengan labio-palatoschisis dan bayi dengan masalah pemberian makan/ asupanmakanan tertentu 2. Masalah Dental Anak yang lahir dengan labioschisis mungkin mempunyai masalah tertentu yang berhubungan dengan kehilangan, malformasi, dan malposisi dari gigi geligi pada areandari celah bibir yang terbentuk. 3. Infeksi telinga Anak dengan labio-palatoschisis lebih mudah untuk menderita infeksi telinga karenaterdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot-otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba eustachius. Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder akibat disfungsi tuba eustachius. 4. Gangguan berbicara Pada bayi dengan labio-palatoschisis biasanya juga memiliki abnormalitas pada perkembangan otot-otot yang mengurus palatum mole. Saat palatum mole tidak dapatmenutup ruang/ rongga nasal pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi (hypernasal quality of 6 speech). Meskipun telah dilakukanreparasi palatum, kemampuan otototot tersebut diatas untuk menutup ruang/ rongganasal pada saat bicara mungkin tidak dapat kembali sepenuhnya normal. Penderita celah palatum memiliki kesulitan bicara, sebagian karena palatum lunak cenderung pendek dankurang dapat bergerak sehingga selama berbicara udara keluar dari hidung.

Anak mungkin mempunyai kesulitan untuk menproduksi suara/ kata "p, b, d, t, h, k, g, s, sh,dan ch", dan terapi bicara (speech therapy) biasanya sangat membantu. 5. Gangguan komunikasi verbal 6. Regurgitasi makanan 7. Pada Labiochisis a. Distorsi pada hidung b. Tampak sebagian atau keduanya c. Adanya celah pada bibir 8. Pada Palatochisis 1. Tampak ada celah pada tekak (unla), palato lunak, keras dan faramen incisive. 2. Ada rongga pada hidung. 3. Distorsi hidung 4. Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksadn jari 5. Kesukaran dalam menghisap/makan. 9. Masalah Psikologi, adanya celah pada bibir sumbing dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri sehingga dapat menimbulkan stress dan terbatasnya hubungan social dengan orang lain 10. Kekurangan gizi, hal ini disebabkan karena penderita celah bibir dengan palatum mengalami kesulitan makan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan terhambat Sumber : www.google.com/bibir-sumbing

Anda mungkin juga menyukai