Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan Kebijakan JKN dan Isu Kebijakan

JKN

dr. Yuli Farianti, M.Epid

Disampaikan dalam Kegiatan Evaluasi pelaksanaan JKN Tahun 2021

Jakarta, 24 November 2021


1 Perkembangan Program Jaminan Kesehatan
Nasional

Outline 2 Isu Strategis Implementasi JKN

3 Perkembangan Regulasi JKN

2
Perkembangan Cakupan Kepesertaan JKN

2014 86.4 8.7 38.2


133.4 juta • Kepesertaan JKN
terus meningkat sejak
2015 87.8 11.1 57.8 156.7 juta
tahun 2014
2016 91 15.4 65.4 171.9 juta • Namun sejak tahun
2017 92.3 20.3 75.3 187.9 juta
2019-2021,
kepesertaan JKN
2018 92.46 30.02 85.2 207,68 juta cenderung stagnant
2019 96.51 38.84 88.78 224,13 juta • Tantangan terbesar
adalah peningkatan
2020 96.6 36.16 89.69 222,45 Juta cakupan kepesertaan
31 Oktb
95.06 36.92 94.36 226,36 Juta
dari sector informal
2021 (PBPU)/ missing
0 50 100 150 200 250 middle

PBI
Peserta yang didaftarkan Pemda
Bukan Penerima Bantuan(PBPU, BP dan PPU)

Sumber : lap pengelolaan program BPJS Kesehatan 3


Perkembangan Fasilitas Kesehatan Penyelenggara
Program JKN
23.039 23.044
21.763 22.043
23.219 Trend jumlah fasilitas
20.708
18.437
19.969 kesehatan yang
bekerjasama
menunjukan
peningkatan sejak awal
implementasi JKN

2.069 2.292 2.456 2.526 2.569 2.584


1.681 1.847

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 July 1, 2021

Primary health care Secondary & tertiary health care

Penyelenggara layanan
dari sektor swasta
50% FKTP penyelenggara JKN merupakan FKTP non Pemerintah mengalami peningkatan
dan porsinya lebih
61,18% FKRTL penyelenggara JKN merupakan RS Swasta besar dari Pemerintah

4
Potret Utilisasi dalam JKN

433.45

362,7 Jumlah kunjungan di FKTP


*in million visits 337,69
307,36
284
233,75 Jumlah Kunjungan rawat jalan
219,6 243,8
192,9 tingkat lanjut
146,7
146,5 147,4 jumlah kunjungan rawat inap
92,3 134,9 tingkat lanjut
84,7
100,6 76,7 69,67 57,16
64,43
66,8
39,8
50,4 Total kunjungan
21,3
4,2 6,3 7,6 8,72 9,65 11 9,03 6,4

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 31 Oktb, 2021

Pemanfaatan layanan kesehatan baik di FKTP maupun FKRTL menunjukkan peningkatan signifikan seiring
bertambahnya jumlah kepesertaan hal ini menunjukkan akses masyarakat kepada pelayanan kesehatan
meningkat
Gambaran Kolektabilitasi Iuran JKN
Per 31 Oktb 2021
• Penerimaan iuran PBI belum mencapai target
disebabkan kontribusi iuran PBI JK yang
Segmen Peserta Persentase harus dibayarkan oleh Provinsi belum optimal
Kolektabilitas karena Sebagian besar Pemerintah Provinsi baru
1. PBI 97,51% proses menganggarkan melalui perubahan
Perkada sesuai teknis dari Kemendagri
2. PPU PN 103,46%
3. PPU BU 99,72% • Bantuan iuran Pemerintah atas PBPU dan BP
4. PBPU dan BP 76,91% serta peserta yang didaftarkan Pemda yang
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi/Kab/Kota
5. BP Penyelenggara Negara 101,1% belum optimal yang disebabkan Sebagian
6. Penduduk yg didaftarkan Pemda 80,21% Pemda belum memasukkan alokasi bantuan
7. Bantuan Iuran iuran pada APBD tahun 2021 dan juga
a. Bantuan Iuran atas PBPU dan BP 96,45% merupakan dampak dari permasalahan pada
b. Bantuan Iuran atas Peserta yang 79,19% aplikasi SIPD sehingga pemda yg
didaftarkan Pemda menganggarkan belum melakukan pembayaran

Sumber : lap pengelolaan program BPJS Kesehatan 6


Biaya Pelayanan dalam Program JKN
108.4 T
94.3 T 95,5 T
84.4 T
72.18 T
57 T 67.25 T 319.3 Milyar
Total Biaya Pelayanan
297.6 Milyar 261,3 Milyar
Prom prev
207.7 Milyar 79,49 T
• Belanja Pelayanan
231 Milyar
142.4 Milyar kesehatan dalam
99.3 Milyar
59 T JKN terus meningkat
92.18 T
79.1 T FKRTL seiring peningkatan
70.5 T utilisasi JKN
54 T
45.47 T • Proporsi
pembiayaan JKN
terbesar di FKRTL
16 T
13 T 13.6 T 14.8 T 16.2 T
13 T FKTP
(+ 82%)
11.5 T

2015 2016 2017 2018 2019 2020 Sd Oktb 2021

7
Rawat Jalan Efek JKN berdasarkan akses
0%
FKRTL Publik FKRTL Swasta FKTP Publik FKTP Swasta Mixed
Kesehatan – (Nasional)
-10%

-20% -15%
-17%

-30% 84.695 82.776 • JKN berpengaruh terhadap penurunan OOP untuk


semua jenis utilisasi kesehatan, baik di fakses
-40%
-39% publik maupun swasta
119.357
-50%
-53% -53%
-60% 584.000 682.163 • Persentase penghematan terbesar terjadi ketika
RT pernah akses layanan rawat inap, terutama
pada faskes public
Rawat Inap
FKRTL Publik FKRTL Swasta FKTP Publik FKTP Swasta Mixed
0% • Persentase penghematan di faskes publik lebih
-10% besar daripada swasta terutama FKRTL, meskipun
-20%
secara nominal lebih tinggi pada faskes swasta
-17%
397.398
(faktor harga yang relatif lebih mahal).
-30%

-40% -37%

-50% 1,5 Juta


-52%
-60% -55%
775.019
-63% 2,9 Juta Sumber: Thinkwell Institute
-70%
2,7 Juta 8
1 Perkembangan Program Jaminan Kesehatan
Nasional

Outline 2 Isu Strategis Implementasi JKN

3 Perkembangan Regulasi JKN

9
Isu Kepesertaan PBI JKN

99.000.000
96.717.440
96.145.596
96.000.000

93.000.000

90.000.000

87.000.000
84.990.594
83.540.668
84.000.000

81.000.000

78.000.000

75.000.000
• Pasal 17 UU 40/2004, iuran program JKN bagi
fakir miskin dan tidak mampu dibayar oleh
Capaian Target Pemerintah, hal ini diterjemahkan dalam 40%
jumlah penduduk sesuai BDT
SK Mensos 1/HUK/2021 SK Mensos 92/HUK/2021 SK Mensos 111/HUK/2021
→ ditetapkan 96,8 juta → ditetapkan 87 juta → ditetapkan 88,9 juta • Permasalahan verifikasi dan validasi kepesertaan
jiwa jiwa jiwa
JKN dimana peserta PBI bersumber dari DTKS
serta hambatan dalam administrasi kependudukan
menyebabkan target PBI belum optimal

10
Isu Penguatan Layanan pada FKTP

Peserta Terdaftar per 1 Dokter Rate Kunjungan & Rasio Rujukan


FKTP
RS D Pratama 12,7
42
RS D Pratama 3.685 15
Puskesmas 117
Puskesmas 15.414 Dokter Gigi 5,8
11
Klinik TNI 26
Klinik TNI 2.630 129
Klinik Pratama 12
Klinik Pratama Swasta 4.830 172
Klinik Polri 25
98
Klinik Polri 2.096
DPP 12
154
Dokter Praktek Perorangan 1.856
0 50 100 150 200
Rasio Rujukan (%) Rate Kunjungan (Per mile)

Rasio peserta terdaftar JKN di Puskesmas


Rate Kunjungan Puskesmas belum optimal
jauh melebihi FKTP lain sehingga layanan
jika di bandingkan dengan FKTP lain
tidak optimal
11
Capaian Indikator Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK)
Angka Kontak
√ Secara rerata nasional,
indicator ini belum
dapat dicapai oleh FKTP Angka Kontak (‰) RRNS (%) Prolanis Terkendali (%)
Rasio Rujukan Non
151,55 150 Maret Agustus Juni 5
Spesialistik (RRNS)
√ Indikator ini dapat dicapai 134,34
Nov-19 2020 2020 2021
105,16 91,55
oleh FKTP meskipun tidak 3,49 3,72
115,84 1,34 1,19 2,9
terdapat peer review 2,2 1,98 1,82
112,57 85,09 101,13
1,07 1,14 1,92
0,91 1,46 1,21
Prolanis Terkendali 1,58 1,58

√ Secara rerata nasional,


indicator ini belum Nov-19 Maret Agustus Juni 2021 2 November Maret Agustus Juni 2021
dapat dicapai oleh FKTP 2020 2020 2019 2020 2020
Puskesmas Klinik Target Puskesmas Klinik Target Puskesmas Klinik Target
Penyesuaian
√ Pembayaran Kapitasi
•59,5% Puskesmas menerima Dari ketiga indicator tersebut, angka kontak dan prolanis
penyesuaian pembayaran terkendali masih dibawah target yang ditetapkan, diperlukan
sebesar 90% upaya penguatan FKTP
•56% Klinik menerima
penyesuaian pembayaran
sebesar 96%
12
Isu Ekuitas Layanan
Gambaran Sebaran Total Klaim Layanan Kesehatan dalam JKN

Sumatera
Utara
Rp. 13,4 T Maluku Utara
Rp. 1,5 T

Papua Barat
Rp. 1,3 T

Sulawesi Papua
DKI Rp. 2,6 T
Selatan Maluku
Rp. 17,8 T Jawa
Rp. 11,6 T Rp. 1,6 T
Tengah
Rp. 37,4 T

Jawa Barat
Rp. 33,4 T Jawa Timur
Rp. 29,4 T
Sumber : DASK, UGM

• Gambaran diatas menunjukkan total klaim layanan kesehatan terkonsentrasi di Jawa dan
beberapa ibu kota Provinsi
• Hal dapat disebabkan ketersediaan faskes dan factor determinan lain misalnya transportasi 13
Isu Sustainabilitas Pendanaan Program Jaminan
Kesehatan
• Pandemi covid-19
berdampak pada
penurunan actual
rate RJTL dan RITL
• Berakhirnya pandemi
akan berdampak pada
peningkatan
frekuensi kunjungan
yang akan menaikkan
biaya
• Perlu mitigasi
pengalihan
pembiayaan Covid-
19 ke JKN pada status
non-pandemi

Budi Hidayat, JFM 2021


1 Perkembangan Program Jaminan Kesehatan
Nasional

2 Isu Strategis Implementasi JKN


Outline

3 Perkembangan Kebijakan JKN

15
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat
RPJMN bidang anak, keluarga berencana kesehatan & pengendalian
masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan dan kesehatan reproduksi obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanan sektor ketahanan
utama kapabilitas sekunder & tersier farmasi & alat tanggap darurat
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit
imunisasi, gizi imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer Pembangunan RS di kesehatan Jejaring nasional
seimbang, olah raga, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
anti rokok, sanitasi & dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
kebersihan lingkungan, cakupan di seluruh & peningkatan ANC penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
skrining penyakit, Indonesia. untuk kesehatan ibu & esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
kepatuhan pengobatan bayi. SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
3 tujuan: tersedia, cukup, dan dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.

16
Perbaikan Tata Kelola JKN

Ditindaklanjuti dengan revisi


Manfaat JKN sejumlah regulasi :
Penerapan Rawat
berbasis • Revisi Perpres Jaminan
Inap Kelas
Kebutuhan Dasar Kesehatan
Standar
Kesehatan • Revisi Permenkes Manlak JKN
• Revisi Permenkes Standar Tarif
JKN
Penguatan JKN • Revisi Permenkes Pengenaan
Urun Biaya dan Selisih Biaya
• Revisi Per BPJS Kesehatan
Perbaikan sisi tarif dan penerapan
Strategic purchasing
Reformasi manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Perumusan manfaat JKN berbasis Tujuan reformasi manfaat JKN


kebutuhan dasar kesehatan untuk menjamin
1 pelayanan kesehatan yang adil dan
berkelanjutan.

Perumusan manfaat JKN untuk penguatan Sustainabilitas Sustainabilitas


2 promotif preventif. Program JKN Fiscal

Peninjauan manfaat secara sistematis untuk


3 meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembiayaan JKN.

Perumusan sistem kapitasi berbasis


4 aktivitas dan redistribusi peserta JKN untuk
revitalisasi Puskesmas.
Perbaikan Tata Kelola Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada Puskesmas
Non BLUD
Perpres 46 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan
Dana Kapitasi JKN pada FKTP Milik Pemda

Perpres 46 Tahun 2021 Permendagri 28/ 2021 Revisi permenkes 21 /2016

1. Penyesuaian dengan amanat pada


Perpres dan Permendagri
Perubahan pengaturan dana 2. Perbaikan pengaturan
SiLPA kapitasi JKN Mekanisme pencatatan ,
penggunaan dana kapitasi untuk
diperhitungkan pada pengesahan dana kapitasi JKN
jasa pelayanan dan dukungan
pembayaran kapitasi dalam pengelolaan keuangan
biaya operasional (fleksibilitas)
berikutnya daerah
3. Memperkuat monev pemanfaatan
dana kapitasi

19
▪ Program JKN yang telah berjalan 8 tahun terus menunjukkan
perbaikannya sehingga keberlanjutan JKN sebagai salah satu tools
dalam peningkatan akses layanan kesehatan merupakan hal yang
penting
Penutup ▪ Saat ini Pemerintah tengah berkonsentrasi pada perumusan
kebijakan peninjauan manfaat berbasis KDK dan kelas rawat inap
standar sebagai upaya memperbaiki tata Kelola JKN
▪ Dukungan Pemerintah daerah sangat dibutuhkan baik dari sisi
suplai, pembiayaan maupun penguatan kualitas fasilitas kesehatan
Terima Kasih

©Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan


Kementerian Kesehatan
jamkes2018@gmail.com
Substansi Permenkes No. 26 Tahun 2021 tentang Pedoman INA-CBG Dalam Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan
Bab I Bab III
Pendahuluan: Koding INA-CBG :
a. Pengertian – pengertian istilah a.ICD-10 Revisi Tahun 2010 (pengodean diagnosis
b. Tugas dan tanggung jawab dokter, penyakit), yaitu pengaturan koding diagnosis sesuai
koder dan verifikator BPJS Kesehatan kaidah ICD 10 versi Tahun 2010 WHO
b. ICD-9CM Revisi Tahun 2010 (pengodean prosedur),
seperti tanda baca dalam membaca ICD-9Cpengaturan
interpretasi M Revisi Tahun 2010 (kata see, omit code,
Bab II exclude, includes, dan lainnya)
Penyelenggaraan pembayaran INA-CBG : c. Aturan Koding Lainnya yang Berlaku Untuk INA-CBG
a. struktur kode INA-CBG, yang terdiri atas (aturan tambahan yang dibuat khusus untuk kebutuhan
Case-Mix Main Groups (CMG), case group, pengodean dalam INA-CBG), seperti pengaturan bayi
case type dan severity level. lahir dengan tindakan, pengodean kontrol ulang, terapi
b. pembayaran tambahan (top up) yaitu berulang, kemoterapi dan lainnya.
special procedure, special drugs, special d. Pengaturan Episode :
investigation, special prosthesis, subacute • Rawat jalan dan Rawat Inap
cases, dan chronic cases. • Readmisi dan Fragmentasi
Latar Belakang Peninjauan Manfaat JKN

Amanat Perpres 64/2020 tentang perubahan Kedua


Amanat UU 40/ 2004 tentang SJSN Perpres 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan

• Pasal 19 : Jaminan kesehatan diselenggarakan • Pasal 54 A; Untuk keberlangsungan pendanaan jaminan


dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh kesehatan, Menteri bersama dengan K/L terkait,
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan organisasi profesi dan asosiasi faskes melakukan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan peninjauan manfaat sesuai kebutuhan dasar kesehatan
dan rawat inap kelas standar paling lambat Des 2020.
• Pasal 22 :Manfaat jaminan Kesehatan bersifat
pelayanan perseorangan berupa pelayanan • Pasal 54 B : manfaat sebagaimana dimaksud dalam
Kesehatan yang mencakup pelayanan promotive, pasal 54 A diterapkan secara bertahap sampai dengan
preventif, kuratif dan rehabilitative, termasuk obat dan paling lambat tahun 2022 dan pelaksanaannya
bahan medis habis pakai dilakukan secara berkesinambungan untuk
meningkatkan tata kelola jamkes.

Poin Penting :
✓ Belum di definisikannya kebutuhan dasar kesehatan dalam UU 40/2004 pada konteks paket manfaat JKN
✓ Dalam UU 40/2004 dijelaskan bahwa kelas perawatan diberikan berdasarkan kelas standar, namun hal tersebut belum di
implementasikan
✓ Perpres 64/2020 mengamanatkan perbaikan tatakelola jkn melalu peninjauan manfaat sesuai kebutuhan dasar
kesehatan dan rawat inap kelas standar

Anda mungkin juga menyukai