Anda di halaman 1dari 40

Kebijakan BLUD

Puskesmas pada
Transformasi Kesehatan

Disampaikan pada
Kegiatan Orientasi BLUD Puskesmas, Provinsi Sumatera Barat

Direktorat Tata Kelola Kesehatan Masyarakat

17 November 2022

1
Daftar isi
 Latar Belakang
 Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
 Kebijakan BLUD
 Kesimpulan dan Harapan

2
Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus
yang dapat dicegah ataupun dicegah sebagian
Penyebab kematian utama per kelompok usia Dapat dicegah Sebagian dapat dicegah Kecelakaan dan lainnya

Peringkat Bayi Anak-anak Remaja Usia Produktif Lansia

Neonatal disorder Neonatal disorder Kecelakaan Kanker Stroke


1 transportasi

Congenital birth Congenital birth Kanker Penyakit jantung Penyakit jantung


2 defects defects

Sexually transmitted Diarrheal Tuberkulosis Stroke Kanker


3 infections exc. HIV

Lower respiratory Lower respiratory Cedera yang tidak Lower respiratory


4 Diabetes Melitus
infections infections disengaja infections

5 Diarrheal Cedera yang tidak Tifus dan paratifoid Diabetes Melitus Penyakit paru obstruktif
disengaja kronis

6 Cedera yang tidak Demam berdarah Sirosis dan penyakit hati Tuberkulosis Sirosis dan penyakit hati
disengaja kronis lainnya kronis lainnya

7 Tetanus Sexually transmitted Self-harm and inter- Kecelakaan Tuberkulosis


infections exc. HIV personal violence transportasi

% dari total
96,8% 76,4% 63,9% 72,6% 73,5%
kematian

Sumber: Institut Evaluasi Metrik Kesehatan, Kemenkes data tahun 2019 3


Capaian SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021 jauh dari target …
MASALAH KESEHATAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN CAPAIAN 2021 (%) Capaian SPM tidak
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (17,3%), Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil ada yang mencapai
Anemia Ibu hamil (48,9%), Kematian ibu krn 61.8 100%
pendarahan (27%)

Komplikasi persalinan 28,3%, Asfiksia dan


Kardiovaskuler 21,3%
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
62.5 Dibutuhkan peran
Bayi Berat Lahir rendah (6,2%) Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
pelayanan
64.1
Stunting pada balita (24,4%), Wasting pada Pelayanan Kesehatan Balita
kesehatan primer
balita (7,1%) 55.5 yang kuat untuk
Anemia remaja (32%) Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar 37.3 dapat
Hipertensi WUS (21%), Anemia WUS (24%) Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
36.9 menyediakan
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 50.2 pelayanan sesuai
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Hipertensi penduduk >18 tahun (7%),
Prevalensi jantung (1,5%), Prevalensi 28.3 standar minimal
Diabetes Melititus (1,5%) Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus bagi seluruh
37.6
Rumah tangga dengan ART gangguan jiwa Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat masyarakat
(7%) 2.0

Jumlah kasus TBC sebanyak 824.000 Persentase Orang Terduga Tuberkulosis 24.4
Kasus HIV 2019 (50.282 kasus) Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi
Virus yang Melemahkan Daya Tahan Tubuh Manusia (HIV) 41.1

​Sumber: Pusdatin Kemenkes 2021 4


Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat
RPJMN bidang anak, keluarga berencana kesehatan & pengendalian
masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan dan kesehatan reproduksi obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem


rujukan ketahanan kesehatan

a b c d
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan a Memperkuat b
penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanan sektor ketahanan
6 kategori kapabilitas sekunder & tersier farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit
imunisasi, gizi
layanan primer Pembangunan RS di kesehatan
imunisasi rutin penyebab kematian Jejaring nasional
seimbang, olah raga, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
anti rokok, sanitasi & dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
kebersihan cakupan di seluruh & peningkatan ANC penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
lingkungan, skrining Indonesia. untuk kesehatan ibu & esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
penyakit, kepatuhan bayi. SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.
pengobatan

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
3 tujuan: tersedia, cukup, dan dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan negeri,
kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.

5
Daftar isi
 Latar Belakang
 Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
 Kebijakan BLUD
 Kesimpulan dan Harapan

6
4 inisiatif utama dalam transformasi layanan kesehatan primer

3. Edukasi
1. Jaringan & struktur 2. Standardisasi layanan 4. Digitalisasi
kesehatan
1a Revitalisasi jaringan dan 2a Integrasi paket layanan kesehatan 3a Penguatan peran kader 4a Integrasi sistem
struktur layanan kesehatan primer menurut kebutuhan siklus sebagai agen pemberdayaan informasi secara
primer: hidup untuk tiap tingkatan pelayanan kesehatan masyarakat digital untuk
 Puskesmas mendukung:
Standardisasi dan peningkatan Penguatan kampanye-
 Posyandu dan UKBM  Pelaporan layanan
lainnya 2b pelayanan untuk memperkuat fungsi 3b kampanye dan gerakan- secara real-time
layanan primer, misalnya: gerakan, terutama untuk
Termasuk pola kerja dan  Pengawasan capaian
interaksi/rujukan antar program prioritas (mis.,
program dan beban
tingkatan  ANC menjadi 6 kali, termasuk 2 kali stunting)
USG dengan dokter penyakit secara detail
 Screening 14 penyakit prioritas, Penggunaan platform (untuk tiap program
1b Revitalisasi jaringan dan termasuk TB dan PTM edukasi terintegrasi dan tiap tingkatan
struktur Laboratorium  Peningkatan imunisasi menjadi 14 jenis 3c melalui media sosial untuk daerah)
untuk fungsi kesehatan antigen menjangkau masyarakat
masyarakat (deteksi dini  Pelaksanaan intervensi spesifik untuk secara luas
dan surveilans) penurunan stunting (mis.,
pemantauan tumbuh kembang,
pemberian TTD)

2c Standardisasi dan integrasi


layanan Labkesmas untuk tiap
tingkatan
7
Fokus Transformasi
Pelayanan Kesehatan Primer ​+270 juta penduduk Indonesia
mendapatkan Pelayanan Kesehatan Primer
berkualitas
S
​ iklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan
kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan promosi
dan pencegahan

M
​ endekatkan layanan kesehatan melalui jejaring
​+300 ribu unit penyedia
pelayanan Kesehatan Primer dengan
hingga tingkat desa dan dusun, termasuk untuk fasilitas dan SDM terstandardisasi
memperkuat promosi dan pencegahan serta resiliensi
terhadap pandemi

M
​ emperkuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
melalui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan ​100% wilayah dan kondisi kesehatan
per desa penduduk termonitor secara berkala

8
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan Primer Terintegrasi
Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan intervensi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Manajemen Dashboard hingga tingkat
desa
Klaster Ibu Klaster Usia Klaster Penanggulangan
Hamil-Remaja Produktif-Lansia Penularan Penyakit

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di Desa
7 melakukan evaluasi bulanan
ANC rendah; Bumil KEK tinggi;
1 Cakupan imunisasi rendah Tindak
Puskesmas melakukan evaluasi lanjut Unit di Desa dan Dusun melakukan Kunjungan terjadwal untuk kader
cakupan berdasar wilayah 6 evaluasi mingguan 5 melakukan pengecekan catatan home
based record (buku KIA) saat
Posyandu Prima Tindak lanjut kunjungan rumah dan mengidentifikasi
missing services

Puskesmas meneruksan data evaluasi


2 capaian ke unit di Desa
Dusun/RT/RW

Kader menindaklanjuti permasalahan


4 evaluasi capaian dan masalah yang
ditemukan dari kegiatan Posyandu
3
Posyandu meneruskan data Dusun dengan melakukan kunjungan rumah
evaluasi capaian ke Kader di
Dusun Kegiatan Posyandu: KIA,
Remaja, UPL

9
Standar Paket Layanan Kesehatan Primer telah disusun untuk
memenuhi kebutuhan tiap kluster siklus hidup secara menyeluruh
Perubahan terkait Paket
Layanan Kesehatan Primer

1 Standardisasi pemberian
layanan untuk penduduk /
pasien, sesuai kebutuhan
masing-masing siklus hidup

2 Optimalisasi kegiatan di luar


gedung untuk edukasi dan
pemantauan kesehatan
komunitas

3 Penguatan fungsi preventif dengan


pemberian layanan yang
komprehensif, termasuk tes
screening
Detail paket layanan secara lebih lengkap terlampir

10
Daftar layanan di Puskesmas, Posyandu Prima dan Posyandu
​Delivery Unit
​Sasaran
Masalah Kesehatan
​ uskesmas
P P
​ osyandu Prima P
​ osyandu
(Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)
​Ibu hamil, bersalin, ​1.ANC (6x + USG oleh dokter) ​1.ANC (K2,K3, K4, K6) ​1.Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan TTD
nifas ​2.Kelas ibu hamil ​2.Kelas ibu hamil ​2.Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan
​3.Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT ​3.Edukasi dan PMT
​4.Persalinan normal dan rujukan ​4.Pelayanan nifas
​5.Pelayanan nifas
​Bayi dan anak pra- ​6.Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling ​5.Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling ​3.Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
sekolah ​7.Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) ​6.Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) ​4.Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
​8.Imunisasi ​7.Pemantauan gizi buruk ​5.Imunisasi
​9.Penanganan balita dengan masalah gizi ​8.Imunisasi ​6.Pemberian vit A & obat cacing
​10.Pengambilan dan pengiriman sampel SHK ​9.MTBS ​7.Edukasi pemberian MT
​11.MTBS
​Usia sekolah dan ​12.Fasilitasi kegiatan UKS ​10.Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 8​ .Edukasi
remaja ​13.Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan) ​9.Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk imunisasi rutin
​14.PKPR lanjutan)
​Usia produktif dan ​15.Skrining PTM (hipertensi, DM) ​11.Skrining PTM (hipertensi, DM) ​10.Skrining PTM (hipertensi, DM)
lansia ​16.Skrining jantung dan stroke ​12.Skrining kanker ​11.Skrining PPOK
​17.Skrining kanker ​13.Skrining PPOK ​12.Skrining obesitas
​18.Skrining PPOK ​14.Skrining obesitas ​13.Skrining TBC
​19.Skrining obesitas ​15.Skrining TBC ​14.Skrining masalah jiwa
​20.Skrining TBC ​16.Skrining masalah jiwa ​15.Skrining layak hamil
​21.Skrining masalah jiwa ​17.Skrining layak hamil ​16.Pelayanan KB
​22.Skrining kebugaran ​18.Pelayanan KB ​17. Skrining Geriatri
​23.Skrining layak hamil ​19. Skrining Geriatri
​24.Pelayanan KB
​25.Skrining geriartti
​Pengendalian ​26. Surveilans
Penularan Penyakit
​Layanan lain ​27.Pengobatan umum ​20.Pengobatan umum
​28.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ​21.Farmasi
​29.Laboratorium
​30.Farmasi
​31.Gawat darurat
​32.Rawat inap

11
Transformasi struktur kelembagaan layanan primer hingga ke tingkat
desa dan dusun untuk memperluas jangkauan
Perubahan struktural untuk mendukung capaian dan jangkauan layanan primer

Tingkatan kelembagaan Target jangkauan SD


M 1 Posyandu Prima (Lembaga
Rumah Sakit 514 Kabupaten / Kota Nakes Kemasyarakat Desa) per
desa, diintegrasi dari Pustu
dan Poskesdes:
• Minimal 2 tenaga kesehatan:
Puskesmas 7,230 Kecamatan Nakes 1 bidan dan
1 perawat
• Memiliki sarpras standar
~85,000 Desa / Kelurahan untuk menyediakan layanan
Posyandu Prima (~18.000 belum memiliki Nakes dan peran sebagai LKD
Posyandu Prima) kesehatan

Kegiatan Posyandu ~300,000 Dusun / RT/RW Kader Mendukung peran Kader


sebagai aktivis kesehatan di
komunitas (5 kader per
Dusun / RT/RW)
Kunjungan Rumah ~273.5 juta penduduk Kader

12
Posyandu Prima semakin mendekatkan layanan kesehatan bagi masyarakat

Pustu, Poskesdes, Polindes

POSYANDU PRIMA
LKD mempunyai fungsi membantu Peningkatan Layanan
Kesehatan dan layanan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat

Posyandu Prima adalah Posyandu sebagai wadah pemberdayaan masyarakat


yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan lainnya sesuai
dengan kebutuhan secara terintegrasi di Desa dan Kelurahan
Untuk memenuhi kebutuhan layanan Posyandu Prima berasal dari:
kesehatan di masyarakat, dilakukan • Puskesmas Pembantu yang sudah ada menjadi Posyandu Prima
integrasi satu layanan kesehatan • Pos Kesehatan Desa yang sudah ada menjadi Posyandu Prima
• Pengintegrasian Puskesmas Pembantu dan Poskesdes yang sudah ada menjadi Posyandu
terpadu dengan mendayagunakan Prima; atau
potensi Posyandu sebagai Lembaga • Bagi Desa/ Kelurahan yang tidak memiliki pustu atau poskesdes membentuk Posyandu Prima
sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku
Kemasyarakatan Desa/Kelurahan
13
Pasien berkunjung ke LAYANAN DALAM PUSKESMAS
ALUR INTEGRASI Puskesmas

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


Registrasi

Kasus Ya Ya
Penanganan Dapat Tangani sesuai
Gawat
IGD/RB ditangani kasus
FKTP lain Darurat
• Klinik Pratama
• Praktik Mandiri Tidak Tidak

PWS: Klaster Pelayanan:


Analisa Beban Penyakit 1. Klaster Ibu, Anak dan Remaja Rujuk FKRTL
meliputi morbiditas dan 2. Klaster Usia Produktif dan Lansia
cakupan pelayanan
Klaster pelayanan meliputi skrining
penyakit, pengobatan umum, konseling
dan pengambilan sampel
Klaster Klaster Klaster Ya
Ibu, Anak dan Usia Produktif dan Penanggulangan Penularan
Remaja Lansia Penyakit

Tindak Lanjut
Ya Pelayanan:
Membutuhkan - Pengobatan Gigi dan Mulut Konsultasi
pelayanan
Posyandu Prima -Laboratorium ulang
umum lainnya
• Pelayanan -Rawat Inap (bila ada)
kesehatan
• Evaluasi PWS
LAYANAN Tidak Tidak
LUAR
PUSKESMAS Perlu
Tindak Lanjut Pada Ya
Kegiatan Posyandu penangan
Rujuk FKRTL
lanjutan
Tidak Spesialistik

Tidak
Perlu
Pemantauan Pelayanan
Lanjutan Farmasi (jika
diperlukan)
Ya
Kegiatan Kunjungan
Rumah
Pasien Pulang
(Nakes/Kader)
Pelaksanaan Uji Coba Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan
di 9 Daerah
D
​ aerah uji coba terpilih mewakili berbagai geografi dan kondisi yang ada di Indonesia
Perkotaan Pedesaan Terpencil Sangat Terpencil

​Puskesmas Indralaya, ​Puskesmas Talaga Bauntung, Kab. Banjar, ​Puskesmas Maros Baru, Kab. Maros,
Kab. Ogan Ilir, Sumatera Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan
Selatan

​Puskesmas Arso III,


Kab. Keerom, Papua
​Puskesmas Banjarwangi, Kab.
Garut, Jawa Barat

​Puskesmas
​Puskesmas Kebon Sari, Kota ​Puskesmas Jereweh, Kab. ​Puskesmas Niki-Niki, Kab. Timor Ohoitahit, Kota
Surabaya, Jawa Timur Sumbawa Barat, NTB Tengah Selatan, NTT Tual, Maluku

Dari masing-masing Puskesmas yang telah diidentifikasi, akan dilakukan intervensi terhadap 2 desa dan seluruh Posyandu yang ada di desa
tersebut

15
Kunjungan dalam 3 bulan di Puskesmas, Posyandu Prima dan Posyandu untuk
kegiatan skrining
​Puskesmas ​Posyandu prima ​Posyandu

​Ibu hamil ​Bayi dan anak ​Usia produktif dan lansia


Catatan dan
​Kab/Ko Provinsi ​ANC ​Pemantauan tumbuh kembang ​Skrining Hipertensi dan DM
​Ogan Ilir ​Sumatera Selatan
takeaway
​0% 100% 86% 16% 14% 70%
Perkotaan ​7% 8%
•Skrining terbanyak
​Surabaya ​Jawa Timur 100% ​0% 50% 36% 13% 36% 47% 17%
dilakukan di
Posyandu dan
​0% Posyandu Prima.
​Tual ​Maluku 71% 29% 94% 63% 13% 24%
​6% •Keaktifan Posyandu
​Maros ​Sulawesi Selatan Prima dan Posyandu
Pen-desaan ​3% 97% ​4% 50% 46% ​9% 26% 65%
terbukti
​Sumbawa ​Nusa Tenggara 14%2​ %
meningkatkan
81% ​19% 84% 40% ​12% 48% cakupan Puskesmas
Barat Barat
dalam promotif
16%​0% preventif
​Keerom ​Papua 80% 20% 84% 22% 14% 64%

Terpencil
​Garut ​Jawa Barat 24% 76% ​7% 91% ​11% 38% 50%
​2%

​Banjar ​Kalimantan 28% 72% ​1% 96% 42% 47%


​4% ​12%
Sangat Selatan
terpencil ​TTS ​Nusa Tenggara 40% 60% ​4% 96% ​11% 61% 27%
​0%
Timur

16
Kunjungan rumah oleh kader: kunjungan rumah mampu mengidentifikasi missing
service, non-compliance, dan danger sign1 ​Tinggi (>50%)
X
​Sedang (5-50%)
​Rendah %
​ dengan missing
(<5%) X servis / non-compliance
​Hasil temuan kunjungan rumah yang dilakukan di 9 lokus X ​% dengan tanda bahaya
​Danger X
sign
​Missing service (layanan kesehatan yang ​Non-compliance (tanda Catatan dan takeaway
​Sasaran belum diterima oleh sasaran) (ketidakpatuhan) bahaya)
Rujukan ke fasilitas kesehatan
​Ibu hamil ​Tidak ​Tidak ​Tidak minum TTD ​Tidak ikut

​14%
​Ibu KEK
​Ibu punya
buku
ANC
1/2/3 ​23%
kelas bumil

tidak
dapat
sebagai tindak lanjut dari hasil
Hami KIA
​ 22%
87% PMT
kunjungan rumah belum bisa
l ​Ibu ​Tidak
15%
punya
​Tidak
dapat KF
​Tidak bersalin di
faskes
​Tidak minum
vit. A
​​Tidak ikut
55%
kelas
​8% dilacak karena masih dilakukan
bersalin
buku bersalin
KIA




21%

44%
​84% secara manual
52%

​Bayi, ​Bayi ​Tidak


15%
Tidak melakukan ​ idak melakukan
T ​ idak dapat
T

N/A ​7%
punya imunisasi 21% pemanatauan KN1-KN3

​0-6 bulan buku tumbang ​ Missing service banyak terjadi di


anak KIA

27% 60%
kelompok remaja dan uspro. karena
prasekol ​Balita ​Tidak ​Tidak ​Tidak melakukan

​4% waktu pelayanan puskesmas


18%
punya melakuka pemantauan

ah ​6-72 bulan buku


KIA
n
imunisasi
tumbang

bersamaan dengan jam


​ 21% ​
32%
​Remaja ​Remaja ​Tidak
60%
melaku
​Tidak
melakuka
​Tidak minum TTD

​Tidak
melakukan
​Tidak
melakuka
sekolah/bekerja
kan n periksa ​44% periksa n
BB/TB Lila 88% anemia skrinning
​ PT 95%
Non-compliance di usia produktif
​Usia ​Usia 52%
​Hip ​ idak
T ​ idak melakukan
T
60%
​Periksa HT ​ idak minum
T
punya skrining HT ​98% Obat HT
masih tinggi selain untuk TB
produkti ​produktif er-
buku
PTM ​ ​
​ 84% 63%

f dan ten
​D
94%
​Tidak
punya
​Tidak melakukan
skrining DM
​Periksa DM
​95%
​Tidak minum
obat DM Kader kurang paham cara mengisi
lansia si
M
buku
PTM ​

78% form, ditunjukkan dengan form tidak
​ 93% N/A
​Lansia ​Hip Tidak punya
94%
​Tidak melakukan ​Periksa HT ​Tidak minum komplit; perlu (1) peningkatan
buku lansia skrining HT obat HT

er-

79%
99% ​
21%
kemampuan kader dan (2) form yang
ten
78%
lebih sederhana
​D ​Tidak
punya
​Tidak skrining DM

​Periksa DM Tidak minum Obat
DM
si
M
buku
lansia

91%
​94%
31%

​P2P2 ​Semua T
​ idak
melakukan
80% T
​ erdiagnosis
TB3
T
​ idak minum
Obat TB3

umur
skrining TB ​
​ 5%
​ 96%
15%

1. Missing service: pasien yang belum menerima servis kesehatan utama; Non-compliance: pasien penderita penyakit (mis. HT, DM) yang tidak mengikuti peraturan dari perawatan Kesehatan (mis.
Makan obat); Danger sign: pasien yang menunjukkan gejala bahaya (mis. kaki bengkak, demam) | 2. PPP – Penanggulangan Penularan Penyakit | 3. Hanya berdasarkan ~30 pasien TB
17
Metode: jumlah masyarakat yang menerima servis Kesehatan dibandingkan dengan total jumlah masyarakat yang dikunjungi
Mapping infrastruktur yang
1
ROADMAP ada

INTEGRASI
PELAYANAN Menyusun justifikasi infrastruktur, tugas
KESEHATAN 2 fungsi masing-masing K/L, pendanaan, SDM

PRIMER
Persiapan
Kick off
Uji Coba/Pilot project Sosialisasi
3

2 0 2 2
Orientasi
Pelaksanaan
Persiapan Scale-up Monev, implementation research
• Melakukan pemetaan network layanan Analisis dan Diseminasi Hasil
primer dan perencanaan penambahan
dengan pihak-pihak terkait termasuk
Sarana dan Prasarana, SDM (Nakes 4 Menyusun regulasi
dan Kader) Puskesmas: sistem klaster siklus hidup dan PWS
• Melakukan penyesuaian regulasi Posyandu Prima: tersedia di tiap desa/kelurahan
terkait Posyandu: terintegrasi berdasarkan siklus hidup di
• Membuat simulasi dan perencanaan dusun/RT/RW
anggaran
Scale-up Nasional 5
2023-2024
• Sistem Informasi dan pelaporan real-
time layanan primer (DTO)
Pemenuhan S-P-A
Posyandu Prima
Daftar isi
 Latar Belakang
 Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
 Kebijakakn BLUD
 Kesimpulan dan Harapan

19
Keluhan terkait pelayanan Puskesmas
(pasien, petugas, dan pemegang program)

Keluhan Masyarakat Keluhan Petugas Kesehatan Keluhan Pemegang Program


Survey GTZ dan Bappenas
Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Wawancara pemegang program Unit Utama

34 Provinsi pada hari Jumat 8 Oktober 2021


• Keterbatasan akses dan jarak terlalu • Adanya ego program sehingga
• Keterbatasan SDM (luar pulau jawa dan
(terutama di DTPK) serta kurangnya pelaksanaan kurang optimal
sarana prasarana, obat, kota besar) dilapangan
• Kurangnya kemampuan/pemahaman
• Sistem rujukan yang sulit manajemen • Rendahnya kemampuan manajerial,
• Keuangan tidak fleksibel analisis data, dan koordinasi lintas
• • Sarpras dan obat sering kurang
Dokter jaga tidak ada program pada SDM kesehatan
• Pengurangan/Distribusi Beban UKP untuk
• Jam layanan tidak tepat waktu Puskesmas perkotaan ke FKTP lain namun • Anggaran yang kaku
untuk Puskes didesa sulit Faskes swasta
• Waktu tunggu yang lama sedikit
• Digitalisasi penting tapi kemampuan SDM
dan Biaya untuk semua kegiatan perlu
diperhitungkan
PROGRAM KERJA DIT TATA KELOLA KESEHATAN
MASYARAKAT
Tata Kelola Puskesmas yang Baik

Manajemen Puskesmas Terpadu dan


Berkesinambungan

Penguatan Manajemen Puskesmas Pendampingan BLUD Penguatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan PISPK
Puskesmas oleh TPCB di DTPK

A. NSPK A. NSPK A. Sosialisasi dan A. NSPK A. Peningkatan


1. Penyusunan Juknis Penyusunan Buku Saku BLUD Advokasi Penyusunan Kapasitas
Manajemen Puskesmas Puskesmas Sharing Session Tim Pedoman Orientasi PISPK
2. Reviu Kurmod Manajemen B. Peningkatan Kapasitas Pembina Cluster Pelayanan
Puskesmas Binaan Kesehatan Gugus
Workshop BLUD (DEKON) B. Monitoring dan
B. Peningkatan Kapasitas C. Sosialisasi dan Advokasi Pulau
Evaluasi
Blended learning Manajemen Sosialisasi dan Advokasi BLUD B. Monitoring dan Monev PISPK
Puskesmas (Dekon) Puskesmas Evaluasi
D. Monitoring dan Evaluasi
Pendampingan
C. Sosialisasi dan Advokasi pelayanan
1. Monev BLUD Puskesmas
Sosialisasi dan advokasi 2. Pendampingan manajemen kesehatan
Manajemen Puskesmas dan BLUD puskesmas bergerak (PKB)
D. Monitoring dan Evaluasi

Monev Manajemen
puskesmas

SISTEM INFORMASI
Sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya
Badan (p.1)

Layanan TUJUAN
Umum
Memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis,
Daerah transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan Praktek Bisnis Yang
Sehat, untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan
oleh kepala daerah (p.2)
Pemendagri 79/2018
Pentingnya status BLUD Puskesmas dalam konteks desentralisasi
fiskal dan pembiayaan JKN

 Sejak tahun 2014, porsi pembiayaan Puskesmas didominasi oleh


dana kapitasi JKN, berkisar antara 62% - 89% dari total pembiayaan Alur Dana Kapitasi JKN:
untuk beberapa sampel Puskesmas.
Non-BLUD BLUD
 Tidak semua Puskesmas dapat memanfaatkan dana kapitasi dan
non kapitasi secara optimal. Penggunaan dana kapitasi oleh
Pasien Pasien
Puskesmas Non-BLUD memiliki beberapa keterbatasan seperti alur JKN
Umum
JKN Umum
dana dan ketentuan SiLPA yang restriktif. Non- Non-
Kapitasi Kapitasi
Kapitasi Kapitasi
 Jika dikelola dengan skema BLUD, Puskesmas akan dapat dengan
lebih fleksibel meningkatkan mutu pelayanan untuk melaksanakan
UKM dan UKP APBD
Pemda menetapkan
bendahara kapitasi di
Puskesmas
Porsi Sumber Pendanaan Puskesmas, 2013 – 2015
100% Puskesmas Puskesmas
• Penyediaan SDM Puskesmas
75% • Rekrutmen tenaga BLUD oleh
tidak dapat dilakukan oleh
Puskesmas dapat dilakukan
Puskesmas
50%
• SiLPA diperhitungkan • SiLPA tahun sebelumnya
sebagai pengurang dapat dikelola langsung oleh
25%
kapitasi tahun berikutnya Puskesmas di tahun berjalan
• SK penetapan bendahara
0% • Disbursement kapitasi
kapitasi sering kali
2013

2014

2015

2014

2015

2013

2014

2015

tepat waktu
Puskesmas Peusangan Puskesmas San- Puskesmas Arjosari
terlambat
tong Catatan:
• Selain pembiayan JKN, Puskesmas juga memperoleh pembiayaan dari
District APBD (Excl. Salary) BOK Pemerintah Daerah dan TKDD Pemerintah Pusat melalui APBD
JKN Capitation JKN Non Capitation • Baik Puskesmas BLUD maupun Non-BLUD memiliki tanggung jawab
pelaporan ke Pemerintah Daerah

Sumber: Permendagri 28 Tahun 2021


Sumber: Kementerian Keuangan & KOMPAK – Funds Interplay in Public Health Centres (2017)
Mengapa Puskesmas BLUD???
Kompetensi Faskes
Tercapai target Puskesmas
• Sarana
dalam mendukung SPM
• Prasarana kab/kota, RPJMD, RPJMN/
• Peralatan prioritas nasional dan
• SDM kesehatan dan penerapan Transformasi
non-kesehatan Kesehatan
Meningkatnya pelayanan,
• Logistik
produktivitas, efisiensi dan efektifitas
• Pelayanan

Pendanaan yang cukup  Puskesmas memiliki a. Tata Kelola Keuangan (Pengelolaan


 APBD: DAU, BOK, Jampersal keleluasaan/fleksibilitas dalam pendapatan, Pengelolaan belanja,
 Jasa pelayanan: Kapitasi, tarif pengelolaaan sesuai ketentuan Pengelolaan utang dan piutang,
Pengelolaan investasi, SiLPA dan
layanan perundang-undangan
 Hibah Defisit
 Dana tersedia pada kas sehingga b. Pengelolaan barang dan jasa
 Kerja sama dapat dieksekusi langsung oleh
 Lain-lain pendapatan BLUD yang c. Tarif
kepala Puskesmas untuk perbaikan d. Pengelolaan SDM
sah
pelayanan e. Pengelolaan Kerja sama
Penerapan BLUD 8
f. Remunerasi
MANFAAT PENERAPAN BLUD
FLEKSIBILITAS

Perbaikan sarana Pemenuhan alkes, BLUD


prasarana obat-obatan

SiLPA DAN DEFISIT


REMUNERASI

PENGELOLAAN
Inovasi program PENGELOLAAN INVESTASI
Tidak ada silpa dan penetapan KERJASAMA
tarif
PENGELOLAAN
SDM
TARIF

Rekrutmen
Kerja sama PENGELOLAAN
pegawai (nakes PENGADAAN BARANG
dengan swasta UTANG DAN
JASA
maupun non PIUTANG
maupun pihak lain
nakes)
PENGELOLAAN
BELANJA

PENGELOLAAN
PENDAPATAN
Peningkatan
Kinerja Puskesmas
kesejahteraan
membaik
pegawai
25
Saat ini Puskesmas BLUD masih terbatas jumlahnya, faktor SDM dan
komitmen Pemerintah Daerah menjadi tantangan
851 857

Provinsi yang mendapat dana Dekon


3 Tantangan utama Puskesmas
untuk Workshop BLUD TA 2022 543 menjadi BLUD
1. Kurang pemahaman dalam
320
menyiapkan dokumen BLUD
175 190
199 2. Tidak ada SDM dengan kompetensi
akuntasi
143
105 119 121
58 66 69 69 72 73
0 0 0 0 0 0 2 2 3 5 8 9 12 14 20 21 26
30
3. Pembinaan dan komitmen Pemda
kurang
PU PA U

LU B H

M O UT U

IS B U

ER AN U
BA T
T

LA SA UL TA TA T

K AT

T
G AH

SA A NT JA N

M GA EL UR
TI LI RA B N

G BA N

DK A B TEN

JA TE UR

BA AH
A TA LA T

JA AK AT
SU UL EL UR

KU H
AL A

N EN ES UTA A

KE KA A T RA

W T TA
BE ENG O

NG
PU BA A

NG A UT A

TA ON RA
ER N R G

M TA
LA I

SU NG N S TI M I
B
AL
A RA
RA

PU NU S AN U U RA

RA
EW N E A
M AR

UA T AW N R
PA A PU

R
UK

KA MA ESI ACE

LI G A I A

AT B RI A
L

TA

I S KA TE RA TA

YO N TA
NG A
AT A N

T L

NT A M

JA WA AR
M MA S AR

YA R

I J AR
LA AR
P B IM

A IM
W NG
R A

AN R A
EN NG

N TA

PU
M AU I TU
IM K A

A
G
I T TE

A
BA GG I
ES I
W ES

ES
W

E A
PA

Fleksibilitas BLUD dirasakan


NU LI M MA
LA AW

LA

M
SU

A
LA

SU
SU UL

KA L
L

KA

T
SU
S

KA

manfaatnya mendukung kegiatan UKM:


AH
ER

• Dana BLUD digunakan untuk penyediaan


KE

DA

JUMLAH PUSKESMAS BLUD media KIE, kunjungan rumah, penyediaan


Hasil survei cepat ke 15 Puskesmas yang telah menjadi BLUD reagen skrining, rekrut SDM untuk
Lama penyiapan di Puskesmas Lama proses di Pemda hingga penetapan BLUD kegiatan UKM dll
≤ 1 tahun: 9 Puskesmas ≤ 1 tahun:10 Puskesmas • Dana BLUD dapat digunakan untuk
2 tahun: 5 Puskesmas
3 tahun: 1 Puskemas
2 tahun: 5 Puskesmas kegiatan UKM sebelum dana BOK dapat
direalisasikan
15 puskesmas responden survei berasal dari Sumut, Bengkulu, Jateng, DIY, Banten, Bali , Kalteng,
Kaltim, Maluku Utara, DKI
BLUD Puskesmas di Provinsi Sumatera Barat
JUMLAH PUSKUSMAS JUMLAH PUSKESMAS JUMLAH PUSKUSMAS
NO KAB/KOTA
YANG SUDAH BLUD DALAM PROSES BLUD YANG TIDAK BLUD
1 KAB. PESISIR SELATAN 20    
2 KAB. SOLOK 19    
3 KAB. SIJUNJUNG 13    
4 KAB. TANAH DATAR 23     ~ 76% Puskesmas BLUD
5 KAB. PADANG PARIAMAN 25    
6 KAB. LIMA PULUH KOTA 22    
7 KAB. DHARMASRAYA 14    
8 KAB. PASAMAN BARAT 20    
9 KAB. AGAM 23    
10 KOTA PADANG 23    
11 KOTA BUKITTINGGI 1   6
12 KOTA PAYAKUMBUH 8    
13 KOTA PARIAMAN   6  
14 KAB. PASAMAN     17
15 KAB. SOLOK SELATAN     10
16 KAB. KEPULAUAN MENTAWAI     15
17 KOTA PADANG PANJANG     4
18 KOTA SOLOK     4
19 KOTA SAWAHLUNTO     5

27
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan dalam Tata Kelola Kesmas
Renstra Tahun 2022 - 2024
Impact (SS): Menguatnya tatakelola manajemen pelayanan dan kolaborasi publik-swasta
Outcome (IKP): Persentase Puskesmas yang memiliki tata Kelola Kesehatan Masyarakat yang baik
TARGET
INDIKATOR KINERJA DEFINISI OPERASIONAL RUMUS PERHITUNGAN
2022 2023 2024
Puskesmas dengan tata Puskesmas yang menyelenggarakan Jumlah puskesmas dengan tata Kelola 50 60 70
IKP kelola kesehatan masyarakat Perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Kesehatan masyarakat uang baik di bagi
yang baik evaluasi secara rutin, oleh tenaga puskesmas jumlah sasaran puskesmas dikali 100%
dan jaringannya

Persentase puskesmas yang Puskesmas yang memenuhi persyaratan Jumlah kumulatif puskesmas yang 40 60 90
IKK menerapkan BLUD penetapan BLUD yaitu: memenuhi persyaratan penetapan BLUD
• kriteria substantif dibagi jumlah puskesmas belum BLUD
• kriteria teknis dikali 100%
• kriteria administrative

Persentase puskesmas yang Puskesmas yang melakukan perencanaan Jumlah puskesmas yang melakukan 70 80 90
IKK melakukan perencanaan tingkat Puskesmas melalui lokakarya mini perencanaan puskesmas dibagi jumlah
tingkat puskesmas melalui sehingga menghasilkan RUK dan RPK sasaran puskesmas dikali 100%
lokakarya mini

IKK Persentase puskesmas yang Puskesmas yang melakukan pelaporan puskesmas yang melakukan pelaporan 50 60 70
melaksanakan pemantauan indikator puskesmas setiap bulan indikator puskesmas setiap bulan dibagi
wilayah kerja jumlah sasaran puskesmas dikali 100%
28
DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENERAPAN BLUD

Pra Penetapan BLUD Pasca Penetapan BLUD

1. Surat pernyataan
kesanggupan untuk 1. Pengelolaan Pendapatan
meningkatkan kinerja; 2. Pengelolaan Belanja
2. Pola tata kelola; 3. Pengadaan Barang dan Jasa
3. Renstra; 4. Pengelolaan Utang dan Piutang
4. Sandar pelayanan minimal; PENILAIAN 5. Tarif
5. Laporan keuangan atau PENERAPAN BLUD 6. Pengelolaan SDM
prognosis/ proyeksi keuangan; 7. Pengelolaan Kerja Sama
6. Laporan audit terakhir atau 8. Pengelolaan Investasi
pernyataan bersedia untuk 9. Remunerasi
diaudit oleh pemeriksa 10.SiLPA dan Defisit
eksternal pemerintah

29
Modul Penyusunan Dokumen Administratif
Penerapan BLUD Puskesmas (Kemendagri)
Modul Penilaian dan Penetapan Badan
Layanan Umum Daerah (Kemendagri)
ASPEK PELAYANAN DAN MANFAAT
1. Penilaian kinerja puskesmas (PKP) yang mencakup pelayanan kesehatan dan
manajemen puskesmas

1. Klaster Ibu, Anak dan


• UKM Esensial Remaja
• UKM Pengembangan 2. Klaster Usia Produktif dan
• UKP Lansia
3. Klaster Penanggulangan
• KINERJA KEUANGAN
Penularan Penyakit
• KINERJA NON
KEUANGAN:
ASPEK PELAYANAN Manajemen sumber
ASPEK MANFAAT Manajemen umum
daya manusia
Klaster
Manajemen Manajemen Manajemen alkes
aset/barang milik dan sarpras, obat
negara/daerah dan BMHP

Manajemen data Manajemen


dan informasi program
32
Daftar isi
 Latar Belakang
 Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
 Kebijakan BLUD
 Kesimpulan dan Harapan

33
Kesimpulan
1. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer memfokuskan layanan pada pendekatan berbasis siklus
hidup, bukan berbasis program dengan penerapan integrasi layanan guna mewujudkan pelayanan
kesehatan yang lebih komprehensif, responsif, dan terjangkau.
2. Perluasan jangkauan layanan kesehatan primer untuk mendekatkan akses layanan dilakukan dengan
mendayagunakan Lembaga Kemasyarakatan Desa Posyandu di tingkat dusun/RT/RW dan Posyandu
Prima di tingkat desa/kelurahan.
3. Melalui integrasi pelayanan kesehatan primer, peran Puskesmas sebagai penanggungjawab wilayah
dalam kesehatan di wilayah kerjanya akan semakin diperkuat dengan aktifnya PWS tingkat
desa/kelurahan oleh petugas kesehatan bersama kader.
4. Penerapan BLUD Puskesmas sebagai faktor pendorong peningkatan kinerja Puskesmas dalam
menerapkan transformasi kesehatan.
5. Lintas program dan sektor di pusat dan daerah memiliki peran yang menentukan untuk
keberlangsungan penerapan BLUD Puskesmas dalam transformasi pelayanan kesehatan primer.

34
Implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer mulai Tahun 2023
​Rencana Kegiatan Pusat dan Dukungan bagi Kegiatan Daerah

APBN Pusat APBN Dekonsentrasi DAK Fisik dan Non Fisik (BOK)
Dit. Takelmas: Provinsi: Kabupaten:
1. Pembangunan Sarpras dan Alkes Posyandu Prima
1. Penyusunan NSPK program 1. Orientasi Manajemen Integrasi
2. Pertemuan koordinasi bagi Pokjanal Posyandu,
integrasi layanan primer Layanan Primer Bagi Tenaga Puskesmas, Camat, PKK, dan mitra dalam pengelolaan
2. Pertemuan koordinasi kegiatan Kesehatan Dan Kader Posyandu Prima dan Posyandu dalam transformasi
program inisiatif integrasi layanan 2. Pemantauan dan Monev layanan primer di 508 kab/kota  DIT. PROMKES
primer Pelaksanaan Integrasi Layanan 3. Bimtek penguatan Posyandu di 508 kab/kota  DIT
Primer PROMKES
3. Orientasi Fasilitator Integrasi 4. Pelatihan Manajemen Puskesmas, Posyandu dan
Layanan Primer Tingkat Pusat (3 Posyandu Prima
Regional) 5. Workshop Kader Posyandu dalam penyelenggaraan
Penimbangan, Posyandu dan Kunjungan Rumah (Dit
4. Monitoring Pasca Orientasi Promkes)
Integrasi Layanan Primer
5. Monev Pendampingan pelaksanaan
ILP Puskesmas:
1. Dukungan internet dalam implementasi dashboard ILP
6. Pertemuan Evaluasi ILP dan ASIK

35
Dinkes Provinsi diharapkan aktif dalam pengawalan implementasi Integrasi
Pelayanan Kesehatan Primer

​Mapping fasilitas ​Fasilitasi dan


Sosialisasi dan ​Perencanaan
primer pendampingan
advokasi kegiatan dan
kab/kota
anggaran 2023

Sosialisasi dan advokasi ​Merencanakan kegiatan dan ​Pemetaan layanan ​Fasilitasi dan pendampingan
ke Dinkes Kab/Kota anggaran tahun 2023 untuk kesehatan sampai dalam:
dan lintas sektor implementasi ILP tingkat tingkat dusun
1. proses perencanaan DAK
(Kepala Daerah, provinsi bersumber APBD dan
2023 dan realisasinya
DPMD, Pokjanal APBN
Posyandu,dll) 2. kesiapan Puskesmas

36
MENU DEKON TA 2022 MENU DEKON TA 2023

No Menu Dekon
KRO/RO/KOMPONEN LOKUS Rincian 
1 Koordinasi Kegiatan Program Integrasi
Layanan Primer
1 Tenaga Kesehatan yang 10 Aceh, Sumut, NTT,
di latih terkait provinsi Sulsel, Sulteng, Sultra, 2 Pembinaan, Pendampingan, dan Bimbingam
manajemen puskesmas Sulbar, Maluku, Teknis dinkes kab/kota terkait BLUD
dan BLUD di daerah Maluku Utara, Papua Puskesmas
Barat 
3 Orientasi Integrasi Layanan Primer bagi
Tenaga Kesehatan dan Kader

4 Pemantauan dan Evaluasi Integrasi Layanan


Primer
2 Penguatan Blended 5 provinsi  DKI, Jabar, Jateng,
Learning Asuhan DIY, Bali 5 Orientasi Penyelenggaraan Laboratorium
Mandiri toga  dan Kesehatan Masyarakat
Akupresur
6 Pemantauan dan Evaluasi PenyeLenggaraan
Laboratorium Kesehatan Masyarakat

37
SUB MENU DAK NON FISIK TA 2023

BOK Provinsi
​Supervisi dan pembinaan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas Tk II dan I oleh Labkesmas Tk III)

BOK Kab/Kota
1. Pelatihan Manajemen
a. Pelatihan Manajemen Puskesmas, Posyandu dan Posyandu Prima
b. Orientasi Penyelenggaraan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tk. I (Tk. Puskesmas)
2. Supervisi dan pembinaan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Tk I oleh Labkesmas Tk
II
3. pelayanan kesehatan bergerak;

BOK Puskesmas
manajemen Puskesmas;
1. Upaya penguatan perencana melalui Mini Lokakarya
2. Paket Internet Puskesmas dan Pustu
3. Persiapan BLUD Puskesmas
38
Harapan bagi penerapan BLUD Puskesmas:
1. Dinas Kesehatan Provinsi
• Melakukan sosialisasi dan peningkatan kapasitas bagi Dinkes Kab/Kota
• Memberikan pendampingan kepada Dinkes Kab/Kota
• Memiliki roadmap penerapan BLUD Puskesmas
• Melakukan monitoring dan evaluasi
2. Dinas Kesehatan Kab/Kota
• Melaksanakan sosialisasi dan peningkatan kapasitas kepada seluruh Puskesmas di
wilayah kerja
• Memiliki roadmap BLUD puskesmas
• Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam rangka menggalang
komitmen
• Mendampingi Puskesmas dalam penyusunan dokumen administratif, serta mengawal draf
Perkada
• Memahami proses penilaian dan unsur-unsur yang dinilai agar dokumen yang disusun
lengkap dan memenuhi syarat penilaian
• Melakukan monitoring dan evaluasi

39

Anda mungkin juga menyukai