Anda di halaman 1dari 20

ABORTUS

RABBIKA DARUL YAQIN

dr. AINUN J. PALINRUNGI, Sp.OG, M.Kes


DEFENISI
• kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur

kehamilan di bawah 20 minggu, atau berat fetus

yang lahir 500 gram atau kurang.

Llewollyn & Jones (2002) mendefenisikan :

keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas,

dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu

dan beratnya kurang dari 500 gram.


KLASIFIKASI

• Di bagi 2 yaitu ;
-Menurut terjadinya
-Menurut gambaran klinis
Klasifikasi menurut terjadinya abortus

• Abortus spontan. adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa


intervensi medis maupun mekanis.
• Abortus buatan, Abortus provocatus (disengaja,
digugurkan), yaitu:
1. Abortus buatan menurut kaidah ilmu (Abortus
provocatus artificialis Atau abortus therapeuticus).
2. Abortus buatan kriminal (Abortus provocatus
criminalis).
Klasifikasi Menurut gambaran
klinis
1. Abortus imminens
2. Abortus insipiens (inevitable abortion)
3. Incomplete abortion
4. complete abortion
5. Missed abortion
ETIOLOGI
Abortus yang terjadi pada minggu-minggu

pertama kehamilan umumnya disebabkan

oleh faktor ovofetal, pada minggu-minggu

berikutnya (11 – 12minggu), abortus yang

terjadi disebabkan oleh faktor maternal.


Terdapat dugaan bahwa masalah psikologis memiliki peranan pula
dengan kejadian abortus meskipun sulit untuk dibuktikan atau
dilakukan penilaian lanjutan.
Penyebab abortus dapat dibagi
menjadi 3 faktor yaitu:

1. Faktor janin

2. Faktor ibu

3. Faktor Ayah
PATOFISIOLOGI
MEKANISME AWAL : lepasnya sebagian atau
seluruh bagian embrio akibat adanya
perdarahan minimal  Kegagalan fungsi
plasenta  kontraksi uterus dan mengawali
adanya proses abortus.
GAMBARAN KLINIS
• Amenore
• Perdarahan pervaginam
• Rasa mulas atau kram perut di
daerah simfisis, sering disertai
nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus
Pemeriksaan ginekologi
• Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak
ada jaringan konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari
vulva
• Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan
keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium
• Vagina toucher (VT): portio masih terbuka atau sudah
tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri,
besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan,
tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, kavum douglas, tidak menonjol dan
tidak nyeri
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
ANAMNESIS
Tiga gejala utama (postabortion triad) pada abortus
adalah nyeri di perut bagian bawah terutamanya di bagian
suprapubik yang bisa menjalar ke punggung, bokong dan
perineum, perdarahan pervaginam dan demam yang tidak
tinggi. Gejala ini terutamanya khas pada abortus dengan
hasil konsepsi yang masih tertingal didalam rahim.
Pemeriksaan Fisik
Bercak darah diperhatikan (banyak, sedang atau sedikit), Palpasi
abdomen : keberadaan hasil konsepsi dalam abdomen dengan
pemeriksaan bimanual. Yang dinilai adalah uterus membesar
sesuai usia gestasi, dan konsistensinya. Pada pemeriksaan
pelvis (speculum} keadaan serviks dapat dinilai ada terbuka atau
tertutup , ditemukan atau tidak sisa hasil konsepsi di dalam uterus
yang dapat menonjol keluar, atau didapatkan diliang vagina.
Pemeriksaan penunjang

• Tes kehamilan : positif jika janin masih


hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus.
• Pemeriksaan doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
• Pemeriksaan kadar fibrinogen darah
pada missed abortion
Diagnosis Banding

•Kehamilan Ektopik Terganggu


•Mola Hidatidosa
•Kehamilan dengan kelainan
serviks
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana Umum

2. Metode Bedah dan medis

3. Tatalaksana sesuai jenis abortus


Komplikasi
1. Perdarahan
2. Perforasi uterus
3. Syok
4. Emboli udara
5. Inhibisi vagus
6. Keracunan obat/ zat abortivum
7. Infeksi dan sepsis
Prognosis
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi
spontan sebelumnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai