Anda di halaman 1dari 17

LAMPIRAN A: LEMBAR FORM BIMBINGAN

xvii
xviii
LAMPIRAN B: PERTANYAAN WAWANCARA

Mengenai Substrology

1. Bagaimana awal mula mendirikan Substrology?

2. Apa saja yang dilakukan di Substrology dan bagaimana kalian membantu

orang dengan Substrology?

Mengenai Astrologi

1. Pada dasarnya, apa itu astrologi dan bagaimana cara kerja astrologi secara

keseluruhan?

2. Astrologi seringkali dipertanyakan karena bukan merupakan sesuatu yang

dapat dijelaskan secara ilmiah, namun merupakan pseudoscience. Boleh

dijelaskan bagaimana maksudnya?

3. Astrologi seringkali digeneralisasikan sebagai zodiak saja dan ramalan

belaka, padahal merupakan konsep yang jauh lebih rumit. Menurut

Substrology, mengapa hal ini sering terjadi?

4. Seringkah menemui orang yang menstereotip orang lain karena tanda

zodiaknya?

5. Biasanya, siapa sajakah orang-orang yang melakukan stereotyping

tersebut?

6. Apa penjelasan dari hubungan mengetahui bagan kelahiran seseorang

sehingga dapat memahami dan mengembangkan diri melalui astrologi?

7. Apabila astrologi merupakan alat untuk pengenalan dan pengembangan

diri, adakah hubungannya dengan psikologi?

xix
8. Sebenarnya banyak yang sudah tahu astrologi, namun secara umum

(zodiak secara deskriptif), maka itu terjadi generalisasi dan stereotip

terhadap zodiak. Apakah itu bentuk dari kurangnya media informasi

mengenai astrologi secara keseluruhan di Indonesia?

9. Bagaimana cara penyampaian edukatif terhadap astrologi yang bisa

diterima oleh target audiens?

xx
LAMPIRAN C: TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Berikut merupakan transkrip wawancara dengan Sabna Adam dari Substrology,

seorang pegiat astrologi pada tanggal 15 September 2020, melalui Zoom meeting.

Wawancara dimulai dengan Sabna dan Anya (co-founder Substrology) dari

Substrology, namun selanjutnya hanya akan ada Sabna sebagai narasumber.

Italic = Penulis

Normal = Narasumber

Halo, Kak Sabna dan Kak Anya!

Halo, Gab.

Pertama, aku ingin memulai wawancara dan bertanya-tanya soal Substrology

dulu, ya. Boleh diceritakan bagaimana awal mula mendirikan Substrology?

Anya: Nanti selanjutnya Sabna yang lanjutin ya, karena awal mula Substrology

ada itu Sabna yang mulai dan ngerti dan mendalami. Kebetulan aku dan

Sabna sahabatan, dan suatu hari tercetuskan, apa kita jadiin bisnis aja ya.

Turns out, belum ada pada saat itu, palingan Tarot, ada bisnis baca

astrologi tapi itu di luar negeri. Terus, aku dan Sabna mulai awalnya

memutuskan output dari Substrology adalah report bagan kelahiran. Ada 2

jenis reading, which is general reading dan compatibility reading. Kita

sudah jalan 1 tahun tapi sempat hiatus 6 bulan. Tahun ini kita baru aktif

lagi, gitu.

xxi
Dulu Kak Sabna dan Kak Anya jurusan apa?

Anya: Hubungan Internasional, di Universitas Parahyangan.

Artinya, sebenarnya ketertarikan terhadap astrologi itu dari hobikah?

Sabna: Sebenarnya, dulu gue ambil kelas namanya psikologi politik. Terus, dosen

gue bilang ada banyak hal dan cara untuk mengetahui bagaimana manusia

bekerja. Lalu dia mention bahwa astrologi adalah salah satu dari itu. Terus

karena gue suka belajar, akhirnya gue cari-cari, dan mempertanyakan,

emangnya benar, astrologi bisa menjelaskan kita itu seperti apa. Karena

gue men-challenge astrologi pada awalnya tahun 2017, gue masuk lebih

dalam lagi dan belajar soal ilmunya. Gue pelajarin secara benar-benar,

akhirnya. Bisa dibilang gue terjebak dalam astrologi karena gue awalnya

gak percaya sama topik ini. Tapi akhirnya sekarang gue yang ngomongin

segala hal berdasarkan apa yang terjadi di solar system kita.

Ketika awal-awal Kak Sabna mencaritahu soal astrologi, sudah adakah media

informasi tentang astrologi di Indonesia?

Sabna: Di Indonesia sih nggak ada ya, kebanyakan itu magazine-based astrology,

jadi mereka cuma ngomongin karakter rasi bintang A, B, C, D tanpa ada

dasarnya apa. Jadi, susah banget buat nyari di Indonesia. Bahkan sampai

tahun 2019 kita bikin (Substrology), akun-akun astrologi di Indonesia

ngomongin zodiak, bukan ngomongin astrologi.

Anya: Aku mau tambahin juga kenapa akhirnya Substrology terbangun, itu

karena masyarakat Indonesia masih berpikir, “Oh, itu ‘mah sama aja kayak

yang gue baca di majalah, berarti gue cuma harus cari tahu, bulan ini apa

xxii
yang terjadi ya sama diri gue, keuangan dan cinta gue gimana. Jadi kalau

kamu perhatikan, awal-awal konten Instagram kita-pun sebenarnya

tujuannya untuk mengedukasi ke orang-orang bahwa astrologi itu bukan

apa yang lo baca di majalah doang. Maksudnya, ini tuh lebih kompleks

dan satu yang selalu kita tekankan ke semua orang yang menggunakan jasa

kita dan followers-followers kita adalah kita hanya menyediakan satu point

of view. Karena kita masih di dalam budaya dimana orang-orang

menganggap astrologi ini murtad, sepertinya melenceng dari ajaran-ajaran

kepercayaan apapun.

Sabna : Orang masih melihat ini sebagai forecasting, gak ada base study-nya.

Anya : Jadi kita mengingatkan orang bahwa oke, ini adalah satu sudut pandang

baru, kacamata baru yang bisa kalian pakai untuk melihat diri kalian dan

apa yang terjadi di kehidupan kalian, ya tapi kita selalu tekankan bahwa ini

hanya satu sudut pandang, karena kita ‘kan manusia, bukan sekadar apa

yang dilihat sama alam semesta ini, bukan sebatas itu aja.

Sabna : Ini pertanyaan wawancara kamu, sih, astrologi itu sebenarnya adalah

simbol representasi dari diri kita. Hal-hal simbolik yang terdapat di alam

semesta itu menggambarkan energi yang ada within us, the energy that

happens within us. Secara simbolik dia diceritakan seperti ini. Jadi, ini tuh

bukan hal deskriptif yang biasa kita lihat di majalah. Misalnya Aries itu

ABCDE, nah itu kan sifatnya deskriptif, nggak ada dasarnya kenapa Aries

bisa seperti itu. Kita ini lebih melihat kenapa zodiak tertentu punya

karakteristik tertentu. Karena ada dasarnya juga kenapa mereka seperti itu.

xxiii
(Mulai saat ini, Anya sudah leave meeting sehingga wawancara dilanjutkan hanya

dengan Sabna.)

Oke, kalau begitu, aku mulai wawancaranya berdasarkan pertanyaan yang

sebelumnya sudah aku kasih ya. Mulai dari pertanyaan pertama, boleh dijelaskan

astrologi itu apa, dan bagaimana cara kerja astrologi secara keseluruhan?

Jadi, astrologi itu symbolic representation of the energy within us. Jadi, posisi

bintang dan planet ketika momen dimana kita lahir, itu menggambarkan energi

yang ada di dalam diri kita, dan bagaimana energi tersebut bekerja. Perlu

ditekankan, kita ngomongin soal energi yang ada di dalam diri kita. Action-nya,

itu tergantung dari perbuatan lo sendiri dan gimana lingkungan lo. Jadi, gimana lo

berinteraksi sama energi ini, adalah hal yang kita lihat. Tapi, gimana lo

mengambil keputusan itu tergantung lo sendiri. Misalnya, lo punya tendency

(kecenderungan) untuk menjadi seperti ini, jadi kita kasihtau lebih baik lo

melakukan A dibandingkan B, karena lo punya tendency kalau lo melakukan B,

itu akan berdampak lebih buruk ke lo. So we’re not talking about your

characteristics karena hal-hal tersebut dibangun selama lo dari kecil dan

lingkungan lo, dll, cuma kita menggambarkan sirkumtansinya seperti apa, dan

gimana cara lo bereaksi terhadap sirkumtansi tersebut. So, pada dasarnya kita

ngomongin energy, we’re not talking about psychology, karena orang juga masih

melihat astrologi sebagai substitusi dari psikologi. Nah itu enggak, kita benar-

benar ada di departemen yang sangat berbeda. Astrologi berbicara soal energi dan

psikologi berbicara soal bagaimana manusia bekerja sesuai mental dan psikis dia.

xxiv
Astrologi sering dipertanyakan, karena dia bukan sesuatu yang dapat dijelaskan

secara ilmiah. Kalau aku baca di beberapa jurnal, astrologi disebut sebagai

pseudoscience. Apakah bisa dijelaskan maksudnya bagaimana?

Jadi sebenarnya astrologi itu ilmunya sudah cukup lama, dia ancient science, dan

kenapa ada astrologi awalnya karena orang-orang mengamati apa yang terjadi di

luar angkasa dan mereka mengamati juga, sirkumtansinya bagaimana di

kehidupan manusia ketika di atas sana seperti itu. Misalnya ketika Matahari

masuk ke Aries, itu pelambangan dimulainya musim semi. Orang-orang zaman

dahulu menghitung kapan nih, dry season, kapan nih, gue lebih baik bercocok

tanam, kapan nih tanaman-tanaman gue akan kering. Awalnya mereka

menggunakan astrologi untuk itu. Nah terus, astrologi itu kan ilmu yang

menggabungkan astronomi dengan filosofi, dan pada dasarnya, hal-hal yang

berbau filosofi itu hal-hal yang sulit diterima oleh orang lain. Sebenarnya kalau

kamu belajar lebih jauh soal astrologi, ini bukan seperti yang kamu bilang tadi,

kebanyakan orang yang belajar astrologi adalah orang yang belajar tarot juga. No,

di dalam astrologi juga ada branch-branch-nya, kalau aku branch-nya practical

astrology, jadi ada juga orang-orang yang mereka intuitive astrology, jadi mereka

lebih mengikuti intuisi dan perasaan mereka. Cuman kalau kita di practical

astrology, kita benar-benar banyak hitungannya, karena every degree matters, as

my mentor said. Dan ini sangat ilmiah karena lo harus tau pergerakan-

pergerakannya, misalnya kenapa planet ini lagi retrograde, kita harus tau dan

paham di siklus mana dia retrograde dan apa efeknya ke kita di Bumi. Jadi, balik

lagi, itu bukan deskriptif, karena pengaruhnya ke diri manusia, tidak se-general

xxv
itu, karena pengaruhnya ke manusia bergantung kepada natal chart (bagan

kelahiran) kita. Terus, sebenarnya, kenapa sih ada penjelasan misalnya planet

Venus ngomongin relationship dan ngomongin love and money? Karena planet

dan solar system, itu kan dia punya siklus. Kita lihat dari siklusnya, nah

astrologer terdahulu mereka lihat dari siklusnya, ketika A terjadi di solar system,

maka B terjadi di dunia. Lalu siklusnya berulang-ulang, kalau solar system kan

siklusnya berulang-ulang, ternyata ada pola yang sama, maka dari itu mereka

punya klaim seperti itu.

Aku juga baca di salah satu jurnal kenapa astrologi bisa disebut ilmiah, karena

siklus yang terjadi berkali-kali sehingga menarik suatu hipotesis.

Horoskop pada media biasanya ada rubriknya, dan orang-orang men-generalize

astrologi sebagai zodiaknya saja, pendapat kak Sabna bagaimana?

Sebenarnya, pada sejarahnya, ilmu astrologi ini sudah lama, namun lama

kelamaan dipisahkanlah ilmu perbintangan dari hal-hal filosofis, lalu terbentuklah

ilmu astronomi. Sejak ada ilmu astronomi yang purely ngomongin soal bintang,

secara scientific, misalnya planet ini kandungannya ABCDE, nah astronomi itu

kan scientific banget, karena itu ilmu astrologi pernah turun daun. Naik daun,

turun daun, popularitasnya pernah menurun. Tapi orang-orang masih punya

ketertarikan untuk ngomongin soal astrologi ini, cuman karena dia gak seterkenal

zaman dulu, akhirnya mereka cuman ngomongin hal yang paling dasar dari

astrologi, yaitu zodiak. Nah ini siklus bagaimana orang bisa hanya mengetahui

zodiak doang, prosesnya lama banget sampai hal tersebut tertanam di diri orang-

orang sampai mereka punya anggapan kalau misalnya Scorpio adalah sign yang

xxvi
misterius tanpa dasar apapun. Misalnya Gemini adalah orang yang muka dua,

sebenarnya ya mereka bikin-bikin aja, hal tersebut terpatri dan sering ditulis di

majalah, rubrik, media sosial, makanya orang-orang punya judgment seperti itu

terhadap zodiak-zodiak tertentu.

Padahal itu hanya secara deskriptif terhadap zodiak tersebut ya?

Iya, dan bahkan mereka kadang deskripsinya itupun nggak benar, dasarnya nggak

tahu dari mana. Kalau misalnya di komunitas astrologer, itu disebut sebagai

magazine-based astrology dimana ngeliat astrologi nggak ada dasar atau ilmunya,

cuman dari omongan orang yang ditulis di majalah doang. Dan ini sih yang

sebenarnya merusak citra astrologi juga di dunia. Karena orang-orang berpikir itu

sesuatu yang dibuat-buat oleh seseorang saja, padahal itu ada ilmu dasarnya.

Selain generalisasi astrologi sebagai zodiaknya saja, aku juga menemukan artikel

yang menyebutkan bahwa karena hal tersebut terjadi di budaya populer, jadi

muncul beberapa orang yang menstereotip seseorang berdasarkan zodiaknya.

Menurut Kak Sabna, bagaimana?

Dalam budaya kita sekarang, itu sudah terbangun dan terpatri bahwa orang

berperilaku seperti apa yang mereka pikirkan. Misalnya Gemini bermuka dua, and

people believe in that, karena mereka udah dari lama people told them it’s like

that, padahal nggak. Jadi, hal yang paling harus diubah dari masyarakat adalah

pola pikir dan pandangan mereka terhadap tanda zodiak itu sendiri. Banyak

banget pandangan masyarakat yang harus diubah. Jadi, ini ngomongin soal

breaking a culture, breaking a perspective di masyarakat dimana mereka masih

xxvii
berpikir bahwa pertama, zodiak itu deskriptif, dan kedua, zodiak itu hanya

ngomongin keduabelas rasi bintang doang.

Padahal ada planetary aspects, Houses, dan lain-lainnya, ya.

Iya, dan mereka harus menghitung, karena seseorang nggak bisa dideskripsikan

sebagai satu zodiak sign, nggak mungkin lah, seseorang itu cuma satu tanda

zodiak, dikategorikan jadi dua belas doang, kan enggak.

Iya, aku juga baca di bukunya Woolfolk, bahkan birth chart seseorang itu tidak

mungkin sama satu orang dengan lainnya.

Iya, kalaupun lo punya kembaran, lo ga pasti sama, karena every degree, every

minute, seconds matters, karena mungkin secara umum anak kembar itu terlihat

sama, tapi kalau dibaca beneran sama astrologer, ada banyak hal dan komponen

yang membedakan si A dan si B. Karena memang, seseorang itu adalah blueprint

alam semesta di saat lo lahir, jadi blueprint orang itu berbeda-beda. Bahkan,

komponen seseorang dilihat secara astrologi saja berbeda-beda.

Biasnya, orang-orang yang melakukan stereotyping ini siapa?

Sebenarnya, kalau konsumennya, semua orang masih mengkonsumsi magazine-

based astrology, sejauh ini. Tapi mereka lebih ke SJW (Social Justice Warrior)

yang tidak percaya, mendebatkan sesuatu yang bahkan mereka nggak tau. Tapi,

menurut gue sih, konsumennya dari berbagai kalangan, dan berbagai umur.

Soalnya gini, kalau gue lihat data dari gue ngerjain reading orang, tidak hanya

Gen Z yang meminta dibaca, Millenials bahkan, dan ada orang-orang seusia ibu

gue minta dibaca. Artinya setiap generasi masih mengkonsumsi informasi soal

zodiak. Sangat general, karena orang-orang pasti sangat familiar dengan zodiak.

xxviii
Apa penjelasan dari hubungan mengetahui bagan kelahiran seseorang sehingga

dapat memahami dan mengembangkan diri melalui astrologi?

Seperti yang tadi gue jelasin di awal, birth chart itu bakal ngasih tahu portrait dan

blueprint dari energi yang ter-capture di dalam diri lo, so it’s the energy within

you, yang bisa dijelaskan secara simbolik dari peletakan planet dan bagaimana

solar system kita ketika kita lahir. Ketika lo udah tahu energi lo seperti apa, lo

akan tahu bahwa lo punya kecenderungan untuk melakukan A, lo punya

kecenderungan untuk melakukan B, C. Orang ini bisa mengantisipasi atas apa

yang dia lakukan, karena action dia bisa men-trigger beberapa aspek dalam birth

chart dia. Misalnya, gue punya Mars in Sagittarius, tindakan gue misalkan dapat

men-trigger Mars in Sagittarius gue yang terletak di Eighth House gue ini, dan

outcome-nya bisa baik atau buruk, tergantung bagaimana kita work with the

energy. Nah, yang gue kasih tahu, itu bagaimana caranya lo bisa bekerja dengan

energi yang ada di dalam diri lo, sehingga lo bisa lebih bijak dalam menentukan

action lo ke depannya. Dan lo misalnya ketika transit planet, lo bisa tahu apa yang

terjadi dalam diri lo sehingga lo tahu bagaimana lo bakal bereaksi ke dunia.

Sebenarnya, aku kemarin juga buat kuesioner, sebenarnya orang-orang,

khususnya target seusia remaja akhir ke dewasa awal, banyak yang masih belum

mengenal dirinya sendiri, menjalani hidup sesuai flow saja.

Sebenarnya, gue pernah mempertanyakan diri gue sebelum mengenal astrologi.

Kenapa planet-planet ini bisa mendeskripsikan diri gue secara benar, kok bisa,

makanya gue mempertanyakan sebelum gue belajar astrologi, gue ini siapa. Tapi

banyak hal yang gue pelajari, itu dia, orang-orang biasanya tertarik mengetahui

xxix
diri mereka seperti apa, cuman ya, gue jelasin lagi, kalau dalam pandangan

astrologi, this is not something that’s descriptive, I need to see your circumstances

and things, buat tahu diri lo kaya gimana.

Banyak juga yang bilang di kuesioner, mereka tidak tahu diri mereka siapa,

kesulitan dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tertentu, apa

yang harus dilakukan, dan bingung dengan diri sendiri.

Setidaknya ketika lo tahu birth chart lo, lo kehilangan satu beban hidup lo, lah.

Jadi, umur 20-an lo punya masalah hidup banyak banget, jadi kalau lo tahu birth

chart lo kaya gimana, energi lo seperti apa, bisa lebih bijak. Ketika ada

sirkumtansi tertentu lo jadi tahu harus melakukan apa.

Justru di umur 20-an banyak yang tidak mengerti harus ngapain dan

kecenderungannya seperti apa. Pertanyaan berikutnya sebenarnya sudah dibahas

di awal, astrologi itu ada hubungannya dengan psikologi tidak?

Seperti tadi yang gue bilang, kita ngomongin hal yang sangat berbeda, psikologi

itu ngomongin gimana perkembangan diri lo berdasarkan lingkungan, genetics,

kalau astrologi, we’re talking about your energy. Tetap saja, bukan berarti

psikologi dan astrologi sama-sama ngomongin soal manusia, bukan berarti kita

ngomongin hal yang sama. Manusia itu kompleks, dan banyak ilmu yang

membahas kekompleksitasan manusia, gak cuman psikologi saja ataupun

astrologi saja, so it’s not something that is substitutional to each other.

Jadi sebenarnya astrologi itu salah satu sudut pandang pengenalan dan

pengembangan diri?

xxx
Iya, ini salah satu ilmu yang bisa lo pakai untuk bisa mengenal diri lo secara

energi. Kalau psikologi itu ilmu yang dipakai untuk tahu kenapa lo punya sifat

ABCD, mungkin lo punya masa kecil seperti ABCD, kalau psikologi seperti itu.

Psikologi talks about something more mental and obviously, psychological, kalau

astrologi we’re talking about the energy.

Aku sebenarnya topiknya tentang astrologi untuk sarana pengenalan dan

pengembangan diri, menurut Kak Sabna sendiri, kenapa astrologi tepat untuk

pengenalan dan pengembangan diri, is it better, pernahkah ada yang bertanya

seperti ini? (Kenapa harus astrologi)

Kita nggak klaim bahwa satu hal lebih baik daripada hal lainnya, maksudnya

adalah kita ngomongin hal yang porsinya sangat berbeda, jadi tidak bisa

dibandingkan satu sama lain, karena tidak apple to apple. Karena kita berbicara

tentang hal yang berbeda, meskipun kita sama-sama ngomongin soal manusia.

Tapi apa yang dibahas, sangatlah berbeda. Gue juga banyak baca tentang manusia

dan psikologi, karena gue belajar tentang astrologi dan psikologi juga, dan

bagaimana manusia bekerja itu something I need to know, maka dari itu gue

belajar juga soal manusia. Sejauh ini, astrologi adalah hal yang benar-benar

berbeda, ini bukan sesuatu yang bisa dibandingkan satu sama lain. Kenapa

astrologi? Karena ini merupakan something different point of view of how we see

a person, it is not substitutional of psychology. Sekalian pengenalan bahwa

ternyata, ada banyak hal yang membentuk lo sebagai manusia. Pada awalnya-pun,

psikologi sendiri bukan hal yang scientific. Zaman dulu, ini sesuatu yang

pengukurannya belum bisa dilakukan. Belum ada fondasi dan ukurannya. Ilmu

xxxi
mengenai manusia itu nggak ada ukurannya, karena setiap manusia itu kompleks

dan berbeda-beda. Cuman, psychology punya cara tersendiri, karena orang yang

punya psikis seperti ini, bisa dikelompokkan seperti misalnya, dia memiliki illness

seperti ini, jadi, awalnya mereka juga bukan ilmu yang dasarnya kurang bisa

ditepatkan karena manusia berbeda-beda. Karena mereka mempelajari manusia,

sama dengan astrologi sebenarnya. Cuman kalau sekarang psikologi sudah punya

banyak tests, dan seringkali kita pasti dari kecil sudah melakukan banyak

psikotest, mereka sekarang ada ukuran tertentu sekarang.

Kak Sabna juga pasti sering mendapatkan klien yang pengetahuannya terbatas

soal astrologi, masih memiliki pengetahuan magazine-based astrology, kira-kira

dari Substrology sendiri penyampaian astrologi secara edukatif seperti apa?

Jadi kalau lihat Instagram-nya Substrology, awal-awal kita menjelaskan tentang

rasi bintang dan planet, karena itu dua hal yang paling orang ketahui. Kita sering

memberikan edukasi lewat story seperti Q&A, seperti apakah lo tahu bahwa lo

gak cuman satu zodiak saja (bukan hanya Sun Sign), tapi ada aspek-aspek lain

yang bisa menjelaskan lo? Orang-orang jadi tertarik dan ikutan belajar sama kita,

dan sharing sama kita. We’re trying to help people to know their chart, secara

mendasar tau tentang dirinya sendiri, setidaknya tahu planet placement dia seperti

apa. Jadi lebih ke komunikasi dengan audience, tidak cuma educational sharing,

tapi juga meminta feedback dari mereka, and we’re here to tell you about

astrology.

Pertanyaan terakhir ini sebenarnya sudah dijawab di awal, yaitu banyak yang

mengetahui astrologi tapi masih berupa generalisasi berbentuk zodiak secara

xxxii
deskriptif. Apakah itu bentuk dari kurangnya media informasi mengenai astrologi

itu di Indonesia?

Iya, sebenarnya menurutku gak banyak orang yang tahu hal-hal di luar Sun Sign

mereka, dan kedua, perlu pendekatan yang sangat pelan untuk mengenalkan orang

terhadap astrologi, hingga mencapai titik dimana orang-orang tahu kita

ngomongin energy, dan bukan hal yang deskriptif. Tapi selama ini, Substrology

juga selalu menggunakan platform kita, untuk berbagi dan belajar bareng dengan

audiens kita soal birth chart, karena orang suka berbicara tentang dirinya. Kita

sangat berharap hal kecil yang kita lakukan ini bisa mengubah pandangan orang

terhadap astrologi itu sendiri.

Baik, sepertinya cukup sampai di sini, terima kasih banyak Kak Sabna!

Iya, good luck ya sidangnya, it’s been fun!

xxxiii

Anda mungkin juga menyukai