Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alyssa Muktafa

Nim : 2106015386
Kelas :1E

Soal
1. CARI DI INTERNET, PENDAPAT LAIN -- APA BENAR NILAI-NILAI PANCASILA,
KETUHANAN, KEMANUSIAAN, PERSATUAN, MUSYAWARAH, SERTA KEADILAN
EMBRIONYA BERASAL-DIGALI-BERSUMBER DARI NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA DARI JAMAN PRASEJARAH SD 1945…..?
2. TULISKAN LANDASAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN AXIOLOGIS
PANCASILA, BERIKAN CONTOHNYA
3. ANDA KRITISI APA YANG DIMAKSUD PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
TERBUKA. BANDINGKA DENGAN IDEOLOGI TERTUTUP?

Jawaban
1. Benar, Nilai- nilai Pancasila itu digali dari budaya nenek moyang bangsa Indonesia
bukan budaya bangsa lain, karena istilah Pancasila lahir ketika Ir. Soekarno
menyampaikan usulannya pada tanggal 1 Juni 1945,

Dijabarkan pula, bahwa dasar negara kita diberi nama dengan Pancasila, yang mana
istilah tersebut diambil dari buku Sutasoma karangan Empu Tantular dan buku Negara
Kertagama karangan Empu Prapanca. Jelas ini menunjukkan bahwa pancasila benar-
benar lahir dari Ibu Pertiwi yang mengedepankan perilaku bangsa Indonesia yang mulia.

2. Landasan Antologis Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani


yaitu ontos dan logos. Ontos artinya ada dan logos artinya ilmu. Jadi disimpulkan bahwa
ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang keberadaan atau merupakan sebuah
ilmu yang membahas tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada baik itu berupa realitas
fisik maupun metafisik.
Contoh Ontologis Dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh ontologi tentang sahabat. Kita pasti memiliki sahabat yang sudah dikenal sejak
lama dan selalu bersama setiap hari saat masa-masa sekolah. Namun setelah tamat
sekolah terpaksa harus berpisah karena tujuan hidup masing-masing.
Kemudian kembali bertemu lagi dengan sahabat setelah 7 tahun lamanya. Saat bertemu
pasti dia akan memiliki perubahan fisik entah itu tinggi, berat badan, model rambut, dan
lainnya. Tidak peduli perubahan tersebut, dia tetaplah seorang sahabat selama masa
sekolah. Kita akan tetap mengenalinya sebagai seorang sahabat.
Landasan Epistemologis Kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan dan logos artinya teori atau ilmu.
Jadi, epistemologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang sumber pengetahuan
atau asal mula metode, struktur, dan valid tidaknya suatu pengetahuan.
Contoh Epistemologis Dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh epistemologi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan bagaimana
kita mendapatkan ilmu pengetahuan contohnya yaitu kursi. Pertanyaannya adalah,
bagaimana kita bisa tahu bahwa benda tersebut adalah kursi? Dengan dan berdasarkan hal
apa kita bisa memiliki pemikiran dan anggapan bahwa itu benar-benar sebuah
kursi?Awal mula tentu kita memiliki pengetahuan dan menangkap keberadaan tentang
kursi melalui pancaindra kita setelah itu mulai dilakukan analisa yang dilakukan akal
kita. Akal kemudian mengkategorikannya menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang
membahas tentang kursi. Inilah yang menjadi praktek epistemologi dalam kehidupan
sehari-hari sama seperti benda-benda lainnya.
Landasan Aksiologi Aksiologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu axio dan logos. Axio artinya pantas atau layak sedangkan logos. Jadi, aksiologi
merupakan suatu teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
telah diperoleh. Aksiologi sendiri dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang membahas
tentang hakikat manfaat atau kegunaan dari pengetahuan yang sudah ada.
Contoh Aksiologi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Teori aksiologi memiliki ranah di antaranya yaitu tentang etika dan estetika. Apabila kita
sudah memahami dan mengetahui tentang suatu ilmu pengetahuan kemudian dilanjutkan
dengan kajian aksiologi, aksiologi ini yang akan membahas tentang manfaat yang
didapatkan dari ilmu pengetahuan tersebut yang didapatkan.Apakah ilmu pengetahuan
tersebut dapat memberikan manfaat atau malah sebaliknya. Jadi jika dikaitkan dengan 2
contoh di atas yaitu meja dan kursi, bisa dikaitkan apakah pengetahuan tentang meja dan
kursi tersebut dapat memberikan manfaat di dalam kehidupan sehari-hari kita.
3. Melalui artikel “Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era Reformasi”
dalam Jurnal Office (Vol.2, No.2, 2016), A. Aco Agus mengungkapkan, ideologi Pancasila
tidak kaku dan tidak tertutup, akan tetapi reformatif, dinamis, dan terbuka.

Dengan kata lain, Pancasila bisa hidup di berbagai zaman dan mampu mengatur kondisi
dinamika masyarakat yang sering mengalami perubahan. Akan tetapi, keterbukaan
ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai yang ada di dalamnya.

Namun, hanya mengembangkan konsep penerapan dari nilai tersebut agar bisa
memecahkan masalah yang berkembang dan terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi tertutup ialah suatu gagasan atau ide cita-cita dan juga
sebuah pandangan yang mutlak serta tidak dapat diingkari serta wajib di terima dan
dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Anda mungkin juga menyukai