Anda di halaman 1dari 6

1.

Pertumbuhan Fisik Remaja

CIRI-CIRI REMAJA AWAL(Teenagers)


- Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
- Dalam jangka 3-4 tahun anak bertumbuh hingga tingginya hampir menyamai tinggi ortu.
- Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot sering tidak seimbang. Akibatnya
- Pada laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha dan betis.
Pada wanita mulai menunjukkan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanakkanak.
- Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak jelas dalam usia 12-14 tahun remaja putri
bertumbuh demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.Akibatnya.
- Dalam masa pertumbuhan ini baik remaja pria maupun remaja wanita cenderung ke arah
memanjang dibanding melebar.
- Kematangan kelenjar seks pada usia 11/12 th 14/15 th.Biasanya pertumbuhan itu lebih cepat
pada remaja putri dibanding remaja putra.
CIRI-CIRI REMAJA AKHIR
- Pertumbuhan fisik remaja relatif berkurang dengan kata lain tidak sepesat dalam masa remaja
awal.Bagi remaja pria pada usia 20 th dan remaja wanita 18 th keadaan tinggi badan mengalami
pertumbuhan yang lambat.
- Mengalami keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan dan menunjukkan kesiapan
untuk memasuki masa dewasa awal. Seperti badan dan anggota badan menjadi berimbang,
wajah yang simetris, bahu yang berimbang dengan pinggul.
Saat ini, remaja mengalami perubahan fisik (dalam tinggi dan berat badan)
lebih awal dan cepat berakhir daripada orang tuanya. Kecenderungan ini disebut
trend secular. Sebagai contoh, seratus tahun yang lalu, remaja USA dan Eropa Barat
mulai menstruasi sekitar usia 15 17 tahun, sekarang sekitar 12 14 tahun. Di
tahun 1880, laki-laki mencapai tinggi badan sepenuhnya pada usia 23 24 tahun
dan perempuan pada usia 19 20 tahun, sekarang laki-laki mencapai tinggi
maksimum pada usia 18 20 dan perempuan pada usia 13 14 tahun.
Trend secular terjadi sebagai akibat dari meningkatnya faktor kesehatan dan gizi,
serta kondisi hidup yang lebih baik. Sebagai contoh, meningkatnya tingkat
kecukupan gizi dan perawatan kesehatan, serta menurunnya angka kesakitan
(morbiditas) di usia bayi dan kanak-kanak.
Pubertas
Pubertas adalah periode pada masa remaja awal yang dicirikan dengan
perkembangan kematangan fisik dan seksual sepenuhnya (Seifert & Hoffnung,
1987). Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan pada ciri-ciri seks primer dan
sekunder.
Ciri-ciri seks primer memungkinkan terjadinyanya reproduksi. Pada wanita, ciri-ciri ini
meliputi perubahan pada vagina, uterus, tube fallopi, dan ovari. Perubahan ini
ditandai dengan munculnya menstruasi pertama. Pada pria, ciri-ciri ini meliputi
perubahan pada penis, scrotum, testes, prostate gland, dan seminal vesicles.
Perubahan ini menyebabkan produksi sperma yang cukup sehingga mampu untuk

bereproduksi, dan perubahan ini ditandai dengan keluarnya sperma untuk pertama
kali (biasanya melalui wet dream).
Ciri-ciri seks sekunder meliputi perubahan pada buah dada, pertumbuhan bulu-bulu
pada bagian tertentu tubuh, serta makin dalamnya suara. Perubahan ini erat
kaitannya dengan perubahan hormonal. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi
oleh kelenjar endokrin, kemudian dilepaskan melalui aliran darah menuju berbagai
organ tubuh.
Kelenjar seks wanita (ovaries) dan pria (testes) mengandung sedikit hormon.
Hormon ini berperan penting dalam pematangan seksual. Kelenjar pituitary (yang
berada di dalam otak) merangsang testes dan ovaries untuk memproduksi hormon
yang dibutuhkan. Proses ini diatur oleh hypothalamus yang berada di atas batang
otak.
Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak
pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa,
dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.
Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada tubuh serta penampilannya.
Perubahan fisik dan perhatian remaja berpengaruh pada citra jasmani (body image)
dan kepercayaan dirinya (self-esteem).
Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan tentang citra jasmani, yaitu
endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot
(padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak
banyak otot (muscular).
Diposkan 14th December 2012 oleh mayang sari
1

Lihat komentar

2.
DEC

14

Perkembangan Kemandirian Remaja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti
keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dan karier berarti keahlian (hobi
dsb) yg diamalkan dalam masyarakat atau dijadikan sumber kehidupan; atau kemajuan dalam
kehidupan; perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan,atau jabatan.
Dari pengertian kemandirian dan karier maka perkembangan kemandirian karier anak dan
remaja dapat dimaknai sebagai proses progresif menuju kematangan seorang individu dalam
menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam mengambil peran
dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya di masa depan.
Kemandirian merupakan salah satu tugas pokok dari perkembangan. Untuk pencapaiannya
harus diterapkan sejak dini dalam diri anak agar anak mampu melaksanakan segala sesuatunya
dengan kemampuannya sendiri yang dominan, dimana anak tersebut mampu menyelesaikan

tugas dengan kemampuannya tanpa di dominasi bantuan dari orang lain.


Kemandirian pada remaja lebih mengarah tindakan yang melibatkan hati dan pemikirannya
(psikis). Hal ini diperkuat pernyataan ahli perkembangan yang menyatakan: "Berbeda dengan
kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri,
mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis,
seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya".
Memberikan kesempatan pada remaja untuk menentukan pilihan-pilihan sederhana akan
menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya sehingga seterusnya ia akan mampu memutuskan
perkara yang lebih pelik.
1. Karakteristik perkembangan kemandirian pada anak
Kemandirian pada anak di usia-usia tertentu di tandai dengan beberapa perilaku anak, yaitu:
1. Usia 1-2 tahun : anak mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa
tumpah, mulai
makan sendiri dengan
menggunakan sendok.
2. Usia 2-3 tahun : memberitahu orang dewasa kala ingin buang air
3. Usia 3-4 tahun : anak mampu ke kamar mandi sendiri
4. Usia 5-7 tahun : anak mampu berpakaian sendiri, mengikat simpul
tali sepatu.
5. Usia 8-10 tahun :anak sudah mamapu membenahai peralatan
pribadinya
seperti menyiapkan buku sesuai jadwal
pelajaran, mampu memenuhi kebutuhan
sendiri
seperti, memasaka mi instan saat orang orang tua
tidak di rumah.
2.

Faktor yang mempengaruhi kemandirian anak dan remaja


Kemandirian merupakan aspek yang berkembang di dalam diri seseorang, bentuknya
beragam karena dipengaruhi oleh hal yang beragam pula. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kemandirian anak dan remaja:
a. Gen atau keturunan orang tua
b. Pola asuh
c. Sistem pendidikan di sekolah
d. Sistem kehidupan di masyarakat
3.

Orientasi karier pada anak dan remaja


Oreintasi karier pada anak dan remaja merupakan tahap dimana anak dan remaja dikenalkan
dengan dunia yang akan digelutinya kelak. Pengenalan dan pemahaman anak terhadap cita-cita
harus dikenalkan sejak dini, sehingga akan segera diketahui apa yang menjadi bakat dan minat
mereka sehingga guru dan orang tua dapat mengarahkan ke jalan yang tepat sejak awal dimana
kemampuan intelektual sang anak sedang maju dengan pesat.
4. Factor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Karier Anak dan Remaja
Factor yang mempengaruhi perkembangan karier anak dan remaja dibagi menjadi
dua bagian:
1. Faktor Internal
a. Motivasi dalam diri anak sendiri
b. Kesadaran anak pada kemampuan dan minat yang dimiliki
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga.
b. Pendidikan Sekolah.
c. Lingkungan sekitar, baik itu teman sebaya ataupun media informasi
Diposkan 14th December 2012 oleh mayang sari

Tambahkan komentar

3.
DEC

14

Tugas-Tugas Perkembangan Remaja


Tugas Perkembangan Remaja
Havigrust (dalam Muhammad Ali, 2008: 171) mendefinisikan tugas perkembangan adalah
tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika
berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan
tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan
kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku
kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara
dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (dalam Muhammad Ali,
2008 : 10) adalah :

Tugas Perkembangan Remaja


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mampu menerima keadaan fisiknya;


Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis;
Mencapai kemandirian emosional;
Mencapai kemandirian ekonomi;
Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua;
Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa;
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;
Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Read more: REMAJA >> Tugas Perkembangan Remaja | belajarpsikologi.com
Diposkan 14th December 2012 oleh mayang sari
0

Tambahkan komentar

4.
DEC

14

Perkembangan Moral pada Remaja

Masa remaja adalah periode di mana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai
fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri
mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri
dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka,
misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil
pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa
bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan
mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis,remaja akan lebih banyak
melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini
diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya
kenyataan lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa
ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia
menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu
lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena
mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai
dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan
dan merekonstruksi pola pikir dengan kenyataan yang baru. Perubahan inilah yang seringkali
mendasari sikap pemberontakan remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini
diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral
yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik.pada masa remaja ia akan mempertanyakan
mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin
korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik
nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah
masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak
lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanakkanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang
logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.
Peranan orangtua atau pendidik sangat besar dalam memberikan alternatif jawaban dari
hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan
memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan
memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan
bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari
jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika
lingkungan baru memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang
diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.
Diposkan 14th December 2012 oleh mayang sari
1

Lihat komentar

5.

DEC

14

Perkembangan Kognitif pada Remaja

Menginjak masa puber, seorang remaja akan mengalami perkembangan kognitif atau
kemampuan berpikir. Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang
ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan
operasi formal (period of formal operations). Idealnya, seorang remaja sudah mempunyai pola
pikir sendiri. Di antaranya yang bisa digambarkan yaitu:
1.
2.

Mulai bisa berpikir logis tentang suatu gagasan yang abstrak


Mulai bisa membuat rencana, strategi, membuat keputusan, memecahkan
masalah serta mulai memikirkan masa depan

3.

Muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau

4.
5.

permasalahan

Belajar berinstropeksi diri


Wawasan berpikirnya semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati
diri atau identitas
Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tapi juga akan mengadaptas informasi
tersebut dengan pemikirannya sendiri. Namun pada kenyataannya, di negara-negara
berkembang (termasuk Indonesia), masih banyak sekali remaja (bahkan orang dewasa juga lho)
yang belum mampu berpikir dewasa. Sebagian masih memiliki pola pikir yang sangat sederhana.
Hal ini terjadi karena sistem pendidikan di Indonesia banyak menggunakan metode belajar
mengajar satu arah atau ceramah, sehingga daya kritis belajar seorang anak kurang terasah.
Bisa juga pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja seperti anak-anak
sehingga mereka tidak punya keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan
usianya.
Seharusnya seorang remaja harus sudah mencapai tahap perkembangan pemikiran abstrak
supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk
menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

Anda mungkin juga menyukai