Anda di halaman 1dari 25

PERATURAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN


2017
TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
BIDAN

Pengurus daerah ikatan bidan indonesia


Propinsi jawa barat
Bandung, September 2018
PENDAHULUAN
Latar belakang

a. Untuk melindungi masyarakat penerima


pelayanan kesehatan, setiap tenaga
kesehatan yang akan menjalankan
praktik keprofesiannya harus memiliki izin
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Bidan merupakan salah satu dari jenis tenaga
kesehatan yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelayanan asuhan
kebidanan sesuai dengan bidang keahlian
yang dimiliki;
c. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan perlu disesuaikan
dengan perkembangan dan kebutuhan hukum;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan;
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Standar Profesi Bidan
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK BIDAN.
PERMENKES 28 TAHUN 2107

TERDIRI DARI VIII


50 PASAL
LAMPIRAN
CONTOH STR
CONTOH SIPB
FORMULIR

DIUNDANGKAN D JAKARTA
PADA TANGGAL 13 JULI 2017
BAB I : KETENTUAN UMUM  PASAL 1
BAB II : PERIZINAN
BAGIAN KESATU KUALIFIKASI BIDAN  PASAL 2
BAGIA KEDUA : STRB  PASAL 3 DAN 4
BAGIAN KETIGA : SIPB  PASAL 5 SD PASAL 14
BAB III : PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN
BAGIAN KESATU UMUM  Pasal 15 sd 17
BAGIAN KEDUA : KEWENANGAN  PASAL 18 SD 21
BAGIAN III : PELIMPAHAN KEWENANGAN  pasal 22 sd 29
BAB IV : PRAKTEK MANDIRI BIDAN  PASAL 30 SD 44
BAB V : PENCATATAN DAN PELAPORAN  PASAL 45
BAB VI : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN  PASAL 46
BAB VII : KETENTUAN PERALIHAN  PASAL 47 SD 48
BAB VIII : KETENTUAN PENUTUP  PASAL 49 SD 50
LAMPIRAN
PERSYARATAN PRAKTEK MANDIRI BIDAN
A. PERSYARATAN BANGUNAN TEMPAT PRAKTEK
PERSYARATAN RUANG PRAKTEK
1. Ruang tunggu
2. Ruang periksa
3. Ruang tindakan
4. Ruang Nifas/rawat inap ibu dan bayi
5. WC/Kamar Mandi
6. Ruang lainnya bila difungsikan untuk pemroresan alat dan pengelolaan
limbah
B. PERSYARATAN PRASARANA
C. Formulir
I  Instrumen penilaian Praktek Mandiri Bidan
II  Contoh STR
III  Permohonan SIPB
IV  Cpntoh SIPB
V Surat pesanan Obat
PERMENKES 1464 TAHUN 2010 PERMENKES 28 TAHUN 2017

1.BAB I : KETENTUAN UMUM


2.BAB II : PERIZINAN
3.BABIII :PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN
1.BAB I : KETENTUAN UMUM 4.BAB IV : PRAKTIK MANDIRI BIDAN
5.BAB V : PENCATATAN DAN PELAPORAN
2.BAB II : PERIZINAN
6.BAB VI : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
3.BABIII :PENYELENGGARAAN PRAKTEK 7.BAB VII : KETENTUAN PERALIHAN
4.BAB IV : PENCATATAN DAN PELAPORAN 8.BAB VIII : KETENTUAN PENUTUP
9.LAMPIRAN : A. PERSYARATAN BANGUNAN TEMPAT PRAKTEK
5.BAB V : PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PERSYARATAN RUANG PRAKTEK
6.BAB VI :KETENTUAN PERALIHAN B. PERSYARATAN PRASARANA
C. PERSYARATAN PERALATAN
7.BAB VII : KETENTUAN PENUTUP D. PERSYARATAN OBAT DAN BAHAN HABIS
TERDIRI DARI 30 PASAL PAKAI

TERDIRI DARI 50 PASAL


PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

KURIKULUM KOMPETENSI KEWENANGAN

SPESIALIS
P ROFESI DOKTOR (S3)

SARJANA MAGISTER (S2)


DIP LOMA
(S1)

Pendidikan Pendidikan Pendidikan


vokasi akademik profesi
PROFESIONALISME NAKES MELALUI PROSES SERTIFIKASI,
REGISTRASI & LISENSI

UU NO. 36/2009
INSTITUSI
INSTITUSI
PENDIDIKAN
PEMBERI IZIN
SERTIFIKASI KKI/KTKI
KAB/KOTA
Lulus Pendidikan
REGISTRASI
LISENSI
Uji Kompetensi

S TR S
Sertifikat STRB IP
Kompetensi SIPB
Pendidikan Memiliki organisasi dan
Vokasi/Profesi etika profesi

Bedasarkan pendidikan
STRB dan SIPB
Sertifikat Kompetensi
Diregistrasi dan dilisensi (Kompetensi dan
Kewenangan)
“Pendidikan Kebidanan berkelanjutan

Pelaksanaan praktik Bekerja berdasarkan standar


Kebidanan

Praktik mandiri bidan


Fasyankes lain: Klinik, Puskesmas, HUBUNGAN
Rumah Sakit DENGAN PASIEN
1. fotokopi STRB yang masih berlaku dan
dilegalisasi asli;
2. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki
2 STRB surat izin praktik;
3. surat pernyataan memiliki tempat praktik;
4. surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan
2 SIPB PERSYARATAN Kesehatan tempat Bidan akan berpraktik;
5. pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 4X6
cm (empat kali enam sentimeter) sebanyak 3 (tiga)
1 SIPB BERLAKU lembar;
UNTUK 1 6. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan
FASYANKES kabupaten/kota setempat; dan
7. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
SIPB dinyatakan tidak SIPB BERLAKU SELAMA 5
berlaku dalam hal 1 TAHUN

1.Tempat praktik tidak sesuai BIDAN WNA HARUS MEMILIKI SERKOM,


lagi dengan SIPB STR SEMENTARA, DAN SIPB
2.Masa berlaku STRB telah habis 2 EVALUASI KOMPETENSI
dan tidak diperpanjang SIPB BERLAKU SATU TAHUN
3.dicabut oleh pejabat yang
berwenang memberikan izin
4.Bidan meninggal dunia
EVALUASI KOMPETENSI
3 STRB DAN SIPB

PIMPINAN FASYANKES DILARANG


MEMPEKERJAKAN BIDAN YANG
4 TIDAK MEMILIKI SIPB
PRAKTIK
MANDIRI VISITASI
KLINIK BIDAN
BIDAN DI
PUSKESMAS

RUMAH
SAKIT/ PUSKESMAS
FASYANKE S BIDAN DESA
LAIN

IZIN 1. Pada satu desa/kelurahan sesuai


FASYANKES dengan tempat tinggal dan
2 SIP, SIPB PUSKESMAS &
penugasan dari Pemerintah Daerah
2. Tidak bergabung dengan praktik SIPB PRAKTIK MANDIRI
bidan desa
3. Diluar waktu praktik bidan desa
KEWENANGAN
PELIMPAHAN KEWENANGAN

IBU 1. PENUGASAN DARI PEMERINTAH


SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
2. PELIMPAHAN KEWENANGAN
ANAK SECARA MANDAT DARI DOKTER

KESPRO
DAN KB
PELAYANAN KESEHATAN IBU

• Konseling masa sebelum hamil


Masa sebelum hamil,
• ANC kehamilan normal • Ibu menyusui
masa hamil, masa
• Persalinan normal • Konseling antar 2
persalinan, masa
• Bufas normal kehamilan
nifas, masa menyusui,
dan masa antara dua
kehamilan
1. Episiotomi 8. IMD dan ASI ekslusif
2. Pertolongan persalinan 9. Pemberian uterotonika pada
normal manajemen aktif kala III dan
3. Penjahitan luka jalan lahir postpartum
tk 1 dan II
4. Penanganan gawat darurat, 10. Penyuluhan dan konseling
dan perujukan 11. Bimbingan pada kel. Bumil
5. Pemberian tab Fe Bumil 12. Surat ket. Kehamilan dan
6. Pemberian Vit A do tinggi kelahiran
Bufas
PELAYANAN KESEHATAN ANAK

a. Pelayanan neonatal esensial


b. Penanganan kegawatdaruratan dan
rujukan
Bayi baru lahir, bayi, c. Pemantauan tumbang bayi,
anak balita, dan anak balita dan prasekolah
prasekolah
d. Konseling dan penyuluhan
PELAYANAN KESPRO PEREMPUAN DAN KB

a. PENYULUHAN DAN KONSELING KESEHATAN


REPRODUKSI PEREMPUAN DAN KELUARGA
BERENCANA
b. PELAYANAN KONTRASEPSI ORAL, KONDOM,
DAN SUNTIKAN
PELAYANAN BERDASARKAN
PENUGASAN DARI PEMERINTAH
sertifikat Kewenangan berdasarkan
program pemerintah
Kewenangan sesuai
PELATIHAN dengan pelatihan yang
diberikan
Kewenangan karena tidak ada
tenaga kesehatan lain di tempat
bidan bertugas
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah Penetapan dari kepala dinas
bersama organisasi profesi kesehatan Kab/Kota Keadaan tidak ada tenaga
ditetapkan oleh kadis kab/kota
Kewenangan tidak berlaku jika
telah ada nakes yang sesuai
PELIMPAHAN WEWENANG MELAKUKAN TINDAKAN
PELAYANAN KESEHATAN SECARA MANDAT DARI
DOKTER

hanya dapat diberikan dalam Tindakan yang dilimpahkan Pelaksanaan tindakan yang
keadaan di mana terdapat termasuk dalam kompetensi dilimpahkan tetap di bawah
kebutuhan pelayanan yang yang telah dimiliki oleh Bidan pengawasan dokter pemberi
penerima pelimpahan pelimpahan
melebihi ketersediaan dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama tersebut PELIMPAHAN TINDAKAN
PELAYANAN KESEHATAN

Tindakan yang dilimpahkan


tidak termasuk mengambil Tindakan yang
TERTULIS oleh dokter di keputusan klinis sebagai dasar dilimpahkan tidak
fasyankes bidan bekerja pelaksanaan tindakan bersifat terus menerus

tanggung jawab dokter pemberi mandat, sepanjang pelaksanaan


tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan
KEWAJIBAN DAN HAK
KEWAJIBAN HAK

1. Menghormati hak pasien


2. Memberikan informasi tentang masalah
kesehatan pasien dan pelayanan yang 1.Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
dibutuhkan melaksanakan pelayanannya sesuai dengan standar
3. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur
4. Meminta persetujuan tindakan operasional
5. Menyimpan rahasia pasien 2.Memperoleh informasi yang lengkap dan benar
6. Melakukan asuhan kebidanan dan npelayanan dari pasien dan/atau keluarganya
lain sec. Sistematis 3.Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan dan kewenangan
8. Pemberian 4.Menerima imbalan jasa profesi
9. Mengikuti perkembangan iptek melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya
PRAKTIK MANDIRI BIDAN
PAPAN NAMA
PENCATATAN DAN
LOKAS I BANGUNAN PELAPORAN KE
PUSKESMAS

PENILAIAN
OLEH DINKES
PERSYARATAN
OBAT DAN Untuk pelayanan antenatal,
BAHAN PRASARANA persalinan normal,
HABIS penatalaksanaan bayi baru lahir,
PAKAI nifas, KB, penanganan awal
gadar kebidanan dan bayi baru
lahir

PERALATAN
Surat pemesanan

APOTEK
Praktik Mandiri Bidan yang telah terselenggara berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan tetap dapat
menyelenggarakan pelayanan sampai habis masa berlakunya
izin

Praktik Mandiri Bidan yang diselenggarakan berdasarkan


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan, harus menyesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun
sejak Peraturan Menteri ini diundangkan

Proses permohonan SIPB baru atau perpanjangan SIPB


Bidan desa yang telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan Menteri yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan Peraturan
Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
Penyelenggaraan Praktik Bidan, dan tempat praktiknya di tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, dan
desa/kelurahan belum mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini, diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap
harus menyesuaikan diri paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan diproses berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Menteri ini diundangkan 1464/MENKES/PER/X/2010

Anda mungkin juga menyukai