Abstrak
Preeklampsia dengan komplikasi merupakan penyakit obstetri dengan prevalensi tertinggi di Indonesia sehingga dapat
meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Penyakit ini dikenal sebagai the disease of theory
dikarenakan belum terdapatnya teori yang mampu menjelaskan faktor risiko penyakit ini secara jelas. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui prevalensi kejadian preeklampsia dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
periode 1 Januari 2015 - 31 Desember 2017 sekaligus menganalisis faktor risiko yang mempengaruhinya. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder
rekam medik ibu bersalin di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sampel penelitian terdiri dari 117 ibu bersalin
dengan PDK dan 183 ibu bersalin non-PDK. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik biner
metode Enter pada aplikasi SPSS. Prevalensi kejadian preeklampsia dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode 1 Januari 2015–31 Desember 2017 adalah 14,45%. Hasil analisis bivariat menunjukan usia
maternal (p=0,000; PR=2,229; CI 95%: 2,556–7,212), IMT (p=0,000; PR=2,167; CI 95%: 1,525-3,080), riwayat hipertensi
dalam kehamilan (p=0,000; PR=3,597; CI 95%: 2.860–4.523), dan jumlah paritas (p=0,007; PR=0,618; risk=1,618; CI
95%: 0.43– 0.883) memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian preeklampsia dengan komplikasi. Pekerjaan
(p=0,065), jarak kehamilan (p=0,458), dan riwayat penyakit maternal (p=0,573) memiliki hubungan yang tidak
signifikan terhadap kejadian tersebut. Hasil analisis multivariat menunjukkan usia maternal, pekerjaan, IMT, jarak
kehamilan, dan riwayat hipertensi dalam kehamilan memiliki probabilitas sebesar 74,5% terhadap kejadian
preeklampsia dengan komplikasi. Prevalensi kejadian preeklampsia dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
masih relatif tinggi, dan faktor risiko yang paling signifikan terhadap kejadian tersebut adalah riwayat hipertensi dalam
kehamilan.
Abstract
Prevalence and risk factors of preeclampsia with complication in RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
(Prevalence study years of 2015, 2016, 2017). Preeclampsia with complications is an obstetric disease with the
highest prevalence in Indonesia, that it can cause an increase the mortility and morbidity rates of maternal dan infant.
This disease is known as “the disease of theory” because there is no theory that can explain the etiopathogenesis and
risk factors of this disease clearly. This study aims to determine the prevalence of preeclampsia with complications in
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang period 1st January 2015 – 31st December 2017 and analyze the risk factors
that influence it. This study was an analytic observational study with cross sectional design. This study used medical
record of parturition woman at RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. The study sample amount was 117 samples
of parturition womans with PDK and 183 samples of parturition womans without PDK. The analysis used Chi-square
test and binary logistic regression with the Enter method on IBM SPSS statistic. The prevalence of preeclampsia with
complications in RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang from 1st January 2015 to 31st December 2017 was 14.45%.
14
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
The result of bivariate analysis shows that maternal age (p = 0,000; PR = 2,229; CI 95%: 2,556-7,212), BMI(p=0,000;
PR=2,167; CI 95%: 1,252-3,080), history of hypertension in pregnancy (p = 0,000; PR = 3,597; CI 95%: 2,860-4,523), and
parity (p=0,007; PR=0,618; risk = 1,618; CI 95%: 0.43–0.883) has significant association with preeclampsia with
complications. Job status (p=0.065), pregnancy interval (p= 0.458), and history of maternal disorder (p= 0.573) has a
non-significant association with this disease. The results of multivariate analysis show that maternal age, job status,
BMI, pregnancy interval, and history of hypertension in pregnancy are the most significant risk factors of preeclampsia
with complications (probability=74,5%). The prevalence of preeclampsia with complication in RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang was still relatively high and the most significant risk factor for this disease was history of
hypertension in pregnancy.
SJM (2019) 15
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
jumlah kejadian terbanyak di Bagian Obstetri komplikasi, yang telah memenuhi kriteria
dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin inklusi dan ekslusi di Bagian Obstetri dan
Palembang. Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Preeklampsia dengan komplikasi adalah Palembang periode 1 Januari 2015 – 31
keadaan meningkatnya tekanan darah wanita Desember 2017. Sampel yang dibutuhkan
hamil diatas 160/110 mmHg disertai pada penelitian ini dalam setahun ialah
proteinuria pada usia kehamilan 20 minggu sebesar 89 sampel, sementara sampel yang
atau lebih.10 Penyakit ini merupakan penyakit dibutuhkan dalam penelitian ini ialah sebesar
multifaktorial yang memiliki beragam faktor 267 sampel. Sampel penelitian didapatkan
risiko, meliputi: usia ibu, berat badan berlebih, dengan menggunakan metode probability
kelainan ginjal, riwayat persalinan, gangguan sampling dengan teknik simple random
plasenta, riwayat preeklampsia pada sampling.
kehamilan sebelumnya, riwayat penyakit Data yang digunakan didalam penelitian
keluarga, dan masih banyak faktor risiko berasal dari data sekunder rekam medik di
lainnya.1 Preeklampsia dengan komplikasi Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.
dikenal pula sebagai the disease of theory Mohammad Hoesin Palembang. Data yang
dikarenakan belum terdapatnya teori yang diperoleh dianalisis secara bivariat
mampu menjelaskan etiologi dan patogenesis menggunakan uji chi-square, dan multivariat
penyakit ini secara jelas. Hal ini berdampak menggunakan regresi logistik biner dengan
dengan beragamnya kualitas dan teknik metode enter menggunakan aplikasi SPSS.
penanganan preeklampsia dengan komplikasi
oleh praktisi dan rumah sakit di Indonesia.8,11 3. Hasil
Penelitian ini bertujuan untuk Faktor risiko yang diteliti pada penelitian
mengetahui prevalensi dan hubungan faktor ini meliputi usia, pekerjaan, indeks massa
risiko terhadap kejadian preeklampsia dengan tubuh, jumlah paritas, jarak kehamilan,
komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin riwayat hipertensi dalam kehamilan, riwayat
Palembang periode 1 Januari 2015 – 31 penyakit maternal dan riwayat antenatal care
Desember 2017. (ANC).
SJM (2019) 16
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
berisiko dan tidak berisiko (terdapat yang tidak berisiko. Tabel 3 menunjukkan
hubungan yang signifikan antara usia ibu dan hubungan antara pekerjaan dengan kejadian
kejadian PDK di RSUP Dr. Mohammad Hoesin preeklampsia dengan komplikasi, Setelah
Palembang periode 1 Januari 2015 – 31 melakukan analisis bivariat menggunakan uji
Desember 2017). chi-square didapatkan p value = 0,065 (p>α,
α=0,050) dan nilai PR = 1,384 (PR>1 = faktor
Tabel 2. Distribusi subjek berdasarkan faktor risiko risiko), sehingga dapat disimpulkan terdapat
kejadian preeklampsia dengan komplikasi
hubungan yang tidak signifikan secara statistik
Faktor Risiko Frekuensi antara pekerjaan ibu dan kejadian PDK di
n % RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Usia periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2017.
Berisiko: Usia ≥ 35 tahun 94 31,3
Tidak berisiko: Usia < 35 tahun 206 61,0 Tabel 4. Hubungan IMT ibu dengan kejadian
Pekerjaan preeklampsia dengan komplikasi
Bekerja 62 20,7
Tidak bekerja 238 79,3 IMT PDK Bukan PDK P value PR (95%CI)
IMT n % n %
Berisiko: IMT ≥ 25 kg/m2 175 75,0 Berisiko 88 50,3 87 49,7 0,000 2,167
Tidak Berisiko 29 23,2 96 76,8 (CI 95%: 1,525
Tidak berisiko: IMT < 25 kg/m2 125 25,0
– 3,080)
Jumlah Paritas Total 117 39,0 183 61,0
Berisiko: Nulipara 98 32,7
Tidak berisiko: Primipara dan 202 67,3 Tabel 4 menunjukkan hubungan antara
Multipara
Jarak Kehamilan
IMT dengan kejadian preeklampsia dengan
Berisiko: <2 atau >5 tahun 178 59,3 komplikasi. Pada uji chi-square didapatkan p
Tidak berisiko : 2-5 tahun 122 40,7 value sebesar 0,000 (p<α, α=0,050), sehingga
Riwayat Hipertensi Dalam dapat disimpulkan terdapat perbedaan
Kehamilan proporsi kejadian PDK antara ibu yang
Ada 61 20,3
memiliki IMT yang berisiko dan tidak berisiko.
Tidak ada 239 79,7
Riwayat Penyakit Maternal
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai
Ada 83 27,7 PR=2,167 (PR>1 = faktor risiko), yang
Tidak ada 217 72,3 mengartikan ibu yang memiliki IMT berisiko
mempunyai risiko 2,167 kali lebih besar untuk
Tabel 3. Hubungan usia ibu dengan kejadian
menderita PDK dibandingkan ibu dengan IMT
preeklampsia dengan komplikasi
yang tidak berisiko.
Usia PDK Bukan P value*
Ibu PDK Tabel 5. Hubungan jumlah paritas ibu dengan
n % n % kejadian preeklampsia dengan komplikasi
Berisiko 59 62,8 35 37,2 0,000
Tidak berisiko 58 28,2 148 71,8
Jumlah PDK Bukan PDK P PR (95%CI)
Pekerjaan Paritas value
Bekerja 31 50 31 50 0,065 n % n %
Tidak Bekerja 86 36,1 152 63, Berisiko 7 7,6 1 2,4 0,007 0,618 (CI 95%:
9 Tidak 0 4,6 12 5,4 0.433– 0.883)
Total 117 39 183 61 Berisiko
Total 17 9,0 83 1,0
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai
PR=2,229 (PR>1 = faktor risiko), yang Tabel 5 menunjukkan hubungan antara
mengartikan ibu yang memiliki usia berisiko jumlah paritas dengan kejadian preeklampsia
mempunyai risiko 2,229 kali lebih besar untuk dengan komplikasi Pada uji chi-square
menderita PDK dibandingkan ibu dengan usia didapatkan p value sebesar 0,003 (p<α,
SJM (2019) 17
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
SJM (2019) 18
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
Seperti yang ditunjukkan pada tabel 9 medik dengan kejadian PDK sangat banyak
didapatkan variabel yang paling berpengaruh ditemukan.
terhadap kejadian PDK adalah riwayat
hipertensi dalam kehamilan dengan kekuatan 4.1 Usia maternal
hubungan dengan kejadian PDK sebesar Usia maternal (<20 dan >35 tahun),
41,694. Dengan rumus probabilitas merupakan salah satu faktor terjadinya
didapatkan nila probabilitas sebesar 74,5% preeklampsia dengan komplikasi pada ibu
sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang hamil. Wanita hamil dengan usia diatas 35
ibu yang memiliki usia diatas 35 tahun, IMT > tahun akan mengalami perubahan fisiologis
25 kg/m2, memiliki pekerjaan tetap, jarak tubuh seperti vasospasme, aktivasi berlebihan
kehamilan <2 dan >5 tahun, serta memiliki sistem koagulasi dan gangguan hormonal.13
riwayat hipertensi dalam kehamilan memiliki Seiring meningkatnya usia, stress oksidatif
peluang 74,5% untuk terkena penyakit PDK. yang meningkat akan berperan dalam
pembentukan radikal hidroksil yang
4. Pembahasan merupakan senyawa oksidan. Senyawa
Prevalensi kejadian preeklampsia dengan tersebut dapat merusak membran sel yang
komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin mengandung banyak asam lemak tidak jenuh,
Palembang pada tahun 2013 adalah sebesar sehingga akan membentuk peroksidase lipid
20,2%.9 Prevalensi di tempat penelitian yang yang bersifat toksik. Peroksidase lipid tersebut
sama pada tahun 2015 adalah sebesar akan merusak membran nukleus dan protein
19,2%.12 Pada penelitian ini, didapatkan sel endotel.10 Hal ini akan berpengaruh
prevalensi preeklampsia dengan komplikasi di terhadap cedera endotel atau yang biasa
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang disebut sebagai disfungsi endotel vaskular.
periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2017 Disfungsi endotel tersebut berperan besar
ialah sebesar 14,45%. Untuk prevalensi dalam terjadinya tekanan darah tinggi pada
preeklampsia dengan komplikasi pada tahun preeklampsia. Disfungsi endotel
2015 ialah sebesar 19,2%, tahun 2014 sebesar mengakibatkan gangguan metabolisme
8,3%, dan tahun 2017 sebesar 18,3%. Hal ini vasodilator prostasiklin (PGE2), dikarenakan
menujukkan prevalensi preeklampsia dengan prostasiklin diproduksin oleh sel endotel.
komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Dampak dari gangguan tersebut ialah
Palembang pada 5 tahun terakhir cenderung berkurangnya produksi prostasiklin sebagai
berubah naik dan turun antara rentang 8,3 – vasodilator kuat. Selain itu akan terjadi
20,2%. Sementara bila dibandingkan dengan agregasi sel trombosit pada sel endotel yang
prevalensi di RS pada beberapa daerah lain di rusak, hal ini akan menyebabkan produksi
Indonesia, prevalensi kejadian preeklampsia berlebihan vasokonstriktor tromboksan
dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad (TXA2). Pada preeklampsia dengan komplikasi
Hoesin Palembang menunjukkan angka yang kadar tromboksan jauh lebih tinggi
relatif tidak jauh berbeda. Penurunan dibandingkan kadar prostasiklin sehingga
prevalensi yang drastis pada tahun 2016, terjadi vasokonstriksi terus menerus dan
kemungkinan besar dikarenakan terdapatnya peningkatan tekanan darah. Selanjutnya
kesalahan pemasukan data dari berkas rekam disfungsi endotel akan menyebabkan
medik ke sistem komputerisasi di Instalasi gangguan yang lebih luas seperti perubahan
Rekam Medik RSMH. Peneliti dapat strukrur sel endotel kapiler glomerulus
menyimpulkan hal tersebut, dikarenakan (glomerular endotheliasis), peningkatan
ketika proses pengambilan data, berkas rekam produksi endotelin sebagai bahan
vasospresor, peningkatan permeabilitas
SJM (2019) 19
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
kapiler yang ditandai dengan edema organ perubahan sesuai dengan fisiologi kehamilan.
dan proteinuria, serta terjadinya peningkatan Hal ini akan berdampak pada kerja jantung
faktor koagulasi pada sirkulasi.1 yang semakin berat untuk memenuhi
Hasil analisis statistik didapatkan p value kebutuhan selama proses kehamilan
sebesar 0,000 (p<α, α=0,050), sehingga dapat ditambah dengan beban fisik yang berat.
disimpulkan terdapat hubungan yang Wanita hamil masih tetap diperbolehkan
signifikan antara usia ibu dan kejadian untuk bekerja dan beraktivitas asalkan tidak
preeklampsia dengan komplikasi di RSUP Dr. melelahkan dan tidak berisiko terhadap
Mohammad Hoesin Palembang periode 1 kehamilannya.15 Seorang wanita hamil yang
Januari 2015 – 31 Desember 2017. Dari hasil memiliki aktivitas fisik yang berat akan
analisis diperoleh pula nilai PR=2,229, yang mengalami peningkatan risiko terjadi
mengartikan bahwa usia maternal merupakan preeklampsia sebesar 4,173 kali dibandingkan
salah satu faktor risiko terjadinya dengan wanita hamil yang beraktivitas fisik
preeklampsia dengan komplikasi, dimana ibu ringan atau tidak memiliki pekerjaan tetap.16
yang memiliki usia berisiko mempunyai risiko Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian
2,229 kali lebih besar untuk menderita ini, dimana pada penelitian didapatkan p
preeklampsia dengan komplikasi value sebesar 0,065 (p>α, α=0,050), sehingga
dibandingkan ibu dengan usia yang tidak dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
berisiko. tidak signifikan secara statistik antara
Hasil penelitian ini sama dengan hasil pekerjaan ibu dan kejadian preeklampsia
penelitian sebelumnya dimana terdapat dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad
hubungan yang bermakna signifikan antara Hoesin Palembang periode 1 Januari 2015 –
usia ibu dan kejadian preeklampsia dengan 31 Desember 2017.
komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang pada tahun 2015 dengan p-value 4.3 Indeks masa tubuh
sebesar 0,034.14 Namun berbeda dengan hasil Dampak obesitas pada kehamilan
penelitian lainnya dimana terdapat hubungan menyebabkan penumpukan lemak dengan
yang tidak signifikan antara usia ibu dengan tanda seperti kadar LDL dan trigliserida yang
kejadian preeklampsia dengan komplikasi tinggi. Penumpukan lemak tersebut sering
pada tempat dan tahun penelitian yang ditemukan pada glomerulus ginjal sehingga
sama.12 Perbedaan hasil penelitian ini bisa dapat menyebabkan lesi yang berhubungan
dikarenakan perbedaan jumlah sampel dan dengan keruskan ginjal dan eksresi protein
perbedaan batasan umur sebagai media pada urin (proteinuria). Tingginya kadar
analisis, dimana Pakpahan, dkk. menggunakan trigliserida juga akan meningkatkan risiko
batasan usia yang berisiko dibawah 20 tahun kelainan pembuluh darah plasenta yang akan
dan diatas 35 tahun. merangsang terjadinya thrombosis,
atherosceloris pada arteri spiralis, dan
4.2 Pekerjaan kelainan endotel yang mencerminkan tingkat
Pekerjaan yang memiliki beban fisik yang keparahan hipertensi dan proteinuria pada
tinggi merupakan salah satu faktor terjadinya penderita preeklampsia dengan komplikasi.17
preeklampsia dengan komplikasi pada ibu Penyebab preeklampsia dengan
hamil. Aktivitas pekerjaan sehari- hari akan komplikasi pada obesitas lainnya adalah
mempengaruhi kinerja otot, peredaran darah terdapatnya molekul fibronectin yang berlebih
dan sistem organ tubuh. Seiring pada ibu dengan IMT yang tergolong obesitas.
bertambahnya usia kehamilan, peredaran Fibronectin merupakan suatu molekul
darah wanita hamil akan mengalami
SJM (2019) 20
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
glikoprotein yang terdapat pada matriks wanita dengan kehamilan pertama. Wanita
ekstraselular, yang dihasilkan oleh sel epitel dengan kehamilan pertama akan terpapar vili
serta sel-sel endotel yang rusak.18 Diet juga korionik untuk pertama kalinya, sementara
diakitkan sebagai salah satu penyebab respon imun Human Leukocyte Antigen-G
terjadinya peningkatan stress oksidatif. Pada (hLA-G) belum sempurna terbentuk. Hal ini
orang dengan IMT yang tergolong obesitas, akan menyebabkan terganggunya invasi
kadar antioksidan dalam darahnya akan lebih trofoblas ke desidua arteri spiralis dan akan
rendah disebabkan karena rendahnya berdampak dengan terjadinya gangguan
konsumsi antioksidan atau tingginya konsumsi aktivitas remodelling pembuluh darah pada
makanan yang kaya karbohidrat dan lemak.19 peredaran darah uteroplasenta. Gangguan
Obesitas pada masa aterm akan remodeling ini akan menyebabkan
meningkatkan risiko preeklampsia dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan
komplikasi sebanyak 2,47 kali lipat berdampak dengan terjadinya kenaikan
dikarenakan obesitas berhubungan signifikan tekanan darah, peningkatan resistensi
dengan keadaan resistensi vaskular dan vaskular dan penurunan aliran darah pada
disfungsi endotel.20 sirkulasi uteroplasenta.22
Penelitian yang dilakukan pada empat Penelitian di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
puskemas di Manado yaitu di puskesmas Palembang tahun 2015 menunjukkan terdapat
Bahu, Teling Atas, Kombos, dan Tuminting. hubungan yang tidak signifikan secara statistik
Terjadi peningkatan risiko sebesar lima kali antara jumlah paritas dengan kejadian PDK
lipat untuk terjadinya preeklampsia dengan dengan p-value sebesar 0,874.12 Hasil tersebut
komplikasi pada ibu bersalin dengan IMT lebih berbeda dengan teori keilmuan dan hasil
dari 25 kg/m2.21 Hasil penelitian tersebut penelitian ini. Perbedaan tersebut bisa
sama dengan penelitian ini. Pada penelitian dikarenakan jumlah sampel penelitian dan
ini setelah dilakukan uji chi-square, rentan periode waktu penelitian yang
didapatkan p value sebesar 0,000 (p<α, berbeda.
α=0,050), sehingga dapat disimpulkan Pada penelitian ini setelah dilakukan uji
terdapat hubungan yang signifikan antara IMT chi-square pada analisis bivariat, didapatkan p
ibu dengan kejadian PDK di RSUP Dr. value sebesar 0,007 (p<α, α=0,050), sehingga
Mohammad Hoesin Palembang periode 1 dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
Januari 2015 – 31 Desember 2017. Dari hasil signifikan antara jumlah paritas dengan
analisis diperoleh pula nilai PR=2,167, yang kejadian PDK di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
mengartikan bahwa IMT > 25 kg/m2 Palembang periode 1 Januari 2015 – 31
merupakan faktor risiko kejadian Desember 2017. Dari hasil analisis diperoleh
preeklampsia dengan komplikasi dan memiliki pula nilai PR=0,618 (risk= 1,618), yang
risiko 2,167 kali lebih besar untuk menderita mengartikan bahwa jumlah paritas
preeklampsia dengan komplikasi. Hasil merupakan faktor protektif dengan risiko
tersebut mendukung teori yang berkembang, 1,618 kali lebih besar untuk tidak menderita
dimana semakin tingginya IMT ibu hamil maka preekampsia dengan komplikasi jika seorang
akan meningkat pulalah risiko preeklampsia ibu memiliki jumlah paritas tidak berisiko
dengan komplikasi. dibandingkan ibu dengan jumlah paritas yang
berisiko. Hasil ini mendukung teori keilmuan,
4.4 Jumlah paritas dimana kehamilan pertama akan
Preeklampsia secara umum disebut meningkatkan risiko terjadinya PDK.
sebagai penyakit kehamilan pertama,
dikarenakan angka kejadian yang tinggi pada
SJM (2019) 21
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
SJM (2019) 22
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
SJM (2019) 23
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
SJM (2019) 24
SJM, Volume 2 No.1, Januari 2019, Hal 14-25, DOI: SJM.v2i1.53
SJM (2019) 25