Anda di halaman 1dari 41

QUALITY-IMPROVEMENT EFFORT TO REDUCE

HYPOTHERMIA AMONG HIGH-RISK INFANTS ON A


MOTHER-INFANT UNIT

ANNINDITA KARTIKA FEBRI


Nama penulis dituliskan dengan gelar
Judul terdiri dari 12 kata Nama institusi dan alamat institusi jelas
Menarik Waktu publikasi dicantumkan
Tidak mengandung singkatan Situs internet untuk korespodensi
Terdapat variable penelitian dicantumkan
ABSTRACT
Abstrak terstruktur
Tidak mencantumkan kata kunci
Informatif
Tanpa singkatan
Terdiri dari 254 kata
LATAR BELAKANG
Prevalensi neonatal hipotermia (suhu per
rectal < 36.0°C) meningkat pada BBLR Intervensi yang dapat mengurangi
Hipotermia pada neonatal berhubungan hipoteria pada neonatal antara lain
(<2500 gram) dan Late Preterm Infants
dengan meningkatnya risiko neonatal adalah pengeringan langsung,
(LPIs)(usia kehamilan 34 – 36 6/7
hipoglikemia, distress respirasi, sepsis, penggunaan topi, plastik, dan immersion
minggu) karena adanya penurunan
asidosis metabolik, dan kematian tub-bathing
termoregulasi intrinsik dan peningkatan
rasio luas permukaan tubuh

Tujuan dari quality-Improvement (QI)  mengurangi insiden neonatal hipotermia di unit rawat gabung dengan
menerapkan multiple strategi termoregulasi khususnya pada rawat gabung untuk Late Preterm Infants (LPIs) dan/atau
Low Birth Weight Infant (LBW)
METODE
 Tempat Penelitian : rawat gabung di Children’s Hospital at Dartmouth-Hitchcock (CHaD)

 Tim pelayanan kesehatan yang terdiri atas dokter spesialis anak, perawat manager, perawat

spesialis unit klinis, beberapa perawat rawat gabung, dan mahasiswa kedokteran mengadakan

pertemuan setiap 2 bulan sekali untuk mengidentifikasi peningkatan pelayanan untuk

mencegah hipotermia pada neonatus.

 Pengembangan standar praktik pelayanan dengan 3 siklus plan –do-study-act (PDSA)


METODE
INTERVENSI
 Sebelum siklus PDSA dimulai, semua provider menerima email mengenai prosedur yang akan
dijalankan
 Audit setiap 2 minggu dilakukan oleh mahasiswa kedokteran dan dilaporkan kepada tim
hipotermia untuk memastikan bahwa intervensi yang diberikan sudah sesuai
 Populasi : semua neonatus rawat gabumg yang lahir di Dartmouth-Hitchcock Medical Center
in Lebanon, New Hampshire pada bulan Juli 2014 sampai bulan Agustus 2016
 Kriteria eksklusi :

- neonatus yang meninggal


- IUFD
- neonatus yang pindah ke NICU dalam 24 jam pertama kehidupan dengan indikasi selain
hipotermia
INTERVENSI
 Data kelahiran seperti jenis kelamin, usia kehamilan, berat badan lahir, waktu kelahiran dan
LOS diperoleh dari ERM
 Manual chart digunakan untuk mencatat suhu minimum dan maksimum dari neonatus selama
24 jam pertama kehidupan dan metode pengukuran yang digunakan (per aksila atau per rektal)
 Klasifikasi hipotermia menurut WHO:
 mild [36.0–36.5°C],
 moderate [32.0–35.9°C]
 severe[<32.0°C])

 Target intervensi pada penelitian ini : neonatus yang mengalami hipotermia moderate atau
severe hipotermia
 Primary outcome : proporsi bulanan neonatal hipotermia dalam 24 jam pertama kehidupan
INTERVENSI
 Proporsi neonatal hipotermia dalam 1 bulan = jumlah kejadian neonatal hipotermia/total neonatus)
 Data dibagi dalam 2 subgrup yaitu :
 Kelahiran LPIs dan/atau BBLR dalam rawat gabung (usia kehamilan 35 dan 36 6/7 minggu dan/atau BBL 1750
-2500 gram)
 Semua kelahiran

 Sebagai perbandingan, peneliti juga mengukur proporsi kejadian neonatal hipertermia dalam 24 jam
pertama kehidupan (suhu per rectal >37.5°C)/total neonatus
 Pengukuran dilakukan 2 kali sehari pada waktu yang sama dengan menggunakan thermometer infrared
digital yang sama
ANALISA DATA
 Traditional statistic (boxplots dan t test)
 R programming Language (R Foundation, Vienna, Austria)
 descriptive statistics
 Fisher’s exact tests for categorical data
 t tests for continuous data
 F test for analysis of variance.

 Statistical processcontrol (SPC) methods (p charts)


QI Macros package implemented in Microsoft Excel 2011 software (KnowWare International Inc,
Denver, CO)
ETHICAL CONSIDERATION
 The Dartmouth College Committee for the Protection of Human Subjects
HASIL PENELITIAN
 Selama Juli 2014 sampai September 2016 terdapat 2570 kelahiran yang dirawat di rawat
gabung
 Sebanyak 2161 kelahiran (84%) memenuhi kriteria inklusi
 Pre intervensi : 1005 kelahiran
 Post intervensi 1156 kelahiran

 Jumlah LPIs dan BBLR adalah 215 (10%)


 Pre intervensi : 110 kelahiran
 Post intervensi : 105 kelahiran
HASIL PENELITIAN

Tidak terdapat perbedaan demografi antara kelompok pre-intervensi dan kelompok post-intervensi
PRE INTERVENSI
POST INTERVENSI
P = .0006;
analysis of
variance F test

P = .0003
P =.019
DISKUSI
Kekuatan penelitian ini

 Terjadi penurunan angka kejadian neonatal hipotermi setelah 3 siklus PDSA dilakukan
 Tidak ada perlakukan lain selain intervensi dari PDSA seperti perubahan suhu ruangan dan/atau
pengaturan termostst atau bagaimana suhu diukur dan dicatat olleh perawat
 Karakteristik subjek penelitian similar (usia kehamilan, usia, BBL, dan LOS)
 Tercatat bahwa rata-rata suhu maksimum neonatal tidak meningkat secara signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa siklus PDSA yang diberikan tidak memiliki risiko terjadi neonatal hipertermi
 Kejadian hipotermia dilakukan dengan individual chart
 Pengukuran dilakukan secara per rektal di mana lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran per
aksila
 Jangka waktu yang digunakan cukup panjang yaitu 27 bulan
 QI team selalu mengadakan pertemuan rutin untuk memastikan siklus PDSA ini dilakukan sesuai
prosedur
DISKUSI
 Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar perawatan LPIs dan BBLR untuk dirawat di rawat
gabung
 Mengurangi penggunaan NICU
 Keterbatasan penelitian :
 Dilakukan dalam lingkup RS yang kecil dengan jumlah SDM sedikit sehingga koordinasi pelaksanaan
PDSA dapat dilakukan dan dimonitoring dengan lebih baik. Implementasi akan lebih sulit dilakukan
pada RS yang memiliki fasilitas dan SDM yang lebih banyak.
 Berlaku untuk RS yang memiliki rawat gabung
 Adanya kemungkinan perubahan suhu musiman yang bisa mempengaruhi hasil penelitian
KESIMPULAN
 QI ini dapat mengurangi kejadian neonatal hipotermia pada unit rawat gabung, khususnya
LPIs dan BBLR
 QI ini memberikan upaya pencegahan neonatal hipotermia dan dapat menurunkan potensial
penggunaan NICU dan penambahan SDM
 Perawatan bayi baru lahir akan lebih terfokus pada perawatan dengan keluarga
ACKNOWLEDGEMENT
 Bonny Whalen, MD
 Jennifer Benware, BSN, RNC-OB
 Sumithra Nair, MPH
 Haley Leavitt, MPH
 Erik Andrews, MD, MPH
 Greg Ogrinc, MD, MS
CRITICAL APPRAISAL SKILL
PROGRAMME
Tujuan penelitian ini cukup jelas, dapat dilihat pada abstrak di bagian latar belakang yaitu untuk mempelajari
efikasi dari quality-improvement dengan PDSA dalam upaya pencegahan hipotermi pada neonatus late
preterm dan BBLR di unit rawat gabung
Subjek penelitian diambil dari semua kelahiran yang dirawat di unit rawat gabung
selama bulan Juli 2014 sampai Agustus 2016
Terdapat kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas

YES
Audit team dan QI team selalu mengadakan pertemuan rutin untuk
memastikan siklus PDSA ini dilakukan sesuai prosedur
Semua subjek penelitian mendapatkan perlakuan yang sama
Pengukuran dilakukan 2 kali sehari pada waktu yang sama dengan menggunakan
thermometer infrared digital yang sama
Berdasarkan analisa data, tidak terdapat perbedaan demografi (umur kehamilan, BBL, LOS)
Adanya kemungkinan perubahan suhu musiman yang bisa mempengaruhi hasil penelitian
Tidak ada drop out dan lost to
follow up pada penelitian ini

Waktu penelitian selama 27 bulan


Quality-Improvement ini dapat mengurangi kejadian neonatal hipotermia pada unit rawat
gabung, khususnya LPIs dan BBLR
- Selama masa pre-intervensi, angka terjadinya hipotermia pada neonatus late preterm dan
BBLR 3 kali lebih besar dibandingkan dengan total neonatus yang dirawat di unit rawat
gabung (‍Fig 1; 29.1% vs 9.5%; P < .001)
- Tidak ada perbedaan bermakna terkait angka kejadian hipotermi antara neonatus late
preterm dan BBLR (‍Fig 1; 31.5% vs 8.4%; P = .684)
- Setelah dilakukan intervensi, rata-rata angka kejadian hipotermia pada neonatus late
preterm dan BBLR turun secara bermakna dari 29.8% menjadi 13.3% (P = .002)
PRE INTERVENSI
POST INTERVENSI
P = .0006;
analysis of
variance F test

P = .0003
P =.019
 Traditional statistic (boxplots dan t test)
 R programming Language (R Foundation, Vienna, Austria)
 descriptive statistics,
 Fisher’s exact tests for categorical data
 t tests for continuous data
 F test for analysis of variance.

 Statistical processcontrol (SPC) methods (p charts)


QI Macros package implemented in Microsoft Excel 2011 software (KnowWare International Inc, Denver,
CO)
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada tempat saya berkerja karena populasi rawat
gabung di sini juga meliputi neonatus late preterm dan BBLR. Sarana pra sarana yang
dibutuhkan juga tersedia
Hasil penelitian ini menguatkan beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai pencegahan kejadian
hipotermi pada neonatal dengan strategi termoregulasi.
Dapat mencegah terjadinya hipotermia pada neonatus late preterm dan BBLR di unit rawat
gabung. Menguatkan bukti bahwa neonatus >35 minggu dan BBL >1750 gram dapat dirawat di
unit rawat gabung
Mengurangi perawatan high-risk infant di NICU
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai