Tujuan dari quality-Improvement (QI) mengurangi insiden neonatal hipotermia di unit rawat gabung dengan
menerapkan multiple strategi termoregulasi khususnya pada rawat gabung untuk Late Preterm Infants (LPIs) dan/atau
Low Birth Weight Infant (LBW)
METODE
Tempat Penelitian : rawat gabung di Children’s Hospital at Dartmouth-Hitchcock (CHaD)
Tim pelayanan kesehatan yang terdiri atas dokter spesialis anak, perawat manager, perawat
spesialis unit klinis, beberapa perawat rawat gabung, dan mahasiswa kedokteran mengadakan
Target intervensi pada penelitian ini : neonatus yang mengalami hipotermia moderate atau
severe hipotermia
Primary outcome : proporsi bulanan neonatal hipotermia dalam 24 jam pertama kehidupan
INTERVENSI
Proporsi neonatal hipotermia dalam 1 bulan = jumlah kejadian neonatal hipotermia/total neonatus)
Data dibagi dalam 2 subgrup yaitu :
Kelahiran LPIs dan/atau BBLR dalam rawat gabung (usia kehamilan 35 dan 36 6/7 minggu dan/atau BBL 1750
-2500 gram)
Semua kelahiran
Sebagai perbandingan, peneliti juga mengukur proporsi kejadian neonatal hipertermia dalam 24 jam
pertama kehidupan (suhu per rectal >37.5°C)/total neonatus
Pengukuran dilakukan 2 kali sehari pada waktu yang sama dengan menggunakan thermometer infrared
digital yang sama
ANALISA DATA
Traditional statistic (boxplots dan t test)
R programming Language (R Foundation, Vienna, Austria)
descriptive statistics
Fisher’s exact tests for categorical data
t tests for continuous data
F test for analysis of variance.
Tidak terdapat perbedaan demografi antara kelompok pre-intervensi dan kelompok post-intervensi
PRE INTERVENSI
POST INTERVENSI
P = .0006;
analysis of
variance F test
P = .0003
P =.019
DISKUSI
Kekuatan penelitian ini
Terjadi penurunan angka kejadian neonatal hipotermi setelah 3 siklus PDSA dilakukan
Tidak ada perlakukan lain selain intervensi dari PDSA seperti perubahan suhu ruangan dan/atau
pengaturan termostst atau bagaimana suhu diukur dan dicatat olleh perawat
Karakteristik subjek penelitian similar (usia kehamilan, usia, BBL, dan LOS)
Tercatat bahwa rata-rata suhu maksimum neonatal tidak meningkat secara signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa siklus PDSA yang diberikan tidak memiliki risiko terjadi neonatal hipertermi
Kejadian hipotermia dilakukan dengan individual chart
Pengukuran dilakukan secara per rektal di mana lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran per
aksila
Jangka waktu yang digunakan cukup panjang yaitu 27 bulan
QI team selalu mengadakan pertemuan rutin untuk memastikan siklus PDSA ini dilakukan sesuai
prosedur
DISKUSI
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar perawatan LPIs dan BBLR untuk dirawat di rawat
gabung
Mengurangi penggunaan NICU
Keterbatasan penelitian :
Dilakukan dalam lingkup RS yang kecil dengan jumlah SDM sedikit sehingga koordinasi pelaksanaan
PDSA dapat dilakukan dan dimonitoring dengan lebih baik. Implementasi akan lebih sulit dilakukan
pada RS yang memiliki fasilitas dan SDM yang lebih banyak.
Berlaku untuk RS yang memiliki rawat gabung
Adanya kemungkinan perubahan suhu musiman yang bisa mempengaruhi hasil penelitian
KESIMPULAN
QI ini dapat mengurangi kejadian neonatal hipotermia pada unit rawat gabung, khususnya
LPIs dan BBLR
QI ini memberikan upaya pencegahan neonatal hipotermia dan dapat menurunkan potensial
penggunaan NICU dan penambahan SDM
Perawatan bayi baru lahir akan lebih terfokus pada perawatan dengan keluarga
ACKNOWLEDGEMENT
Bonny Whalen, MD
Jennifer Benware, BSN, RNC-OB
Sumithra Nair, MPH
Haley Leavitt, MPH
Erik Andrews, MD, MPH
Greg Ogrinc, MD, MS
CRITICAL APPRAISAL SKILL
PROGRAMME
Tujuan penelitian ini cukup jelas, dapat dilihat pada abstrak di bagian latar belakang yaitu untuk mempelajari
efikasi dari quality-improvement dengan PDSA dalam upaya pencegahan hipotermi pada neonatus late
preterm dan BBLR di unit rawat gabung
Subjek penelitian diambil dari semua kelahiran yang dirawat di unit rawat gabung
selama bulan Juli 2014 sampai Agustus 2016
Terdapat kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas
YES
Audit team dan QI team selalu mengadakan pertemuan rutin untuk
memastikan siklus PDSA ini dilakukan sesuai prosedur
Semua subjek penelitian mendapatkan perlakuan yang sama
Pengukuran dilakukan 2 kali sehari pada waktu yang sama dengan menggunakan
thermometer infrared digital yang sama
Berdasarkan analisa data, tidak terdapat perbedaan demografi (umur kehamilan, BBL, LOS)
Adanya kemungkinan perubahan suhu musiman yang bisa mempengaruhi hasil penelitian
Tidak ada drop out dan lost to
follow up pada penelitian ini
P = .0003
P =.019
Traditional statistic (boxplots dan t test)
R programming Language (R Foundation, Vienna, Austria)
descriptive statistics,
Fisher’s exact tests for categorical data
t tests for continuous data
F test for analysis of variance.