KELAS : IV A
Setelah Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak
berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja bawahan
dalam perusahaan besar (lost relevance). Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun,
akuntan akademisi berusaha untuk mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting
dengan informasi akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya
dikembangkan di USA mulai akhir abad ke 19 dan permulaan abad 20. Pada tahap awal
perkembangannya (sampai dengan tahun 1914), akuntansi manajemen berorientasi pada
penentuan cost produk dengan penelusuran profitabilitas produk secara individual dan
penggunaan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategik bagi pemimpin
perusahaan dan pemakai intern lainnya.
Pada tahun 1887 terbit publikasi pertama buku akuntansi biaya dan akuntansi manajemen
dengan judul “Factory Account” ditulis oleh Emile Garche dan J.M. Fells (Anne Loft, 1991:
19). Awal abad 20 dikembangkan teknik-teknik akuntansi manajemen berupa anggaran dan
kembalian investasi (ROI). Perkembangan selanjutnya banyak perusahaan merubah struktur
organisasinya dari fungsional menjadi multidivisi. Pada tahun 1917, Alexander Hamilton
mengeluarkan gagasan mengenai pusat-pusat produksi yang merupakan sumbangan besar
pada akuntansi manajemen sampai saat ini. Hamilton juga mengembangkan konsep tarip
tenaga kerja per jam mesin, sehingga akuntansi manajemen mempunyai peran yang penting
untuk mengevaluasi prestasi divisi maupun perusahaan secara keseluruhan. Pada awal dekade
1930-an sejalan dengan kelahiran pasar modal di Amerika Serikat, akuntansi manajemen
berfungsi menyajikan laporan keuangan yang obyektif, auditable, dan verifiable bagi
pemeriksaan oleh akuntan publik. Pada tahun- tahun ini mulai digunakan teknik-teknik untuk
membebankan biaya pada produk individual, penerapan anggaran, akuntansi
pertanggungjawaban, dan meluas pada penilaian prestasi divisional (Johnson, H.T. dan R. A.
Kaplan, 1987: 43).