Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDEKATAN LEGAL/INSTITUSIONAL DALAM ILMU POLITIK

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar Ilmu Politik

Dosen Pengampu : Dr. Roni Ekha Putera, S.IP, M.PA

DISUSUN OLEH :

1. Adi Prianto (2110831017)


2. Dini Fajriana (2110831011)
3. Liza Fitria Kisnanda (2110832029)
4. Putra Haji (2110832001)
5. Raihan Nanda Putra (2110832005)

UNIVERSITAS ANDALAS

TP 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendekatan
Legal/Institusional Dalam Ilmu Politik” ini tepat pada waktunya.

Terselesaikannya makalah ini tidak bisa terlepas dari peran serta berbagai pihak
yang turut membantu. Pada kesempatan ini disampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang setulus – tulusnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Roni Ekha Putera, S.IP, M.PA selaku dosen mata kuliah Dasar – Dasar
Ilmu Politik.
2. Rekan – rekan yang membantu secara langsung maupun tidak langsung.

Disadari bahwa dalam penyusunannya makalah ini tidak lupus dari berbagai
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dalam rangka penyempurnaan-nya dari pembaca yang
budiman.

4 Desember 2021

Pekanbaru, Riau

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pendekatan Legal/Institusional dalam Ilmu Politik .............................. 3
2.2 Konsep Pendekatan Legal/Institusional dalam Ilmu Politik .................................. 4
2.3 Karakteristik Pendekatan Legal/Institusional dalam Ilmu Politik .......................... 5
BAB III : PENUTUP ................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 8
3.2 Saran ........................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan
Masalah, (3) Tujuan, dan (4) Manfaat.

1.1 Latar Belakang

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
prose pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan
strategi pembelajaran discovery dan ikuiri serta strategi pembelajaran induktif.1

Pendekatan dalam Ilmu Politik dalam pandangan umum ilmu pengetahuan adalah
suatu yang dapat diuji kebenarannya melalui suatu eksperimen terkontrol. Namu, manusia
adalah makhluk yang kreatif. Manusia selalui melakukan hal – hal baru yang tidak dapat
diamati dalam keadaan terkontrol. Oleh karena itu, untuk memahami politik sebagai ilmu,
banyak orang yang menggunakan cara pendekatan – pendekatan khusus.

Teori Institusional (institutional theory) atau teori kelembagaan yaitu terbentuknya


organisasi serta karena adanya tekanan lingkungan institusional yang menyebabkan
terjadinya institusionalisasi. Pemikiran yang mendasari teori ini adalah pemikiran bahwa
untuk bertahan hidup. Suatu organisasi harus mampu meyakinkan kepada pihak public atau
masyarakat bahwa organisasi adlah suatu entitas yang sah (legitimate) serta layak untuk
didukung2. Teori institusional yang dikemukakan oleh Scott (2008) menjelaskan bahwa

1
Sanjaya 2018:127
2
Ridha dan Basuki 2008

1
teori ini digunakan untuk menjelaskan tindakan dan pengambilan keputusan dalam
organisasi public.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas terdiri dari :

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan legal/institusional dalam ilmu politik ?


2. Bagaimana konsep dari pendekatan legal/institusional dalam ilmu politik ?
3. Bagaimana karakteristik kajian pendekatan legal/institusional dalam ilmu politik ?
1.3 Tujuan

Adapun makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penjelasan dari pendekatan legal/institusional dalam ilmu politik.


2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari pendekatan legal/institusional tersebut.
3. Untuk mengetahui karakteristik kajian pendekatan legal/institusional dalam ilmu
politik.
4. Sebagai bahan ajaran mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Politik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan Legal/Intitusional dalam Ilmu Politik

Pendekatan legal atau institusional adalah pendekatan tertua dalam dunia politik.
Selain itu, pendekatan legal atau institusional dikenal juga dengan pendekatan tradisional
yang merupakan pendekatan paling awal dalam dunia politik. Pendekatan legal atau
institusional berkembang pada abad ke-19 pada masa sebelum perang II.

Dalam pendekatan ini, negara yang menjadi focus kajian utamanya terutama dalam
konstitusional dan yuridisnya. Pendekatan ini menyangkut sifat dari Undang – Undang
Dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga –
lembaga kenegaraan seperti parlemen, badam eksekutif dan badan yudikatif.

Pendekatan ini lebih sering bersifat normative dengan mangansumsikan norma –


norma demokrasi barat serta negara lebih diartikan sebagai sesuatu badan dari norma –
norma konstitusional yang formal. Dengan pendekatan ini, dalam mempelajari parlemen,
maka yang diperhatikan adalah kekuasaan serta wewenang yang dimilikinya seperti
tertuang dalam naskah seperti Undang – Undang Dasar ataupun Peraturan Tata Tertib, lalu
hubungan formal dengan badan eksekutif serta struktur organisasi serta hasilnya.

Kritik terhadap pendekatan ini biasanya ketika pendekatan ini tidak meneliti apakah
lembaga kenegaraan memang terbentuk dan berfungsi seperti yang diuraikan dalam naskah
– naskah resmi kenegaraan, cenderung menyoroti organisasi – organisasi yang tidak formal,
seperti kelompok kepentingan dan media massa, bahasan lebih deskriptif daripada analitis,
lebih banyak menggunakan ulasan sejarah, seperti menelusuri perkembangan parlemen,
lebih bersifat normative karena fakta dan norma kurang dibedakan, bahkan seringkali
berkaitan, lalu kurang memberikan sumbangan terhadap bentuk pembentukan teori baru.

3
2.2 Konsep Pendekatan Legal/Institusional

Sesuai dengan namanya, maka pokok bahasan dalam pendekatan ini mencangkup
unsur – unsur legal dan institusional, misalnya sifat – sifat Undang – Undang Dasar,
masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal dan yuridis lembaga – lembaga
kenegaraan seperti badan eksekutif, yudikatif dan legislative.

Jika kita mempelajari lembaga eksekutif misalnya, maka kita akan membahas
kekuasaan dan wewenang presiden sebagaimana yang tertuang dalam kostitusi,
hubungannya dengan lembaga – lembaga negara lainnya, tugas dan tanggung jawabnya,
hubungannya dengan menteri – menteri dalam kabinetnya, dan sebagainya.

Para peneliti tradisional tidak mengkaji apakah lembaga itu memang terbentuk dan
berfungsi seperti yang dirumuskan dalam naskah – naskah resmi tersebut, apalagi bertanya
mengapa ada diskrepansi antara struktur formal dan gejala – gejala yang dapat diamati
dalam praktik. Pendekatan tradisional tidak menghiraukan organisasi – organisasi
informala, seperti kelompok kepentingan dan kelompok lainnya dan juga media
komunikasi.

Pendekatan legal ini lebih bersifat statis dan deskriptif daripada analitis dan banyak
memakai ulasan sejarah. Dan didalam pembahasan nya, fakta yang dapat dibuktikan
melalui pengalaman ataupun pengamatan kurang dibedakan dengan norma ideal atau
standar yang harus menjadi pedoman untuk perilaku.

Dikarenakan pendekatan legal ini cenderung mendesak konsep kekuasaan dari


kedudukan sebagai satu – satu nya faktor penentu, maka pendekatan ini hanya menjadi
salah satu dari sekian faktor dalam proses membuat dan melaksanakan keputusan. Lalu
pendobrakan terhadap pendekatan ini terjadi dengan tumbuhnya pendekatan perilaku
(behavioral Approach).

4
Sarat nilai dalam pendekatan legal/institusional yaitu syarat baik dan buruk dalam
masyarakat. Pendekatan legal gagal dalam pembangunan teori. Namun, banyak
menghasilkan filsafat politik atau acuan hukum dan etika politik. Teorinya berupa
penjelasan yang berasal dari fakta empiric, sedangkan filsafat berupa penjelasan yang tidak
berasal dari fakta empiric.

Adanya kekecewaan terhadap pendekatan legal/institusional ini yang berawal pada


tahun1930-an yang tidak membahas kekuasaan. Lalu, pendekatan ini terasing dari proses
kebijakan. Serta metode ilmu yang sangat terbelakang. Kekecewaan itu muncul dari
Mazhab Chicago yang dipelopori oleh Charles E. Miriam dan Harold D. Laswell. Mazhab
Chicago tidak setuju dengan pendekatan legal/institusional yang membahas mengenai
struktur dan bukan membahas tentang proses, lalu hanya membahas lembaga dan bukan
membahas mengenai perilaku. Sehingga muncul metode kuantifikasi.

Di Amerika, pandangan baru memang lebih mudah dapat diterima karena keadaan
sosial banyak berbeda dengan keadaan Eropa. Namun penelitian mengenai kekuasaan
sangat sulit untuk dilaksanakan dan kurang dapat berkembang pada masa itu. Dan
memusatkan pandangan dan perhatian pada kekuasaan yang membuka jalan bagi timbulnya
pendekatan lain yang bersifat fungsional.

Contoh pendekatan legal/institusional yaitu Algemene Staatleer (ilmu negara) oleh


R. Krannenburg dan The Web of Government oleh Mclver.

2.3 Karakteristik Pendekatan Legal/Institusional dalam Ilmu Politik

Dalam pendekatan legal.insititusional mempunyai lima karakteristik atau kajian


utama, yakni terdiri dari :

1. Legalisme (legalism) yang mengkaji aspek hukum berupa peranan pemerintah


pusat dalam mengatur hukum.

5
2. Strukturalisme yang berfokus pada perangkat kelembagaan utama atau
menekankan pentingnya keberadaan struktur, dan struktur itu pun dapat
menentukan perilaku seseorang.
3. Holistic (holism) yang menekankan pada kajian system yang menyeluruh atau
holistic alih – alih dalam memeriksa lembaga yang bersifat individu seperti
legislative.
4. Sejarah (historicism) yang menekankan pada analisisnya dalam aspek sejarah
seperti kehidupan sosial-ekonomi dan kebudayaan.
5. Analisis normative yang menekankan analisisnya dalam aspek yang normatif
sehingga akan terfokus pada penciptaan good government.

Focus pendekatan legal/institusional dapat digambarkan seperti :

1. Pendekatan tradisional yang menggambarkan truktur politik formal tanpa


berusaha untuk membandingkannya. Jika kita menggunakan pendekatan ini
untuk mempelajari tentang presiden. Misalnya, ketika kita akan menggambarkan
fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sebagimana dirumuskan dalam UUD
1945.
2. Pendekatan ini tidak menaruh perhatian pada organisasi – organisasi informal.
Kita tidak dapat menggunakan jika kita hendak mengkaji tentang peran lembaga
– lembaga informal. Seperti kelompok kepentingan atau organisasi – organisasi
akar rumput dan masyarakat sipil dalam masa transisi menuju demokrasi.
3. Pendekatan ini tidak hendak menguji kesesuaian antara apa yang tertulis dalma
dokumen – dokumen formal dengan kenyataan didalam praktik. Pendekatan ini
tidak akan mempelajari misalnya apakah persiden RI sungguh – sungguh telah
melaksanakan fungsi, tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan yang
dirumuskan dalam UUD 1945.

6
4. Pendekatan ini cenderung mempelajari evolusi institusi – institusi formal.
Misalnya, kita ingin mempelajari asal usul DPR/MPR RI, maka kita akan
mempelajarinya hingga pada parlemen pada masa pendudukan Belanda di tahun
1930-an.
5. Pendekatan ini cenderung mengkaji negara secara individual satu persatu, tidak
membandingkan antara satu negara dengan negara lainnya. Misalnya,
mempelajari parlemen di Inggris atau system presidensial di Perancis dan
seterusnya.

Akan tetapi, pendekatan legal/institusional ini sering dikritik karena sejumlah sifat –
sifat kajiannya. Kritik – kritik itu biasanya seperti :

1. Pendekatan ini terlalu normative dengan norma – norma demokrasi barat


sebagai standard an yang dianggap ideal. Di negara, misalnya dilihat sebagai
sebuah badan norma – norma konstitusional yang formal.
2. Analisis dalam pendekatan ini tidak membedakan antara fakta dan norma.
3. Label parokhialisme atau etnosentrisme yang ditujuakn pada pendekatan ini
yang disebabkan karena bahasan – bahasan pendekatan ini terbatas pada struktur
– struktur politik formal di negara – negara demokrasi di Eropa Barat.
4. Pendekatan ini juga mendapat kecaman karena sifatmya yang statis, sebab
hanya menggambarkan struktur formal, baik pemerintah maupun yang
dirumuskan didalam dokumen – dokumen

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendekatan legal/institusional merupakan pendekatan yang tertua didalam dunia


politik dan pendekatan ini juga dikenal sebagai pendekatan tradisional yang merupakan
pendekatan paling awal didalam politik. Pendekatan legal/institusional berkembang pada
abad ke-19 sebelum perang II.

Kajian utama dalam pendekatan legal/institusional ini yang menjadi fokus yaitu
kontitusional dan yuridis. Sebab pendekatan ini menyangkut sifat dari Undang – Undang
Dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga –
lembaga kenegaraan. Pendekatan legal/institusional ini bersifat normative serta tidak dapat
dibedakan antara fakta dengan norma. Pendekatan legal/institusional cenderung kurang
menyoroti organisasi – organisasi yang bersifat tidak formal. Pendekatan ini juga lebih
banyak menggunakan ulasan sejarah sebab pendekatan ini termasuk kedalam pendekatan
tradisional.

Pendekatan legal ini lebih bersifat statis dan deskriptif daripada analitis dan banyak
memakai ulasan sejarah. Dan didalam pembahasan nya, fakta yang dapat dibuktikan
melalui pengalaman ataupun pengamatan kurang dibedakan dengan norma ideal atau
standar yang harus menjadi pedoman untuk perilaku.

Dikarenakan pendekatan legal ini cenderung mendesak konsep kekuasaan dari


kedudukan sebagai satu – satu nya faktor penentu, maka pendekatan ini hanya menjadi
salah satu dari sekian faktor dalam proses membuat dan melaksanakan keputusan. Lalu
pendobrakan terhadap pendekatan ini terjadi dengan tumbuhnya pendekatan perilaku
(behavioral Approach).

8
3.2 Saran

Untuk para penggelut dalam bidang politik, kita semua menjadi agen of change.
Dan alangkah baiknya untuk kita semua memahami Dasar – Dasar Ilmu Politik terutama
pendekatan – pendekatan dalam ilmu politik yang menjadi teknik serta ilmu dalam politik
agar apa yang ditujukan bersama akan terwujud dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi
kita semua untuk memahami pendekatan ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, P. M. (2017). Dasar - Dasar Ilmu Politik. (M. Riyadh, & R. Pradana, Eds.)
Jakarta: Gramedia Kompas Utama.

Maisuri, I. (n.d.). Pendekatan Dalam Ilmu Politik. Academia.Edu.

Prof. Miriam Budiardjo, N. S. (n.d.). Ilmu Politik : Ruang Lingkup dan Konsep.
ISIP4212/MODUL 1.

Zandi, M. (2017, September 2). Pendekatan Institusional Politik. Dictio.id.

10

Anda mungkin juga menyukai