Anda di halaman 1dari 3

1. a.

Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekret Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta
dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 juli 1959. Naskah perubahan pertama,
perubahan kedua, perubahan ketiga, dan perubahan keempat UUD 1945 (masing-
masing hasil sidang umum MPR Tahun 1999, 2000, 2001, 2002). Undang-Undang
Dasar 1945 dalam satu naskah dinyatakan dalam Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang
Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada
Opini. Penggunaan istilah “peraturan Perundang-undangan” lebih relevan dalam
pembicaraan mengenai jenis atau bentuk peraturan (hukum), namun dalam konteks
lain lebih tepat digunakan istilah Perundang-undangan, misalnya dalam menyebut
teori Perundang-undangan, dasar-dasar Perundang-undangan, dan sebagainya.
Perundang-undangan yang berorientasi kepada melakukan perbuatan pembentukan
peraturan perundang-undangan dan bersifat normatif mengikuti ketentuan-ketentuan
hukum tata negara dan hukum administrasi, sedangkan Teori Perundang-undangan
berorientasi kepada membentuk pengertian-pengertian dan menjernihkannya serta
bersifat kognitif menyangkut dasar-dasar bagi hukum di bidang perundang-undangan
positif
b. Definisi bahwa peraturan Perundang-undangan memiliki makna sebagai: pertama,
proses atau tata cara pembentukan peraturan Perundang-undangan negara dari jenis
dan tingkat tertinggi yaitu undangundang sampai yang terendah, yang dihasilkan
secara atribusi atau delegasi dari kekuasaan Perundang-undangan; kedua, keseluruhan
produk peraturan-peraturan perundangan tersebut. Sumber Tertib Hukum Republik
Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia. Selain itu,
beberapa Ketetapan MPR RI yang menggunakan istilah ‘Peraturan Perundang-
undangan’. memberikan batasan mengenai perundang-undangan yang menghasilkan
peraturan, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Bersifat umum dan komprehensif, yang
dengan demikian merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan terbatas.
Bersifat universal. Ia diciptakan untuk menghadapi peristiwaperistiwa yang akan
datang yang belum jelas bentuk kongkritnya. Oleh karena itu ia tidak dapat
dirumuskan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja Ia memiliki kekuatan
untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Lazim bagi suatu peraturan untuk
mencantumkan klausul yang memuat kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.
batasan peraturan perundang-undangan adalah peraturan negara, di tingkat pusat dan
di tingkat daerah, yang dibentuk berdasar kewenangan perundang-undangan, baik
bersifat atribusi maupun bersifat delegasi. Memberikan batasan mengenai peraturan
perundang-undangan sebagai berikut: semua aturan hukum yang dibentuk oleh semua
tingkat lembaga dalam bentuk tertentu, dengan prosedur tertentu, biasanya disertai
sanksi dan berlaku umum serta mengikat rakyat.
2. a. Norma hukum primer adalah suatu norma hukum yang berisi aturan bagaimana
cara kita harus berprilaku dalam masyarakat. Norma hukum primer ini biasa disebut
das Sollen atau disebutkan dengan istilah 'hendaknya'. Contohnya hendaknya tiap
rumah jika memiliki kendaraan mobil menyiapkan garasi
b. Norma Hukum Sekunder adalah suatu norma hukum yang berisi tata cara
penanggulangannya apabila norma hukum primer itu tidak terpenuhi atau dipatuhi.
Norma hukum sekunder ini berisi sanksi bagi seseorang yang tidak mematuhi suatu
ketentuan dalam norma hukum primer. Contohnya pihak RT/RW setempat melakukan
penerapan peraturan apabila bahwa masih ada warga yang melakukan/melanggar
peraturan tidak menyiapkan lahan buat garasi akan dikenakan sanksi
c. Perumusan Norma Berpasangan adalah norma hukum yang terdiri atas dua norma
hukum, yaitu norma hukum sekunder naorma hukum primer. Contohnya hendaknya
warga membangun tempat untuk penyimpanan kendaraan mobil/garasi, dan jika pihak
setempat telah menerapkan aturan dan masih ada yang melanggar dapat diberikan
sanksi
3. a. Atribusi kewenangan dalam pemnbentukan peraturan perundang-undangan ialah
kewenangan membentuk peraturan perundang-udang-undangan yang diberikan oleh
undang-undang dasar atau undang-undang kepada suatu lembaga negar /pemerintahan
dan kewenangan ini bersifat terus menerus dan dapat dilaksanakan atas prakarsa
sendiri setiap waktu diperlukan, sesuai dengan batas-batas yang diberikan. Contohnya
UUD 1945 pasal 5 ayat (1) memberikan kewenangan kepada prisiden untk
membentuk undang-undang. Dan UU no 5 tahun 1974. Memberikan kewenangan
kepada pemerintah daerah membentuk perda dengan sanksi pida serendah-rendahnya
6 bulan kurungan dan denda sebanyak Rp 50.000.
b. Bahwa Verordnung dan Autonome Satzung: Secara hierarkis mulai dari Peraturan
Pemerintah hingga Keputusan Bupati atau Walikota. Formell Gesetz sudah
merupakan norma hukum yang lebih konkret dan terinci, serta sudah dapat langsung
berlaku di dalam masyarakat. Formell Gesetz merupakan produk dari kewenangan
legislatif yang dapat berbentuk atas norma hukum tunggal maupun berpasangan serta
merupakan sumber dan dasar dari pembentukan Verordnung & Autonome Satzung.
Contoh dari norma ini adalah Undang-Undang. Verordnung adalah peraturan
pelaksana & Autonome Satzung adalah peraturan otonom. Kedua peraturan ini
terletak di bawah undang-undang yang berfungsi menyelenggarakan ketentuan dari
undangundang. Contoh dari norma Verordnung adalah Peraturan Pemerintah,
sedangkan norma Autonome Satzung adalah perda dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai