Anda di halaman 1dari 3

Secara terminologi, yang dimaksud asas memiliki dua pengertian, yaitu yang pertama adalah

dasar, atau fundamen. Sedangkan arti asas yang kedua adalah suatu kebenaran yang menjadi
pokok dasar atau tumpuan berpikir atau berpendapat.
Sementara itu Kamus hukum memberikan pemaknaan asas sebagai suatu alam pikiran yang
dirumuskan secara luas dan mendasari adanya sesuatu norma hukum.
Sehingga asas hukum juga dapat dipahami sebagai dasar-dasar umum yang terkandung dalam
peraturan hukum dan dasar-dasar umum tersebut merupakan sesuatu yang mengandung nilai-nilai
etis.
“Asas hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia merupakan landasan paling luas bagi
lahirnya peraturan hukum atau ia adalah sebagai ratio legisnya peraturan hukum” -Suatjipto
Raharjo-

Ada tiga asas hukum yang menarik buat saya yang awan hukum untuk di ketahui;
1. Lex Spesialis Derogat Legi Generalis
Hukum yang lebih khusus, mengesampingkan hukum yang lebih umum
Contoh dalam UU Kesehatan itu diatur tentang narkoba, namun karna sudah ada UU
narkoba maka yang dipakai adalah UU narkoba, bukan UU Kesehatan itu, terkait asas ini.

Artinya, UU yang sipatnya khusus itu mengesampingkan UU yang umum


2. Lex Superiori Deroga Legi Inferiori
Hukum yang lebih tinggi, mengesampingkan hukum yang lebih rendah
Jika terjadi pertentangan antara UU yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah, maka
yang diberlakukan adalah ketentuan yang lebih tinggi.

Lihat Ketentuan Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 Tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan:
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas: Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; Peraturan
Pemerintah;
Peraturan Presiden;
Peraturan Daerah Provinsi; dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
3. Lex Posteriori Gerogat Legi Priori
Hukum yang baru, mengesampingkan hukum yang lama
Artinya bila ada hukum/UU yang baru, itu mengesampingkan hukum yang lama.
pada tanggal 14 Oktober 2019 Presiden Republik Indonesia mensahkan UU Nomor 16
Tahun 2019 tentang perubahan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang hanya
memuat 1 (satu) Pasal khusus mengubah ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut :

Pasal 7

(1) Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun.

Sedangkan dalam UU nomor 1 tahun 1974 menyatakan bahwa umur perkawinan


wanitanya 16 tahun.
karena dalam Pasal 1 angka 1 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
dedefinisikan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun.
2. Fungsi asas hukum
Dalam ilmu hukum, fungsi asas hukum terbagi dalam dua
fungsi, yaitu:
a. Fungsi dalam hukum, mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk undang-
undang dan hakim (ini merupakan fungsi yang bersifat mengesahkan) serta mempunyai pengaruh
yang normatif dan mengikat para pihak.
b. Fungsi dalam ilmu hukum, hanya bersifat mengatur dan eksplikatif (menjelaskan). Tujuan
adalah memberi ikhtiar, tidak normatif sifatnya dan tidak termasuk dalam hukum positif.

Norma hukum
Norma hukum merupakan segala peraturan yang ada yang telah dibuat secara resmi oleh
pemegang kekuasaan, yang sifatnya mengikat setiap orang dan pemberlakuannya merupakan
paksaan yang harus ditaati dan apabila terjadi pelanggaran akan dikenakan sanksi tertentu.
Contoh norma hukum
- Bayar pajak tepat waktu
Sanksi yang diiberikan jika melanggar adalah membayar denda
- Pasal 362 KUHP
Barang siapa yang mengambil barang sesuatu, atau yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum diancam
karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling
banyak enam puluh rupiah.
- Pasal 1365 KUHPerdata
Setiap orang yang melakukan perbuatan melanggar hukum diwajibkan untuk mengganti
kerugian yang timbul dari kesalahannya tersebut.
- Pasal 291 ayat 1UU Lalu Lintas
Setiap pengendara atau penumpang sepeda motor yang tak mengenakan helm standar
nasional dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak
Rp 250 ribu.

PERBEDAAN ASAS DENGAN NORMA HUKUM

Asas merupakan dasar pemikiran yang umum Norma merupakan peraturan yang real
dan abstrak

Asas adalah suatu ide atau konsep Norma adalah penjabaran dari ide tersebut
Asas hukum tidak mempunyai sanksi Norma hukum mempunyai sanksi

Asas hukum melahirkan Norma Hukum,


dan NORMA HUKUM

melahirkan aturan hukum


sistem hukum merupakan himpunan aturan (a set of rules) yang dalam peraturan itu mengandung
nilai dan struktur. Artinya bahwa suatu system hukum mengandung aspek substansi (rules), aspek
struktur dan aspek kultur.
Jadi, sistem hukum adalah keseluruhan aturan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa
yang seharusnya tidak dilakukan oleh manusia yang mengikat dan terpadu dari satuan kegiatan
satu sama lain untuk mencapai tujuan

System hukum terdiri dari 3 komponen;


1. Struktur
Suatu hal yang terkait dengan kelembagaan hukum yang bergerak menjalankan fungsinya
didalam system hukum. Lembaga legislative/kekuasaan legislatif yang memiliki
kekuasaan membuat UU, kemudia Lembaga yang melaksanakan UU atau eksekutif dan
juga kekuasan untuk menghakimi atau yudikatif
2. Substansi
Suatu produk dari kekuasaan yang memiliki wewenang membentuk hukum
3. Budaya hukum
Pola prilaku masyarakat beserta nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta keinginan
ide-ide masyarakat tersebut terhadap hukum dalam system hukum
Jadi struktur, substansi dan budaya hukum ini adalah masing2 sebagai subsistem dalam
suatu system hukum yang mempunyai peran yang sama pentingnya dan saling
memerlukan antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lainnya dalam rangka
mencapai tujuan dari system hukum

Salah satu contoh mengenai suatu sistem hukum adalah


sistem hukum nasional Indonesia, karena menyangkut
keseluruhan tata hukum nasional Indonesia. Kemudian, dalam
sistem hukum nasional itu terdapat beberapa sistem hukum
yang berdiri sendiri antara lain: Sistem Hukum Perdata, sistem
hukum pidana, sistem hukum tatanegaraan, Kemudian di dalam
sistem hukum perdata masih terdapat sistem hukum keluarga,
sistem hukum benda, sistem hukum harta benda, yang semua
itu merupakan satu kesatuan dari sistem Hukum Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai