Anda di halaman 1dari 3

SIMON NURIA NITO

048348654
TUGAS 1 Pengantar Ilmu Hukum

1. Ilmu hukum adalah suatu ilmu yang didalamnya mempelajari aturan dan prinsip yang mengatur
perilaku kehidupan manusia di dalam masyarakat.

Kita harus mempelajari ilmu hukum, sebab dengan kita paham terhadap nilai yang terkandung
dalam ilmu hukum, kita dapat menerapkan dan menjalankan aturan-aturan yang berlaku dalam
masyarakat, serta kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat ketika terjadi pelanggaran
hukum atau perbuatan melawan hukum.

Untuk mempelajari ilmu hukum ada beberapa cara atau metode, misalnya dengan mengikuti
seminar, membaca dokumen hukum seperti peraturan pemerintah, surat edaran Mahkamah
Agung, Undang-undang atau dengan mengambil pendidikan formal melalui kuliah di fakultas
hukum.

2. Arti dari Zoon Politicon menurut Aristoteles ialah manusia merupakan makluk sosial. Sebagai
mahluk sosial, manusia selalu berhubungan dengan manusia lainnya.

Berdasar kisah Joko, manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan manusia
lainnya untuk dapat terus bertahan hidup, sebab manusia dikodratkan untuk hidup
bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Sebagai contohs seorang petani tidak memiliki
kemampuan menangkap ikan. Untuk dapat menikmati ikan, seorang petani membutuhkan
bantuan seorang nelayan. Demikian juga manusia yang pada dasarnya memerlukan bantuan
orang lain untuk dapat hidup serta meningkatkan taraf hidupnya.

Hubungan manusia dengan hukum itu tidak bisa dipisahkan karena saling mempengaruhi, sesuai
dengan adagium Ubi Societas Ibi Ius yang berarti dimana ada masyarakat disitu ada hukum.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa manusia adalah makhluk sosial, berarti manusia tidak
dapat hidup seorang diri. Dalam hubungan bersama manusia tersebut timbul suatu yang
dinamakan masyarakat. Jika sudah terbentuk masyarakat maka terdapat hak dan kewajiban di
dalamnya sehingga perlu diatur oleh hukum.

Disini Hukum hadir untuk menjamin keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Didalam
masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur, yaitu norma agama, norma kesopanan,
norma kesusilaan dan norma hukum. ketiga norma di luar hukum tidak dapat memberikan sanksi
yang tegas terhadap pelanggarnya. Diperlukan norma hukum yang lebih tegas mengatur
pergaulan hidup masyarakat agar kehidupan masyarakat dapat menjadi tertib dan teratur. Dan
menurut Soedikno Mertokusumo bahwa tujuan norma hukum adalah untuk ketertiban
masyarakat.
3. Berdasarkan teori Hans Kelsen, norma itu berjenjang dalam susunan piramida. Artinya, norma
hukum yang berada di bawah berlaku dan berasal dari norma yang lebih tinggi, dan norma yang
lebih tinggi juga berasal dari norma yang lebih tinggi lagi dan seterusnya sampai berhenti pada
suatu norma tertinggi yang disebut Norma Dasar (Grundnorm). Dengan demikian hukum selalu
dibentuk dan dihapuskan oleh penguasa yang berwenang membentuknya, berdasarkan norma
yang lebih tinggi, sehingga norma yang lebih rendah (inferior) dapat dibentuk berdasarkan
norma yang lebih tinggi (superior), pada akhirnya hukum menjadi tingkatan yang berjenjang dan
lapisan untuk membentuk sebuah piramida.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tersebut, jenis dan hierarki peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2) Ketetapan MPR;
3) UU/Perppu;
4) Peraturan Presiden;
5) Peraturan Daerah Provinsi;
6) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah undang-undang dasar
tertulis (konstitusi) yang merupakan peraturan tertinggi negara dalam tatanan peraturan
perundang-undangan nasional.
- Ketetapan MPR adalah keputusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR, yang terdiri dari 2
(dua) jenis, yaitu: Ketetapan, yaitu keputusan MPR yang mengikat baik di dalam maupun di luar
majelis, Ketetapan adalah keputusan MPR yang mengikat hanya pada majelis.
- Undang-Undang (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan bersama Presiden.
- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah Peraturan Perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal mendesak, dengan ketentuan sebagai
berikut: Perppu disampaikan kepada DPR pada sidang; DPR dapat menerima atau menolak
Perppu tanpa melakukan perubahan; Jika disetujui DPR, Perrpu ditetapkan menjadi undang-
undang; Jika ditolak DPR, Perppu harus dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- Peraturan Presiden (Perpres) adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk melaksanakan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan.
- Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan Gubernur.
- Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan Bupati/Walikota.
Dalam sistem hukum Indonesia, hukum tertinggi adalah UUD 1945, yang menetapkan prinsip
dasar negara, hak asasi manusia, dan kewajiban negara. Kemudian di bawahnya adalah
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah, seperti tap MPR, peraturan pemerintah
pengganti undang-undang, peraturan presiden dan peraturan daerah. Setiap peraturan harus
sesuai dengan hukum yang lebih tinggi di atasnya, dan tidak boleh bertentangan dengan
Konstitusi. Sebagai contoh ialah putusan Mahkamah Kontitusi mengenai gugatan Peninjauan
Kembali (PK) terhadap peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan UUD 1945.

Menurut pendapat saya, penggunaan teori piramida hukum dari Hans Kelsen berhubungan erat
dengan sistem hukum di Indonesia. Dengan mengakui hierarki atau susunan peraturan
perundang-undangan dan prinsip negara hukum, kita dapat memastikan bahwa hukum di
Indonesia didasarkan pada aturan yang jelas dan adil, serta mampu menjamin keamanan,
perlindungan hak asasi manusia, dan kesejahteraan masyarakat sebagaimana mestinya. Karena
dalam teori piramida hukum, kekuasaan legislatif memiliki peran penting dalam menetapkan
hukum tertinggi, sedangkan kekuasaan kehakiman memiliki peran penting dalam menegakkan
hukum. Oleh karena itu prinsip pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif
sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan keadilan dalam sistem hukum.

Sumber:
- Nandang A. Deliarnoor, Modul Pengantar Ilmu Hukum.
- Aziz Syamsuddi, Proses Dan teknik Penyusunan Undang-undang, Cetakan Pertama, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2011).
- Asshiddiqie, Jimly. Ali Safa’at, M, Teori Hans kelsen Tentang Hukum, Cetakan Pertama, (Jakarta:
Setjen dan Kepaniteraan MK-RI, Juli 2006)

Anda mungkin juga menyukai