Anda di halaman 1dari 9

Islam dalam memandang wabah penyakit

Penyebaran penyakit yang disebabkan virus atau bakteri telah lama ada dan dikenal sejak zaman
Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, wabah penyakit yang cukup dikenal adalah pes dan
lepra. Hingga sampai pada masa dinasti-dinasti Islam yang berkuasa semisal dinasti abbasiyah ,
wabah penyakit tersebut juga tetap terkenal dan mendapatkan perhatian para dokter Muslim.

Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam pernah memperingatkan


umatnya untuk jangan berada dekat wilayah yang
sedang terkena wabah.
Sebaliknya jika
berada di dalam tempat yang terkena wabah
dilarang untuk keluar.

Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:

- ‫ض َوأَ ْنتُ ْم بِهَا فَالَ ت َْخ ُرجُوا ِم ْنهَا‬


ٍ ْ‫ َوإِ َذا َوقَ َع بِأَر‬،‫ض فَالَ تَ ْد ُخلُوهَا‬
ٍ ْ‫إِ َذا َس ِم ْعتُ ْم بِالطَّاعُو ِن بِأَر‬
Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian
memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan
tempat itu." (HR Bukhari)
SELAIN SIKAP, MENGHADAPI KONDISI INI, ADA DOA SEPERTI YANG
DICONTOHKAN RASULULLAH SAW DALAM BERBAGAI HADIST.

‫ص َو ْال ُجنُو ِن َو ْال ُج َذ ِام َو ِم ْن َسي ِِّئ األَ ْسقَ ِام‬


ِ ‫ك ِمنَ ْالبَ َر‬
َ ِ‫اللَّهُ َّم إِنِّي أَعُو ُذ ب‬

ARAB LATIN: ALLAHUMMA INNI A'UDHU BIKA MINAL-BARASI, WAL-


JUNUNI, WAL-JUDHAMI, WA MIN SAYYI'IL-ASQAMI'

ARTINYA: "YA ALLAH, AKU MENCARI PERLINDUNGAN KEPADAMU DARI


KUSTA, KEGILAAN, KAKI GAJAH, DAN PENYAKIT JAHAT. (HR ABU DAUD)

Hadist yang diriwayatkan Anas bin Malik tersebut mendapat kategori shahih.

Berdasarkan hasil PENCARIAN MIMIN,

Metode karantina oleh Rasulullah pada masa itu ditujukan bagi


penyakit-penyakit berupa lepra, kolera, dan sebagainya.
Buktinya sebagai berikut:

1. Peringatan kehati-hatian pada penyakit lepra pada masa


hidup Nabi Muhammad SAW. Rasulullah

Dalam sebuah hadist, Rasullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

َ ‫الَ تُ ِدي ُموا النَّظَ َر إِلَى ْال َمجْ ُذو ِم‬


‫ين‬
Artinya: "Jangan
kamu terus menerus melihat orang yang
menghidap penyakit kusta." (HR Bukhori)

Dari hadis Abu Hurairah, Imam Bukhari meriwayatkan bahwa


Rasulullah bersabda,

"Jauhilah orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi


singa."

2. Dikutip dalam buku berjudul 'Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW: Belajar Hidup
Melalui Hadith-hadith Nabi' oleh Nabil Thawil,

jikalau ada sebuah daerah atau


Di zaman Rasulullah saw

komunitas terjangkit penyakit Tha'un (wabah penyakit menular


yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang menyerang
tubuh manusia),
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan
untuk
mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di
tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk.
Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail,
kemudian dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan
pantauan ketat.
Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi
ketika dinyatakan sudah sembuh total.

Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan
janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika
menghadapi wabah penyakit.

ُ ‫الطَّا ُع‬
‫ون َشهَا َدةٌ لِ ُك ِّل ُم ْسلِم‬
Artinya: "Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang
meninggal karenanya). (HR Bukhori)
3. Di masa ke Khalifah Umar bin Khattab, wabah kolera
menyerang Negeri Syam. Khalifah Umar bersama
rombongan yang saat itu dalam perjalanan menuju
Syam, terpaksa menghentikan perjalanannya.

Umar pun meminta pendapat kaum muhajirin dan kaum anshar untuk memilih
melanjutkan perjalanan atau kembali ke Madinah. Sebagian dari mereka berpendapat
untuk tetap melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi berpendapat untuk membatalkan
perjalanan.Umar pun kemudian meminta pendapat sesepuh Quraisy. Yang kemudian
menyarankan agar Kholifah tidak melanjutkan perjalanan menuju kota yang sedang
diserang wabah penyakit.

Namun di antara rombongan, Abu Ubaidah bin Jarrah masih menyangsikan keputusan
Khalifah. "Kenapa engkau melarikan diri dari ketentuan Allah?" ujarnya.Umar pun
menjawab, bahwa apa yang dilakukannya bukanlah melarikan diri dari ketentuan Allah
melainkan untuk menuju ketentuan-Nya yang lain.

Keputusan untuk tidak melanjutkan perjalanan pun semakin yakin saat mendapatkan
informasi dari Abdurrahman bin Auf. Hadist yang dinarasikan Abdullah bin 'Amir
mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan. Berikut haditsnya:

ٍ ْ‫ فَأ َ ْخبَ َرهُ َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ عَو‬،‫ فَلَ َّما َكانَ بِ َسرْ َغ بَلَ َغهُ أَ َّن ْال َوبَا َء قَ ْد َوقَ َع بِال َّشأْ ِم‬،‫ خَ َر َج إِلَى ال َّشأْ ِم‬،‫أَ َّن ُع َم َر‬
َ ‫ف أَ َّن َرس‬
ِ ‫ُول هَّللا‬
" ُ‫ض َوأَ ْنتُ ْم بِهَا فَالَ ت َْخ ُرجُوا فِ َرارًا ِم ْنه‬
ٍ ْ‫ض فَالَ تَ ْق َد ُموا َعلَ ْي ِه َوإِ َذا َوقَ َع بِأَر‬ ٍ ْ‫صلى هللا عليه وسلم قَا َل " إِ َذا َس ِم ْعتُ ْم بِ ِه بِأَر‬

Artinya: "Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama
Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin
Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Jika
kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika
terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhori).

Dalam hadits yang sama juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam
Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah
pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.
Ini merupakan cara mengisolasi atau metode karantina
yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW agar
wabah penyakit tersebut tidak menular ke daerah lain atau
menjalar ke negara-negara lain.

Lalu, di zaman dinasti abbasiyah, tercatat nama AbuAbdullah


Muhammad bin Umar bin al-Husayn at-Taymi al-
Bakri at-Tabaristani atau yang dikenal dengan nama Fakhruddin ar-
Razi yang di Barat disebut Rhazes,

menuliskan tentang penyakit cacar dan campak dalam


kitabnya “Al-Judari wal Hasbah”.
Ia adalah dokter
yang diminta Khalifah Harun al Rasyid mendirikan
bimaristan (rumah sakit) di Baghdad. Menariknya, sebelum menentukan lokasi
bimaristan, Ar Razi meletakkan beberapa potong daging segar di sejumlah titik. Lokasi di mana
daging paling lama membusuk, itu yang dipilih. Karena menandakan tempat yang paling bersih
dan udaranya segar.

Rumah sakit yang didirikannya pun telah dirancang memisahkan


ruangan untuk pasien dengan penyakit menular.

Mungkin ini beberapa metode karantina oleh


Rasulullah dan salah satu ilmuwan Islam dalam
menghadapi wabah penyakit.

PENGINGAT !!!

Tetapi kembali lagi, Bahwasanya sebagai muslim, kita SEHARUSNYA TAK BOLEH
PERCAYA DENGAN BERITA-BERITA YANG HANYA MENGANDUNG KEBOHONGAN
TERKAIT DENGAN WABAH PENYAKIT INI,

SERTA MUNGKIN DAPAT IKUT PARTISIPASI DALAM RANGKA PEMBERANTASAN


WABAH PENYAKIT INI SEPERTI PARA DOKTER MUSLIM KITA YANG ADA PADA
MASA DAHULU JUGA PERNAH MENGHADAPI WABAH PENYAKIT PULA

DAN TAK LUPA PANJATKANLAH DOA SEBAGAI USAHA TERAKHIR KITA….

Anda mungkin juga menyukai