Penyebaran penyakit yang disebabkan virus atau bakteri telah lama ada dan dikenal sejak zaman
Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, wabah penyakit yang cukup dikenal adalah pes dan
lepra. Hingga sampai pada masa dinasti-dinasti Islam yang berkuasa semisal dinasti abbasiyah ,
wabah penyakit tersebut juga tetap terkenal dan mendapatkan perhatian para dokter Muslim.
Hadist yang diriwayatkan Anas bin Malik tersebut mendapat kategori shahih.
2. Dikutip dalam buku berjudul 'Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW: Belajar Hidup
Melalui Hadith-hadith Nabi' oleh Nabil Thawil,
Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan
janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika
menghadapi wabah penyakit.
ُ الطَّا ُع
ون َشهَا َدةٌ لِ ُك ِّل ُم ْسلِم
Artinya: "Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang
meninggal karenanya). (HR Bukhori)
3. Di masa ke Khalifah Umar bin Khattab, wabah kolera
menyerang Negeri Syam. Khalifah Umar bersama
rombongan yang saat itu dalam perjalanan menuju
Syam, terpaksa menghentikan perjalanannya.
Umar pun meminta pendapat kaum muhajirin dan kaum anshar untuk memilih
melanjutkan perjalanan atau kembali ke Madinah. Sebagian dari mereka berpendapat
untuk tetap melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi berpendapat untuk membatalkan
perjalanan.Umar pun kemudian meminta pendapat sesepuh Quraisy. Yang kemudian
menyarankan agar Kholifah tidak melanjutkan perjalanan menuju kota yang sedang
diserang wabah penyakit.
Namun di antara rombongan, Abu Ubaidah bin Jarrah masih menyangsikan keputusan
Khalifah. "Kenapa engkau melarikan diri dari ketentuan Allah?" ujarnya.Umar pun
menjawab, bahwa apa yang dilakukannya bukanlah melarikan diri dari ketentuan Allah
melainkan untuk menuju ketentuan-Nya yang lain.
Keputusan untuk tidak melanjutkan perjalanan pun semakin yakin saat mendapatkan
informasi dari Abdurrahman bin Auf. Hadist yang dinarasikan Abdullah bin 'Amir
mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan. Berikut haditsnya:
ٍ ْ فَأ َ ْخبَ َرهُ َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ عَو، فَلَ َّما َكانَ بِ َسرْ َغ بَلَ َغهُ أَ َّن ْال َوبَا َء قَ ْد َوقَ َع بِال َّشأْ ِم، خَ َر َج إِلَى ال َّشأْ ِم،أَ َّن ُع َم َر
َ ف أَ َّن َرس
ِ ُول هَّللا
" ُض َوأَ ْنتُ ْم بِهَا فَالَ ت َْخ ُرجُوا فِ َرارًا ِم ْنه
ٍ ْض فَالَ تَ ْق َد ُموا َعلَ ْي ِه َوإِ َذا َوقَ َع بِأَر ٍ ْصلى هللا عليه وسلم قَا َل " إِ َذا َس ِم ْعتُ ْم بِ ِه بِأَر
Artinya: "Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama
Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin
Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Jika
kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika
terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhori).
Dalam hadits yang sama juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam
Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah
pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.
Ini merupakan cara mengisolasi atau metode karantina
yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW agar
wabah penyakit tersebut tidak menular ke daerah lain atau
menjalar ke negara-negara lain.
PENGINGAT !!!
Tetapi kembali lagi, Bahwasanya sebagai muslim, kita SEHARUSNYA TAK BOLEH
PERCAYA DENGAN BERITA-BERITA YANG HANYA MENGANDUNG KEBOHONGAN
TERKAIT DENGAN WABAH PENYAKIT INI,