Anda di halaman 1dari 58

KANKER SERVIKS

Nama Anggota :
Ahmad Jauhari
Atwazah
Desy Rosalina Sari
Dinda Tamara
Ega Yuspita D
Evie Kama Lestari
Hariya Nurosita
Melani Lestari
Putu Monik Ananta
Siti Fatmah
Trasna Arman Jani
Pengertian
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel
mulut rahim / serviks yang abnormal dimana
sel-sel ini mengalami perubahan ke arah
displasia atau mengarah pada keganasan.
Kanker ini biasanya menyerang wanita yang
pernah atau sedang berada dalam status
sexually active.
Penyebab

Penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal


mulut rahim menjadi se-sel yang ganas tidak
diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut,
antara lain : hubungan seksual pada usia dini (< 17
tahun), hubungan seksual multi partner, infeksi HPV
(Human Papilloma Virus), dan genetik (namun,
persentasenya sangat kecil).
Cont ..
Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi
insiden kanker serviks yaitu : usia, melahirkan lebih
dari 3x, personal hygiene, status sosial ekonomi,
terpajan virus terutama virus HIV, dan kebiasaan
merokok.
Gejala
 Keputihan atau keluarnya cairan encer dan berbau
busuk dari vagina, pendarahan, hematuria,
anemia, kelemahan pada ekstremitas bawah,
timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian
bawah.
 Pada stadium lanjut, badan menjadi lebih kurus,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan
rektum, bahkan bisa menyebabkan terbentuknya
vesikovaginal atau rektovaginal, hingga timbul
gejala-gejala akibat metastasis jauh.
PATOFISIOLOGI
KANKER SERVIKS
Patofisiologi

Karsinoma serviks biasa timbul di daerah yang


disebut squamo-columnar junction (SCJ) atau
sambungan skuamo-kolumnar (SSK), yaitu batas
antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan
endoserviks kanalis serviks, dimana secara histologik
terjadi perubahan dari epitel ektoserviks yaitu epitel
skuamosa berlapis dengan epitel endoserviks yaitu
epitel kuboid/kolumnar pendek selapis bersilia.
Cont ..
Penelitian akhir-akhir ini lebih memfokuskan virus
sebagai salah satu faktor penyebab yang penting,
terutama virus DNA. Pada proses karsinogenesis asam
nukleat virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen
dan DNA sel host sehingga menyebabkan terjadinya
mutasi sel. Sel yang mengalami mutasi tersebut
dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga
terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
Cont ..
Klasifikasi terbaru menggunakan istilah Neoplasia
Intraepitel Serviks (NIS) untuk kedua bentuk displasia
dan karsinoma in-situ. NIS terdiri dari : 1) NIS 1,
untuk displasia ringan; 2) NIS 2, untuk displasia
sedang; 3) NIS 3, untuk displasia berat dan karsinoma
in-situ.Patogenesis NIS dapat dianggap sebagai suatu
spekrum penyakit yang dimulai dari displasia ringan
(NIS 1), displasia sedang (NIS 2), displasia berat dan
karsinoma in-situ (NIS 3) untuk kemudian berkembang
menjadi karsinoma invasif.
Perkembangan kanker invasif berawal dari terjadinya lesi
neoplastik pada lapisan epitel serviks, dimulai dari neoplasia
intraepitel serviks (NIS) 1, NIS 2, NIS 3 atau karsinoma in situ
(KIS). Selanjutnya setelah menembus membrana basalis akan
berkembang menjadi karsinoma mikroinvasif dan invasif.
Pemeriksaan sitologi papsmear digunakan sebagai skrining,
sedangkan pemeriksaan histopatologik sebagai konfirmasi
diagnostik
DIAGNOSA
KANKER SERVIKS
1. Blade cervix cytologic
examination (Serviks Pap)
Metode utama untuk mendeteksi lesi prekursor
kanker serviks dan kanker serviks stadium awal. Tapi
harus hati-hati dengan posisi bagian materi yang
diambil dan pemeriksaan mikroskopis yang teliti,
tingkat negatif palsu bisa sebesar 5% ~ l0%, karena
itu, harus dikombinasikan dengan kondisi klinis dan
melakukan pemeriksaan berkala, sebagai metode
untuk screening.
2. Yodium
Tes Serviks atau vagina epitel skuamosa normalnya
kaya akan glikogen, yang dapat menjadi warna
cokelat setelah diberi cairan yodium, sedangkan
serviks epitel kolumnar, erosi serviks, dan epitel
skuamosa abnormal (termasuk metaplasia skuamosa,
displasia, karsinoma in situ dan area karsinoma
invasif) tidak ada glikogen, maka tidak berwarna.
3. Biopsi serviks dan kanalis
servikalis
Pap smear di serviks yang lebih dari Kelas Ⅲ ~ Ⅳ,
tetapi bila biopsi serviks negatif, di persimpangan
kolom skuamosa, serviks pada titik 6, 9, 12 dan 3:
mengambil empat poin biopsi atau pada daerah
yodium tes tidak berwarna dan situs kanker yang
dicurigai, mengambil beberapa jaringan dan
excisional biopsi atau penerapan kuret kecil
mengorek endoserviks dikirim untuk pemeriksaan
patologis.
4. Kolposkopi
Kolposkopi tidak dapat langsung mendiagnosis tumor
karsinoid, tetapi dapat membantu memilih lokasi
biopsi untuk melakukan serviks biopsi. Menurut
statistik, biopsi dengan bantuan dari kolposkopi,
akurasi diagnostik untuk kanker serviks dini dapat
dicapai sekitar 98%.
TERAPI
KANKER SERVIKS
(KEMOTERAPI)
Definisi

Kemoterapi adalah cara pengobatan tumor dengan


memberikan obat pembasmi sel kanker (disebut
sitostatika) yang diminum ataupun yang diinfuskan ke
pembuluh darah. Jadi, obat kemoterapi menyebar ke
seluruh jaringan tubuh, dapat membasmi sel-sel
kanker yang sudah menyebar luas di seluruh tubuh.
Karena penyebaran obat kemoterapi luas, maka daya
bunuhnya luas, efek sampingnya biasanya lebih berat
dibandingkan dua modalitas pengobatan terdahulu.
Cont ..
Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika,
berefek menghambat atau membunuh semua sel yang
sedang aktif membelah diri.Jadi, sel normal yang
aktif membelah atau berkembang biak juga terkena
dampaknya, seperti sel akar rambut, sel darah, sel
selaput lendir mulut,dll.Sel tubuh tersebut adalah
yang paling parah terkena efek samping kemoterapi,
sehingga dapat timbul kebotakan, kurang darah,
sariawan, dll.
Cont ..
Oleh karena itu, pemberian obat sitostatik (berupa
obat medis ataupun obat herbal) harus dibawah
pengawasan dokter yang berpengalaman untuk
mencegah timbulnya efek samping yang serius, dan
bila terjadi efek samping dapat segera diatasi atau
diobati.
Agar sel tubuh normal mempunyai kesempatan untuk
memulihkan dirinya, maka pemberian kemoterapi
biasanya harus diberi jedah (selang waktu) 2-3
minggu sebelum dimulai lagi pemberian kemoterapi
berikutnya.
Prinsip Kerja Kemoterapi
Meracuni atau membunuh sel-sel kanker, mengontrol
pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan
pertumbuhannya agar tidak menyebar, atau untuk
mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh
kanker. Kemoterapi bersifat sistemik, karenanya
kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang
mungkin suddah menjalar dan menyebar ke bagian
tubuh yang lain.
Obat Kemoterapi (Kanker)

Dua atau lebih obat sering digunakan sebagai suatu


kombinasi. Alasan dilakukannya terapi kombinasi
adalah untuk menggunakan obat yang bekerja pada
bagian yang berbeda dari proses metabolisme sel,
sehingga akan meningkatkan kemungkinan
dihancurkannya jumlah sel-sel kanker.
Cont ..
Obat-obat dengan sifat yang berbeda digabungkan,
misalnya obat yang membunuh sel-sel tumor
dikombinasikan dengan obat yang merangsang system
kekebalan terhadap kanker.
1. Alkylating agents
Alkylating memengaruhi molekul DNA, yaitu
mengubah struktur atau fungsinya sehingga tidak
dapat berkembang biak. Contoh lain obat golongan
ini adalah busolvon dan cisplatin. Obat ini biasanya
digunakan dengan kasus leukemia, limfoma non-
Hodgkin, myeloma multiple dan melanoma malignan.
2. Obat antimetabolit
Antimetabolit adalah zat yang bisa menghambat
enzim-enzim yang diperlukan untuk memproduksi
basa yang menjadi bahan penyusun DNA.
Antimetabolit dan juga asam folat dapat mencegah
terjadinya pembelahan pada sel kanker. Contoh dari
obat ini antara lain adalah: Methotrexate,
Floxuridine, Plicamycin, Mercaptopurine, Cytarabine
dan Flourouracil.
3. Antibiotik antitumor
Obat ini juga memengaruhi DNA dan mencegah tumor
berkembang biak dan dengan cara kimiawi mencegah
produksi enzim- enzim serta mengubah membran sel.
Contohnya adalah Pleomycin dan Idarubicin yang
digunakan untuk berbagai macam jenis kanker. Efek
sampingnya sama dengan alkylating agents.
4. Senyawa-senyawa Alami
Ada beberapa senyawa alami yang dapat mengikat
DNA (dengan sebuah proses yang disebut sebagai
“interkalasi”) sehingga menimbulkan kerusakan pada
krosom dari sel kanker dan menghambat pembelahan
sel kanker. Contoh dari senyawa semacam ini adalah
dactinomycin, mitomycin, doxorubicin, mithromycin,
daunorubicin dan bleomycin.
5. Analog Platinum
Analog platinum adalah senyawa-senyawa yang
mengandung unsur logam platinum. Senyawa-
senyawa ini bekerja dengan cara membentuk rantai
silang antara DNA dengan platinum sehingga sel
kanker tidak dapat melakukan pembelahan dengan
benar dan proses perkembangbiakannya menjadi
terhambat. Contohnya adalah carboplatin, cisplatin
dan oxaliplatin.
Efek Samping Kemoterapi
 Menghambat pembelahan sel normal yang
proliferasinya cepat misalnya : sumsum tulang,
epitel germinativum, mukosa saluran cerna,
folikel rambut dan jaringan limfosit.
 Menyebabkan mielosupresi sehingga dapat
menimbulkan risiko infeksi (neutropenia) dan
perdarahan (trombositopenia).
Cont ..
 Kerusakan pada membran mukosa menyebabkan
nyeri pada mulut, diare dan stimulasi zona pemicu
kemotaksis yang menimbulkan mual dan muntah.
 Beberapa obat menyebabkan toksisitas yang
spesifik terhadap organ, seperti ginjal (cisplatin)
dan saraf (vinkristin).
PENATALAKSANAAN
KANKER SERVIKS
Tatalaksana Lesi Prakanker
Metode terapi lesi prakanker serviks:

 Terapi NIS dengan Destruksi Lokal


 Krioterapi Krioterapi
 Metode Elektrokauter
 Diatermi Elektrokoagulasi
 Sinar laser (light amplication by stimulation
emission of radiation)
Tatalaksana Kanker Serviks
Invasif
1. Stadium 0 / KIS
(Karsinoma in situ)
Konisasi (Cold knife conization). Bila margin bebas,
konisasi sudah adekuat pada yang masih memerlukan
fertilitas. Bila tidak tidak bebas, maka diperlukan re-
konisasi. Bila fertilitas tidak diperlukan histerektomi
total Bila hasil konisasi ternyata invasif, terapi sesuai
tatalaksana kanker invasif.
2. Stadium IA1 (LVSI negatif)
Konisasi (Cold Knife) bila free margin (terapi
adekuat) apabila fertilitas dipertahankan.(Tingkat
evidens B) Bila tidak free margin dilakukan rekonisasi
atau simple histerektomi. Histerektomi Total apabila
fertilitas tidak dipertahankan
3. Stadium IA1 (LVSI positif)
Operasi trakelektomi radikal dan limfadenektomi
pelvik apabila fertilitas dipertahankan. Bila operasi
tidak dapat dilakukan karena kontraindikasi medik
dapat dilakukan Brakhiterapi
4. Stadium IA2,IB1,IIA1

Pilihan :
 Operatif
Histerektomi radikal dengan limfadenektomi pelvik.
 Non operatif
Radiasi (EBRT dan brakiterapi).
Kemoradiasi (Radiasi : EBRT dengan kemoterapi
konkuren dan brakiterapi) .
5. Stadium IB2 dan IIA2

Pilihan :
 Operatif
Histerektomi radikal dan pelvik limfadenektomi. Tata
laksana selanjutnya tergantung ddari faktor risiko,
dan hasil patologi anatomi untuk dilakukan ajuvan
radioterapi atau kemoterapi.
 Non ajuvan kemoterapi
Tujuan dari Neoajuvan Kemoterapi adalah untuk
mengecilkan massa tumor primer dan mengurangi
risiko komplikasi operasi.
6. Stadium IIB
Pilihan :
 Kemoradiasi
 Radiasi
 Neoajuvan kemoterapi
 Kemoterapi (tiga seri) dilanjutkan radikal histerektomi
dan pelvik limfadenektomi.
 Histerektomi ultraradikal
7. Stadium III A dan III B
Pilihan :
 Kemoradiasi
 Radiasi
8. Stadium IIIB dengan CKD
Pilihan :
 Nefrostomi / hemodialisa bila diperlukan
 Kemoradiasi dengan regimen non cisplatin atau
 Radiasi Stadium IV A tanpa CKD 1.
9. Pada stadium IVA dengan
fistula rekto-vaginal
Pilihan :
 Direkomendasi terlebih dahulu dilakukan
kolostomi, dilanjutkan :
 Kemoradiasi Paliatif, atau
 Radiasi Paliatif
10. Stadium IV A dengan CKD,
IVB
Pilihan :
 Paliatif
 Bila tidak ada kontraindikasi, kemoterapi
paliatif/radiasi paliatif dapat dipertimbangkan.
DUKUNGAN NUTRISI
 Tatalaksana nutrisi umum mencakup kebutuhan
nutrisi umum (termasuk penentuan jalur
pemberian nutrisi), farmakoterapi, aktivitas fisik,
dan terapi nutrisi operatif.
 Pasien kanker serviks dapat mengalami gangguan
saluran cerna, berupa diare, konstipasi, atau
mual-muntah akibat tindakan pembedahan serta
kemo- dan atau radio-terapi.
 Pada kondisi-kondisi tersebut, dokter perlu
memberikan terapi nutrisi khusus, meliputi
edukasi dan terapi gizi serta medikamentosa,
sesuai dengan masalah dan kondisi gizi pada
pasien.
Cont ..
 Penderita kanker sebaiknya memiliki BB ideal dan
menerapkan pola makan yang sehat, tinggi buah,
sayur dan biji-bijian, serta rendah lemak, daging
merah, dan alkohol dan direkomendasikan untuk
terus melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan
secara teratur dan menghindari gaya hidup yang
kurang baik.
REHABILITASI MEDIK

 Rehabilitasi medik bertujuan untuk


mengoptimalkan pengembalian kemampuan fungsi
dan aktivitas kehidupan sehari-hari serta
meningkatkan kualitas hidup pasien.
 Pendekatan rehabilitasi medik dapat diberikan
sedini mungkin sejak sebelum pengobatan definitif
diberikan dan dapat dilakukan pada berbagai
tahapan & pengobatan penyakit yang disesuaikan
dengan tujuan penanganan rehabilitasi kanker:
preventif, restorasi, suportif atau paliatif.
EVIDENCE BASED
KANKER SERVIKS
Kemoterapi
• Agen kemoterapi memiliki aktivitas yang tinggi
dalam terapi kanker serviks.
• Agen kemoterapi yang sering digunakan adalah
platina
• Penggunaan kemoterapi menimbulkan toksisitas
secara signifikan. Sebanyak 78% pasien
memerlukan penangan toksisitas.
• Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-
beda tergantung jenis kankernya.
Berdasarkan uji klinis dan pendapat para ahli,
kombinasi agen kemoterapi menunjukkan respon
yang lebih baik dibandingkan pemberian tunggal
Pilihan untuk lini kedua kemoterapi menunjukkan
Topocetan, vinorelbine dan pemetrexed memiliki
aktivitas yang lebih tinggi
Bevacizumab di Kombinasi
dengan Kemoterapi
 Penambahan bevacizumab untuk kombinasi
kemoterapi dikaitkan dengan peningkatan pada
3,7 bulan dalam median OS (overall survival).
 Perbedaan OS diartikan ke dalam HR untuk
kematian 0,71 yang mendukung penambahan
bevacizumab (P=0,004).
 Tingkat respons menunjukkan 48% dengan
bevacizumab dan 36% dengan kemoterapi saja
(P=0,008).
 Data signifikan menunjukkan toksisitas lebih tinggi
pada pasien yang menerima bevacizumab.
Cont ..
 Meskipun toksik, penambahan bevacizumab
menunjukkan keamanan yang dapat diterima, dan
pasien tidak melaporkan penurunan signifikan
secara statistik dalam kualitas hidup pasien yang
dilaporkan.
 Sebagai hasil sekunder dalam penelitian ini,
topotecan-paclitaxel tidak mengungguli cisplatin-
paclitaxel.
 Berdasarkan uji coba sebelumnya, diperkirakan
penggunaan topotecan-paclitaxel menyebabkan
kelelahan berlebih, leukopenia, dan neutropenia,
serta trombositopenia dan anemia yang lebih
signifikan dibandingkan dengan cisplatin-
paclitaxel.
Imunoterapi

 Agen lain yg menjanjikan perkembangannya


adalah terapi imun dengan melemahkan listeria
monocytogenes (ADXs11-01).
 ADXs11-01 merupakan obat yg didesain untuk
membentuk respon imu type Th1, menghasilkan
sel-sel T CD8+ yang menargetkan sel HPV E7 yang
telah berubah berubah sementara bersamaan
menekan toleransi imunologik dalam lesi.
Cont ..
 Berdasarkan hasil penelitian, immunoterapi lain
seperti nivolumab dan ipilimumab saat ini sedang
dievaluasi dalam uji coba fase 2.
 Nivolumab dan ipilimumab merupakan antibodi
monoklonal yang menargetkan dan memblok 2
reseptor yang berbeda yang masing-masing
mengatur aktivasi sel T (PD-1 dan CTLA-4),
berdampak pada pertahanan tumor terhadap
sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk
melawan tumor.
KESIMPULAN
 Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim / serviks yang
abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan ke arah displasia atau
mengarah pada keganasan.
 Diagnosa dari kanker serviks dilakukan Blade Cervix Cytologic
Examination, yodium, biopsi serviks dan kanalis servikalis, dan kolposkopi.
 Terapi kanker serviks dengan kemoterapi yang merupakan cara
pengobatan tumor yang memberikan obat pembasmi sel kanker yang
diminum atau diinfuskan ke pembuluh darah.
 Prinsip kerja kemoterapi adalah dengan meracuni atau membunuh sel-sel
kanker, menghentikan pertumbuhan sel kanker dan mengurangi gejala-
gejala dari kanker.
 Obat kemoterapi pada kanker misalnya alkylating agents, obat
antimetabolit, antibiotik jamur, senyawa alami seperti daunirubicin,
doxorubicin), dan analog platinum seperti cisplatin.
 Peran imunoterapi berpotensi dalam kemajuan yang lebih jauh dalam
pengobatan kekambuhan kanker serviks metastatik. Pemeriksaan imun
blokade PD1 dan CTLA4 inhibitor menunjukkan harapan dan akan
membutuhkan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mencapai
respon yang tahan lama pada kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker
Serviks. Jakarta: Komite Penanggulangan Kanker Nasional.
Indrawati, Maya. 2009. Bahaya Kanker Bagi Wanita dan Pria. Jakarta
: AV Pubisher.
Laras, L. 2009. Analisis Faktor Dan Literatur Kanker Serviks.
Jakarta: FKUI.
Sjaifoellah Noer. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2.
Jakarta : FKUI
Tewari, Krishnansu S . 2014 . Improved Survival with Bevacizumab in
Advanced Cervical Cancer. California : University of California.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan, Edisi Kedua. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Yu Steven . 2015 . Advancement in Recurrent and Metastatic Cervical
Cancer . America: American Journal of Hematology/Oncology.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai