Kelompok 8 :
Annisa Ferisa
Elsy Nursiti Aisah
Fitri Anugrah
Neneng Tari Lestiyani
LAPORAN PENDAHULUAN TB PARU
(TUBERKULOSIS)
A. PENGERTIAN
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-
paru yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat
menular dari penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).
B. KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PASIEN
Menurut Depkes (2006), klasifikasi penyakit TB dan tipe pasien
digolongkan:
1. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
• Tuberkulosis paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang
jaringan (parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan
kelenjar pada hilus.
• Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin, dan lain-lain.
2. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu
pada TB Paru:
• Tuberkulosis paru BTA positif
• Tuberkulosis paru BTA negatif
3. Klasifikasi berdasarkan tipe Pasien :
• Tipe pasien ditentukan berdasarkan sebelumnya. Ada beberapa tipe
pasien yaitu:riwayat pengobatan
• Kasus baru
• Kasus kambuh (Relaps)
• Kasus setelah putus berobat (Default )
• Kasus setelah gagal (failure)
• Kasus Pindahan (Transfer In)
• Kasus lain
C. ETIOLOGI
• Penyebab tuberkulosis adalah Myobacterium
tuberculosae. Tergolong dalam
kuman Myobacterium tuberculosae
complex adalah :
– M. Tuberculosae
– Varian Asian
– Varian African I
– Varian African II
– M. bovis.
D. PATOFISIOLOGI
Tempat masuk kuman M.tuberculosis adalah
saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka
terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis
terjadi melalui udara (airborne), yaitu melalui
inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel yang berasal dari orang yang
terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat
masuk utama jenis bovin, yang penyebarannya
melalui susu yang terkontaminasi.
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Demam
2. Batuk darah
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
5. Malaise
F. KOMPLIKASI
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah)
yang dapat mengakibatkan kematian karena syok
hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3. Bronkiektasis ( pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau
reaktif) pada paru.
4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura)
spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang,
ginjal dan sebagainya.
6. insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary
Insufficiency)
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis TB menurut Depkes (2006):
1. Diagnosis TB paru
a. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu
- pagi - sewaktu (SPS).
b. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman
TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks,
biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis
sepanjang sesuai dengan indikasinya.Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya
berdasarkan
c. pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran
yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.
d. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
e. Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru.
2. Diagnosis TB ekstra paru.
a. Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena,
misalnya kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada
TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe
superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang
belakang (gibbus) pada spondilitis TB dan lainlainnya.
b. Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan
diagnosis kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis
TB yang kuat (presumtif) dengan menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis
tergantung pada metode pengambilan bahan
pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik,
misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto
toraks dan lain-lain.
H. PENATALAKSANAAN
1. Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.
2. Prinsip pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai
berikut:
a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal (monoterapi) . Pemakaian
OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT – KDT) lebih menguntungkan dan
sangat dianjurkan.
b. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh
seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
1) Tahap awal (intensif)
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya
pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2
bulan.
2) Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KELUARGA TN.I DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN
TUBERCOLOSIS DI DUSUN KEMBARAN RT 16 RW
03 DESA CICAPAR KECAMATAN BANJARSARI
KABUPATEN CIAMIS
A. Data Umum
• Nama kepala keluarga : Tn. I
• Alamat : Dusun Kembaran Rt 16 Rw 03 Desa
CicaparKecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis
• Pekerjaan Kepala Keluarga : -
• Pendidikan Kepala Keluarga : SD
Komposisi keluarga :
Imunisasi
L
Nama Anggota Pendi- Peker-
/P Status Kawin
No Keluarga Umur Agama dikan jaan DPT Polio Ket
BC Hepa-
CM P
G titis
1 2 3 1 2 3
X X
Keterangan :
: : Laki-laki
: : Perempuan
: Tinggal serumah
: Anak kandung
X : meninggal
: Menikah
: Klien
• Tipe Keluarga
Tipe keluarga pada keluargabTn.I adalah tipe keluarga inti, yg terdiri dari ayah, ibu dan anak
• Suku Bangsa
Suku bangsa yang dianut oleh keluarga Tn.I adalah suku sunda dan tidak adat atau budaya yang
khusus mempengaruhi pandangan keluarga terhadap kesehatan dan tidak ada pantangan dalam
makan
• Agama (Menurut Betty Neuman)
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. I adalah agama islam
• Status social Ekonomi keluarga
Penghasilan dan Pengeluaran
1. Pekerjaan : Sudah tidak berkerja, penghasilan berasal dari kiriman anaknya.
2. Besar pendapatan rata-rata perbulan : RP 500.000 / bulan
3. Besar pengeluaran rata-rata perbulan : RP 450.000/ bulan
4. Pemenuhan dasar keluarga : seimbang dan sesuai
5. Simpanan Keluarga: karena besar pengeluara masih lebih kecil dari pendapatan ,
keluarga masih bisa untuk menabung sebagai simpanan.
6. Penentu/pengatur keuangan dalam keluarga : Diatur oleh Tn.Isebagai kepala
keluarga.
• Kebiasaan hidup sehari-hari
- Kebiasaan tidur/istirahat Tn. I dan anggota keluarga
lainnya dilakukan 2x dalam sehari yaitu siang dan malam.
- Pola makan dalam keluarga dilakukan sebanyak 3x
dalam sehari dengan menu disesuaikan dengan
pendapatan ekonomi sehari-hari.
- Personal hygiene selalu dilakukan oleh Tn. I dan anggota
keluarga lainnya seperti mandi sebanyak 2x sehari
- Rekreasi keluarga jarang dilakukan keluar rumah, hanya
nonton tv bersama dirumah.
Riwayat dan tahap perkembangan Keluarga
– Karakteristik Rumah
• Rumah berlantai tembok semen, dibangun diatas tanah 20 meter persegi. Tipe rumah keluarga Tn. I yaitu
semi permanen, dimana dinding rumah terbuat dari bilik, terdapat 4 ruangan yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang
tamu dan 1 ruangan dapur. Jendela hanya terdapat diruangan tamu dan kamar depan, dan jendela tersebut
tidak dapat dibuka. Sinar matahari pagi tidak dapat oleh keluarga Tn. I karena terhalang oleh rumah
tetangga. Suasana ruangan sumpek karena sirkulasi udara didalam ruangan kurang.
•
Jamban yang digunakan berada diluar rumah, pembuangan limbahnya di buang ke selokan, penerangan
untuk jamban seadanya. Jarak pembuangan dengan sumber air cukup dekat sehingga memungkinkan air
kotor bisa rember dan masuk lagi ke dalam sumur, sumber air minum yang digunakan adalah sumur gali.
– Karakteristik tetangga dan komunitas
• Keluarga bergaul dekat dengan para tetangga, tidak ada budaya yang khusus mempengaruhi pandangan
keluarga terhadap kesehatan dan tidak ada pantangan dalam makan
– Mobilitas Geografis keluarga
• Keluarga Tn. I tidak biasa berpindah tempat tinggal, dari dulu hingga sekarang rumah yang di tempati Tn. I
sama
– Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga bergaul dekat dengan para tetangga
– Sistem pendukung keluarga
• Jumlah anggota keluarga yang sehat pada keluarga Tn. I yaitu 1 orang, keluarga mempunyai kartu
jamkesmas untuk menunjang kesehatan. Dan mendapat bantuan dari anak-anaknya untuk kehidupan sehari-
hari.
Struktur Keluarga (menurut Betty Neuman)
No. Aspek yang dikaji Tn. I 65 tahun (sakit) Ny. C 60 tahun (sehat)
1. Penampilan Tampak lemas Tampak sehat
2. umum Kesadaran Compos mentis Compos mentis
3. Tanda-tanda vital :
- TD 110/80 mmHg 100/70 mmHg
- Resfirasi 28 x/mnt 0 x/mnt
- Suhu 36,60C 36,30C
- Nadi 84 x/mnt 80 x/mnt
4. Kep
ala Lurus, warna rambut hitam Lurus, warna rambut
- Rambut
dan sudah mulai tumbuh uban hitam dan sudah mulai tumbuh uban
Konjungtiva anamenis, sclera anikterik, tidak Konjungtiva anamenis, sclera anikterik,
- Mata menggunakan alat bantu penglihatan tidak menggunakan alat bantu
Bentuk simetris, bersih. Tidak ada keluhan penglihatan
Bersih penciuman normal, mulut bersih Bentuk simetris, bersih. Tidak ada keluhan
Tidak terdapat pembesaran JVP Bersih penciuman normal, mulut
Bentuk simetris, terdengar suara nafas bersih Tidak terdapat pembesaran JVP
- Telinga wheezing terdapat retraksi otot dada Bentuk simetris , tidak terdapat keluhan.
Tidak tedapat nyeri tekan, tidak ada keluhan
Terdengan suara wheezing Tidak ada keluhan Tidak tedapat nyeri tekan, tidak ada
- Hidung dan mulut Leher keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Dada Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
5.
Abdomen
6.
Paru-paru Jantung Ekstremitas
- Atas
- Bawah
7.
8.
9.
10.
• Harapan keluarga
Tn. I berharap penyakitnya segera sembuh dan anggota keluarga dalam keadaan sehat.
ANALISA DATA
No. Data dan tanda Masalah kesehatan Masalah keperawatan
1. DO: Kurang pengetahuan pada Tn. I keluarga Tn. I mengenai kondisi, aturan
- Padasaatpenyuluhan klien tampak mengangguk-ngangguk tindakan, dan pencegahan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
- Padasaatpenyuluhan klianbarunampakmengertimengenai penyebabdancara mencegahpenularanTBC dalam mengenal masalah.
DS:
- Klienmenanyakan penyebabdancara penularanTBC
- Klienmenanyakan efeksamping dari
TBC apa saja
Tubercolosis
batuk
DS :
- Keluarga klien mengatakan jendela rumah tidak
dapat dibuka
- Klien mengatakan
masih mengeluh batuk-batuk.
PEMBOBOTAN MASALAH (SKORING)
1. Kurang pengetahuan Tn. I keluarga Tn. I mengenai kondisi aturan dan pencegahan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
pengertian, factor, penyebab, akibat penularan, cara - keluarga memperhatikan petugas pada saat
P : lanjutkan intervensi 4
2. 17-11-2013 II 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang kriteria rumah Pada tanggal : 18-11-2013
14.00 WIB sehat 08.30 WIB
2. menanyakan kembali pada keluarga tentang kriteria
rumah sehat
3. memberikan pujian kepada keluarga S : - keluarga klien mengatakan bahwa setiap pagi
pintu selalu di buka agar udara masuk
kedalam ruangan
P : Pertahankan Intervensi