Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan , dengan
judul: "Issue Etik dan Moral dalam Pelayanan Kebidanan".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
a. etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,nilai benar dan
salah yang dianut suatu organisasi atau masyarakat.
b. konflik moral adalah suatu proses Ketika 2 pihak atau lebih berusaha memaksakan
tujuannya dengan cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin dicapai
pihak lain. (Setiawan. 1994)
c. Dilema moral adalah situasi yang menghadapkan individu pada dua pilihan dan
tidak satupun dari pilihan itu dianggap sebagai jalan keluar yang tepat
d. issue etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas
individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebuut sesuai dengan asas
ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Isu moral adalah topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam
kehidupan sehari-hari menyangkut kasus abortus,euthanasia,keputusan untuk
terminasi kehamilan.Isu moral juga berhubungan dengan kejadian di luar biasa dalam
kehidupan sehari-hari,seperti menyangkut konflik,malpraktik,perang dan sebagainya.
2.2 Issue etik yang terjadi antara bidan dengan Klien,keluarga dan
masyarakat,Teman Sejwat,Tenaga Kesehatan lainnya
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga, masyarakat, teman sejawat
dan tenaga Kesehatan lainnya mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu Tindakan.
Seorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan
peran dan fungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian
penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktik kebidanan. Misalnya
dalam praktik mandiri, bidan yang bekerja di RS, Rumah bersalin atau institusi
Kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktik mandiri menjadi pekerja yang
bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
Konflik moral
Konflik adalah suatu proses Ketika dua pihak atau lebih berusaha memaksakan
tujuannya dengan cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin dicapai
pihak lain (Setiawan,2004).
Sedangkan konflik moral menurut johnson adalah bahwa konflik atau dilemma
pada dasarnya sama,kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas
yang mana sering menyebabkan dilemma,ada dua tipe konflik
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh bidan untuk turut andil, upaya
untuk menurunkan kematian ibu dengan aborsi :
b. Bayi tabung
Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma
dan sel telur diluar tubuh (in vitro fertilization). Setelah terjadi konsepsi
hasil tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu atau embrio
transfer sehingga dapat tumbuh menjadi janin sebagaimana layaknya
kehamilan biasa. Status bayi tabung ada 3 macam yaitu :
1. Inseminasi buatan dengan sperma suami
2. Inseminasi buatan dengan sperma donor
3. Inseminasi buatan dengan model titipan
c. Eutanasia
Euthanasia adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan
melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau
menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara
memberikan suntikan yang mematikan.
Aturan hukum mengenai masalah ini berbeda-beda di tiap negara dan
seringkali berubah seiring dengan perubahan norma-norma budaya
maupun ketersediaan perawatan atau Tindakan medis. Di beberapa negara,
euthanasia dianggap legal,sedangkan di negara-negara lainnya dianggap
melanggar hukum.
d. Adopsi
Adopsi berasal dari kata “adaptie” dalam Bahasa Belanda menurut kasus
hukum berarti “pengangkatan seorang anak untuk anak kandungnya
sendiri.” Dalam Bahasa Malaysia dipakai kata adopsi,berarti anak angkat
atau mengangkat anak. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, “Edoft”
(adaption), berarti pengangkatan anak atau mengangkat anak. Dalam bahas
Arab disebut “tabanni” yang menurut Prof. Mahmud Yunus diartikan
dengan “Mengambil anak angkat.”
Sistem hukum yang mengatur adopsi/pengangkatan anak yaitu:
1. Hukum barat (BW)
Dalam kitab UU Hukum Perdata (KUHP) tidak ditentukan satu
ketentuan yang mengatur masalah adopsi atau anak angkat yang ada
hanyalah ketentuan tentang pengangkatan anak diluar kawin, seperti
yang diatur dalam buku BW hal XII bagian ketiga, pasal 280-289,
tentang pengakuan anak diluar kawin. Karena tuntunan masyarakat,
maka dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda : Staats Blad
no:124/1917, khusus pasal 5-15, yang mengatur masalah adopsi anak /
anak angkat
2. Pasal 8 menyebutkan bahwa ada 4 syarat untuk pengangkatan anak :
Persetujuan orang yang mengangkat anak
Jika anak diangkat adalah anak sah dari orangtuanya,
diperlukan izin dari orangtuanya itu. Jika bapaknya sudah wafat
dan ibunya kawin lagi, kasus ada persetujuan dari walinya
Jika anak yang diangkat lahir di luar perkawinan, izin
diperlukan dari orangtua yang mengakui sebagai anaknya. Jika
anak tidak diakui harus ada persetujuan dari walinya
Jika anak yang akan diangkat sudah berusia 14 tahun, maka
persetujuan adalah dari anak sendiri.
e. Transplantasi
Transplantasi adalah pemindahan seluruh atau Sebagian organ sari satu
tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada
tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ
yang rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang
masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan orang yang
masih hidup ataupun telah meninggal.
ANALISA KASUS
3.1 Issue etik yang terjadi antara bidan dengan Klien,keluarga dan masyarakat
Issue yang terjadi antara bidan dengan klien,keluarga dan masyarakat mempunyai hubungan
erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu Tindakan. Seorang bidan dikatakan
professional jika mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang
bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja
akan terjadi dalam praktik kebidanan misalnya dalam praktik mandiri, bidan yang bekerja di
Rumah sakit atau institusi Kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktik mandiri
menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik (Ristica dkk,2014:45)
Kasus
Di sebuah desa,ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama
1 tahun. Pada suatu hari dating seorang klien Bernama Ny A usia kehamilan 38
minggu dengan keluhan perutnya terasa kencang-kencang sejak 5 jam yang lalu.
Setelah dilakukan VT, didapatkan pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan
letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar dirujuk ke Rumah Sakit
untuk melahirkan secara operasi SC (Ristica dkk,2014:46)
Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk dirujuk dengan alasan
tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk
memberi penjelasan bahwa tujuan dirujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya,
namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya.
Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut.(Ristica
dkk,2014:46)
Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong persalinan
dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal ini masih
belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan dirujuk agar persalinan berjalan dengan
lancer dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan letak
sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti
kemauaan klien serta keluarga untuk menolong persalinantersebut. Persalinan berjalan
sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah
meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara
professional dan dalam masyarakat pun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan
Tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur (Ristic dkk,2014:46)
Konflik
Keluarga terutama suami menolak untuk dirujuk ke Rumah Sakit dan melahirkan
secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi (Ristica
dkk,2014:47)
Isu
Dimata masyarakat,bidan tersebut dalam pelyanan tau melakukan Tindakan tidak
sesuai prosedur dan tidak professional. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa
bidan tersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat
atau membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah
(Ristica dkk,2014:47)
Dilema
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan Tindakan yang tepat untuk menolong
persalinan resiko tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak boleh
dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis.
Seharusnya ditolong oleh Dokter Ohgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk
menolong persalinan itu sendiri dengan alasan desakan dan keluarga klien sehingga
dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan
di lapangan (Ristica dkk,2014:47)
3.2 Isu etik yang terjadi antara bidan dengan teman sejawat
Isu etika yang terjadi antara bidan dengan teman adalah perbedaan sikap etika
yang terjadi pada bidan dengan sesame bidan sehingga menimbulkan salahpahaman.
Kasus
Disuatu desa yang tidak jauh dan kota dimana di desa tersebut ada dua orang
bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama-sama memiliki BPS dan ada
persaingan diantara dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien
yang akan melahirkan di BPS dan ada persaingan diantara dua bidan tersebut.
Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan”B”
yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”.Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B”
menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan
tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang
sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing
dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan
“B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan “A” akan melaporkan
bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena dianggap melanggar
wewenang profesi bidan (Ristica dkk,2014:47-48)
3.3 Isu etika yang terjadi antara bidan dengan tenaga Kesehatan lainnya
Isu etika yang terjadi antara bidan dengan tenaga medis lainnya adalah
perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya sehingga
menimbulkan salahpahaman (Ristica dkk,2014:48-49)
Kasus
Suatu hari ada seorang ibu Bersama suaminya kebidan “F”. ibu datang kebidan
bertujuan untuk suntik KB.Awalnya ibu memakai KB suntik 1 bulan tapi ibu meminta
ke bidan “F” untuk mengganti KB suntik 3 bulan sekali,setelah itu bidan “F”
menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi apabila berganti KB suntik 1 bulan
sekali ke suntik KB 3 bulan sekali. Apabila tidak cocok akan mengalami perdarahan
ibu dan suaminya menyetujui. Bidan pun memberikan suntikan KB 3 bulan it uke ibu
tersebut. Dua bulan kemudian,ibu datang Bersama suaminya,dengan keluhan keluar
darah lumayan banyak dari vaginanya. Ibu terlihat pucat dan lemas, bidan
“F”menjelaskan kepada bapak dan ibu tersebut bahwa KB suntik 3 bulan sekali itu
tidak cocok untuk ibu dan ibu tersebut dibaringkan ditempat tidur. Suami ibu tersebut
meminta ke bidan diberikan obat agar darah yang keluar sedikit berkurang,tapi bidan
“F” tidak memberikan dengan alasan agar tidak terjadi penyakit. Setelah beberapa
menit darah yang keluar dari vagina ibu semakin banyak,sehingga bidan merujuk ke
dokter. Sesampainya ke dokter ibu tersebut syok sehingga dokter memberikan vitamin
K peroral dengan kejadian itu bidan ditegur oleh dokter (Ristica dkk,2014:49)
Isu
Kesalahan seorang bidan sehingga menimbulkan pelanggaran komplikasi (Ristica
dkk,2014)
Dilema
Bidan dapat dilaporkan ke puskesmas (Ristica dkk,2014)
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ristica, O. D., & Widya Juliarti, S. K. M. (2015). Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan
Kebidanan. Deepublish.
Tim Penulis, P. S. T. K. (2019). Modul praktik 3: konsep kebidanan dan etikolegal dalam pelayanan
dalam kebidanan.
Nardina, E. A., Astuti, E. D., Wahyuni, W., Yusria, Y., Putri, N. R., Anggraini, D. D., ... & Saragih, H. S.
(2021). Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.
http://www.scribd.com/doc/26952303/Issue-Etik-Pelayanan-Kebidanan
BIDAN, I. E. Y. T. A. MAKALAH ETIKOLEGAL.
Ristica, dkk. 2014. Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan .Yogyakarta :
Deepublish