Anda di halaman 1dari 23

NITRIMETRI

Pengertian
Nitrimetri atau Diazotasi adalah titrasi dengan
menggunakan larutan baku NaNO2. Metoda ini
didasarkan atas reaksi antara amina aromatik primer
dengan asam nitrit dalam suasana asam, membentuk
garam diazonium. Reaksi diazotasi dapat dituliskan :
PENETAPAN TAT

TAT dapat diketahui dengan menggunakan indikator


dalam, indiKator luar ataupun secara potensiometrik.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :
1. Dengan Indikator Dalam (visual)
 Dengan indicator dalam, dengan tropeolin 00 (5 tetes) dan metilen blue
(3 tetes). Pada titik akhir titrasi terjadi perubahan warna dari merah
violet menjadi biru sampai biru hijau. Terjadinya perubahan ini
disebabkan karena kelebihan HNO2 akan menoksidasi tropeolin OO
menjadi senyawa yang tidak berwarna, sedangkan biru metil tidak
mengalami perubahan sehingga yang nampak hanya warna biru metil.


PENETAPAN TAT

2. dengan Indikator Luar


 Sebagai indikator luar, digunakan pasta kanji iodida atau kertas kanji
iodida. Setelah tercapai titik ekivalen, kelebihan asam nitrit akan
mengoksidasi ion iodida menjadi I2 yang dengan amilum akan bereaksi
menjadi Iod amilum yang berwarna biru.
 Dengan indicator luar, dengan pasta kanji-KI. Indikator luar diletakkan
diluar Erlenmeyer
NaNO 2 + HCl HNO 2 H+NaCl
KI + HCl KCl + HI
2HI + 2HONO I 2 + 2NO + 2H 2 O
I 2 + Kanji Kanji Iod (biru)
3. Secara Potensiometri
Metode yang baik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah
metode potensiometri dengan menggunakan electrode kolomelplatina
yang dicelupkan ke dalam nitrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya
kelebihan asam nitrit), akan terjadi perubahan arus yang sangat
tajam sekitar +0,80 Volt sampai +0,90 Volt. Metode ini sangat cocok
untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup berwarna
HAL-HAL YANG PERLUDIPERHATIKAN DALAM
NITRIMETRI
• Suhu : saat melakukan titrasi, suhu harus berada antara 5-
15° C, walaupun sebenarnya pembentukan garam
diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah yaitu
0-5° C. Pada temperatur 5-15° C digunakan KBr sebagai
stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan pada suhu tinggi
karena :
• HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi
• Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol
• Keasaman : Titrasi ini berlangsung pada pH ± 2 hal ini
dibutuhkan untuk :
• Mengubah NaNO 2 menjadi HNO2
• Pembentukan garam diazonium
REAKSI DIAZOTASI

• Kecepatan Reaksi : Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali,


sehingga agar reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan
perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan
pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik akhir
menjadi 2 ml/menit. Karena asam nitrit terbentuk pada suasana
asam, penambahan KBr pada titrasi nitrimetri diperlukan sebagai :
• Katalisator : untuk mempercepat reaksi, karena KBr dapat
mengikat NO 2 membentuk nitrosobromid, yang akan meniadakan
reaksi tautomerasi dari bentuk keto dan langsung membentuk
enol.
• Stabilisator : untuk mengikat NO2 agar asam nitrit tidak terurai
atau menguap.
Pembakuan larutan Natrium
nitrit dengan asam sulfanilat
Tambahkan 30
173,0 mg asam Masukkan ke ml air dan 20
sulfanilat dalam tetes ammonia
Erlenmeyer 25%

Titrasi dengan
Tambahkan 15 ml
natrium nitrit 0,1
asam klorida 1N
M sampai warna
Kalium bromide 1g
berubah dari
5 tetes tropeolin oo
ungu ke biru
3 tetes metilen blue
terang
No Bobot asam sulfanilat V Natrium nitrit 0,1 M
1 173 mg 9,8
2 173 mg 9,7
3 173 mg 9,6
Rata-rata 9,7

Mr asam sulfanilat : 173,19


( V x M ) nantrium nitrit = (mg/ MR) asam sulfanilat
Mmol natrium nitrit = mmol asam sulfanilat
(9,7 x M) = 173/173,19
9,7 M = 0,9992
M = 0,9992/ 9,7
Molaritas Natrium nitrit yang sesungguhnya =0,1030
FUNGSI TITRASI NITRIMETRI
• Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin
aromatis primer bebas seperti sulfanilamid.
• Penetapan kadar senyawa-senyawa denan gugus amin aromatik
terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil
sulfatiazol dan parasetamol. Pada penetapan kadar senyawa yang
mempunyai gugus aromatic yang terikat dengan gugus lain seperti
suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis lebih dahulu sehingga
diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi
dengan natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam
diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil sulfatiazol.
• Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti
kloramfenikol. Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan
kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu
untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer.
Nama Resmi:  SULFANILAMIDUM Sulfanilamid
Nama Lain :  Sulfanilamida
Rumus Molekul:  C6H8N2O2S
Berat Molekul : 172, 21
Pemerian: Hablur serbuk halus atau putih, tidak berbau, rasa agak pahit
kemudian manis.
Kelarutan : Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air
mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%) P dan sangat sukar larut dalam
kloroform P
Penentuan Kadar : Lakukan menurut cara Nitrimetri menggunakan larutan
yang dibuat sbb : timbang seksama 500 mg, larutkan dalam campuran 10 ml
asam klorida dan 75 ml air, dinginkan
Kegunaan : Antibakteri
Suksinilsulfatiazol
Nama resmi : Succinylsulfathiazolum
Nama lain : suksinilsulfadiazol
RM : C13H13N3O5s2.H20
BM : 373,41
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih kekuningan; rasa agak pahit ;
tidak berbau
Kelarutan :sangat sukar larut dalam air ; agak sukar larut dalam etanol
(95%) P dan dalam aceton P
Penetapan kadar : penetapan kadar menurut nitrimetri, menggunakan
larutan yang di buat sbb : timbang 500 mg, larutkan dalam 20 ml larutan
natrium hidroksida P 8% b/v, panaskan di atas tangas air selama 2 jam,
dinginkan. Tambahkan air secukupnya hingga lebih kurang 25,0 ml, netralkan
dengan asam klorida P, tambahkan lagi 5 ml asam klorida P
Khasiat : analgetikum; antiperitikum
Ftalilsulfadiazol
Nama resmi : Phthalylsulfathiazolum
Sinonim : Ftalilsulfatiazol
RM : C17H13N3O5S2
BM : 403,40
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih atau putih
kekuningan;tidak berbau atau hampir tidak berbau; rasa sedikit pahit
Kelarutan : sukar larut dalam air dan dalam kloroform P; larut dalam
600 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam alkali hidroksida, alkali
karbonat dan dalam asam klorida P
Penetapan kadar : refluks 800 mg dengan 50 ml asam klorida encer P
selama 30 menit. Dinginkan. Tambahkan 50 ml air. TAT ditetapkan secara
potensiometrik.
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan 40,34 mg ftalilsulfatiazol
Khasiat : analgetikum; antiperitikum
Paracetamol
PARACETAMOL

Namesmi : Acetaminophenum
Sinonim: Asetaminofen
RM : C8H9NO2
BM : 151,16
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air; larut dalam larutan alkali
hidroksida
Penetapan kadar : cara penetapan kadar nitrimetri, menggunakan 300 mg
yang ditimbang seksama dan 8 ml asam sulfat bebas nitrogen P.
1 ml asam sulfat 0,1 N setara dengan 15,116 mg paracetamol
Khasiat : analgetikum; antiperitikum
Nama resmi : Chloramphenicolum Kloramfenikol
Sinonim : Kloramfenikol, D(-) treo-2-diklorasetamida-1-p-nitrofenil
propana-1,3-diol.
RM : C11H12CI2N2O5
BM :323,13
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih,
tidak berbau, rasa sangat pahit.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian
etanol 95% P, sukar larut dalam kloroform P dan eter P.
Penetapan kadar : timbang 500 mg, tambahkan 20 ml asam klorida
P ,kemudian 5 g debu seng sedikit demi sedikit, tambahkan 15 ml HCl, biarkan
selama 1 jam. Saring melalui kapas, cuci 3 kali dengan 5 ml air. Dinginkan
hingga suhu 15° tambahkan lebih kurang 30 g es. Titrasi perlahan lahan
dengan natrium nitrit 0,1 M hingga menghasilkan warna biru pada kertas kanji
iodida. Titrasi dianggal selesai jika TAT dapat ditunjukan lagi setelah larutan di
biarkan selama 5 menit.
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan 32,31 mg kloramfenikol
Khasiat : Antibiotikum
Prosedur Titrasi Nitrimetri

A. Pembakuan Larutan Natrium Nitrit


 Menimbang seksama kurang lebih 114,8 mg sulfanilamit
 melarutkan dalam 50 mL aquades
 menambahkan 5 ml asam klorida
 Dinginkan sampai 15 °C
 Menitrasi dengan larutan NaNO2 0,1 M Titik akhir
titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna dari ungu
ke biru terang
No Berat sulfanilamid Vol. Titrasi (ml) Vol.
Awal Akhir titran

1 115, 0 mg 0,00ml 6,2 ml 6,2 ml


2 114,5 mg 0,00 ml 5,9 ml 5,9 ml
3 114,4 mg 0,00 ml 5,9 ml 5,9 ml
Perhitungan Molaritas NaNO2
•Mgrl NaNO2 = mgrl Sulfanilamid
M1 x 6,2 ml = massa / Mr
M1 x 6ml = 115,0 mg/ 171,21
M1 = 0,1119 M

•Mgrl NaNO2 = mgrl Sulfanilamid


M2 x 5,9 ml = massa / Mr
M2 x 6ml = 114,5 mg/ 171,21
M2 = 0,1114 M

•Mgrl NaNO2 = mgrl Sulfanilamid


M3 x 6 ml = massa / Mr
M3 x 5,9ml = 114,4 mg/ 171,21
M3 = 0,1113 M
B. Penentuan Kadar Parasetamol pada Obat Tablet (contoh sampel)

 Menimbang seksama kurang lebih 100 mg sampel parasetamol


yang telah dihaluskan
 melarutkan dalam 20 mL larutan HCl dalam air (1:2)
 merefluks campuran selama 30 menit, dinginkan
 menambahkan 5 gram KBr, 5 tetes tropeolin-OO, 3 tetes metilen
blue
 menitrasi dengan larutan NaNO2 0,1 M Titik akhir titrasi
ditunjukkan dengan perubahan warna dari ungu ke biru terang
DATA PENETAPAN KADAR
PARACETAMOL
MR Paracetamol : 151,16

No Bobot parasetamol V Natrium Nitrit


(ml)
1 0,1150 6,5
2 0,1180 6,7
3 0,1765 6,6

1. Mg parasetamol = V x M x MR
= 6,5 X 0,1115 X 151,16
= 109,55 mg
Persen kadar = 109,55 /115,0 x 100%
= 95,2%
2. Mg parasetamol = V x M x MR
= 6,7 X 0,1115 X 151,16
=
Persen kadar = /118 x 100%
=

3. Mg parasetamol = V x M x MR
= 6,6 X 0,1115 X 151,16
=
Persen kadar = /117,5 x 100%
=

Persen kadar = 1 + 2 + 3 /3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai