Anda di halaman 1dari 1

Dispensasi Nikah Apakah Solusi Hakiki?

Oleh : Euis Laelawati (Pontianak-Kalbar)


Tercatat hingga Desember 2021, ada 48 anak di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar
mengajukan permohonan nikah. Ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya
pernikahan usia anak. Diantaranya putus sekolah karena situasi pandemi COVID-19
dan kehamilan di luar pernikahan. Kemudian Ibu Nani Wirdayani, Komisioner
Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan
mengatakan bahwa Tahun 2022 akan gencar sosialisasi serta koordinasi yang sinergis
agar anak-anak yang putus sekolah dapat melanjutkan pendidikannya
(kumparan.com/hipontianak, 17/12/2021).
Sungguh aneh, di satu sisi ada program untuk mencegah pernikahan dini, namun di
sisi lain negara memberikan solusi kepada orang tua anak, untuk melakukan
permohonan dispensasi nikah, yakni agar anak-anak dapat menikah meski belum
mencapai usia menikah. Alih-alih mencegah pernikahan dini, secara tidak langsung,
dispensasi nikah menjadi peluang menjalarnya pergaulan bebas di kalangan remaja.
Hal ini dikarenakan mereka mengajukan pernikahan sebagian besar disebabkan
karena hamil di luar nikah.
Seharusnya pemerintah menyelesaikan akar masalah, bukannya malah menambah
masalah. Dispensasi nikah dapat terjadi karena beberapa faktor. Diantaranya adalah
faktor ekonomi, pergaulan bebas, perceraian orang tua, serta pola asuh dari orang tua
anak tersebut dan lain-lain. Seharusnya yang harus dibenahi adalah akar masalah baik
secara menyeluruh dan sistemik.
Islam sendiri tidak melarang pernikahan dini. Karena pada dasarnya, laki-laki dan
perempuan yang sudah baligh, sudah siap untuk mengemban amanah baru. Islam akan
menuntaskan penyebab dispensasi nikah tersebut secara komprehensif. Mulai dari
sistem ekonomi, pergaulan, pendidikan hingga sanksi bagi yang melanggar hukum
syariah. Penerapan syariah akan menjadikan individu, masyarakat dan negara
bersinergi untuk menyiapkan generasi muda dalam mengarungi kehidupan.[]
Wallahu’alam Bisshowwab

Anda mungkin juga menyukai