Anda di halaman 1dari 91

i

ANALISIS BASE LENDING RATE DALAM PENETAPAN


BIAYA KEUANGAN PADA PT. BANK PERKREDITAN
RAKYAT (BPR) HASAMITRA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh
NURUL MA’RIFAT BORAIMBA
NIM 105731136616

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022
i
HALAMAN JUDUL

ANALISIS BASE LENDING RATE DALAM PENETAPAN


BIAYA KEUANGAN PADA PT. BANK PERKREDITAN
RAKYAT (BPR) HASAMITRA CABANG PENGAYOMAN

Oleh

NURUL MA’RIFAT BORAIMBA


NIM 105731136616

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Akuntansi (S.A) pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Fokus saja dengan tujuan yang ada di depanmu dan lakukanlahapa yang

bisa kamu lakukan untuk bisa lebih dekat dengan tempat yang kamu

inginkan.”

Persembahan:

Karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orangtua terkasih yang selalu hadir dan menjadi supporter

terdepan dengan doa-doa dalam setiap proses hidup yang ku jalani,

termasuk dalam proses studi ini.

2. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus pembimbing-pembimbing yang

dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan

dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Saudara serta seluruh keluarga yang mendukung baik secara material

maupun non-material yang tentu berpengaruh bagi diri pribadi penulis.

4. Teman-teman dan sahabat yang setia memberikan semangat dan

bantuan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

iii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Analisis Base Lending Rate dalam Penetapan Biaya
Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Hasamitra Cabang Pengayoman
Nama Mahasiswa : Nurul Ma’rifat Boraimba
No. Stambuk/ NIM : 105731136616
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Menyatakan bahwa penelitian ini telah diperiksa, dan diujikan didepan pengujian
skripsi strata (S1) pada tanggal 29 Januari 2022 di Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 27 Jumadil Akhir 1443 H


29 Januari 2022 M
Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Agus Salim HR, SE., MM. Linda Arisanty Razak, SE., M.Si., Ak, CA
NIDN 0911115703 NIDN 0922078902
Mengetahui

Dekan Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si Mira, SE., M.AK


NIDN 0902116603 NIDN 0903038803

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi atas Nama : Nurul Ma’rifat Boraimba, Nim: 105731136616 diterima
dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Nomor : 0003/SK-Y/62201/091004/2022 M, tanggal 27 Jumadil Akhir 1443/ 29
Januari 2022 M. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar SARJANA
AKUNTANSI pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 27 Jumadil Akhir 1443 H
29 Januari 2022 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H, Ambo Asse, M.Ag (……………)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Dr. H. Andi Jam’an, SE.,M.Si (……………)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Agusdiwana Suarni, SE., M.ACC (……………)
(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR, SE., MM (……………)
2. Abd. Salam HB, SE., MM (……………)

3. Sahrullah, SE., M.Ak (……………)


4. Saida Said, SE., M.Ak (……………)

Disahkan Oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si


NBM 6510919118704 507

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama Mahasiswa : Nurul Ma’rifat Boraimba
No. Stambuk/ NIM : 105731136616
Program Studi : Akuntansi
Judul Penelitian : Analisis Base Lending Rate dalam Penetapan Biaya
Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Hasamitra Cabang Pengayoman

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apa bila pernyataan ini tidak benar
Makassar,27 Jumadil Akhir 1443 H
29 Januari 2022 M

Yang Membuat Penyataan

Nurul Ma’rifat Boraimba


NIM 105731136616

Diketahui Oleh:
Dekan Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si Mira, SE., M.AK


NBM: 651 507 NBM: 1286844

Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vii

ABSTRAK

Nurul Ma’rifat Boraimba. 2022, Analisis Base Lending Rate dalam Penetapan
Biaya Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar.
Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Bapak Agus Salim dan Ibu linda
Arisanti Razak

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Lending Rate dalam Penetapan
Biaya Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra
Makassar yang beralamat di Komp Pasar Segar, Jl. Pengayoman, Kec.
Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Makassar. Adapun waktu
penelitian yaitu 2 (dua) bulan dari bulan Maret 2021 sampai April 2021. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data maka hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Penelitian ini menghitung Biaya Keuangan (Cost of Fund) dan Perhitungan
Based Lending Rate. Adapun hasil penelitian menunjukan bawah Berdasarkan
hasil olahan diketahui bahwa cost of loanable funds PT. Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar Tbk pada tahun 2017 mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 5.49%, yang disebabkan oleh
tingginya tingkat suku bunga. Akan tetapi mulai dari tahun 2018 – 2019 cost of
loanable funds PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar
mengalami penurunan masing-masing menjadi 5.46% dan 5.46% karena tingkat
suku bunga mengalami penurunan. Namun pada tahun 2020 cost of loanable
fund mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya menjadi 5,51%. Hal tersebut
terjadi karena tingkat bunga deposito berjangka dan sertifikat deposito
mengalami kenaikan. Sedangkan Base lending rate PT. Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar tahun 2002 merupakan yang tertinggi
selama tahun 2017, yaitu sebesar 21.41%. Sedangkan pada tahun 2018 - 2020
terjadi penurunan base lending rate, masing-masing sebesar 19.96%, 18.82%,
19.55%. Penurunan itu disebabkan oleh salah satu komponen base lending rate,
yaitu risk factor mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan
PT. Bank Perkreditan Rakyat (Persero) Tbk mampu meminimalkan risiko kredit
(default risk).

Kata Kunci : Base Lending Rate, Lost of Leanable dalam Penetapan Biaya
Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Makassar.

vii
ABSTRACT

Nurul Ma'rifat Boraimba. 2022, Base Lending Rate Analysis in Determining


Financial Costs at Pt. Rural Bank (BPR) Hasamitra Makassar. Thesis of
Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of
Muhammadiyah Makassar. Supervised by Mr. Agus Salim and Mrs. Linda
Arisanti Razak

The results of this study aim to determine the Lending Rate in Determining
Financial Costs at PT. Rural Bank (BPR) Hasamitra. This research was
conducted at PT. Rural Bank (BPR) Hasamitra Makassar having its address at
Komp Pasar Segar, Jl. Pengaoman, Kec. Panakkukang, Makassar City, South
Sulawesi, Makassar. The research time is 2 (two) months from March 2021 to
April 2021. The type of research used in this study is qualitative research.

Based on the results of data analysis, the results of this study indicate that this
study calculates the Cost of Fund and Calculation of Based Lending Rate. The
results of the study show that based on the processed results, it is known that the
cost of loanable funds of PT. Rural Bank (BPR) Hasamitra Makassar Tbk in 2017
increased from the previous year to 5.49%, which was caused by high interest
rates. However, starting from 2018 – 2019 the cost of loanable funds PT. The
People's Credit Bank (BPR) Hasamitra Makassar decreased to 5.46% and 5.46%
respectively due to lower interest rates. However, in 2020 the cost of loanable
funds increased from the previous year to 5.51%. This was due to the increase in
interest rates on time deposits and certificates of deposit. Meanwhile, the base
lending rate of PT. The Rural Bank (BPR) Hasamitra Makassar in 2002 was the
highest in 2017, which was 21.41%. Whereas in 2018 - 2020 there was a
decrease in the base lending rate, respectively by 19.96%, 18.82%, 19.55%. The
decline was caused by one component of the base lending rate, namely the risk
factor, which has decreased from year to year. This shows that PT Bank BPR
Hasamitra Makassar (Persero) Tbk is able to minimize credit risk (default risk).

Keywords: Cost Of Loanable Funds, Base Lending Rate in Determining


Financial Costs at Pt. Rural Bank (BPR) Hasamitra Makassar.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala peujian atas kehadirat Allah SWT, Yang Maha

Menguasai semesta ini. Rasa syukur yang sangat besar penulis panjatkan atas

limpahan kasih sayangNya, hidayah-Nya dan keridhaan-Nya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam rindu kepada utusan yang

paling mulia, Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para

pengikutnya yang setia.

Skripsi ini berjudul “Analisis Base Lending Rate dalam Penetapan Biaya

Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar”

disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar. Penyusunan skripsi ini juga tidak dapat terselesaikan tanpa

keterlibatan bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Penghargaan yang

setinggi-tingginya serta terima kasih yang begitu besar penulis sampaikan

dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE., M.Ak., Ketua Program Studi Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agus Salim Harrang, SE., MM Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dalam

penyelesaian skripsi ini.

ix
5. Ibu Linda Arisanti Razak, SE., M.Ak., Pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan, saran dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang selama ini telah memberikan bekal dan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat.

7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Teman-teman Program Studi Akuntansi angkatan 2016, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak lelah memberikan

motivasi dan semangat serta bantuan dalam proses perkuliahan hingga

penyelesaian skrispsi ini.

9. My Support System, Briptu Imam Awaluddin, SE, Pramugari Cantik

Andi Sri Reskia dan Hartina Apriyanti Bangsawan yang tak hentinya

mengingatkan dan selalu mendukung dalam proses studi ini. .

Kesadaran penulis atas tidak sempurnanya skripsi ini hadir karena penulis

yakin bahwa tidak ada yang sempura selain Allah SWT. Oleh karena itu, saran

dan kritik dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk membantu menutupi vii

keterbatasan dan kekurangan skripsi ini. Atas seluruh kesalahan yang ada,

mohon maaf yang sangat besar penulis haturkan dari lubuk hati terdalam. Skripsi

ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dan

memberikan manfaat bagi berbagai pihak, terkhusus bagi almamater Kampus

Biru Universitas Muhammadiyah Makassar. Sekian dan terimakasih.

Makassar, 3 Januari 2022

Penulis

x
xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
ABSTRACT............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7

A. Landasan Teori ............................................................................................ 7

1. Pengertian Bank ....................................................................................... 7

2. Jenis-jenis Perbankan .............................................................................. 8

3. Manajemen Dana Bank .......................................................................... 11

4. Sumber Dana Bank ................................................................................ 11

5. Kredit Bank ............................................................................................. 14

6. Tingkat Suku Bunga Bank ...................................................................... 16

7. Penetapan Base Lending Rate (Suku Bunga Kredit) ............................ 23

8. Biaya Keuangan Pada Perbankan ......................................................... 26

9. Biaya Dana Bank (Cost of Fund) ........................................................... 29

xi
10. Metode Perhitungan Cost of Fund ..................................................... 30

11. Laporan Keuangan ............................................................................. 31

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 33

C. Kerangka Pikir ............................................................................................ 37

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 38

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 38

B. Pemilihan Lokasi ........................................................................................ 38

C. Sumber Data .............................................................................................. 38

D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 38

E. Metode Analisis Data ................................................................................. 39

F. Defenisi Operasional Variabel ................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 43

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 43

1. Profil Permata Bank ............................................................................... 43

2. Visi dan Misi ........................................................................................... 44

3. Struktur Organisasi................................................................................. 45

B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 46

C. Pembahasan .............................................................................................. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 63

A. Kesimpulan................................................................................................. 63

B. Saran .......................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 65

xii
DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 33


Tabel 4.1 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2015 ....................... 47
Tabel 4.2 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2016 ....................... 48
Tabel 4.3 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2017 ....................... 49
Tabel 4.4 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2018 ....................... 50
Tabel 4.5 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2019 ....................... 51
Tabel 4.6 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2020 ....................... 52
Tabel 4.7 Perhitungan COLF PT. BPR Hasamitra Makassar .................................. 53
Tabel 4.8 Perhitungan OHC PT. BPR Hasamitra Makassar ................................... 54
Tabel 4.9 Perhitungan COM PT. BPR Hasamitra Makassar ................................... 56
Tabel 4.10 Perhitungan Risk Cost PT. BPR Hasamitra Makassar .......................... 57
Tabel 4.11 Perhitungan Spread PT. BPR Hasamitra Makassar .............................. 58
Tabel 4.12 Tax Rate PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ..................................... 60

xiii
DAFTAR GAMBAR

Judul

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................... 37


Gambar 4.1 Strukur Organisasi ............................................................................ 45
Gambar 4.2 Skema Cost Of Loanable Funds ...................................................... 61
Gambar 4.3 Skema Base lending ......................................................................... 62

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Judul Halaman

Lapiran 4.1 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2015 ..............58
Lapiran 4.2 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2016 ..............58
Lapiran 4.3 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2017 ..............58
Lapiran 4.4 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2018 ..............58
Lapiran 4.5 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2019 ..............58
Lapiran 4.6 Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar tahun 2020 ..............58
Lapiran 4.7 Perhitungan COLF PT. BPR Hasamitra Makassar .........................58
Lapiran 4.8 Perhitungan OHC PT. BPR Hasamitra Makassar .........................58
Lapiran 4.9 Perhitungan COM PT. BPR Hasamitra Makassar ..........................58
Lapiran 4.10 Perhitungan Risk Cost PT. BPR Hasamitra Makassar .................58
Lapiran 4.11 Perhitungan Spread PT. BPR Hasamitra Makassar .....................58
Lapiran 4.12 Tax Rate PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ............................58

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan zaman memberikan dampak terhadap sektor

perekonomian secara luas. Sistem perekonomian membutuhkan sistem yang

dapat mengelola alat utama perekonomian yaitu uang. Pelaksana sistem

keuangan memerlukan lembaga sebagai pengelola tetap, sehingga

diadakanlah lembaga perbankan. Industri perbankan sebagai lembaga

perantara merupakan industri yang paling mengalami perkembangan yang

cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun

pemberian kredit.

Masyarakat dan sektor usaha sebagai pihak pengguna jasa bank yang

paling berperan, pada umumnya selalu memiliki respon yang tanggap

terhadap berbagai bentuk layanan yang diberikan oleh masing-masing bank

untuk menarik simpati nasabahnya. Agar menarik minat masyarakat untuk

menyimpan uang di bank, maka pihak perbankan harus memberikan

rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada nasabah. Balas

jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan, atau balas

jasa lainnya (Fernandes & Marlius, 2018). Sebagai salah satu badan usaha

keuangan, Bank juga bertujuan untuk memberikan kredit baik dengan alat

pembayaran sendiri dan dengan uang yang diperoleh dari orang lain (Tandris

et al., 2014). Secara ekonomis, suatu perusahaan didirikan pada umumnya

untuk mendapatkan keuntungan. Begitu juga dengan bank, sebagai lembaga

keuangan bank berperan melaksanakan tugas-tugas keuangannya. Tingginya

1
2

kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank akan menjadikan nilai plus bagi

sebuah bank yang akan berpengaruh pada besarnya laba yang dapat

dihasilkan oleh bank yang bersangkutan, sehingga kemampuan bank untuk

menghasilkan laba akan menjadi tinggi.

Fasilitas kredit bank dapat menarik minat masyarakat untuk

menyimpan uang di bank, faktor penting yang perlu diperhatikan adalah

penentuan harga yaitu bunga. Tingkat bunga kredit yang ditetapkan oleh bank

biasanya lebih besar dibandingkan tingkat bunga yang diberikan kepada

nasabah yang menempatkan dana di bank. Penentuan tingkat bunga kredit

yang akan ditawarkan tergantung pada tingkat suku bunga simpanan yang

diperoleh bank tersebut. Di mana tingkat suku bunga simpanan merupakan

biaya dana, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap rupiah

dana yang berhasil dihimpunnya dari berbagai sumber sebelum dikurangi

dengan giro wajib minimum. Sedangkan untuk menentukan suku bunga kredit,

biaya dana harus dikurangi dengan likuiditas wajib yang harus dipelihara oleh

bank (Rompas, 2018). Dalam memberikan kredit kepada masyarakat, bank

juga mempunyai risiko tersendiri. Risiko yang paling nyata dalam perkreditan

yaitu risiko kredit yang tidak dibayar kembali atau investasi yang merosot

mutunya atau investasi yang gagal sehingga berakibat kerugian bank. Kredit

macet akhir-akhir ini telah memacu kalangan perbankan untuk lebih berhati-

hati dalam mengatur alokasi dana kredit (M. K. Ginting, 2012). Oleh karena

itu, kalangan industri perbankan perlu mempertimbangkan alokasi dana yang

dihimpun menjadi asset yang menghasilkan pendapatan bagi bank atau

disalurkan kepada kreditur dengan tingkat suku bunga yang wajar.


3

Penentuan tingkat bunga kredit (base lending rate) harus

memperhatikan berbagai faktor, diantaranya faktor komposisi sumber dana

yang berhasil dihimpun yang sebagian digunakan untuk cadangan likuiditas

dan sebagian untuk dialokasikan dalam pemberian kredit (Darwis, 2019).

Komposisi sumber dana mempengaruhi biaya dana, semakin besar sumber

dana yang dialokasikan dalam bentuk cadangan likuiditas, semakin kecil

jumlah dana yang dapat ditempatkan, maka semakin besar biaya dana atau

harga sumber dana tersebut. Disamping biaya bunga tersebut di atas,

koperasi juga harus menanggung beban diluar bunga dalam proses

penghimpunan dana dalam bentuk biaya tenaga kerja, biaya sewa kantor, dan

lain-lain. Untuk menetapkan tingkat suku bunga kredit (base lending rate),

maka bank harus menghitung biaya dana (cost of fund) dan biaya-biaya lain

terkait dengan perhitungan base lending rate.

Perhitungan cost of funds dihitung berdasarkan pendekatan biaya

dana rata-rata tertimbang / pendekatan Weighted Average Cost of Fund.

Untuk menentukan tingkat suku bunga kredit (base lending rate) maka bank

harus memperhitungkan cost of loanable funds ditambah dengan komponen

lainnya seperti overhead cost, risk factor, spread dan tax (Agustin, 2018).

Dalam pemberian kredit, bank menetapkan tingkat suku bunga atau Base

Lending Rate (BLR), yaitu formula untuk menghitung besarnya bunga atau

jasa pinjaman kepada para debitur pada perusahaan jasa keuangan sesuai

dengan peraturan Bank Indonesia No. 15 tahun 2013 (Dwi Cahyo, 2020).

Guna meningkatkan profitabilitas, bank dapat memainkan Base Lending Rate

yaitu dengan Cost of Loanale Fund (COLF) yang harus dibayar oleh bank

untuk setiap rupiah dana setelah dikurangi dengan bagian dana yang harus
4

dipelihara bank sebagai cadangan wajib. Jika Cost of Loanable Fund suatu

bank rendah maka secara tidak langsung akan mengakibatkan turunnya

besaran Base Lending Rate. Base Lending Rate yang rendah menyebabkan

bank dapat menyalurkan dana kredit lebih banyak. Hal ini sebagai cermin

tingkat efisiensinya yang tinggi yang dapat mengundang datangnya rasa

kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap manajemen bank yang

bersangkutan (Muljawan et al., 2014).

Biaya dana bank dengan membandingkan antara hasil estimasi biaya

dana dan suku bunga kredit dengan data aktual bank (ex-post) untuk

memperoleh gambaran mengenai faktor pembentukan kedua harga tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa perhitungan biaya dana bank sudah sesuai

dengan suku bunga SBI namun suku bunga kredit bank lebih tinggi

dibandingkan suku bunga hasil estimasi rata-rata beberapa bank. Secara

keseluruhan, biaya intermediasi masih relatif tinggi dibandingkan hasil

estimasi. Kemudian menyebutkan bahwa pentingnya fungsi intermediasi

adalah terkait dengan biaya untuk memperoleh yang dibutuhkan kreditur

untuk mendapatkan debitur yang kredibel dan adanya perbedaan preferensi

likuiditas dari pihak kreditur maupun debitur. Biaya informasi tersebut juga

mencerminkan biaya dana dan suku bunga kredit bank. Semakin besar biaya

intermediasi menunjukkan perekonomian dan kinerja perbankan yang tidak

efisien (Sawitri & Wicaksono, 2009).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa biaya dana

merupakan harga pokok bank dalam menentukan harga jual produknya.

Dengan mengetahui besarnya biaya dana yang sesungguhnya dikeluarkan

bank, maka bank akan dapat melakukan perhitungan suku bunga kredit yang
5

wajar sehingga bank tetap dapat memperoleh keuntungan. Penetapan tingkat

suku bunga kredit Base Lending Rate (BLR) harus tepat agar dapat menarik

masyarakat untuk melakukan pinjaman. Mengingat pentingnya biaya dana

Cost of Fund (COF).

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) didefinisikan sebagai bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. BPR menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito

berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Saat ini, fenomena yang terjadi di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Hasamitra Makassar yaitu menurunnya aktivitas masyarakat untuk melakukan

transaksi seperti menabung dan transaksi simpanan jangka panjang

(deposito) akibat pandemic Covid-19. Seperti yang kita ketahui, saat ini dunia

telah dilanda Covid-19 yang mengakibatkan seluruh sektor terhenti dan

masyarakat kehilangan mata pencaharian. Adanya Covid-19 membuat

masyarakat lebih banyak melakukan transaksi berupa penarikan dana untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah pandemi ini. Menurunnya minat

masyarakat untuk menabung menyebabkan menurunnya sumber dana yang

diterima PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar dari pihak

ketiga.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut dalam rangka

menyusun skripsi, dengan memberikan judul skripsi yakni “Analisis Base

Lending Rate Dalam Penetapan Biaya Keuangan Pada PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar “.


6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan, maka

masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan yakni:

Apakah perkembangan base lending rate dalam Penetapan Biaya Keuangan

pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar tahun 2015

samapi tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada masalah pokok yang dikemukakan oleh

peneliti, maka tujuan penelitian ini yaitu yakni:

1. Untuk mengetahui berapa besar base lending rate dalam Penetapan Biaya

Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

tahun 2015 samapi tahun 2020.

2. Untuk mengetahui berapa besar cost of loanable funds dalam Penetapan

Biaya Keuangan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar tahun 2015 samapi tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk mempraktekkan

dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh.

2. Untuk perusahaan, PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar dalam upaya peningkatan operasional bank kearah yang lebih

baik dimasa yang akan datang, serta dapat digunakan sebagai pedoman

dalam menentukan based lending rate terhadap pemberian kredit


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Bank

Menurut (Kasmir, 2014) bank diartikan sebagai lembaga yang

kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali danatersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-

jasa bank lainya. Bank memiliki fungsi pokok, yaitu penciptaan uang,

mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, pengimpunan dana

simpanan masyarakat, mendukung kelancaran transaksi internasional,

penyimpanan barang-barang berharga, dan pemberian jasajasa lainnya

(Kasmir, 2014).

Pengertian Bank menurut Undang-undang Negara Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang

Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Adapun menurut Drs. Ismail, dalam bukunya

(2010:12) Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya

adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada

masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa

perbangkan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank

merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah:

7
8

a. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan.

Dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi

bagi masyarakat. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi,

tergantung dari bank yang bersangkutan.

b. Menyalurkan dana ke masyarakat Bank memberikan pinjaman (kredit)

kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Dengan kata lain,

bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai

dengan keinginan nasabah.

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya. Jasa-jasa ini diberikan terutama

untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan

dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan

kredit maupun tidak langsung.

2. Jenis-jenis Perbankan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998,

perbankan di Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi

ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian, sehingga fungsi

utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur

dana masyarakat. Berikut merupakan jenis-jenis bank yang dilihat dari

berbagai segi (Aulia & Pasaribu, 2019):

a. Dilihat dari Segi Bidang Usaha

1) Bank Umum Bank, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan


9

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip

syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan

BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa

bank umum.

3) Bank Khusus Dalam Pasal 5 Ayat (2) UUP dikemukakan, Bank

Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan

tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada

kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada

kegiatan tertentu. Contohnya yaitu Bank Pertanian yang melayani

khusus para petani; Bank Guru yang mengkhususkan diri dalam

melayani kepentingan gurur dan Bank Tenaga Kerja Indonesia yang

mengkhususkan diri dalam melayani kepentingan Tenaga Kerja

Indonesia yang bertugas di luar negeri.

b. Dilihat dari Segi Kepemilikannya

1) Bank Milik Pemerintahm, merupakan bank yang akte pendirian

maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah,

sehingga keuntungan bank iniii dimiliki oleh pemerintah pula.

2) Bank Milik Swasta Nasional, merupakan bank yang seluruh atau

sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta, serta akte

pendiriannya didirikan oleh swasta begitu pula dengan pembagian

keuntungannya untuk swasta pula.

3) Bank Milik Koperasi, erupakan bank yang kepemilikan saham-

sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum

koperasi.
10

4) Bank Milik Campuran, merupakan bank yang kepemilikan

sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional,

dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh

warga Negara Indonesia.

5) Bank Milik Asing, merupakan bank cabang dari bank yang ada di

luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

c. Dilihat dari Segi Status

1) Bank Devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan

transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang

asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso

keluar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran L/C

dan transaksi luar negeri lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank

devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

2) Bank Non Devisa, merupakan bank yang belum mempunyai izin

untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga

tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa,

dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas

Negara.

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

1) Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional, Metode yang

digunakan bank berdasarkan prinsip konvensional.

2) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah, aturan perjanjian

berdasarkan hokum Islam antara bank dengan pihak lain untuk

menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan

perbankan lainnya. Penentuan harga atau mencari keuntungan


11

bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara

3. Manajemen Dana Bank

Biaya dana (cost of fund) Menurut (Ismail & Ak, 2010) dana bank

adalah semua utang dan modal yang tercatat pada neraca bank sisi pasiva

yang dapat digunakan sebagai modal operasional bank dalam rangka

kegiatan penyaluran atau penempatan dana. Sedangkan manajemen

adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.Dana Bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan

dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya, atau sesuatu kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap penghimpunan

dana yang ada di masyarakat (Winarso, 2020). Manajemen Dana Bank

(Bank Fund Management) adalah ilmu dan seni mengatur proses

penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money

yang wajar. Yang dimaksud dengan wajar adalah cost of money (cost of

fund + overhead cost) dapat bersaing dengan bank-bank lain”.

4. Sumber Dana Bank

Menurut (Kasmir, 2010) mengemukakan bahwa Sumber dana bank

adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan

ini tergantung dari bank itu sendiri. Secara garis besar sumber dana bank

dapat diperoleh dari:

a. Bank itu sendiri.

b. Masyarakat luas.

c. Dana lembaga Lain


12

Menurut (Azizah & Taswan, 2019) bahwa dana bank berasal dari

berbagai sumber yang dapat digolongkan atas :

a. Dana dari modal sendiri (ekuitas).

b. Dana yang berasal dari pinjaman.

c. Dana dari deposit nasabah (dari masyarakat).

d. Dana dari pasar financial.

Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat

menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening), masing-masing jenis

simpanan memiliki keunggulan tersendiri sehingga bank harus pandai

dalam menyiasati pemilihan sumber dana. Sumber dana yang dimaksud

adalah, sebagai berikut:

a. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Pengertian giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10

Tahun 1998 Tanggal 10 November, adalah simpanan yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara

pemindahbukuan (Kasmir, 2010).

Giro menurut (Taswan & Si, 2010) merupakan simpanan

masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan

menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro, atau surat

pemindahbukuan yang lain. Simpanan giro merupakan sumber dana

yang sangat labil. Giro merupakan uang giral yang dapat dipakai

sebagai alat pembayaran dengan melalui penggunaan cek. Kebutuhan

adanya simpanan giro ini tidak hanya semata-mata untuk kepentingan

bank, akan tetapi juga untuk melayani kebutuhan masyarakat modern.


13

Masyarakat sangat membutuhkan produk giro karena giro adalah uang

giral yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, dengan

menggunakan sarana penarikan berupa cek dan saranan

pemindahbukuan berupa bilyet giro. Memiliki rekening giro itu sama

dengan memiliki uang tunai, karena sifat dari rekening giro yang dapat

ditarik setiap saat (Ismail & Ak, 2010).

b. Simpanan Tabungan

Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor

10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak

dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang

dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2010).

Tabungan adalah simpanan dalam rupiah atau valas milik pihak

ketiga yang bukan bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat tertentu yang disepakati seperti dengan slip penarikan

ATM dan sebagainya. Mobilitas keluar masuknya tabungan tidak

setinggi giro sehingga bank lebih leluasa menggunakan saldo yang ada

untuk mendanai operasionalnya (Sulhan & Siswanto, 2008).

c. Simpanan Deposito

Pengertian deposito menurut Undang-Undang Perbankan

Nomor10 Tahun 1998 adalah aimpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

penyimpan dengan bank (Kasmir, 2010).

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang

penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian.


14

Jangka waktu deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan,

12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan. Deposito berjangka tidak bisa

diperdagangkan, namun bisa digunakan sebagai jaminan kredit.

Deposito berjangka merupakan simpanan masyarakat pada bank yang

jangka waktunya jatuh temponya ditentukan oleh nasabah. Deposito ini

hanya dapat diuangkan pada saat jatuh tempo (Sulhan & Siswanto,

2008)

5. Kredit Bank

Kredit berasal dari bahasa Italia, credere yang artinya kepercayaan,

yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa debitur akan mengembalikan

pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.

Tegas kreditur percaya bahwa kredit itu tidak akan macet (Hasibuan,

2015). Sedangkan pengertian kredit yang diatur dalam pasal 1 angka 11

UU perbankan disebut sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pmberian bunga (Gatot Supramono,

2014).

Dalam artian luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Maksud dari

percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit

yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan

bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga

mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. (Kasmir,

2014). Dari pengertian diatas dapatlah dijelaskan bahwa kredit dapat


15

berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya

bank membiayai kredit untuk pembelian rumah. Kemudian adanya

kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit

(debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit

tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu

serta bunga yang ditetapkan Bersama. Dalam proses pemberian kredit,

biasanya pihak bank memiliki tabel yang berisikan data besarnya angsuran

per bulan yang harus dibayar oleh debitur, jangka waktu kredit, prosentase

bunga kredit dan data lainnya, sehingga bagi analisis kredit dan nasabah

tinggal melihat kemampuan untuk melunasinya berdasarkan tabel yang

telah tersedia. Yang perlu diperhatikan bagi analisis bank adalah hal-hal

sebagai berikut:

a. Memastikan keaslian dari berkas-berkas permohonan calon debitur

b. Memastikan kebenaran dari besarnya penghasilan calon debitur dengan

cara melakukan pengecekan atau konfirmasi kepada instansi tempat

bekerja bagi karyawan dan mendatangi tempat usaha bagi wiraswasta

c. Jaminan yang diserahkan diikat secara notarial

d. Dokumen asli dari jaminan dikuasai bank

Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan

yaitu dengan analisis 5 C (Kasmir, 2014) yaitu sebagai berikut:

a. Character

Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal

ini calon debitur yang merupakan ukuran untuk menilai “kemauan”

nasabah membayar kreditnya dan bertujuan untuk memberikan

keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang
16

akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.

b. Capacity (capability)

Merupakan kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit

yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta

kemampuannya mencari laba. Semakin banyak sumber pendapatan

seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar

kredit.

c. Capital

Merupakan sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah

terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik yang berfungsi sebagai pelindung bank

dari resiko kerugian. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang

diberikan.

e. Condition

Pemberian kredit juga dinilai melalui keadaan ekonomi, politik,

sosial, ekonomi, budaya yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha di

masa tertentu.

6. Tingkat Suku Bunga Bank

Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya

dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan. Suku bunga

adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu

(perbulan atau pertahun). Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber

daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
17

Bunga bank menurut (Kasmir, 2014) adalah balas jasa yang diberikan oleh

bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang

membeli atau menjual produknya. Pada halnya kredit, bunga bank yang

dimaksudkan adalah imbalan yang wajib dibayarkan secara tetap oleh

nasabah atas pinjaman kredit yang diambilnya kepada bank.

Suku bunga juga berarti penghasilan yang diperoleh oleh orang-

orang yang memberikan kelebihan uangnya atau surplus spending unit

untuk digunakan sementara waktu oleh orang-orang yang membutuhkan

dan menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangannya atau

deficitspending units (Judisseno, 2005). Suku bunga adalah biaya pinjaman

atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut (biasanya

dinyatakan sebagai persentase per tahun) (M. R. M. Ginting & Sulasmiyati,

2016).

Suku bunga adalah harga yang dibayar peminjam (debitur) kepada

pihak yang meminjam (kreditur) untuk pemakaian sumber daya selama

interval waktu tertentu. Bunga bank diartikan sebagai balas jasa yang

diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada

nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga merupakan

imbalan jasa atau pinjaman uang, imbalan jasa ini merupakan suatu

kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uang

pinjaman tersebut apaila diinvestasikan. Darikedua pengertian di atas,

dapat diketahui lending rate merupakan keuntungan yang diterima atas

peminjaman uang kepada nasabah, dan sebaliknya bagi nasabah

merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan pihak nasabah atas

penggunaan fasilitas kredit bank. Menurut (Hermawan & Wiagustini, 2016),


18

tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator moneter yang

mempunyai dampak dalam beberapa kegiatan perekonomian sebagai

berikut:

a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan untuk melakukan

investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan

ekonomi.

b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan

keputusanpemilik modal apakah ia akan berinvestasi pada real assets

ataukahpada financial assets.

c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha

pihakbank dan lembaga keuangan lainnya.

d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi nilai uang beredar.

Metode perhitungan bunga bank secara umum dibagi menjadi 3,

yaitu bunga flat, bunga efektif (sliding), dan anuitas (Tim Bank Indonesia,

2007). Metode perhitungan bunga flat atau model constant payment

mortgage menghasilkan angsuran pinjaman yang tetap dari periode ke

periode (Rivai & Arifin, 2010). Metode perhitungan bunga flat merupakan

metode dengan pembayaran bunga tiap bulan, dengan angka yang selalu

tetap walau tingkat suku bunga pasar naik-turun. Metode bunga flat sangat

cocok bagi nasabah yang mengambil kredit dengan jangka waktu yang

lama. Jangka waktu paling lama dengan perhitungan bunga flat adalah

maksimal 10 tahun.

Menurut (Herprasetyo, 2009), jumlah angsuran bulanan dengan

metode perhitungan bunga efektif (sliding) terus mengalami penurunan, hal

yang sama juga terjadi pada jumlah bunga yang dibayarkan. Bila
19

dibandingkan dengan perhitungan bunga flat, perhitungan dengan

menggunakan bunga efektif cenderung menghasilkan beban bunga yang

lebih kecil. Menurut (Rivai & Arifin, 2010), jumlah angsuran pinjaman

dengan perhitungan metode anuitas adalah tetap (seperti bunga flat),

namun cicilan pokok pinjaman semakin meningkat, sebaliknya bunga per

bulan semakin menurun (seperti bunga efektif). Cara perhitungan jumlah

angsuran pinjaman dengan metode ini berbeda dengan bunga flat dan

efektif.

Menurut (IkatanBankirIndonesia, 2013), berdasarkan jenis/sifatnya

suku bunga dibedakan menjadi 2, yaitu: tetap (fixed rate) dan

mengambang (floating rate). Suku bunga tetap adalah suku bunga yang

besarnya selalu tetap selama jangka waktu tertentu atau selama jangka

waktu kredit. Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang besarnya

dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan besarnya suku bunga yang

berlaku di pasar (mengikuti mekanisme pasar) atau BI rate. Menurut Ismail

(2011:132) penerapan bunga yang terdapat pada bank konvensional dapat

dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Bunga simpanan

Bunga simpanan merupakan tingkat harga tertentu yang

dibayarkan oleh bank kepada nasabah atas simpanan yang

dilakukannya. Bunga simpanan ini, diberikan oleh bank untuk

memberikan rangsangan kepada nasabah penyimpan dana agar

menempatkan dananya di bank. Beberapa bank memberikan tambahan

bunga kepada nasabah yang menempatkan dananya dalam bentuk

deposito sejumlah tertentu. Hal ini dilakukan bank agar nasabah akan
20

selalu meningkatkan simpanan dananya.

b. Bunga pinjaman

Bunga pinjaman atau bunga kredit merupakan harga tertentu yang

harus dibayar oleh nasabah kepada bank atas pinjaman yang

diperolehnya. Bagi bank, bunga pinjaman merupakan harga jual yang

dibebankan kepada nasabah yang membutuhkan dana. Untuk

memperoleh keuntungan, maka bank akan menjual dengan harga yang

lebih tinggi dibanding dengan harga beli.

Menurut Kasmir (2008) Faktor utama yang mempengaruhi besar

kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Kebutuhan Dana

Faktor kebutuhan dana khususkan dana simpanan yakni seberapa

besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana,

sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh

bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan

suku bunga simpanan. Akan tetapi peningkatan suku bunga simpanan

dapat meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana

yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan

pinjaman sedikit maka bunga simpanan akan turun karena hal ini

merupakan beban.

2. Target Laba yang Diinginkan

Faktor khususkan untuk bunga pinjaman. Target laba merupakan

salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga

pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut
21

besar dan demikian pula sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing

target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.

3. Kualitas Jaminan

Kualitas jaminan untuk bunga pinjaman semakin likuid jaminan

(mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit

yang dibebankan dan sebaliknya. Contoh jaminan sertifikat deposito

berbeda dengan jaminan sertifikat tanah karena dalam hal pencairan

jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah.

4. Kebijaksanaan Pemerintah

Penentuan bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak

boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah sebab

ada batasan maksimal dan batas minimal untuk suku bunga yang

diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat.

5. Jangka Waktu

Umumnya jangka waktu kredit merupakan cerminan resiko kredit

yang mungkin muncul. Jangka waktu pinjaman adalah waktu yang

diberikan oleh pihak bank kepada debitur untuk mengembalikan pokok

dan bunga pinjaman. Semakin panjang jangka waktu kredit,. Sehingga

bank pun akan membebankan bunga yang lebih tinggi dibandingkan

kredit jangka pendek (Widyartati, P. 2016).

6. Reputasi Perusahaan

Bonafiditas perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat

menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya karena

biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet


22

dimasa mendatang relatif kecil dan demikian sebaliknya perusahaan

yang kurang bonafid faktor resiko kredit macet cukup besar.

7. Produk yang Kompetitif

Produk yang kompetitif menentukan besar kecilnya bunga

pinjaman. Kompetitif adalah produk yang dibiayai tersebut laku

dipasaran, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan

dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang

kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya

diharapkan lancar.

8. Hubungan Baik

Umumnya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan

kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya bank

menggolongkan nasabah antara lain nasabah utama (primer) dan

nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada

keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank,

nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak

bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan

nasabah biasa. Nasabah yang memiliki hubungan baik dengan bank

tentu bunganya lebih rendah.

9. Persaingan

Kekurangannya dana dalam kondisi tidak stabil sementara tingkat

persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka

bank harus bersaing keras dengan bank lainnya. Artinya jika untuk

bunga simpanan rata-rata pesaing 15% maka, jika hendak

membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan


23

diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga

pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing agar dana yang

menumpuk dapat tersalurkan.

Suku bunga ditentukan dua kekuatan, yaitu: penawaran tabungan

dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan

adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasanya

berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia

menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya

tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, maka akan semakin

tinggi pula minat nasabah untuk menabung, dan sebaliknya.

7. Penetapan Base Lending Rate (Suku Bunga Kredit)

Indikator penetapan Base Lending Rate terdapat beberapa

indicator yaitu sebagai berikut (Taswan & Si, 2010):

a. Cost of loanable funds (COLF)

Cost of loanable funds adalah biaya dana yang

dikeluarkan bank setelah diperhitungkan dengan cadangan

likuiditas wajib minimum (reserve requirement) yang harus

dipellihara oleh bank dan selebihnya disalurkan kepada nasabah

berupa penempatan dana, dalam bentuk kreedit dan lain lain.

Semakin besar jumlah cadangan wajib minimum yang dipelihara

maka semakin meningkat jumlah jumlah biaya dana bank karena

semakin kecil jumlah dana yang dapat disalurkan.

Tingkat Cost of Loanable Funds dipengaruhi oleh struktur

dana, komposisi dana, tingkat bunga dana (borrowing rate) dan


24

reserve requirement. Semakin tinggi tingkat bunga dan reserve

requirement, maka semakin tinggi Cost of Loanable Funds dan

akan terjadi sebaliknya, apabila borrowing rate dan reserve

requirement turun. Cost of Loanable Funds yaitu ditempatkan

yang dioperasionalkan (ditempatkan) untuk memperoleh

pendapatan. Dana operasional adalah total dana yang dihimpun

dikurangi dengan unloanable funds (dana yang tidak ditempatkan

pada aktiva produktif untuk tujuan berjagajaga/ cadangan). COLF

dalam persentase dapat diformulasikan:

b. Overhead cost (OHC)

Komponen biaya yang diperhitungkan dalam overhead

cost ini masih terdapat berbedaan persepsi diantara para

bankers. Namun demikian, idealnya seluruh biaya dana diluar

biaya dana yang digunakan dalam menghimpun dana serta biaya

yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan penyaluran kredit

sepatutnya diperhitungkan sebagai overhead cost.

Biaya ini merupakan biaya selain bunga yang dikeluarkan

dalam proses penghimpunan dana, misalnya : biaya tenaga

kerja, biaya sewa kantor, biaya penyusutan, biaya transport,

biaya promosi, dan biaya lainnya. Untuk mengalokasikan biaya

overhead dapat digunakan rumus :


25

c. Cost of Money Cost (COM)

Cost of money pada dasarnya adalah cost of leonable

fund setelah ditambah dengan overhead cost (biaya operasi).,

maka Cost of money dapat ditentukan dengan rumus:

d. Spread (laba yang diinginkan)

Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin

memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh

beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya

laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini

biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat

kondisi nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-

sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah atau untuk

pengusaha/rakyat kecil maka labanya pun berbeda dengan yang

komersil.

Spread merupakan margin yang diproyeksikan. Dalam

perencanaan bunga kredit, spread merupakan perbandingan

proyeksi spread terhadap baki debet atau loanable funds.

Besarnya spread pada tingkat operasional sering dipengaruhi

oleh kualitas jaminan kredit, jangka waktu kredit, dan reputasi

debitur. Spread dapat ditentukan dengan rumus:

e. Tax (Pajak)

Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 Pasal 1

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh


26

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Suku bunga kredit dapat ditetapkan tegantung dari

besarnya pajak yang ditanggung atas penempatan dana pada

kredit. Tax rate diperhitungkan dalam base lending rate yang

besarnya tergantung dari proyeksi spread yang ditentukan.

Secara singkat tingkat pajak dapat ditentukan dengan rumus :

8. Biaya Keuangan Pada Perbankan

Yang dimaksud biaya adalah semua biaya yang secara langsung

maupun tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan

pendapatan dalam suatu periode tertentu. biaya yang dikeluarkan tidak

memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutmya.

Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan

dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

Jenis-jenis biaya bank terdiri dari:

a. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya-biaya yang timbul dalam

rangka kegiatan pokok perusahaan. Biaya operasional terdiri dari

Biaya Bunga. Beban bunga adalah beban yang dibayarkan

kepada nasabah atau pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan

penghimpunan dana. Biaya ini paling besar porsinya terhadap


27

biaya bank keseluruhan. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank

pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan. Beban

bunga terdiri atas:

1. Bunga Giro,

2. Bunga Deposito Berjangka,

3. Bunga Sertifikat Deposito,

4. Bunga Tabungan,

5. Bunga Setoran Jaminan,

6. Bunga Surat Berharga,

7. Bunga Obligasi, dan

8. Beban lain yang dikeluarkan secara langsung dalam

penghimpunan dana tersebut seperti hadiah, premi atau

diskonto dari kontrak berjangka dalam rangka pendanaan

(funding).

b. Biaya Valuta Asing

Biaya dalam transaksi valuta asing biasanya muncul dari

selisih kurs yang merugi. Munculnya kerugian selisih kurs baik

dari transaksi spot, forward, maupun swap akan dibebankan ke

dalam laporan laba rugi.

c. Biaya Administrasi Umum/Overhead

Biaya Administrasi Umum/Overhead adalah berbagai

beban yang timbul untuk mendukung kegiatan operasional bank.

Jenis-jenis biaya administrasi umum


28

- Biaya gaji pegawai,

- Tunjangan-tunjangan,

- Sewa

- Promosi

- Pendidikan dan pelatihan

- Amortisasi aktiva tidak berwujud

- Biaya penyusutan aktiva tetap

d. Biaya Non Operasional

Yaitu biaya–biaya yang dikeluarkan yang tidak berkaitan

dengan kegiatan utama bank misalnya kerugian dari penjualan

aktiva tetap.

e. Pos Luar Biasa

Biaya ini harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari

dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi

disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya. Biaya luar biasa

kejadiannya tidak normal dan tidak sering terjadi atau tidak

terulang lagi di masa yang akan datang.

f. Koreksi Masa Lalu

Koreksi yang dilakukan terhadap laba rugi periode lalu

misalnya kesalahan perhitungan kelalaian mencatat suatu

transaksi harus tetap diungkapkan.

g. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut

akuntansi atau laba kena pajak (taxable income) untuk


29

diperhitungkan dengan tarif pajak penghasilan. Dalam hal pajak

penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih perhitungan

tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena

pajak), yang disebabkan perbedaan waktu pengakuan

pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan

pajak, ditampung dalam pos “pajak penghasilan” yang

ditangguhkan dan dialokasikan pada beban pajak penghasilan.

9. Biaya Dana Bank (Cost of Fund)

Menurut (Kasmir, 2010) biaya dana atau cost of fund merupakan

total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana

simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan, maupun deposito.

Teori biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan

untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga yang

dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya

dananya dan sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan

cadangan wajib atau recerve requirement (RR) yang telah ditetapkan

oleh pemerintah.

Biaya dana (cost of fund) adalah biaya untuk keperluan funding

yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap dana yang

berhasil dihimpunnya dari berbagai sumber, sebelum dikurangi dengan

likuiditas wajib minimum (reserver requirement) yang harus selalu

dipelihara bank. Artinya, bank akan menghitung biaya yang dikeluarkan

atas setiap dana yang berhasil dihimpunnya dari berbagai sumber dana

setelah diperhitungkan adanya cadangan dana yang wajib dipelihara

oleh setiap bank. Setiap jenis sumber dana memiliki suku bunga dana
30

rata-rata tergantung pada komposisi sumber dana yang berhasil

dihimpun.

Menurut (Ismail & Ak, 2010) bagi bank yang memiliki kontribusi

dana giro yang terbesar, maka biaya dana bank akan rendah, sehingga

bank dapat menentukan besarnya bunga kredit lebih rendah dibanding

bank lain. Sebaliknya apabila bank memiliki dana deposito yang paling

banyak, dan bunga deposito merupakan bunga yang paling tinggi

dibandingkan bunga giro dan tabungan.

10. Metode Perhitungan Cost of Fund

Cost of fund adalah biaya dana yang dikeluarkan bank untuk

memperoleh sejumlah dana tertentu dari nasabahnya baik untuk

simpanan giro, tabungan ataupun deposito berjangka. Besarnya cost of

fund ini sangat tergantung pada seberapa besar suku bunga yang

dibebankan kepada nasabah penyimpan dana. Semakin tinggi suku

bunga dana, maka akan semakin tinggi pula biaya dana dan demikian

pula sebaliknya.

Metode perhitungan cost of fund menurut (Ismail & Ak, 2010),

sebagai berikut beserta penjabaran rumusnya

a. Perhitungan Biaya Dana Giro

b. Penghitungan Biaya Dana Tabungan

c. Penghitungan Biaya Dana Deposito


31

Keterangan:

COF = biaya Dana

KD = Komposisi Dana

RR = Reserve Requirement atau Giro Wajib Minimum (GWM)

TSB = Tingkat Suku Bunga

Bunga efektif merupakan biaya bunga yang dikeluarkan oleh

bank dalam menghimpun dana pihak ketiga dengan mengurangkan

terlebih dana yang wajib tersedia sebagai cadangan wajib (recerves

requirement). Untuk menghitung bunga efektif dapat dirumuskan sebagai

berikut:

11. Laporan Keuangan

Menurut (Munawir, 2010) pengertian laporan keuangan adalah

hasil dari proses akuntansi yang digunakas sebagai alat berkomunikasi

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut. Pada umumnya laporan keuangan itu sendiri dari neraca dan

perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal, dimana neraca

menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal suatu perusahaan pada

tanggal tertentu sedang-kan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang

telah dicapai perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode

tertentu.
32

Bentuk-bentuk Laporan Keuangan yaitu sebagai berikut:

a. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan adalah laporan keuangan yang

menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu

periode tertentu (Orniati, 2009). Laporan posisi keuangan bertujuan

untuk menunjukkan posisi pada suatu perusahaan pada tanggal

tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan

ditentukan sisanya pada akhir tahun fisikal. Laporan posisi

keuangan disajikan sedemikian rupa yang menunjukkan unsur

posisi keuangan yang diperlukan bagi penyaji secara wajar.

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif merupakan laporan yang

menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya

dari suatu perusahaan pada periode tertentu, sebagaimana halnya

laporan posisi keuangan, laporan laba rugi juga disusun tiap akhir

tahun. Menurut (Sutrisno, 2009) laporan laba rugi adalah yang

menunjukkan hasil kegiatan perusahaan dalam jangka waktu

tertentu.

c. Laporan Perubahan Modal

Menurut (Kasmir, 2010) bahwa laporan perubahan modal

adalah laporan keuangan yang menggambarkan jumlah modal yang

dimiliki perusahaan saat ini dan juga menunjukkan perubahan

modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Perusahaan harus

menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama

laporan keuangan.
33

d. Laporan Arus Kas

Laporan ini menggambarkan tentang perputaran uang (kas

atau bank) selama periode tertentu misalnya bulanan dan tahunan.

Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional dan

kas untuk pendanaan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas

harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas

laporan keuangan.

B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil
1 Arsana, Analisis Asosiatif Berdasarkan hasil penelitian
(2018) Pengaruh Faktor menunjukan bahwa Risk Cost
Faktor Base memiliki pengaruh yang
Lending Rate paling dominan terhadap ROE
Terhadap Return pada KSP Madani NTB. Cost
On Equity/Roe of Loanable Fund/COLF,
Pada Ksp. Overhead Cost/OHC, dan
Madani Ntb Risk Cost berpengaruh
signifikan terhadap ROE dan
variabel Tax Rate tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROE pada
KSP.Madani NTB. Dan
secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap Return on
Equity/ROE pada
KSP.Madani NTB.
2 Rai Factor-Faktor Observasi Berdasarkan hasil penelitian
(2017) Yang Non menunjukan bahwa Dana
Mempengaruhi Partisipan Pihak Ketiga (DPK) memiliki
Kredit Pada Bank pengaruh positif signifikan,
Umum Swasta Capital Adequacy Ratio
Nasional (Busn) (CAR) memiliki pengaruh
Devisa positif dan tidak signifikan,
Non Performing Loan (NPL)
34

memiliki pengaruh positif dan


tidak signifikan, Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) memiliki
pengaruh negatif dan
signifikan dan Tingkat Suku
Bunga Kredit memiliki
pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kredit
pada Bank Umum Swasta
Nasional (BUSN) Devisa
selama periode 2011 - 2015.
3 Farhan Dwi Pengaruh Cost Of Deskripsi Hasil penelitian menunjukkan
Cahyo Loanable Fund, Kuantitatif bahwa terdapat pengaruh
(2019) Overhead Cost, COLF (Cost Of Lending Fund)
Risk Factor Dan terhadap Base Lending Rate
Tax Terhadap dengan nilai signifikansi
Base Lending 0,000. OHC (Overhead Cost)
Rate Pada tidak ada pengaruh terhadap
Perbankan Di Bei Base Lending Rate dengan
Periode Tahun nilai signifikan 0,26. Ada
2015-2018 pengaruh Risk Factor
terhadap Base Lending Rate
dengan nilai signifikan 0,874.
dan ada pengaruh Tax
terhadap Base Lending Rate
dengan nilai signifikan 0,008
4 Ananto Faktor – Faktor Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
Wicaksono Base Lending cost of loanable funds dan
(2015) Rate Pt Bank base lending rate tertinggi
BPR Hasamitra adalah pada tahun 2002,
Makassar sedangkan mulai tahun 2003
(Persero) Tbk sampai dengan 2006 cost of
Tahun 2012 - loanable funds dan base
2013 lending rate mengalami
penurunan. Pengujian cost of
loanable funds, overhead
cost, risk factor, spread , tax
dan base lending rate
menggunakan uji korelasi.
Berdasarkan uji korelasi
bivariate, yang berkorelasi
secara signifikan hanya
variabel Risk dengan BLR.
5 Mursidin Analisis Cost Of Kuantitatif Cost of fund PT. Bank BPR
(2016) Fund Terhadap Hasamitra Makassar pada
Simpanan tahun 2015 mengalami
Deposito Pada kenaikan dan pada tahun
Pt. Bank BPR 2016 mengalami penurunan.
Hasamitra Berdasarkan hasil penelitian
Makassar dapat dilihat bahwa semakin
35

(Persero) Tbk. besar tabungan deposito yang


Cabang terkumpul maka semakin
Makassar besar pula cost of fund yang
harus dikeluarkan oleh pihak
PT Bank BPR Hasamitra
Makassar
6 Citra Ayu Analisis Base Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
Ratnasari Lending Rate bahwa: Base lending rate
(2018). Dengan yang dihitung menggunakan
Menggunakan cost of loanable fund yang
Metode Trend mengalami penurunan di
Sebagai Upaya bandingkan tahun 2007 yang
Untuk tertinggi yaitu sebesar
Memprediksi 12,41%, overhead cost
Laba Pada Pt. mengalami penurunan di
Bank BPR bandingkan tahun 2007 yang
Hasamitra tertinggi yaitu sebesar 6,38%,
Makassar risk mengalami penurunan
(Persero) Tbk. dibandingkan pada tahun
2007 yang tertinggi yaitu
sebesar 6,12% sedangkan
spread tertinggi pada tahun
2007 sebesar 14,80%. Dari
uraian diatas kemudian
digunakan metode trend
untuk memprediksi laba
dimasa yang akan datang
menunjukkan bahwa PT.
Bank BPR Hasamitra
Makassar (persero) Tbk yaitu
sebesar 16,07%
7 I Wayan Analisis Cost Of Adapun hasilnya bahwa Cost
Sunia Fund Untuk of fund (biaya dana )
20121) Menentukan tabungan seharusnya sebesar
Base Lending 3,86%, Sedangkan
Rate Selama senyatanya Cost of fund
Covid-19 Di Pt. (biaya dana) tabungan yang
Bpr Tridarma diberikan/berlaku sekarang
Putri Klungkung adalah sebesa 4%. berarti
masih ada selisih sebesar
0,14%. hasil perhitungan Cost
of fund (biaya dana) deposito
seharusnya sebesar 6,75 %,.
8 Irma Analisis Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
Anindita Pengaruh Tingkat bahwa SUKU BUNGA, CAR,
(2015) Suku Bunga, Car, NPL DAN LDR TERHADAP
Npl Dan Ldr PENYALURAN KREDIT
Terhadap UMKM (Studi pada Bank
Penyaluran Kredit Umum Swasta Nasional
Umkm (Studi Periode 20012-2014)
36

Pada Bank
Umum Swasta
Nasional Periode
20012-2014)
9 Ni Putu Analisis Cost Of Kuantitatif Cost of fund (biaya dana)
Linda Fund Untuk deposito yang
Kusumawati Menentukan diberikan/berlaku sekarang
(2020) Base Lending adalah sebesar 8,00%. berarti
Rate Selama masih ada selisih sebesar
Covid-19 Di Pt. 1,25%. Sedangkan hasil
Bpr Tridarma perhitungan Base Lending
Putri Klungkung Rate (Suku Bunga Dasar
Pinjaman) seharusnya
sebesar 21,65%, Sedangkan
kenyatanya Cost of fund
(Suku Bunga Dasar
Pinjaman) yang
diberikan/berlaku sekarang
adalah sebesar 22,80%.
berarti masih ada selisih
sebesar 1,15% Di PT. BPR
Tridarma Putri Klungkung
10 Maysha Skripsi Analisis Kuantitatif Dari perhitungan berdasarkan
Kusumaning Penerapan Acti data aktual yang dilakukan
rum W Ty-Bas E D oleh penulis, biaya dana
(2015) Cos Ting Untuk sebesar 7.87% cadangan
Menentukan risiko 0.56% dan laba yang
Suku Bunga diinginkan sebesar 5%.
Kredit Yang Berdasarkan perhitungan
Tepat (Studi biaya overhead dengan
Pada Pt. Bpr X) metode activity-based costing
menghasilkan alokasi biaya
overhead untuk kredit modal
kerja 4.66%, kredit investasi
3.61% dan kredit konsumtif
2.80%. Dengan suku bunga
yang menggunakan alokasi
biaya overhead dengan
metode activity-based costing
memperoleh suku bunga
kredit yang lebih rendah.
Suku bunga kredit modal
kerja 18.09%, kredit investasi
17.04% dan kredit konsumtif
16.23%. Sehingga pada kredit
modal kerja selisih 3.81%
(overcosting), kredit investasi
4.86% (overcosting) dan
kredit konsumtif 5.67%
(overcosting).
37

C. Kerangka Pikir
Untuk mempermudah peneliti, maka di sajikan skema kerangka pikir

sebagai berikut:

BPR HASAMITRA

Laporan Keuangan

Pemberi Kredit Penetapan Biaya Keaungan

Faktor-faktor Based Lending Perhitungan Cost Of Fund:


Rate:
a. Biaya Dana Giro
a. Cost of loanable funds b. Biaya Dana Tabungan
(COLF) c. Biaya Dana Deposito
b. Overhead cost (OHC)
c. COM
d. Spread
e. Tax

Pengumpulan data dan Olah Data

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

37
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif. Dimana data kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari

perusahaan dalam bentuk angka-angka, yang dalam hal ini adalah berupa

laporan keuangan perusahaan.

B. Pemilihan Lokasi
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tbk,

Makassar yang beralamat di Jalan Pengayoman Komp. Ruko Pasar Segar

Blok RB 21 Makassar. Adapun waktu penelitian yaitu 14 September sampai

21 September 2021.

C. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sumber data sekunder. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui

catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah yang

diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan metode documentation (dokumentasi) adalah pengumpulan

data melalui dokumen-dokumen perusahaan dalam hal ini PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Tbk, Makassar, berupa data yang dibutuhkan pada

38
39

penelitian ini yaitu laporan keuangan dari tahun 2015-2020 yang diperoleh

melalui website.

E. Metode Analisis Data


Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode analisis Deskriptif Kuantitatif. Metode analisis deskriptif

digunakan untuk mengolah data dan menggambarkan data yang diperoleh

dari penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang ada.

Menganalisis data yang ada dengan menggunakan metode analisis

deskriptif, juga dilakukan metode analisis cost of fund untuk menguji dan

membuktikan permasalahan yang ada, dengan menjelaskan based lending

rate yang ditetapkan Bank Indonesia dan dibandingkan dengan ketentuan

yang ditetapkan PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tbk, Makassar. Berikut

ini kompoen-komponen pembebanan suku bunga dalam menentukan suku

bunga kredit , yaitu:

1. Menghitung faktor-faktor dalam penetapan suku bunga kredit (based

lending rate) pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Untuk menganalisis hubungan faktor-faktor Base Lending Rate,

maka akan dilakukan perhitungan data, dengan Langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menghitung Rasio Cost of Loanable Fund/COLF, dengan

langkah-langkah:

- Menghitung nilai jumlah dana yang bisa digunakan untuk

dialokasikan dalam bentuk aktiva produktif (loanable fund),

yang didapat dari pengurangan total jumlah dana yang

berhasil dihimpun dengan jumlah dana yang digunakan

untuk cadangan likuiditas (unloanable fund).


40

- Menghitung jumlah biaya bunga yang dikeluarkan oleh

koperasi.

- Menghitung Rasio Cost of Loanable Fund/COLF, dengan

formula:

b. Menghitung Rasio Overhead Cost/OHC, dengan langkah-

langkah:

- Menghitung seluruh biaya dalam proses penghimpunan

dana dikurangi bunga.

- Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan dana yang

berhasil dihimpun, dengan formula:

c. Menghitung Rasio Cost of money/COM, pada dasarnya adalah

cost of leonable fund setelah ditambah dengan overhead cost

(biaya operasi). dengan formula:

d. Menghitung Spread (laba yang diinginkan), dengan formula:

e. Menghitung Rasio Tax Rate, dengan langkah-langkah :

- Menghitung jumlah kewajiban pajak yang harus disetor.

- Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan pinjaman yang

disalurkan dengan formula:


41

2. Menghitung penetapan biaya keuangan (Cost of Fund) yang

seharusnya diberikan kepada nasabah pada PT. Bank Perkreditan

Rakyat (BPR).

Metode perhitungan cost of fund menurut (Ismail & Ak, 2010),

sebagai berikut beserta penjabaran rumusnya

a. Perhitungan Biaya Dana Giro

b. Penghitungan Biaya Dana Tabungan

c. Penghitungan Biaya Dana Deposito

Keterangan:

COF = biaya Dana

KD = Komposisi Dana

RR = Reserve Requirement atau Giro Wajib Minimum (GWM)

TSB = Tingkat Suku Bunga

d. Mengitung penetapan suku bunga kredit (based lending rate) dalam

penetapan biaya keuangan (Cost of Fund) pada PT. Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) telah berlaku sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Sedangkan untuk menghitung bunga kredit yang diterapkan PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Tbk, Makassar adalah sebagai berikut:


42

Total biaya dana (cost of fund) xxx%

Total biaya operasi (overhand cost) xxx% +

Biaya uang (cost of money) xxx%

Resiko (risk kredit) xxx% +

Titik impas (break even point) xxx%

Laba yang diinginkan xxx% +

xxx%

Pajak 20% dari laba(%) xxx% +

Bunga kredit yang diberikan (based lending rate) xxx%

F. Defenisi Operasional Variabel

1. Based Lending Rate adalah balas jasa yang diberikan oleh PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Tbk, Makassar berdasarkan prinsip-prinsip

konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.

2. Cost Of fund adalah biaya yang harus dikeluarkan bank untuk setiap

rupiah dana yang dihimpunnya dari bebagai sumber sebelum dikurangi

dengan likuiditas wajib minimum yang harus selalu dipelihara oleh

bank.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah dan Profil PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra didirikan di Makassar

pada tanggal 15 November 2005 berdasarkan Akte Pendirian Perseoran

Terbatas No. 12 tanggal 24 Maret 2004 yang dibuat oleh Notaris Lieke

Tunggal, SH di Makassar dan telah mendapat pengesahan dari

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I Nomor C-29168

HT.01.01.TH.2004 tanggal 2 Desember 2004.

Modal awalnya sebesar Rp 2 miliar. Kini, setelah tahun ke-15, BPR

Hasamitra tetap menunjukkan pencatatan kinerja yang cukup baik. Dari

segi aset, pada posisi Desember 2020 tercatat telah mencapai

2.441.861.745 (ribuan Rp). Pertumbuhan yang cukup baik ini tak lepas dari

kepercayaan dan dukungan yang sangat baik dari masyarakat. Yang

sangat membanggakan kami bahwa hingga tahun tahun 2020 BPR

Hasamitra memperoleh “Golden Award” atas prestasi kinerja Keuangan

selama 11 tahun secara berturut-turut, yaitu pada tahun: 2009 - 2020

dengan predikat “SANGAT BAGUS”, versi Majalah Infobank. Potret kinerja

BPR Hasamitra dapat dilihat pada Laporan Keuangan. Bank Perkreditan

Rakyat Hasamitra bergerak dalam usaha perbankan, melayani Tabungan,

Deposito dan Kredit. Pelayanan yang baik menjadi prioritas utama dari

43
44

kami dengan maksud agar setiap nasabah merasa menjadi bagian dari

keluarga besar BPR Hasamitra. Untuk memudahkan pelayanan kepada

nasabah dan lebih menjangkau daerah lain di Sulawesi Selatan maka kami

juga merencanakan untuk membuka jaringan kantor baru.

BPR Hasamitra sangat peduli dan mendukung setiap program

pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dalam mensosialisasikan manfaat

menabung dan wawasan akan dunia perbankan itu sendiri khususnya

BPR. Maka dari itu, kami senantiasa mengadakan pendekatan langsung ke

masyarakat lewat berbagai penyuluhan dan kegiatan yang bermuatan

edukasi perbankan, khususnya pada calon nasabah usia pelajar dan dunia

usaha mikro, kecil dan menengah. Dampak nyata dari usaha itu sangat

positif dalam membangun citra BPR dimata masyarakat; para pelajar,

pedagang pasar, pemilik warung, pegawai negeri maupun swasta dan para

wirausahawan mulai bergabung menjadi nasabah. Karena mereka sadar

akan nilai plus dan secure value dengan menabung di BPR dibanding

menabung konvensional atau memakai jasa rentenir.

2. Visi dan Misi

Visi perusahaan yaitu:

“Menjadi Bank lokal dengan reputasi Nasional, yang Sehat, Kuat dan
Terpercaya”.

Misi Perusahaan yaitu:

Memberdayakan dan mensejahterahkan masyarakat melalui

kewirausahaan sosial (social business entrepreneurship) dengan

pelayanan berbasis digital dan kearifan lokal.


3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Strukur Organisasi

45
46

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yang

membahas tentang based lending rate dalam penetapan biaya keuangan

(Cost of Fund) di pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar yang diteliti pada pada tahun 2020. Dalam penelitian menghitung

faktor-faktor penetapan based lending rate pada PT. Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) Hasamitra Makassar pada tahun 2020 diantaranya adalah Cost of

loanable funds (COLF), Overhead cost (OHC), Cost of Money (COM), Spread

dan Tax, kemudian menghitung faktor-faktor penetapan biaya keuangan (Cost

of Fund) Yang seharusnya diberikan kepada nasabah diantaranya dana yang

berasal dari dana Giro, Tabungan dan Deposito. Setelah perhitungan masing-

masing indikator dari penetapan based lending rate dalam penetapan biaya

keuangan (Cost of Fund) di pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Hasamitra Makassar pada tahun 2020.

1. Perhitungan Biaya Keuangan (Cost of Fund)

Dalam menghitung biaya keuangan atau disebut juga dengan biaya

dana (Cost of Fund) yang bersumber dari tabungan dan deposito terlebih

dahulu harus mencari biaya dana rata-rata tertimbang dari masing-masing

tersebut, karena sumber-sumber dana ini memiliki tingkat bunga yang

ditentukan berdasarkan jumlah saldo dan jangka waktu. Bank memberikan

jasa deposito berjangka berdasarkan tingkat bunga yang dipengaruhi oleh

jangka waktu jatuh temponya, demikian juga sumber dana dari tabungan,

dimana tingkat bunganya di hitung dari jumlah saldo tabungan dan

lamanya mengendap di bank.


47

Berdasarkan adanya karakteristik pembahasa diatas, maka untuk

mengetahui biaya dana bank dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1
Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar
Periode per 31 Desember tahun 2015
Tkt Kotribusi
Jumlah Bunga
Sumber Komposisi Suku GWM Biaya
No Dana Efektif
Dana bunga Dana
Rp % 5% %
1 2 3 4 5 6 7

1 Deposito 613.531.715 82,22 5 30.676.586 5,26 4,33

2 Tabungan 132.710.855 17,78 3,25 6.635.543 3,42 0,61

Total 746.242.570 100 8 37.312.129 8,68 4,94


Sumber: Laporan Keuangan BPR Hasamitra Makassar tahun 2015

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sumber dana PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar berasal dari dana

Deposito sebesar Rp.613.531.715 dan dana tabungan sebesar

Rp.132.710.855 dengan tingkat suku bunganya dapat ditentukan

berdasarkan jumlah sumber dana maka suku bunga Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar dari dana Deposito sebesar 0.82% dan

dana tabungan sebesar 0.17%. Adapun GWM (giro wajib minimum) atau

sering disebut Reserve Requirement (RR) diasumsikan 5% untuk masing-

masing sumber dana sebesar Rp. 30.676.586 untuk deposito dan dana

tabungan sebesar Rp. 6.635.543. Oleh karena itu maka dapat dihitung Cost

of Fund di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebagai berikut:

1. Cost of Fund Deposito = Rp. 613.531.715 * 0.82% / (Rp. 613.531.715 -

Rp.30.676.586) x 100% = 5,26% atau nominal Rp.3.229.114.289.

2. Cost of Fund tabungan = Rp. 132.710.855 * 0.17% / (Rp. 132.710.855 -

Rp. 6.635.543) x 100% = 3,42% atau nominal Rp.454.010.820.


48

Tabel 4.2

Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar

Periode per 31 Desember Tahun 2016

Tkt Kotribusi
Bunga
Jumlah Dana Komposisi Suku GWM Biaya
Sumber Efektif
No bunga
Dana Dana
Rp % % 5% % %

1 2 3 4 5 6 3x6

1 Deposito 865.793.562 83,03 5 43.289.678 5,26 4,37

2 Tabungan 177.009.391 16,97 3,25 8.850.470 3,42 0,58

Total 1.042.802.953 100 8 52.140.148 8,68 4,95


Sumber: Laporan Keuangan BPR Hasamitra Makassar tahun 2016

Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sumber dana PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar berasal dari dana

Deposito sebesar Rp.865.793.562 dan dana tabungan sebesar

Rp.177.009.391 dengan tingkat suku bunganya dapat ditentukan

berdasarkan jumlah sumber dana maka suku bunga Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar dari dana Deposito sebesar 0.83% dan

dana tabungan sebesar 0.17%. Adapun GWM (giro wajib minimum) atau

sering disebut Reserve Requirement (RR) diasumsikan 5% untuk masing-

masing sumber dana sebesar Rp.43.289.678 untuk deposito dan dana

tabungan sebesar Rp.8.850.470. Oleh karena itu maka dapat dihitung Cost

of Fund di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebagai berikut:

1. Cost of Fund Deposito = Rp. 865.793.562 * 0.83% / (Rp. 865.793.562 -

Rp.43.289.678) x 100% = 5,26% atau nominal Rp.3.229.114.289.

2. Cost of Fund tabungan = Rp. 177.009.391 * 0.17% / (Rp. 177.009.391 -

Rp. 8.850.470) x 100% = 3,42% atau nominal Rp.454.010.820.


49

Tabel 4.3

Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar

Periode per 31 Desember Tahun 2017

Tkt Kotribusi
Bunga
Sumber Jumlah Dana Komposisi Suku GWM Biaya
No Efektif
Dana bunga Dana
Rp % % 5% % %
1 2 3 4 5 6 3x6
1 Deposito 1.146.286.691 87,19 5,5 57.314.335 5,79 5,05

2 Tabungan 168.371.054 12,81 3,25 8.418.553 3,42 0,44

Total 1.314.657.745 100 9 65.732.887 9,21 5,49


Sumber: Laporan Keuangan BPR Hasamitra Makassar tahun 2017

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sumber dana PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar berasal dari dana

Deposito sebesar Rp.1.146.286.691 dan dana tabungan sebesar

Rp.168.371.054 dengan tingkat suku bunganya dapat ditentukan

berdasarkan jumlah sumber dana maka suku bunga Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar dari dana Deposito sebesar 0.87% dan

dana tabungan sebesar 0.13%. Adapun GWM (giro wajib minimum) atau

sering disebut Reserve Requirement (RR) diasumsikan 5% untuk masing-

masing sumber dana sebesar Rp. 57.314.335 untuk deposito dan dana

tabungan sebesar Rp. 8.418.553. Oleh karena itu maka dapat dihitung Cost

of Fund di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebagai berikut:

1. Cost of Fund Deposito = Rp. 1.146.286.691 * 0.87% / (Rp.

1.146.286.691 - Rp.57.314.335) x 100% = 5,79% atau nominal

Rp.3.229.114.289.
50

2. Cost of Fund tabungan = Rp. 168.371.054 * 0.13% / (Rp. 168.371.054 -

Rp. 8.418.553) x 100% = 3,42% atau nominal Rp.454.010.820.

Tabel 4.4
Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar
Periode per 31 Desember Tahun 2018
Tkt Kotribusi
Bunga
Sumber Jumlah Dana Komposisi Suku GWM Biaya
No Efektif
Dana bunga Dana
Rp % % 5% % %
1 2 3 4 5 6 3x6
1 Deposito 1.203.211.020 86,06 5,5 60.160.551 5,79 4,98

2 Tabungan 194.952.979 13,94 3,25 9.747.649 3,42 0,48

Total 1.398.163.999 100 9 69.908.200 9,21 5,46


Sumber: Laporan Keuangan BPR Hasamitra Makassar tahun 2018

Berdasarkan dari tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sumber dana PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar berasal dari dana

Deposito sebesar Rp.1.203.211.020 dan dana tabungan sebesar

Rp.194.952.979 dengan tingkat suku bunganya dapat ditentukan

berdasarkan jumlah sumber dana maka suku bunga Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar dari dana Deposito sebesar 0.86% dan

dana tabungan sebesar 0.14%. Adapun GWM (giro wajib minimum) atau

sering disebut Reserve Requirement (RR) diasumsikan 5% untuk masing-

masing sumber dana sebesar Rp. 60.160.551 untuk deposito dan dana

tabungan sebesar Rp. 9.747.649. Oleh karena itu maka dapat dihitung Cost

of Fund di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebagai berikut:

1. Cost of Fund Deposito = Rp. 1.203.211.020 * 0.86% /

(Rp.1.203.211.020- Rp.60.160.551) x 100% = 5,79% atau nominal

Rp.3.229.114.289.
51

2. Cost of Fund tabungan = Rp. 194.952.979 * 0.14% / (Rp. 194.952.979 -

Rp.9.747.649) x 100% = 3,42% atau nominal Rp.454.010.820.

Tabel 4.5
Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar
Periode per 31 Desember Tahun 2019
Kotribusi
Tkt
Bunga
Jumlah Dana Komposisi Suku GWM
Sumber Efektif Biaya
No bunga
Dana Dana

Rp % % 5% % %

1 2 3 4 5 6 3x6

1 Deposito 1.400.489.524 86,08 5,5 70.024.476 5,79 4,98

2 Tabungan 226.543.813 13,92 3,25 11.327.191 3,42 0,48

Total 1.627.033.337 100 9 81.351.667 9,21 5,46

Sumber: Laporan Keuangan BPR Hasamitra Makassar tahun 2019

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sumber dana PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar berasal dari dana

Deposito sebesar Rp.1.400.489.524 dan dana tabungan sebesar

Rp.226.543.813 dengan tingkat suku bunganya dapat ditentukan

berdasarkan jumlah sumber dana maka suku bunga Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar dari dana Deposito sebesar 0.86% dan

dana tabungan sebesar 0.14%. Adapun GWM (giro wajib minimum) atau

sering disebut Reserve Requirement (RR) diasumsikan 5% untuk masing-

masing sumber dana sebesar Rp. 70.024.476 untuk deposito dan dana

tabungan sebesar Rp. 11.327.191. Oleh karena itu maka dapat dihitung

Cost of Fund di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebagai berikut:
52

1. Cost of Fund Deposito = Rp.1.400.489.524 * 0.86% / (Rp.

1.400.489.524 - Rp.70.024.476) x 100% = 5,79% atau nominal

Rp.3.229.114.289.

2. Cost of Fund tabungan = Rp. 226.543.813 * 0.14% / (Rp. 226.543.813 -

Rp. 11.327.191) x 100% = 3,42% atau nominal Rp.454.010.820.

Tabel 4.6
Perhitungan COF BPR Hasamitra Makassar
Periode per 31 Desember Tahun 2020
Tkt Kotribusi
Bunga
Sumber Jumlah Dana Komposisi Suku GWM Biaya
No Efektif
Dana bunga Dana
Rp % % 5% % %
1 2 3 4 5 6 3x6
1 Deposito 1.459.973.602 88,21 5,5 72.998.680 5,79 5,11

2 Tabungan 195.148.680 11,79 3,25 9.757.434 3,42 0,40

Total 1.655.122.282 100 9 82.756.114 9,21 5,51


Sumber: Laporan Keuangan BPR Hasamitra Makassar tahun 2020

Berdasarkan dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa sumber dana PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar berasal dari dana

Deposito sebesar Rp.1.459.973.602 dan dana tabungan sebesar

Rp.195.148.680 dengan tingkat suku bunganya dapat ditentukan

berdasarkan jumlah sumber dana maka suku bunga Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar dari dana Deposito sebesar 0.88% dan

dana tabungan sebesar 0.12%. Adapun GWM (giro wajib minimum) atau

sering disebut Reserve Requirement (RR) diasumsikan 5% untuk masing-

masing sumber dana sebesar Rp.72.998.680 untuk deposito dan dana

tabungan sebesar Rp.9.757.434. Oleh karena itu maka dapat dihitung Cost
53

of Fund di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebagai berikut:

1. Cost of Fund Deposito = Rp. 1.459.973.602 * 0.88% / (Rp.

1.459.973.602 - Rp.72.998.680) x 100% = 5,79% atau nominal

Rp.3.229.114.289.

2. Cost of Fund tabungan = Rp. 195.148.680 * 0.12% / (Rp. 195.148.680 -

Rp. 9.7575.434) x 100% = 3,42% atau nominal Rp.454.010.820.

2. Perhitungan Based Lending Rate

Secara umum penentuan tingkat suku bunga kredit akan dipengaruhi

oleh beberapa faktor (Taswan & Si, 2010). yaitu sebagai berikut:

a. Cost of loanable funds (COLF)

Cost of loanable funds adalah biaya dana yang dikeluarkan bank

setelah diperhitungkan dengan cadangan likuiditas wajib minimum

(reserve requirement) yang harus dipellihara oleh bank dan selebihnya

disalurkan kepada nasabah berupa penempatan dana, dalam bentuk

kreedit dan lain lainUntuk menghitung total cost of loanable fund,

diasumsikan ketentuan Reserve Requirement (RR). Perhitungan cost of

loanable fund dari keseluruhan sumber dana tersebut setelah

memperhitungkan ketentuan RR dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7
Perhitungan COLF PT. BPR Hasamitra Makassar
Tahun Total Biaya Dana Total Dana COLF (%)
2015 1.029.771.960 746.242.570 1,38
2016 1.462.599.976 1.042.802.953 1,40
2017 1.797.148.862 1.314.657.745 1,37
2018 2.006.783.997 1.398.163.999 1,44
2019 2.168.445.128 1.627.033.337 1,33
2012 2.136.394.990 1.655.122.282 1,29
Sumber: Hasil Olah Data, 2021
54

Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka rasio Cost of Loanable

Fund PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar tahun

2015 sampai tahun 2020 tidak mengalami peningkat/penurunan yang

signifikan. Namun tahun 2015-2018 cost of loanable funds tergolong

sangat tinggi, hal ini terjadi karena tingginya tingkat suku bunga pada

tahun tersebut, yang menyebabkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Hasamitra Makassar harus menanggung biaya dana yang cukup tinggi.

b. Overhead cost (OHC)

Overhead Cost (OHC) adalah biaya-biaya tetap yang timbul dan

jumlahnya tidak tergantung pada jumlah dan jenis dana yang dihimpun.

Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung overhead

cost PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar tahun

2020 sebagai berikut:

Tabel 4.8
Perhitungan OHC PT. BPR Hasamitra Makassar

Tahun Total Dana Biaya Overhead (Non Bunga) OHC


2015 746.242.570 131.124.831 5,69
2016 1.042.802.953 151.821.672 6,87
2017 1.314.657.745 187.267.681 7,02
2018 1.398.163.999 202.415.433 6,91
2019 1.627.033.337 241.944.746 6,72
2020 1.655.122.282 236.645.792 6,99
Sumber: Hasil Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel 4.8 di atas maka rasio Overhead Cost (OHC)

PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebagai

berikut:
55

1. Tahun 2015, total dana dan biaya overhead sebesar Rp 746.242.570

dan Rp.131.124.831 maka rasio Overhead Cost (OHC) PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebesar 5,69%.

2. Tahun 2016, total dana dan biaya overhead sebesar

Rp.1.042.802.953 dan Rp. 151.821.672 maka rasio Overhead Cost

(OHC) PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 6,87%.

3. Tahun 2017, total dana dan biaya overhead sebesar

Rp.1.314.657.745 dan Rp. 187.267.681 maka rasio Overhead Cost

(OHC) PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 7,02%.

4. Tahun 2018, total dana dan biaya overhead sebesar

Rp.1.398.163.999 dan Rp. 202.415.433 maka rasio Overhead Cost

(OHC) PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 6,91%.

5. Tahun 2019, total dana dan biaya overhead sebesar

Rp.1.627.033.337 dan Rp. 241.944.746 maka rasio Overhead Cost

(OHC) PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 6,72%.

6. Tahun 2020, total dana dan biaya overhead sebesar

Rp.1.655.122.282 dan Rp. 236.645.792 maka rasio Overhead Cost

(OHC) PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 6,99%.
56

c. Cost of Money (COM)

Cost of Money merupakan biaya Cost of Loanable Fund setelah

ditambah dengan Overhead Cost (biaya operasi). Berdasarkan hal

tersebut, maka diperoleh cost of money PT. Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) Hasamitra Makassar sebagai berikut.

Tabel 4.9
Perhitungan COM PT. BPR Hasamitra Makassar
Tahun COLF OHC COM
2015 1,38 5,69 7,07
2016 1,40 6,87 8,27
2017 1,37 7,02 8,39
2018 1,44 6,91 8,34
2019 1,33 6,72 8,06
2020 1,29 6,99 8,28
Sumber: Hasil Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka rasio Cost of Money PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar tahun 2015

sampai tahun 2020 tidak mengalami peningkat/penurunan yang

signifikan. Namun tahun 2018 - 2020 Cost of Money paling tinggi,

dikarenakan biaya overhead pada tahun tersebut mengalami kenaikan

sementara dana Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

stabil.

d. Risk Cost

Risk Cost merupakan komponen dalam penentuan Based Lending

Rate yang sangat mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kredit

bermasalah termasuk kredit macet. Adapun persamaan yang digunakan

untuk menghitung risk factor adalah sebagai berikut:


57

Tabel 4.10
Perhitungan Risk Cost PT. BPR Hasamitra Makassar
Tahun Total Kredit Yang diberikan PPAP RF
2015 974.453.919 9.823.951 1,01
2016 1.456.198.222 8.158.769 0,56
2017 1.762.113.068 5.804.028 0,33
2018 1.969.103.572 11.118.782 0,56
2019 2.166.753.592 12.269.224 0,57
2020 1.980.087.436 12.221.103 0,62
Sumber: Hasil Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel 4.10 di atas maka rasio Risk Cost PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebagai berikut:

1. Tahun 2015, total kredit yang diberikan dan PPAP (0.5% x aktiva

produktif) sebesar Rp. 974.453.919 dan Rp. 9.823.951maka r rasio

Risk Cost PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 1,01%.

2. Tahun 2016, total kredit yang diberikan dan PPAP (50% x aktiva

produktif) sebesar Rp. 1.456.198.222 dan Rp. 8.158.769 maka rasio

Risk Cost PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 0,56%.

3. Tahun 2017, total kredit yang diberikan dan PPAP (50% x aktiva

produktif) sebesar Rp. 1.762.113.068 dan Rp. 5.804.028 maka rasio

Risk Cost PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 0,33%.

4. Tahun 2018, total kredit yang diberikan dan PPAP (50% x aktiva

produktif) sebesar Rp1.969.103.572 dan Rp. 11.118.782 maka rasio

rasio Risk Cost PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,56%.


58

5. Tahun 2019, total kredit yang diberikan dan PPAP (50% x aktiva

produktif) sebesar Rp. 2.166.753.592 dan Rp. 12.269.224 maka rasio

rasio Risk Cost PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,57%.

6. Tahun 2020, total kredit yang diberikan dan PPAP (50% x aktiva

produktif) sebesar Rp. 1.980.087.436 dan Rp. 12.221.103 maka rasio

Risk Cost PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

sebesar 0,62%.

e. Spread

Spread atau yang biasa disebut juga net margin adalah

pendapatan bank yang utama dan akan menentukan besarnya

pendapatan bersih (net income) bank. Penentuan tinggi rendahnya

spread tergantung kepada bagaimana pihak bank menerapkan strategi

bank serta target marketnya. Pada PT. BPR Hasamitra Makassar

ditunjukan pada tabel dibawah ini

Tabel 4.11
Perhitungan Spread PT. BPR Hasamitra Makassar
Tahun Aktiva Produktif Laba yang diinginkan %
2015 1.964.790.105 31.771.026 1,62
2016 1.631.753.814 43.557.207 2,67
2017 1.160.805.547 39.907.961 3,44
2018 2.223.756.397 48.111.659 2,16
2019 2.453.844.842 41.908.696 1,71
2020 2.444.220.551 47.228.819 1,93
Sumber: Hasil Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel 4.10 di atas maka rasio Overhead Cost (OHC)

PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebagai

berikut:
59

1. Tahun 2015, aktiva produktif dan laba yang diinginkan sebesar

Rp.1.964.790.105 dan Rp. 31.771.026 maka rasio Spread PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebesar 1,62%.

2. Tahun 2016, aktiva produktif dan laba yang diinginkan sebesar Rp

1.631.753.814 dan Rp. 43.557.207 maka rasio Spread PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebesar 2,67%.

3. Tahun 2017, aktiva produktif dan laba yang diinginkan sebesar Rp

1.160.805.547 dan Rp. 39.907.961 maka rasio Spread PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebesar 3,44%.

4. Tahun 2018, aktiva produktif dan laba yang diinginkan sebesar Rp

2.223.756.397 dan Rp. 48.111.659 maka rasio Spread PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebesar 2,16 %.

5. Tahun 2019, aktiva produktif dan laba yang diinginkan sebesar Rp

2.453.844.842 dan Rp. 41.908.696 maka rasio Spread PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebesar 1,93%.

6. Tahun 2019, aktiva produktif dan laba yang diinginkan sebesar Rp

2.444.220.551 dan Rp. 47.228.819 maka rasio Spread PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebesar 1,71%.

f. Tax

Untuk menghitung Tax Rate PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Hasamitra Makassar tahun 2015 – tahun 2020 diketahui dengan

mengetahui pendapatan pajak yang harus dibayar. Adapun rasio Tax

Rate PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar yaitu


60

Tabel 4.12
Tax Rate PT. Bank Permata Makassar
Tahun Spread Pajak Tarif %
2015 1,62 10.848.124 25% 0,41
2016 2,67 15.036.512 26% 0,69
2017 3,44 13.476.112 25% 0,87
2018 2,16 16.253.648 25% 0,55
2019 1,71 14.281.294 25% 0,43
2020 1,93 13.641.982 22% 0,43
Sumber: Hasil Olah Data, 2021

Berdasarkan tabel 4.10 di atas maka rasio Tax Rate PT. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar sebagai berikut:

1. Tahun 2015, diketahui pajak yang harus dibayar sebesar

Rp.10.848.124 atau 25%. Adapun rasio spread sebesar 0,69% maka

rasio Spread PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,41%.

2. Tahun 2016, diketahui pajak yang harus dibayar sebesar

Rp.15.036.512 atau 26%. Adapun rasio spread 2,67% sebesar maka

rasio Spread PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,69%.

3. Tahun 2017, diketahui pajak yang harus dibayar sebesar

Rp.13.476.112 atau 25%. Adapun rasio spread sebesar 3,44% maka

rasio Spread PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,87%.

4. Tahun 2018, diketahui pajak yang harus dibayar sebesar

Rp.16.253.648 atau 25%. Adapun rasio spread sebesar 2,16% maka

rasio Spread PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,55%.

5. Tahun 2019, diketahui pajak yang harus dibayar sebesar

Rp.14.281.294 atau 25%. Adapun rasio spread sebesar 1,71% maka

rasio Spread PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,43%.


61

6. Tahun 2019, diketahui pajak yang harus dibayar sebesar

Rp.13.641.982 atau 22%. Adapun rasio spread sebesar 1,93% maka

rasio Spread PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar sebesar 0,43%.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil olahan diketahui bahwa cost of loanable funds PT.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar Tbk pada tahun 2017

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 5.49%, yang

disebabkan oleh tingginya tingkat suku bunga. Akan tetapi mulai dari tahun

2018 – 2019 cost of loanable funds PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Hasamitra Makassar mengalami penurunan masing-masing menjadi 5.46%

dan 5.46% karena tingkat suku bunga mengalami penurunan. Namun pada

tahun 2020 cost of loanable fund mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya

menjadi 5,51%. Hal tersebut terjadi karena tingkat bunga deposito berjangka

dan sertifikat deposito mengalami kenaikan.

Cost Of Loanable Funds


5.60
5.40
5.20
5.00
4.80
4.60
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.2

Skema Cost Of Loanable Funds

Base lending rate PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar tahun 2002 merupakan yang tertinggi selama tahun 2017, yaitu
62

sebesar 21.41%. Hal ini disebabkan karena cost of loanable funds pada tahun

2017 sangat tinggi yaitu sebesar 5.49% Sedangkan pada tahun 2018 - 2020

terjadi penurunan base lending rate, masing-masing sebesar 19.96%,

18.82%, 19.55%. Penurunan itu disebabkan oleh salah satu komponen base

lending rate, yaitu risk factor mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal

ini menunjukkan PT Bank BPR Hasamitra Makassar (Persero) Tbk mampu

meminimalkan risiko kredit (default risk).

Base Lending
25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.3

Skema Base lending

Hasil penelitian ini sejalan dengan Nur Fadli Saputro (2020) dengan

hasil penelitian bahwa Penetapan Based Lending Rate PT. BPR Hasamitra

Cabang Pengayoman Makassar tahun 2019 sudah sesuai dengan ketentuan

Bank Indonesia, dimana dapat dilihat dari kontribusi persentase sumber

dana dan biaya dana efektif tabungan, giro, deposito, dan pinjaman dihitung

dengan Cost of Loanable Fund (COFL) menunjukkan persentase yang

hampir sama dengan Lending Rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

dalam BI.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Base Lending Rate dalam penetapan biaya keuangan pada Pt. Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar tahun 2015 sampai

tahun 2020. Penelitian ini menghitung Biaya Keuangan (Cost of Fund)

dan Perhitungan Based Lending Rate. Adapun hasil penelitian

menunjukan bawah Berdasarkan hasil olahan diketahui bahwa cost of

loanable funds PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra

Makassar Tbk pada tahun 2017 mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya menjadi 5.49%, yang disebabkan oleh tingginya tingkat

suku bunga. Akan tetapi mulai dari tahun 2018 – 2019 cost of loanable

funds PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Makassar

mengalami penurunan masing-masing menjadi 5.46% dan 5.46%

karena tingkat suku bunga mengalami penurunan. Namun pada tahun

2020 cost of loanable fund mengalami kenaikan dari tahun

sebelumnya menjadi 5,51%. Hal tersebut terjadi karena tingkat bunga

deposito berjangka dan sertifikat deposito mengalami kenaikan.

Sedangkan Base lending rate PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Hasamitra Makassar tahun 2002 merupakan yang tertinggi selama

tahun 2017, yaitu sebesar 21.41%.

2. Sedangkan pada tahun 2018 - 2020 terjadi penurunan base lending

rate, masing-masing sebesar 19.96%, 18.82%, 19.55%. Penurunan itu

63
64

disebabkan oleh salah satu komponen base lending rate, yaitu risk

factor mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mampu meminimalkan risiko

kredit (default risk).

B. Saran

1. Kepada pimpinan untuk mendorong turunnya biaya dana, diperlukan

keseimbangan diantara komposisi dana berbiaya murah (tabungan

dan giro) dengan dana berbiaya mahal (deposito berjangka dan

sertifikat deposito) sehingga dapat menekan cost of loanable fundsnya

menjadi lebih rendah dan tetap mengoptimalkan atau meningkatkan

kinerja manajemen risikonya serta menekan besarnya tingkat suku

bunga kredit dengan cara menurunkan biaya dana, overhead cost dan

risk factor.

2. Peneliti lanjutan masih perlu dilakukan, terutama untuk mengkaji

tingkat suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman serta

perhitungan atau istilah di dalam penentuan base lending rate seperti

cost of loanable funds, overhead cost, risk factor, spread dan tax

berdasarkan petunjuk yang dapat dikatakan validitasnya serta

memahami ketentuan – ketentuan yang berlaku oleh bank indonesia

berkaitan mengenai base lending rate seperti ketentuan giro wajib

minimum (GWM) dan tingkat suku bunga wajar yang diberlakukan oleh

bank sentral tersebut


65

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Y. (2018). Analisis Penetapan Suku Bunga Kredit di Perbankan


Indonesia. CALYPTRA, 7(1), 2876–2885.

Aulia, N. M., & Pasaribu, P. (2019). Jaminan Kepastian Hukum Atas Pinjaman
Modal Terhadap Kegiatan Usaha Rumah Tangga Berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan (STUDI DI
PT. BANKALTIMTARA CABANG . Yuriska: Jurnal Ilmiah Hukum, 11(2),
154–166.

Azizah, D. I., & Taswan, T. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Kecukupan Modal pada Bank Umum.

Darwis, D. (2019). Manajemen Asset dan Lialibitas. TrustMedia Publishing.

Dwi Cahyo, F. (2020). Pengaruh Cost Of Loanable Fund, Overhead Cost, Risk
Factor Dan Tax Terhadap Base Lending Rate Pada Perbankan Di Bei
Periode Tahun 2015-2018. Universitas Pancasakti Tegal.

Fernandes, Y. D., & Marlius, D. (2018). Peranan Customer Service Dalam


Meningkatkan Pelayanan Kepada Nasabah Pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Sumatera Barat Cabang Utama Padang.

Gatot Supramono, S. H. (2014). Perjanjian utang piutang. Kencana.

Ginting, M. K. (2012). Prosedur Penyelesaian Kredit Macet Kredit Pemilikan


Rumah (Kpr) Di Pt. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tbk (Permata Bank)
Cabang Slamet Riyadi.

Ginting, M. R. M., & Sulasmiyati, S. (2016). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai
Tukar Dan Inflasi Terhadap Harga Saham (Studi Pada Sub-Sektor
Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Jurnal
Administrasi Bisnis, 35(2), 77–85.

Hasibuan, N. H. (2015). Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan Sarana


Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Padang Sidimpuan. Universitas Medan Area.

Hermawan, D., & Wiagustini, N. L. P. (2016). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga,


Ukuran Reksa Dana, Dan Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa
Dana. Udayana University.

Herprasetyo, B. (2009). Berani Utang Pasti Untung. Yogyakarta: Indonesia


Cerdas.

IkatanBankirIndonesia. (2013). Memahami bisnis bank. Gramedia Pustaka


Utama.
66

Ismail, I., & Ak, D. (2010). Manajemen perbankan. Dari Teori Menuju Aplikasi.
Jakarta: Kencana.

Judisseno, R. K. (2005). Pajak dan strategi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka


Umum.

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keaungan. Kencana.

Kasmir. (2014). Manajemen Perbankan (R. Pers (ed.)).

Muljawan, D., Hafidz, J., Astuti, R. I., & Oktapiani, R. (2014). Faktor-faktor
penentu efisiensi perbankan Indonesia serta dampaknya terhadap
perhitungan suku bunga kredit. Working Papar of Bank Indonesia, 2.

Munawir, S. (2010). Analisa Laporan Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.

Orniati, Y. (2009). Laporan keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja


keuangan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(3), 206–213.

PermataBank. (2021, April 30). PermataBank Awali Tahun 2021 Dengan


Pencapaian Memuaskan. Siaran Pers Permata Bank.

Rivai, V., & Arifin, A. (2010). Islamic Banking: Sebuah teori, konsep, dan aplikasi.
PT Bumi Aksar.

Rompas, W. F. I. (2018). Analisis pengaruh tingkat suku bunga dan nilai tukar
terhadap permintaan kredit pada perbankan di Kota Manado. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi, 18(2).

Sawitri, P., & Wicaksono, A. (2009). Faktor–Faktor Base Lending Rate PT BANK
BPR HASAMITRA MAKASSAR (Persero) Tbk TAHUN 2002-2006.
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Sipil), 3.

Sulhan, M., & Siswanto, S. (2008). Manajemen Bank: Konvensional dan Syariah.
UIN-Maliki Press.

Sutrisno, H. (2009). Manajemen keuangan teori, konsep dan aplikasi.


Yogyakarta: Ekonosia.

Tandris, R., Tommy, P., & Murni, S. (2014). Suku bunga, inflasi dan nilai tukar
pengaruhnya terhadap permintaan kredit perbankan di kota Manado. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(1).

Taswan, C., & Si, M. (2010). Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN Yogyakarta.

TimBankIndonesia. (2007). IMF & Stabilitas Keuangan Internasional. Elex Media


Komputindo.

Winarso, W. (2020). Pengantar Manajemen.


67

DOKUMENTASI

Kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Komp Pasar Segar, Jl. Pengayoman,
Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231, Indonesia

Staff Bank BPR Pengayoman Makassar


68

Transaksi Nasabah Bank BPR Pengayoman Makassar

Struktur Organisasi Bank BPR Pengayoman Makassar


69

HRD Bank BPR Pengayoman Makassar

Visi dan Misi Bank BPR Pengayoman Makassar


70

Direktur Utama Bank BPR Pengayoman Makassar


71

BIOGRAFI PENULIS

Nurul Ma’rifat Boraimba nama panggilan Rifa,


Kelahiran Ujung Pandang, 22 Agustus 1996, Beralamat
di Jalan Alauddin III Kota Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan. Merupakan anak ketujuh dari sepuluh orang
bersaudara dari Pasangan Bapak H. Rumallang Bora
dan Ibu Dra. Hadijah R. Penulis memulai jenjang
pendidikan dasar di SD Pertiwi Makassar dan tamat pada tahun 2009.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3
Makassar dan menamatkan pendidikan pada Tahun 2012. Lalu penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 11 Makassar dan menamatkan
pendidikan pada tahun 2015. Dan pada tahun 2016, penulis melanjutkan
pendidikan Strata satu (1) di Universitas Muhammadiyah Makassar pada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis tepatnya pada program studi S1 Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai