Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

KAKAO PADA PT.TANAH MAS CELEBES INDAH


KABUPATEN KOLAKA UTARA

SKRIPSI

KHAERUN NISA

105731121316

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

i
HALAMAN JUDUL

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN KAKAO


PADA PT.TANAH MAS CELEBES INDAH
KABUPATEN KOLAKA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Tugas Akhir untuk Memenuhi Persyaratan Guna


Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Akuntansi

Oleh

KHAERUN NISA

105731121316

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

ii
PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan kepada :

Selaku saya sebagai penulis

Ibuku dan Bapakku

Semua yang membaca karya ini

MOTTO HIDUP

Kesuksesan bukanlah akhir, dan kegagalan bukan hal yang fatal.

Hal tersebut merupakan keberanian untuk melanjutkan apa yang penting

iii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedungiqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PERSETUJUAN
UJIAN PENELITIAN
Judul Penelitian : “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Kakao Pada
PT.Tanah Mas Celebes Indah Kabupaten Kolaka Utara”.

Nama Mahasiswa :Khaerun Nisa


No. Stambuk/ NIM : 105731121316
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah di uji dan diseminarkan pada seminar hasil pada tanggal 25 februari 2021
secara daring via zoom meeting dimakassar dan layak SI di ujiankaN pada
UJIAN SKRIPSI

Makassar,28 Januari 2021

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Edi Jusriadi, SE, MM AbdSalam,HB,SE.M.Si.Ak.CA.CSP


NIDN 0922027901 NIDN 0921018002

Tanggal :13/2/2021 Tanggal :28/01/2021

Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP


NBM. 1073428
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221

Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan

iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi atas Nama KHAERUN NISA, Nim : 105731121316, diterima dan


disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: /1442H/2021 M, Pada tanggal
21 Rajab Awal 1442 H/ 5 Maret 2021 M, sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
21 Rajab Awal 1442 H
Makassar,
5 Maret 2021 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Praf. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (……………)

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (……………)

(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM (……………)

(WD I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Faidul Adzim Musa, SE., M.Si (……………)

2. Jamaluddin M, SE., M.Si (……………)

3. Syamsuddin, S.Pd., M.Ak (……………)

4. ABD salam, SE., M.SI.Ak.CA.CSP (…….……..)

v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Khaerun Nisa

Nim : 105731121316

Program Studi : Akuntansi

Dengan Judul : Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Kakao Pada PT. Tanah
Mas Celebes Indah Kabupaten Kolaka Utara

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi ini saya ajukan didepan Tim Penguji adalah ASLI Hasil Karya Sendiri,
bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya brsedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar,14 Maret 2021

Yang membuat pernyataan

KHAERUN NISA
105731121316
Diketahui Oleh:
Dekan Ketua Program Studi

Ismail Rasulong, SE., MM Dr.Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA.CSP


NBM: 903078 NBM: 107 34 28

vi
ABSTRAK

Khaerun nisa, 2020.“Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada PT.


Tanah Mas Celebes Indah Cabang Kabupaten Kolaka Utara”. Skripsi
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dibimbing oleh Edi
Jusriadi dan Abdul Salam.

Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui proses perhitungan Harga pokok


Produksi Produk Coklat dalam memaksimalkan Laba di PT. Tanah Mas Celebes
Indah Cabang Kabupaten Kolaka Utara. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan Deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan
Data Primer yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan seperti data hasil
Wawancara serta data berupa informasi biaya-biaya produksi perusahaan
selama satu bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perhitungan Harga Pokok Produksi
PT. Tanah Mas Celebes Indah dalam memaksimalkan Laba melakukan proses
meminimalisir segala biaya produksi untuk menekan pengeluaran dan
memaksimalkan keuntungan yang didapatkan seperti pembelian buah kakao
yang berkualitas dengan harga murah dari para petani ataukah menggunakan
mesin yang lebih murah perawatannya di bandingkan menggunakan tenaga
manusia dalam proses pengolahan buah kakao menjadi coklat.

Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, laba

vii
ABSTRACT

Khaerun nisa, 2020. "Analysis of the Calculation of Cost of Goods Sold at


PT. Tanah Mas Celebes Indah Branch of North Kolaka Regency ". Thesis
Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business. Supervised by
Edi Jusriadi and Abdul Salam.

The purpose of this study was to determine the process of calculating the
cost of goods sold chocolate products in maximizing profit at PT. Tanah Mas
Celebes Indah Branch of North Kolaka Regency.In this study using a quantitative
descriptive approach with data collection techniques using primary data obtained
directly from the company such as interview data and data in the from of
information on company production costs for one month.

The results showed that the calculation of the cost of goods sold at PT.
Tanah Mas Celebes Indah, in maximizing profit, carries out the process of
minimizing all production costs to reduce expenses and maximize profits, such as
purchasing quality cocoa pods at low prices from farmers or using machines that
are cheaper to maintain compared to using human labor in the processing of
cocoa pods turn brown.

Keywords: Cost Of Goods Sold, Profit

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan proposal penelitia yang berjudul“Analisis Perhitungan
Harga Pokok Penjualan Kakao Pada PT.Tanah Mas Celebes Indah.”
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat agar dapat
melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Dr. Edi Jusriadi, SE, MM, selaku Pembimbing I Fakultas Ekonomi
dan Bisnis dan Bapak Abd Salam,HB,SE,M.Si.Ak.CA.CPS, selaku Pembimbing II
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kedua orang tua penulis bapak H.Syahrir dan ibu
HJ.Rusmani yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih
sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudarku tercinta yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan
seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa
yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.

ix
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA., CSP, selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 28 Februari 2021

Khaerun nisa

NIM.105731121316

x
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................…i
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................v
ABSTRACT ........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumus Masalah ........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................6

A. Landasan Teori .................................................................................. …...6


1. Pengertian Akuntansi Biaya ........................................................ .…..6
2. Biaya ………………………………….…………………………………….8
3. Tujuan Akuntansi Biaya .............................................................. ….12
4. Penggolongan Biaya .................................................................... ….13
5. Harga Pokok Produksi……………………………………………………17
6. Klasifikasi Harga Pokok Produksi ................................................ ….19
7. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi…………………………..23
8. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi………………….……..27
9. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi…………………….…..28
10. Metode Penetapan Harga Jual...………………………………………..30
11. Harga Jual ................................................................................... ….33

xi
B. Penelitian Terdahulu ...............................................................................35

C. Kerangka Pikir ........................................................................................39

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................40

A. Jenis Penelitian ......................................................................................40

B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................40

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran.......................................40

D. Tekhnik Pengumpulan Data....................................................................41

E. Tekhnik Analisis ......................................................................................42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................................43

A. Gambaran Umum Perusahaan……………………………………………...43

1. Sejarah singkat perusahaan…………………………………………….43

2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................43

3. Struktur organisasi perusahaan .......................................................44

B. Hasil Penelitian .....................................................................................48

C. Pembahasan ..........................................................................................64

BAB V PENUTUP .............................................................................................67

A. Kesimpulan ....................................................................................................67

B. Saran .............................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................69

LAMPIRAN ........................................................................................................71

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Volume Penjualan PT.Tanah Mas Celebes Indah 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 38

Tabel 4,1 Perhitungan harag pokok produksi perusahaan 47

Tabel 4.2 Laporan Harga Pokok Penjualan September 2020 48

Tabel 4.3 Perhitungan Pendapatan Laba 49

Tabel 4.4 Biaya Bahan Baku Dalam Satu Bulan 51

Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung Dalam Satu Bulan 52

Tabel 4.6 Biaya Bahan Penolong 53

Tabel 4.7 Biaya Pengolahan dan Pengemasan 53

Tabel 4.8 Biaya Pemeliharaan Kendaraan dan Peralatan 54

Tabel 4.9 Penyusutan Kendaraan dan Peralatan 55

Tabel 4.10 Rincian Biaya Overhead pabrik 56

Tabel 4.11 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut 57


PT.Tanah Mas Celebes Indah
Tabel 4.12 Perhitungan harga jual menurut perusahaan 59

Tabel 4.13 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan 60


Menggunakan Metode variabell Costing

Tabel 4.14 Laporan Harga Pokok Penjualan September 2020 62

Tabel 4.15 Perhitungan harga jual menurut variabel costing 63

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Tanah Mas Celebes Indah 44

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan sebagai bentuk suatu organisasi pada umumnya memiliki

tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam menjalankan bisnisnya. Adapun tujuan

perusahaan dalam mendirikan suatu usaha untuk memperoleh laba yang

maksimal, meningkatkan nilai suatu perusahaan, dan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sehingga kesejahteraan perusahaan dapat meningkat.

Kuatnya persaingan dunia usaha serta didukung oleh teknologi informasi dan

komunikasi yang semakin canggih menuntut perusahaan untuk bersaing secara

kompetitif dalam merebut pangsa pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.

Produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen dituntut

tidak hanya berkualitas tinggi namun juga memiliki struktur harga yang kompetitif

sehingga dapat menarik minat konsumen karena setiap konsumen menginginkan

produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan,selera, dan

kemampuan mereka dalam membeli produk yang ditawarkan. Hal ini menjadi

tantangan bagi perusahaan karena mereka dituntut untuk meningkatkan kualitas

produk yang ditawarkan dan dapat menekan biaya produksi.

Cokelat merupakan salah satu produk hasil perkebunan yang telah

dikenal oleh masyarakat. Cokelat telah berkembang dalam industri makanan dan

minuman menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi yang memiliki nilai

ekonomis yang lebih baik. Industri makanan dan minuman dalam mengolah

cokelat menggunakan biji cokelat yang menghasilkan produk seperti cokelat

bubuk, pasta cokelat, permen cokelat, dan lain sebagainya. Cokelat dalam

1
2

industri pengolahan dapat digunakan sebagai bahan baku ataupun bahan

pelengkap produk.

Suatu perusahaan yang ingin tetap bertahan dan dapat bersaing baik

secara nasional maupun internasional harus memiliki strategi dan kebijakan yang

tepat. Salah satu kebijakan yang harus ditetapkan adalah kebijakan tentang

penentuan harga pokok produksi yang dihasilkan perusahaan sehingga biaya

yang dikeluarkan lebih efesien dalam meningkatkan produktivitas.

Perusahaan PT. Tanah Mas Celebes Indah adalah bisnis yang bergerak

di dalam industri makanan, salah satunya adalah mengolah coklat menggunakan

biji kakao yang menghasilkan produk seperti coklat. Perhitungan harga

perusahaan pokok produksi yang benar dapat membantu peusahaan untuk

mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan dan dengan perhitungan

harga pokok produksi yang tepat akan mengakibatkan penetapan harga jual

yang benar, tidak terlalu tinggi yang dapat menguntungkan perusahaan dan

konsumen. Sehingga nantinya mampu menghasilkan laba sesuai dengan yang

diharapkan. Tingginya perhitungan harga pokok produksi disebabkan tingginya

biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan bahan overhead pabrik. Selain itu,

banyaknya biaya produksi yang terlibat dalam proses produksi coklat, maka

semkin banyak pula biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang.

Tingginya biaya produksi cokelat pada PT.Tanah Mas Celebes Indah

tentu akan berpengaruh terhadap volume penjualan produksi cokelat tersebut.

Berikut ini data penjualan cokelat PT.Tanah Mas Celebes Indah sebagai berikut:
3

Tabel 1.1 Volume Penjualan PT.Tanah Mas Celebes Indah

Tahun Volume Penjualan (Ton) Jumlah (Rp)

2015 1.50005 53,401.780


2016 1.49355 52.535,621
2017 1.32520 49.164,920
2018 1.66590 60.305,580
2019 1.88275 68.532,100
2020 2.02615 72.029,633

Sumber: PT.Tanah Mas Celebes Indah

Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa PT.Tanah Mas

Celebes Indah memiliki volume penjualan yang mengalami naik turunnya setiap

tahunnya. Pada tahun 2015 volume penjualan yaitu 1.50005 (ton) dan jumlah

harga Rp.52,401.780. Sementara itu pada tahun 2016 volume penjualan yaitu

1.49355 (ton) dan jumlah harga Rp.52.535,621. Dan pada tahun 2017 volume

penjualan yaitu 1.32520 (ton) dan jumlah harga Rp.49.164,920. Pada tahun 2018

volume penjualan yaitu 1.66590 (ton) dan jumlah harga Rp.60.205,580, dan pada

tahun 2019 volume penjualan sebesar yaitu 1.88275 (ton) dan jumlah harga

Rp.68.532,100. Dan pada tahun 2020 volume penjualan yaitu 2.02615 (ton) dan

jumlah harga Rp. 72.026.633.

Volume penjualan PT.Tanah Mas Celebes Indah mengalami naik

turunnya setiap tahunnya. Sehingga masih banyak permasalahan dalam analisis

perhitungan harga pokok produksi kakao PT.Tanah Mas Celebes Indah salah

satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang memproduksi coklat

terhadap PT.Tanah Ma Celebes Indah adalah pengaruh harga pokok produksi.

Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat

mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu

tinggi atau terlalu rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan


4

keadaan yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, jika harga jual produk

terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah pula

dan mengalami kerugian, sebaliknya dengan harga jual yang terlalu tinggi dapat

mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing dengan

produk sejenis yang ada di pasaran. Dengan menggunakan metode penentuan

harga pokok produksi variable costing,biaya tetap) dipisahkan menjadi biaya

periodik yang digunkan sebagai pengurang marjin kontribusi di dalam laporan

laba/ruginya. Marjin kontribusi merupakan jumlah yang tersisa dari penjualan

setelah dikurangi biaya variabel. Jumlah ini memberikan kontribusi untuk

menutup biaya tetap dan menghasilkan laba pada periode tertentu, pendekatan

kontribusi digunakan dalam perencanaan internal dan sebagai alat pembuatan

keputusan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui harga pokok

produksinya dengan tepat, agar biaya-biaya tidak sesuai dengan posisinya dapat

dikontrol dandapat dihindarkan, sehingga perusahan dapat beroperasi secara

efesien dan efektif.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi

Kakao Pada PT.Tanah Mas Celebes Indah Kabupaten Kolaka Utara”.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah

yang dapat dikemukakan yaitu: ”Bagaimakah Perhitungan produksi Kakao yang

Digunakan Oleh Perusahaan PT. Tanah Mas Celebes dapat di jadikan harga

dasar dalam menentukan harga jual yang tepat?”

C.Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini:Untuk mengetahui metode Harga Pokok Produksi

Kakao yang Digunakan Oleh Perusahaan PT. Tanah Mas Celebes mampu di

jadikan harga dasar dalam menentukan harga jual yang tepat.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian skripsi ini sebagai berikut:

a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

yang telah diperoleh oleh penulis selama perkuliahan, terutama

khususnya mengenai harga pokok dan tingkat laba.

b. Bagi perusahaan, memberikan informasi yang bisa diterapakan pada

perusahaan berhubungan pada harga pokok penjualan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Akuntansi Biaya

Pemahaman mengenai biaya penting sekali karena penerapan biaya yang

tepat dapat digunakan untuk membantu proses perencanaan, pengendalian, dan

pembuatan keputusan ekonomi. Terdapat berbagai macam pengertian atau

definisi biaya, yang masing-masing berbeda.Karena itu, tidak jarang terjadi

perbedaan pengertian definisi dan menyadari sepenuhnya betapa penting arti

biaya tersebut dalam menjalankan tujuan sehari-hari.Ketidakpatan atau

kesalahtafsiran biaya, bisa berakibat perbuatan keputusan yang kurang

tepat.Para akuntan, ekonomi dan teknisi, dari masing-masing bagiannya memiliki

dan menggunakan konsep yang meskipun tidak bertentangan satu dari yang

lainnya namun tetap tampak adanya perbedaan. Maka dari itu mudah untuk

mendefinisikan atau menjelaskan istilah biaya tanpa menimbulkan kesangsian

atau keragu-raguan akan akuntan yang mencoba merumuskan konsep atau

pengertian biaya yang lazim digunakan dalam dunia akuntansi.

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu

proses produksi, uang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar

yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

6
7

Memproduksi atau menghasilkan suatu barang atau jasa maka perlu

diketahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan. Setiap pengorbanan biaya

tentunya diharapkan akan menghasilkan revenue yang yang lebih besar dari

biaya yang dikeluarkan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia biaya diartikan sebagai jumlah

uang yang dikeluarkan untuk mengandakan (mendirikan, melakukan dan lain-

lain). Menurut Hansen dan Momen (2005) biaya adalah kas atau nilai ekuivalen

kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberi manfaat saat ini atau masa dimasa yang akan datang bagi organisasi.

Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi

manajemen. Akuntansi biaya menyajikan secara lebih terperinci mengenai suatu

barang atau jasa yang dihasilkan, yang berguna bagi manajemen untuk

mengendalikan operasional perusahaan dan untuk perencanaan perusahaan di

masa yang akan datang.

Firdaus dan Wasilah (2009) akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi

manajemen di mana merupakan salah satu bidang khusus akuntansi yang

menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya.

Hanggana (2009) akuntansi biaya adalah proses mengumpulkan dan

menganalisa biaya untuk membuat suatu barang atau jasa, sehingga dihasilkan

informasi biaya produksi mengenai suatu barang atau jasa tertentu.

Irawati (2009) akuntansi biaya didefinisikan sebagai proses pencatatan,

pengklafikasian, peringkasan, dan pelaporan biaya-biaya untuk pembuatan

produk dan jasa dengan cara tertentu, serta penafsiran terhadap biaya tersebut.
8

Bustami dan Nurlela (2010) akuntansi biaya adalah bidang ilmu akuntansi

yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan pelaporan informasi

biaya yang digunakan. Disamping itu akuntansi biaya juga membahas tentang

penetuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi dan dijual kepada

pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual.

Carter (2009) akuntansi biaya adalah melengkapi manajemen dengan alat

yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengedaliaan,

memperbaiki kualitas dan efesien, serta membuat keputusan-keputusan yang

bersifat rutin maupun strategis.

2. Biaya

Biaya merupakan objek yang paling penting didalam membahas harga pokok

produksi, masalah biaya merupakan unsur yang paling penting. Hal ini

dikarenakan apabila suatu perusahaan ingin menghasilkan laba sesuai dengan

yang di inginkan maka perusahaan tersebut harus dapat mengalokasikan biaya

yang dikeluarkannya,.

Carter (2009) biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan

yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Dalam akuntansi keuangan,

pengeluaran atau pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh

penyusutan atas kas atau asset lain yang terjadi pada saat ini atau di masa yang

akan datang.

Mursyidi (2008) biaya (cost)diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat

mengurangi kas atau harta lain untuk mencapai tujuan, baik yang dapat

dibebankan saat ini maupun dimasa yang akan datang. Beban (expense) adalah
9

biaya yang terjadi (expired cost) yang dikurangi dari penghasilan atau

dibebankan pada periode yang bersangkutan dimana pengorbanan terjadi.

Bustami dan Nurlela (2009) biaya adalah pengobanan sumber ekonomis

yang diukur dalam satuan uang telah terjadi atau kemngkinan akan terjadi

mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakaian, dan digolongkan

sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca.

Mulyadi (2012) didefinisikan biaya yaitu:

a. Biaya dalam arti luas

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu.

b. Biaya dalam arti sempit

Biaya dalam diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk

memperoleh aktiva.

Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam 2 pengertian yang berbeda,

yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian expense. Menurut Bastian &

Nurlela (2006 :4) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur

dalam satuan uang yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu.

Menurut Mulyadi (2005) mendefinisikan biaya sebagai berikut:” Biaya adalah

sumber ekonomi yang akan diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk

tujuan tertentu. Terdapat unsur pokok dalam pengertian diatas, yaitu:


10

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi

b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi

d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan

pengorbanan sumber daya ekonomi untuk memperoleh aktiva, dapat diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi, dimana

pengorbanan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mulyadi (2008) mengemukakan dalam pengertian luas.” Biaya

adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur data dalam satuan uang yang

telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu.Sedangkan Menurut Mursydi (2007) Biaya diartiakan sebagai suatu

pengorbanan yangdapat mengurangi kas atau harga lainnya untuk mencapai

tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan

datang. Menurut Armanto Witjaksono (2013) terdapat beberapa pengertian

biaya, antra lain :

a. Biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.

b. Biaya adalah suatu meneter atar pengobanan barang dan jasa untuk

memperoleh manfaat di masa kini atau masa yang akan datang.

Efesiensi pengertian biaya yang dikemukakan di atas biaya adalah

pengorbanan sumber daya ekonomi, karena semua pengeluaran yang

tergolongkan secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.


11

Seorang manager harus mampu meminimalakan biaya agar keuntungan

yang dapat dicapai dapat tercapai, begitu juga kaitannya dengan aktiva

memperoleh aktiva dengan tingkat harga yang lebih murah yang memiliki kualitas

yang baik pula dibandingkan dengan harga aktiva pesaingnya. Dengan demikian

harga pokok dapat ditekan, sehingga harga pokok penjualan akan lebih rendah

dibandingkan dengan pesaing.

Menurut Mulyadi (2015), berpendapat bahwa biaya merupakan pengorbanan

sumber ekonomi, yang diukur menggunakan satuan uang, yang telah terjadi atau

yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Daljono (2011), biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi

yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang

diharapkan akan memberikan keuntungan atau manfaat bagi perusahaan pada

saat ini atau masa yang akan datang.

Menurut Bastian Bustami dan Nurela (2010), menyatakan bahwa biaya

adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini

belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan

dalam neraca.Contoh persediaan produk dalam proses, persediaan produk

selesai, supplies.Beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan manfaat

dan sekarang telah habis.Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan

manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat

memberikan manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagai harta. Beban

ini dimasukkan ke dalam Laba/Rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan.


12

Akuntansi biaya membantu manajemen dala masalah klasifikasi biaya, yaitu

pengolompokkan biaya kedalam kelompok tertentu menurut persamaan yang

ada untuk memberi informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen.

Pengklasifikasian biaya adalah proses pengklasifikasian secara sistematis atau

keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan tertentu untuk dapat

memberikan yang lebih punya arti atau lebih penting. Informasi biaya harus

disesuaikan dengan tujuan penggunaan informasi biaya oleh pemakainya.

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan salah satu dari bidang akuntansi

yang mempelajari mengenai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan

pelaporan biaya serta pembuatan dan penjualan produk barang dan jasa dengan

cara-cara tertentu dan menyajikan hasilnya dalam bentuk laporan biaya.

3. Tujuan Akuntansi Biaya

Irawati (2009: 2) Akuntansi biaya memiliki 3 (tiga) manfaat tujuan bagi suatu

entitias mengenai informasi biaya yaitu:

a. Penentuan harga pokok produksi

Untuk memenuhinya akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan

meringkas biaya-biaya pembuatan atau penyerahan jasa.Biaya yang

dikumpulkan dan disajikan adalah biaya-biaya yang terjadi di masa lalu

(historis cost).

b. Perencanaan dan Pengendalian Biaya

Harus diakui dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan

untuk memproduksi satu satuan produk jika biaya yang sebenarnya telah

ditetapkan.
13

c. Pengambilan keputusan khusus

Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang.

Akuntansi biaya untuk pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya

masa yang akan datang (future cost). Informasi biaya tidak dicatat dalam

catatan akuntansi biaya melainkan hasil dari suatu proses peramalan.

Mulyadi (2012:7) akuntansi biaya berfungsi untuk mengukur pengorbanan

nilai masukan tertentu guna menghasilkan informasi bagi manajemen yang salah

satu manfaatnya adalah untuk mengukur apakah kegiatannya menghasilkan laba

atau sisa hasil usaha tersebut.

4. Penggolongan Biaya

Penggolongan biaya merupakan salah satu proses pengelompokkan biaya

secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada kedalam golongan-

golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang

lebih ringkas dan penting,ada beberapa cara penggolongan biaya yang sering

dilakukan, antara lain:

a. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran

Penggolongan biaya ini, merupakan dasar dari penggolongan

biaya atau penggolongan biaya yang paling sederhana. Misalnya

perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji karyawan

disebut biaya gaji, untuk perusahaan yang melakukan proses produksi

maka biaya digolongkan menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

dan biaya produksi tidak langsung.


14

b. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai.

Mulyadi (2015) : “sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau

departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya

dapat dikelompokkan menjadi dua golongan”

a) Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-

satunya karena adanya sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada

maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung

terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b) Biaya tidak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.Biaya tidak langsung dalam

hubungannya dengan produk disebut dengan biaya produksi tidak

langsung atau biaya overhead pabrik.Biaya ini tidak mudah

diidentifikasikan dengan produk tertentu.

c. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Dalam perusahaan industri ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi pokok

produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum, Biaya ini

dapat digolongkan menjadi:

a) Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Terdiri dari

biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang
15

bekerja baik yang langsung maupun tidak langsung berhubungan

dengan proses produksi.

b) Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk yang meliputi semua

biaya dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pemasaran, seperti

biaya promosi, biaya iklan, gaji karyawan yang melaksanakan

kegiatan pemasaran.

c) Biaya Administrasi dan Umum

Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya yang terjadi

dalam kegiatan produksi dan pemasaran produk terhadap kegiatan

perusahaan secara keseluruhan.Contohnya adalah biaya gaji

karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, biaya

pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.personalia, bagian

akuntansi.

d. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya

dengan Perubahan Volume Kegiatan

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya

dapat digolongkan menkadi :

a) Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

volume kegiatan tertentu.Contohnya adalah gaji manajer perusahaan.


16

b) Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung.

c) Biaya semi variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan.Biaya semi variabel mengandung unsur

biaya tetap dan unsur biaya variabel. Contohnya adalah biaya listri,

biaya air, biaya perlengkapan, biaya pemeliharaan, biaya pension,

pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas dan biaya representasi.

e. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

Atas dasar biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat

dibagi menjadi dua:

a) Pengeluaran modal (capital expenditure)

Pengeluaran modal adalah biaya yang memiliki manfaat lebih dari

satu periode akuntansi (besarnya periode akuntansi adalah satu

tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya

dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun

yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamotisasi,

atau dideplesi. Contohnya adalah pembelian aktiva seperti gudang,

peralatan, pengeluaran untuk riset dan pengembangan.

b) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai

manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut.pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini


17

dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan

yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.contohnya adalah

biaya iklan.

5. Harga Pokok Produksi

Perhitungan harga pokok produksi sangat mempengaruhi penentuan

harga jual suatu produk sekaligus penetapan laba yang diinginkan. Dengan

demikian ketepatan dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi

benar-benar diperhatikan karena apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan

akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Pada umumnya, sebagian

besar dari perusahaan yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa

masih menghadapi persoalan dalam menentukan harga pokok produksi.

Carter (2009) harga pokok produksi adalah biaya produksi atau biaya

pabrik, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: biaya

bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Hansen dan mowen (2009) harga pokok produksi adalah mencerminkan

total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang

hanya dibebankan ke barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari

bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.

Mulyadi (2012) harga pokok produksi adalah total biaya-biaya yang terjadi

untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual.

Bustami dan Nuerlela (2009: 49) harga pokok produksi adalah kumpulan

biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,

dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal
18

dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi

terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan

biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan

akhir.

Biaya-biaya yang terjadi dalam kegiatan manufaktur disebut biaya

produksi (production cost or manufacturing cost). Biaya-biaya yang timbul

pada proses produksi akan mempengaruhi perubahan harga pokok produksi.

Baik peningkatan maupun penurunan biaya-biaya tersebut akan

mempengaruhi proses penentuan harga pokok produksi. Biaya-biaya yang

biasanya akan mempengaruhi proses produksi yaitu bahan baku, biaya

tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Dunia dan Wasilah (2011),

mengklasifikasikan biaya produksi dalam tiga elemen utama sehubungan

dengan produk yang dihasilkan yaitu: bahan baku langsung (direct material),

tenaga kerja langsung(direct labor), dan overhead pabrik (factory overhead).

Pengklasifikasian ini bertujuan untuk pengukuran laba, dan penentuan harga

pokok produk yang akurat atau tepat serta pengendalian biaya.Dimana dalam

suatu produk, biaya menunjukkan ukuran moneter sumber daya digunakan

seperti bahan, tenaga kerja, dan overhead.Sedangkan untuk jasa biaya

merupakan pengorbanan moneter yang dilakukan dalam menyediakan jasa

(Hidayat, 2014).
19

6. Klasifikasi harga pokok produksi

Harga pokok produksi dapat diklasifikasikan menjadi biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overheadpabrik :

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah bahan yang merupakan unsur paling pokok

dalam proses produki, dan dapat langsung dibebankan kepada harga pokok

barang yang diproduksi. Menurut Mulyadi (2015), menjelaskan pengertian

bahan baku adalah sebagai berikut : Bahan baku merupakan bahan yang

membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam

perusahaan industri dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau dari

pengolahan sendiri.

1) Bahan Baku Langsung (direct material cost)

Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang terjadi dari semua

bahan baku yang membentuk bagian integral dari produksi jadi dan dimasukkan

secara eksplisit dalam perhitungan biaya produksi. Untuk menentukan harga

pokok dari bahan baku yang dipakai atau diproduksi dan penentuan persediaan.

Mulyadi (2012), dalam biaya bahan baku, masalah yang berhubungan

dengan bahan baku adalah sebagai berikut :

a) Sisa Bahan (scrap materials)

Didalam proses produksi, tidak semua bahan baku dapat menjadi

bagian produk jadi. Bahan yang mengalami kerusakan didalam proses

pengerjaannya disebut sisa bahan. Jika didalam proses produksi

terdapat sisa bahan, masalah yang timbul adalah bagaimana

memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut.


20

b) Produk Rusak (spoiled goods)

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu

yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki

menjadi produk yang baik.Masalah akuntansi yang timbul dari adanya

produk adalah bagaimana memperlakukan kerugian yang timbul dari

adanya produk rusak tersebut.Kerugian adanya produk rusak dapat

dibebankan kepada pesanan yang menghasilkannya atau

diperhitungkan sebagai elemen biaya overhead pabrik.

c) Produk Cacat (defective goods)

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu

yang telah ditentukan, namun dengan mengeluarkan biaya pengerjaan

kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis

dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik.Masalah

akuntansi yang timbul dari adanya produk cacat adalah bagaimana

memperlakukan biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut.

b. Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah usaha fisik atau mental yang digunakan dalam

membuat suatu produk. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu

biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi biaya tenaga

kerja yang termasuk dalam perhitungan biaya produksi digolongkan

kedalam biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Menurut Mursyidi (2010), mengatakan bahwa biaya tenaga kerja dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu:


21

1) Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)

biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang langsung

berhubungan dengan proses produksi, contohnya tukang dan pekerja pabrik.

2) Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor)

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak

berhubungan langsung dengan produksi. Contohnya gaji direktur produksi,

gaji pengawas, dan gaji administrasi produksi..

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah salah satu unsur biaya produksi selain

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, yang dikeluarkan selama proses

produksi. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling kompleks dan

tidak dapat didefinisikan pada produk jadi,maka pengumpulan biaya

overheadpabrik baru dapat diketahui setelah barang pesanan selesai

diproduksi. Biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2012,) adalah Biaya

produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang

dikelompokan menjadi beberapa golongan berikut:

a. Biaya bahan penolong

b. Biaya reparasi dan pemeliharaan

c. Biaya tenaga kerja tidak langsung

d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

f. Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan

pengeluaran uang.
22

Menurut Mursyidi (2010), adalah biaya overhead pabrik (factory overhead

cost) merupakan biaya yang terjadi atau dibebankan dalam suatu proses

produksi selain bahan baku dan tenaga kerja langsung. Sedangkan menurut

Bustami dan Nurlela (2010), biaya overhead pabrik dapat dikelompokan menjadi

beberapa elemen, yakni :

a. Bahan tidak langsung

Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong) adalah bahan

yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relativ

lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada

produk selesai. Contoh: amplas, pola kertas oli dan minyak pelumnas, paku,

sekrup, mur, staples, asesoris pakaian, vanili, garam, pelembut serta

pewarna.

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak lansgung adalah biaya tenaga kerja yang

membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat ditelusuri kepada

produk selesai. Contoh: gaji satpam pabrik, gaji operator telepon

pabrik,pegawai pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji resepsionis

pabrik, dan pegawai yang menangani barang.

c. Biaya tenaga kerja langsung lainnya

Biaya tenaga kerja langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak

langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam

pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk

selesai. Contoh: pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air, telepon,

sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik,


23

pemeliharaan mesin pabrik, gaji akuntan, reparasi mesin dan peralatan

pabrik.

Harga pokok produksi terbentuk karena adanya pembuatan produk

yang bertujuan mengubah aktiva (berupa persediaan bahan baku) menjadi

aktiva lain (persediaan produk jadi), atau adanya pengorbanan bahan baku

yang dapat berupa biaya bahan baku akan membentuk harga pokok produksi

Akbar( 2015). Pada umumnya dalam pembuatan produk terdapat dua

kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi

merupakan biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi

produk. Sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk kegiatan nonproduksi seperti kegiatan pemasaran dan administrasi Slat

( 2013).

Penentuan harga pokok produksi yang akurat sangat penting untuk

analisis profitabilitas dan keputusan strategis yang berkenaan dengan desain

produk, penetapan harga dan bauran produk. Mulyadi (2013), menyatakan

bahwa manfaat informasi harga pokok produksi yang menentukan harga jual

produk, memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba atau rugi

periodik, menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca.

7. Metode penentuan harga pokok produksi

Dalam menentukan harga pokok produksi terdapat berbagai cara atau

metode yang dapat digunakan seperti full costing dan variabel costing.
24

a. Full costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok

produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel

maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut

metode full costing terdiri dari unsur - unsur biaya sebagai berikut:

Biaya bahan baku langsung xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Biaya overhead pabruk variabel xxx +

Harga pokok produksi xxx

Biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok

persediaan produk dalam proses akhir dan persediaan produk jadi yang

belum laku dijual, dan barang dianggap sebagai biaya apabila produk

tersebut telah terjual. Gersil dan Cevdet (2016), mengungkapkan bahwa

produksi tidak akan terjadi tanpa timbulnya biaya overhead pabrik tetap,

maka full costing menganggap biayaoverhead pabrik tetap sebagai biaya

perolehan persediaan.

Penentuan harga pokok produksi berdasarkan full costing pada

umumnya ditujukan untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan

untuk pihak eksternal.Laporan laba rugi yang disusun dengan metode ini
25

menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan

biaya dengan fungsi pokok yang ada di perusahaan yaitu fungsi produksi,

fungsi pemasaran, serta fungsi administrasi dan umum. Dengan demikian

laporan laba rugi menurut full costing akan tampak sebagai berikut :

Penjualan xxx

Harga pokok penjualan ( xxx) -

Laba kotor atas penjualan xxx

Biaya komersial: Pemasaran xxx

Administrasi dan umum xxx -

(xxx) -

Laba bersih xxx

b. Variabel costing

Variabel costing adalah metode penentuan harga pokok produksi

yang hanya memperhitungkan unsur biaya produksi yang berperilaku

variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

variabel. Sedangkan untuk biaya tetap akan dibebankan pada

periode tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan variabel costing barang yang akan dijual tidak

mengandung biaya overhead tetap. Variabel costing lebih banyak

digunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek.Dimana

variabel costing merupakan metode kalkulasi biaya persediaan

dimana semua biaya variabel dimasukkan sebagai biaya persediaan


26

Gersil dan Cevdet (2016). Dengan demikian harga pokok produksi

menurut variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu:

Biaya bahan baku langsung xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx +

Harga pokok produksi xxx

Pada dasarnya perbedaan metode full costing dan variabel costing

terletak pada waktu (timing) perlakuan biaya overhead pabrik tetap.Pada full

costingakan menilai jumlah persediaan perusahaan sebagai biaya produksi

baik itu biaya yang bersifat variabel maupun tetap, Nawaz (2013).Sehingga

BOP tetap harus dibebankan dan dikurangkan dari pendapatan untuk setiap

unit yang terjual. Sedangkan untuk setiap unit yang tidak terjual akan

diletakkan pada persediaan dan akan dibawa ke periode berikutnya sebagai

asset. Sedangkan metode variabel costing beranggapan bahwa BOP tetap

harus segera dibebankan pada periode terjadinya. Dimana menurut Nawaz

(2013), bahwa BOP tetap pada perusahaan manufaktur akan diperlakukan

sebagai biaya periode yaitu biaya pemasaran dan biaya administrasi dan

umum.

c. Perbedaan full costing dan variabel costing

Menurut Mulyadi (2012), konsep biaya yang berhubungan langsung

dengan volume menurut full costing adalah berupa biaya produksi,

sedangkan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan volume adalah

biaya nonproduksi. Variabel costing memandang dengan cara yang


27

berbeda terhadap biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume

produk bila dibandingkan dengan full costing. Dalam pendekatan variabel

costing biaya penuh yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk

terdiri dari biaya variabel, sedangkan biaya penuh yang tidak dipengaruh

langsung oleh volume produk terdiri dari biaya tetap.

8. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

Bustami dan Nurlela (2008; 43), metode perhitungan harga pokok

produksi suatu barang merupakan tujuan pokok akuntansi biaya.Harga pokok

produksi tersebut diperoleh melalui pengumpulan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut.

Ada tiga metode menurut Bustami dan Nuerlela (2008;43) dalam perhitungan

harga pokok produksi yaitu :

1) Metode harga pokok sesungguhnya (actual cost)

Dalam metdoe ini perhitungan harga pokok produksi per unit

berdasarkan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja

langsung sesungguhnya dan biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Metode perhitungan harha pokok produksi sesungguhnya biasanya

digunakan pada metode harga pokok proses yang menggunakan

pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik.

2) Metode harga pokok normal (normal cost)

Pada metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk

ditelusuri kepada produk tertentu, dan biaya overhead pabrik

sesungguhny tariff pembebanan dimuka. Metode ini biasanya digunakan


28

pada metode harga pokok pesanan (job-order costing) yang

menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode

perpetual.

3) Metode harga pokok standar (standard cost)

Dalam metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan harga

pokok produk per unit dengan menggunakan standar tertentu, sehingga

harga pokok standar ini biasanya digunakan pada perusahaan yang

memproduksi secara missal dan menggunakan pencatatan persediaan

produk jadi dengan metode perpetual.

9. Metode pengumpulan harga pokok produksi

Menetukan biaya produk dan jasa adalah dasar dari penetapan harga jual

serta menentukan besarnya laba yang diinginkan.Dalam menetukan harga

pokok produksi digunakan metode-metode tertentu sesuai dengn sifat

produksi digunakan metode-metode tertentu sesuai dengan sifat produksi

dari produk yang dihasilkan, apakah terus-menerus atau terputus-putus.

Mulyadi (2012) metode pengumpulan harga pokok produksi dapat dibagi

menjadi dua yaitu metode harga pokok pesanan (job order cost method)dan

metode harga pokok proses (process cost method).

Mulyadi (2012) menjelaskan 4 perbedaan dari metode-metode tersebut yaitu

a. Pengumpulan biaya produksi

Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut

pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya

produksi per departemen produksi per periode akuntansi.


29

b. Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Metode harga pokok pesanan enghitung harga pokok produksi per satuan

dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan

tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan

yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah

selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok

produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang

dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang

dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan

setiap akhir periode akuntansi (biasanya akhir bulan).

c. Penggolongan biaya produksi

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan

menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

Didalam metodeharga pokok proses, pembedaan biaya produksi

langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan,

terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk.

Karena harga pokok per satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka

umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar

biaya yang sesungguhnya terjadi.

10. Metode Penetapan Harga Jual

Hansen dan Howen (2016;633), menyatakan bahwa penentuan harga jual

adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada

pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.

Mulyadi (2012;346), mendefinisikan penetapan harga jual sebagai suatu nilai

yang dapat menutupi seluruh biaya yang membebankan barang atau jasa
30

yang dihasilkan ditambah dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan oleh

perusahaan.

Penetapan harga jual merupakan sebuah masalah yang dihadapi bagi

setiap perusahaan, meskipun setiap perusahaan dalam menetapkan harga

jual selalu mempertimbangkan faktor biaya, persaingan, permintaan dan

laba. Informasi biaya pada perusahaan manufaktur dapat terlihat pada

perhitungan harga pokok produksi yang mencerminkan total biaya yang

dikelurkan untuk memproduksi atau menghasilkan suatu produk.

Penetapan harga jual yang dilakukan perusahaan harus menutupi semua

biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang maupun jasa dan

ditambah persentase laba yang diinginkan perusahaan.oleh sebab itu, untuk

mencapai suatu laba yang diinginkan.perusahaan perlu melakukan salah

satu cara untuk menarik suatu minat konsumen yaitu dengan cara

menentukan harga produk dengan tepat untuk dijual (Waryanto dan

Nasrulloh, 2014). Penentuan harga jual berdasarkan pendekatan biaya

menurut Swastha (2010), dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas

tiga metode, yaitu cost plus pricing method, mark up pricing method, dan

penentuan harga oleh produsen.

Ada beberapa metode penentuan harga jual tetapi yang sering dipakai

adalah empat metode berikut :

1. Gross Margin Pricing

Metode ini tepat digunakan oleh perusahaan perdagangan dimana

jenis perusahaan ini tidak membuat sendiri produk yang dijual sehingga

tidak banyak aktiva tetap yang digunakan. Caranya dengan menentukan


31

persentase tertentu diatas harga pokok yang dibeli, persentase ini disebut

“Mark On Persentage” atau Mark Up. Persentase ini meliputi dua

komponen yaitu bagian untuk menutup biaya operasi dan bagian yang

merupakan laba yang diiginkan.Persentage Mark Up besarnya berbeda-

beda antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya.

Perusahaann yang mempunyai resiko besar akan menentukan

persentase markup ini relatif lebih panjang dibanding dengan perusahaan

yang risikonya tidak begitu besar. Beberapa faktor yang mempengaruhi

besarnya mark up di antaranya musiman tidaknya produksi, tinggi

rendahnya biaya operasi, besar kecilnya aktiva yang digunakan, dan

tajam tidaknya persaingan.

2. Direct Cost Pricing

Metode ini umumnya diterapkan pada produk yang diprodusir tetapi

melebihi daya serap pasar (produk dari kapasitas yang menganggur)

yang kemudian produk ini dipasarkan bebas.Metode ini dikenal dengan

Marginal Income Pricing karena hanya memperhitungkan biaya-biaya

yang berhubungan secara proporsional dengan volume penjualan

sehingga menghasilkan marginal income.Marginal income berapa yang

dikehendaki atau kelebihan diatas biaya-biaya variabel berapa yang

dikehendaki oleh perusahaan, hal ini sebagai dasar penentuan harga jual.

3. Time Material Pricing

Dalam metode ini, tarif ditentukan dari upah langsung dan tarif lain

dari bahan baku masing-masing, tarif ini dijadikan satu ditambah jumlah

tertentu dari biaya tak langsung serta laba yang diinginkan. Time dalam
32

metode ini ditunjukkan oleh tarif perjam atau perwaktu daritenaga kerja,

dimana tarif tenaga kerja ini merupakan jumlah dari :

a. Upah langsung dan premi pada karyawan

b. Bagian laba yang layak dan berhubungan dengan upah tenaga kerja

c. Bagian untuk laba

4. Cost Plus Pricing

Metode Cost plus pricing yaitu metode penentuan harga jual produk

dimana harga dihitung berdasarkan biaya produksi dan biaya penjualan

serta tambahan mark up yang pantas fitrah dan Endang(2014). Metode

cost plus pricing merupakan metode penentuan harga melalui

pendekatan biaya yang didasarkan atas biaya produksi maupun biaya

non produksi yang tidak lepas dari penentuan harga pokok produksi.

Pada metode cost plus pricing semakin perusahaan memproduksi dalam

semakin perusahaan memproduksi dalam jumlah yang sedikit maka

harga jual semakin mahal Kristianti (2013). Secara sederhana cost plus

pricing biasa dihitung dengan menggunakan rumus :

Harga jual = Total Biaya + laba yang diinginkan

Metode cost plus pricing merupakan metode pendekatan perusahaan

untuk dapat menentukan harga jual produk satuan, dimana dengan harga

jual yang telah ditetapkan akan mampu menutupi seluruh biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi dan menghasilkan tingkat

pengembalian investasi yang diinginkan perusahaan.


33

11. Harga jual

Harga jual adalah harga yang dapat menutup semua biaya (biaya

produksi dan nonproduksi) ditambah dengan laba yang wajar, umumnya

biaya ini tidak menentukan harga jual produk atau jasa (Mulyadi,2009; 60).

Perusahaan yang berproduksi masa memproses produknya untuk memenuhi

persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka

waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya lain serta informasi non

biaya.

Hansen dan Mowen (2009) mendefinisikan harga jual adalah jumlah

moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau

pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.

Menurut Georgory Lewis, sebagaimana dikutip Achmad, harga jual

adalah sejumlah uang yang bersedia dibayar oleh pembeli dan bersedia

diterima oleh penjual. Harga jual adalah nilai yang tercermin dalam daftar

harga, harga eceran, dan harga adalah nilai akhir yang diterima oleh

perusahaan sebagai pendapatan.Harga jual merupakan penjumlahan dari

harga pokok barang yang dijual, biaya administrasi, biaya penjualan, serta

keuntungan yang diinginkan (Ibid; 47).

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

harga jual yang dimaksud adalah nilai akhir barang yang merupakan

penjumlahan dari biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk memproduksi

suatu barang ditambah dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan.


34

Penetapan harga harus dilakukan secara tepat dan akurat, sehingga

perusahaan mampu bertahan dan memproduksi produk ditengah

pesaingan.perubahan harga dalam jumlah kecil maupun besar yang

akanberdampak pada penjualan produk dalam kuantitas yang cukup besar.

Karena itu, perusahaan dituntun untuk berhati-hati dalam penentuan harga

jual dengan cara mempertimbangkan berbagai hal. Maka jika ada kesalahan

dalam penentuan harga jual, perusahaan akan rugi atau kehilangan

pelanggan karena harga jual yang ditentukan terlalu rendah maupun terlalu

tinggi.

Pada umumnya harga jual produk barang atau jasa ditentukan

berdasarkan penjumlahan semua biaya baik yang bersifat produksi maupun

non produksi. Menurut Aurora (2013), biaya produksi digunakan sebagai

dasar pelaporan dimana biaya persediaan akhir akan dimasukkan dalam

laporan posisi keuangan dan biaya pokok penjualan pada laporan laba rugi.

Penentuan harga jual bukan sekedar kegiatan pemasaran atau aspek

keuangan melainkan tulang punggung keberlansungan perusahaan. Hal ini

disebabkan karena harga jual akan mempengaruhi volume penjualan atau

jumlah pembeli, selain itu juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan

perusahaan.
35

B. Tinjauan Empiris

Beberapa peneltian terdahulu yang telah diakukan mengenai biaya produksi

dalam perhitungan harga pokok produksi :

Table :2.1. Penelitian Terdahulu

No Nama & Judul Metode Analisis Hasil Penelitian


Penelitian
1. Faradilla Anggraeni, Deskriptif Strategi penetapan harga jual
Dadi Suryadi, dan Analisis konsetrat didasarkan pada
Anita Fitriani (2018) kesepakatan hasil rapat
Analisis harga pokok anggota tahunan (RAT)
produksi dalam meskipun biya pokok lebih
penetapan harga jual tinggi dari harga jual, sehingga
konsentrat secara tidak langsung KPBS
meberikan subsidi bagi angota
yang membeli pakan tersebut.
2 Herman Saputra, Siti Deksriptif Kerusakan bahan, pemakaian
Rosyafah, Widya Analisis bahan penolong yang
Susanti 2016, berlebihan tidak sesuai S.O.P,
(Analisis perhitungan penggunaan listrik, telepon, dan
harga pokok PAM berlebih juga pemasakan
penjualan untuk ayam yang tidak sesuai kondisi
menentukan lapangan mengakibatkan
pendapatan laba) timbulnya biaya yang besar
yang berdampak pada
pendapatan laba perusahaan.
3. Perhitungan harga Deskriptif Penentuan harga jual produk
pokok produksi Analisis yang dibebankan kepada
dalam menentukan konsumen dibuat berdasarkan
harga jual pada CV. biaya produksi per unit
MINAHASA ditambah persentase Markup.
MANTAP PERKASA Persentase markup yang
Pradana Setiadi, diinginkan perusahaan yaitu
David P.E. Saerang, sebesar 30% dari biaya
Treesje Runtu (2017) produksi per unit dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih memadai dan dapat
menutup biaya produksi yang
telah dikeluarkan.
4. Bellinda Macpal, Deskriptif Perhitungan harga pokok
Jenny Morasa, Analisis penjualan pada jepara meubel
Victorina Tirayoh belum dapat dikatakan efektif,
2016, (Analisis disebabkan perusahaan belum
perhitungan harga memperhitungkan biaya listrik
pokok penjualan dan biaya pemasaran ke dalam
36

barang produksi harga pokok produksinya,


pada jepara meubel dimana biaya-biaya tersebut
di kota bitung). juga termasuk biaya yang di
keluarkan perusahaan
walaupun tidak termasuk dalam
biaya produksi langsung satu
set kursi dan meja kerja atau
tamu. Hal tersebut diatas
mengakibatkan perbedaan
harga jual antara perusahan
dan hasil setelah dievaluasi.
5. Gunawan, Selamat Deskriptif Sistem yang dibuat berdasarkan
Kurnia, & Siddik Analisis metode full costing dimana
Hasibuan (2016). dalam metode ini menghitung
Analisis perhitungan seluruh biaya penuh dalam
HPP menentukan pembuatan produk. Dengan
harga penjualan adanya sistem, penentuan
yang terbaik untuk harga pokok produksi menjadi
UKM. stabil, tidak terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Sistem
mempermudah cara kerja
sehingga pemanfaatan waktu
dilakukan secara efisien. Sistem
mendukung kualitas sumber
daya manusia dalam
perkembangan teknologi,
informasi dan komunikasi
Analisis Penentuan Deskriptif Perhitungan berdasarkan
6. harga pokok Analisis metode variabel costing yang
produksi pada PT. dibuat oleh penulis didapatkan
DIMEMBE NYIUR hasil yang berbeda dengan
AGRIPRO,Sitty perhitungan perusahaan
Rahmi Lasena menggunakan full costing.
(2016) Perbedaan utama antara
metode perhitungan full costing
yang digunakan dengan metode
variabel costing terletak pada
perlakuan biaya overhead
pabrik. Dimana dalam metode
full costing menggunakan biaya
overhead tetap dan biaya
variabel, sedangkan di metode
variabel costing hanya
menggunakan biaya overhead
variabel.
7. Dian Purnama, Saiful Deskriptif Terdapat perbedaan
Muchlis, dan Andi Analisis perhitungan harga pokok
wawo (2019) produksi menurut metode yang
Harga Pokok dilakukan perusahaan dengan
Produksi Dalam metode menurut full costing.
37

Menentukan Harga Hal ini terjadi karena adanya


Jual Melalui Metode perbedaan pembebanan biaya
Cost plus pricing sejak awal. Metode perusahaan
dengan pendekatan tidak memperhitungkan BOP
full costing (studi baik yang bersifat tetap maupun
pada PT. Prima yang bersifat variabel. Karena
Istiqamah Sejahtera itu, metode full costing lebih
Di Makassar). menguntungkan bagi pihak
perusahaan karena akan
membebankan semua biaya-
biaya yang mempengaruhi
proses produksi, sehingga
menghasilkan harga pokok
produksi yang akurat. Jadi
perhitungan dengan
menggunakan metode full
costing lebih cocok untuk
digunakan perusahaan.
8. Analisis harga pokok Deskriptif Dalam penentuan harga jual
produski dengan Analisis ada beberapa faktor yang harus
metode full costing di pertimbangkan yaitu biaya
dan penentuan dan laba. Selain itu, penting
harga jual, Andre juga diketahui mengenai
Henri Slat (2018) presentase keuntungan yang
diharapkan sehingga
pemecehan dalam menetapkan
keuntungan yang tidak terlalu
tinggi atau terlalu rendah,
karena dengan presentase
keuntungan yang terlalu tinggi
akan menyebabkan kerugian
bagi perusahaan pada jangka
panjang dan bisa membuat
konsumen beralih pada
perusahaan lain yang sejenis,
sedangkan laba yang di peroleh
tidak sesuai dengan yang
diharapkan perusahaan. Dalam
hal ini untuk laba yang
diharapkan perusahaan
mengambil kebijakan 35% dari
total biaya per unit.
9. Aris Munandar Deskriptif Hasil penelitian menunjukan
(2017) Analisis penentuan harga pokok
Analisis Perhitungan produksi yang seharusnya
Harga Pokok menurut standar umum adalah
Produksi Pada Roti dengan menghitung unsur-
PIA “AYU” unsur harga pokok produksi.
Palembang
38

10. Gendis Hardiyanti Deskriptif Perhitungan harga pokok


Aprilia dan Analisis pesanan yang dilakukan oleh
Hayuningtyas UD Kube Mawar Putih belum
Pramesti Dewi 2018. mencerminkan pembebanan
(Analisis perhitungan yang sesungguhnya terutama
harga jual produk dalam pembebanan overhead
dengan dasar harga pabrik yang dilakukan adalah
pokok pesanan sebesar 50% dari biaya bahan
metode full costing baku yang diperoleh dari
studi pada UD. pertimbangan praktis saja dan
KUBE MAWAR dianggap sesuai untuk menutup
PUTIH). biaya overhead pabrik setiap
pesanan.
39

C. Kerangka Pikir

PT.Tanah Mas Celebes Indah adalah PT yang bergerak dibidang produksi

cokelat dalam memproduksi cokelat batang telebih dahulu menentukan harga

pokok produksi menggunakan metode full cost dan variabel costing. Dalam

menentukan HPP PT.Tanah Mas Celebes Indah mengklafikasibiaya menjadi 3

berdasarkan konsep elemen biaya.

1. BB (Bahan Baku)

2. BTKL (Biaya Tenaga Kerja Langsung)

3. BOP (Biaya Overhead Pabrik)

Klafikasi biaya bertujuan untuk memudahkan perusahaan mengidetifikasi &

pengendalian biaya setelah HPP di dapatkan maka perusahaan akan dapat

menentukan harga pokok produksi dan menentukan harga jual.

Kerangka fikir dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

PT. TANAH MAS


CELEBES INDAH

BB
Harga Pokok Produksi BTKL

BOP

Analisis Data

Hasil
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deksriptif kuantitaif. Menurut Arikunto (2004), bahwa penelitian

kuantitatif lebih banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya. Sedangkan dalam penelitian deksriptif merupakan penelitian yang

bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi

atau kejadian-kejadian dengan tujuan membuat gambaran secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah

tertentu (Suryabrata,2013). Jenis penelitian ini dipilih karena bertujuan untuk

mengetahui perhitungan harga pokok produksi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT.Tanah Mas Celebes Indah desa

watunohu kecamatan watunohu kabupaten kolaka utara. Adapun penelitian

waktu yang digunakan disesuaikan selama 2 ( dua ) bulan,mulai dari bulan

juli sampai agustus 2020.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Harga pokok produksi adalah daftar biaya produksi yang harus

dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu. Di dalamnya terkait

dengan biaya pengadaan bahan baku, alat produksi, bahan pendukung

produksi dan lain sebagainya.

40
41

2. Harga jual adalah besar harga yang dibebankan kepada konsumen.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah :

1. Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti sehingga

diperoleh gambaran yang jelas mengenai penetuan harga pokok

produksi dalam menetapkan harga pokok penjualan.

2. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa

catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat dan sebagainya.

Jadi, dengan demikian penulis hanya mengadakan penelitian dengan

mengamati dan mencatat hal-hal yang diperlukan seperti dokumen

mengenai profil perusahaan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam proses

pembuatan produk.

E. Metode Analisis Data

penelitian ini menggunakan metode analisis deksriptif dan metode

analisis kuantitatif. Teknik analisis yang pengukurannya menggunakan

perhitungan angka-angka untuk melihatharga pokok produksi yang

dihasilkan dengan rumus atau metode full costing. Langkah-langkah dalam

menetapkan harga jual di jelaskan sebagai berikut:


42

1. Perhitungan harga pokok produksi pada industri pengolahan buah kakao

menjadi coklat di PT. Celebes Indah

Biaya Bahan Baku Rp xxx


Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx
Biaya Overhead pabrik variable Rp xxx
Biaya Overhead pabrik tetap Rp xxx +

Harga pokok produksi Rp xxx

2. Melakukan penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan

metode variabel costing dalam menetapkan harga jual.

3. Memberikan rekomendasi harga jual yang layak sesuai denganhasil

perhitungan.
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah singkat perusahaan PT.Tanah Mas Celebes Indah

PT.Tanah Mas Celebes Indah (TMCI) adalah anak perusahaan

dari ECOM Grub yang berkantor pusat di Makassar yang telah memiliki 5

cabang dan 23 unit yang telah tersebar diseluruh Indonesia dan didirikan

pada tahun 2000. PT.Tanah Mas Celebes Indah unit lapai cabang kolaka

utara merupakan salah satu unit produksi dari kantor cabang kolaka utara

yang didirikan pada tahun 2010.

2. Visi dan Misi PT.Tanah Mas Celebes Indah

a. Visi Perusahaan

Setiap perusahaan wajib memiliki visi sebagai pedoman dasar

dalam menentukan misi perusahaan yang bersangkutan.Sebagai salah

satu perusahaan kakao ternama, PT.Tanah Mas Celebes Indah

memiliki visi yaitu:”Untuk menjalankan usaha dalam bidang industri

pengolahan biji cokelat dan lemak coklat serta perdagangan.”

b. Misi Perusahaan

Dalam menggapai visi tersebut ,haruslah didukung oleh misi yang

menjadi cara atau langkah yang akan dilakukan agar goal perusahaan

tercapai. Dan misi dari PT.Tanah Mas Celebes Indah:

43
44

1) Memproduksi pasta cokelat,cokelat bubuk dan colelat batangan.

2) Memasarkan hasil produksi tersebut diatas untuk pemasaran

dalam negeri dan ekspor.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan wadah kegiatan dari sekelompok manusia

yang bekerja sama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah

diterapakan, Agar kerja sama tersebut dapat berjalan dengan baik, maka

adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-

masing bagian. Organisasi memerlukan struktur organisasi yang efektif

dan efesien dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Berikut ini adalah

gambar.

Struktur Organisasi PT.Tanah Mas Celebes Indah

KA. Unit

Syamsi Nur

Security Ass. AK. Unit/wrh supervisor Bag. Keuangan/kasir Admin & Reporting
Muh. Jafar A. Mustamin Yusmia Sulaiman
Badar Waki

a Quality Control

Ratnawati

Produksi/ Staf

Patahur Rahman
M. Amdan S

Gambar 4.1
45

Uraian Tugas dari tiap Jabatan PT. Tanah Mas Celebes Indah:

Selanjutnya, mengenai tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-

masing personil PT.Tanah Mas Celebes Indah Cabang Kabupaten kolaka utara,

adalah sebagai berikut:

1. Kepala Unit mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Penanggungjawab penuh seluruh kegiatan dan operasional

perusahaan di cabang masing-masing.

b. Mengontrol seluruh aktifitas operasinal perusahaan.

2. Admin & Reporting mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Membuat laporan hasil produksi.

b. Membuat laporan inventory / daily purchase.

c. Membuat laporan bulanan (stock opname & cut off).

d. Membuat nota barang supliers.

e. Melakukan perekrutan karyawan harian.

3. Bagian keuangan & kasir mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Bertanggungjawab dalam penglolaan keuangan.

b. Membuat laporan keuangan (buffer fund, petty cash & saldo bank).

c. Melakukan pembayaran kepala suplliers.

4. Asisten kepala unit mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Membantu KA Unit dalam mengontrol kegiatan operasional

perusahaan.

b. Mengontrol hasil produksi barang.


46

5. Quality control mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan pemeriksaan kualitas barang suppliers.

b. Bertanggung jawab dalam seluruh aktivitas dalam ruangan lab.

6. Produksi / staf gudang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Melakukan penerimaan barang dari suppliers.

b. Melakukan processing barang.

c. Bertanggung jawab dalam aktifitas operasional gudang.

7. Security mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menjaga keamanan di lingkungan perusahaan.

b. Sebagai checker barang yang keluar masuk dilingkungan

perusahaan.

c. Melakukan check surat ijin keluar.

d. Briefing kerja.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi data

Penelitan ini dilakukan di PT.Tanah Mas Celebes Indah fokus pengambilan

data tentang biaya-biaya yang ada dibidang akuntansi. Data yang digunakan

yaitu berupa dokumen perhitungan harga pokok produksi, harga pokok

penjualan yang diberikan oleh PT.Tanah Mas Celebes Indah. Berdasarkan

laporan lainnya perhitungan harga pokok produksi hasil penelitian data yang

dikumpulkan di penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut.


47

Tabel 4.1
Perhitungan harga pokok produksi bulan September PT.Tanah

Mas Celebes Indah

No Keterangan Jumlah

1. Biaya Bahan Baku Rp.104.640.000

2. Biaya tenaga kerja langsung Rp. 71.900.000

3. Biaya Over Head Pabrik

a. Gula Pasir Rp 4.950.000

a. Lemak Kakao Rp. 900.000

b. Vanilla Rp. 840.000

c. Susu Rp. 490.000

d. Solar Rp.10.000.000

e. Biaya Pengemasan Rp. 8.500.000

f. Biaya Transportasi Rp. 5.000.000

4. Biaya Overhead Pabrik Tetap

a. Biaya Perawatan Mesin Pemecah Buah Rp. 300.000


dan Pemisah Biji Kakao.
b. Biaya Perawatan Mesin Sangrai Kakao Rp. 500.000
Coklat Kapasitas 10 kg / batch
c. Biaya Perawatan Mesin Penepung Rp. 200.000
Kakao
d. Biaya Perawatan Mesin Pengayak Rp. 500.000
bubuk coklat

e. Biaya Perawatan Truk Rp. 2.000.000

f. Biaya Penyusutan Mesin Pemecah


Rp. 91.667
Buah dan Pemisah Biji Kakao.
48

g. Biaya Penyusutan Mesin Sangrai


Rp. 63.334
Kakao Coklat Kapasitas 10 kg / batch
h. Biaya Penyusutan Mesin Penepung
Rp. 23.334
Kakao
i. Biaya Penyusutan Mesin Pengayak
Rp. 30.000
bubuk coklat

j. Biaya Penyusutan Truk Rp. 457.667

Total Rp.211.386.002

Jumlah Produksi 4.700 Kg Cokelat

Harga Pokok Produksi / 250 gram Rp. 44.975

Sumber: Olah data Sekunder

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perhitungan harga pokok

produksi Coklat 250 gram menurut Perusahaan adalah Rp. 44.975 yang

diperoleh dari total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya

overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap dibagi jumlah produksi

4.700 Kg.

Tabel 4.2
perhitungan harga pokok penjualan PT.Tanah Mas Celebes Indah

Laporan Harga Pokok Penjualan September 2020


PT. Tanah Mas Celebes Indah Cabang Kolaka Utara
Persediaan awal Bahan Rp. 140.000.000

Baku

Pembelian Rp. 125.000.000

Persediaan Akhir Bahan Rp. 104.375.000

Baku

Bahan Baku yang digunakan Rp. 104.640.000


49

Tenaga Kerja Langsung Rp. 71.900.000

Biaya Over Head Rp 34.846.002

Biaya Produksi Rp. 211.386.000

Persediaan Barang Rp. 15.000.000

dalam proses Awal

Persediaan Barang Rp. 16.000.000

dalam proses Akhir

Harga Pokok Produksi Rp. 210.386.000

Persediaan awal barang jadi Rp. 25.000.000

Persediaan akhir barang jadi Rp. 18.000.000

Harga Pokok Penjualan Rp. 217.386.000

Sumber : PT. Tanah Mas Celebes Indah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perhitungan harga pokok

penjualan Coklat dari Perusahaan adalah Rp. 217.386.000. diperoleh dari harga

pokok produksi Rp.210.386.000 di tambah dengan persediaan awal barang jadi

Rp.25.000.000, kemudian dikurangi persediaan akhir barang jadi Rp.18.000.000,

Tabel 4.3

Perhitungan pendapatan laba

PT. Tanah Mas Celebes Indah Cabang Kolaka Utara

Laba Rugi September 2020

Penjualan Rp.386.735.000

Retur Barang (Rp.46.000.000)

Potongan Penjualan (Rp.55.735.000)


50

Penjualan Bersih Rp 285.000.000

Hpp (Rp.217.386.000)

Laba Bruto Rp. 67.614.000

Biaya Sewa Kantor Rp. 465.070

Biaya Gaji Rp. 10.000.000

Beban Akum.Peny.Investaris Rp. 500.000

Beban Akum.Peny.Gedung Rp. 1.200.000

Total Beban Usaha Rp. 12.165.070

Laba Bersih Sebelum Pajak Rp. 55.448.930

Total Rp. 55.448.930

Sumber : PT. Tanah Mas Celebes Indah

2. Penggolongan Biaya

a. Biaya Produksi menurut perusahaan

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam

proses produksi kakao. Pada PT. Tanah Mas Celebes Indah. Dalam melakukan

proses produksinya, pihak perusahaan akan melakukan pengorbanan sumber

daya ekonomi yang dimilikinya. Nilai dari pengorbanan ekonomi inilah yang akan

dihitung untuk menghitung harga pokok produksi.

Biaya produksi diperhitungkan semua komponen-komponen biaya produksi

kedalam harga pokok produksi antara lain biaya bahan baku langsung dan biaya

bahan baku tidak langsung. Harga pokok produksi antara lain biaya bahan baku

seperti Biji Coklat,biaya tenaga kerja langsung yang meliputi pekerja bagian

Proses pembersihan dan pemilihan biji, Pemanggangan Biji Kakao, Perasan

Kakao, Penggilingan kakao massa, hingga proses tempering dan pencetakan


51

sedangkan biaya overhead pabrik tetap maupun variabel meliputi biaya bahan

penolong, biaya pengemasan, biaya pemeliharaan kendaraan dan peralatan,

dan biaya penyusutan Metode yang digunakan oleh PT.Tanah Mas Celebes

Indah adalah metode full costing. Adapun susunan biaya produksi yang

digunakan oleh PT.Tanah Mas Celebes Indah sebagai berikut.

1) Biaya Bahan Baku

Dalam pengolahan ini bahan baku yang digunakan adalah biji kakao.

Produk untuk memproduksi 4500-5000 Kg Coklat Olahan. Dengan berbagai

jenis varian coklat seperti Coklat Batang, Coklat BubukHarga perkilo coklat

didapatkan dengan harga Rp. 30.000-,

Tabel 4.4
Biaya Bahan Baku dalam satu bulan (30 hari produksi)

Keterangan Rata-rata Harga PerKilo Jumlah

Kebutuhan

Perbulan

Biji Kakao 3,488 kg Rp.30.000-, Rp.104.640.000

Jumlah Rp.104.640.000

Sumber: Data Sekunder

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

PT. Tanah Mas Celebes Indah memiliki 35 karyawan yang terdiridari 8

bagian yaitu, bagian Proses pembersihan dan pemilihan biji 7 orang,

Pemanggangan Biji Kakao 5 orang, Penggilingan kakao massa 3 orang,

Perasan Kakao 3 orang, Pencampuran dan Penghilangan 5 orang ,

Conching 2 orang, Proses tempering dan pencetakan dan Pendinginan dan

pengepakan 10 orang. Berikut rincian biaya Tenaga kerja langsung.


52

Tabel 4.5

Biaya Tenaga Kerja Langsung dalam satu bulan (30 hari)

Keterangan Jumlah Gaji per Hari Gaji Per Bulan


Karyawan
Proses 7 Rp. 467.000 Rp. 14.000.000
pembersihan dan
pemilihan biji
Pemanggangan 5 Rp. 334.000 Rp. 10.000.000
Biji Kakao
Penggilingan 3 Rp. 134.000 Rp. 4.500.000
kakao massa
Perasan Kakao 3 Rp. 180.000 Rp. 5.400.000

Pencampuran dan 5 Rp. 400.000 Rp.12.000.000


Penghilangan
Conching 2 Rp. 200.00 Rp.6.000.000

Proses tempering 10 Rp. 667.000 Rp. 20.000.000


dan pencetakan
dan Pendinginan
Jumlah 35 Rp.2.397.000 Rp. 71.900.000

Sumber:PT.Tanah Mas Celebes Indah

3) Biaya Overhead

Biaya Overhead pabrik adalah biaya yang mempengaruhi proses produksi

secara tidak langsung merupakan biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik

yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Biaya Bahan Penolong

Biaya penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau

bahan yang menjadi bagian akan dengan harga pokok produksi tersebut. Berikut

adalah biaya bahan penolong yang digunakan sebagai berikut:


53

Tabel. 4.6
Biaya Bahan Penolong
Keterangan Kebutuhan Kebutuhkan Harga Jumlah
perhari perbulan
Gula Pasir 15 Kg 450 Kg Rp 11.000 Rp 4.950.000
Lemak Kakao 10 Kg 300 Kg Rp.30.000 Rp. 900.000
Vanilla 5 Batang 150 Batang Rp 28.000 Rp. 840.000
Susu 15 Liter 450 Liter Rp.15.000 Rp. 490.000
Jumlah Rp. 7.180.000
Sumber:PT.Tanah Mas Celebes Indah

b) Biaya Pengolahan dan pengemasan

Biaya pengemasan digunakan untuk membeli barang pengemasan dan biaya

pengolahan digunakan untuk membiayai mesin pengolahan coklat

Tabel 4.7

Biaya pengolahan dan pengemasan

Keterangan Kebutuhan Perbulan Jumlah

Solar Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000

Biaya Pengemasan Rp. 8.500.000 Rp. 8.500.000

Biaya Transportasi Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000

Jumlah Rp. 23.500.000

Sumber:PT.Tanah Mas Celebes Indah

c) Biaya Pemeliharaan Kendaraan dan Peralatan

Biaya pemeliharaan kendaraan dan peralatanmerupakan biaya untuk perawatan

dan perbaikankendaraan dan peralatan.Untuk pemeliharaankendaraan dan

peralatan mengeluarkan total biayasebesar. Rincian biaya yang dikeluarkan

untukperbaikan kendaraan dan peralatan dapat dilihat pada


54

Tabel 4.8

Biaya Pemeliharaan Kendaraan dan Peralatan

Keterangan Biaya Jumlah alat Jumlah biaya

Mesin Pemecah Rp. 300.000 2 Rp. 300.000


Buah dan Pemisah
Biji Kakao.
Mesin Sangrai Rp. 500.000 1 Rp. 500.000
Kakao Coklat
Kapasitas 10 kg /
batch
Mesin Penepung Rp. 200.000 1 Rp. 200.000
Kakao
Mesin Pengayak Rp. 500.000 1 Rp. 500.000
bubuk coklat
Truk Rp. 1.000.000 2 Rp. 2.000.000

Jumlah Rp 3.500.000

Sumber:PT.Tanah Mas Celebes Indah

d) Biaya Penyusutan Kendaraan dan Peralatan

Dalam kegiatan produksi, kendaraan dan peralatan akan mengalami

penyusutan nilai. Penyusutan yang terjadi akan menyebabkan berkurangnya nilai

kendaraan dan peralatan yang disebut dengan biaya penyusutan. Untuk

menghitung biaya penyusutan kendaraan dan peralatan, digunakan metode garis

lurus

𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑩𝒆𝒍𝒊 − 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒔𝒊𝒔𝒂


𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒚𝒖𝒔𝒖𝒕𝒂𝒏 =
𝑼𝒎𝒖𝒓 𝑬𝒌𝒐𝒏𝒐𝒎𝒊

Untuk menghitung biaya penyusutan kendaraan danperalatan dapat dilihat

secara rinci pada table sebagai berikut.


55

Tabel 4.9

Penyusutan Kendaraan dan Peralatan

Beban Beban
Harga Per Jumlah Umur
Keterangan Nilai sisa Penyusutan/ Penyusutan/
Unit Unit Ekonomis
tahun Bulan

Mesin
Pemecah
Buah dan Rp.12.000.000 2 Rp.1.000.000 10 tahun Rp.1.100.000 Rp.91.667

Pemisah Biji
Kakao.
Mesin
Sangrai
Kakao Coklat Rp.20.000.000 1 10 tahun Rp.1.900.000 Rp.63.334
Rp.1.000.000
Kapasitas 10
kg / batch
Mesin
Penepung Rp.8.000.000 1 10 tahun Rp.700.000 Rp.23.334
Rp.1.000.000
Kakao
Mesin
Pengayak Rp.10.000.000 1 10 tahun Rp.900.000 Rp.30.000
Rp.1.000.000
bubuk coklat

Truk Rp.284.000.000 2 20 tahun Rp.13.700.000 Rp.457.667


Rp.10.000.000

Jumlah Rp.18.300.000 Rp.610.000

Sumber:PT.Tanah MasCelebes Indah

Tabel 4.10
Rincian Biaya Overhead pabrik

Keterangan Biaya satu bulan


Gula pasir Rp 4.950.000
Lemak Kakao Rp. 900.000
Vanilla Rp. 840.000
Susu Rp. 490.000
56

Solar Rp.10.000.000

Biaya Pengemasan Rp. 8.500.000

Biaya Transportasi Rp. 5.000.000

Biaya Perawatan Mesin Pemecah Buah dan Rp. 300.000


Pemisah Biji Kakao.
Biaya Perawatan Mesin Sangrai Kakao Coklat Rp. 500.000
Kapasitas 10 kg / batch
Biaya Perawatan Mesin Penepung Kakao Rp. 200.000

Biaya Perawatan Mesin Pengayak bubuk Rp. 500.000


coklat
Biaya Perawatan Truk Rp. 2.000.000

Biaya Penyusutan Mesin Pemecah Buah dan Rp. 91.667


Pemisah Biji Kakao.
Biaya Penyusutan Mesin Sangrai Kakao Rp. 63.334
Coklat Kapasitas 10 kg / batch
Biaya Penyusutan Mesin Penepung Kakao Rp. 23.334

Biaya Penyusutan Mesin Pengayak bubuk Rp. 30.000


coklat
Biaya Penyusutan Truk Rp. 457.667

Total Rp. 34.846.002

Sumber:PT.Tanah MasCelebes Indah

b. Perhitungan biaya produksi perusahaan

Setelah menghitung biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik yang bersifat variabel dan tetap maka langkah

selanjutnya menghitung harga pokok produksi dengan metode full costing.


57

Tabel4.11

Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut PT. Tanah Mas

Celebes Indah

No Keterangan Jumlah

5. Biaya Bahan Baku Rp.104.640.000

6. Biaya tenaga kerja langsung Rp. 71.900.000

7. Biaya Over Head Pabrik

b. Gula Pasir Rp 4.950.000

g. Lemak Kakao Rp. 900.000

h. Vanilla Rp. 840.000

i. Susu Rp. 490.000

j. Solar Rp.10.000.000

k. Biaya Pengemasan Rp. 8.500.000

l. Biaya Transportasi Rp. 5.000.000

8. Biaya Overhead Pabrik Tetap

a. Biaya Perawatan Mesin Pemecah Rp. 300.000


Buah dan Pemisah Biji Kakao.
b. Biaya Perawatan Mesin Sangrai Rp. 500.000
Kakao Coklat Kapasitas 10 kg /
batch
c. Biaya Perawatan Mesin Penepung Rp. 200.000
Kakao
d. Biaya Perawatan Mesin Pengayak Rp. 500.000
bubuk coklat

e. Biaya Perawatan Truk Rp. 2.000.000

f. Biaya Penyusutan Mesin Pemecah Rp. 91.667


58

Buah dan Pemisah Biji Kakao.


g. Biaya Penyusutan Mesin Sangrai
Kakao Coklat Kapasitas 10 kg / Rp. 63.334

batch
h. Biaya Penyusutan Mesin Penepung
Rp. 23.334
Kakao
i. Biaya Penyusutan Mesin Pengayak
Rp. 30.000
bubuk coklat

j. Biaya Penyusutan Truk Rp. 457.667

Total Rp.211.386.002

Jumlah Produksi 4.700 Kg Cokelat

Harga Pokok Produksi / 250 gram Rp. 44.975

Sumber: Olah data Sekunder

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perhitungan harga pokok

produksi Coklat / 250 gram menurut Perusahaan adalah Rp. 44.975 yang

diperoleh dari total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya

overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap dibagi jumlah produksi

4.700 Kg.

c. Proses perhitungan harga jual menururt perusahaan

Perhitungan harga jual menurut perusahaan dalam menentukan harga jual

dari harga pokok produksi/ PCS masih memerlukan proses perhitungan

umumnya menggunakan metode mark up dengan tingkat margin 15% dari harga

pokok dan biasa juga menggunakan metode harga pasar.

Berdasarkan Wawancara dengan bapak Sulaiman mengatakan:

Harga yang telah ditetapkan oleh PT Sinar Mas untuk produk coklat batang
dan coklat bubuk adalah 25% dari harga produk meskipun harga bahan baku
mengalami fluktuasi harga jual akan tetap dan laba yang di hasilkan menjadi
59

variatif, Akan tetapi perusahaan kerap kali menurunkan harga produk untuk
mengikuti harga pasaran olahan coklat untuk menarik konsumen dengan diskon
dan berbagai promo.

Penentuan harga jual produk pada perusahaan sangatlah penting karena

metode penentuan harga jual sangat menentukan laba yang akan diperoleh

perusahaan. Perolehan laba yang maksimal merupakan target perusahaan.

Dimana antara biaya produksi dan harga jual memiliki hubungan signifikan dalam

menentukan laba yang diinginkan atau diharapkan perusahaan. PT.Tanah Mas

Celebes Indah dalam menentukan harga jual produksinya yaitu dengan

melakukan estimasi biaya atau pengorbanan sumber ekonomi yang akan

dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi cokelat. Semua biaya yang

dianggap berpengaruh dalam proses produksi akan diperhitungkan oleh

perusahaan. Setelah semua biaya dihitung barulah perusahaan menambahkan

laba yang diinginkan dalam menentukan harga jual. Berdasarkan perhitungan

harga pokok produksi perusahaan yang menghasilkan 4.700 Kg cokelat. Total

biaya produksi untuk satu bulan yaitu sebesar Rp.211.386.002. dari total biaya

produksi tersebut, perusahaan melakukan estimasi untuk menentukan harga jual

produknya. Adapun cara perusahaan menentukan harga jual cokelatnya yaitu:

Tabel 4.12
Perhitungan Harga Jual Menurut PT.Tanah Mas Celebes Indah

Keterangan Biaya
Total Biaya Produksi Rp.211.386.002
Laba yang diharapkan pengolah 25%
Rp.52.846.500
Jumlah total Rp.264.232.502
Jumlah produksi 4.700 Kg
Harga jual per 250 gram Rp.56.219,68
Pembulatan Rp.56.000
Sumber:PT.Tanah MasCelebes Indah
60

Harga jual produk cokelat perkilo PT.Tanah Mas Celebes Indah pada

kisaran harga Rp.55.000 hingga Rp.60.000 dimana harga jual yang ditetapkan

sesuai dengan harga pasaran cokelat olahan.

3. Analisis Hasil Penelitian

a. . Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Metode Variabel costing.

Harga pokok produksi menurut variabel costing yaitu menghitung seluruh

biaya yang mempengaruhi proses harga pokok yang memperhitungkan setiap

elemen biaya produksi kedalam harga pokok produksi antara lain biaya bahan

baku seperti biji kakao. Biaya tenaga kerja langsung seperti, proses

pembersihan dan pemilihan biji, pemanggangan biji kakao, penggilingan

kakao massa, perasan kakao, pencampuran dan penghilangan, conching,

proses tempering dan pencetakan dan pendinginan sedangkan biaya

overhead pabrik meliputi, gula pasir, lemak kakao, vanilla, susu, solar, biaya

pengemasan, biaya transportasi.

Perhitungan harga pokok produksi menurut metode variabel costing tidak

memasukkan biaya oberhead pabrik tetap kedalam perhitungan harga pokok

produksi, jadi total perhitungan harga pokok produksi menururt perusahaan

dan menurut variabel costing berbeda karena adanya perbedaan

pembebanan biaya yang terjadi.


61

Tabel 4.13
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan MetodeVariabel
Costing

No Keterangan Jumlah
1. Biaya Bahan Baku Rp.104.640.000
2. Biaya tenaga kerja langsung Rp. 71.900.000
3. Biaya Over Head Pabrik
d. Gula Pasir Rp 4.950.000
m. Lemak Kakao Rp. 900.000
n. Vanilla Rp. 840.000
o. Susu Rp. 490.000
p. Solar Rp.10.000.000
q. Biaya Pengemasan Rp. 8.500.000
r. Biaya Transportasi Rp. 5.000.000
Total Rp. 207.220.000
Jumlah Produksi 4.700 Kg Cokelat
Harga Pokok Produksi / 250 gram Rp. 44.089
Sumber:PT.Tanah Mas Celebes Indah

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa perhitungan harga pokok produksi

Coklat 250 gram dengan metode variabel costing adalah Rp. 44.089 yang

diperoleh dari total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

biayaoverhead pabrik variable dibagi jumlah produksi 4.700 Kg.

b. Penentuan Harga Pokok Penjualan Produk

Berdasarkan hasil perhitungan harga pokok penjualan dengan metode full

costing perusahaan harga pokok coklat diperoleh sebesar Rp. 44.975/gram.

PT. Tanah mas celebes Indah memiliki dua jenis varian produk yaitu coklat

batang dan coklat bubuk dalam proses penentuan harga jual coklat

digunakan metode murk up dengan tingkat keuntungan margin 15% dari

harga pokok.
62

Tabel 4.14

Laporan Harga Pokok Penjualan September 2020

Persediaan awal Bahan Rp. 140.000.000


Baku
Pembelian Rp. 125.000.000
Persediaan Akhir Bahan Rp. 104.375.000
Baku
Bahan Baku yang Rp. 104.640.000
digunakan
Tenaga Kerja Langsung Rp. 71.900.000
Biaya Over Head Rp 34.846.002

Biaya Produksi Rp. 211.386.000


Persediaan Barang Rp. 15.000.000
dalam proses Awal
Persediaan Barang Rp. 16.000.000
dalam proses Akhir
Harga Pokok Produksi Rp. 210.386.000
Persediaan awal barang Rp. 25.000.000
jadi
Persediaan akhir barang Rp. 18.000.000
jadi
Harga Pokok Penjualan Rp. 217.386.000
Sumber:PT.Tanah Mas Celebes Indah

c. proses perhitungan harga jual menurut metode variabel costing

perhitungan harga jual metode variabel costing, merupakan

metode penentuan harga jal dimana biaya yang digunakan sebagai dasar

dalam menentukan harga jual. Semua biaya yang terjadi termasuk biaya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik variabel. Biaya overhead tetap tidak dimasukkan ke dalam

perhitungan harga jual. Proses penentuan harga pokok berdasarkan

metode murk up diliat pada tabel sebagai berikut :


63

Tabel 4.15

Perhitungan harga jual menurut variabel costing

Keterangan Biaya
Total Biaya Produksi Rp.207.220.000
Laba yang diharapkan pengolah 25%
Rp.51.805.000
Jumlah total Rp.259.025.000
Jumlah produksi 4.700 Kg
Harga jual per 250 gram Rp.55.111,70
Pembulatan Rp.55.000
Sumber: Hasil dari peneliti

Berdasarkan hasil perhitungan harga jual dengan metode variabel costing

harga jual kakao diperoleh sebesar Rp. 55.000/gram. Harga ini dapat

menimbulkan kontribusi kepada perusahaan.

Setelah dilakukan perhitungan harga jual menurut perusahaan dan menurut

variabel costing dapat dilihat perbedaan harga jual dimana perhitungan menurut

perusahaan lebih menguntungkan disbanding perhitungan menurut variabel

costing karena dalam menghitung harga pokok produksi menurut variabel

costing tidak memasukkan biaya overhead pabrik kedalam perhitungan

sedangkan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan menurut

perusahaan memperhitungkan semua biaya overhead pabrik tetap dan variabel

ke dalam perhitungan, sehingga total perhitungan harga jual menurut

perusahaan lebih menguntungkan dibandingkan menurut metode variabel

costing.
64

C. Pembahasan.

Harga pokok produksi produk cokelat olahan PT.Tanah Mas Celebes

Indah merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi

ciklat olahan pihak perusahaan akan mengorbangkan sumber ekonoi

tertentu untuk melaksanakan proses produksi untuk dapat menyedihkaan

akan mengorbangkan sumber ekonomi tertentu untuk melakukan orises

produksi untuk dapat menyediakan produk cikelat, dari gasil analisis data

yang dilakukan diperoleh bahwa HPP menurut meotode full costing yaitu

sebesar Rp.44.575. sementara metode variabel cost. Perbedaan tersebut

terjadi karena dalam perhitungan menurut perusahaan memperhitungkan

semua elemen biaya yang terlibat dalam proses produksi di perusahaan.

Sedangkan dalam perhitungan menurut metode variabel costing

memperhitungkan semua biaya yang terjad tapi tidak memperhitungan biaya

overhead pabrik tetap ke dalam perhitungan, hanya memperhitungkan biaya

overhead pabrik variabel, hal ini yang menimbulkan terjadi perbedaan antara

perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan lebih tinggi

disbanding menurut metode variabel costing.

Hasil Penilitian menyatakan bahwa dalam proses Pengklasifikasian

biaya atau penggolongan biaya PT. Tanah mas Celebes Indah di lakukan

berdasarkan biaya produksi dan biaya non produksi untuk mengetahui

jumlah biaya-biaya pada setiap akun biaya yang terjadi untuk dibebankan

pada bahan produksi. Hal tersebut sesuai dengan teori pada tujuan empiris

mengenai klafikasi biaya yang menyatakan tiap biaya didasarkan pada

klafikasi & peruntukannya jumlah yang dikenakan pada produk atau harga

jual produk akurat atau harga jual tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi yang
65

mengakibatkan kerugian atau pendapatan laba tidak sesuai yang ditargetkan

atau lebih tinggi dari harga pasar menyebabkan pelanggan kabur. Pada

perhitungan PT Tanah mas Celebes menentukan keuntungan sebesar 25%

dari total biaya produksi dan mengikuti harga pasar dengan melakukan

penurunan harga.

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan untuk memaksimalkan laba

PT. Tanah Mas Celebes meminimalisir segala biaya produksi untuk

menekan pengeluaran dan memaksimalkan keuntungan yang didapatkan.

Dalam proses penentuan harga jual PT. Tanah Mas Celebes menggunakan

metode murk up dari harga pokok produksi barang, dan terkadang untuk

meningkatkan penjualan kepada konsumen PT. Tanah Mas Celebes Indah

sering melakukan potongan Harga kepada para konsumen.

Setelah dilakukan Perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan

harga pokok penjualan menggunakan metode variabel costing dan menurut

metode perusahaan pada PT.Tanah Mas Celebes Indah dan melakukan

analisis terdapat selisis harga dimana menurut perusahaan penetapan harga

jual diperoleh lebih tinggi untuk kemasan per produknya dibandingkan

dengan metode variabel costing. Hal ini disebabkan karena perhitungan

menggunakan metode perusahaan mengidentifikasi semua biaya-biaya yang

yang dikeluarkan dalam proses produksi serta tidak ada informasi biaya-

biaya yang diabaikan dalam proses produksi.

Penelitian ini sejalan dengan Gunawan, Selamat Kurnia, & Siddik

Hasibuan (2016) melakukan penelitian yang berjudul Analisis perhitungan

HPP menentukan harga penjualan yang terbaik untuk UKM.Hasil dari

penelitian ini adalah Sistem yang dibuat berdasarkan metode full costing
66

dimana dalam metode ini menghitung seluruh biaya penuh dalam

pembuatan produk. Dengan adanya sistem, penentuan harga pokok

produksi menjadi stabil, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sistem

mempermudah cara kerja sehingga pemanfaatan waktu dilakukan secara

efisien. Sistem mendukung kualitas sumber daya manusia dalam

perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Dian Purnama, Saiful Muchlis, dan Andi

wawo (2019) yang berjudul Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan

Harga Jual Melalui Metode Cost plus pricing dengan pendekatan full costing

(studi pada PT. Prima Istiqamah Sejahtera Di Makassar) Tidak sejalan

dengan Terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi menurut

metode yang dilakukan perusahaan dengan metode menurut full costing.

Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pembebanan biaya sejak

awal.Metode perusahaan tidak memperhitungkan BOP baik yang bersifat

tetap maupun yang bersifat variabel. Karena itu, metode full costing lebih

menguntungkan bagi pihak perusahaan karena akan membebankan semua

biaya-biaya yang mempengaruhi proses produksi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga pokok produksi dengan menggunakan variabel costing

menghasilkan harga jual yang lebih rendah untuk kemasan perproduk

dibandingkan dengan perhitungan menggunakan metode perusahaan, hal

ini disebabkan karena perhitungan menggunakan perusahaan

mengindentifkasi semua biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses

produksi serta tidak ada informasi biaya yang diabaikan dalam proses

produksi.

2. Metode variabel costing menghasilkan harga jual Rp.55.000 / 250 gram

sehingga volume penjualan lebih menguntungkan menurut perusahaan

dibandingkan menurut variabel costing karena dalam menghitung harga

pokok produksi menurut variabel costing tidak memasukkan biaya

overhead sedangkan menurut perusahaan memperhitugkan semua biaya

yang terjadi dalam proses produksi..

67
68

B. Saran

PT.Tanah Mas Celebes Indah kabupaten kolaka utara perlu memperhatikan

mekanisme harga jual yang baik, hal tersebut antara lain :

1. Perusahaan sebaiknya menetapakan harga jual produk untuk menghidari

kerugian sehingga para konsumen atau pelanggan kabur dan memilih

produk yang sesuai dengan harga pasar.

2. Pengolah dapat menggunakan perhitungan harga jual menurut kajian

teori sebagai pertimbangan dalam pengambilan keutusan untuk

menaikkan harga jual produk.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni Faradilla, Suryadi Dadi, dan Fitriani Anita (2018) :Analisis harga pokok
produksi dalam penetapan harga jual konsentrat

Aris Munandar (2017) : Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Roti
PIA “AYU” Palembang

Bustami , Bastian dan Nurlela. 2009 . Akuntansi Biaya . Edisi Pertama. Jakarta :
Mitra Wacana Media

Bastian, Bustami dan Nurlela, 2010, Akuntansi Biaya, Edisi Kedua. Jakarta: Mitra
Wacana Media

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba


Empat dan UNS Press

Daljono, akuntansi biaya penentuan harga pokok dan pengendalian, edisi ketiga
(semarang : Universitas Diponegoro, 2011) h. 25.

Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah. 2011. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Salemba Empat

Fransisikus Wahyu Septiano (2018) :Perhitungan Harga Jual Produk Dengan


Menggunakan Metode Cost plus pricing (Studi Kasus Di UD. Berkah Agung
Kapuk Super)

Firdaus, Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat

Gunawan, Selamat Kurnia, & Siddik Hasibuan (2016).Analisis perhitungan HPP


menentukan harga penjualan yang terbaik untuk UKM.

Hansen, Don Rdan M. Mowen. 2005. Mangement accounting. Jakarta : Salemba


empat

Hardiyanti Aprilia Gendis dan Hayuningtyas Pramesti Dewi 2018.(Analisis


perhitungan harga jual produk dengan dasar harga pokok pesanan metode
full costing studi pada UD. KUBE MAWAR PUTIH).

Hanggana Sri.2009. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Surakarta: LPP UNS

Irawati. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Bumi Aksara

Macpal Bellinda, Jenny Morasa, Victorina Tirayoh 2016, (Analisis perhitungan


harga pokok penjualan barang produksi pada jepara meubel di kota
bitung).

69
70

Mulyadi. 2010.Akuntansi biaya. Edisi kelima.Yogyakarta : bagian pnerbit sekolah


tinggi ilmu Manajemen YPKN.

Mulyadi, 2013. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta:


STIM YKPN

Mursyidi .2008 . Akuntansi Biaya .Bandung : Aditama

Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta :


STIM YKPN .

Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen YKPN. h. 14

Mulyadi. 2008. Akuntansi biaya. Yogyakarta: STIE YKPN

Mursydi. 2007. Akuntansi biaya : Convesional Costing, Just In Time,dan Activity-


Based Costing, Edisi Kedua. Bandung : PT Refika Aditama.

Perhitungan Harga Jual Produk Dengan Menggunakan Metode Cost plus pricing
(Studi Kasus Di UD. Berkah Agung Kapuk Super).2018

Purnama Dian, Muchlis Saiful, dan Andi wawo (2019) :Harga Pokok Produksi
Dalam Menentukan Harga Jual Melalui Metode Cost plus pricing dengan
pendekatan full costing (studi pada PT. Prima Istiqamah Sejahtera Di
Makassar).

Soemarsono. 2006. Akuntansi suatu pengantar.Edisi keempat.Cetakan


kelima.Jakarta : PT. Rineka Cipta

Saputra Herman, Rosyafah Siti, Susanti Widya 2016, (Analisis perhitungan harga
pokok penjualan untuk menentukan pendapatan laba)

Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya, Edisi Revisi.Yogyakarta : ilmu

Zinia Th. A. Sumilat (2016).Penentuan harga pokok penjualan kamar


menggunakan activity based costing pada Rsu pancaran kasih gmim
71

L
A
M
P
I
R
A
N
72
73
74
75
76
77
78

BIOGRAFI PENULIS

KHAERUN NISA. Lahir pada tanggal 04 Juni 1999


di Desa Watunohu Kecamatan Watunoh Kabupaten
Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.Penulis
adalah anak empat dari empat bersaudara.Buah
cinta dari pasangan H.Syahrir dan Murni
HJ.Rusmani. Penulis sekarang bertempat tinggal
di Jl.BTP Blok AB Kota Makassar provinsi Sulawesi
Selatan.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Tk Permata Indah Watunohu 2003


- 2004, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SDN 2 Watunohu
2004-2010, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Ngapa
2010-2013, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Pakue
2013-2016. Pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswi pada
program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan
penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswi Program
S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai