Anda di halaman 1dari 7

ARTI SEORANG SARJANA PENDIDIKAN

Nama : Shinta Maharani

NIM : 2110127220012

Instansi : Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Tahun Penulisan : 2024


Kata orang banyak untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan adalah hal
yang mudah, tapi itu semua tidak berlaku untuk saya. Terlebih lagi dua tahun lebih ini
saya menempuh pendidikan di Universitas Lambung Mangkurat tepatnya di prodi
Pendidikan Khusus atau biasa disebut dengan Sekolah Luar Biasa. Yang dimana tidak
mudah untuk menjadi seorang guru sekaligus teman untuk mereka yang mempunyai
hambatan, tetapi selama ini saya sangat bangga menjalani kuliah di jurusan ini karena
saya banyak belajar dari teman-teman disabilitas. Ditambah lagi dunia perkuliahan
bukanlah sebuah dunia yang dapat dipandang sebelah mata butuh perjuangan dan
keseriusan hati, ketika melangkahkan kaki memasuki dunia perkuliahan. Harus siap
dengan kerasnya dunia perkuliahan di era zaman sekarang ini, maka dari itu kita
harus pandai dalam memilih teman yang dimana itu akan berpengaruh sangat besar
dalam kehidupan kita. Terlepas dari itu adalah biaya yang dimana biaya Ukt yang
harus dibayar setiap per semester sekali, belum lagi biaya hidup merantau jauh dari
orang tua, belum lagi biaya iuran ketika kuliah misalnya ada kerja kelompok.
Teman-temanku semua, kita kuliah empat tahun itu merupakan waktu singkat
kelihatannya,tetapi ketika kita menjalaninya maka akan tidak terasa waktunya, tiba-
tiba udah semester enam. Sedikit cerita tentang hidup saya yang mungkin itu
berkaitan dengan tema diatas ini yaitu "Arti Seorang Sarjana Pendidikan". Menurut
saya apa artinya seorang Sarjana ketika tidak dilatar belakangi perjuangan sosok Ibu
yang sendirian berjuang demi bisa untuk melihat anaknya menempuh pendidikan di
sebuah instansi yang diimpikan oleh anaknya, ketika saya lulus SMA memang berniat
untuk melanjutkan pendidikan S1 diketahui oleh kedua orang tua saya dan sangat
didukung. Ketika saya dinyatakan lulus seleksi pun orang tua saya bangga sekali
melihat anaknya bisa lulus jalur SBMPTN waktu itu. Setelah itu ada kejadian yanh
membuat saya benar-benar patah semangat, kurang lebih satu minggu saya mau
masuk kuliah dihari pertama saya, saya diberi cobaan oleh Allah meninggalnya Ayah
saya yang meninggalkan tiga orang anak perempuannya. Disaat itu saya berfikir
bagaimana Ibu saya membiayai saya dengan adik, kebetulan saya kembar adik saya
berkuliah di suatu instansi yang beda dengan saya. Hampir 2 tahun Ayah
meninggalkan kami dan Ibulah yang menggantikan posisi Ayah untuk bekerja lebih
ekstra lagi karena ada tanggungan dua anak nya berkuliah, Ibu saya bekerja dari pagi
bahkan hingga petang demi mencukupi kebutuhan dirumah, tidak kenal hujan, panas,
beliau bekerja. Dari jerih payah ibulah saya bisa duduk dibangku kuliah bersama
dengan teman-teman semua, dari ibu juga saya bisa menjadi anak yang kuat, anak
yang pemberani, dari ibu juga saya belajar bisa menghargai waku, dari ibu jugalah
saya bisa sampai dititik sekarang ini. Saya pikir saya tidak bisa meneruskan kuliah
ternyata saya salah, sosok Ibulah yang saat ini sedang saya pikirkan,betapa lelahnya
beliau diumur beliau yang sudah menua, dari sini saya belajar bahwa meraih sesuatu
yang diinginkan tidaklah mudah, butuh perjuangan maka dari itu saya tidak pernah
bermain-main dengan kuliah saya agar tidak mengecewakan Ibu saya, mengingat
biaya dan tenaga beliau berjuang demi saya, jadi apalah artinya Sarjana ketika tidak
ada perjuangan Ibu, saya tidak menjadi apa-apa dan sebentar lagi saya akan lulus dan
bekerja agar bisa bertukar dengan Ibu, agar bisa beristirahat tidak bekerja lagi dimasa
tua.
Ketika kita memiliki gelar sarjana dan memiliki pemahaman mendalam
dibidang studi kita, jadi kita dapat mengaplikasikan pengetahuan kepada mereka, agar
dapat bermanfaat untuk orang lain. Selain itu dengan kita memberikan pengetahuan
tentunya dapat membantu kepada mereka yang membutuhkan khususnya temam
disabilitas, mereke membutuhkan volunter agar mereka bisa meraih cita-cita mereka
sama seperti anak pada umumnya. Saya sadar menjadi sarjana pendidikan tidak
semenarik sarjana hukum, atau sarjana kedokteran. Walaupun begitu banyak
dikatakan orang lulusan sarjana pendidikan fleksible dan bisa diterima diberbgai
macam pekerjaan, bisa kerja menjadi guru baik disekolah umum ataupun SLB, bisa
juga bekerja diperkantoran, terlebih lagi bisa menjadi terapis untuk anak-anak
disabilitas. Ia mesti mampu untuk tampil cerdas dalam mengembangkan potensi diri,
menggunakan nalar kreatif sehingga melahirkan ide-ide cemerlang yang akhirnya
mampu memberi manfaat bagi diri dan orang banyak sekaligus terlibat aktif sebagai
sang pemecah masalah. Masalah penganggguran misalnya, menurut data terbaru
tingkat pengagguran di negeri sudah masuk angka 1 juta merupakan pengguran yang
bergelar sarjana. Masalah bangsa di negeri kita sudah menggapai tingkat yang sangat
memprihatinkan. Masalah agama, sosial, budaya, politik,kemiskinan,
keterbelakangan, ekonomi, perpecahan antar anak bangsa, dan seabrek masalah
lainnya. Dibutuhkan kehadiran manusia-manusia hebat yang mampu menawarkan
solusi sekaligus sebagai pelaku pemecah terkait permasalahan tersebut, tentu ini
menjadi masalah besar bagi setiap orang yang bergelar sarjana.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, karena
pendidikan adalah suatu proses pembelajaran mengenai pengetahuan dan
keterampilan yang bisa dilakukan dimana saja. Pendidikan dapat diperoleh bagi
semua orang, dimulai dari yang kecil sampai yang tua. Pendidikan juga sangat
penting bagi semua orang yang bertujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan
potensi dalam diri. Ini membuktikan bahwa setiap manusia berhak mendapat dan
berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum
mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu
untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang
terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Perlu diketahui bersama,
generasi muda merupakan garda terdepan dalam membangun bangsa dan sebagai
generasi penerus bangsa, yang dimana generasi sekarang harus memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang luas.Dengan berkuliah, generasi muda sekarang akan dapatkan
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang lebih. Karena, saat ini sudah banyak
sekali generasi muda yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Dengan mereka
terdidik, maka mereka akan sadar betapa pentingnya meneruskan perjuangan bangsa
ini demi banyak orang. Dengan kompetensi yang dimiliki dari lulusan perguruan
tinggi, tentunya generasi muda akan menjadikan kuliah sebagai solusi untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang luas. Serta membantu untuk meraih
karir yang lebih baik. Dengan gelar pendidikan dapat meningkatkan status sosial di
masyarakat. Memiliki gelar dapat menjadi kebanggaan tersendiri. Namun, hal itu
tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk sombong. Ilmu pengetahuan yang kamu
miliki harus membuat kamu tetap memiliki sikap yang rendah hati.
Dengan melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi kita akan
membuka banyak sekali pintu karir sesuai dengan jurusan yang kita pilih saat kuliah.
Selain itu peluang kerja di luar jurusanmu pun bisa menjadi bahan pertimbangan
karena sekarang banyak sekali perusahaan yang membuka lowongan untuk lulusan
perguruan tinggi semua jurusan. Dan itu akan menjadi penentu karir kita untuk
kedepannya. Sehingga memang benar dengan melanjutkan pendidikan hingga ke
perguruan tinggi, kita bisa terus menerus belajar dan belajar. Belajar hal-hal baru
yang membuat kita terpuaskan, terutama pelajaran-pelajaran di bidang yang tengah
kita pelajari. Contohnya ketika saat ini atau nanti kita sedang berada di jurusan
pendidikan guru sekolah luar biasa, kita akan terus belajar mengenai bagaimana tata
cara menjadi guru yang baik dan benar serta berkarakter di sekolah luar biasa.
Bagaimana cara menjadi guru kelas yang baik dan sebagainya.
Harapan terbesar kepada seseorang yang telah bergelar sarjana adalah
bagaimana ilmu yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan dapat
terimplementasi dalam kehidupan yang memberi dampak perubahan dikalangan
masyarakat dan lingkungan. Ia mesti hadir sebagai pemberi harapan perubahan
sekaligus sebagai pemberi pencerahan untuk kemaslahatan ummat, negeri dan alam
semesta. Terlebih tugas berat yang mesti dimiliki bagi setiap sarjana adalah
bagaimana ia bisa tampil sebagai manusia-manusia yang memiliki adab yang luhur.
Apalah arti gelar yang mentereng, ilmu yang mumpuni, kecerdasan intelektual yang
tak terkalahkan, namun buruk dalam hal adab dan prilaku. Para sarjana yang berilmu
tinggi namun minus dalam hal adab, maka ia akan tampil dengan ilmunya untuk
hanya kepentingan diri atau golongan serta kelompoknya. Sarjana yang pintar namun
tidak memiliki adab justru lebih berbahaya dari sekedar sarjana yang kurang ilmu.
Kerusakan yang banyak terjadi disetiap lini masyarakat, bukan akibat prilaku orang
yang kurang ilmu, akan tetapi justru banyak pelakunya dari orang-orang pintar namun
memiliki adab yang curang. Akibat dari kepintarannya ia mampu membodohi
masyarakat. Misal seorang yang ingin menjadi pemimpin, ia dengan penuh
kepintaran dan retorika yang bagus mampu memberikan jani-janji manis dan harapan
kepada masyarakat untuk dapat memilihnya, namun ketika jabatan sudah di
genggam, maka janji dan harapan yang dulu semuanya hanya berupa kepalsuan,
kebohongan dan penghianatan. Bagi saya, gelar sarjana pendidikan merupakan
sebuah impian dan amanah dalam berkontribusi membangun dunia pendidikan
menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Maka dari itu ketika kita ingin
menuntaskan pendidikan dan memiliki kemampuan untuk menuntaskannya maka
tuntaskanlah sampai akhir hingga perguruan tinggi.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Shinta Maharani

Tempat Tanggal Lahir : Ranggang, 3 Oktober 2003

Instansi : Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan


Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Khusus

No.Telpon / WA : 087753724010

Anda mungkin juga menyukai