Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yasmin Nabilah Putri

Kelas : Xl MIPA 3
Judul Cerpen : Kisah Si Anak Sulung

Nabila adalah anak pertama dari dua bersaudara. Dari kecil Nabila di didik
cukup keras oleh ibu nya. Nabila mempunyai seorang adik perempuan ketika ia
duduk di kelas empat sekolah dasar.
Semasa kecil nya, Nabila hidup layak nya anak kecil pada umum nya. Namun
disatu sisi, ia di dorong untuk selalu menjadi apa yang diinginkan ibu nya. Dari
mulai ia berada di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ia sudah diharuskan bisa
membaca dengan lancar oleh ibu nya. Sedangkan dimasa itu seharusnya anak
anak cukup dibimbing untuk memberanikan diri atau berinteraksi dengan orang
lain untuk memasuki pendidikan dasar.
Namun karena Nabila termasuk ke dalam anak yang cukup cerdas dan cukup
cepat untuk menangkap segala sesuatu, sehingga memudahkan nya untuk
mempelajari apa yang seharusnya belum waktu nya untuk dipelajari.
Masa-masa di PAUD sudah Nabila lewati, bisa dibilang cukup berat, karena
ketika Nabila tidak bisa memahami apa yang ia harus pahami, ibu nya langsung
memarahi nya dan itu cukup keras untuk anak-anak seumuran Nabila waktu itu.
Setalah lulus dari PAUD, Nabila melanjutkan sekolah nya di Taman Kanak-
Kanan (TK). Nabila sangat menyukai sekolah itu, karena disaar Nabila TK, ibu
nya tidak mengharuskan Nabila menjadi apa yang ibu nya mau.
Nabila sangat menikmati sekolah nya itu, dengan teman teman dan fasilitas
sekolah yang cukup. Dengan berjalan nya waktu, Nabila sering mengikuti lomba
dan festival menari dari sekolah nya. Hingga mendapatkan juara untuk sekolah
nya.
Namun, waktu kembali berputar sehingga Nabila merasakan apa yang ia
rasakan seperti ia berada di PAUD dulu. Di TK nya Nabila akan mengadakan
Wisuda atau kelulusan. Hingga mengadakan penampilan-penampilan dari murid-
murid nya.
Awal nya Nabila cukup senang, ia berfikir bisa menari di acara itu. Seperti
teman-teman nya yang lain. Namun, ternyata itu hanya impian Nabila saja.
Karena Nabila adalah anak yang cukup cerdas dibanding teman-temannya yang
lain. Dan hanya Nabila yang cukup lancar untuk membaca dibanding teman-
temannya yang lain saat itu. Karena Nabila sudah diharuskan bisa lancar
membaca sejak Nabila berada di PAUD dulu.
Tidak disangka, untuk mengisi acara tersebut. Nabila dipilih oleh guru nya
untuk membaca pidato di acara wisuda nanti. Nabila merasa sangat keberatan,
karena ia menginginkan menari diacara tersebut bukan membaca pidato.
Guru nya Nabila pun memberi tahu ibu nya Nabila bahwa Nabila akan
membawakan pidato diacara wisuda nanti. Ibu nya pun sangat setuju, karena ia
tahu anak nya mampu melakukan itu. Nabila sangat merasa tertekan, karena ia
diharuskan untuk belajar membaca pidato diumur Nabila yang dibilang masih
sangat dini.
Nabila belajar membaca pidato dengan intonasi dan gaya yang diajarkan oleh
ibu nya. Dan semua itu tidak berjalan dengan lancar, karena Nabila tidak
menginginkan hal itu. Ia ingin menari bersama teman-temannya, bukan membaca
pidato seperti ini.
Namun, apabila Nabila menolak ibu nya akan memarahi nya. Tidak sesekali
Nabila menangis ketika ia sedang belajar membaca pidato untuk acara nanti. Dan
ibu nya pun memarahi Nabila kalau Nabila menangis. Ibu nya sangat ingin Nabila
lebih unggul dibanding teman-temannya Nabila yang lain.
Acara wisuda pun tiba, usaha keras Nabila selama ini akan ditunjukan kepada
banyak orang. Kepada guru nya, temannya, hingga ibu nya. Kini giliran Nabila
yang akan menaiki panggung tersebut, untuk membacakan pidato.
Tidak disangka, Nabila mampu membacakan pidato tersebut dengan lantang
dan lancar. Tidak kelihatan seperti anak TK pada umum nya, Nabila sangat baik
untuk menampilkan penampilannya saat itu. Semua orang bertepuk tangan saat
keras untuk Nabila. Tapi tidak dengan ibu nya.
Ibu nya terlihat biasa saja seperti tidak membangga-banggakan kan Nabila,
atau bahkan memuji Nabila walaupun hanya sepatah kata pun. Namun itu semua
tertutupi oleh pujian dari guru dan teman temannya saat itu. Ibu nya malah berkata
kalau Nabila masih memiliki kekurangan saat berpidato tadi. Nabila cukup sedih
mendengar perkataan ibu nya.
Kini Nabila sudah berada di Sekolah Dasar, duduk dikelas satu SD. Singkat
cerita, Nabila mendapat juara satu dikelas nya. Nabila sangat senang ia bangga
dengan apa yang ia dapatkan. Namun tidak dengan ibu nya, ibu nya seperti biasa
saja seolah tidak ada apa-apa. Nabila hanya bisa terdiam.
Gelar juara satu selalu didapatkan Nabila, mulai dari kelas satu SD hingga
kelas empat Sd. Dimana saat itu Nabila sudah mempunyai adik perempuan. Dan
disaat itu juga, ketika Nabila duduk dikelas empat SD. Ada anak baru disekolah
itu dan kabar nya anak baru itu sangat pintar, ia berasal dari sekolah yang lebih
bagus dari pada sekolah Nabila yang sekarang.
Nabila merasa cukup khawatir dengan kedatangan anak baru tersebut. Ia takut
posisi untuk mendapatkan juara satu dikelas nya kini direbut oleh anak baru
tersebut. Karena anak baru itu pun sama seperti Nabila, ia selalu mendapat juara
satu disekolah lama nya dulu. Di jam istirahat Nabila sedang mengobrol dengan
teman-temannya termasuk anak baru itu.
"Kamu kalau belajar, kapan aja?" tanya Nabila ke anak baru itu. "Aku belajar
hampir tiap hari, pagi siang sore malam kalau aku ingin belajar ya aku belajar"
ucap Dita si anak baru.
Nabila merasa sangat terkejut dengan jawaban Dita, karena walaupun Nabila
selama ini mendapat juara satu dikelas nya, nabila tidak sesering itu untuk belajar.
Mulai dari situ Nabila menambah waktu belajar nya agar tidak terkalahkan oleh
Dita.
Usaha Nabila pun tidak sia-sia, Nabila pun akhirnya bisa menduduki posisi
juara satu nya lagi hingga kelas enam SD. Nabila sangat bangga, guru-guru nya
Nabila pun juga sangat bangga pada Nabila. Namun seperti biasa, ibu Nabila
sangat berbeda. Ia terlihat biasa saja.
Dari PAUD hingga kelas enam SD, Nabila tidak pernah mendengar pujian atau
ucapan bangga ibu nya terhadap Nabila. Hingga Nabila terbiasa dengan hal itu.
Dan selama Nabila berasa di Sekolah Dasar pun itu tidak berjalan dengan mulus.
Dibalik Nabila yang selalu mendapat juara satu dari kelas satu SD sampai kelas
enam SD. Ibu nya lah yang sangat memaksa Nabila untuk mendapatkan juara
dikelas nya.
Tapi, walaupun itu kemauan ibu nya. Ibu nya tidak terlihat senang padahal
keinginan ibu nya agar Nabila mendapat juara dikelas nya itu sudah terbayarkan.
Selama Nabila duduk di sekolah dasar, ibu nya selalu membanding-bandingkan
Nabila dengan anak-anak lain.
Ibu nya selalu berucap seolah-olah Nabila tidak bisa apa-apa, usaha Nabila
selama ini tidak pernah ada di mata ibu nya. Nabila yang sudah tau karakter ibu
nya pun hanya bisa terdiam dan menangis.
Lulus SD pun sudah Nabila lewati. Kini Nabila sudah berada di Sekolah
Menengah Pertama dimana Nabila memasuki jenjang pendidikan yang lebih
serius lagi. Nabila yakin ia akan bisa seperti ia duduk di Sekolah Dasar dulu. Ia
yakin bahwa ia bisa mendapat juara kelas pertama.
Namun ternyata tidak, untuk pertama kali nya Nabila mendapat juara ketiga
dikelas nya. Nabila yang selalu mendapat juara pertama dikelas nya, kini
mendapatkan juara ketiga. Ternyata saingan di kelas nya cukup banyak dan tidak
sama seperti di SD.
Ibu nya yang sangat ingin Nabila lebih unggul dibanding teman-temannya
yang lain, kini harus menhetahui bahwa anak nya mendapatkan juara ketiga
dikelas nya. Keluar kata-kata yang sangat tidak diinginkan Nabila, karena Nabila
yang sudah memasuki usia remaja. Ia sudah mampu memahami perkatan ibu nya,
Nabila pun cukup kesal dengan perkataan itu.
Tiga tahun berada di Sekolah Menengah Pertama, Nabila merasa sangat
tertekan. Karena pelajarannya yang sudah cukup sulit dan ibu nya yang selalu
merasa Nabila itu kurang untuk nya. Nabila hanya bisa memendam perasaan
kecewa nya itu sendirian.
Lulus SMP pun sudah Nabila lewati, kini Nabila sudah dewasa. Nabila berada
di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dimana adik Nabila pun sudah memasuki
Sekolah Dasar kelas satu.
Dan kini, bukan hanya dibandingkan oleh teman-temannya yang lain. Nabila
sekarang sering dibandin-bandingkan oleh adik nya sendiri. Ibu nya merasa sangat
senang dengan apa yang adik nya lakukan. Beda seperti Nabila dulu.
Bisa dilihat, Nabila dan adik nya cukup berbeda. Di seumuran adik nya Nabila
dipaksa untuk menjadi apa yang ibu nya inginkan hingga harus mendapat juara
pertama dikelas nya. Berbeda dengan adik nya, yang agak lambat untuk
menangkap hal baru justru sangat di bangga-banggakan oleh ibu nya.
Nabila merasa diperlakukan tidak adil oleh ibu nya. Karena perlakuan ibu nya
kepada adik nya tidak sama, sama apa yang Nabila rasakan dulu.
Hingga Nabila berani mengatakan "Kenapa ibu selalu bangga-banggain dia
yang gaada apa-apa nya dibanding aku dulu, aku jauh lebih dari itu bu dulu, tapi
ga pernah ada di mata ibu" ucap Nabila ke ibu nya dengan nada yang cukup keras.
Karena Nabila sudah tidak tahan dengan perlakuan dan ucapan ibu nya itu.
Apa lagi melihat perlakuan yang sangat jauh berbeda ke adik nya. Yang selalu
dimanja, dituruti kemauannya, tidak diperlakukan tegas layak nya Nabila dulu.
Bahkan ibu nya berkata "Gapapa, anak ibu yang ini tuh pinter, ga bandel, ga
seperti kakak nya".

Pengarang : Yasmin Nabilah


Putri

Anda mungkin juga menyukai