Anda di halaman 1dari 5

Suasana sekolah di pagi hari sangat ramai karena banyak murid yang telah datang agar tidak

telat masuk ke sekolah. Termasuk seorang gadis remaja berkacamata yang sering mendapatkan rangking
paling bawah di kelas yang kerap dipanggil dengan Daisha. Walaupun Daisha sering kali mendapatkan
rangking paling bawah di kelas tetapi ia memiliki akhlak yang baik, membuat ia disukai oleh guru. Daisha
juga tidak memiliki teman, membuat ia selalu kemana-mana sendiri dan ia pun juga duduk sendiri tidak
memiliki teman bangku.

“Tringg..tringg..” bunyi bel pun terdengar membuat semua murid memasuki kelas mereka
masing-masing. Ketika murid-murid sudah memasuki kelasnya, dan duduk di bangku masing-masing. Tak
lama kemudian suara langkah kaki dari luar pun terdengar membuat kelas yang sebelumnya riuh
menjadi sunyi. Pintu kelas XII MIPA 2 pun terbuka menandakan bahwa Bu Mirna sebagai pengajar
bahasa Indonesia kelas XII telah masuk, sebelum Bu Mirna mengajar tak lupa ia mengabsen murid-murid
yang berada di kelas MIPA 2. Setelah Bu Mirna mengabsen, ia pun memulai pembelajarannya dan
murid-murid pun memperhatikannya dengan seksama tak terkecuali Daisha. Daisha yang tahu bahwa
dirinya yang lemah dalam akademik pun mencatat materi-materi yang disampaikan Bu Mirna, hingga
membuat fokusnya terbagi menjadi dua.

Beberapa jam kemudian..

“Tringg..tringg..” bunyi bel istirahat yang dinantikan murid-murid pun terdengar, membuat guru-
guru yang mengajar mengakhiri pembelajarang tak terkecuali Bu Mirna. “Anak-anak karena sekarang
telah memasuki waktu istirahat mari kita selesaikan pembelajaran ini dan silahkan menikmati istirahat
kalian,” ucap Bu Mirna sambil berjalan keluar kelas. Murid-murid pun yang melihat Bu Mirna telah
keluar membuat mereka bangkit dari bangkunya dan bergegas ke kantin kecuali Daisha, karena Daisha
membawa bekal dari rumah. Daisha pun mengambil lalu membuka bekalnya dan memakannya hingga
habis. Setelah bekalnya habis, ia pun melihat sekitar dan mendapati teman-teman kelasnya yang sedang
asyik bercanda yang dihiasi tawaan diantara mereka. Daisha yang melihat itu pun merasa iri akan
pertemanan mereka tetapi ia tersadar bahwa gadis seperti dirinya tidak pantas bergabung dengan
mereka.

Tak lama kemudian,

“Tringg..tringg..” bunyi bel jam kedua pun berbunyi, membuat murid-murid duduk kembali di
bangkunya. Pintu kelas XII MIPA 2 pun terbuka menandakan bahwa Bu Abel sebagai pengajar
matematika kelas XII telah masuk, tidak lupa ia mengabsen semua murid kelas XII MIPA 2 terlebih
dahulu sebelum memulai pembelajaran. Setelah mengabsen, Bu Abel pun memulai menjelaskan
pembelajarannya dengan rumus itu, sehingga membuat Daisha yang lemah dalam hal itu kesulitan
memahaminya. Kemudian Bu Abel mengangkat suaranya dan memberikan soal latihan kepada murid
kelas XII MIPA 2. “Anak-anak silahkan kerjakan latihan soal yang ibu tulis di papan tulis,” ucap Bu Abel
sambil menunjuk papan tulis yang berisi latihan soal yang diberikannya.

Daisha pun mengerjakannya dengan kesulitan karena ia belum memahami pelajaran tersebut.
Semua murid telah selesai mengerjakannya kecuali Daisha. Bu Abel yang mengetahui bahwa Daisha
belum memahami dan belum mengerjakannya pun memarahi Daisha, karena setiap di mata pelajaran
matematika selalu saja Daisha tidak memahami pelajarannya. “Daisha, kamu kalau belum mengerti
seharusnya bertanya minimal ke teman kamu atau tidak ibu sendiri!,” marah Bu Abel sambil menunjuk
teman kelas Daisha dan beralih ke arah Bu Abel itu sendiri. Daisha yang tersinggung dengan perkataan
Bu Abel, sadar bahwa ia memang sangat lemah dalam bidang ini dan mengetahui bahwa teman-teman
kelasnya tidak ingin berteman dengannya pun hanya dapat diam dan mengangguk sebagai balasan
perkataan Bu Abel. “Jangan hanya ngangguk-ngangguk saja, pekan depan ibu mau lihat kamu berubah,
kamu harus ingat satu hal kamu itu udah kelas XII sudah mau ujian sekolah dan lulus kemudian
memasuki perguruan tinggi,” tegas Bu Abel dan memberi peringatan kepada Daisha.

Tak lama kemudian..

“Tringg..tringg..” bunyi bel yang ditunggu-tunggu semua murid pun terdengar dan menandakan
bahwa istirahat kedua pun tiba. Guru-guru yang mengajar pun mengakhiri pembelajarannya termasuk
Bu Abel sendiri. “Anak-anak sampai segini dulu pembelajaran kalian hari ini dan tak lupa kamu Daisha
ibu mau lihat pekan depan kamu sudah berubah,” ucap Bu Abel menutup pembelajaran dan diakhiri
peringatan untuk Daisha. Daisha pun yang mendengar itu hanya bisa mengangguk dan Bu Abel pun
keluar dari kelas. Murid-murid yang melihat Bu Abel telah keluar membuat mereka bangkit dari
bangkunya dan bergegas keluar dari kelas ada yang ingin ke kantin dan ada beberapa murid juga yang
ingin melaksanakan kewajibannya yaitu sholat, termasuk Daisha. Daisha pun keluar kelas dan berjalan
ke musholla untuk melaksanakan kewajibannya.

Setelah ia melaksanakan kewajibannya ia pun pergi ke kantin untuk membeli makan siang.
Sepanjang jalan di koridor Daisha memikirkan perkataan Bu Abel dan ia mengambil sisi positifnya, yaitu
ia harus berubah tidak seharusnya dia hanya diam begitu saja meretapi kebodohannya. Daisha pun
berpikir jika setelah dari kantin ia ingin ke ruang guru dan meminta untuk belajar khusus dengan semua
guru untuk mengajarinya sepulang sekolah. Daisha yang sudah sampai di kantin pun dengan cepat
memesan makanan dan menunggu makanannya siap. Tak lama kemudia pesanan Daisha pun datang
dan Daisha langsung menerimanya tak lupa ia berterima kasih dan tersenyum kecil. Daisha pun
melahapnya sampai habis, tak lupa ia membereskan bekas makanannya lalu ia pergi bergegas ke ruang
guru sebelum bel masuk berbunyi.

Daisha pun sampai di depan ruang guru dan mengetuk pintu ruang guru lalu membuka pintunya
tak lupa ia mengucapkan salam. “Permisi bu, saya mau mencari Bu Abel, saya ingin berbicara
dengannya,” ucap Daisha dengan sopan kepada guru lainnya. “Tunggu saya panggilkan sebentar,” ucap
guru yang bertemu dengan Daisha dan Daisha pun hanya dapat mengangguk dan berterima kasih
sambil tersenyu m kepada guru yang tadi bertemu dengannya.

Tak lama kemudian, Bu Abel pun keluar dan bertemu dengan Daisha serta bertanya kepada
Daisha. “Ada keperluan apa nak sampai mencari ibu?,” Tanya Bu Abel kepada Daisha. Daisha pun
menjelaskan tujuannya ingin bertemu dengan Bu Abel. “Jadi gini bu, kalau ibu tidak keberatan saya ingin
di ajar khusus oleh ibu atau dapat dibilang les sama ibu sepulang sekolah,apakah boleh?,” ucap Daisha
menjelaskan tujuannya sekaligus bertanya kepada Bu Abel. Bu Abel pun yang mendengar itu tentu
senang dan menerima tawaran Daisha dengan senang hati. “Saya tidak keberatan kok justru sangat
senang karena kamu ingin berusaha dan maaf jika perkataan ibu saat tadi membuat kamu tersinggung,”
jawab Bu Abel dan meminta maaf kepada Daisha. Daisha yang mendengar perkataan Bu Abel pun
lansung menggeleng dan berucap “Tidak kok bu justru membuat saya tersadar bahwa saya tidak boleh
diam saja dan meretapi kebodohan saya dan terima kasih bu mau mengajari saya, kalau boleh bertanya
mulainya kapan yah bu?”. Bu Abel yang mendengar perkataan Daisha pun tersenyum bangga dan
berpikir sebentar lalu menjawab pertanyaan Daisha “Mulai hari ini saja sepulang sekolah di kelas kamu
saja yah belajarnya” jawab Bu Abel dan Daisha pun mengangguk sebagai balasannya. Daisha pun
berpamitan dan berterima kasih sekali lagi kepada bu Abel. Daisha tidak hanya meminta di ajar khusus
oleh Bu Abel tetapi dengan guru lainnya,setelah ia meminta kepada guru-guru lainnya, kemudian ia
bergegas ke kelas sebelum bel berbunyi.

“Tringg..tringg..” bunyi bel masuk pembelajaran terakhir pun telah berbunyi, membuat semua
murid masuk ke kelasnya masing-masing termasuk Daisha yang baru saja sampai di kelasnya dan
bergegas duduk di bangkunya. Pintu kelas XII MIPA 2 pun terbuka dan terdapat seorang guru pengajar
fisika bernama Bu Dina yang sedang berjalan memasuki kelas XII MIPA 2. Seperti guru lainnya Bu Dina
pun mengabsen murid-murid terlebih dahulu sebelum menjelaskan materinya. Setelah Bu Dina
mengabsen ia pun mulai menulis di papan tulis sambil menjelaskan pembelajaran hari ini dan murid-
murid memperhatikannya dengan seksama. Karena sekarang sudah pembelajaran terakhir membuat
beberapa murid mengantuk adapun yang sampai tertidur. Tetapi tidak dengan Daisha karena ia ingin
berusaha semaksimal mungkin di pembelajaran kali ini, tak lupa ia bertanya kepada guru jika ia tidak
paham dengan penjelasan Bu Dina.

Beberapa jam kemudian..

“Tringg..tringg..” bunyi bel yang dinantikan semua murid pun akhirnya terdengar, guru-guru
yang mengajar pun mengakhiri pembelajarannya termasuk Bu Dina. “Mari kita akhiri pembelajaran hari
ini, dan semoga kalian pulang di rumah dengan selamat, hati-hati yah nanti di jalan,” ucap Bu Dina
mengakhiri pembelajaran dan mendoakan murid-muridnya. “Aamiin, semoga ibu juga pulang di rumah
dengan selamat,” balas semua murid kelas XII MIPA 2 dan mendoakan kembali Bu Dina. Semua murid
pun membereskan barang-barangnya dan bergegas untuk pulang kecuali Daisha karena Daisha ingin
belajar khusus bersama Bu Abel dan guru lainnya, tetapi hari ini ia diajar oleh Bu Abel.

Daisha pun menyiapkan alat tulisnya bsambil menunggu Bu Abel datang ke kelas. Setelah Daisha
menyiapkan perlatannya tak lama Bu Abel pun datang dan memulai mengajar Daisha, ia
mengajarkannya dengan telaten dan sabar hingga membuat Daisha mudah memahami pelajarannya.
Setelah Daisha belajar khusus dengan Bu Abel pun membuat ia tidak patah semangat, karena Bu Abel
sangat mendukungnya begitupun dengan guru lainnya.

Hari-hari terulang begitu saja, dengan Daisha yang selalu pulang lebih lama dibandingkan murid
lainnya tetapi tidak membuat ia iri dengan murid lainnya karena ia belajar untuk dirinya sendiri. Daisha
pun mengalami peningkatan sedikit demi sedikit, dengan dukungan dan bantuan guru-gurunya
membuat ia lebih semangat untuk merubah dirinya menjadi lebih baik lagi.
Hingga suatu hari, dua pekan sebelum Daisha ujian sekolah ia meminta agar menambah jam
belajar khususnya menjadi lebih lama lagi, dan guru-guru tidak keberatan sama sekali dengan
permintaan Daisha. Daisha yang mendapat jawaban dari gurunya bahwa Daisha boleh menambah jam
pun membuat Daisha sangat berterima kasih kepada guru-gurunya. “Daisha sangat berterima kasih
kepada guru-guru mau mengajarkan saya dengan telaten dan sabar, Daisha juga ingin meminta maaf jika
selalu merepotkan guru-guru,” ucap Daisha berterima kasih dan meminta maaf kepada guru-guru.
“Sama-sama Daisha, dan kamu tidak merepotkan kami kok justru kami malah bangga kepada kamu
karena sudah mau berubah hingga sejauh ini,” jawab Bu Abel mewakili guru-guru lainnya.

Waktu pun berjalan, hingga tiba dimana ujian sekolah sudah dimulai. Daisha pun yang sudah
mengalami peningkatan dalam pembelajaran, membuat ia dengan mudah mengerjakan semua soal-soal
selama ujian sekolah. Daisha juga termasuk salah satu orang yang cepat mengumpulkan lembaran ujian.
Waktu yang berlalu sangat cepat hingga sekarang adalah ujian sekolah yang terakhir. Daisha yang
mengetahui ujian sekolah sudah ingin usai pun, semakin semangat belajar buat ujian sekolah. Daisha
mengerjakan ujian dengan sangat telaten agar tidak ada yang salah, ia memperhatian lembaran ujiannya
dan memeriksanya dengan baik sebelum ia kumpulkan. Setelah selesai, Daisha pun mengumpulkan
lembaran soalnya dan sisa menunggu hasil akhirnya, ia sangat bangga kepada dirinya karena bisa
melalui semuanya hingga ia bisa menjadi seperti ini.

Keesokan harinya, hasil ujian pun akhirnya keluar dan dipajang di papan informasi. Daisha yang
ingin melihat nilainya pun segera berjalan menuju ke papan informasi, sepanjang jalan beberapa murid
mengucapkan selamat kepadanya, membuat Daisha terbingung. Daisha pun sampai di papan informasi
dan mencari namanya ternyata namanya tertera di paling atas dan mendapatkan rangking satu
diangkatannya atau rangking satu paralel pada saat ujian sekolah.

Hari-hari terus berlalu, hingga dimana hari wisuda pun tiba. Murid-murid pun bersiap dengan
toganya masing-masing dan merapikannya agar terlihat cantik di hari yang bersejarah ini yaitu hari
kelulusan. Wisuda pun dimulai oleh mc dan acara dibuka oleh kepala sekolah, dan beberapa tampilan
yang di tampilkan oleh murid-murid yang wisuda. Tak lama kemudian, satu per satu nama wisudawan di
panggil termasuk Daisha dan nama wisudawan yang dipanggil naik ke atas panggung. Kemudian,
pengumuman siswa terbaik pun telah ingin diumumkan. “Kepada murid-murid sekalian pengumuman
siswa terbaik akan dumumkan, menurut kalian kira-kira siapa yah,” ucap mc yang mebuat wisudawan
penasaran. “Kalian penasaran tidak?,” Tanya mc kepada wisudawan agar tidak terlalu tegang.
“Iyaaa,”jawab wisudawan dengan sorakan. “Murid terbaik tahun ajaran ini adalah…” ucap mc kembali
mengangkat suaranya membuat wisudawan semakin penasaran termasuk Daisha. “Murid terbaik tahun
ajaran ini adalah Daisha, dari kelas XII MIPA 2,” ucap mc mengumumkan siswa terbaik dan disambut
dengan tepukan tangan. “Kepada murid yang disebutkan namanya mohon naik ke atas panggung,”
lanjut mc.

Daisha yang masih terkejut bahwa ia menjadi murid terbaik di tahun ajaran ini pun menghadap
ke arah guru-gurunya dan dibalas dengan anggukan dan senyum bangga oleh guru-gurunya terhadap
Daisha. Karena tak ingin orang menunggu lama akhirnya Daisha pun naik ke atas panggung dan melihat
kepada wisudawan lain yang sedang menatapnya ke arahnya. Setelah itu, Daisha dibawakan
penghargaan dengan Bu Abel dan diberikan penghargaan oleh kepala sekolah . Bu Abel yang melihat itu
tersenyum bangga kepada Daisha dan mengucapkan selamat.

Wisuda pun telah usai, sebelum Daisha pulang ia menyempatkan diri untuk bertemu dengan
semua guru dan berterima kasih kepada mereka semua. “Kepada semua guru yang ada di sini, saya
sangat berterima kasih kepada kalian semua, berkat kalian saya bisa menjadi seperti ini saya berhutang
budi dengan kalian semua,” ucap Daisha kepada semua guru dan berterima kasih kepada mereka yang
telah mengajarnya dengan sangat telaten. “Kalau begitu, Daisha pamitpulang yah, sekali lagi Daisha
sangat berterima kasih kepada kalian,” pamit Daisha kepada guru-guru dan tak lupa Daisha menyalimi
tangan guru-gurunya dan dibalas dengan senyuman bangga oleh gurunya dan beberapa gurunya
memeluk Daisha, setelah itu gurunya mempersilahkan Daisha untuk pamit pulang.

-THE END-

Anda mungkin juga menyukai