Mentari pagi datang menyinari kota besar di pagi hari. Seluruh
orang telah disibukkan dengan segala urusannya. Entah itu bekerja, bersekolah ataupun kegiatan lainnya. Jalanan selalu ramai dengan orang dipagi hari, terutama siswa yang berangkat menuju sekolah yang ada di kota. Di sekolah, ada tiga orang sahabat yang selalu bersama dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, mereka selalu satu kelas. Mereka sudah seperti saudara yang selalu bersama sama dimanapun dan kapanpun. Mereka yaitu Andi, Farel, dan Gilang, mereka selalu baik dan ramah terhadap teman lainnya, namun hanya farel yang terkadang selalu jahil dan selalu malas saat ada tugas yang diberikan oleh Bapak atau Ibu Guru. Andi selalu bersikap sopan dan baik terhadap teman teman, Andi memiliki pikiran yang lebih dewasa daripada teman temannya, sedangkan Gilang adalah sosok yang ceria dan penuh canda tawa, namun dia selalu marah dan ngambek jika ada candaan yang berlebihan tentang dirinya. Mereka bertiga sangat berbeda terutama pada kepribadian yang mereka miliki. Pada suatu hari dipagi hari bel untuk masuk kelas berbunyi Andi, Farel, Gilang dan teman teman lainnya bergegas untuk memasuki kelas dan bersiap untuk memulai pembelajaran. Semua Guru pun bergegas memasuki kelas untuk memulai pembelajaran. “Assalamualaikum anak-anak” “Waalaikumsalam Bu” jawab murid murid Bu Guru pun langsung memberitahukan bahwa hari ini Ibu Guru ada keperluan, sehingga ibu Guru hanya sebentar ke kelas untuk memberikan tugas kepada siswanya. “Anak anak, mohon maaf hari ini saya tidak bisa mengajar di kelas karena ada keperluan. Tolong jangan keluar kelas, apalagi sampai ramai di kelas. Hari ini saya akan memberi tugas kelompok untuk kalian kerjakan. Untuk anggota kelompok kalian bisa atur sendiri untuk membentuk kelompok” ucap Ibu guru “Baik Bu” jawab murid murid Setelah ibu guru menjelaskan tugas kelompok yang dikerjakan, Ibu Guru pun meninggalkan kelas. Andi, Farel, dan Gilang pun segera membentuk kelompok. “Ayo kita berkelompok untuk mengerjakan tugas dari ibu guru ini, kita bisa mengerjakannya bersama-sama” ajak Andi “Ayo!! jawab Gilang Farel pun hanya terdiam dan tidak menghiraukan ajakan Andi untuk mengerjakan tugas kelompok dari Ibu Guru. “Ayo Farel kita kerjakan ini bersama sama” ajak Gilang “Tidak mau, kamu kerjakan sendiri bersama Andi” jawab Farel “Kenapa kamu begitu?” tanya Andi “Aku kan sudah pintar, kalian kerjakan saja tugas itu agar kalian bisa pintar sepertiku.” sahut Farel dengan sombong. Padahal dia malas mengerjakan tugas itu. Andi pun sangat emosi dan marah karena sikap Farel tersebut. Andi pun langsung memarahi Farel. “FAREL!!” bentak Andi “Kenapa” jawab Farel dengan santai “Ayo kerjakan tugas ini bersama sama” ajak Andi dengan kesal Farel pun ikut terpancing emosi dan Andi juga sangat kesal dengan Farel, sehingga mereka pun hampir bertengkar karena hal itu. Gilang pun akhirnya melerai mereka berdua. “sudah sudah jangan bertengkar disini, nanti teman teman lain bisa terganggu. Udah besar malu kalau masih bertengkar” kata Gilang Dengan segala kerendahan hatinya Andi pun mengalah dan meninggalkan Farel. Akhirnya tugas kelompok itu hanya dikerjakan oleh Andi dan Gilang, karena Andi dan Farel masih bertengkar dan belum damai bahkan sampai pulang sekolah. Pada keesokan harinya tugas mereka pun tidak selesai karen hanya Andi dan Gilang yang mengerjakannya, mereka berdua pasrah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan karena bel masuk sudah hampir berbunyi. Bel pun berbunyi dan ibu guru segera memasuki kelas mereka. “Assalamualaikum anak-anak, bagaimana tugas kelompok kemarin apa sudah selesai semuanya?” tanya ibu guru “Waalaikumsalam Bu, sudah selesai” jawab murid murid lain Akhirnya ibu Guru pun melihat pekerjaan murid muridnya. Saat ibu guru menghampiri kelompok Andi, Ibu Guru kaget karena tugas mereka belum selesai. Gilang pun menjelaskan permasalahan yang terjadi kemarin. “Maaf Bu sebelumnya, kemarin kami ada masalah saat mengerjakan tugas itu. Andi dan Farel hampir bertengkar karena Farel tidak mau ikut membantu untuk mengerjakan tugas” kata Gilang “Benarkah Andi, Farel?” tanya Ibu Guru “Iya Bu benar” jawab Andi dan Farel Akhirnya ibu guru pun menasehati mereka berdua agar saling berdamai dan maaf-maafan serta tidak bertengkar lagi. “Andi, Farel kalian ini kan sahabat, sahabat itu tidak boleh saling bertengkar, apalagi sampai bermusuhan dan berpisah. Harusnya sahabat itu bisa saling menginggatkan satu dengan lainnya, ketika yang lain salah kita bisa menasehatinya dengan sopan, selain itu harus juga saling mengingatkan dalam hal kebaikan, jangan sampai bertengkar hanya karena masalah sepele. Ayo sekarang bermaaf-maafan dan silahkan melanjutkan tugasnya” kata Ibu Guru “Iya Bu, kami minta maaf, kami janji tidak akan bertengkar lagi” jawab Andi dan Farel Setelah itu Andi dan Farel pun saling bermaaf-maafan “Andi maaf ya, aku kemarin sudah membuatmu emosi karena sikapku” ucap Farel “Iya, aku juga minta maaf ya Farel karena telah membentakmu kemarin” balas Andi Mereka berdua pun sudah berbaikan, kemudian mereka segera melanjutkan tugas kelompok kemarin yang diberikan oleh ibu guru. Akhirnya tugas mereka pun bisa terselesaikan dengan baik. Setelah seluruh kejadian itu mereka bertiga sadar bahwa sesama teman atau sahabat baik itu harus saling menolong, mengingatkan, menasehati dalam kebaikan dan kebenaran, saling menghargai dan lain lain. Dalam setiap hubungan, terutama hubungan persahabatan saling mengerti keadaan satu sama lain dan saling peka terhadap kondisi sesama itu sangat diperlukan agar hubungan itu bisa bertahan selama-lamanya.