Anda di halaman 1dari 6

SETARA

By: Kelompok 2

INTRO & VOICE OVER

Ketimpangan sosial adalah kondisi dimana terdapat perbedaan signifikan dalam distribusi
sumber daya, peluang, hak, dan keuntungan di antara individu atau kelompok dalam masyarakat.
Faktor fakor yang menyebabkan ketimpangan sosial adalah kondisi geografis, kondisi
pendidikan, kondisi ekonomi, kondisi kesehatan, kemiskinan, dan kurangnya lapangan
pekerjaan. Bentuk ketimpangan sosial yaitu memperlakukan orang yang berpakaian mahal
dengan baik daripada orang yang berpakaian biasa saja, perbedaan hukuman yang diterima
koruptor dengan hukuman pencuri roti di warung, munculnya ketidaksetaraan gender sebagai
contoh dalam pekerjaan lebih mengutamakan kemampuan kaum pria.

Hari Minggu Pagi


Arif: bantu ibumu ras, daritadi asik main handphone aja.
Laras : laras lagi ngerjain tugas pak, bukannya main hp. Itu mas Aldo nganggur kan bisa bantu ibu.
Arif: masmu itu masih capek, kemarin dia lembur tugas. Sana gih.
Laras: Iya iya pak. Berjalan bantu ibu jemur pakaian.
Laras: Sini bu, biar laras aja.
Arum: Ndak usah. Udah sana belajar sana, kemarin katanya banyak tugas.
Laras: biasalah bu, daripada bapak marah.
Arum: tersenyum spt kumon
*Dapur*
Arif: buu, masih lama masaknya?
Arum: bentar pak
Arum: yuk ke depan, udah ditunggu bapak dan masmu.
Aldo: wah wahh enak nih
Aldo: oh ya pak, nanti setelah lulus mau lanjutin kuliah di univ swasta
Arif: bagus bagus, nanti bapak bantu carikan kos, jangan khawatir masalah uang juga yo, sekolah yang bener
pokoknya
Aldo: hehe siap pak makasih
Laras :pak...
Laras : setelah lulus SMA laras mau ambil jurusan seni di universitas luar kota.
Bapak merespon tidak suka.
Arif : halah masih lama, ngapain mikir kuliah. Ngapain juga kamu kuliah, pada akhirnya perempuan juga
kerjanya di dapur.
Aku dan ibu kaget mendengar perkataan bapak.
Laras: ini mimpi laras pak! Kenapa bapak selalu larang apa yang laras mau?
Arif: ngelawan kamu?!
Laras: selama ini laras belajar rajin juga demi masuk sekolah yang bagus pak, apa salahnya? Mas aldo yang
kuliah swasta bapak dukung penuh. Sedangkan laras?. (nadamulaitinggi)
Aldo: apasih bawa bawa mas
Arum: udah udah..
Bapak terdiam. Laras menahan tangis lalu pergi menuju kekamarnya. Kamar laras ditutup dengan cukup
kencang. Laras hanya bisa menangis di kamarnya sambil memikirkan nasib untuk kedepannya.

Flashback
Laras dan ibunya selalu mengerjakan pekerjaan rumah walaupun bapak dan masnya hanya santai
sambil nonton tv.
Laras selalu dapat barang bekas pakai kakaknya.

Tapi meskipun begitu, ibu selalu berada di pihakku. Walau kadang ia tidak begitu paham apa yang aku alami
dan zaman yang telah banyak berubah.

Flashback
Ibu diam diam beri uang jajan tambahan, ternyata uang seribuan dan 2ribuan.

Senin pagi
Aku terbiasa bangun pukul 4 pagi lalu mulai menyiapkan segala keperluanku untuk sekolah, membantu ibu
memasak sarapan, membangunkan kakakku dan berangkat sekolah pukul 6 pagi bersama temanku, Sekar.
Ini adalah tahun keduaku di SMA, aku hanya berharap tahun ini aku bisa bersekolah dengan lebih tenang lagi.
Di tahun ini aku masuk ke kelas unggulan, cukup menegangkan karena akanbersaing dengan para anak
‘berpengaruh’ di sekolah ini.
Laras: duduk di tengah tengah aja biar bisa lebih paham materinya.
Sekar: Okay.
Bel berbunyi
Bu Naya: Selamat pagi anak anak. Perkenalkan sana Bu Naya yang akan menjadi wali kelas kalian selama 1
tahun ke depan. Awas yaa jangan sampai buat masalah. (nada mengancam sambil bercanda)
Bu naya: oke sekarang gantain perkenalan dari ujung depan ya.
Semua siswa bergantian berkenalan, yang aku lihat dari teman sekelasku adalah.. mereka oang kaya!
Dania: dania, salam kenal tapi jangan sok kenal ya, beda level
Bu naya: hush ga boleh gitu
Dania: bercanda bu haha
Akhirnya giliranku
Laras: halo semua, namaku Laras, semoga kita bisa akrab kedepannya. (senyum ramah)
Dania and the geng melihatku tak suka, entah apa yang salah denganku. Sesi perkenalan berakhir dan Bu Naya
memulai pembelajaran.
Istirahat
Bu Helga: Anak anak saya minta tolong bawakan buku ini ke meja saya yaa. (berjalankeluarkelas)
Siswa: baik bu
Shella: woy! Tuh bawa bukunya ke ruang guru.
Laras : aku?
Shella: ya iyalah siapa lagi hahah (ketawa sarkas)
Inilah awal mula hidupku di sekolah mulai tidak tenang.

SCENE PERCEPAT
Dania: laras! Gantiin piket!
Sheila: beliin makanan di kantin sana!
Dio: Kerjain tugas gw nih!

Baru 2 minggu bersekolah, rasanya sangat melelahkan bagiku. Entah kenapa aku takut menolak mereka. Aku
tahu mereka begitu karena aku adalah orang yang berbeda dari mereka. Aku tidak punya barang branded seperti
mereka.
Awal tahun keduaku sungguh melelahkan, semua orang memperlakukan aku dengan berbeda. Siswa kelas lain
pun sengaja mendorongku dari antrian kantin seperti apa yang dilalukan Danian dan teman temannya di
kelasku.
Aku berjalan sambil melamun, memikirkan bagaimana nasibku kedepannya di sini. Melwati mading sekolah
aku melihat poster lomba menggambar. Buru buru aku menemui guru seni untuk mendaftar. InI adalah langkah
bagus untukku mencari pengalaman sebanyak banyaknya.
Laras: permisi pak Devan. Saya mau mendaftar lomba pak.
Pak Devan: oke, isi formulir ini dan dikumpulkan besok pagi. Jangan lupa minta izin orang tua.
Laras: Baik pak, terima kasih.
Pak Devan: oh iya, karena peminatnya cukup banyak nanti akan ada seleksi. Tolong kumpulkan gambar terbaik
yang kamu punya sebagai bahan pertimbangan besok.
Laras: besok pak?
Pak Devan: iya, bisa kan?
Laras: emm bisa pak, saya permisi.
Akhirnya aku lolos seleksi itu bersama Dania. Aku tak tau dia ikut lomba ini juga.
Dania: dih, ngapain ikutan lomba juga? Ikut ikut ya?!
Laras: gak kok, aku ga tau kamu juga ikut
Dania: cihh, nyerah aja lahh,ga punya apa apa ga bakal menang juga.
Aku hanya menatap sinis dan meninggalkannya.
Hari pengumuman pemnang tiba. Firasatku cukup baik meskipun ini pertama kalinya aku ikut lomba
menggambar di tingkat SMA.
Dania: ga usah sok sokan berdoa. Gw yang udah pasti bakal menang.
Sekar: ga usah diladenin, aku percaya kamu bisa menang.
Laras: makasih ya.
Sekar: ke kantin dulu aja yuk daripada tegang.
Bel masuk berbunyi
Pak Devan: halo anak anak. Saya ada kabar gembira nih.
Tio: apaan tuh pak
Pak Devan: jadi gini…. Saya beri selamat kepada Dania karena-
Reva: pasti juara satu lomba ya pak. SELAMAT DANIAAA
Shella: wwahh selamat daniaaa
Pak Devan: duh saya belum selesai. Selamat kepada Dania kamu meraih juara 2 lomba kalini ini dan selamat
untuk LARAS yang meraih juara 1 pada lomba ini. Beri applause semuanyaa.
Kelas hening seketika. Aku menahan diri untuk tidak berteriak bersama sekar. Suasananya sangat tidak
mengenakkan. Teman sekelasku hanya memberi tepukan tidak ikhlas dan tampak takut untuk melakukannya
karena ekspresi Dania yang tidak mengenakkan.
Dania: wahh selamat LARAS
Laras: ehm makasih, selamat juga ya dania
POV Dania
Dania :aku pulang.
Tidak ada yang menjawab.
Bram: oh sudah pulang? Gimana lomba kemarin?
Dania: iya pa. juara 2 pa
Bram: Cuma juara 2? Ga becus. Siapa juara 1 nya?
Dania: maaf pa, temen sekelas dania pa namanya laras.
Keluargaku selalu begitu, menuntut untuk terus menjadi nomor 1.
Elsa :antar ini dulu ke kamar kakakmu.
Dania: iya mah.
Dania :kak, makan dulu ya.
Kakakku mengalami masalah mental yang cukup serius karena tekanan ayah. Saat aku memasuki kamarnya, ia
terbaring meringkuk di kasurnya, tubuhnya kurus dan terlihat lemah.
Dania: kak…
Tiba tiba ia juga mulai berteriak dan melempar barang barang di sekitarnya.
Niko : AAAAAAAAKKH IYA IYA AKU BELAJAR! AKU PASTI JADI DOKTER!
Dania :kak tenang kak (panic dikit say)
Dania :kakak! Tenang kak, mamah di sini, kakak istirahat aja ya belajarnya besok lagi. Tarik nafasss buanggg
Elsa :dania! Keluar kamu, disuruh taruh makanan aja malah bikin kakakmu kambuh gini. Dasar nggak becus!
Kembali ke kamar lalu menangis.
Scene di sekolah
Reva: kok bisa ya si culun itu menang lomba
Sheila: nyogok pak Devan ga sih
Reva: lah tapi dia kan miskin, ya kali nyogok
Tio: mungkin gambarnya memang layak
Dania: gw mau ngomong ke pak Devan, kayanya ada yang salah
Tio: bisa gitu?
Dania: bisa lahh, liat aja nanti
Aku berbicara pada pak devan mengenai lomba kemarin. Namun, ia tetap teguh bahwa laras lah yang menang
dan bukan aku. Saat aku bicara, bu naya mendengar lalu meamnggilku untuk berbicara berdua.
Bu Naya: boleh ceritakan apa yang terjadi dania?
Dania: gini loh bu, masa saya kalah dari si cu- laras. Padahal dia baru pertama kali kut lomba dan keliatan ga
layak ikut lomba kaya gini bu?
Bu naya: tidak layak? Kamu,laras, dan semua siswi di SMA ini layak untuk mengikuti lomba, memenangkan
lomba. Boleh ibu tanya mengapa kamu sangat tidak terima laras menang?
Dania: yah kan bisa diliat dia beda dari kita, miskin, bukan di sini tempatnya.
Bu naya: dania, untuk menjadi pemenang tidak peduli kaya atau miskin. Pemenang adalah orang yang berusaha
keras untuk mencapai apa yang dia mau. Bukan berarti kamu tidak berusaha, hanya saja kali ini giliran laras
yang menjadi pemenang. Semua manusia di dunia ini SETARA di mata dunia, jadi janganlah kamu selalu
berharap menjadi nomor 1 dalam posisi apapun. Kekalahanmu ini bisa kamu gunakan untuk meningkatkan
kemampuanmu dan menjadi nomor 1 di perlombaan yang lebih besar.
THE END

Anda mungkin juga menyukai