Anda di halaman 1dari 2

AKU KORBAN SAHABATKU

Namaku adalah Devi  ketika duduk dikelas 8 aku mempunyai dua sahabat namanya adalah Nada dan Lala. Aku hanya diam dan pergi karena tidak mau membalas ejekan mereka namun tanpa kusadari airmataku mengalir
Mereka  begitu baik dan perhatian kepada ku. Di sekolah kami juga mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di bidang membasahi pipi.
olah raga yang sama karena ternyata kami menyukai olah raga yang sama. Setiap latihan kami selalu datang dan
pulang bersama. Apapun kegiatan yang diberikan kami selalu mengerjakannya bersama-sama. Aku sudah tidak tahan lagi atas apa yang mereka lakukan padaku setiap hari aku selalu disinggung dan diejek oleh
mereka.  Akhirnya masalah inipun ku ceritakan pada ibuku. "Ibu, Devi sudah tidak tahan lagi sekolah di situ, setiap
Suatu hari ketika ada lomba kami bertiga ditunjuk oleh guru ekskul untuk mengikuti lomba tersebut di luar kota. hari selalu dihina dan diejek oleh teman-teman, tolong Devi bu, izinkan  Devi pindah dan  carikan sekolah yang lain
Hasil dari lomba aku mendapat juara 1 sementara Nada meraih Juara 3 dan Lala belum berhasil meraih medali agar bisa konsentrasi belajar dan perasaan Devi bisa lebih tenang,". Ibu lalu menasehatiku. Kata ibu, "Nak ingatlah
apapun. Kami merasa senang dan bahagia karena ini adalah prestasi dan pengalaman pertama kami mengikuti tujuan awalmu masuk  ke sekolah itu dengan niat  untuk mencari ilmu dan prestasi bukan mencari musuh ataupun
lomba di luar kota. lawan. Ingatlah apapun yang mereka katakan entah itu baik ataupun buruk tentangmu yang membuat kamu sakit
hati ataupun tersinggung tidak perlu berkecil hati dan jangan difikirkan nak biarkan saja mereka tidak perlu di
Begitu ada lomba lagi aku dan teman-temanku diminta untuk berpartisipasi mengikutinya dan hasilnya pada waktu tanggapi . Ingat tujuan awalmu ke sekolah itu," kata ibu. Akupun sedikit lega dengan apa yang dikatakan ibu dan
itu aku mendapakan 3 medali begitu juga dengan sahabatku mereka juga mendapat 2 medali.. Dengan prestasi kembali bersemangat untuk belajar lagi walaupun aku harus menghadapi ejekan yang menyakitkan dari  mereka
setiap hari.
yang ku raih, aku semakin terpacu  dan termotivasi untuk lebih giat lagi berlatih dan berlatih.
Pada saat kegiatan belajar berlangsung, Tiba-tiba aku dipanggil menghadap wali kelas di ruang guru. Aku kaget
Entah mengapa setelah pulang mengkuti lomba tiba-tiba mereka berubah kepada ku. Sikapnya begitu acuh dan tak
dan berfikir ada apa lagi ya kesalahan apa yang sudah ku perbuat, kenapa tiba-tiba dipanggil menghadap ibu Dira
peduli bahkan menyapaku juga mereka sudah malas.  “Ayo Nada, Lala kita ke kantin bareng yuk?” Kamu aja yang fikirku . Begitu masuk ruang guru aku melihat ada ibuku sedang ngobrol bersama ibu Dira. Ibu menceritakan
pergi kami belum lapar jawab Nada dengan ketus. Dengan perasaan kecewa dan sedih aku terpaksa pergi ke semua masalah ini karena dia tidak ingin aku terus-terusan menjadi korban bullying teman-temanku. Ibu Dira
kantin sendirian, sambil berfikir kesalahan apa yang telah ku lakukan sehingga mereka berubah seperti itu. Tapi berkata  Devi selama ini kamu anak yang kuat, tangguh dan penuh semangat, kamu selalu bersikap baik kepada
sudahlah mungkin mereka lagi bad mood fikirku. teman-temanmu. Kenapa disaat kamu menghadapi masalah ini tidak cerita ke ibu?. seharusnya kamu terbuka dan
menceritakan semua masalah yang kamu hadapi kepada ibu kata ibu Dira. Ya mungkin saja mereka itu iri padamu
Hari berganti hari kedua sahabatku itu semakin nampak perubahannya. Mereka  tidak mau lagi berteman atas prestasi yang telah kamu capai selama ini. Aku hanya diam dan menangis karena sudah tidak tahan dengan
denganku bahkan beberapa temanku yang lain di pengaruhi juga agar menjauhiku. Akupun bertanya kepada Lala. apa yang kualami selama ini benar-benar membuat hatiku sakit dan hancur karena  perbuatan mereka. Baik nanti
akan ibu selesaikan masalah ini secepatnya, ibu harap kamu tenang dan sabar ya Devi kata bu Dira.
” La kenapa akhir-akhir ini kamu berubah dan  menjauhiku?” Lala pun menjawab memang kenapa? Itu suka-suka
saya mau jauh apa dekat denganmu bukan uruasan kamu, faham? Mendengar jawaban seperti itu hatiku sedih Walaupun ibu Dira sudah menyelesaikan masalah ini, namun perlakuan Nada dan Lala tetap saja tidak berubah
entah salah apa yang kulakukan hingga mereka benar-benar benci dan sudah tidak mau lagi bersahabat bahkan semakin parah. Mereka mempengaruhi teman-teman yang lain untuk menjauhiku. Aku hanya bisa
menangis setiap hari. Bukannya aku tidak mau melawan tapi aku selalu mengingat kata- kata ibuku. Karena tidak
denganku. Padahal selama ini aku selalu berkorban, berbuat baik dan  menjaga perasaan mereka. Tapi mungkin
tahan lagi akhirnya aku benar-benar meminta ibu agar secepatnya memindahkanku ke sekolah yang lain.Sambil
mereka benar-benar sudah membenciku dan tidak lagi menganggap aku sebagai sahabatnya.
menangis aku berkata kepada  Ibu. “Ibu,  Devi sudah tidak kuat dan tidak tahan lagi untuk bersekolah di situ  tolong
bu tolonglah  pindahkan Devi secepatnya," pintaku. 
Pada akhir tahun, guru ekskul meminta kami lagi  untuk berpartisipasi mengikuti lomba lagi. Aku merasa senang
karena ku fikir mungkin ini dapat mendekatkan persahabatan kami kembali. Tapi ternyata aku tidak menyangka Awalnya ibu tidak setuju, namun karena melihat kondisiku akhirnya ibu tidak tega dan setuju untuk memindahkanku
Nada dan Lala berkata “ maaf pak kami tidak mau ikut lagi, kami juga mau berhenti mengikuti ekskul itu, biar saja si ke sekolah lain. Sebelum pindah aku berpamitan meminta maaf dengan guru dan teman-teman sekelasku. Teman-
Devi yang mengikutinya. Akhirnya akupun berangkat sendiri bersama dengan tim yang lain. Walaupun kedua teman maafkan aku ya jika selama ini banyak berbuat salah kapada kalian. Ah sudahlah tidak penting juga lagi
sahabatku itu tidak mau lagi ikut  tapi aku tetap bersemangat dan melupakan masalah dengan teman-temanku pula tidak ada yang perlu dimaafkan kata  Nada dan Lala dengan wajah yang sinis. Tapi sudahlah biarkan saja
agar aku bisa fokus dalam lomba yang ku hadapi.  karena setidaknya aku sudah bebas dari tekanan  tidak lagi menjadi korban bullying mereka setiap hari. 

Ketika aku kembali, terjadi perubahan yang  begitu drastis, aku kaget karena mereka tidak lagi memanggil namaku Di sekolah yang baru aku merasa begitu senang dan nyaman berada disana. Semua guru-guru dan teman-
bahkan diganti dengan sebutan “ Badut” eh si badut sudah datang selamat ya badut kamu menang lagi kata Nada temanku begitu baik dan menghargaiku. Segala aktivitasku selalu di dukung sepenuhnya oleh mereka akupun
sambil tertawa. Aku hanya diam dan tak memperdulikannya sambil menyapa teman-temanku yang lain. Aku bangkit kembali dan bersemengat untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi . Aku sangat bersyukur karena
berusaha untuk tenang dan tidak membalas ejekan mereka. Namun setiap harinya aku selalu dipanggil Badut. "Eh dikelilingi oleh orang-orang yang begitu baik, pengertian dan saling menghargai. Perasaanku sangat bahagia
Badut kamu kok lucu ya kamu itu cocoknya  kamu itu berteman dan bermain sama  anak-anak kecil, badut kan karena di sekolah inilah aku menemukan sahabat-sahabat yang memperlakukanku  begitu baik dan selalu
menyemangati serta mendukungku sepenuhnya  tanpa didasari oleh  rasa iri dan dengki.
menghibur anak-anak kecil bukan sama kami," kata Lala sambil tertawa  di hadapan teman-temanku yang lain.

Anda mungkin juga menyukai