Anda di halaman 1dari 2

Bilik Aduan Siasati Risak

Pergaulan anak sekolah sekarang ini sedang menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.
Terlebih lagi karena banyak video risak atau bullying di kalangan anak sekolah. Bahkan
pelaku dan korban kasus pembullyan merupakan anak sekolah itu sendiri. Bisa diakui saat ini
terdapat kemajuan dalam perlindungan anak. Namun demikian risak masih ada dari beberapa
oknum di sekolah. Karena itu, butuh kerja panjang didukung sebuah inovasi untuk siasat
risak sampai tuntas. Dan salah satu siasat dari SMAN 1 Rogojampi Taruna Budaya yaitu
membuat aplikasi bilik aduan segala hal yang mengandung unsur bullying.
Inovasi tersebut diperlukan untuk menciptakan ruang baru bagi para siswa untuk bebas
melaporkan segala tindakan bullying yang terjadi di sekolah. Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menerima setidaknya 37.381 laporan perundungan dalam kurun waktu
2011 hingga 2019. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.473 kasus disinyalir terjadi di dunia
pendidikan. Data-data tersebut harus dijadikan acuan sekolah untuk serius dalam menangani
masalah ini. Karena kalau terlambat dampak atau akibat yang ditimbulkan sangat besar. Dan
dikhawatirkan kasus bullying di dunia pendidikan semakin bertambah setiap tahunnya.
Contoh kasus-kasus yang terjadi juga harus dijadikan pembelajaran bagi sekolah untuk
membuat sebuah rencana ke depan jika menghadapi situasi yang sama. Perlu diketahui
dampak bullying bagi siswa atau korban diantaranya adalah depresi, rendahnya kepercayaan
diri, merosotnya prestasi akademik dan yang paling fatal ialah bunuh diri. Dan telah terjadi
kasus nyata di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Banyuwangi yang harus
menjalani operasi tulang paha dikarenakan menjadi korban pembullyan. Oleh karena itu bak
sebuah bencana, mitigasi diperlukan sebelum masalah ini menjadi langganan dan dampaknya
bisa lebih parah.
SMAN 1 Rogojampi Taruna Budaya yang baru saja mendeklarasikan diri sebagai sekolah
ramah anak harus siap menjalankan salah satu misinya untuk memberantas bullying atau
risak di sekolah. Kerja panjang harus diupayakan demi terwujudnya visi dari misi tersebut.
Beberapa waktu lalu dengan adanya inovasi yaitu bilik aduan online yang digalakkan oleh
pengurus osis sebelum adanya deklarasi merupakan salah satu inovasi pendukung misi ini.
Inovasi ini melaporkan segala perilaku yang mengandung unsur bullying di sekolah. Inovasi
tersebut membuktikan langkah sekolah dalam mitigasi atau mengurangi resiko dari bullying.
Namun inovasi tersebut tidak akan ada apa-apanya jika para siswa hanya diam dan
menganggap hal tersebut biasa saja.
Maka di sinilah para siswa harus hadir untuk membantu sekolah yang sedang berjalan
perlahan untuk menyukseskan program tersebut.. Bak pepatah, seorang nakhoda, selihai apa
pun dia, tidak akan mampu melewati badai jika tidak didukung seluruh awak kapalnya. Oleh
karena itu, kekompakan dan kolaborasi penting untuk menghadapi ancaman situasi semacam
ini.
Maka sekali lagi ditegaskan bahwa inovasi bilik aduan ini merupakan siasat sekolah untuk
menangani risak di sekolah. Oleh karena itu seluruh elemen sekolah harus mendukungnya.
Kesampingkan kepentingan-kepentingan pribadi sesaat bila kepentingan itu menghambat
kelancaran misi. Pembangunan karakter berkelanjutan yang ramah anak bukan semata untuk
kemaslahatan generasi saat ini melainkan juga demi masa depan generasi Bangsa Indonesia
kelak. Sekali lagi mengingatkan, maraknya kasus risak atau bullying di satuan pendidikan perlu langkah
preventif, antisipatif, dan rehabilitatif. Semua elemen sekolah, baik itu guru dan siswa harus
bekerja sama mencegah atau mitigasi bullying di dalam satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai