Anda di halaman 1dari 163

NILAI RELIGI NOVEL SEBENING SYAHADAT

KARYA DIVA SINAR REMBULAN


DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA
DI KELAS XII SMA

SKRIPSI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Noviana Tri Astuti
NIM 132110003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017

i
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap

diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan

bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr: 18).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

Bapak Kusnadi dan Ibu Yustina Kirni tercinta yang

selalu memberi semangat dan mendoakan disetiap

langkah dan usahaku dengan penuh kasih sayang.

Hadiah untuk:

1. Kakak-kakakku tercinta, Agus Sulistiyono dan

Agustina Wulandari yang selalu memberikan

semangat dan motivasi.

2. Sahabat-sahabatku yang selalu ada disisiku

dalam suka dan duka. Terima kasih banyak.

3. Semua pihak yang membantu keberhasilanku.

v
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas

limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Nilai Religi Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XII SMA.” Skripsi ini peneliti susun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi

kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan studi di Universitas

Muhammadiyah Purworejo;

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada peneliti

mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Drs. H.

Bagiya, M. Hum. dan selaku pembimbing II yang telah memberikan perhatian

dan dorongan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini;

4. Prof. Dr. H. Sukirno, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah banyak

membimbing, mengarahkan, memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak

vi
vii
ABSTRAK

Astuti, Noviana Tri. 2017. “Nilai Religi Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar
Rembulan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XII SMA”. Skripsi.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel
Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan; (2) nilai religi novel Sebening
Syahadat Karya Diva Sinar Rembulanyang meliputi nilai akidah, akhlak, dan syariah;
(3) rencana pelaksanaan pembelajaran Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar
Rembulan di Kelas XII SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini
adalah nilai religi dalam novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan,
dengan fokus nilai religi mengenai nilai akidah, akhlak, dan syariah. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka dan teknik catat. Instrumen
penelitian ini adalah peneliti sendiri, kartu pencatat data, dan alat tulis. Analisis data
dilakukan dengan teknik analisis isi. Hasil analisis data disajikan dengan teknik
informal.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik
novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan meliputi: (a) tema mayor:
percintaan seseorang yang berbeda agama, tema minor: keikhlasan, kerinduan, dan
kejujuran, (b) alur: maju, (c) tokoh utama: Sam berwatak emosional, penolong, dan
setia kawan, tokoh tambahan: Haba, Baskoro, tante Sindy, Ali, Sandy, (d) latar
tempat meliputi: kamar, sekolah, masjid, dan halte bus, latar waktu meliputi: dini
hari, pagi hari, malam hari, dan siang hari, latar sosial dalam novel ini yaitu dari
kelas menengah ke atas, (e) sudut pandang: orang ketiga mahatahu; (2) nilai religi
novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan meliputi: (a) nilai akidah:
iman kepada Allah, iman kepada nabi/rasul,iman kepada kitab Allah; (b) nilai akhlak:
suka menolong, memaafkan, bersyukur, dan toleransi; (c) nilai syariah: sholat,
berdoa, zikir, membaca Al-Qur’an; (3) rencana pelaksanaan pembelajaran novel di
kelas XII SMA dengan materi nilai religi novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar
Rembulan pada pembelajaran sastra berdasarkan kurikulum 2013 dengan KD
menganalisis isi dan kebahasaan novel, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut;
kegiatan pendahuluan; kegiatan inti yang meliputi mengidentifikasi topik,
merencanakan tugas-tugas belajar, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan
akhir, dan mempresentasikan hasil laporan; penutup. Model pembelajaran yang
digunakan adalah investigasi kelompok (group investigation) dan metode diskusi,
tanya jawab, dan pemberian tugas.

Kata Kunci: nilai religi, novel, dan rencana pelaksanaan pembelajaran

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Batasan Masalah ......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
G. Penegasan Istilah......................................................................... 8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS


A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 12
1. Kajian Buku ........................................................................... 12
2. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 15
B. Kajian Teoretis ............................................................................ 17
1. Unsur Intrinsik Novel ............................................................ 18
a. Tema .................................................................................. 18
b. Tokoh dan Penokohan ....................................................... 19
c. Alur atau Plot ..................................................................... 19
d. Latar ................................................................................... 22
e. Sudut Pandang ................................................................... 24
2. Nilai Religi dalam Karya Sastra ............................................. 24
a. Pengertian Religi................................................................ 25
b. Pengertian Nilai Religi ...................................................... 25
c. Konsep Religi .................................................................... 26
1) Aqidah........................................................................... 26
2) Syariah .......................................................................... 26
3) Akhlak........................................................................... 27
d. Religi dalam Karya Sastra ................................................ 28
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 28
a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................ 28
b. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............... 29

ix
1) Identitas Mata Pelajaran ............................................. 29
2) Kompetensi Inti .......................................................... 29
3) Kompetensi Dasar ...................................................... 29
4) Indikator Pencapaian .................................................. 30
5) Tujuan Pembelajaran .................................................. 30
6) Materi Pembelajaran .................................................. 30
7) Metode Pembelajaran ................................................. 30
8) Model Pembelajaran ................................................... 32
9) Strategi Pembelajaran ................................................. 34
10) Penilaian ..................................................................... 34
11) Sumber Belajar ........................................................... 35
12) Media Belajar ............................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Sumber Data ............................................................................... 36
B. Objek Penelitian .......................................................................... 36
C. Fokus Penelitian .......................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 37
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 37
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 38
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ........................................ 39

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA


A. Penyajian Data ............................................................................ 40
B. Pembahasan Data ........................................................................ 47

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 112
B. Saran ........................................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 115


LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Unsur Intrinsik Novel Sebening Syahadat ........................................ 41

Tabel 2 : Nilai Religi Novel Sebening Syahadat ............................................. 42

Tabel 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 43

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sampul Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Lampiran 2 : Sinopsis Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Lampiran 3 : Biografi Pengarang

Lampiran 4 : Silabus

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 6 : Kartu Pencatat Data

Lampiran 7 : Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 8 : Kartu Bimbingan

xii
BAB I
PENDAHULUAN

Bab I berisi pendahuluan. Pada bagian ini, peneliti menjabarkan subbab,

antara lain: latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika

skripsi.

A. Latar Belakang

Karya sastra diciptakan sepanjang sejarah kehidupan manusia. Hal itu

disebabkan manusia memerlukan karya sastra. Seorang pemikir Romawi

bernama Horatius mengemukakan istilah dulce et utile yang berarti bahwa

sastra memiliki fungsi ganda, yakni menghibur dan sekaligus bermanfaat bagi

pembacanya. Sastra menghibur karena menyajikan keindahan, memberikan

makna terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan),

atau memberikan pelepasan ke dunia imajinasi (Ginanjar, 2012: 1).

Dalam kehidupan sehari-hari, sastra berguna sebagai alat untuk

menyatakan perasaan, seperti cinta, marah, dan benci. Dalam hal ini, sastra

merupakan media komunikasi yang melibatkan tiga komponen yaitu pengarang

sebagai pengirim pesan, karya sastra sebagai pesan itu sendiri, dan pembaca

karya sastra sebagai penerima pesan (Ginanjar, 2012: 2).

Sastra berkaitan erat dengan semua aspek manusia dan alam dengan

keseluruhannya. Setiap karya sastra selalu menghadirkan sesuatu dan kerap

menyajikan banyak hal yang apabila dihayati benar-benar akan semakin

menambah pengetahuan orang yang menghayatinya (Rahmanto, 1988: 17).

1
2

Karya sastra khususnya novel berfungsi bukan hanya memberikan

hiburan terhadap pembacanya, melainkan karya sastra juga dapat memberikan

sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada umumnya, yakni berupa nilai-

nilai sastra seperti nilai pendidikan, nilai moral, nilai sosial dan nilai religius.

Hal itu terjadi karena karya sastra berisi dimensi kehidupan. Pengarang dalam

menciptakan suatu karya sastra bertujuan untuk dipahami, dimanfaatkan, dan

dinikmati oleh pembaca.

Secara etimologis, kata novel berasal dari novellus yang berarti baru.

Jadi, sebenarnya memang novel adalah bentuk karya sastra cerita fiksi yang

paling baru (Waluyo, 2011: 5). Novel merupakan pengungkapan dari fragmen

kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang). Dalam novel terjadi

konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan hidup

para pelakunya (Nurhayati, 2012 : 7). Novel biasanya menceritakan tentang

kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

Pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca

kepada gambaran realita kehidupan melalui cerita di dalam novel tersebut.

Gambaran realita kehidupan merupakan sebuah bentuk kenyataan seperti nilai

religi yang terkandung dalam novel.

Atmosuwito (2010: 123) berpendapat bahwa religi dapat diartikan lebih

luas daripada agama. Kata religi menurut asal kata berarti ikatan atau

pengikatan diri. Dari sini pengertiannya lebih pada masalah personalitas, hal

yang pribadi. Oleh karena itu, ia lebih dinamis karena lebih menonjolkan

eksistensinya sebagai manusia.


3

Atmosuwito (2010: 124) berpendapat bahwa nilai religius menyangkut

rasa keagamaan, yakni segala perasaan batin yang berhubungan dengan Tuhan,

perasaan dosa, perasaan takut, dan perasaan akan kebesaran Tuhan.

Novel Sebening Syahadat adalah salah satu novel best seller karya Diva

Sinar Rembulan. Kelebihan novel ini yaitu sudah dibaca lebih dari 800 ribu

kali di Wattpad. Novel Sebening Syahadat merupakan novel pertama karya

Diva Sinar Rembulan, walapun ini adalah novel pertamanya tetapi ia mampu

bersaing dengan pengarang-pengarang lainnya yang lebih senior. Hal ini

dibuktikan dengan novel Sebening Syahadat merupakan novel best seller yang

banyak diminati oleh banyak orang dan sudah dibaca lebih dari 800 ribu kali di

Wattpad.

Novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan adalah salah satu

novel religi yang sangat bagus untuk perkembangan akhlak, akidah dan syariah

untuk dipahami remaja berusia 15-17 tahun, khususnya pelajar SMA. Pada

dasarnya pada usia seperti ini, anak cenderung masih labil dan memerlukan

bimbingan atau pengawasan. Melalui pembelajaran sastra, diharapkan anak

dapat menanamkan pendidikan karakter yang religius dan dapat menambah

khazanah tentang arti ikhlas dalam menjalani kehidupan serta mengambil nilai-

nilai positif dalam upaya pembentukan kepribadian anak yang cerdas dan

religius. Maka dari itu, pembelajaran sastra sangat penting untuk

menumbuhkan dan meningkatkan daya apresiasi siswa.

Pembelajaran sastra adalah pembelajaran apresiasi sastra yang berusaha

mendekatkan siswa kepada sastra, berusaha menambahkan rasa peka dan cinta
4

siswa kepada sastra sebagai cipta seni. Tujuan pembelajaran sastra adalah

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sebuah karya

sastra. Siswa diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang sastra

dan sikap positif terhadap karya sastra. Dengan penggunaan media novel,

siswa diharapkan mampu secara, aktif, kreatif, dan mandiri atau kelompok

dalam menemukan unsur intrinsik dan nilai religi novel sebagai bahan

pembelajaran.

Pembelajaran sastra di SMA berupa novel Sebening Syahadat karya

Diva Sinar Rembulan, diharapkan dapat menambah wawasan siswa tentang

nilai religi dan siswa dapat mengambil nilai positif dari novel tersebut. Selain

itu, pembelajaran Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan di SMA juga

dapat meningkatkan apresiasi sastra. Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik

untuk menganalisis nilai religi novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XII SMA.

Di dalam penelitian ini, novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan diangkat menjadi objek penelitian dengan alasan sebagai berikut.

1. Diva Sinar Rembulan adalah seorang penulis novel muda dan berbakat.

Pada usianya yang masih remaja, ia mampu membuat karya sastra berupa

novel yang dapat menarik perhatian pembaca;

2. Novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan sangat layak untuk

dibaca dan menarik untuk bahan pembelajaran sastra di kelas XII SMA.

Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami. Novel ini berisi tentang nilai

religi dan diharapkan mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk


5

memiliki akhlak yang baik serta dapat menerapkannya pada kehidupan

sehari-hari;

3. Sepengetahuan penulis, belum ada penelitian tentang nilai religi Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan yang dilakukan oleh Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai materi untuk pembelajaran

sastra di SMA.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, telah ditemukan beberapa

identifikasi masalah dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan berikut ini.

1. Karya sastra khususnya novel berfungsi bukan hanya memberikan hiburan

terhadap pembacanya, melainkan karya sastra juga dapat memberikan

sesuatu yang memang dibutuhkan manusia pada umumnya, yakni berupa

nilai-nilai sastra seperti nilai pendidikan, nilai moral, nilai sosial dan nilai

religius;

2. Novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan adalah salah satu

novel religi yang sangat bagus untuk perkembangan akhlak, akidah dan

syariah untuk dipahami remaja berusia 15-17 tahun, khususnya pelajar

SMA;

3. Sepengetahuan peneliti, novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan belum pernah diteliti oleh peneliti lain;


6

4. Nilai-nilai religi dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan sangat cocok untuk diajarkan pada siswa kelas XII SMA.

C. Batasan Masalah

Untuk mencegah adanya kekaburan masalah dan mengarahkan penelitian

ini agar lebih intensif serta efisien dengan tujuan yang ingin dicapai, diperlukan

pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah unsur

intrinsik, nilai-nilai religi, dan rencana pelaksanaan pembelajaran novel

Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan di kelas XII SMA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana unsur intrinsik dalam novel Sebening Syahadat karya Diva

Sinar Rembulan?

2. Bagaimana nilai religi dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan?

3. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik dan nilai

religi dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan di

kelas XII SMA?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah salah satu faktor utama yang mendasari peneliti

untuk melakukan suatu penelitian. Setiap kegiatan penelitian secara sadar pasti
7

didasari oleh tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai

peneliti adalah untuk mendeskripsikan:

1. unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat karya Diva

Sinar Rembulan;

2. nilai religi yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan;

3. rencana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik dan nilai religi yang

terdapat dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan di

kelas XII SMA.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan dibagi menjadi dua, yaitu kegunaan secara teoretis dan praktis.

Uraian kedua kegunaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Segi Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca

mengenai nilai-nilai religi yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat

karya Diva Sinar Rembulan dan diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran karya

sastra yang berupa novel.

2. Segi Praktis

Segi praktis dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa

pihak, antara lain:


8

a. bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah salah satu bahan ajar

pembelajaran sastra dalam menanamkan nilai-nilai religi pada siswa.

b. bagi siswa

Penelitian ini diharapkan agar siswa dapat memanfaatkan dan

menerapkan nilai-nilai religi yang terdapat dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan dalam kehidupan sehari-hari.

c. bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang berkaitan dengan nilai

religi.

G. Penegasan Istilah

Penelitian ini berjudul “Nilai Religi Novel Sebening Syahadat Karya

Diva Sinar Rembulan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XII

SMA.” Agar penelitian ini tidak terjadi salah pengertian mengenai istilah-

istilah yang digunakan dalam judul skripsi, peneliti perlu menjelaskan arti

istilah yang dipaparkan berikut ini.

1. Nilai Religi

Darmadi (2012: 67) mengemukakan bahwa nilai adalah sifat atau

kualitas yang melekat pada suatu objek. Suatu objek mengandung nilai

artinya ada sifat atau kualitas yang melekat di dalamnya. Atmosuwito

(2010: 123) berpendapat bahwa religi dapat diartikan lebih luas daripada

agama. Kata religi menurut asal kata berarti ikatan atau pengikatan diri.
9

Dari sini pengertiannya lebih pada masalah personalitas, hal yang pribadi.

Oleh karena itu, ia lebih dinamis karena lebih menonjolkan eksistensinya

sebagai manusia.

2. Novel Sebening Syahadat

Novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia

(Nurhayati, 2012: 7). Sebening Syahadat adalah novel karya Diva Sinar

Rembulan yang diterbitkan oleh Best Media, pada tahun 2016, tebal

halaman 448.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi

dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta membetikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (Rusman, 2012: 5).

H. Sistematika Skripsi

Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran skripsi yang

disusun. Skripsi ini berjudul “Nilai Religi Novel Sebening Syahadat Karya
10

Diva Sinar Rembulan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas

XII SMA.” Skripsi ini terdiri atas lima bab.

Pada bagian awal terdiri atas sampul, halaman judul, persetujuan

pembimbing, pengesahan, pernyataan, moto dan persembahan, prakata,

abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

Bab I berisi pendahuluan. Pendahuluan membahas tentang latar

belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Pada tinjauan pustaka,

peneliti mengemukakan beberapa kajian buku yang membahas tentang unsur

intrinsik, nilai religi, dan rencana pelaksanaan pembelajaran sastra di SMA.

Selain itu pada tinjauan pustaka, peneliti juga mengemukakan beberapa hasil

penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Peneliti mengemukakan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sutejo (2015) yang berjudul

“Analisis Nilai Religius dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El

Sihrazy dan Skenario Pembelajarannya di SMA”, Millati (2012) yang berjudul

“Nilai Religius dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih I Karya Habiburrahman

El-Shirazy dan Relevansi Pembelajarannya di SMA”, Marfuah (2013) yang

berjudul “Analisis Nilai Religius Tokoh Utama dalam Novel Sekuntum

Naysila Karya M. Budi Anggoro dan Relevansi Pembelajarannya di Kelas XI

SMA”, dan Helliyatun (2009) yang berjudul “Nilai-nilai Religius dalam Novel

Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye dan Relevansinya terhadap

Pendidikan Agama Islam”. Pada kajian teoretis, peneliti mengemukakan


11

tentang unsur intrinsik, nilai religi dalam karya sastra dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Bab III berisi metode penelitian. Pada metode penelitian, peneliti

menjelaskan tentang metode yang digunakan peneliti untuk meneliti karya

sastra. Metode penelitian ini meliputi: sumber data, objek penelitian, fokus

penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis

data, dan teknik penyajian hasil analisis.

Bab IV berisi penyajian dan pembahasan data hasil penelitian. Pada bab

ini, peneliti akan menguraikan data penelitian dari novel Sebening Syahadat

karya Diva Sinar Rembulan yang berupa kutipan-kutipan langsung dan subbab

pembahasan data yang membahas unsur intrinsik, nilai religi, serta rencana

pelaksanaan pembelajarannya di kelas XII SMA.

Bab V berisi penutup. Penutup terdiri atas simpulan dan saran. Simpulan

merupakan hasil pokok pembahasan, sedangkan saran merupakan manfaat

yang dapat diambil setelah membaca dan memahami hasil penelitian ini.

Pada bagian akhir skripsi, terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran

yang mendukung penelitian, meliputi: silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), sinopsis novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan, biografi pengarang, kartu pencatat data, surat keputusan penetapan

dosen pembimbing skripsi, dan kartu bimbingan skripsi.


12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS

Pada bab ini dikemukakan tinjauan pustaka dan kajian teoretis.

Tinjauan pustaka memuat kajian buku dan hasil penelitian yang relevan,

sedangkan kajian teori berisi berbagai teori yang relevan dengan

permasalahan yang diteliti oleh peneliti.

A. Tinjauan Pustaka

Banyak buku yang membahas unsur intrinsik, nilai religi, dan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam kajian pustaka ini,

peneliti menyajikan beberapa buku yang dijadikan acuan penelitian ini.

Setiap buku diklasifikasikan berdasarkan jenis pembahasannya,

selanjutnya dikelompokkan dengan buku-buku lainnya yang sejenis.

Selain itu, disajikan pula beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya

dengan penelitian ini.

1. Kajian Buku

Ada beberapa buku yang dijadikan reverensi penelitian ini.

Dalam hal ini, peneliti mengelompokkan buku-buku tersebut menjadi

tiga bagian. Buku yang membahas tentang unsur intrinsik antara lain,

buku yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi (Nurgiyantoro, 2013)

berisi tentang: (1) fiksi sebuah teks prosa naratif, (2) membaca teks

fiksi, (3) kajian fiksi, (4) tema, (5) cerita, (6) plot, (7) tokoh, (8) latar,

(9) sudut pandang, (10) bahasa, (11) moral. Buku berjudul

Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi (Waluyo, 2011) berisi tentang:

12
13

(1) pengertian, jenis dan unsur pembangun prosa fiksi. Buku berjudul

Teori Fiksi (Stanton, 2012) berisi tentang: (1) fiksi, (2) membaca

fiksi, (3) tipe-tipe fiksi. Buku berjudul Belajar Cepat Menulis Kreatif

Berbasis Kuantum (Sukirno, 2016) berisi tentang : (1) latar belakang,

(2) tujuan, (3) manfaat belajar menulis kreatif. Buku berjudul

Pengkajian Prosa Fiksi (Ginanjar, 2012) berisi tentang: (1) konsep

dasar teori pengkajian prosa fiksi, (2) praktik pengkajian prosa fiksi.

Buku berjudul Apresiasi Prosa Fiksi (Nurhayati, 2012) berisi tentang:

(1) periode-periode pada prosa fiksi. Buku berjudul Metode Pengajaran

Sastra (Rahmanto, 1988) berisi tentang: (1) sastra dalam pengajaran, (2)

pentahapan penyajian, (3) pengajaran puisi, (4) pengajaran prosa cerita,

(5) pengajaran drama, (6) penulisan kreatif.

Buku yang membahas tentang nilai religi antara lain, buku

berjudul Perihal Sastra dan Religiusitas dalam sastra (Atmosuwito,

2010) berisi tentang: (1) perihal sastra, (2) religiusitas dalam sastra.

Buku berjudul Dasar Konsep Pendidikan Moral (Darmadi, 2009) berisi

tentang: (1) perkembangan nilai moral. Buku berjudul Psikologi Islam

(Djamaludin, 2011) berisi tentang: (1) visi psikologi atas berbagai

persoalan umat islam, (2) visi islam atas berbagai konsep psikologi.

Buku berjudul Kuliah Akhlaq (Ilyas, 2016) berisi tentang: (1)

pengertian akhlaq, (2) sumber akhlaq, (3) ruang lingkup akhlaq. Buku

berjudul Kuliah Aqidah Islam (Ilyas, 2013) berisi tentang: (1)


14

pengertian aqidah, (2) beberapa istilah lain tentang aqidah, (3) ruang

lingkup pembahasan aqidah, (4) sumber aqidah islam.

Buku yang membahas tentang rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) antara lain, buku berjudul Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik (Arikunto, 2013) berisi tentang: (1) kegiatan penelitian, (2) alur

ragam penelitian, (3) penelitian evaluatif, (4) cara mengadakan

penelitian. Buku berjudul Kurikulum dan Pembelajaran (Hamalik,

2015) berisi tentang: (1) proses pendidikan, (2) dasar pengembangan

kurikulum, (3) hakikat belajar, (4) hakikat pembelajaran. Buku berjudul

Metodologi Penelitian Kualitatif (Moleong, 2014) berisi tentang: (1)

metodologi penelitian kualitatif. Buku berjudul Penilaian Pembelajaran

Bahasa (Nurgiyantoro, 2010) berisi tentang: (1) hakikat penilaian

pembelajaran, (2) penilaian berbasis kompetensi, (3) alat penilaian, (4)

validitas dan reliabilitas, (5) analisis butir soal. Buku berjudul

Strategi Belajar Mengajar (Roestiyah, 2012) berisi tentang: (1)

macam-macam teknik penyajian. Buku berjudul Model-model

Pembelajaran (Rusman, 2012) berisi tentang: (1) standar proses

satuan pendidikan, (2) menjadi guru profesional, (3) model-model

pembelajaran. Buku berjudul Metode dan Aneka Teknik Analisis

Bahasa (Sudaryanto, 2015) berisi tentang: (1) tinjauan umum tentang

metode analisis, (2) tinjauan khusus tentang aneka teknik analisis.

Buku berjudul Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono, 2016) berisi

tentang: (1) tiga metode yaitu kuantitatif, kualitatif dan


15

pengembangan. Buku berjudul Sistem Membaca Pemahaman yang

Efektif (Sukirno, 2009) berisi tentang: (1) hakikat membaca, (2)

faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, (3)

kebiasaan membaca, (4) metode membaca yang efektif, (5) membaca

pemahaman, (6) membaca frasa, (7) mengenal paragraf, (8) membaca

paragraf, (9) membaca BAB, (10) pembelajaran membaca

pemahaman.

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian melalui teori religi sastra pernah dilakukan oleh

peneliti. Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian

yang peneliti lakukan antara lain, penelitian Sutejo (2015), Millati

(2012), Marfuah (2013) dan Helliyatun (2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Sutejo (2015) berjudul “Analisis

Nilai Religius dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El

Sihrazy dan Skenario Pembelajarannya di SMA”. Pembahasan dalam

penelitian Sutejo mengenai nilai religi, mencakup tiga aspek yaitu

akidah, akhlak, dan syariah. Terdapat persamaan dan perbedaan

antara penelitian Sutejo dengan peneliti. Kesamaan antara penelitian

yang dilakukan Sutejo dengan peneliti yaitu sama-sama meneliti nilai

religius yang mencangkup tentang akidah, akhlak, syariah dan

membahas unsur instrinsik pada novel. Perbedaannya terdapat pada

subjek penelitian. Subjek penelitian Sutejo adalah novel Bumi Cinta


16

karya Habiburrahman El Sihrazy sedangkan peneliti mengkaji novel

Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

Penelitian yang dilakukan oleh Millati (2012) berjudul “Nilai

Religius dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih I Karya Habiburrahman

El-Shirazy dan Relevansi Pembelajarannya di SMA”. Pembahasan

dalam penelitian Millati, mencakup teori yang dikemukakan oleh

Mangunwijaya bahwa nilai religius mencangkup tiga aspek yaitu

hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan

manusia dengan alam sekitarnya. Terdapat persamaan dan perbedaan

antara penelitian Millati dengan peneliti. Kesamaan antara penelitian

yang dilakukan Millati dengan peneliti yaitu sama-sama meneliti nilai

religius pada novel. Perbedaannya terdapat pada aspek nilai religi

yang akan dibahas. Penelitian yang dilakukan oleh Millati, membahas

tentang teori yang dikemukakan oleh Mangunwijaya bahwa nilai

religius mencangkup tiga aspek yaitu hubungan manusia dengan

Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitarnya.

Peneliti membahas nilai religi yang berhubungan dengan aspek

akidah, akhlak, syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Marfuah (2013) berjudul

“Analisis Nilai Religius Tokoh Utama dalam Novel Sekuntum

Naysila Karya M. Budi Anggoro dan Relevansi Pembelajarannya di

Kelas XI SMA”. Pembahasan dalam penelitian Marfuah mengenai

wujud nilai religius tokoh utama mencakup tiga aspek, yaitu


17

hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan

manusia, hubungan manusia dengan alam sekitar. Terdapat

persamaan dan perbedaan antara penelitian Marfuah dengan peneliti.

Kesamaan antara penelitian yang dilakukan Marfuah dengan peneliti

yaitu sama-sama mengkaji nilai religius pada novel. Perbedaannya

terdapat pada aspek nilai religi yang akan dibahas. Penelitian yang

dilakukan oleh Marfuah, membahas tentang aspek hubungan manusia

dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam

sekitarnya sedangkan peneliti membahas nilai religi yang

berhubungan dengan aspek akidah, akhlak, syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Helliyatun (2009) berjudul

“Nilai-nilai Religius dalam Novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere

Liye dan Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam”.

Penelitian tersebut membahas tentang aqidah (keimanan), akhlak

(budi pekerti) dan syariah (ibadah). Kesamaan antara penelitian yang

dilakukan Helliyatun dengan peneliti yaitu sama-sama meneliti nilai

religius yang mencangkup tentang aspek akidah, akhlak dan syariah.

Perbedaannya terdapat pada subjek penelitian. Penelitian yang

dilakukan oleh Helliyatun (2009) adalah novel Hafalan Sholat Delisa

karya Tere Liye, sedangkan peneliti mengkaji novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan. Perbedaan lain yaitu pada

penelitian Helliyatun menganalisis relevansinnya terhadap


18

pendidikan agama Islam, sedangkan peneliti menganalisis nilai religi

dan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XII SMA.

Berdasarkan beberapa kajian buku dan hasil penelitian di atas,

peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi

karena beberapa buku dan hasil penelitian tersebut menambah

wawasan peneliti menjadi lebih luas. Memperhatikan hal tersebut,

penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat melengkapi

penelitian terdahulu.

B. Kajian Teoretis

Kajian teoretis dalam penelitian ini terdiri dari unsur intrinsik, nilai

religi dalam karya sastra, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Penjelasan mengenai kajian teoretis tersebut adalah sebagai berikut.

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang

membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang

menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur yang

secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.

Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara

langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai

unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Jika

dilihat dari sudut pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan

dijumpai jika membaca sebuah novel (Nurgiyantoro, 2013:30).

Unsur-unsur intrinsik novel, antara lain sebagai berikut.


19

a. Tema

Tema adalah gagasan pokok dalam cerita fiksi. Tema cerita

mungkin dapat diketahui oleh pembaca melalui judul atau

petunjuk setelah judul, namun yang banyak ialah melalui proses

pembacaan karya sastra yang mungkin perlu dilakukan beberapa

kali, karena belum cukup dilakukan dengan sekali baca (Waluyo,

2011: 7).

Stanton (2012: 36) berpendapat bahwa tema merupakan

aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman

manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu

diingat.

Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita sehingga

bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Namun, tema

merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita sehingga

dengan sendirinya akan tersembunyi di balik cerita yang

mendukungnya (Ginanjar, 2012: 9).

Tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar

cerita yang hendak diperjuangkan dalam cerita (Sukirno, 2016:

90).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

tema adalah gagasan utama, ide pokok atau pikiran utama pada

sebuah cerita atau karya sastra.


20

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam

cerita fiksi. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita.

Watak, perwatakan, dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap para

tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada

kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering

juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk

pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu

dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2013: 247).

c. Alur

Dalam suatu karya sastra, alur merupakan unsur penting

dalam cerita karena fungsi alur memberikan penguatan dalam

proses membangun cerita. Alur/ plot adalah pengaturan urutan

peristiwa pembentuk cerita yang menunjukkan adanya hubungan

kausalitas (Ginanjar, 2012: 12).

Stanton (2012: 26) berpendapat bahwa alur adalah rangkaian

peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya

terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal

saja.

Selanjutnya, Nurgiyantoro (2013: 209) menyebutkan

struktur umum alur dibagi menjadi lima tahapan sebagai berikut.


21

1) Tahap Penyituasian (situation)

Tahap penyituasian adalah tahap yang terurtama berisi

pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita.

Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian

informasi awal, dan lain-lain yang berfungsi untuk melandas-

tumpui cerita yang akan dikisahkan pada tahap berikutnya.

2) Tahap Pemunculan Konflik (generating circumstances)

Tahap pemunculan konflik merupakan masalah-masalah/

peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai

dimunculkan. Tahap ini merupakan tahap awal munculnya

konflik dan konflik itu sendiri akan berkembang/dikembangkan

menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. Tahap pertama

dan kedua pada pembagian ini berkesesuaian dengan tahap

awal pada penahapan seperti yang dikemukakan di atas.

3) Tahap Peningkatan Konflik (rising action)

Tahap Peningkatan Konflik adalah tahap dimana konflik

yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya makin

berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-

peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita makin mencekam

dan menegangkan.

4) Tahap Klimaks (climax)

Tahap Klimaks merupakan tahap di mana konflik atau

pertentangan yang terjadi yang dilakukan atau ditimpakan


22

kepada para tokoh cerita mencapai itentitas puncak. Klimaks

sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang

berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.

5) Tahap penyelesaian (denoument)

Tahap ini merupakan tahap penyelesaian di mana konflik

yang telah mencapai klimaks diberi jalan keluar, cerita diakhiri.

Tahap ini berkesesuaian dengan tahap akhir. Pada tahap akhir ini,

alur memberikan jawaban rasa penasaran pembaca atas cerita

yang telah dibacanya. Konflik atau permasalahan dalam cerita,

akhirnya dapat diselesaikan oleh tokoh utama. Pada tahap ini,

pembaca juga dapat mengetahui akhir dari cerita yang

dibacanya, baik berakhir dengan kebahagiaan, maupun

berakhir dengan kesedihan.

Berdasarkan kriteria urutan waktu, Nurgiyantoro (2013:

213-216) membedakan alur menjadi tiga macam, antara lain

sebagai berikut.

a) Alur maju atau progesif

Alur sebuah novel dikatakan progresif jika peristiwa-

peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang

pertama menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa yang

kemudian. Atau, secara runtut cerita dimulai dari tahap awal

(peyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah

(konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian).


23

b) Alur mundur atau flash back

Urutan kejadian yang dikisahkan dalam cerita fiksi

yang berplot regresif tidak bersifat kronologis. Cerita tidak

dimulai dari tahap awal (yang benar-benar merupakan

awal cerita secara logika), melainkan mungkin dari tahap

tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal

cerita dikisahkan.

c) Alur campuran

Gabungan antara alur maju dan alur mundur. Secara

garis besar plot sebuah novel mungkin progresif, tetapi di

dalamnya, betapapun kadar kejadiannya, sering terdapat

adegan-adegan sorot balik. Demikian pula sebaliknya.

Bahkan sebenarnya boleh dikatakan tidak mungkin ada

sebuah cerita pun yang mutlak flash-back.

d. Latar

Ginanjar (2012: 17) berpendapat bahwa latar atau setting

yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada

pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Terkadang, dalam

sebuah cerita ditemukan latar yang banyak mempengaruhi

penokohan dan kadang membentuk tema. Pada banyak prosa

khususnya novel, latar membentuk suasana cerita, misalnya cuaca


24

yang ada di lingkungan tokoh memberi pengaruh terhadap

perasaan tokoh cerita tersebut.

Stanton (2012: 35) berpendapat bahwa latar adalah

lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,

semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang

sedang berlangsung. Selanjutnya, Nurgiyantoro (2013: 314-325)

membedakan macam-macam latar ke dalam tiga unsur pokok,

yaitu tempat,waktu dan sosial. Ketiga unsur tersebut saling

berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

1) Latar Tempat

Latar tempat merupakan lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Penggambaran

tempat dalam cerita oleh pengarang sangat penting ntuk

memberikan kesan pada pembaca, seolah-olah pembaca

mengetahui betul tempat tersebut berada.

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanaya dihubungkan

dengan waktu yang faktual, waktu yang ada kaitannya atau

dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.


25

3) Latar Sosial

Latar sosial adalah hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dalam cerita tidak

berbeda jauh dengan keadaan sosial dalam kehidupan nyata.

Oleh karena itu, latar sosial dalam cerita akan lebih mudah

dipahami pembacanya jika pembaca berada pada lingkunagan

sosial yang sejenis dengan latar sosial dalam cerita.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa latar adalah

tempat atau keadaan mengenai waktu dan suasana di mana

peristiwa dalam sebuah cerita terjadi.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah penempatan posisi pengarang pada

cerita yang ditulisnya. Sudut pandang terdiri atas sudut pandang

orang pertama (akuan sertaan). Dalam hal ini, pengarang sebagai

pelaku utama. Adapun sudut pandang orang kedua (akuan

taksertaan), posisi pengarang ikut terlibat dalam cerita itu, tetapi

bukan sebagai pelaku utamanya. Sudut pandang orang ketiga

(diaan mahatahu dan diaan terbatas) pengarang tidak terlibat

dalam cerita itu. Pengarang hanya sebagai pencerita saja. Jika

dalam bercerita itu pengarang mengetahui semua peristiwa yang

terjadi, maka posisi yang demikian termasuk orang ketiga

mahatahu. Sebaliknya, jika pengarang memosisikan tidak serba


26

tahu peristiwa yang terjadi, termasuk orang ketia terbatas

(Sukirno, 2016: 89).

2. Nilai Religi dalam Karya Sastra

Pembahasan nilai religi dalam karya sastra di dalam analisis

peneliti terdiri dari pengertian religi, pengertian nilai religi, konsep

religi, dan religi dalam karya sastra.

a. Pengertian Religi

Atmosuwito (2010: 123) berpendapat bahwa religi dapat

diartikan lebih luas daripada agama. Kata religi menurut asal

kata berarti ikatan atau pengikatan diri. Dari sini pengertiannya

lebih pada masalah personalitas, hal yang pribadi. Oleh karena

itu, ia lebih dinamis karena lebih menonjolkan eksistensinya

sebagai manusia.

Konsep religiusitas versi Glock & Stark yakni melihat

keberagaman seseorang bukan hanya dari satu atau dua dimensi,

melainkan juga mencoba memperhatikan segala dimensi/

(Djamaludin dan Fuat, 2011: 80). Keberagamaan seseorang

tidak hanya dilihat dari satu atau dua dimensi, tetapi juga

mencoba memperhatikan segala dimensi. Keberagamaan dalam

Islam tidak diwujudkan dalam bentuk ibadah saja, tetapi dalam

aktivitas-aktivitas lainnya.
27

b. Pengertian Nilai Religi

Pada hakikatnya nilai adalah sifat atau kualitas yang

melekat pada suatu objek (Darmadi, 2012: 67). Suatu objek

mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat di

dalamnya. Atmosuwito (2010: 124) berpendapat bahwa nilai

religi menyangkut rasa keagamaan, yakni segala perasaan batin

yang berhubungan dengan Tuhan, perasaan dosa, perasaan takut,

dan perasaan akan kebesaran Tuhan.

c. Konsep Religi

Djamaludin dan Fuat (2011: 80) berpendapat bahwa konsep

prespektif Islam tentang religiusitas terdapat tiga dimensi nilai,

diantaranya sebagai berikut.

1) dimensi keyakian (akidah)

Secara etimologis, aqidah berakar dari kata „aqada-

ya‟qidu- „aqdan- „aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian

dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi „aqidah berarti

keyakinan. Secara etimologis aqidah adalah perkara yang

mngharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa

tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari

kebimbangan dan keraguan (Ilyas, 2010: 1).

Aqidah dalam Islam menunjuk pada seberapa

tingkat keyakinan Muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran

agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang besifat


28

fundamental dan dogmatik. Dalam Islam, isi dimensi

keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para

malaikat, Nabi/Rasul, kiab-kitab Allah, surga dan neraka,

serta qadha dan qadar (Ancok dan Suroso, 2011:80)

2) dimensi peribadatan (syariah)

Syariah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan

setiap muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual

sebagaimana dianjurkan oleh agamanya. Dalam Islam,

dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan salat, puasa,

zakat, haji, membaca Al-Qur’an, doa, dzikir, ibadah

kurban, itikaf di masjid di bulan puasa, dan sebagainya.

3) dimensi pengamalan (akhlak)

Secara etimologis akhlaq adalah bentuk jamak dari

khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat. Berakar pada kata khalaqa yang berarti

menciptakan. Secara terminologis akhlaq merupakan nilai-

nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan

sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai

perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih

melakukan atau meninggalkannya (Ilyas, 2014: 1).

Akhlaq menunjuk pada seberapa tingkatan setiap

muslim berprilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya,

yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya,


29

terutama dengan manusia lain (Ancok dan Suroso, 2011:

180). Dalam Islam, dimensi ini meliputi perilaku tolong-

menolong, bekerjasama, berderma, menyejahterakan dan

menumbuhkembangkan orang lain, menegakkan keadilan

dan kebenaran, bersikap jujur, memaafkan, tidak korupsi,

tidak menipu, tidak berjudi, tidak meminum-minuman yang

memabukkan, mematuhi norma-norma Islam dalam

perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut

ukuan Islam, dan sebagainya.

d. Religi dalam Karya Sastra

Fungsi religius karya sastra mengandung ajaran-ajaran

agama yang wajib diteladani oleh para penikmatnya. Sasaran

karya sastra bukanlah pekiran pemikat, melainkan perasaan.

Karya satra tidak bermaksud agar penikmat tahu yang

dikomunikasikan, tetapi mengajak apa yang dirasakan

pengarang (Ginanjar, 2012: 58). Hal ini sejalan dengan pendapat

Nurgiyantoro (2013: 446) bahwa sastra tumbuh dari sesuatu

yang bersifat religius, termasuk yang bersifat keagamaan, dan

kritik sosial banyak ditemukan dalam karya fiksi atau dalam

genre sastra lain.


30

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kajian teoretis dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), terdiri dari pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dan komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau

lebih. Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya

mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis

agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta membetikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Guru merancang penggalan rencana pelaksanaan pembelajaran

untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan

di satuan pendidikan (Rusman, 2012: 5).

b. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Di dalam RPP terdapat beberapa komponen. Komponen

tersebut terdiri atas identitas mata pelajaran, kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran,


31

materi pembelajaran, metode pembelajaran, model

pembelajaran, strategi pembelajaran, penilaian, sumber belajar,

media belajar. Berikut ini akan diuraikan masing-masing

komponen RPP tersebut.

1) Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi mata pelajaran,

jenjang pendidikan, kelas, semester, alokasi waktu

(Sukirno, 2009: 103).

2) Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki

oleh peserta didik pada setiap tingkat, kelas atau program.

3) Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan hasil belajar

yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti

proses pembelajaran macteri pokok mata pelajaran

(Sukirno, 2009: 104).

4) Indikator Pencapaian

Indikator adalah kompetensi dasar yang lebih spesifik.

Indikator merupakan acuan dalam menentukan penilaian.

Oleh karena itu, rumusan indikator harus dapat diukur

dengan berbagai teknik dan alat penilaian. Indikator ini

menjadi pedoman tentang tingkat pencapaian belajar


32

peserta didik sesuai kompetensi dasar yang harus dimiliki.

Berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat dilihat dari

tercapai atau tidaknya indikator (Sukirno, 2009: 105).

5) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan

hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik

sesuai dengan kompetensi dasar (Rusman, 2012: 6).

6) Materi Pembelajaran

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir

sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi

(Rusman, 2012: 6).

7) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat

indikator yang telah ditetapkan (Rusman, 2012: 6).

Metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran sastra

antara lain: tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas.

Keempat metode tersebut akan saling menunjang dan

melengkapi dalam pembelajaran sastra.


33

a) Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu teknik

untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit

pemikirannya untuk bertanya, selama

mendengarkan pelajaran; atau guru yang

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa

menjawab (Roestiyah, 2012: 129).

b) Diskusi

Metode diskusi adalah salah satu teknik

belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang

guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses

interaksi antara dua atau lebih individu yang

terlibat, saling tukar menukar pengalaman,

informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi

juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai

pendengar saja (Roestiyah, 2012: 5).

c) Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah suatu teknik

pemberian tugas di luar jam pelajaran sebagai

selingan untuk variasi teknik penyajian ataupun

dapat berupa pekerjaan rumah. Tugas semacam itu

dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah

maupun sebelum pulang, sehingga dapat


34

dikerjakan bersama temannya (Roestiyah, 2012:

132).

8) Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola

yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum,

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas (Rusman, 2012: 132). Peneliti

melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Investigasi kelompok (Group

Investigation). Implementasi strategi belajar kooperatif

Investigasi kelompok (Group Investigation) dalam

pembelajaran, secara umum dibagi menjadi enam langkah,

yaitu: (1) mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan

siswa ke dalam kelompok; (2) merencanakan tugas-tugas

belajar; (3) melaksanakan investigasi; (4) menyiapkan

laporan akhir; (5) mempresentasikan laporan akhir; (6)

evaluasi.

1) Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation

Rusman (2012: 223) mengemukakan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation, dapat dipakai guru untuk


35

mengembangkan kreativitas siswa, baik secara

perorangan maupun kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation, langkah-langkah pembelajarannya

adalah sebagai berikut.

a) Membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 5 siswa;

b) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat

analitis;

c) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam

menjawab pertanyaan kelompoknya secara

bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu

yang disepakati.

2) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation

Model Group Investigation memiliki kelebihan dan

kelemahan. Adapun kelebihan dari Group Investigation

sebagai berikut:

a) meningkatkan kemampuan kreativitas siswa yang

ditempuh melalui pengembangan proses kreatif

menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat

bantu yang secara ekplisit mendukung kreativitas;


36

b) meningkatkan peluang keberhasilan dalam

memecahkan suatu masalah;

c) membangun keterampilan komunikasi

atarkelompok.

Selain memiliki beberapa kelebihan, model

pembelajaran Group Investigation juga memiliki

beberapa kelemahan. Kelemahan dari model Group

Investigation sebagai berikut:

a) tidak cocok untuk siswa yang kurang aktif dalam

komunikasi, karena dalam model pembelajaran ini

sangat membutuhkan keterampilan komunikasi;

b) mengutamakan emosional daripada intelektual.

9) Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran terdiri dari bagian awal yang

merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi

peserta didik. Bagian inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai kompetensi dasar. Bagian akhir merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran (Rusman, 2012: 7).


37

10) Penilaian

Penilaian adalah prosedur dan cara menilai

pencapaian setiap indikator oleh peserta didik (Sukirno,

2009: 108).

11) Sumber Belajar

Sumber belajar adalah bahan ajar yang memuat teks/

materi ajar yang dijadikan rujukan untuk mencapai

kompetensi dasar (Sukirno, 2009: 108).

12) Media Belajar

Media adalah alat. Media pembelajaran adalah alat

yang berfungsi sebagai alat bantu belajar mengajar yang

efektif (Sukirno, 2009: 108).


38

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab III berisi metode penelitian. Pada metode penelitian ini, peneliti

menjelaskan sumber data, objek penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis

data yang digunakan dalam penelitian.

A. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2013:

172). Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Sebening Syahadat karya

Diva Sinar Rembulan, diterbitkan oleh Best Media, cetakan pertama tahun

2016, dengan tebal 448 halaman. Data berupa narasi (tuturan pengarang) dan

percakapan para tokoh yang berhubungan dengan objek penelitian.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian (Arikunto, 2013: 38). Objek penelitian ini adalah nilai religi yang

terdapat pada novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan dan

rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XII SMA.

C. Fokus Penelitian

Sugiyono (2016: 285) menyatakan bahwa fokus penelitian adalah

pokok masalah yang masih bersifat umum. Peneliti memfokuskan penelitian

ini pada (1) kajian unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan,

alur, latar, dan sudut pandang (2) nilai religi dalam novel Sebening Syahadat
40

karya Diva Sinar Rembulan yang meliputi nilai akidah, akhlak, dan syariah

(3) rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XII SMA.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik pustaka dan teknik catat. Teknik pustaka adalah teknik yang

menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto,

1992: 42). Teknik catat adalah teknik dengan melakukan pencatatan terhadap

data relevan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian (Subroto, 1992: 41).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan

data adalah sebagai berikut:

1. membaca novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan, secara

kritis dan teliti;

2. mengidentifikasi data yang berhubungan dengan unsur intrinsik dan nilai

religi dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan;

3. mengklasifikasikan data menjadi satu sesuai dengan kelompok masing-

masing;

4. mencatat data-data yang diperoleh sesuai dengan objek penelitian ke

dalam nota pencatat data;

5. menyimpulkan hasil data yang telah dicatat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

mengumpulkan data-data (Sugiyono, 2016: 307). Instrumen yang digunakan

40
41

dalam penelitian ini adalah penulis sendiri selaku peneliti dengan alat bantu

berupa kartu pencatat data, alat tulis, novel Sebening Syahadat karya Diva

Sinar Rembulan, buku-buku teori sastra, prosedur penelitian dan buku

penunjang lainnya.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

menggunakan teknik analisis isi. Teknik analisis data kualitatif adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Moleong, 2014: 248).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik analisis data

adalah sebagai berikut:

1. menganalisis data unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan;

2. menganalisis nilai religi meliputi akidah, akhlak, dan syariah yang terdapat

dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan;

3. menyusun hasil analisis. Susunan hasil analisis data terdiri atas:

a. penyajian data;

b. pembahasan data;

c. penyimpulan data penelitian.

41
42

G. Teknik Penyajian Hasil Analisis

Teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik informal. Sudaryanto (2015: 241) berpendapat bahwa teknik

informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan

terminologi yang teknis sifatnya. Dengan demikian, penyajian hasil analisis

pada penelitian yang berjudul “Nilai Religi Novel Sebening Syahadat Karya

Diva Sinar Rembulan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas

XII SMA” dipaparkan dengan cara mendeskripsikan menggunakan kata-kata

biasa yang lebih terperinci sehingga mudah dipahami tanpa menggunakan

tanda dan lambang.

42
43

BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA

Pada bab ini berisi penyajian dan pembahasan data hasil penelitian.

Pada subbab penyajian data, dipaparkan data-data berupa unsur intrinsik dan nilai

religi yang diperoleh dari subjek penelitian. Pembahasan data meliputi

pembahasan tentang unsur intrinsik, nilai-nilai religi, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

A. Penyajian Data

Dalam penyajian data, disajikan data-data berupa unsur intrinsik dan

nilai religi yang diperoleh dari subjek penelitian, yaitu dari novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan dan rencana pelaksanaan

pembelajarannya di kelas XII SMA. Di bawah ini akan disajikan uraian data

tersebut.

1. Unsur Intrinsik dalam Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar


Rembulan

Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan meliputi tema, tokoh dan

penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Berikut ini disajikan data-data

unsur intrinsik yang terdapat pada novel Sebening Syahadat karya Diva

Sinar Rembulan.

43
115

Tabel 1
Unsur-unsur Intrinsik dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar
Rembulan

No. Unsur Intrinsik Data Halaman Novel


1. Tema
a. Tema mayor Percintaan seseorang 61, 157, 158
yang berbeda agama
b. Tema minor 1) Keikhlasan 397, 406
2) Kerinduan 73, 383
3) Kejujuran 251, 254
2. Tokoh dan
Penokohan
1) Tokoh Sam : emosional 104, 105
utama dan penolong 19, 68
penokohan setia 403, 412
2) Tokoh a. Haba :
tambahan penolong 26, 39
dan setia 396, 397
penokohan b. Baskoro:
pekerja keras 45, 46
penyayang 331, 340
c. Tante Sindy :
perhatian, 33, 331
penyayang 67, 322
d. Ali:
taat beribadah 12, 71
tidak egois 418, 419
e. Sandy:
kasar 54, 60
angkuh 53, 54
3. Alur berdasarkan Alur maju
kriteria urutan
waktu
Alur menurut 1) Tahap penyituasian 6, 7
urutan 2) Tahap pemunculan 60, 61
peristiwanya konflik
3) Tahap peningkatan 81, 99
konflik
4) Tahap klimaks 157, 158
5) Tahap penyelesaian 321, 335, 341
4. Latar
a. Latar tempat 1) Kamar 7, 14, 63
2) Sekolah 8, 69, 99

115
116

3) Masjid 12, 49,290


4) Halte bus 24, 37, 38
b. Latar waktu 1) Dini hari 45, 81, 293
2) Pagi hari 8, 37
3) Malam hari 26, 44
4) Siang hari 109, 87
c. Latar sosial Menengah keatas 45, 46
5. Sudut Pandang Orang ketiga mahatahu 40, 402

2. Nilai Religi dalam Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Nilai religi yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat karya

Diva Sinar Rembulan meliputi nilai akidah, akhlak, dan syariah. Berikut

ini disajikan data-data nilai religi yang terdapat dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

Tabel 2
Nilai Religi dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan

No. Nilai Religi Wujud Nilai Religi Halaman


1. Nilai akidah 1) Iman kepada Allah 341, 436
2) Iman kepada Nabi/Rasul 292, 445
3) Iman kepada kitab Allah 253, 274
2. Nilai akhlak 1) Suka menolong 39, 68
2) Memafkan 115, 395
3) Bersyukur 256, 422,
435, 436
4) Toleransi 57, 293
3. Nilai syariah 1) Shalat 293, 428
2) Berdoa 89, 428
3) Zikir 39, 359
4) Membaca Al-Qur’an 50, 99

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Sebening Syahadat Karya


Diva Sinar Rembulan

Pembelajaran sastra novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan di kelas XII SMA meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar,

116
117

indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, alokasi waktu, materi pem-

belajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran,

sumber belajar, kegiatan pembelajaran, penilaian. Pembelajaran novel tersebut

berdasarkan kurikulum 2013 yang diawali dengan membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut

dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No. Komponen Deskripsi


1. Kompetensi Inti KI 3 Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
2. Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel
3. Indikator 1) Siswa mampu menganalisis unsur
intrinsik dalam novel Sebening
Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.
2) Siswa mampu menganalisis nilai religi
dalam novel Sebening Syahadat karya
Diva Sinar Rembulan.
4. Tujuan 1) Siswa dapat menganalisis unsur
Pembelajaran intrinsik dalam novel Sebening
Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

117
118

2) Siswa dapat menganalisis nilai religi


yang meliputi akidah, akhlak, dan
syariah dalam novel Sebening Syahadat
karya Diva Sinar Rembulan.
5. Alokasi Waktu 1x pertemuan (2x45 menit)
6. Materi 1) Pengertian novel;
Pembelajaran 2) Pengertian unsur intrinsik (tema, tokoh
dan penokohan, alur, latar, dan sudut
pandang);
3) Nilai religi (akidah, akhlak, dan syariah).
7. Metode 1) tanya jawab
Pembelajaran 2) diskusi
3) pemberian tugas
8. Model Investigasi Kelompok (Group
Pembelajaran Investigation)
9. Media a. power point materi mengenai
Pembelajaran pengertian novel, unsur intrinsik, dan
nilai religi pada novel;
b. laptop;
c. proyektor;
d. spidol;
e. white board;
C. 6) kertas folio.
10. Sumber Belajar 1) Novel Sebening Syahadat karya Diva
Sinar Rembulan;
2) Buku bahasa Indonesia Ekspresi Diri
dan Akademik kelas XII;
3) Buku pelengkap materi pembelajaran.
11. Kegiatan
Pembelajaran
1. Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam dan
berdoa;
b) Guru mempresensi dan
mengkondisikan kelas agar siswa
siap dalam mengikuti kegiatan
belajar;
c) Guru menyampaikan kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran;
d) Peserta didik menerima informasi
tentang hal-hal yang akan dipelajari
khususnya tentang novel.
2. Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru memberikan materi
mengenai unsur intrinsik dan

118
119

nilai religi yang terdapat dalam


novel;
(2) Siswa mendengarkan atau
mengamati apa yang dijelaskan
oleh guru.
b) Mempertanyakan
(1) Siswa mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang belum
dipahami tentang unsur intrinsik
dan nilai religi dalam novel
kepada guru;
(2) Guru menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa.
c) Mengumpulkan informasi
(1) Guru membentuk siswa menjadi
4-5 kelompok;
(2) Guru menyediakan subjek
penelitian (sinopsis novel
Sebening Syahadat karya Diva
Sinar Rembulan) dan meminta
siswa untuk membaca sinopsis
novel dan mencari unsur intrinsik
dan nilai religi dalam novel.
Guru memberikan batasan waktu
untuk membaca;
(3) Guru meminta masing-masing
kelompok untuk berdiskusi dan
saling bertukar pikiran atau
pendapat antarkelompok.
d) Menalar
(1) Guru meminta perwakilan
kelompok untuk menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelas;
(2) Siswa lainnya memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok yang ada di depan.
e) Mengkomunikasikan
(1) Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan hasil diskusi
kelompok.

3. Penutup
(1) Guru dan siswa melaksanakan
refleksi terhadap proses
pembelajaran, yaitu mengenai
kesulitan siswa dalam memahami

119
120

unsur intrinsik dan nilai religi yang


terdapat dalam novel;
(2) Guru dan siswa menyimpulkan
pembelajaran
(3) Guru mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan mengucapkan
salam penutup
12. Penilaian Hasil 1. Teknik penilaian dalam pembelajaran
Belajar ini menggunakan teknik tes tertulis dan
praktik.
2. Bentuk tes dalam pembelajaran ini
menggunakan tes tertulis berupa uraian
(ulangan harian) dan tugas kelompok
(presentasi).
13. Instrumen 1. Penilaian kognitif
a. Jelaskan pengertian novel !
b. Sebutkan unsur intrinsik dalam
novel Sebening Syahadat karya
Diva Sinar Rembulan !
c. Sebutkan nilai religi yang terdapat
dalam novel Sebening Syahadat
karya Diva Sinar Rembulan.
2. Penilaian psikomotorik
a. Mempresentasikan unsur intrinsik
dan nilai religi novel Sebening
Syahadat karya Diva Sinar
Rembulan.
b. Menceritakan kembali isi novel
Sebening Syahadat karya Diva
Sinar Rembulan.dengan bahasa
Anda sendiri dengan tepat.
3. Penilaian afektif
Indikator sikap yang dinilai meliputi: kerja
sama, tanggung jawab, santun, disiplin,
menghargai orang lain.
14. Pedoman Penilaian 1. Penilaian kognitif
a. Jawaban lengkap skor = 20;
Kurang lengkap skor =10;
Tidak menjawab skor = 0.
b. Jawaban lengkap (menyebutkan 5
unsur) skor = 40;
Jawaban kurang lengkap (3-4 unsur) skor =
20;
Jawaban 1-2 unsur, skor = 10;
Tidak menjawab skor = 0.
c. Jawaban 3 nilai religi skor = 40;

120
121

Jawaban 2 nilai religi skor = 20;


Jawaban 1 nilai religi skor = 10;
Tidak menjawab skor = 0.
Total skor : a + b + c = 10
2. Penilaian psikomotorik
a. Tepat 4
b. Kurang tepat 2-3
c. Tidak tepat 1
d. Tidak presentasi 0
3. Penilaian afektif
Kriteria skor :
Sangat baik = 5; baik = 4; cukup = 3;
kurang = 2; sangat kurang = 1.

B. Pembahasan Data

Pembahasan data meliputi: (a) unsur intrinsik yang terdapat dalam

novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan, (b) nilai-nilai religi

yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan,

(c) rencana pelaksanaan pembelajaran novel Sebening Syahadat karya Diva

Sinar Rembulan di kelas XII SMA.

1. Unsur Intrinsik Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar


Rembulan

Unsur intrinsik yang akan dikaji meliputi: (a) tema, (b) tokoh dan

penokohan, (c) alur, (d) latar, dan (e) sudut pandang. Berikut dipaparkan

kelima unsur tersebut.

a. Tema

Tema adalah gagasan, ide yang mendasari suatu karya sastra.

Tema yang terdapat pada novel dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah makna pokok

yang menjadi dasar atau gagasan suatu karya sastra. Tema mayor

121
122

ditentukan dengan cara menentukan persoalan yang paling menonjol

dalam cerita. Tema minor adalah makna yang hanya terdapat pada

bagian-bagian tertentu cerita atau dapat diidentifikasikan sebagai

makna tambahan. Di bawah ini disajikan pembahasan data mengenai

tema dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

1) Tema Mayor

Tema mayor atau tema utama dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan adalah percintaan

seseorang yang berbeda agama. Perbedaan kayakinan itulah yang

membuat Haba menjaga jarak dengan Sam. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Sementara Sam yang sudah mengerti dengan “beda” yang


dimaksud Haba tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak
menyangka jika perbedaan di antara keduanya akan
berdampak besar bagi hubungannya dengan Haba.
Melepaskan tali yang mulai terikat, menjauhkan jarak yang
mulai dekat. Sam benar-benar tidak memikirkan hal ini
akan terjadi. Kata-kata itu kini terus terekam berulang-ulang
di telinga Sam. Kita beda, Sam.” (61)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa cinta beda agama

membuat Haba akhirnya melepaskan tali silaturahmi dan mulai

menjauh dari Sam. Adapun permasalahan lain dalam novel ini

adalah ketika Haba meminta saudaranya yang bernama Hada

untuk berpura-pura menjadi ibunya dan menjelaskan kepada Sam

tentang cinta beda agama. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

122
123

“Perbedaan itu perlu sayang. Tapi kalau sudah menyangkut


Tuhan itu sudah susah. Kalau nggak pindah Tuhan ya
pindah pacar. Iya kan Mas?” Sekali lagi, kalimat itu keluar
dari orang dekatnya dan itu dari Hada. Kalimat yang sangat
tidak Sam sukai.” (157)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Hada sedang

memojokkan Sam dengan membahas cinta beda agama antara

Sam dan Haba. Menurut Hada, perbedaan itu perlu tapi kalau

sudah menyangkut Tuhan itu sudah susah. Hada terus memancing

emosi Sam dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak disukai

oleh Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Gimana bisa jadi imam yang baik? Dengan penciptamu


saja ia enggan cinta, bagaimana dengan cintanya
padamu?” Hada terus berbicara, seakan ia tidak peduli
terhadap lingkungan sekitarnya yang mulai mencekam.
“Mau ganteng seberapa, mau baik sebagaimana, kalau
sudah beda agama sih kandas.”(158)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Hada menginginkan

Haba untuk menikah dengan laki-laki yang seiman. Bagi Hada,

menikah dengan laki-laki yang seiman itu perlu dalam

membangun rumah tangga karena kelak suaminya yang akan

menjadi imam di keluarganya nanti.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tema mayor yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat adalah

percintaan seseorang yang berbeda agama.

123
124

2) Tema Minor

Tema minor adalah tema-tema tambahan atau tema

sampingan dari tema mayor. Dalam novel Sebening Syahadat ada

beberapa tema minor, antara lain sebagai berikut.

a) Keikhlasan

Ikhlas adalah memberikan atau merelakan sesuatu

dengan setulus hati. Rasa ikhlas yang terdapat dalam novel

Sebening Syahadat adalah ketika Sam mengikhlaskan Haba

untuk menikah dengan laki-laki lain. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Haba secara perlahan mengambilnya, tatapan matanya


tidak sama sekali memandang seseorang di hadapannya, ia
malu untuk menunjukkan betapa kehilangannya ia terhadap
Sam, betapa ia benar-benar tersakiti karena seseorang yang
sebenarnya ia cintai merelakannya untuk menikah dengan
lelaki lain.” (397)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba sangat kehilangan

Sam. Hati Haba terasa sakit karena seseorang yang ia cintai telah

merekannya menikah dengan lelaki lain. Sam berusaha untuk

ikhlas apabila Haba menikah dengan Ali. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Sam memandang cincin itu dengan tersenyum. Toh, pada


akhirnya cincin itu akan menjadi milik Haba, tidak peduli
siapa yang akan memberikannya, atau bahkan pada saat
pernikahan Ali dan Haba sekalipun, ia sudah mencoba
untuk ikhlas. Ia kembali meluruskan niatnya untuk
memberikan cincin itu, apa pun kondisinya, bahkan saat
sudah jelas perasaan Sam tidak dapat terbalaskan.” (406)

124
125

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam mencoba untuk

mengikhlaskan wanita yang dicintainya menikah dengan laki-laki

lain. Ia berniat memberikan cincin untuk Haba apa pun

kondisinya walaupun yang memakaikan cincin itu adalah laki-laki

lain. Ia merasa cintanya tidak terbalaskan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tema minor yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat adalah

keikhlasan. Sam mencoba untuk mengikhlaskan Haba menikah

dengan laki-laki lain.

b) Kerinduan

Kerinduan adalah suatu keinginan atau harapan ingin

bertemu dengan seseorang yang sedang dirindukan. Haba

sangat merindukan Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

“Kehampaan itu kian nyata di dalam hatinya, walau sering


kali ia menutup rapat-rapat hatinya tentang Sam. Tapi yang
ada, hatinya malah semakin merindu.” (73)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa hati Haba terasa hampa

setelah sekian lama tidak bertemu dengan Sam. Walaupun Haba

sudah menutup hatinya untuk Sam, ia malah semakin rindu

dengan Sam. Kerinduan bukan hanya dirasakan oleh Haba, tetapi

juga dirasakan oleh Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

125
126

“Dari arah samping, Sam malah bergantian tertawa renyah.


Ia rindu. Tidak tidak, ia sangat rindu dengan Haba. Bahkan
kepolosannya tidak berubah hingga sekarang, walau
keduanya sama-sama tahu umur mereka sudah lebih dari
kepala dua.” (383)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam rindu dengan Haba.

Rindu dengan kepolosan Haba yang tidak berubah hingga

sekarang.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tema minor yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat adalah

kerinduan antara Sam dan Haba. Sam sangat rindu dengan Haba,

rindu dengan kepolosan Haba yang tidak berubah hingga

sekarang. Begitu juga dengan hati Haba terasa hampa setelah

sekian lama tidak bertemu dengan Sam.

c) Kejujuran

Kejujuran adalah lurus hati, tidak berbohong dan

berbicara apa adanya. Kejujuran dalam novel Sebening

Syahadat diungkapkan lewat tokoh Haba. Ia mencurahkan isi

hatinya kepada ibunya yang sudah meninggal. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ummi, maafin Haba ya. Haba belum bisa jadi anak yang
salehah, Haba bohong dan sampai sekarang Haba belum
bisa jujur. Haba takut kalau pertemanan Haba bakal
hilang lagi, Haba nggak mau Ummi. Maafin Haba.” (251)

Dari kutipan di atas terihat bahwa Haba sudah berbohong

dan belum bisa jujur. Haba takut apabila ia berkata jujur maka

pertemanan antara Haba dan Sam akan hilang. Haba merasa

126
127

bersalah terhadap Sam karena ia sudah membohongi Sam. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Haba mengangguk pelan. Ia masih canggung karena tidak


berhasil berkata jujur dengan Sam. Ia merasa semakin
bersalah karena Sam sudah tahu yang sebenarnya.” (254)

Dari kutipan di atas terihat bahwa Haba merasa canggung

kepada Sam karena ia tidak berhasil berkata jujur. Ia merasa

semakin bersalah karena Sam sudah tahu apa yang terjadi

sebenarnya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tema minor yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat adalah

kejujuran. Haba takut apabila ia berkata jujur maka pertemanan

antara Haba dan Sam akan hilang. Haba merasa canggung kepada

Sam karena ia tidak berhasil berkata jujur.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam cerita

fiksi. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Watak,

perwatakan, dan karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh

seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas

pribadi seorang tokoh.

Tokoh yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat karya

Diva Sinar Rembulan, antara lain sebagai berikut.

127
128

1) Sam

Sam adalah orang yang emosional. Ia berkelahi dengan

temannya dan memukul temannya bertubi-tubi. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Tanpa pikir panjang, Sam membalas perkataan itu


dengan pukulan yang bertubi-tubi, terdengar keadaan
semakin riuh dengan teriakan dari anak-anak perempuan
yang melihat kejadian itu. Sedang yang laki-laki terus
menyoraki Sam agar terus menghantam. Keadaan berubah
menjadi arena tinju tanpa peraturan dan tanpa wasit.
Keduanya saling pukul untuk menunjukkan kekuatan
masing-masing.” (104)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa sifat Sam adalah

emosional. Ia membalas perkataan temannya dengan pukulan

bertubi-tubi dan keadaan berubah menjadi arena tinju, keduanya

saling pukul untuk menunjukkan kekuatan masing-masing.

Berkali-kali Sam memukul lawan yang tidak seberapa jika

dibandingkan dengannya itu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

“Berkali-kali Sam memukul lawan yang tidak seberapa


jika dibandingkan dengannya itu. Beradu fisik dengan
Sam bagai mencelupkan diri pada darah segar dan
menyodorkannya pada singa yang kelaparan, jelas akan
tertebak apa yang akan dilakukan singa itu terhadapnya.”
(105)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam memukul lawan

yang tidak sebanding dengannya. Beradu fisik dengan Sam bagai

mencelupkan diri pada darah segar dan menyodorkannya pada

singa yang kelaparan. Meskipun Sam mempunyai sifat emosional,

128
129

ia juga mempunyai sifat positif yaitu suka menolong sesama. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Perempuan itu kemudian mengangguk. Seiring dengan


waktu, perempuan itu semakin membuat Sam penasaran.
Untuk hari-hari selanjutnya, ia sengaja menaiki bus agar
bisa bertemu dengannya. Walau hanya sekadar berdiri atau
menawarkan kursi yang nantinya akan diberikan lagi
kepada orang lain, tapi Sam senang. Menurutnya,
perempuan itu menarik dan tidak banyak bicara. Sikapnya
yang dingin pada Sam ikut membekukan hatinya dan
semakin menjatuhkan perasaan Sam.” (19)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam senang

menawarkan kursi yang ia tempati untuk dipersilakan kepada

orang lain yang lebih membutuhkan. Selain itu, Sam senang

memberikan beberapa lembar uang kepada seniman-seniman

kecil di dalam bus. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Seperti biasanya, dengan kursi yang ia persilakan kepada


orang yang lebih membutuhkan dan beberapa lembar uang
yang ia berikan kepada seniman-seniman kecil di dalam
bus. Tak jarang Sam sengaja membawa bekal untuk
mereka. Tanpa ia sadar, apa yang Haba perlihatkan
padanya, secara perlahan dilakukan oleh Sam. Dan ini
kemauan hatinya sendiri.” (68)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam suka menolong

sesama. Ia banyak belajar dari Haba, ia mempersilakan kursi yang

ia tempati untuk diberikan kepada orang yang lebih

membutuhkan, memberikan uang atau makanan kepada seniman-

seniman di dalam bus. Selain itu, Sam adalah orang yang setia.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

129
130

“Bahkan, dia yang nyuruh gua buat buka hati gua ke


Sandy, dia rela-relain nyuruh sepupunya buat mojokin
perbedaan di antara kita biar gua benci sama dia. Tapi
hati gua nggak bisa, gak bakal pernah bisa.” (403)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam setia dengan

Haba, walaupun Haba meminta Sam membuka hatinya untuk

Sandy tetapi Sam tidak bisa melakukannya karena Sam hanya

mencintai Haba. Menurut Sam, Haba adalah perempuan terbaik

yang pernah Sam temui. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

“Sam tersenyum lebar. Tapi jauh di dalam hatinya, ia


benar-benar tidak membutuhkan orang lain, apalagi yang
lebih baik dari Haba, karena baginya Haba adalah
perempuan terbaik yang pernah singgah di hatinya dan
akan selalu begitu.” (412)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam tidak

membutuhkan orang lain, apalagi yang lebih baik dari Haba,

karena baginya Haba adalah perempuan terbaik yang pernah

singgah di hatinya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tokoh Sam mempunyai sifat yang emosional. Selain emosional,

Sam juga suka menolong sesama dan setia terhadap wanita yang

dicintainya.

2) Haba

Haba adalah seorang wanita yang baik hati dan suka

menolong. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

130
131

“Tetapi baru saja keduanya menempati kursi, perempuan


berkerudung itu sudah lebih dulu berdiri dan
mempersilakan ibu tua yang sedang menggendong anak
kecil.” (26)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba memiliki sifat

suka menolong. Ia mempersilakan kursinya untuk ibu tua yang

sedang menggendong anak kecil. Selain itu, Haba juga suka

memberi rezeki kepada anak-anak jalanan. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Sam yang berada di samping Haba, terus


memperhatikannya. Sebenarnya Sam sedikit kecewa. Tapi
apa yang Haba lakukan adalah hal mulia, tidak ada alasan
untuk marah terhadapnya. Ini bukan kali pertama Haba
memberi sedikit rezeki kepada anak-anak jalanan itu.”
(39)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba memiliki sifat

yang mulia. Ia suka memberi rezeki kepada anak-anak jalanan.

Haba seringkali memberikan uang atau makanan kepada mereka.

Selain itu, Haba juga orang yang setia. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Enggak Sammy, bahkan hati ini tidak pernah sekalipun


terisi orang lain. Tidak sama sekali. Aku benar-benar
menjaganya. Aku menunggumu. Haba hanya bisa berkata
dalam hati, mulutnya seakan kaku untuk mengatakan apa
yang sebenarnya ia rasakan.” (396)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba adalah seorang

yang setia. Haba setia menunggu Sam bahkan di hatinya hanya

ada nama Sam, tidak pernah sekalipun terisi orang lain. Selain itu,

Haba menyesal sudah menerima hubungan ta’aruf dengan Ali

131
132

karena dihatinya hanya ada Sam. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Bahkan, jika saat ini kamu tidak hadir dihadapanku,


tidak tiba-tiba muncul. Aku rasa hatiku masih untukmu,
masih setia menunggumu untuk menjaganya. Andai saja
saat itu tidak aku iyakan hubungan ta‟aruf ini, andai saja
aku tidak coba-coba untuk berusaha menerima Kak Ali
dalam hubungan ini, maafkan aku Sammy.” (397)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba menyesal sudah

menerima Ali dalam hidupnya karena hati Haba hanya untuk

Sam. Bahkan, jika Sam tidak hadir dihadapan Haba, Haba masih

setia menunggu Sam.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tokoh Haba mempunyai sifat suka menolong karena ia suka

memberi rezeki kepada anak jalanan. Haba juga memiliki sifat

yang setia karena ia hanya mencintai Sam. Bahkan, tidak ada

yang menggantikan Sam dihatinya.

3) Baskoro

Baskoro adalah seorang ayah yang pekerja keras. Semua ia

lakukan demi kebahagiaan Sam dan keluarganya. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Papah kangen sekali. Papah ingat kita sering main bola


di sini. Pertama kali papah ajarin kamu main bola, kamu
selalu salah sasaran. Terus, mami kam bawain susu
cokelat kesukaan kamu. Kalau sehari aja kamu nggak
minum susu cokelat itu, kamu psti ngambek. Makannya
papah selalu kerja keras biar kamu bisa minum susu
cokelat kesukaan kamu. Biar kamu seneng terus, Sam.”
(45)

132
133

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Baskoro adalah orang

yang pekerja keras. Ia berusaha mencukupi segala kebutuhan

keluarganya. Tetapi, disaat Baskoro sudah mendapatkan

segalanya, ia justru kehilangan mamah Sam. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Tapi sekarang setelah papah kerja keras dan bisa dapet


lebih, papah malah kehilangan segalanya. Kehilangan
mamah kamu, sekarang papah hampir kehilangan kamu.”
(46)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Baskoro sudah

mendapatkan sesuatu yang lebih dari hasil kerja kerasnya. Tapi ia

kehilangan mamah Sam. Selain itu, Baskoro adalah seorang ayah

yang penyayang. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Kita sama-sama ya, mamah yakin papah pasti ngerti. Dia


sayang banget sama kamu, dan dia akan selalu seperti itu.”
(331)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Baskoro adalah seorang

ayah yang sangat menyayangi anaknya. Rasa sayang Baskoro

kepada Sam tidak akan pernah berubah. Rasa sayang Baskoro

terhadap Sam juga dibuktikan dengan membiarkan Sam

menemukan jati dirinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

“Siapa pun kamu, apa pun agama kamu, apa pun


keputusan kamu, sejauh apa pun pilihan kamu. Kamu tetap
Samuel Arya Baskoro, kamu tetap anak papah, jagoan
papah, hadiah paling indah dari Tuhan buat papah sama
mami. Papah nggak akan rela jika harus kehilangan kamu

133
134

dan papah lebih nggak rela kamu nggak bisa nemuin jati
diri kamu yang sebenarnya.” (340)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Baskoro membiarkan

Sam menentukan pilihannya sendiri. Baskoro tidak ingin

kehilangan Sam dan ia juga tidak rela jika Sam tidak bisa

menemukan jati dirinya yang sebenarnya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tokoh Baskoro adalah sesosok ayah yang pekerja keras karena ia

selalu berusaha mencukupi segala kebutuhan keluarganya.

Baskoro juga seorang ayah yang sangat penyayang.

4) Tante Sindy

Tante Sindy adalah sesosok ibu yang perhatian. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam, kamu yakin nggak mau ke dokter? Tante khawatir


deh.” Sindy menyentuh kening Sam yang mulai terasa
panas, tapi buru-buru Sam tolak dengan gerakan dari
tubuhnya yang menggeliat lemas di sofa.” (33)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa tante Sindy sangat

khawatir terhadap Sam. Tante Sindy terlihat khawatir ketika Sam

sakit. Tante Sindy ingin membawa Sam ke dokter. Tante Sindy

selalu memberi semangat kepada Sam. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Sam jangan kehilangan semangat. Ini hati kamu,


perjuangin. Sam langsung mengadah, ia menatap Sindy
lurus.” (331)

134
135

Dari kutipan di atas terlihat bahwa tante Sindy sangat

mendukung apa pun pilihan Sam. ia juga tidak lupa memberi

semangat kepada Sam. Sam akhirnya tersadar bahwa tante Sindy

adalah seorang ibu yang baik dan penyayang. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ternyata Sindy tidak seburuk yang Sam kira, seperti apa


kata Haba. Ia sangat baik. Walau Sindy bukanlah ibu
kandung Sam, tapi ia tahu benar perasaan Sam. Baru kali
ini ia bercerita dengan wanita lain selain Haba, dan itu
Sindy.” (67)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam mulai menyadari

bahwa tante Sindy tidak seburuk yang Sam kira. Walaupun tante

Sindy bukanlah ibu kandung Sam. Akhirnya, Sam mau membuka

hatinya untuk tante Sindy. Tante Sindy juga sangat menyayangi

Baskoro. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sindy tidak kuasa menahan tangis, melihat suami


tercintanya sedang dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
Badannya kian lemas, memegang tangan Baskoro yang
semakin menegang.” (322)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa tante Sindy sangat

menyayangi Baskoro. Sindy tidak kuasa menahan tangis, melihat

suami tercintanya sedang dalam keadaan yang mengkhawatirkan.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tante Sindy adalah seorang ibu yang penyayang dan perhatian.

Tante Sindy terlihat khawatir ketika Sam sakit dan akhirnya Sam

sadar bahwa tante Sindy adalah ibu yang baik walaupun ia bukan

ibu kandung Sam.

135
136

5) Ali

Ali adalah seorang yang taat beribadah. Ia tidak pernah

meninggalkan sholat. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Dari luar masjid, Sam hanya melihat Ali yang melakukan


banyak gerakan secara berulang-ulang. Keadaan terlihat
hening tetapi terasa mendamaikan hatinya.” (12)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Ali sedang

melaksanakan ibadah shalat. Sam begitu kagum melihat Ali. Ia

sadar, di balik dunia malam dan liarnya, ada sesosok malaikat pada

diri Ali. Ali pun tidak pernah lupa melaksanakan shalat tahajud.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Malam ini, Sam mencoba berbicara pada Ali tentang


Haba. Seperti biasanya setelah menemani Ali untuk salat
tahajud, ia memulai membuka diri.” (71)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Ali sedang

melaksanakan shalat tahajud. Sam pun selalu selalu setia menemani

Ali. Selain taat beribadah, Ali adalah seseorang yang tidak egois.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ali melepaskan pelukan itu, kemudian memandang Haba


yang sudah tersenyum ke arahnya. Untuk pertama kalinya,
ia begitu merasa bahagia, bahkan lebih bahagia saat ia
tahu Haba akan menjadi istrinya, karena saat ini, ia baru
saja membiarkan Haba tidak terluka karena tidak harus
memaksakan hatinya untuk menikah dengan Ali.” ( 419)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Ali adalah orang yang

tidak egois. Ia tidak ingin memaksa Haba untuk menikah

dengannya, walaupun ia sangat mencintai Haba. Ali pun sadar

136
137

bahwa Haba hanya mencintai Sam. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Ali tidak mau melakukan pernikahan ini, Bi. Haba juga


tidak ingin. Bukankah pernikahan itu antara dua orang
yang saling mencintai? Dan Haba tidak memiliki perasaan
itu terhadap Ali, hatinya sudah dimiliki oleh orang lain,
dan itu bukan Ali.” (418)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Ali tidak ingin

menikahi Haba karena ia sadar bahwa pernikahan hanya dapat

dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai dan Haba hanya

mencintai Sam bukan Ali.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tokoh Ali adalah seorang yang taat beribadah, ia tidak pernah

meninggalkan sholat. Ali juga seorang yang tidak egois karena ia

tidak ingin memaksa Haba untuk mencintainya dan menikah

dengannya.

6) Sandy

Sandy adalah seorang wanita yang cantik dan banyak

digemari oleh sebagian siswa laki-laki di sekolahnya. Tetapi, amat

disayangkan bahwa Sandy memiliki sifat yang angkuh. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Setelah dunia terasa berhenti, tubuhnya kini tertarik


keluar dari riuhnya kerumunan. Seorang perempuan
menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dengan
angkuh. Ia tengah berdiri di depan Haba, melirik Haba
tajam dari bawah kakinya hingga ujung kepalanya.” (53)

137
138

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sandy adalah seorang

yang angkuh. Ia merasa dirinya yang paling hebat. Ia melirik

Haba tajam dari bawah kakinya hingga ujung kepalanya. Bahkan,

nada bicara Sandy pun semakin tinggi. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Jangan lo kira gue buta ya!! Gue liat dari tadi Sam
senyum ke arah lo!! Lo nggak tau siapa gue?? Ucap
Sandy, semakin tinggi.” (54)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sandy berbicara

dengan angkuh terhadap Haba. Bahkan bicaranya semakin tinggi.

Selain angkuh, Sandy juga orang yang kasar. Bahkan, perkataan

Sandy kian lama kian menyayat hati Haba. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Perkataan Sandy kian lama kian menyayat hati Haba.


Kata demi kata yang keluar dari mulutnya seakan
menusuk hatinya dalam-dalam. Perasaannya kian kacau,
napasnya menjadi tidak beraturan. (54)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sandy memiliki sifat

yang kasar. Perkataan Sandy telah menyayat hati Haba. Bahkan,

kata-kata yang keluar dari mulutnya seakan menusuk hati Haba.

Sandy bahkan berani menampar Haba. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Lu itu nggak bisa bohong, jadi nggak usah sok bohong.
Bukannya gua udah minta maaf? Gua bener-bener gak tau
kalau Sandy bakal nampar elu.” (60)

138
139

Dari kutipan di atas terlihat bahwa sifat Sandy sangat

kasar. Ia berani menampar Haba. Itu semua Sandy lakukan karena

ia merasa cemburu apabila Sam dekat dengan Haba.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tokoh Sandy adalah orang yang angkuh dan kasar. Kata-kata yang

keluar dari mulutnya seakan menusuk hati Haba. Bahkan, Sandy

sudah berani menampar Haba.

c. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita.

Alur berdasarkan kriteria urutan waktu dalam novel Sebening Syahadat

karya Diva Sinar Rembulan adalah alur maju. Alur maju adalah alur

yang menceritakan suatu kisah secara runtut yaitu cerita dimulai dari

tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah

(konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian).

1) Tahap Penyituasian (situation)

Tahap penyituasian adalah tahap yang terutama berisi

pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap

ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal,

dan lain-lain yang berfungsi untuk melandastumpui cerita yang akan

dikisahkan pada tahap berikutnya.

Awal cerita pada novel Sebening Syahadat ini dimulai

dengan kepulangan Sam ke Bandung, kota kelahirannya, setelah

lebih dari delapan tahun berkelana di negeri orang. Amerika kini

139
140

menjadi tempat yang sulit ditiggalkan bagi Sam. Satu-satunya

alasan ia kembali pulang adalah Baskoro, ayahnya. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Gimana perjalanannya, Sam?” seorang perempuan


bertubuh semampai, dengan rambut kecoklatan datang
dari belakang Chris. Itu Sindy.
“Capek” Sam menjawab dengan setengah hati, bahkan ia
tidak memandang perempuan itu dengan waktu lama.
“Ya udah, kita langsung pulang yuk.” Sindy mengulurkan
tangannya pada Cris, mengajak gadis kecil itu untuk
bergandengan dengannya.
Di mobil, Sam menjatuhkan matanya pada kota yang
hampir ia lupakan. Ia sadar, banyak hal yang sudah dia
lewatkan dari Bandung. (6)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa kepulangan Sam

disambut oleh tante Sindy dengan bahagia. Sam menjatuhkan

matanya pada kota yang hampir ia lupakan. Akhirnya, Sam telah

sampai di rumah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Mobil itu akhirnya berhenti. Rumah ini, dengan udara


yang masih sama, ternyata waktu belum mampu
mengubah segala inci dari tiap sudut ruangan yang
menjadi saksi kehidupan lelaki yang kini tengah beradu
tatap dengan dinding yang dingin,”
“Welcome home, jagoan,” sambut Baskoro, yang sedang
berdiri tidak jauh dari pintu masuk.
“Papah!” Sam segera memeluk ayahnya erat,
menjatuhkan segala kerinduan dalam hatinya. (7)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana rumah Sam

masih tetap sama seperti dulu. Kepulangan Sam disambut oleh

Baskoro, Sam menjatuhkan segala kerinduan kepada ayahnya.

140
141

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahap penyituasian berawal dari kepulangan Sam ke Bandung

disambut hangat oleh keluarganya. Bahkan, suasana rumah yang

sekian lama ia tinggalkan tidak berubah, masih sama seperti dulu.

2) Tahap Pemunculan Konflik (generating circumstances)

Tahap pemunculan konflik merupakan masalah-masalah/

peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai

dimunculkan. Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik

dan konflik itu sendiri akan berkembang/dikembangkan menjadi

konflik-konflik pada tahap berikutnya.

Tahap pemunculan konflik diawali saat Haba mengetahui

bahwa Sam dan Haba berbeda keyakinan. Perbedaan itu yang

membuat Haba menjauh dari Sam. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Kita beda, Sam.” Akhirnya kalimat itu berhasil keluar,


setelah susah payah Haba tahan dan pendam, setelah
sekian lama membuat hatinya tidak karuan. Ia baru saja
mengatakan yang sejujurnya pada Sam. Kini keduanya
hanya terdiam. Ini yang sedari tadi ingin Haba katakan,
tapi malah terdengar menyakitkan setelah itu keluar dari
mulutnya. Haba melihat jelas perubahan raut wajah Sam.
Membuat Haba memilih untuk terus melangkah menjauh.
Ia tidak ingin memperjelas lagi.”(60)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba berkata jujur

kepada Sam tentang perbedaan keyakinan diantara mereka. Ini

yang sedari tadi ingin Haba katakan, tapi malah terdengar

menyakitkan setelah kata itu keluar dari mulutnya. Akhirnya,

141
142

Haba melepaskan tali yang mulai terikat, menjauhkan jarak yang

mulai dekat. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sementara Sam yang sudah mengerti dengan “beda” yang


dimaksud Haba tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak
menyangka jika perbedaan di antara keduanya akan
berdampak besar bagi hubungannya dengan Haba.
Melepaskan tali yang mulai terikat, menjauhkan jarak yang
mulai dekat. Sam benar-benar tidak memikirkan hal ini
akan terjadi. Kata-kata itu kini terus terekam berulang-
ulang di telinga Sam. Kita beda, Sam.” (61)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam tidak menyangka

jika perbedaan diantara keduanya akan berdampak besar bagi

hubungannya dengan Haba. Melepaskan tali yang mulai terikat,

menjauhkan jarak yang mulai dekat. Sam benar-benar tidak

memikirkan hal ini akan terjadi.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahap pemunculan konflik bermula dari Haba mengatakan hal

yang sejujurnya kepada Sam tentang perbedaan keyakinan

diantara mereka. Sam tidak menyangka jika perbedaan di antara

keduanya akan berdampak besar bagi hubungannya dengan Haba.

3) Tahap Peningkatan Konflik (rising action)

Tahap Peningkatan Konflik adalah tahap dimana konflik

yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya makin berkembang

dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa

dramatik yang menjadi inti cerita makin mencekam dan

menegangkan.

142
143

Tahap peningkatan konflik dalam novel Sebening

Syahadat adalah ketika Haba merasakan kebimbangan dan

kehampaan kian nyata di dalam hatinya. Ia tidak berani untuk

bertemu dengan Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, apa ia akan
berani untuk bertemu Sam lagi? Apa Sam akan tetap sama
padanya setelah ini? Atau semua sudah cukup sampai
disini? Ia serahkan semuanya pada yang Maha Bijaksana,
karena ia tahu Allah sebaik-baik perencana. Tapi dalam
lubuk hatinya, Haba selalu bertanya, Bagaimana dengan
kita, Sam?” (81)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa hati Haba merasa

bimbang. Ia serahkan semuanya pada yang Maha Bijaksana,

karena ia tahu Allah sebaik-baik perencana. Haba merasa masih

belum siap untuk bertemu dengan Sam. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Sementara di sekolah, seperti biasanya Haba masuk ke


kelas dengan keadaan yang masih sepi. Hari ini, ia sengaja
masuk pagi. Ia masih belum siap jika harus bertemu
dengan Sam di bus. Walau keduanya secara tidak
langsung sudah baik-baik saja, tapi Haba masih belum
berani. Ia tidak tahu bagaimana memulai sesuatu yang
hampir selesai itu.” (99)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba belum siap untuk

bertemu Sam. Haba masih belum berani bertemu Sam meski

keduanya sudah baik-baik saja. Haba tidak tahu bagaimana

memulai sesuatu yang hampir selesai itu.

143
144

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahap peningkatan konflik diawali ketika Haba merasa belum siap

untuk bertemu dengan Sam. Haba tidak tahu bagaimana memulai

sesuatu yang hampir selesai itu.

4) Tahap Klimaks (climax)

Tahap Klimaks merupakan tahap di mana konflik atau

pertentangan yang terjadi yang dilakukan atau ditimpakan kepada

para tokoh cerita mencapai itentitas puncak. Klimaks sebuah cerita

akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku

dan penderita terjadinya konflik utama.

Tahap klimaks diawali ketika Haba meminta saudaranya

yang bernama Hada untuk berpura-pura menjadi ibunya dan

menjelaskan kepada Sam tentang cinta beda agama. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Perbedaan itu perlu sayang. Tapi kalau sudah


menyangkut Tuhan itu sudah susah. Kalau nggak pindah
Tuhan ya pindah pacar. Iya kan Mas?” Sekali lagi,
kalimat itu keluar dari orang dekatnya dan itu dari Hada.
Kalimat yang sangat tidak Sam sukai.” (157)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Hada sedang

memojokkan Sam dengan membahas cinta beda agama antara

Sam dan Haba. Menurut Hada, perbedaan itu perlu tapi kalau

sudah menyangkut Tuhan itu sudah susah. Hada terus memancing

emosi Sam dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak disukai

oleh Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

144
145

“Gimana bisa jadi imam yang baik? Dengan penciptamu


saja ia enggan cinta, bagaimana dengan cintanya
padamu?” Hada terus berbicara, seakan ia tidak peduli
terhadap lingkungan sekitarnya yang mulai mencekam.
“Mau ganteng seberapa, mau baik sebagaimana, kalau
sudah beda agama sih kandas.” (158)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Hada menginginkan

Haba untuk menikah dengan laki-laki yang seiman. Bagi Hada,

menikah dengan laki-laki yang seiman itu perlu dalam

membangun rumah tangga karena kelak suaminya yang akan

menjadi imam di keluarganya nanti.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahap klimaks bermula ketika Hada sedang memojokkan Sam

dengan membahas cinta beda agama antara Sam dan Haba. Hada

menginginkan Haba untuk menikah dengan laki-laki yang seiman.

5) Tahap penyelesaian (denoument)

Tahap ini merupakan tahap penyelesaian di mana konflik

yang telah mencapai klimaks diberi jalan keluar, cerita diakhiri.

Tahap ini berkesesuaian dengan tahap akhir. Pada tahap akhir ini,

alur memberikan jawaban rasa penasaran pembaca atas cerita yang

telah dibacanya. Konflik atau permasalahan dalam cerita,

akhirnya dapat diselesaikan oleh tokoh utama. Pada tahap ini,

pembaca juga dapat mengetahui akhir dari cerita yang dibacanya,

baik berakhir dengan kebahagiaan, maupun berakhir dengan

kesedihan.

145
146

Tahap penyelesaian dalam novel Sebening Syahadat

adalah ketika Sam memutuskan untuk menjadi seorang muslim.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam nemuin jati diri Sam pada setiap Sam baca ayat Al-
Qur‟an, Sam cinta dengan suara azan, Sam cinta dengan
sosok Rasulullah, dan Sam kagum dengan Allah yang
Maha Besar. Sam nemuin hati Sam di Islam, pah. Izinkan
Sam menjadi seorang Muslim.” (321)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam ingin menjadi

seorang muslim. Sam menemukan jati dirinya ketika ia membaca

ayat Al-Qur’an, Sam cinta dengan suara azan, Sam cinta dengan

sosok Rasulullah, dan Sam kagum dengan Allah yang Maha

Besar. Kebahagiaan Sam tidak dapat terbendungkan setelah

keluarganya terutama ayahnya menyetujui Sam menjadi seorang

muslim. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam, apalagi yang kamu tunggu? Apa pun pilihan kamu,


papah selalu disini buat kamu.” Basoro memandang Sam
teduh, ada pancaran senyum di bibirnya yang begitu indah
ke arah Sam dan seketika itu juga Sam memelik papahnya
erat, yang dibalas tak kalah eratnya oleh Baskoro. Ia
menumpahkan segala perasaannya pada lelaki di
hadapannya. Dan beberapa menit setelah itu, Sam melepas
pelukan itu dan tersenyum tak kalah indah. (335)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam merasa bahagia

karena ayahnya sudah mengijinkan ia menjadi seorang muslim.

Sam sangat bersyukur menjadi seorang muslim. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam mengusap wajahnya, sembari berucap syukur. Ia


memandang lafaz Allah tepat di hadapannya, memandang
penuh kagum dan cinta. Dirinya detik ini, menit ini, jam

146
147

ini, hari ini, adalah seutuhnya seorang Muslim, Islam


agamanya, Allah Tuhan-nya, Rasulullah nabinya, AL-
Qur’an kitabnya. Bahkan ia sudah mengganti “Puji
Tuhan” dengan “Alhamdulillah” yang senantiasa mengalir
di setiap napasnya. Kemudian ia bersujud, meminta
rahmat dan karunia dari Pencipta Alam semesta.” (341)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sangat bersyukur

menjadi seorang muslim. Terlebih ketika ayahnya mengijinkan

Sam untuk menjadi seorang muslim. Air matanya saat itu jatuh

berlinangan, mengakui betapa besar keagungan Allah, betapa

indah rencananya menemukan Sam dengan Islam, melabuhkan

hatinya pada agama penyempurna zaman.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahap penyelesaian bermula ketika ayah Sam telah mengijinkan

anaknya menjadi seorang muslim. Air mata Sam senantiasa

mengalir di setiap napasnya. Kemudian ia bersujud, meminta

rahmat dan karunia dari Pencipta Alam semesta.

d. Latar/ Setting

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan.

Unsur latar pada novel Sebening Syahadat karya Diva

Sinar Rembulan adalah sebagai berikut:

147
148

1) Latar tempat

Latar tempat merupakan lokasi terjadinya peristiwa dalam

sebuah karya fiksi. Latar tempat dalam novel Sebening Syahadat

karya Diva Sinar Rembulan antara lain:

a) Kamar

Kamar Sam adalah salah satu tempat favorit bagi Sam.

Sam sangat merindukan kamarnya, setelah sekian lama ia tidak

menempati kamarnya karena harus tinggal di Amerika. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam masuk ke sisi lain rumah. Dengan sticker Spiderman


kesayangannya, mungkin tidak pernah ada yang
menempati kamar ini semenjak ia pergi ke Amerika. Atau
mungkin, ia tidak pernah tahu. Ia segera merebahkan
tubuhnya pada kasur yang terasa dingin, merindukan
pemilik yang lama meninggalkannya. Suasana di kamar
ini mengayunkannya pada suatu hari yang sangat jauh.
Sampai ia tak sadar mulai berlayar ke tengah lautan
mimpi, bersama jutaan kenangan yang kini kembali
hadir.” (7)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sangat

merindukan kamarnya. Sam tertidur di kamar dan mengingat

kenangan yang hadir kembali. Sam kemudian mengurung diri di

kamar. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Rasanya baru satu jam ia mengurung diri di kamar, tetapi


Sam telah mendapati rumahnya yang sudah sepi. Hanya
ada Chris yang sedang menonton film kartun di ruang
keluarga.” (14)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sedang

mengurung diri di kamar. Suasana rumah terasa sepi, hanya ada

148
149

Chris yang sedang menonton film kartun. Sam masih betah

berlama-lama bergulat dengan kasur. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Bi Minah menutup pintu kamar Sam perlahan.


Meninggalkan Sam yang masih betah berlama-lama
bergulat dengan kasur. Hari ini, ia kehilangan semangat
sekolahnya. Entah kapan akan kembali. Terlihat
berlebihan memang, tapi inilah yang Sam rasakan. Terasa
hampa.” (63)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam masih betah

berlama-lama bergulat dengan kasur. Ia kehilangan semangat

sekolahnya. Tapi inilah yang Sam rasakan, terasa hampa.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

latar tempat yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat adalah

kamar Sam.

b) Sekolah

Sekolah adalah tempat dimana Sam melakukan aktifitas

belajar. Tempat yang membuatnya betah berada di sekolah

adalah kantin. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Sam langsung menggeber motornya menuju sekolah.


beberapa menit sebelum motornya masuk gerbang,
matanya tiba-tiba jatuh pada sesosok perempuan.” (8)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam berangkat ke

sekolah menggunakan motornya. Beberapa menit sebelum

motornya masuk gerbang, ia melihat sesosok perempuan. Bagi

149
150

Sam, suasana sekolah begitu biasa saja. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Seperti hari-hari biasanya, sekolah begitu biasa saja


untuk Sam. Jika saja ini bukan hal yang penting, mungkin
ia sudah memilih untuk fokus pada racing atau otomotif.
Tempat yang membuatnya betah berada di sekolah adalah
kantin.” (69)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa suasana sekolah yang

biasa saja untuk Sam. Jika saja ini bukan hal yang penting,

mungkin ia sudah memilih untuk fokus pada racing atau otomotif.

Di sisi lain, Haba masih belum siap jika harus bertemu dengan

Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sementara di sekolah, seperti biasanya Haba masuk ke


kelas dengan keadaan yang masih sepi. Hari ini, ia sengaja
masuk lebih pagi. Ia masih belum siap jika harus bertemu
dengan Sam di bus.” (99)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba berangkat ke

sekolah. Ia masuk ke kelas dengan keadaan yang masih sepi. Ia

masih belum siap jika harus bertemu dengan Sam.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

sekolah adalah latar tempat dimana Sam menuntut ilmu. Sam dan

Haba seringkali berangkat sekolah bersama karena sekolah

mereka berseberangan.

c) Masjid

Masjid adalah tempat yang istimewa bagi Sam karena

masjid merupakan tempat pertama Sam belajar sholat, mengaji,

150
151

dan mempelajari semua ajaran Islam. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Dari luar masjid, Sam hanya melihat Ali yang melakukan


banyak gerakan secara berulang-ulang. Keadaan terlihat
hening, tetapi terasa mendamaikan hatinya.” (12)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa perasaan Sam ketika

melihat Ali melaksanakan sholat di masjid hatinya merasa damai.

Selain itu, suara azan yang berasal dari masjid menggetarkan hati

Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Tapi hati Sam seperti diberikan petunjuk, ia terus


berjalan mendekati arah masjid. Sampai satu suara
menggetarkan hatinya, menuntunnya untuk mendekat.
Melangkahkan kakinya terus dan terus tanpa keraguan,
sampai langkahnya terhenti tepat di depan masjid. Suara
itu berasal dari dalam masjid. Sam tahu itu tempat suci,
rasanya tidak pantas jika ia memasukinya dengan
berpakaian pendek dan mulai berkeringat seperti ini. (49)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa suara azan yang berasal

dari masjid menggetarkan hati Sam. Sam tahu itu tempat suci,

rasanya tidak pantas jika ia memasukinya dengan berpakaian

pendek. Sam juga ingin mengikuti kajian bersama teman-

temannya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam berjalan bersama keempatnya menuju masjid. Sam


sama sekali tidak ada pandangan dengan yang namanya
kajian. Ia hanya ikut-ikut saja.” (290)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam berangkat menuju

masjid bersama teman-temannya. Sam ingin mengikuti kajian

walaupun ia tidak memiliki pandangan sama sekali tentang

kajian.

151
152

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

masjid adalah latar tempat dimana Sam pertama belajar sholat,

mengaji, dan mempelajari semua ajaran Islam hati Sam terasa

damai ketika melihat Ali sedang melaksanakan sholat. Hati Sam

terasa bergetar ketika mendengar suara azan yang berasal dari

masjid. Ia juga akan mengikuti kajian bersama teman-temannya.

d) Halte Bus

Halte bus adalah tempat favorit bagi Haba dan Sam karena

di Halte bus keduanya biasanya bertemu dan saling melepas

rindu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ehm..Mang, turun di depan ya.” Belum sempat ia


menjawab pertanyaan Sam, perempuan itu sudah turun di
halte biasanya. Meninggalkan Sam yang mulai
menganga.” (24)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam bertemu dengan

Haba di bus. Sikap Haba begitu dingin terhadap Sam. Haba

memutuskan untuk turun di halte biasanya dan meninggalkan

Sam yang mulai menganga. Akhirnya, Haba mencari keberadaan

Sam di halte. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sementara di halte, diam-diam Haba mencari keberadaan


Sam. Ini perasaan bersalah atau memang Haba yang mulai
membuka hatinya pada Sam.” (37)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba sedang mencari

keberadaan Sam di halte. Haba sedang bimbang antara perasaan

bersalah atau memang Haba yang mulai membuka hatinya pada

152
153

Sam. Di sisi lain, Sam pergi ke halte untuk menunggu bus yang

biasa berhenti. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam kemudian berlari keluar gerbang, ia menuju halte


tempat bus biasa berhenti. Saat ia sampai, tepat dengan
kedatangan bus yang disusul dengan ramainya penumpang
yang lalu lalang naik dan turun. Sam menunggu tak jauh
dari pintu masuk.” (38)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam pergi ke halte

untuk menunggu bus yang biasa berhenti. Saat ia sampai, tepat

dengan kedatangan bus yang disusul dengan ramainya

penumpang yang lalu lalang naik dan turun.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

halte bus adalah latar tempat dimana Haba dan Sam bertemu.

Haba sedang mencari keberadaan Sam di halte. Hal yang sama

juga dilakukan oleh Sam, ia mencari Haba di halte dan bus,

tempat dimana mereka biasa bertemu.

2) Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya

fiksi.

a) Dini hari

Dini hari adalah waktu dimana Sam pulang dari hobby

balapnya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Jam menunjukkan pukul 02.00. Saat Sam memasuki


rumah, keadaannya masih sepi. Semua masih terlelap
dengan perjalanan mimpi masing-masing. Tetapi, tidak
dengan lelaki paruh baya yang masih duduk di teras

153
154

belakang rumahnya, dengan secangkir kopi yang tinggal


setengah gelas. Laki-laki itu diam sambil terus
memandang ke depan.” (45)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam pulang pada dini

hari dengan keadaan rumah yang masih sepi. Semua masih

terlelap dengan perjalanan mimpi masing-masing. Tetapi, tidak

dengan lelaki paruh baya yang masih duduk di teras belakang

rumahnya. Berbeda dengan Sam, Haba justru menghabiskan

waktu dini harinya dengan shalat tahajud. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Dini hari pukul 03.00, perlahan Haba membuka matanya.


Ia mengambil air wudu dan melaksanakan salat Tahajud
yang sudah rutin ia lakukan. Ada hal khusus yang akan ia
ceritakan pada Allah malam ini. Akan ia tumpahkan
semuanya, tentang pertemuannya, tentang perasaannya,
tentang perbedaan di antara Sam dan dirinya.” (81)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba sedang

melaksanakan sholat tahajud pada dini hari. Ada hal khusus yang

akan ia ceritakan pada Allah malam ini. Akan ia tumpahkan

semuanya, tentang pertemuannya, tentang perasaannya, tentang

perbedaan di antara Sam dan dirinya. Pada dini hari keadaan

masjid masih sepi dan sunyi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan

di bawah ini.

“Sam menyipitkan matanya menju arah jam, masih 01.55


dini hari. Sebelum akhirnya Sam mengangguk
mengiyakan. Keadaan masjid masih sepi dan sunyi, hanya
ada kelimanya dan beberapa santri.” (293)

154
155

Dari kutipan di atas terlihat bahwa keadaan masjid yang

masih sepi dan sunyi pada dini hari. Hanya ada kelimanya dan

beberapa santri.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

dini hari adalah latar waktu dimana Haba melaksanakan sholat

tahajud pada dini hari. Ada hal khusus yang akan ia ceritakan

pada Allah malam ini. Akan ia tumpahkan semuanya, tentang

pertemuannya, tentang perasaannya, tentang perbedaan di antara

Sam dan dirinya.

b) Pagi hari

Pagi hari adalah waktu Sam untuk bersekolah. Sam

menghabiskan waktu pagi harinya di sekolah. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Selamat pagi, hari ini kita kedatangan murid baru. Coba


kamu perkenalkan diri.” (8)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa guru mempersilakan

Sam untuk memperkenalkan diri karena Sam adalah murid baru

di sekolahnya. Pada pagi hari Sam akan berangkat sekolah dengan

Andro dan Sandy. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Pagi ini, Sam berangkat dengan Andro dan Sandy. Yang


artinya, ia tidak bisa bertemu dengan Haba di bus.” (37)

155
156

Dari kutipan di atas terlihat bahwa pagi hari Sam akan

berangkat sekolah dengan Andro dan Sandy. Itu artinya, ia tidak

bisa bertemu dengan Haba di bus.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

latar waktu dalam novel Sebening Syahadat adalah pagi hari.

Pada pagi hari Sam melakukan aktivitas di sekolah.

c) Malam hari

Dunia balap adalah hobby Sam. Ia biasanya bermain

balap motor pada malam hari. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Jam menunjukkan pukul 22.00. Malam ini, Sam hendak


kembali pada dunia balapnya, bersama dengan Ali dan
Andro.” (26)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam kembali pada

dunia balap bersama Ali dan Andro. Sam memutuskan untuk

bermain balap motor pada pukul 22.00. Setelah dua hari absen,

Sam kembali menuju arena balap. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Malam ini, setelah dua hari absen, Sam kembali menuju


arena balap.” (44)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam kembali menuju

arena balap setelah dua hari absen.

156
157

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

malam hari merupakan latar waktu dimana biasanya bermain

balap motor bersama teman-temannya.

d) Siang hari

Siang hari adalah waktu dimana Sam pulang sekolah. Ia

memutuskan untuk naik bus. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

“Siang ini, Haba terpaksa memilih untuk menaiki bus.


Mang Asep harus pulang kampung karena anaknya sakit,
Umar yang sedang ada kuliah jelas tidak bisa diganggu.
Keputusan ini memang cukup membuat jantungnya
berdegup kencang. Naik bus, kemungkinan besar
untuknya bertemu lagi dengan Sam. Sudah beberapa hari
ini Haba tidak bertemu dengannya.” (87)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa di siang hari Haba

Haba terpaksa memilih untuk menaiki bus. Mang Asep harus

pulang kampung karena anaknya sakit. Sam juga memutuskan

untuk naik bus. Motornya yang penyok ia sengaja tinggalkan di

parkiran sekolah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Siang itu, Sam memutuskan untuk naik bus. Motornya


yang penyok ia sengaja tinggalkan di parkiran sekolah.
Beruntung saja saat ia baru keluar dari gerbang, sudah ada
bus yang menunggu tak jauh dari sana. Tanpa pikir
panjang, Sam segera memberhentikan bus dan berdiri di
dalam. (109)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam berencana untuk

naik bus pada siang itu. Motornya yang penyok ia sengaja

157
158

tinggalkan di parkiran sekolah. Beruntung saja saat ia baru keluar

dari gerbang, sudah ada bus yang menunggu tak jauh dari sana.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

siang hari merupakan latar waktu dimana Sam dan Haba pulang

sekolah. Mereka memutuskan untuk naik bus.

3) Latar sosial

Latar sosial adalah hal-hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial juga berhubungan

dengan status sosial tokoh, misalnya rendah, menengah, menengah

ke atas. Latar sosial keluarga Sam berasal dari kelas menengah ke

atas. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Papah kangen sekali. Papah ingat kita sering main bola


di sini. Pertama kali papah ajarin kamu main bola, kamu
selalu salah sasaran. Terus, mami kam bawain susu
cokelat kesukaan kamu. Kalau sehari aja kamu nggak
minum susu cokelat itu, kamu psti ngambek. Makannya
papah selalu kerja keras biar kamu bisa minum susu
cokelat kesukaan kamu. Biar kamu seneng terus, Sam.”
(45)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Baskoro adalah orang

yang pekerja keras. Ia berusaha mencukupi segala kebutuhan

keluarganya. Berkat kerja keras Baskoro, ia mempunyai

segalanya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Tapi sekarang, setelah papah kerja keras dan bisa dapat


lebih, papah malah kehilangan segalanya. Papah
kehilangan mami kamu, sekarang papah hampir saja
kehilangan kamu.” (46)

158
159

Dari kutipan di atas terlihat bahwa ayah Sam bekerja keras

dan mempunyai segalanya. Tetapi Baskoro malah kehilangan

mamah Sam.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

latar sosial keluarga Sam berasal dari kelas menengah ke atas.

Terbukti dari Baskoro yang pekerja keras sehingga ia bisa

mendapatkan segalanya dan dapat memenuhi kebutuhan

keluarganya.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah penempatan posisi pengarang pada

cerita yang ditulisnya. Sudut pandang yang digunakan dalam novel

Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan adalah sudut pandang

orang ketiga mahatahu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah

ini.

“Bus ini bagai sekolah kedua Sam, banyak hal yang ia


pelajari di sini. Dan, Haba adalah gurunya. Ia belajar
banyak hal dari Haba. Haba yang selalu tersenyum pada
sekitar, Haba yang selalu menawarkan tempat duduknya
pada orang yang membutuhkan, Haba yang selalu
memberi kepada anak-anak jalanan, Haba yang selalu
ramah dan sopan, Haba yang tidak pernah mengeluh
walau terus berdiri. Ah, hanya menambah perasaan Sam
setiap kali mengingat tentangnya.” (40)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa banyak hal yang Sam

pelajari, dan Haba adalah gurunya. Ia belajar banyak hal dari

Haba. Haba yang selalu tersenyum pada sekitar, Haba yang selalu

menawarkan tempat duduknya pada orang yang membutuhkan,

159
160

Haba yang selalu memberi kepada anak-anak jalanan, Haba yang

selalu ramah dan sopan, Haba yang tidak pernah mengeluh walau

terus berdiri. Bahkan, Haba hanya mau berbicara dengan Sam

tentang Islam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Gue kira, itu cuman angin lewat aja. Tapi makin ke sini,
gua ngerasa ini semua nggak kebetulan. Dari mulai
ketemu dia di jalan, nggak cuman sekali, tapi beberaapa
kali. Haba bukan cewek biasa, dipancing langsung
mendekat, enggak. Dia malah menjauh, semakin gua
deketin dia malah semakin menghindar. Dia satu-satunya
perempuan yang nyuekin gua, bahkan sama sekali nggak
pernah memandang gua tiap kali kita bicara. Tapi gua
nggak nyerah di situ, gua cari dan cari. Sampe akhirnya
gua tahu, Haba cuman mau bicara sama gua kalau itu
mengenai Islam.” (402)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba bukanlah cewek

biasa. Haba berhasil membuat Haba penasaran. Sampe akhirnya

Sam tahu, Haba cuman mau bicara sama gua kalau itu mengenai

Islam.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga

mahatahu. Pengarang bertindak sebagai narator yang mengetahui

tentang karakter tokoh, peristiwa, atau tindakan yang dilakukan

oleh tokoh di dalam novel. Hal ini ditunjukkan oleh pengarang

dalam menggambarkan karakakter tokoh Haba lewat pendapat

tokoh lain yaitu Sam.

160
161

2. Nilai Religi Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Setelah membahas, meneliti, dan menganalisis novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan, peneliti menemukan berbagai

macam nilai religi. Adapun nilai tersebut menyangkut nilai akidah, akhlak,

dan syariah.

a. Nilai Akidah

Aqidah dalam Islam menunjuk pada seberapa tingkat

keyakinan Muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya,

terutama terhadap ajaran-ajaran yang besifat fundamental dan

dogmatik. Dalam Islam, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan

tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan

neraka, serta qadha dan qadar.

Nilai akidah yang terdapat dalam novel Sebening Syahadat

karya Diva Sinar Rembulan, sebagai berikut:

1) Iman kepada Allah

Iman kepada Allah merupakan ajaran paling pokok yang

mendasari seluruh ajaran islam. Sam bersujud, meminta rahmat

dan karunia dari Pencipta Alam semesta. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Sam mengusap wajahnya, sembari berucap syukur. Ia


memandang lafaz Allah tepat di hadapannya, memandang
penuh kagum dan cinta. Dirinya detik ini, menit ini, jam
ini, hari ini, adalah seutuhnya seorang Muslim, Islam
agamanya, Allah Tuhan-nya, Rasulullah nabinya, Al-
Qur’an kitabnya. Bahkan ia sudah mengganti “Puji
Tuhan” dengan “Alhamdulillah” yang senantiasa mengalir

161
162

di setiap napasnya. Kemudian ia bersujud, meminta


rahmat dan karunia dari Pencipta Alam semesta.” (341)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam bersyukur dan

cinta kepada Allah. Ia sudah seutuhnya seorang muslim dan

meyakini bahwa Islam agamanya, Allah Tuhan-nya, Rasulullah

nabinya, dan Al-Qur’an kitabnya. Ia bersujud, meminta rahmat

dan karunia dari Pencipta Alam semesta. Sam tidak bisa berhenti

berucap syukur, memanjatkan kecintaannya pada Yang Maha

Kuasa. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Begitu pula dengan Sam, ia tersenyum dalam heningnya.


Ia tidak bisa berhenti berucap syukur, memanjatkan
kecintaannya pada Yang Maha Kuasa, karena begitu
sempurnanya Ia menciptakan Haba dengan segala
kebaikan yang ada pada dirinya, begitu indahnya Ia
merencanakan hidup Sam.” (436)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam tidak bisa berhenti

berucap syukur, memanjatkan kecintaannya pada Yang Maha

Kuasa, karena begitu sempurnanya Ia menciptakan Haba dengan

segala kebaikan yang ada pada dirinya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai akidah yang menunjukkan keimanan kepada Allah

diwujudkan dengan cara Sam tidak lupa bersyukur atas apa yang

Allah berikan padanya. Sam sudah meyakini bahwa Islam

agamanya, Allah Tuhan-nya, Rasulullah nabinya, dan Al-Qur’an

kitabnya.

162
163

2) Iman kepada Nabi/ Rasul

Iman kepada Nabi/ Rasul adalah meyakini secara pasti

bahwa Allah mempunyai rasul-rasul. Mereka sengaja dipilih

Allah untuk menyampaikan risalah-Nya. Iman kepada rasul dalam

novel Sebening Syahadat terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam kembali hanyut, bahkan hatinya seperti meleleh. Ia


ikut terbawa suasana, bahkan beberapa tetes air mata
sempat jatuh. Ia tidak menyangka begitu mulianya Nabi
Muhammad saw., betapa besarnya jiwa dan perasaannya.
Betapa istimewanya ia, bahkan Jibril saja datang di akhir
kewafatannya. Betapa ia menyayangi umatnya, bahkan di
akhir umurnya ia masih memikirkan mereka. Memastikan
mereka akan baik-baik saja.” (292)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam merasa kagum

kepada Nabi Muhammad saw. Ia tidak menyangka begitu

mulianya Nabi Muhammad saw. betapa besarnya jiwa dan

perasaannya. Atas cinta Sam kepada Nabi Muhammad saw., ia

ingin agar anaknya kelak bisa mencontoh Nabi Muhammad saw.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Muhammad Rasyad Alvero, lelaki yang diberi petunjuk


dan bijaksana, Sam memberi anak lelakinya dengan nama
itu agar kelak bisa mencontoh Nabi Muhammad, sosok
yang paling ia kagumi. Dan itu adalah doanya dan juga
Haba.” (445)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam memberi nama

anaknya Muhammad Rasyad Alvero yang artinya lelaki yang

diberi petunjuk dan bijaksana, Sam memberi anak lelakinya

dengan nama itu agar kelak bisa mencontoh Nabi Muhammad,

sosok yang paling ia kagumi.

163
164

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai akidah yang menunjukkan keimanan kepada Nabi

diwujudkan dengan cara rasa kagum terhadap Nabi Muhammad

saw. bahkan ia memberi nama anaknya Muhammad Rasyad

Alvero agar kelak anaknya bisa mencontoh Nabi Muhammad,

sosok yang paling ia kagumi.

3) Iman kepada Kitab Allah

Allah mempunyai kitab yang wajib kita imani, kitab itu

adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan agar manusia mampu

mengambil pelajaran di dalamnya dengan cara membaca,

memaknai, dan yang penting adalah mengamalkannya di dalam

kehidupan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Tante, waktu di masjid, Sam pernah denger Haba baca


surah An-Nisa. Sam boleh jujur nggak kalau Sam cinta
dengan tiap ayat yang Haba lantunkan.” (253)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba membaca salah

satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu surah An-Nisa yang berhasil

membuat Sam cinta dengan tiap ayat yang Haba lantunkan. Sam

begitu kagum dengan Islam setelah mendengar ayat Al-Qur’an.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam mendengar ayat demi ayatnya. Dirinya semakin


kagum dengan Islam, ditambah lagi para Muslim.
Membaca Al-Qur’an saja sudah terlihat sulit, bagaimana
menghafalnya? Begitu pikirnya. Kemudian mereka kembali
menyusuri lingkungan festival.” (274)

164
165

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam kagum terhadap

ayat demi ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Ia berfikir

bahwa membaca Al-Qur’an adalah hal yang sulit bagaimana bila

menghafal Al-Qur’an.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai akidah yang menunjukkan keimanan kepada kitab

Allah diwujudkan dengan cara membaca surah Al-Qur’an. Haba

membaca salah satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu surah An-

Nisa yang berhasil membuat Sam cinta dengan tiap ayat yang

Haba lantunkan. Sam kagum dengan Islam setelah mendengar

ayat Al-Qur’an.

b. Nilai Akhlak

Akhlaq menunjuk pada seberapa tingkatan setiap muslim

berprilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana

individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain.

1) Suka Menolong

Menolong adalah suatu kegiatan membantu untuk

meringankan beban orang lain. Nilai akhlak suka menolong

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam yang berada di samping Haba, terus memperhatikan-


nya. Sebenarnya Sam sedikit kecewa. Tapi apa yang Haba
lakukan adalah hal mulia, tidak ada alasan untuk marah
terhadapnya. Ini bukan kali pertama Haba memberi sedikit
rezeki kepada anak-anak jalanan itu.” (39)

165
166

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba adalah seorang

yang suka menolong. Haba memberi sedikit rezeki untuk anak

jalanan dan itu adalah hal yang mulia. Selain itu, Haba biasanya

mempersilakan kursinya untuk orang yang lebih membutuhkan.

Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Seperti biasanya, dengan kursi yang ia persilakan kepada


orang yang lebih membutuhkan dan beberapa lembar uang
yang ia berikan kepada seniman-seniman kecil di dalam
bus. Tak jarang Sam sengaja membawa bekal untuk
mereka. Tanpa ia sadar, apa yang Haba perlihatkan
padanya, secara perlahan dilakukan oleh Sam. Dan ini
kemauan hatinya sendiri.” (68)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam juga suka

menolong sesama. Hal ini dibuktikan dengan kursi yang ia

persilakan kepada orang yang lebih membutuhkan dan beberapa

lembar uang yang ia berikan kepada seniman-seniman kecil di

dalam bus.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai akhlak yaitu suka menolong dibuktikan dengan

tingkah laku Sam dan Haba yang suka menolong sesama.

2) Memaafkan

Memaafkan adalah memberi ampun atas kesalahan yang

pernah dilakukan orang lain. Salah satu nilai akhlak dalam novel

Sebening Syahadat adalah saling memaafkan. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Haba yang melihat tangan Sam di hadapannya, segera


merapatkan kedua tangannya. Matanya tetap mengarah ke

166
167

bumi dengan wajahnya yang belum lelah tersenyum.


Walau Sam tidak mengerti dengan penolakan Haba untuk
melakukan jabat tangan, tetapi apa pentingnya? Toh kini
keduanya sudah pada masa yang sempat hilang, bahkan
mungkin akan lebih baik dari sebelumnya.” (115)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam dan Haba saling

memaafkan atas apa yang terjadi terhadap kesalahan yang mereka

perbuat. Sam pun sudah memaafkan Haba karena dulu Haba

pernah membohongi Sam. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

“Gue udah maafin lu, Insa Allah. Gua tau lu orang baik, lu
nggak mungkin ngelakuin itu tanpa suatu alasan yang
jelas, gua tau lu udah dewasa jauh sebelum gua, gua yakin
lu udah tau mana yang baik dan buruk.” (395)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sudah memaafkan

kesalahan yang pernah Haba lakukan. Sam mau memaafkan Haba

karena dia tahu Haba adalah orang yang baik dan tidak mungkin

melakukan kesalahan tanpa alasan yang jelas.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai akhlak yaitu memaafkan dibuktikan dengan Sam dan

Haba sudah saling memaafkan atas kesalahan yang sudah pernah

mereka lakukan.

3) Bersyukur

Bersyukur adalah berterima kasih atau mengucapkan rasa

syukur kepada Allah. Pada novel Sebening Syahadat

digambarkan dengan rasa syukur Sam karena sudah mengenal

Haba. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

167
168

“Bisa saja keduanya bersama kan? Tapi apa pun itu, Sam
bersyukur karena telah mengenal Haba di sini dan saat ini.
Ia tidak akan pernah menyesal telah berjuang untuk Haba,
walau ia tahu perjuangannya sudah di ujung kekalahan.”
(256)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sangat bersyukur

karena telah mengenal Haba. Sam juga tidak akan pernah

menyelas karena telah berjuang untuk Haba, walaupun

perjuangannya telah di ujung kekalahan. Rasa syukur juga

diungkapkan oleh Haba karena Allah sudah mempertemukannya

dengan Sammy. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Haba tersenyum dalam syukurnya. Betapa bahagianya


karena Allah mempertemukannya dengan Sammy,
seseorang yang bukan hanya mencintainya, namun juga
berjuang untuknya, senantiasa membawanya menuju
keridaan Allah. Bahkan Haba sudah merasakan itu jauh
sebelum Sam berhijrah, lebih tepatnya saat Sam
memutuskan untuk bertemu dengan Usman.” (435)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba telah bersyukur

kepada Allah karena Allah sudah mempertemukannya dengan

Sammy, seseorang yang bukan hanya mencintainya, namun juga

berjuang untuknya, senantiasa membawanya menuju keridaan

Allah. Selain itu, Haba juga bersyukur karena mencintai

seseorang seperti Sammy. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di

bawah ini.

“Dan saat ini Haba yakin, perasaannya pada lelaki yang ia


temui enam tahun lalu di bus bukanlah suatu cinta yang
salah, ia tidak menyesal pernah menanti Sam. Bahkan ia
bersyukur karena mencintai seseorang seperti Sammy, dan
perasaan itu tidak pernah berkurang, selalu bertambah
setiap harinya.” (436)

168
169

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba sangat bersyukur

karena mencintai seseorang seperti Sammy, dan perasaan itu tidak

pernah berkurang, selalu bertambah setiap harinya. Rasa syukur

tak henti-hentinya Sam ucapkan kepada Allah. Hal tersebut

terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Dan inilah takdir Sam, ini adalah catatan yang sejak


beribu-ribu tahun yang lalu sudah jelas menjadi miliknya.
Bertemu dengan Haba, menemukan Islam, menjadi mualaf
dan berbagai macam kisah di hidupnya. Ia bersyukur di
setiap kali bernapas, atas segala rencana yang Allah buat
untuknya, untuk hidupnya. Dan ia sudah tidak ingin untuk
mengintip takdir itu, karena ia percaya segala sesuatu yang
berasal dari Allah adalah yang terbaik dari segala yang
terbaik.” (422)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam bersyukur kepada

Allah karena sudah dipertemukan dengan Haba, menemukan

Islam, menjadi mualaf dan berbagai macam kisah di hidupnya. Ia

bersyukur di setiap kali bernapas, atas segala rencana yang Allah

buat untuknya, untuk hidupnya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai akhlak yaitu bersyukur dibuktikan dengan cara Sam

bersyukur kepada Allah karena telah mengenal Haba. Haba telah

mengajari Sam tentang banyak hal. Ia percaya segala sesuatu

yang berasal dari Allah adalah yang terbaik dari segala yang

terbaik.

169
170

4) Toleransi

Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan

menghargai dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap

toleransi dalam novel Sebening Syahadat adalah ketika berteman

tidak boleh membeda-bedakan agama. Hal tersebut terdapat

dalam kutipan di bawah ini.

“Haba kembali terdiam. Ia memikirkan apa yang


dikatakan kakak laki-lakinya itu. Kenapa aku harus seperti
ini, memang kenapa? Bukannya kami hanya berteman?
Bukankah Islam mengajarkan toleransi? Sampai saat ini.
Haba masih tidak mengerti dengan hatinya, apa yang
dirasakannya terhadap Sam selama beberapa bulan ini
masih terlihat abu-abu, begitu tidak jelas.” (57)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa kakak Haba mengajari

Haba tentang sikap toleransi. Selama ini Haba merasa bersalah

terhadap Sam karena ia menjauh dari Sam karena perbedaan

keyakinan. Sikap toleransi juga dilakukan oleh teman-teman Sam,

mereka tidak pernah mengucilkan Sam walapun berbeda

keyakinan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Keempatnya ikut berbahagia bisa mengajarkan Sam salat.


Satria yang memberitahu mereka jika Sam adalah
Christian. Tapi tidak ada niatan untuk mengucilkan
apalagi menghasut untuk memaksanya menuju Islam.”
(293)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa teman-teman Sam tidak

pernah membeda-bedakan walaupun Sam adalah seorang

Christian. Mereka juga tidak pernah mengucikan apalagi

menghasut untuk memksa Sam menuju islam.

170
171

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai akhlak yaitu sikap toleransi diwujudkan dengan sikap

teman-teman Sam yang tidak pernah membeda-bedakan

walaupun Sam adalah seorang Christian. Mereka juga tidak

pernah mengucikan apalagi menghasut untuk memksa Sam

menuju islam.

c. Nilai Syariah

Syariah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan setiap

muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana

dianjurkan oleh agamanya.

Setelah melakukan penelitian terhadap novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan, terdapat nilai syariah

diantaranya sebagai berikut.

1) Shalat

Shalat adalah serangkaian kegiatan ibadah khusus atau

tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan

salam. Pada novel Sebening Syahadat, Sam sangat tertarik untuk

belajar shalat. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Ia ingin merasakan ibadah yang kerap dilakukan oleh


umat Muslim. Keempatnya mengajarkan Sam dengan
sabar. Dari mulai takbiratul ikram sampai salam. Perlahan
tapi pasti, walau ini bukan ibadah sungguhan, tapi Sam
merasakan bagaimana damai hatinya dan puncak rasanya
ada saat ia sujud. Ia menumpahkan segala pikiran dan
hatinya pada bumi. Kebimbangan seperti menemukan titik
jawaban. (293)

171
172

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sangat tertarik

untuk belajar shalat. Sam merasakan bagaimana damai hatinya

dan puncak rasanya ada saat ia sujud. Ia menumpahkan segala

pikiran dan hatinya pada bumi. Kebimbangan seperti menemukan

titik jawaban. Setelah Sam menikah, ia selalu shalat berjamaah

dengan Haba. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam menyelesaikan salat subuhnya dengan khidmat.


Seperti pada salat sebelumnya, Haba mencium punggung
tangan Sam dengan lembut. Menambah kehangatan pada
pasangan baru ini. Semua hal kecil yang mereka lakukan
bersama selalu menciptakan kebahagiaan. (428)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sedang

melaksanakan shalat berjamaah dengan Haba. Haba mencium

punggung tangan Sam dengan lembut. Menambah kehangatan

pada pasangan baru ini.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

nilai syariah dapat diwujudkan dengan cara Sam tidak lupa

menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim yaitu shalat.

Sam merasakan bagaimana damai hatinya dan puncak rasanya ada

saat ia sujud

2) Berdoa

Berdoa adalah mengucapkan doa kepada Allah. Pada

novel Sebening Syahadat, digambarkan ketika keluarga Haba

membaca doa sebelum makan. Hal tersebut terdapat dalam

kutipan di bawah ini.

172
173

“Ketiganya kini sudah berada di meja makan. Seperti


biasanya, Usman yang memimpin doa sebelum makan
siang dimulai. Apa Abi tidak tahu tentang Sam? Haba
menyelesaikan doanya lebih cepat, ia bahkan sempat
melihat Sam berdoa. Pemandangan itu tidak terasa asing
lagi bagi Haba, walau jujur saja masih terasa sulit untuk
dimengerti. (89)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa keluarga Haba tidak

pernah lupa membaca doa sebelum makan. Begitu juga dengan Sam,

walaupun ia seorang Christian, ia tidak lupa berdoa sebelum makan.

Setelah selesai shalat, Sam juga tidak pernah lupa untuk berdoa. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Sam memimpin dalam berdoa, salah satu darinya Sam


meminta kepada Allah agar senantiasa di dekatkan dengan-
Nya, bersama Haba. Ia juga tidak lupa meminta agar segera
diberikan momongan, bagian dari kebahagiaan suatu
pasangan suami-istri.” (428)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sedang memimpin

doa. Sam meminta kepada Allah agar senantiasa di dekatkan

dengan-Nya, bersama Haba. Ia juga tidak lupa meminta agar segera

diberikan momongan, bagian dari kebahagiaan suatu pasangan

suami-istri.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai syariah dapat ditunjukkan dengan berdoa. Setelah

selesai shalat, Sam berdoa meminta kepada Allah agar senantiasa di

dekatkan dengan-Nya, bersama Haba.

173
174

3) Zikir

Zikir adalah menyebut, mengingat, atau berdoa kepada

Allah. Ketika di dalam bus, Haba tidak lupa untuk berzikir. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Lu tuh suka banget zikir ya? Sam melihat tangan Haba
yang terus memainkan gelang batu hitamnya.” (39)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba sangat suka

berzikir. Ia terus memainkan gelang batu hitamnya di perjalanan

menuju sekolahnya. Gelang tasbih tidak pernah lepas dari tangan

Haba. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Jelas saja ini adalah tempat yang tepat. Ia tidak akan


salah sasaran jika mencari perempuan berjilbab itu kemari,
karena ia selalu di sini, berdiri sembari memainkan gelang
tasbih ditangannya.” (359)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba selalu berzikir

dimana pun ia berada. Gelang tasbihnya pun tidak pernah lepas

dari tangannya.

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai syariah dapat diwujudkan dengan berzikir. Haba

senang sekali berzikir. Dimana pun ia berada ia selalu membawa

gelang tasbihnya.

4) Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an adalah salah satu ibadah bagi umat

muslim. Perintah yang pertama kali diturunkan oleh Allah Swt.

kepada Nabi Muhammad Saw. adalah perintah untuk membaca

174
175

Al-Qur’an dan merupakan wahyu yang pertama kali diturunkan

melalui perantara malaikat Jibril. Pada novel Sebening Syahadat,

Sam sangat senang memperhatikan Haba ketika sedang membaca

Al-Qur’an. Hal tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Dari jendela-jendela masjid ia melihat pada sekumpulan


perempuan berjilbab.Tetapi matanya terpusat pada satu
perempuan berseragam yang duduk di depan meja kecil,
ada seorang perempuan berseragam yang duduk di depan
meja kecil, ada seorang perempuan yang sedang
memperhatikan. Perempuan itu adalah Haba. Ia sedang
membaca bahasa Arab yang tidak Sam ketahui artinya, Al-
Qur’an. Namun, memiliki keindahan yang amat dalam
bagi Sam.” (50)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Sam sangat senang

melihat Haba sedang membaca Al-Qur’an. Bagi Sam, ayat Al-

Qur’an memiliki keindahan yang amat dalam. Haba juga senang

membaca Al-Qur’an sebelum memulai pelajaran di kelas. Hal

tersebut terdapat dalam kutipan di bawah ini.

“Dengan keheningan yang menemaninya, hanya ada dua-


tiga orang di kelas. Ia membuka Al-Qur’an kecilnya, kitab
suci yang setia menemaninya. Dibukanya surah Al-Kahfi,
beberapa ayat mulai menggema memecah keheningan.
Syahdu sekali. Surah itu memang sedang Haba taklukan,
sudah tiga minggu ini dirinya belum juga menempuh lima
belas ayat.” (99)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Haba senang membaca

Al-Qur’an. Ia selalu membawa Al-Qur’an kecilnya dan

membacanya. Bahkan Haba sedang menghafal beberapa surah

yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

175
176

Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa

wujud nilai syariah salah satunya adalah membaca Al-Qur’an.

Sam sangat senang melihat Haba sedang membaca Al-Qur’an

bahkan Haba sedang menghafal beberapa surah yang terdapat di

dalam Al-Qur’an.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Novel Sebening Syahadat


Karya Diva Sinar Rembulan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah adalah rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi

dasar. Berikut rencana pelaksanaan pembelajaran nilai religi novel

Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan di kelas XII SMA.

a. Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai

standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada

setiap tingkat, kelas atau program. Kompetensi inti dalam pembelajaran

sastra novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan adalah KI

3: memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

176
177

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah. KI 4: mengolah, menalar, menyaji, dan

mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta

bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan.

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan hasil belajar yang harus

dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran

materi pokok mata pelajaran. Kompetensi dasar dalam pembelajaran

ini adalah menganalisis isi dan kebahasaan novel.

c. Indikator

Indikator merupakan acuan dalam menentukan penilaian.

Indikator pencapaian hasil belajar dalam pembelajaran ini, yaitu:

1) Siswa mampu menganalisis unsur intrinsik dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan;

2) Siswa mampu menganalisis nilai religi dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

d. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar

yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar.

Tujuan dalam pembelajaran ini, yaitu:

177
178

1) Siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik (tema, tokoh dan

pnokohan, alur, latar, dan sudut pandang) novel Sebening Syahadat

karya Diva Sinar Rembulan;

2) Siswa dapat menguraikan nilai religi (akidah, akhlak, dan syariah)

novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

e. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran memuat pengertian konseptual, konteks,

proses, bidang ajar, pokok bahasan, dan keterampilan. Materi dalam

pembelajaran ini, yaitu:

1) Pengertian novel;

2) Unsur intrinsik novel (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan

sudut pandang);

3) Nilai religi (akidah, akhlak, dan syariah).

f. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator

yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran ini yaitu:

1) Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi

motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya,

178
179

selama mendengarkan pelajaran; atau guru yang mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, siswa menjawab.

2) Diskusi

Metode diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar

yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini

proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling

tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat

terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar

saja.

3) Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah suatu teknik pemberian

tugas di luar jam pelajaran sebagai selingan untuk variasi teknik

penyajian ataupun dapat berupa pekerjaan rumah. Tugas semacam

itu dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun sebelum

pulang, sehingga dapat dikerjakan bersama temannya.

g. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Model

pembelajaran yang digunakan peneliti dalam pembelajaran sastra nilai

religi novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan adalah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi kelompok

(Group Investigation). Model pembelajaran kooperatif tipe group

179
180

investigation, dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas

siswa, baik secara perorangan maupun kelompok.

h. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran merupakan gambaran

dari semua kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sastra nilai

religi novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan, sebagai

berikut.

1) Pendahuluan

Tugas guru pada tahap pendahuluan dalam pembelajaran ini, antara

lain:

a) Guru mengucapkan salam dan berdoa;

b) Guru mempresensi dan mengkondisikan kelas agar siswa siap

dalam mengikuti kegiatan belajar;

c) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan

pembelajaran;

d) Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan

dipelajari khususnya tentang novel.

2) Kegiatan Inti

Tugas guru pada tahap inti dalam pembelajaran ini, yaitu sebagai

berikut.

a) Mengamati

(1) Guru memberikan materi mengenai unsur intrinsik dan

nilai religi yang terdapat dalam novel;

180
181

(2) Siswa mendengarkan atau mengamati apa yang dijelaskan

oleh guru.

b) Mempertanyakan

(1) Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang

belum dipahami tentang unsur intrinsik dan nilai religi

dalam novel kepada guru;

(2) Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

c) Mengumpulkan informasi

(1) Guru membentuk siswa menjadi 5-6 kelompok;

(2) Guru menyediakan subjek penelitian (sinopsis novel

Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan) dan

meminta siswa untuk membaca sinopsis novel dan mencari

unsur intrinsik dan nilai religi dalam novel. Guru

memberikan batasan waktu untuk membaca;

(3) Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi

dan saling bertukar pikiran atau pendapat antarkelompok.

d) Menalar

(1) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan

hasil diskusinya di depan kelas;

(2) Siswa lainnya memberikan tanggapan terhadap hasil

diskusi kelompok yang ada di depan.

e) Mengkomunikasikan

181
182

(1) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi

kelompok.

3) Penutup

Tugas guru tahap penutup dalam pembelajaran ini, yaitu:

a) Guru dan siswa melaksanakan refleksi terhadap proses

pembelajaran, yaitu mengenai kesulitan siswa dalam memahami

unsur intrinsik dan nilai religi yang terdapat dalam novel;

b) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran;

c) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan

mengucapkan salam penutup.

i. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah bahan ajar yang memuat teks/ materi ajar

yang dijadikan rujukan untuk mencapai kompetensi dasar. Sumber

belajar dalam pembelajaran ini, yaitu:

1) novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan;

2) buku Teori Pengkajian Fiksi karya Burhan Nurgiantoro;

3) buku tentang nilai religi sastra;

4) Buku bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas XII.

j. Media Belajar

Media belajar adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu

belajar mengajar yang efektif. Media belajar dalam pembelajaran ini,

sebagai berikut:

1) LCD;

182
183

2) Laptop

3) Program powerpoint;

4) Spidol;

5) White Board;

6) Kertas Folio.

k. Alokasi Waktu

Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sastra diatur

sesuai dengan kedalaman materi. Menyampaikan materi yang

panjang, sulit dan mendalam memerlukan waktu yang lebih lama.

Sedangkan, bila materi tidak terlalu sulit dan pendek memerlukan

waktu tidak terlalu lama. Pembelajaran nilai religi novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan yaitu satu kali pertemuan (1x 45

menit).

l. Evaluasi dan Penilaian

Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

keseluruhan proses belajar mengajar. Evaluasi dimaksudkan untuk

mengukur tingkat kemampuan siswa dalam memahami dan mendalami

materi yang dijelaskan peneliti. Evaluasi yang digunakan dalam

pembelajaran ini menggunakan tiga penilaian yaitu; kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).

Penilaian kognitif berkaitan dengan kemampuan peserta didik

dalam menguasai mata pelajaran. Penilaian afektif dapat dilihat dari

tingkah laku peserta didik dalam proses belajar mengajar. Penilaian

183
184

psikomotor berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak

setelah menerima pengalaman belajar. Psikomotor merupakan tahap

lanjut dari aspek afektif yang tampak pada kecenderugan-

kecenderungan untuk berperilaku.

a) Penilaian Kognitif

No. Butir-butir Soal Skor


1. Jelaskan pengertian novel!
2. Sebutkan dan jelaskan unsur intrinsik dalam
novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar
Rembulan!
3. Sebutkan dan jelaskan nilai religi dalam novel
Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan!

Kriteria Skor:

No. Aspek yang dinilai Skor


a. Jawaban lengkap 20
Jawaban kurang lengkap 10
Tidak ada jawaban 0
b. Jawaban 5 unsur atau lebih 40
Jawaban kurang lengkap 3-4 unsur 20
Jawaban 1-2 unsur 10
Tidak menjawab 0
c. Jawaban 3-4 nilai religi 40
Jawaban 2 nilai religi 20
Jawaban 1 nilai religi 10
Tidak menjawab 0
Total Skor : a + b + c = 100

b) Penilaian Psikomotorik

Skor (1-4)
Instrumen T KT TT Ket
(3-4) (2) (1)
1. Mempresentasikan unsur
intrinsik dan nilai religi novel
Sebening Syahadat Karya Diva
Sinar Rembulan.
2. Menceritakan kembali isi novel

184
185

Sebening Syahadat Karya Diva


Sinar Rembulan.dengan bahasa
Anda sendiri dengan tepat.

Keterangan :
T = Tepat KT = Kurang tepat TT = Tidak tepat

Pedoman penskoran psikomotorik


No.
Kriteria Penilaian Skor
Soal
1. Mempresentasikan unsur intrinsik dan nilai
religi novel Sebening Syahadat Karya Diva
Sinar Rembulan.
a. Tepat 4
b. Kurang tepat 2-3
c. Tidak tepat 1
d. Tidak presentasi 0
2. Menceritakan kembali isi novel Sebening
Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan.dengan
bahasa Anda sendiri dengan tepat.
a. Tepat 4
b. Kurang tepat 2-3
c. Tidak tepat 1
d. Tidak presentasi 0

Penilaian keterampilan untuk setiap peserta didik dapat


menggunakan rumus berikut:

Nilai = Jumlah skor x 100


4
(Nilai/100 x 4= Rentang Angka Huruf)
Dengan predikat:
Rentang Angka
Peringkat
Huruf
3,45 – 4,00 A
2,90 – 3,45 B
2,35 – 2,90 C
1,80 – 2,35 D
1,25 – 1,80 E

185
186

c) Penilaian Afektif

Perilaku yang diamati pada proses pembelajaran


No Nama Kerja Tanggung Menghargai
Santun Disiplin
Sama jawab orang lain

Pedoman Penilaian :
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5
Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4.
Baik, 5. Amat baik
Skor capaian
Nilai Akhir Siswa : x 100%
SkorMaksimal

Guru Pengampu,

Noviana Tri Astuti


132110003

186
187

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat

mengenai masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan peneliti yang

berkaitan dengan hasil penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan data yang terdapat pada

analisis nilai religi novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan dan

rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XII SMA, dapat disimpulkan

beberapa pokok hasil penelitian sebagai berikut.

1. Unsur intrinsik novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan

terdiri atas lima unsur, yaitu tema mayor: percintaan seseorang yang

berbeda agama, tema minor meliputi: keikhlasan, kerinduan, dan

kejujuran. Tokoh utama dan penokohan yang terdapat dalam novel ini

yaitu Sam: anak yang emosional, penolong, dan setia. Tokoh tambahan

dan penokohan dalam novel ini meliputi: Haba: penolong, setia, Baskoro:

pekerja keras, penyayang, Tante Sindy: perhatian, penyayang, Ali: taat

beribadah, tidak egois, Sandy: kasar, angkuh. Alur pada novel ini

menggunakan alur maju. Latar yang terdapat dalam novel ini yaitu latar

tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat meliputi: kamar, sekolah, masjid,

dan halte bus. Latar waktu meliputi: dini hari, pagi hari, malam hari, dan

siang hari. Latar sosial dalam novel ini yaitu dari kelas menengah keatas.

187
188

Sudut pandang dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar

Rembulan menggunakan sudut pandang orang ketiga mahatahu.

2. Nilai religi novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan meliputi

nilai akidah, nilai akhlak, dan nilai syariah. Nilai akidah dalam novel ini

meliputi: iman kepada Allah,iman kepada Nabi/Rasul, dan iman kepada

kitab Allah. Nilai akhlak meiputi: suka menolong, memaafkan, bersyukur,

dan toleransi. Nilai syariah dalam novel ini meliputi: Shalat, berdoa, zikir,

dan membaca Al-Qur’an.

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran novel Sebening Syahadat karya Diva

Sinar Rembulan di kelas XII SMA disesuaikan dengan kurikulum 2013

(kurtilas) dengan KD menganalisis isi dan kebahasaan novel yang meliputi:

kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian,tujuan pembelajaran,

alokasi waktu, materi pembelajaran, metode pembelajaran, model

pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, kegiatan pembelajaran,

penilaian. Materi pembelajaran yang diajarkan meliputi: pengertian novel,

unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang),

nilai religi (akidah, akhlak, syariah). Metode pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran ini meliputi: metode tanya jawab, diskusi, dan pemberian

tugas. Model pembelajaran yang digunakan, yakni model pembelajaran

investigasi kelompok (Group Investigation).

188
189

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran kepada

berbagai pihak sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah salah satu bahan ajar

pembelajaran sastra dalam menanamkan nilai-nilai religi pada siswa.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan agar siswa dapat memanfaatkan dan

menerapkan nilai-nilai religi yang terdapat dalam novel Sebening

Syahadat karya Diva Sinar Rembulan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya, khususnya penelitian yang berkaitan dengan nilai

religi.

189
190

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Atmosuwito, Subiyantoro. 2010. Perihal Sastra dan Religiositas dalam Sastra.


Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Darmadi, Hamid. 2012. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta.

Djamaludin dan Fuat. 2011. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ginanjar, Nurhayati.2012. Pengkajian Prosa Fiksi Teori dan Praktik. Surakarta:


Cakrawala Media.

Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Helliyatun. 2009.“Hafalan Sholat Delisa Karya Tere Liye dan Relevansinya


terhadap Pendidikan Agama Islam”. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diunduh dari http://digilib.uin-
suka.ac.id/.../BAB%20I%2CV...html. Pada tanggal 10 Mei 2017

Ilyas, Yunahar. 2013. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.

_______. 2016. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.


Yogyakarta: BPFE.

________. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Nurhayati. 2012. Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: Cakrawala Media.

RahmantoB.1988. Metode Pengajaran Sastra.Yogyakarta: Kanisius.

Roestiyah, N.K. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

190
Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktur. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.

Sinar Rembulan, Diva. 2016. Sebening Syahadat. Depok: Best Media.

Stanton, Robert. 2012. Teori Fiksi Robert Stanton. (Terjemahan Sugihastuti dan
Rossi Abi Al Irsyad). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofiset. (Buku asli
diterbitkan tahun 1965).

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:


Wacana University Press.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukirno. 2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP


Press.

_______. 2016. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Waluyo, Herman J. 2011. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: UNS
Press.

1
Lampiran 1
Lampiran 2

Sinopsis Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Judul : Sebening Syahadat

Penulis : Diva Sinar Rembulan

Penerbit : Best Media

Tebal : 448 halaman

Terbit : 2016

Sebening Syahadat, menceritakan tentang kisah seorang remaja bernama Sam.

Sam yang baru saja kembali dari Amerika, akhirnya menjejakkan kakinya di kota

Bandung karena permintaan ayahnya. Di sekolahnya yang baru, dia kembali

bertemu Andro, sahabat kecilnya. Ia juga berteman dengan Deo, Febri, Dafa, dan

Ali. Pertemuan mereka terjadi di arena balap liar. Walaupun Ali terlihat seperti

anak nakal, namun dia sangat religius. Sam sering menemani Ali untuk

melaksanakan shalat tahajud dan itulah pertama kalinya Sam melihat seorang

muslim melaksanakan shalat.

Di hari berikutnya, tanpa Sam tahu takdir hidupnya. Dia bertemu dengan Haba,

gadis muslimah dari SMA seberang. Sifat Haba yang dingin, membuat Sam

penasaran. Berawal dari pertolongan Sam kepada Haba, akhirnya Sam berhasil

mengetahui nama gadis muslimah tersebut. Disitulah kedekatan mereka bermula.

Dengan ikrar menjadi teman surga, Haba dan Sam berteman baik. Hingga

pertemanan tersebut ternodai oleh sikap Haba yang kurang menyenangkan, Haba
menginginkan agar Sam menjadi kekasih Sandy. Sam yang dipenuhi amarah

akhirnya mengiyakan permintaan Haba untuk bersama Sandy.

Hubungan Sam dan Sandy tidak berjalan lama. Lewat Sindy sang Mama akhirnya

Sam bertemu kembali dengan Haba. Semakin kagum Sam dengan Haba yang

selalu mengajarinya berbuat baik. Akan tetapi perbedaan keyakinanlah yang

akhirnya membuat Haba menjaga jarak dengan Sam. Sam tidak pernah menyerah

dan selalu berjuang untuk mendapatkan hati Haba. Sampai akhirnya, Sam

menemukan jati dirinya di Islam yaitu pada setiap Sam membaca ayat Al-Qur’an,

Sam cinta dengan suara azan, Sam cinta dengan sosok Rasulullah, dan Sam

kagum dengan Allah yang Maha Besar. Ia memutuskan untuk menjadi seorang

mualaf dan dapat menahlukkan hati Haba kembali.


Lampiran 3

Biografi Pengarang Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan

Diva Sinar Rembulan lahir di Purwokerto, 24 April 1999. Ia adalah alumni

SMA Negeri 11 Semarang. Saat ini, dia melanjutkan pendidikannya di

Universitas Diponegoro. Ia memiliki prinsip ingin menjadi yang terbaik dan bisa

membahagiakan orang lain. Meski usianya masih muda, ia mampu menghasilkan

suatu karya yang luar biasa yaitu novel Sebening Syahadat. Novel ini sangat

menarik karena didalamnya banyak mengandung ajaran nilai-nilai religi dan pesan

moral dengan tujuan agar pembaca dapat mengambil hikmah atau pelajaran di

dalam novel tersebut. Novel bertema religi ini telah dibaca lebih dari 800 ribu kali

di Wattpad.
SILABUS
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : XII/1
Kompetensi Inti : KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecah kanmasalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstra kterkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber Belajar/Alat
Pembelajaan Waktu
3.9 Menganalisis isi Unsur intrinsik dan  Menemukan isi Menganal Bentuk instrumen: 2 x 45 menit
dan kebahasaan unsur ekstrinsik (unsur intrinsik isis unsur- uraian dan lembar Bahasa Indonesia:
novel dan ekstrinsik) unsur pengamatan. Ekspresi Diri dan
dan kebahasaan intrinsik Akademik. 2013.
(ungkapan, dan Jakarta: Kementrian
majas, ekstrinsik Pendidikan dan
pribahasa) Kebudayaan.
novel Novel Sebening
 Mempresentasi- Syahadat karya Diva
kan, Sinar Rembulan.

Lampiran 4
mengomentari,
dan merevisi
unsur-unsur
intrinsik dan
kebahasaan
novel

138
Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/ 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis isi dan 3) Siswa mampu menganalisis unsur

139
kebahasaan novel intrinsik dalam novel Sebening
Syahadat karya Diva Sinar
Rembulan.
4) Siswa mampu menganalisis nilai
religi dalam novel Sebening
Syahadat karya Diva Sinar
Rembulan.

C. Tujuan Pembelajaran

1) Siswa dapat menganalisis unsur intrinsik dalam novel Sebening Syahadat

karya Diva Sinar Rembulan.

2) Siswa dapat menganalisis nilai religi yang meliputi akidah, akhlak, dan

syariah dalam novel Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan.

D. Materi Pembelajaran

1) Pengertian novel;

2) Pengertian unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan

sudut pandang);

3) Nilai religi (akidah, akhlak, dan syariah).

E. Metode Pembelajaran

1) tanya jawab

2) diskusi

3) pemberian tugas

F. Model Pembelajaran

Model: Investigasi Kelompok (Group Investigation)

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran
4. Pendahuluan

140
e) Guru mengucapkan salam dan berdoa;
f) Guru mempresensi dan mengkondisikan kelas agar siswa siap dalam
mengikuti kegiatan belajar;
g) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran;
h) Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari
khususnya tentang novel.

5. Kegiatan Inti
f) Mengamati
(3) Guru memberikan materi mengenai unsur intrinsik dan nilai religi
yang terdapat dalam novel;
(4) Siswa mendengarkan atau mengamati apa yang dijelaskan oleh guru.
g) Mempertanyakan
(3) Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami
tentang unsur intrinsik dan nilai religi dalam novel kepada guru;
(4) Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
h) Mengumpulkan informasi
(4) Guru membentuk siswa menjadi 4-5 kelompok;
(5) Guru menyediakan subjek penelitian (sinopsis novel Sebening
Syahadat karya Diva Sinar Rembulan) dan meminta siswa untuk
membaca sinopsis novel dan mencari unsur intrinsik dan nilai religi
dalam novel. Guru memberikan batasan waktu untuk membaca;
(6) Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi dan saling
bertukar pikiran atau pendapat antarkelompok.
i) Menalar
(3) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas;
(4) Siswa lainnya memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi
kelompok yang ada di depan.
j) Mengkomunikasikan
(2) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi
kelompok.

6. Penutup
(4) Guru dan siswa melaksanakan refleksi terhadap proses pembelajaran,
yaitu mengenai kesulitan siswa dalam memahami unsur intrinsik dan
nilai religi yang terdapat dalam novel;
(5) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
(6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam
penutup

H. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1) Media/alat : LCD Projector, laptop, spidol, white board, kertas folio;

141
2) Bahan : Sinopsis Novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan;

3) Sumber Belajar: Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik kelas

XII, power point materi mengenai pengertian novel, unsur intrinsik, dan

nilai religi pada novel.

I. Teknik Penilaian

d) Penilaian Kognitif

No. Butir-butir Soal Skor


1. Jelaskan pengertian novel!
2. Sebutkan dan jelaskan unsur intrinsik dalam novel
Sebening Syahadat karya Diva Sinar Rembulan!
Sebutkan dan jelaskan nilai religi dalam novel Sebening
3. Syahadat karya Diva Sinar Rembulan!

Kriteria Skor:

No. Aspek yang dinilai Skor


a. Jawaban lengkap 20
Jawaban kurang lengkap 10
Tidak ada jawaban 0
b. Jawaban 5 unsur atau lebih 40
Jawaban kurang lengkap 3-4 unsur 20
Jawaban 1-2 unsur 10
Tidak menjawab 0
c. Jawaban 3-4 nilai religi 40
Jawaban 2 nilai religi 20
Jawaban 1 nilai religi 10
Tidak menjawab 0
Total Skor : a + b + c = 100

e) Penilaian Psikomotorik

Skor (1-4)
Instrumen T KT TT Ket
(3-4) (2) (1)
3. Mempresentasikan unsur intrinsik dan
nilai religi novel Sebening Syahadat
Karya Diva Sinar Rembulan.
4. Menceritakan kembali isi novel

142
Sebening Syahadat Karya Diva Sinar
Rembulan.dengan bahasa Anda
sendiri dengan tepat.

Keterangan :
T = Tepat KT = Kurang tepat TT = Tidak tepat

Pedoman penskoran psikomotorik


No.
Kriteria Penilaian Skor
Soal
1. Mempresentasikan unsur intrinsik dan nilai religi
novel Sebening Syahadat Karya Diva Sinar Rembulan.
e. Tepat
4
f. Kurang tepat 2-3
g. Tidak tepat 1
h. Tidak presentasi 0
2. Menceritakan kembali isi novel Sebening Syahadat
Karya Diva Sinar Rembulan.dengan bahasa Anda
sendiri dengan tepat.
e. Tepat 4
f. Kurang tepat 2-3
g. Tidak tepat 1
h. Tidak presentasi 0

Penilaian keterampilan untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus


berikut:

Nilai = Jumlah skor x 100


4
(Nilai/100 x 4= Rentang Angka Huruf)
Dengan predikat:
Rentang Angka Huruf Peringkat
3,45 – 4,00 A
2,90 – 3,45 B
2,35 – 2,90 C
1,80 – 2,35 D
1,25 – 1,80 E

f) Penilaian Afektif

Perilaku yang diamati pada proses pembelajaran

143
No Nama Kerja Tanggung Menghargai
Santun Disiplin
Sama jawab orang lain

Pedoman Penilaian :
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5
Penafsiran angka : 1. Sangat kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Amat baik
Skor capaian
Nilai Akhir Siswa : x 100%
SkorMaksimal

Guru Pengampu,

Noviana Tri Astuti


132110003
Lampiran 6

KARTU PENCATAT DATA


No Unsur Intrinsik Novel Sebening Syahadat
1. Tema Halaman
a. Tema Mayor : Percintaan seseorang yang berbeda
agama

“Sementara Sam yang sudah mengerti dengan “beda” yang


dimaksud Haba tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak
menyangka jika perbedaan di antara keduanya akan
berdampak besar bagi hubungannya dengan Haba. 61
Melepaskan tali yang mulai terikat, menjauhkan jarak yang
mulai dekat. Sam benar-benar tidak memikirkan hal ini
akan terjadi. Kata-kata itu kini terus terekam berulang-
ulang di telinga Sam. Kita beda, Sam.”

“Perbedaan itu perlu sayang. Tapi kalau sudah 157


menyangkut Tuhan itu sudah susah. Kalau nggak pindah
Tuhan ya pindah pacar. Iya kan Mas?” Sekali lagi, kalimat
itu keluar dari orang dekatnya dan itu dari Hada. Kalimat
yang sangat tidak Sam sukai.”

144
“Gimana bisa jadi imam yang baik? Dengan penciptamu
saja ia enggan cinta, bagaimana dengan cintanya 158
padamu?” Hada terus berbicara, seakan ia tidak peduli
terhadap lingkungan sekitarnya yang mulai mencekam.
“Mau ganteng seberapa, mau baik sebagaimana, kalau
sudah beda agama sih kandas.”

b. Tema Minor
1) Keikhlasan
“Haba secara perlahan mengambilnya, tatapan matanya
tidak sama sekali memandang seseorang di hadapannya, ia 397
malu untuk menunjukkan betapa kehilangannya ia terhadap
Sam, betapa ia benar-benar tersakiti karena seseorang yang
sebenarnya ia cintai merelakannya untuk menikah dengan
lelaki lain.”

“Sam memandang cincin itu dengan tersenyum. Toh, pada


akhirnya cincin itu akan menjadi milik Haba, tidak peduli
siapa yang akan memberikannya, atau bahkan pada saat
pernikahan Ali dan Haba sekalipun, ia sudah mencoba
untuk ikhlas. Ia kembali meluruskan niatnya untuk 406
memberikan cincin itu, apa pun kondisinya, bahkan saat
sudah jelas perasaan Sam tidak dapat terbalaskan.”

2) Kerinduan
“Kehampaan itu kian nyata di dalam hatinya, walau sering
kali ia menutup rapat-rapat hatinya tentang Sam. Tapi yang
ada, hatinya malah semakin merindu.”
73
“Dari arah samping, Sam malah bergantian tertawa renyah.
Ia rindu. Tidak tidak, ia sangat rindu dengan Haba. Bahkan
kepolosannya tidak berubah hingga sekarang, walau
keduanya sama-sama tahu umur mereka sudah lebih dari 383
kepala dua.”

3) Kejujuran
“Ummi, maafin Haba ya. Haba belum bisa jadi anak yang
salehah, Haba bohong dan sampai sekarang Haba belum
bisa jujur. Haba takut kalau pertemanan Haba bakal hilang
lagi, Haba nggak mau Ummi. Maafin Haba.” 251

“Haba mengangguk pelan. Ia masih canggung karena tidak


berhasil berkata jujur dengan Sam. Ia merasa semakin
bersalah karena Sam sudah tahu yang sebenarnya.”

254

145
2. Alur
a. Tahap Penyituasian
“Gimana perjalanannya, Sam?” seorang perempuan
bertubuh semampai, dengan rambut kecoklatan datang dari
belakang Chris. Itu Sindy.
“Capek” Sam menjawab dengan setengah hati, bahkan ia
tidak memandang perempuan itu dengan waktu lama.
“Ya udah, kita langsung pulang yuk.” Sindy mengulurkan
tangannya pada Cris, mengajak gadis kecil itu untuk 6
bergandengan dengannya.
Di mobil, Sam menjatuhkan matanya pada kota yang
hampir ia lupakan. Ia sadar, banyak hal yang sudah dia
lewatkan dari Bandung.

“Mobil itu akhirnya berhenti. Rumah ini, dengan udara


yang masih sama, ternyata waktu belum mampu mengubah
segala inci dari tiap sudut ruangan yang menjadi saksi
kehidupan lelaki yang kini tengah beradu tatap dengan 7
dinding yang dingin,”
“Welcome home, jagoan,” sambut Baskoro, yang sedang
berdiri tidak jauh dari pintu masuk.
“Papah!” Sam segera memeluk ayahnya erat, menjatuhkan
segala kerinduan dalam hatinya.

b. Tahap Pemunculan Konflik


“Kita beda, Sam.” Akhirnya kalimat itu berhasil keluar,
setelah susah payah Haba tahan dan pendam, setelah sekian
lama membuat hatinya tidak karuan. Ia baru saja
mengatakan yang sejujurnya pada Sam. Kini keduanya
hanya terdiam. Ini yang sedari tadi ingin Haba katakan, tapi 60
malah terdengar menyakitkan setelah itu keluar dari
mulutnya. Haba melihat jelas perubahan raut wajah Sam.
Membuat Haba memilih untuk terus melangkah menjauh.
Ia tidak ingin memperjelas lagi.”

“Sementara Sam yang sudah mengerti dengan “beda” yang


dimaksud Haba tidak bisa berkata apa-apa. Ia tidak
menyangka jika perbedaan di antara keduanya akan
berdampak besar bagi hubungannya dengan Haba. 61
Melepaskan tali yang mulai terikat, menjauhkan jarak yang
mulai dekat. Sam benar-benar tidak memikirkan hal ini akan
terjadi. Kata-kata itu kini terus terekam berulang-ulang di
telinga Sam. Kita beda, Sam.”

c. Tahap Peningkatan Konflik


“Ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, apa ia akan

146
berani untuk bertemu Sam lagi? Apa Sam akan tetap sama
padanya setelah ini? Atau semua sudah cukup sampai
disini? Ia serahkan semuanya pada yang Maha Bijaksana, 81
karena ia tahu Allah sebaik-baik perencana. Tapi dalam
lubuk hatinya, Haba selalu bertanya, Bagaimana dengan
kita, Sam?”

“Sementara di sekolah, seperti biasanya Haba masuk ke


kelas dengan keadaan yang masih sepi. Hari ini, ia sengaja
masuk pagi. Ia masih belum siap jika harus bertemu dengan 99
Sam di bus. Walau keduanya secara tidak langsung sudah
baik-baik saja, tapi Haba masih belum berani. Ia tidak tahu
bagaimana memulai sesuatu yang hampir selesai itu.”

d. Tahap Klimaks
“Perbedaan itu perlu sayang. Tapi kalau sudah
menyangkut Tuhan itu sudah susah. Kalau nggak pindah
Tuhan ya pindah pacar. Iya kan Mas?” Sekali lagi, kalimat 157
itu keluar dari orang dekatnya dan itu dari Hada. Kalimat
yang sangat tidak Sam sukai.”

“Gimana bisa jadi imam yang baik? Dengan penciptamu


saja ia enggan cinta, bagaimana dengan cintanya
padamu?” Hada terus berbicara, seakan ia tidak peduli 158
terhadap lingkungan sekitarnya yang mulai mencekam.
“Mau ganteng seberapa, mau baik sebagaimana, kalau
sudah beda agama sih kandas.”

147
e. Tahap Penyelesaian
“Sam nemuin jati diri Sam pada setiap Sam baca ayat Al-
Qur’an, Sam cinta dengan suara azan, Sam cinta dengan 321
sosok Rasulullah, dan Sam kagum dengan Allah yang Maha
Besar. Sam nemuin hati Sam di Islam, pah. Izinkan Sam
menjadi seorang Muslim.”

“Sam, apalagi yang kamu tunggu? Apa pun pilihan kamu,


papah selalu disini buat kamu.” Basoro memandang Sam
teduh, ada pancaran senyum di bibirnya yang begitu indah 335
ke arah Sam dan seketika itu juga Sam memelik papahnya
erat, yang dibalas tak kalah eratnya oleh Baskoro. Ia
menumpahkan segala perasaannya pada lelaki di
hadapannya. Dan beberapa menit setelah itu, Sam melepas
pelukan itu dan tersenyum tak kalah indah.”

“Sam mengusap wajahnya, sembari berucap syukur. Ia


memandang lafaz Allah tepat di hadapannya, memandang
penuh kagum dan cinta. Dirinya detik ini, menit ini, jam ini,
hari ini, adalah seutuhnya seorang Muslim, Islam 341
agamanya, Allah Tuhan-nya, Rasulullah nabinya, AL-
Qur’an kitabnya. Bahkan ia sudah mengganti “Puji Tuhan”
dengan “Alhamdulillah” yang senantiasa mengalir di setiap
napasnya. Kemudian ia bersujud, meminta rahmat dan
karunia dari Pencipta Alam semesta.”

3. Tokoh dan Penokohan


a. Sam
“Tanpa pikir panjang, Sam membalas perkataan itu dengan
pukulan yang bertubi-tubi, terdengar keadaan semakin riuh
dengan teriakan dari anak-anak perempuan yang melihat
kejadian itu. Sedang yang laki-laki terus menyoraki Sam
agar terus menghantam. Keadaan berubah menjadi arena 104
tinju tanpa peraturan dan tanpa wasit. Keduanya saling
pukul untuk menunjukkan kekuatan masing-masing.”

“Berkali-kali Sam memukul lawan yang tidak seberapa jika


dibandingkan dengannya itu. Beradu fisik dengan Sam
bagai mencelupkan diri pada darah segar dan
menyodorkannya pada singa yang kelaparan, jelas akan
tertebak apa yang akan dilakukan singa itu terhadapnya.”
“Perempuan itu kemudian mengangguk. Seiring dengan 105

148
waktu, perempuan itu semakin membuat Sam penasaran.
Untuk hari-hari selanjutnya, ia sengaja menaiki bus agar
bisa bertemu dengannya. Walau hanya sekadar berdiri atau
menawarkan kursi yang nantinya akan diberikan lagi
kepada orang lain, tapi Sam senang. Menurutnya,
perempuan itu menarik dan tidak banyak bicara. Sikapnya 19
yang dingin pada Sam ikut membekukan hatinya dan
semakin menjatuhkan perasaan Sam.”
“Seperti biasanya, dengan kursi yang ia persilakan kepada
orang yang lebih membutuhkan dan beberapa lembar uang
yang ia berikan kepada seniman-seniman kecil di dalam
bus. Tak jarang Sam sengaja membawa bekal untuk
mereka. Tanpa ia sadar, apa yang Haba perlihatkan
padanya, secara perlahan dilakukan oleh Sam. Dan ini
kemauan hatinya sendiri.” 68
“Bahkan, dia yang nyuruh gua buat buka hati gua ke
Sandy, dia rela-relain nyuruh sepupunya buat mojokin
perbedaan di antara kita biar gua benci sama dia. Tapi hati
gua nggak bisa, gak bakal pernah bisa.”
“Sam tersenyum lebar. Tapi jauh di dalam hatinya, ia
benar-benar tidak membutuhkan orang lain, apalagi yang 403
lebih baik dari Haba, karena baginya Haba adalah
perempuan terbaik yang pernah singgah di hatinya dan akan
selalu begitu.”

412

b. Haba
“Tetapi baru saja keduanya menempati kursi, perempuan
berkerudung itu sudah lebih dulu berdiri dan
mempersilahkan ibu tua yang sedang menggendong anak 26
kecil.”

“Sam yang berada di samping Haba, terus


memperhatikannya. Sebenarnya Sam sedikit kecewa. Tapi 39
apa yang Haba lakukan adalah hal mulia, tidak ada alasan
untuk marah terhadapnya. Ini bukan kali pertama Haba
memberi sedikit rezeki kepada anak-anak jalanan itu.”

“Enggak Sammy, bahkan hati ini tidak pernah sekalipun


terisi orang lain. Tidak sama sekali. Aku benar-benar 396
menjaganya. Aku menunggumu. Haba hanya bisa berkata

149
dalam hati, mulutnya seakan kaku untuk mengatakan apa
yang sebenarnya ia rasakan.”

“Bahkan, jika saat ini kamu tidak hadir dihadapanku, tidak


tiba-tiba muncul. Aku rasa hatiku masih untukmu, masih
setia menunggumu untuk menjaganya. Andai saja saat itu
tidak aku iyakan hubungan ta‟aruf ini, andai saja aku tidak 397
coba-coba untuk berusaha menerima Kak Ali dalam
hubungan ini, maafkan aku Sammy.”
c. Baskoro
“Papah kangen sekali. Papah ingat kita sering main bola di
sini. Pertama kali papah ajarin kamu main bola, kamu
selalu salah sasaran. Terus, mami kam bawain susu cokelat
kesukaan kamu. Kalau sehari aja kamu nggak minum susu
cokelat itu, kamu psti ngambek. Makannya papah selalu 45
kerja keras biar kamu bisa minum susu cokelat kesukaan
kamu. Biar kamu seneng terus, Sam.”

“Papah kangen sekali. Papah ingat kita sering main bola di


sini. Pertama kali papah ajarin kamu main bola, kamu
selalu salah sasaran. Terus, mami kam bawain susu cokelat
kesukaan kamu. Kalau sehari aja kamu nggak minum susu
cokelat itu, kamu psti ngambek. Makannya papah selalu 46
kerja keras biar kamu bisa minum susu cokelat kesukaan
kamu. Biar kamu seneng terus, Sam.”

“Kita sama-sama ya, mamah yakin papah pasti ngerti. Dia


sayang banget sama kamu, dan dia akan selalu seperti itu.”
331

150
d. Tante Sindy
“Sam, kamu yakin nggak mau ke dokter? Tante khawatir
deh.” Sindy menyentuh kening Sam yang mulai terasa
panas, tapi buru-buru Sam tolak dengan gerakan dari 33
tubuhnya yang menggeliat lemas di sofa.”

“Ternyata Sindy tidak seburuk yang Sam kira, seperti apa


kata Haba. Ia sangat baik. Walau Sindy bukanlah ibu
kandung Sam, tapi ia tahu benar perasaan Sam. Baru kali 67
ini ia bercerita dengan wanita lain selain Haba, dan itu
Sindy.”

e. Ali
“Dari luar masjid, Sam hanya melihat Ali yang melakukan
banyak gerakan secara berulang-ulang. Keadaan terlihat
hening tetapi terasa mendamaikan hatinya.” 12

“Ali melepaskan pelukan itu, kemudian memandang Haba


yang sudah tersenyum ke arahnya. Untuk pertama kalinya,
ia begitu merasa bahagia, bahkan lebih bahagia saat ia tahu
Haba akan menjadi istrinya, karena saat ini, ia baru saja 419
membiarkan Haba tidak terluka karena tidak harus
memaksakan hatinya untuk menikah dengan Ali.”

f. Sandy
“Setelah dunia terasa berhenti, tubuhnya kini tertarik keluar
dari riuhnya kerumunan. Seorang perempuan menyilangkan
kedua tangannya di depan dadanya dengan angkuh. Ia 53
tengah berdiri di depan Haba, melirik Haba tajam dari
bawah kakinya hingga ujung kepalanya.”

“Perkataan Sandy kian lama kian menyayat hati Haba.


Kata demi kata yang keluar dari mulutnya seakan menusuk 54
hatinya dalam-dalam. Perasaannya kian kacau, napasnya
menjadi tidak beraturan.

151
4 Latar
Latar Tempat
a. Kamar
“Sam masuk ke sisi lain rumah. Dengan sticker Spiderman
kesayangannya, mungkin tidak pernah ada yang menempati
kamar ini semenjak ia pergi ke Amerika. Atau mungkin, ia
tidak pernah tahu. Ia segera merebahkan tubuhnya pada 7
kasur yang terasa dingin, merindukan pemilik yang lama
meninggalkannya. Suasana di kamar ini mengayunkannya
pada suatu hari yang sangat jauh. Sampai ia tak sadar mulai
berlayar ke tengah lautan mimpi, bersama jutaan kenangan
yang kini kembali hadir.”

“Rasanya baru satu jam ia mengurung diri di kamar, tetapi


Sam telah mendapati rumahnya yang sudah sepi. Hanya ada
Chris yang sedang menonton film kartun di ruang
keluarga.” 14

“Bi Minah menutup pintu kamar Sam perlahan.


Meninggalkan Sam yang masih betah berlama-lama
bergulat dengan kasur. Hari ini, ia kehilangan semangat
sekolahnya. Entah kapan akan kembali. Terlihat berlebihan 63
memang, tapi inilah yang Sam rasakan. Terasa hampa.”

b. Sekolah
“Sam langsung menggeber motornya menuju sekolah.
beberapa menit sebelum motornya masuk gerbang, matanya
tiba-tiba jatuh pada sesosok perempuan.”
8
“Seperti hari-hari biasanya, sekolah begitu biasa saja untuk
Sam. Jika saja ini bukan hal yang penting, mungkin ia
sudah memilih untuk fokus pada racing atau otomotif.
Tempat yang membuatnya betah berada di sekolah adalah 69
kantin.”

“Sementara di sekolah, seperti biasanya Haba masuk ke


kelas dengan keadaan yang masih sepi. Hari ini, ia sengaja
masuk lebih pagi. Ia masih belum siap jika harus bertemu
dengan sam di bus.” 99

c. Masjid
“Dari luar masjid, Sam hanya melihat Ali yang melakukan
banyak gerakan secara berulang-ulang. Keadaan terlihat
hening, tetapi terasa mendamaikan hatinya.”
12
“Tapi hati Sam seperti diberikan petunjuk, ia terus berjalan

152
mendekati arah masjid. Sampai satu suara menggetarkan
hatinya, menuntunnya untuk mendekat. Melangkahkan
kakinya terus dan terus tanpa keraguan, sampai langkahnya
terhenti tepat di depan masjid. Suara itu berasal dari dalam
masjid. Sam tahu itu tempat suci, rasanya tidak pantas jika
ia memasukinya dengan berpakaian pendek dan mulai 49
berkeringat seperti ini.

“Sam berjalan bersama keempatnya menuju masjid. Sam


sama sekali tidak ada pandangan dengan yang namanya
kajian. Ia hanya ikut-ikut saja.”
290
d. Halte Bus
“Ehm..Mang, turun di depan ya.” Belum sempat ia
menjawab pertanyaan Sam, perempuan itu sudah turun di
halte biasanya. Meninggalkan Sam yang mulai menganga.”

“Sementara di halte, diam-diam Haba mencari keberadaan


Sam. Ini perasaan bersalah atau memang Haba yang mulai 24
membuka hatinya pada Sam.”

“Sam kemudian berlari keluar gerbang, ia menuju halte


tempat bus biasa berhenti. Saat ia sampai, tepat dengan 37
kedatangan bus yang disusul dengan ramainya penumpang
yang lalu lalang naik dan turun. Sam menunggu tak jauh
dari pintu masuk.”

38

Latar Waktu

a. Dini Hari
“Jam menunjukkan pukul 02.00. Saat Sam memasuki
rumah, keadaannya masih sepi. Semua masih terlelap 45
dengan perjalanan mimpi masing-masing. Tetapi, tidak
dengan lelaki paruh baya yang masih duduk di teras
belakang rumahnya, dengan secangkir kopi yang tinggal
setengah gelas. Laki-laki itu diam sambil terus memandang
ke depan.”

“Dini hari pukul 03.00, perlahan Haba membuka matanya.


Ia mengambil air wudu dan melaksanakan salat Tahajud 81
yang sudah rutin ia lakukan. Ada hal khusus yang akan ia
ceritakan pada Allah malam ini. Akan ia tumpahkan
semuanya, tentang pertemuannya, tentang perasaannya,

153
tentang perbedaan di antara Sam dan dirinya.”

“Sam menyipitkan matanya menju arah jam, masih 01.55


dini hari. Sebelum akhirnya Sam mengangguk mengiyakan.
Keadaan masjid masih sepi dan sunyi, hanya ada kelimanya 293
dan beberapa santri.”

b. Pagi Hari
“Selamat pagi, hari ini kita kedatangan murid baru. Coba
kamu perkenalkan diri.” 8

“Pagi ini, Sam berangkat dengan Andro dan Sandy. Yang


artinya, ia tidak bisa bertemu dengan Haba di bus.” 37

c. Malam Hari
“Jam menunjukkan pukul 22.00. Malam ini, Sam hendak
kembali pada dunia balapnya, bersama dengan Ali dan
Andro.”
26
“Malam ini, setelah dua hari absen, Sam kembali menuju
arena balap.”

d. Siang Hari 44
“Siang itu, Sam memutuskan untuk naik bus. Motornya
yang penyok ia sengaja tinggalkan di parkiran sekolah.
Beruntung saja saat ia baru keluar dari gerbang, sudah ada
bus yang menunggu tak jauh dari sana. Tanpa pikir
panjang, Sam segera memberhentikan bus dan berdiri di 109
dalam.”

154
Latar Sosial

“Papah kangen sekali. Papah ingat kita sering main bola di


sini. Pertama kali papah ajarin kamu main bola, kamu
selalu salah sasaran. Terus, mami kam bawain susu cokelat
kesukaan kamu. Kalau sehari aja kamu nggak minum susu 45
cokelat itu, kamu psti ngambek. Makannya papah selalu
kerja keras biar kamu bisa minum susu cokelat kesukaan
kamu. Biar kamu seneng terus, Sam.”

“Tapi sekarang, setelah papah kerja keras dan bisa dapat


lebih, papah malah kehilangan segalanya. Papah kehilangan
mami kamu, sekarang papah hampir saja kehilangan
kamu.” 46

Sudut Pandang

“Bus ini bagai sekolah kedua Sam, banyak hal yang ia


pelajari di sini. Dan, Haba adalah gurunya. Ia belajar
banyak hal dari Haba. Haba yang selalu tersenyum pada
sekitar, Haba yang selalu menawarkan tempat duduknya 40
pada orang yang membutuhkan, Haba yang selalu memberi
kepada anak-anak jalanan, Haba yang selalu ramah dan
sopan, Haba yang tidak pernah mengeluh walau terus
berdiri. Ah, hanya menambah perasaan Sam setiap kali
mengingat tentangnya.”

“Gue kira, itu cuman angin lewat aja. Tapi makin ke sini,
gua ngerasa ini semua nggak kebetulan. Dari mulai ketemu
dia di jalan, nggak cuman sekali, tapi beberaapa kali. Haba
bukan cewek biasa, dipancing langsung mendekat, enggak.
Dia malah menjauh, semakin gua deketin dia malah
semakin menghindar. Dia satu-satunya perempuan yang 402
nyuekin gua, bahkan sama sekali nggak pernah memandang
gua tiap kali kita bicara. Tapi gua nggak nyerah di situ, gua
cari dan cari. Sampe akhirnya gua tahu, Haba cuman mau
bicara sama gua kalau itu mengenai Islam.”

KARTU PENCATAT DATA

No. Nilai Religi Novel Sebening Syahadat Halaman


1. Nilai Akidah

155
Iman kepada Allah

“Sam mengusap wajahnya, sembari berucap syukur. Ia


memandang lafaz Allah tepat di hadapannya, memandang
penuh kagum dan cinta. Dirinya detik ini, menit ini, jam ini,
hari ini, adalah seutuhnya seorang Muslim, Islam agamanya,
Allah Tuhan-nya, Rasulullah nabinya, Al-Qur’an kitabnya. 341
Bahkan ia sudah mengganti “Puji Tuhan” dengan
“Alhamdulillah” yang senantiasa mengalir di setiap
napasnya. Kemudian ia bersujud, meminta rahmat dan
karunia dari Pencipta Alam semesta.”

“Begitu pula dengan Sam, ia tersenyum dalam heningnya. Ia


tidak bisa berhenti berucap syukur, memanjatkan
kecintaannya pada Yang Maha Kuasa, karena begitu
sempurnanya Ia menciptakan Haba dengan segala kebaikan 436
yang ada pada dirinya, begitu indahnya Ia merencanakan
hidup Sam.”
Iman kepada Nabi/Rasul
“Sam kembali hanyut, bahkan hatinya seperti meleleh. Ia
ikut terbawa suasana, bahkan beberapa tetes air mata sempat
jatuh. Ia tidak menyangka begitu mulianya Nabi
Muhammad saw., betapa besarnya jiwa dan perasaannya.
Betapa istimewanya ia, bahkan Jibril saja datang di akhir 292
kewafatannya. Betapa ia menyayangi umatnya, bahkan di
akhir umurnya ia masih memikirkan mereka. Memastikan
mereka akan baik-baik saja.”

“Muhammad Rasyad Alvero, lelaki yang diberi petunjuk


dan bijaksana, Sam memberi anak lelakinya dengan nama
itu agar kelak bisa mencontoh Nabi Muhammad, sosok yang 445
paling ia kagumi. Dan itu adalah doanya dan juga Haba.”

156
Iman kepada kitab Allah
“Tante, waktu di masjid, Sam pernah denger Haba baca
surah An-Nisa. Sam boleh jujur nggak kalau Sam cinta 253
dengan tiap ayat yang Haba lantunkan.”

“Sam mendengar ayat demi ayatnya. Dirinya semakin kagum


dengan Islam, ditambah lagi para Muslim. Membaca Al-
Qur’an saja sudah terlihat sulit, bagaimana menghafalnya? 274
Begitu pikirnya. Kemudian mereka kembali menyusuri
lingkungan festival.”

157
2. Nilai Akhlak
Suka Menolong
“Sam yang berada di samping Haba, terus memperhatikannya.
Sebenarnya Sam sedikit kecewa. Tapi apa yang Haba lakukan
adalah hal mulia, tidak ada alasan untuk marah terhadapnya. 39
Ini bukan kali pertama Haba memberi sedikit rezeki kepada
anak-anak jalanan itu.”

“Seperti biasanya, dengan kursi yang ia persilakan kepada


orang yang lebih membutuhkan dan beberapa lembar uang
yang ia berikan kepada seniman-seniman kecil di dalam bus. 68
Tak jarang Sam sengaja membawa bekal untuk mereka.
Tanpa ia sadar, apa yang Haba perlihatkan padanya, secara
perlahan dilakukan oleh Sam. Dan ini kemauan hatinya
sendiri.”
Memaafkan
“Haba yang melihat tangan Sam di hadapannya, segera
merapatkan kedua tangannya. Matanya tetap mengarah ke
bumi dengan wajahnya yang belum lelah tersenyum. Walau 115
Sam tidak mengerti dengan penolakan Haba untuk
melakukan jabat tangan, tetapi apa pentingnya? Toh kini
keduanya sudah pada masa yang sempat hilang, bahkan
mungkin akan lebih baik dari sebelumnya.”
“Gue udah maafin lu, Insa Allah. Gua tau lu orang baik, lu
nggak mungkin ngelakuin itu tanpa suatu alasan yang jelas,
gua tau lu udah dewasa jauh sebelum gua, gua yakin lu udah 395
tau mana yang baik dan buruk.”
Bersyukur
“Haba tersenyum dalam syukurnya. Betapa bahagianya
karena Allah mempertemukannya dengan Sammy, seseorang
yang bukan hanya mencintainya, namun juga berjuang 435
untuknya, senantiasa membawanya menuju keridaan Allah.
Bahkan Haba sudah merasakan itu jauh sebelum Sam
berhijrah, lebih tepatnya saat Sam memutuskan untuk
bertemu dengan Usman.” (435)
“Bisa saja keduanya bersama kan? Tapi apa pun itu, Sam
bersyukur karena telah mengenal Haba di sini dan saat ini. Ia
tidak akan pernah menyesal telah berjuang untuk Haba,
walau ia tahu perjuangannya sudah di ujung kekalahan.” 256
Toleransi

158
“Haba kembali terdiam. Ia memikirkan apa yang dikatakan
kakak laki-lakinya itu. Kenapa aku harus seperti ini, memang
kenapa? Bukannya kami hanya berteman? Bukankah Islam
mengajarkan toleransi? Sampai saat ini. Haba masih tidak 57
mengerti dengan hatinya, apa yang dirasakannya terhadap Sam
selama beberapa bulan ini masih terlihat abu-abu, begitu tidak
jelas.”

“Keempatnya ikut berbahagia bisa mengajarkan Sam salat. 293


Satria yang memberitahu mereka jika Sam adalah Christian.
Tapi tidak ada niatan untuk mengucilkan apalagi menghasut
untuk memaksanya menuju Islam.”
3 Nilai Syariah
Shalat
“Ia ingin merasakan ibadah yang kerap dilakukan oleh umat
Muslim. Keempatnya mengajarkan Sam dengan sabar. Dari
mulai takbiratul ikram sampai salam. Perlahan tapi pasti, 293
walau ini bukan ibadah sungguhan, tapi Sam merasakan
bagaimana damai hatinya dan puncak rasanya ada saat ia
sujud. Ia menumpahkan segala pikiran dan hatinya pada
bumi. Kebimbangan seperti menemukan titik jawaban.”

“Sam menyelesaikan salat subuhnya dengan khidmat.


Seperti pada salat sebelumnya, Haba mencium punggung
tangan Sam dengan lembut. Menambah kehangatan pada
pasangan baru ini. Semua hal kecil yang mereka lakukan 428
bersama selalu menciptakan kebahagiaan.”

Zikir
“Lu tuh suka banget zikir ya? Sam melihat tangan Haba 39
yang terus memainkan gelang batu hitamnya.”

“Jelas saja ini adalah tempat yang tepat. Ia tidak akan salah
sasaran jika mencari perempuan berjilbab itu kemari, karena 359
ia selalu di sini, berdiri sembari memainkan gelang tasbih
ditangannya.”

Membaca Al-Qur’an

159
“Dari jendela-jendela masjid ia melihat pada sekumpulan
perempuan berjilbab.Tetapi matanya terpusat pada satu
perempuan berseragam yang duduk di depan meja kecil, ada
seorang perempuan berseragam yang duduk di depan meja
kecil, ada seorang perempuan yang sedang memperhatikan. 50
Perempuan itu adalah Haba. Ia sedang membaca bahasa
Arab yang tidak Sam ketahui artinya, Al-Qur’an. Namun,
memiliki keindahan yang amat dalam bagi Sam.”

“Dengan keheningan yang menemaninya, hanya ada dua-


tiga orang di kelas. Ia membuka Al-Qur’an kecilnya, kitab
suci yang setia menemaninya. Dibukanya surah Al-Kahfi,
beberapa ayat mulai menggema memecah keheningan. 99
Syahdu sekali. Surah itu memang sedang Haba taklukan,
sudah tiga minggu ini dirinya belum juga menempuh lima
belas ayat.”

160
Lampiran 7

161
Lampiran 8

162
163
164
165

Anda mungkin juga menyukai