Ketimpangan Sosial
GIANIE
16 Desember 2015 14:20 WIB 2668 dibaca 0 komentar
Bank Dunia pada 8 Desember lalu melansir laporan berjudul Indonesia's Rising
Divide yang memaparkan ketimpangan kesejahteraan di Indonesia semakin
melebar dan bergerak cepat. Pertumbuhan ekonomi yang rata-rata mencapai 6
persen per tahun setelah pulih dari krisis ekonomi 1998 dan turunnya angka
kemiskinan tak juga mendekatkan jarak antara si kaya dan si miskin.
Konsentrasi kekayaan yang besar pada segelintir orang ini menempatkan Indonesia
bersama Thailand pada urutan kedua tertinggi dari 38 negara yang diteliti. Urutan
pertama ditempati oleh Rusia di mana 1 persen orang terkaya di sana menguasai
66,2 persen kekayaan di negara tersebut.
Penyebab ketimpangan
,,
Namun, keempat variabel ini sangat rentan dipengaruhi oleh kondisi krisis
(shocks). Pendapatan baik dari upah/gaji atau pengembangan aset bisa
berkurang, bahkan hilang. Konsumsi bisa membengkak karena kenaikan
harga-harga sehingga pendapatan tidak mencukupi. Tabungan atau
investasi juga bisa terhenti.
Dalam kondisi krisis, kelompok yang ekonominya lebih mapan lebih bisa
bertahan dan tetap mampu melihat peluang untuk mengakumulasi
kekayaan. Sementara kelompok yang berada sedikit di atas garis
kemiskinan bisa jatuh dan terperosok ke kelas yang lebih bawah.
Ketiga, tentu saja karena adanya segelintir orang yang diuntungkan dari
penguasaan aset finansial yang besar yang biasanya terus berkembang
sepanjang waktu. Jumlah ini pun kian membesar dan melahirkan generasi
yang mapan sejak lahir sehingga kesenjangan tetap terjadi. Walaupun
terkadang penguasaan dan akumulasi aset segelintir orang tersebut
diduga didapat dan berkembang karena praktik korupsi.
Ada empat hal pula yang harus dilakukan untuk mengatasi ketimpangan.
Pertama, akses terhadap pendidikan dan kesehatan harus diperbaiki dan
diperluas karena ini faktor untuk memperbaiki kesejahteraan. Ia menjadi
syarat untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak dan menuju
kepemilikan aset yang lebih baik.
Source: http://print.kompas.com/baca/2015/12/16/Sumber-dan-Solusi-
Ketimpangan-Sosial