A. Konsep Medis
1. Definisi
Penyakit DBD adalah penyakit infeki virus dengue akut
disebabkan oleh virus dengue, virus dengue ditularkan oleh nyamuk aedes
aegypti atau nyamuk aedes albapictus, yang masuk kedalam tubuh melalui
gigitannya (Wijaya dan Putri, 2013).
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti, yang ditandai
dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yag jelas,
lemah/lesu, perdarahan, lebam/ ruam. Kadang kadang mimisan, bercak
darah, muntah darah, dan kesadaran menurun shock (depkes R1,2000).
Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh
arbovirus (arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk
Aides (Aides albipices dan Aedes aegypti). Depkes, 2002.
2. Klasifikasi
Klasifikasi DBD menurut WHO (1997) berdasarkan beratnya
penyakit:
a. Derajat 1, disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan
yaitu uji turniket positif
b. Derajat 2 (sedang), seperti derajat 1disertai pendarahan spontan pada
kulit dan atau perdarahan lainnya.
c. Derajat 3, ditemukan kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan
lemah,tekanan nadi menurun (20 mmhg atau kurang)
d. Derajat 4, terdapat dds dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak
dapat diukur.
2
3. Etiologi
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus
dengue yang termaksud kelompok B Arthopod Borne virus (Arboviroses)
yang sekarang dikenal sebagai flavivirus, famili flaviviricae, dan
mempunyai 4 jenis sirotive yaitu: DEN 1,DEN-2, DEN-3 merupakan
sirotife yang domina dan diasumsikan banyak yang menujukan
manespestasi kinik berat (Hadinegoro, 2001).
4. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh
tubuh, ruam atau bintikbintik merah pada kulit (petekie), hyperemia
tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa. Akibat
lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi
sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan
menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan
koagulasi dan sampai pada pendarahan kelenjar adrenalin .Yang
menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara
akut. Adanya kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler dibuktikan
dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu
rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata
melebihi cairan yang diberikan melalui infuse. Jika renjatan atau syok,
hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia jaringan metabolic
dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.Re-infeksi akan
menyebabkan suatu reaksi anametik antibodi,sehingga menimbulkan
kosentrasi kompleks antigen antibodi (konfleks virus antibodi) yang
3
5. Manifestasi Klinis
Diagnosa penyakit dbd dapat dilihat berdasarkan kriteria diangnosa
klinis dan laboratosi berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD dengan
diagnosa klinis dan laboratosi
a. Diagnosa klinis
1) Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 (38-40).
2) Manipestasi perdarahan dengan batuk: uji trourniquet positif,
petekae (bintik merah pada kulit) perdarahan kecil di dalam kulit
(ekomosis), Perdarahan konjungtiva (perdarahan pada mata)
efitaksi ( perdarahan hidung) perdarahan gusi (muntah darah)
melena (BAB darah) dan hamatusi (adanya darah dalam urin).
4
6. Pemeriksaan Diagnostik
Lakukan pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, hitung trombosit,
uji serologi HI (haemagglutination inhibiting antibody), dengue blot.
5
7. Komplikasi DBD
Penyakit DBD ini juga berpotensi menyebabkan berbagai
komplikasi. Di antara komplikasi demam berdarah adalah sebagai berikut :
a. Dehidrasi
b. Bradikardi
c. Hipotensi
d. Pendarahan
e. Jumlah platelet yang rendah
f. Kerusakan hati
g. Gangguan ginjal dan paru-paru
h. Risiko kematian
8. Penatalaksanaan DBD
Penatalaksanaan untuk klien dengan DBD adalah penanganan
pada derajat I hingga derajat IV.
a. Derajat I dan II
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus ringer laktat (RL)
dengan dosis 75 ml / KgBB / hari untuk anak dengan berat badan
kurangdari 10 Kg atau berama di berikan oralit, air buah atau susu
secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam.
a) 100 ml / KgBB/24 jam untuk anak dengan BB <25Kg.
b) 75 ml / KgBB/24 jam untuk anak dengan BB 20-30Kg.
6
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa
medis, tanggal MRS, keluarga yang dapat dihubungi, catatan
kedatangan, no MR.
b. Riwayat Kesehatan Klien
1) Keluhan Utama
Biasanya pasien dating ke RS dengan keluhan demam lebih dari 3
hari, tidak mau makan, terdapat bintik merah pada tubuh.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang menyebabkan
sakit kepala.
b) Tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit saat menelan,
lemah.
c) Nyeri otot dan persendian
d) Konstipasi dan bisa juga diare
8
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit saat menelan
d. Resiko terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
yang berlebihan
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber
informasi.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus
Tujuan : Suhu tubuh klien kembali normal Kriteria hasil :
a. Keadaan umum membaik.
b. Suhu tubuh 36,5-37,50C.
Intervensi :
a. Kaji saat timbulnya demam Rasional :
Dapat diidentifikasi pola / tingkat demam
b. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensis, pernafasan setiap 3 jam
Rasional :
Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
klien.
10
Intervensi :
a. Kaji faktor-faktor penyebab
Rasional : Penentu faktor penyebab, akan menentukan intervensi /
tindakan selanjutnya
b. Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga
klien termotivasi untuk mengkonsumsi makanan
c. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak
munah teruskan (15-30cc setiap ½-1jam
Rasional : Menghindari mual muntah dan distensi perut yang
berlebihan
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat dan klien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan yang berfokus pada klien. Dan berorientasi pada hasil,
sebagaimana digambarkan dalam rencana. Fokus utama dari komponen
implementasi adalah pemebrian asuhan keperawatan yang aman dan
individual dengan pendekatan multifocal ( Christensen & Kenney, 2009).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam
mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan
status kesehatan klien dengan criteria hasil yang diinginkan, serta menilai
derajat pencapaian hasil klien. Evaluasi adalah suatu aktivitas yang terus-
menerus ( Christensen & Kenney, 2009).
Evaluasi dibagi menjadi 2 komponen yaitu :
a. Formatif
1) Tiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan.
2) Evaluasi proses.
3) Biasanya berupa catatan perkembangan.
b. Sumatif
1) Rekapan terakhir secara paripurna.
2) Catatan naratif.
3) Penderita pulang/ pindah. Metode evaluasi dengan pendekatan
SOAP yaitu :
a) Subjektif adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari
pasien setelah tindakan yang diberikan.
b) Objektif adalah informasi yang didapat berupa hasil
pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh
perawat setelah tindakan dilakukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, A., Sjachroel, D. N., Hadinegoro, S. R., & Madiyono, B. (2001). The role of
plasma C-reactive protein in the evaluation of antibiotic treatment in suspected neonatal
sepsis. Medical Journal of Indonesia, 10(1), 16-21.
Bangun, T. M., Mansjoer, S. S., & Bismark, M. (2009). Populasi dan Habitat Ungko
(Hylobates agilis) di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara. Jurnal Primatologi
Indonesia, 6(1).
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). KMB; Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa).