COVID-19
COVID-19 adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus SARS
Pengertian
(Definisi) CoV-2. Organ yang terinfeksi umumnya pada paru dan saluran napas atas,
• Sistem neuropsikiatri
• Nyeri kepala,
• Depresi/ kecemasan,
• Penurunan kesadaran,
• Stroke
• Faktor Risiko
• 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi / probable COVID-19.
• Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, dan mengantar
pasien
confirm / probable.
• Petugas yang membersihkan ruangan, mengantar makanan di
tempat
perawatan kasus confirm/probable tanpa menggunakan APD
sesuai
standar.
• Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus
confirmed / probable (termasuk di tempat kerja, kelas, rumah, acara
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
Pemeriksaan setelah kasus timbul gejala.
Fisik • Orang yang bepergian bersama kasus confirmed/probable COVID-19
gejala.
• Pasien yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang melakukan
aktifitas
sehari-hari di komunitas dalam 14 hari terakhir
• Pemeriksaan tanda vital : suhu badan, tensi, nadi, frekuensi napas
• Pemeriksaan fisik paru, dapat normal atau sesuai dengan gambaran
pneumonia ditemukan tanda-tanda konsolidasi seperti suara napas
2. Kasus Probable
Kasus suspect dengan ISPA/pneumonia berat (RR > 30 x/menit, Sat O2 ≤
93% dengan udara bebas, gambaran infiltrat > 50% pada lapangan paru dan
3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19
yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi
COVID-19
Keparaha • Asimptomatik (Tanpa gejala): seseorang dengan hasil tes PCR positif tetapi
n Covid-
19 tidak disertai gejala klinis.
• Sakit ringan (mild): terdapat salah satu atau lebih dari berbagai tanda dan
gejala COVID seperti demam, batuk, nyeri telan, sakit kepala, malaise
nyeri
otot, mual, muntah, diare, dll TANPA sesak, rasa ampek / berat untuk
• Sakit sedang (moderate): terdapat salah satu atau lebih dari berbagai tanda
dan gejala COVID seperti demam, batuk, nyeri menelan, sakit kepala,
malaise nyeri otot, mual, muntah, diare, dll DISERTAI sesak, rasa
ampek/berat untuk bernapas dan atau kelainan gambaran paru pada foto
• Sakit berat (Severe): terdapat salah satu atau lebih dari berbagai tanda dan
gejala COVID seperti demam, batuk, nyeri menelan, sakit kepala, malaise
nyeri otot, mual, muntah, diare, dll DISERTAI tanda-tanda RR >
30x/menit,
SpO2 ≤ 93% pada udara bebas, PaO2/ FiO2 < 300 mmHg, foto toraks
• Sakit kritis (Critical ill) : terjadi gagal napas, syok sepsis dan atau gagal
multi organ.
Diagnosi • Pneumonia yang disebabkan oleh virus lain, bakteri atau jamur
s • Demam Berdarah
Banding • Demam Typhoid
• HIV dengan co infeksi paru
COVID-19
• Pemeriksaan antibo : IgM dan IgG dalam darah
serologi dy
Commented [A1]: ?
• Pemeriksaan antigen (bila tersedia)
serologi dan atau CT SCAN Toraks Dr. Anang
• Radiologi: Foto Endryanto: -PCR
(yang utama)
toraks k COVID 19 adalah bila ditemukan multiple -Serologi antigen
Foto Toraks : ground -Serologi antibody
1. Kategori pola ) predominan pada perifer dan basal kedua paru. Apabila ada peluang mendapat fasilitas tsb. Maka dapat
klasi OVID 19 adalah bila ditemukan dicantumkan. Tapi harus disesuaikan dengan pathway.
Sehingga tidak salah dalam menggunakan fasilitas
glass opacity gambaran Commented [A2]:
(GGO bar pneumonia, efusi pleura dan edema paru. Dr. Yetti:
2. Kategori non nate COVID 19 adalah bila gambaran yang Pemeriksaan yg selama ini rutin tapi blm dimasukkan= TEG
C (dilakukan pada kasus2 berat) dan Pemeriksaan rapid
ditemukan Antigen (penunjang serologi)
pneumothoraks, kategori klasik COVID 19 dan non-COVID-19.
lo Sudah diperbaiki
3. Kategori
Indetermi
-RADS (The COVID-19 Reporting and Data
tidak sesuai
System)
dengan
ori untuk keterlibatan paru-paru COVID-19 pada
CT
CT SCAN Toraks
ntras dan dapat memprediksi COVID-19 pada
Klasifikasi Sistem
pasien
CO
hingga berat.
adalah penilaian
kateg
SCAN Toraks non
ko
dengan gejala
sedang
Sangat rendah/
CO-RADS 1 Level
Gambaran sesuai dengan Klasifikasi Kecurigaan Keterangan
infeksi lain, tetapi bukan Keterlibatan
COVID-19 Paru pada
Samar-samar COVID-19
Commented [A3]: Dr. Hamzah:
CO-RADS 0 Tidak bisa Scan secara teknis tidak
(Tidak yakin)/
CO-RADS 3 Lab disesuaikan dengan klinis. Berkaitan dengan klaim
ditafsirkan cukup untuk menetapkan BPJS Permen ... Pemeriksaan sesuai kondisi klinis, antara
Indeterminate lain: …. Untuk kasus suspect di triage: menggunakan
skor pemeriksaan
sederhana
No Normal atau non-infeksi
Dr. Syahrul Zaen:
Tipikal COVID-19 Terkait pemeriksaan Lab
Very high -Terkait timing pemeriksaan lab, apakah saat pasien
RT-PCR positif untuk Low
SARS-
CO-RADS 6 Terbukti / ProvenCO-RADS 2 Rendah/ sudah konfirmasi atau bagaimana?
• Laboratorium
rutin
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
• Darah: DL;
• Fungsi organ: SGOT, SGPT, BUN, Serum kreatinin,
• Serum elektrolit;
• PCT, CRP, D-Dimer, Feritin, PPT, APTT,
• Gula darah acak,
• Albumin,
• BGA
• Laboratorium atas indikasi : Asam urat (untuk pasien yang mendapatkan
• Terapi simtomatis :
• Antitusif
• Ekspektoran (Bila batuk berdahak)
- Mukolitik (Bila diperlukan)
• Antipiretik
• Dekongestan
• Bronkodilator (bila terdapat tanda-tanda obstruksi jalan napas perifer)
• Terapi suportif :
• Oksigenasi
• Cairan
• Nutrisi
• Multivitamin
• Immunomodulator
• Antikoagulan
• Antioksidan
• Kortikosteroid
• Plasma konvalesen
• Tocilizumab
• Stem Cell
Panduan Praktik Klinis
disesuaikan dengan kondisi dan
• Pilihan terapi kausal Covid-
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
klinis
19,
RSUD Dr Soetomo Surabaya
ket ediaan obat.
ers sus ringan / mild ol nis : oseltamivir 75mg tiap 12 jam per
• /p COVID-19
i oral
Ka ama 5 – 7 hari kl
s sus moderate / i itical diberikan pilihan obat sebagai
e seve berikut
l suai kondisi re ersediaan obat):
klinis d / s 400/100 mg tiap 12 jam per oral selama
• Lopinavir/Riton cr 7-
Ka avir an sudah terjadi konversi PCR cukup
( 14 hari (bila ke
diberikan
s dalam t
konversi PCR dapat dilanjutkan sampai 14
e 7 hari, jika belum :
do
t si is 400 mg tiap 12 jam per oral Commented [A4]: Dr. Anang Endaryanto:
1 hari) Dalam PPK ada yg sifatnya kondisional. Sehingga dapat
7 atau mencantumkan kondisional di dalam PPK (sesuai pendapat
)
Hydroxychloroqu hari 500 mg tiap 12 jam per oral selama 5 – 10 ahli)
- Apabila memberikan obat namun tidak tercantum dalam
in PPK maka termasuk melanggar PPK dan risikonya tidak
Chloroquin erja am batas normal) dapat di klaim kan
-Jika obat dicantumkan dalam PPK namun tidak tersedia
Fosfat: di 2 jam per oral selama 5 – 7 hari (jika anti maka dapat diberikan edukasi thd pasien mengenai
hari (monitoring kontraindikasi) keadaan kondisional.
2 EK
: hari pertama loading dose 1600 mg tiap
) Oseltamivir 75
dos 12
mg dos nya maintanance dose 600 mg tiap 12 jam
viral yang lain is
meru G ): hari pertama loading dose 200 mg dalam
3 Favipiravir
dal
) (kondis
tiap ena drip 2 jam tiap 24 jam. Hari berikutnya
jam per-oral, hari 1
b pak dalam 500 ml NaCl 0,9% intravena drip
4 per-oral sampai
an 1-
) har
iona
Remsdesivir l):
(kondi erik
500 ml NaCl ut
5 0,9%
i Commented [A5]: Tambahan dari Bu Qibty
) maintenance
ke-
dose 1 7
sion
al
intr
av
6
00
)
mg
2 jam tiap 24 diberikan sampai hari ke-5, jika belum
jam terjadi
konversi PCR maka dapat diberikan sampai hari ke-10.
Interferon β-1α (kondisional): dosis 44 µg subcutan tiap 24 jam
7 diberikan 3 kali seminggu pada hari ke-1, ke-3, dan ke-6. Jika pasien
)
menggunakan alat oksigen aliran tinggi/ ventilasi non-invasive/
selama 6 hari.
Hiperimmune Intravenous Immunoglobulin (kondisional): single
dose
4 00 B/hari (maksimum 40 gram/hari) tanpa
d mg/kgB diencerkan,
B iberikan ravena drip 30 menit dengan kecepatan 0,5
int mg/kg
• B/menit.
* longan
Ami ram tiap 8 jam intravena drip 30 menit selama 7
C
entamyci hari
n5 atau sesuai prosedur antibiotik “reserve”)
s
mikacin 0 mg tiap 8 jam intravena drip 1,5-2 jam selama 7 hari
e
15
l
initif) atau sesuai prosedur antibiotik “reserve”)
3)
sfomisin 2 krolide: Azytromycin 500 mg tiap 24 jam
gr per-
G initif)
elama 3-5 hari
o ropenem
1g aan infeksi jamur, diberikan anti-fungi sesuai indikasi
g rapi
r definitif n dan dilakukan pemeriksaan kultur jamur. Terapi
a dikasi preventif atau pre-emtif atau definitif dengan
nkomisin
4) 50 : hari pertama loading dose 400 mg tiap 24 jam,
rapi
Go
definitif
*
longan
G
Commented [A6]: dr. Qibty:
Apabila OTPT baik → Fluconazole
Ma
* Apabila OTPT naik: dipertimbangkan
l/intraven
A
as Prof. Kuntaman:
Empiric: Fluconazole
d Definitif:
a ada
e kecurig
f klinis
5) pasie
an dengan
F in
o
Fluconaz
ole
d intravena drip 1 jam, hari berikutnya maintenance dose 200 mg
e tiap
f 24 jam intravena drip 1 jam, jika klinis membaik bisa switch ke
6) oral
M
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
• Terapi Oksigen
Prinsip terapi oksigen pada pasien COVID-19 adalah menangani
COVID 19 meliputi:
1) Penggunaan suplemen oksigen pada penderita dengan SpO2 < 93%
2) Mempertahankan saturasi oksigen 96% dengan atau tanpa suplemen
oksigen
3) HFNC lebih disukai dibanding NIV pada penderita dengan gagal nafas
akut tipe hipoksik
4) Jika tidak tersedia HFNC dan belum ada indikasi kuat untuk intubasi,
maka bisa dicoba NIV dengan monitoring yang ketat tanda perburukan
o Kanula Nasal
Terapi oksigen seharusnya diberikan segera jika bila : SpO2 ≤
93%
dengan udara kamar, laju pernafasan > 24 kali / menit, denyut nadi >
120 kali / menit dengan atau tanpa disertai aritmia, terdapat perubahan
dll)
Maksimal FiO2 yang dapat dicapai dengan kanula nasal ± 40%
Target / evaluasi :
- Saturasi oksigen (SpO2 > 93%)
- Laju pernafasan < 24 x/menit
- Kesadaran baik (alert)
- Analisa gas darah (AGD)
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
- Hemodinamik
Jika ada penurunan SpO2, kenaikan laju pernafasan
disertai
peningkatan usaha nafas (retraksi, pernafasan cuping
hidung, diaphoresis), penurunan tingkat kesadaran,
gagal nafas tipe 1 atau 2 (evaluasi AGD), gangguan
hemodinamik (aritmia, syok,
hipotensi/hipertensi berat, takikardi, aritmia) dipertimbangkan untuk
mengganti jenis terapi oksigen.
penderita COVID-19.
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
300 mmHg)
- Distres nafas ringan (RR > 24 kali/menit)
- Tidak ada perbaikan klinis dengan terapi oksigen konvensional atau
noninvasive positive pressure ventilation (NIPPV) atau
ada
kontraindikasi NIPPV; sebagai terapi oksigen antara setelah lepas
dengan kontraindikasi
- Membantu ventilator weaning dan ekstubasi
o Kontraindikasi
- Gagal napas berat
- Gangguan ventilasi (pH <7.30)
- Napas paradoksikal
- Proteksi saluran napas yang buruk
- Risiko tinggi aspirasi
- Hemodinamik tidak stabil, membutuhkan obat vasoaktif
- Tidak dapat menggunakan HFNC akibat pembedahan wajah
atau
saluran napas atas
- Lubang hidung terbuntu total/berat
- Intoleransi HFNC
o Aplikasi
- Atur flow awal 35-45 L/menit di awal, dan titrasi
konsentrasi
oksigen secara perlahan hingga SPO2 >93%. Kombinasikan dengan
COVID-19
ventilasi aman (indeks ROX >4.88 pada jam ke-2, 6, dan 12, hal ini
COVID-19
- Terjadi kegagalan n terapi oksigen konvensional atau HFNC atau
NIV:
a. Kontraindikasi penggunaan NIV
b. Takipnea dengan pernafasan diatas 30x/menit, fatigue
pada
otot otot bantu pernafasan
c. Penurunan kesadaran (agitasi atau koma)
d. Hemodinamik tidak stabil (aritmia, takikardia/bradikardia,
hipotensi/hipertensi berat)
e. Hipoksemia, Asidosis, Hiperkarbia tidak membaik dengan
terapi sebelumnya.
o
Kontraindika
si
• Absolut:
- Kerusakan jantung yang ireversibel dan bukan
kandidat
transplantasi
- Keganasan yang menyebar
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
• Relatif :
- Kontraindikasi terhdap antikoagulan
- Umur
tua
-
Obesitas
• Komplikasi :
- Hipertensi dan CVA
- Aritmia
- Gagal ginjal dan gangguan fungsi hati
- Clot dan trombus
- Perdarahan
- Sepsis
- Gangguan metabolik, imbalans elektrolit, dan gula darah
hiperkarbia refrakter
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
• NO (Nitrogen Monoksida)
Nitrogen monoksida adalah senyawa gas NO yang diberikan
inhalasi,
berfungsi sebagai molekul sinyal intraselular dengan tujuan memperbaiki
o Mekanisme kerja NO
• Menyebabkan relaksasi otot pembuluh darah pulmonal
sehingga
menyebabkan aliran darah pulmonal lebih lancar.
• Menurunkan tahanan sistemik pembuluh darah paru.
o Efek samping NO
• Toksisitas methemoglobunemia
• Penurunan tekanan darah
• Peningkatan gas NO2 yang merupakan iritan kuat
• Prekusor oksidan sitotoksik yang dapat mengganggu fungsi surfaktan
o Dosis NO
• Dosis awal NO pada kasus COVID dengan hipertensi pulmonal
adalah
40-60 ppm selanjutnya dapat diturunkan pada tiap 8 jam dengan
dapat diturunkan bertahap 5 ppm setiap 1-2 jam s/d 5 ppm. Setelah
itu,
diturunkan 1 ppm setiap 1-2 jam apabila P/F ratio tidak mengalami
penurunan.
• Terapi cairan
Tujuan terapi cairan pada kasus COVID-19 adalah untuk
resusitasi
apabila terjadi defisit intravaskuler (karena dehidrasi, syok
septik,
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
0,9 % dalam jumlah besar (> 2000 ml) sebaiknya dihindari demikian
juga
koloid sintetik seperti yang berasal dari bahan kanji dan gelatin. Apabila
ada indikasi kuat untuk koloid, maka dapat digunakan larutan albumin 4-
5%.
Prinsip resusitasi cairan pada penderita COVID-19:
1. Harus mempertimbangkan fluid responsiveness (parameter
dinamik
lebih direkomendasi dibandingkan dengan parameter statis pada
pasien kritis)
• Parameter dinamis : perfusi dan suhu ekstremitas, capillary refill
time passive leg raising test, klirens serum laktat dan analisa gas
darah, atau parameter SVV, PVV, kolapsibilitas vena cava
inferior,
menggunakan panduan echocardiografi
• Parameter statis : ventral venous pressure (cvp), mean arterial
• Cairan Rumatan
Cairan rumatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
output.
Pemilihan cairan rumatan harus mempertimbangkan jumlah volume,
COVID-19
• Nutrisi
a. Asesmen status nutrisi (BMI, Hb, Albumin)
b. Asesmen komorbiditas (DM, obesitas, Hipertensi, PJK, CKD, Usia
lanjut)
c. Nutrisi untuk pasien yang bisa
makan:
• Energy:
• Mulai dari 15-20 kcal/kgBB/hari kemudian dinaikkan sampai 25-
30 kcal/kgBB/hari
• 27 kcal/kgBB/hari untuk usia lanjut dengan polimorbid
• 30 kcal/kgBB/hari untuk polimorbid dengan malnutrisi berat,
yang dicapai dengan bertahap sesuai toleransi pasien
• Protein:
• 1 g/kgBB/hari untuk lanjut usia
• 1,2-2.0 g/kgBB/hari untuk polimorbid. Untuk CKD disesuaikan
• Fat dan Carbohydrate (CHO):
• Fat : CHO ratio 30:70 (untuk pasien yang tidak ada distress nafas)
d. Nutrisi enteral via NGT untuk yang tidak bisa makan atau yang intubasi
• Energy : target 30 kcal/kgBB/hari secara bertahap, dimulai pada hari
1 dengan 15
kcal/kgBB/hari
• Protein :
• Protein 1-2 g/kgBB/hari, pada gangguan fungsi ginjal disesuaikan
e. Monitoring:
• Intoleransi terhadap enteral feeding, diare
• Gastric residual volume (GRV) tidak rutin di monitor untuk
mengurangi risiko transmisi penularan ke Nakes
• Multivitamin
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
• Imunostimulan
Methisoprinol: dosis 500 mg tiap 8 jam per-oral selama 5 hari.
Methisoprinol memiliki sifat double fungsi sebagai antiviral
dan
imunodulator. Pemberian di sini lebih mengutamakan fungsinya sebagai
immunodulator.
• Antikoagulan
• Pilihan terapi bergantung pada beberapa hal, antara lain: klasifikasi
klinik
derajat berat penyakit COVID-19, resiko tromboemboli,
resiko
perdarahan, penyakit penyerta.
• Semua pasien COVID-19 rawat inap direkomendasikan profilaksis
strategi tromboprofilaksis.
Selruh Pa
usien
OVID- Low risk boli?
High
C 19 thromboem
risk Thrombo
watInap
emboli?
Ra
Sesak, Dimer0.5-
Respiratory Rate > 24 3
mLFEU
D- atau
Dimer> -3000
3 ng/ml
atau>
300
xaparin
FEU
40
g BID
Enox ***
ap
Panduan Praktik Klinis
1mg/k
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
gB
De-
ekskalasi
oxaparin40
mg BID***
O2 si < 90% D-Dimerlevel <0.05 D
satu ein mcg/ mcg/mLFEU** atau -
ra meningkat mL < 500 ng/ml m
C-Reactive ermeningka 0 cg
Prot t ng/m /
Rising D- gen meningkat Enoxaparin
l 5
Dim 40 mg per hari
** 0
Elevated 0
Fibrino
a
Care Unit ? ri En
IA n o
TIDA
Int K: I Posititf
ens Enoxap (
D m
ive rin1 P
s *
mg/kg BID***
IA 1-8
1Enoxaparin
mg/kgBB/12 jam4000
S.CIU/24 jam S.C t OR *
i Heparin drip per * Negatif
atau Pada IMT > 40 kg/m :
2
n PE
4000S.C
1.5 mg/kgBB/24 jam IU/12 jam S.C protocol (aPTTtarget
YA:
86 IU/kgBB/12 jam S.C Heparin
-
60-
drip 85)
Fondaparinux 2.5 mg/24 jam S.C BB 50-100 kg: 7.5
Parenteral(
8 mg/24 jam Te
5 ra
BB >100 PE) kg: 10 mg/24 jam S.C
(active
80 IU/kgBB bolus dilanjutkan prothrombopla
18 IU/kgBB/jam I.V kontinyu time [aPTT] target
60
dengan normogram
En
Mencarisi
te
hromboe
mboli
OCUS)
point of
care USG
**FEU = ogen equivalent unit
fibrin esuaian untuk gangguan fungsi ginjal
*** dosis pasien COVID-19 derajat ringan-moderat yang rawat
peny jalan,
Untuk n penentuan risiko VTE menggunakan aian
semua penil
direkomedasi yang sama seperti diatas.
risiko
ka
tromboembol
i
Obat Profilaksis Terapi VTE G R
R e
f
Heparin Dosis rendah 10.000
U/24 jam
Target 50
APTT
dan/atau INR
I 1
B -
8
UFH 5000 IU/12 jam I 1
S.C B -
atau 8
Pada obesitas:
5000 IU/8 jam S.C
Pasi dengan gangguan ngsi ginjal berat (klirens kreatinin < 30 ml/menit)
en fu subkutan 5000 iu per 12 jam
dapa diberikan injeksi irawat dengan Covid Confirmed derajat
t UFH moderate-
1. mua penderita ersebut diberikan antikoagulan sesuai dengan
Se yang d resiko
s ere, maka omboemboli.
e penderita t ko perdarahan tinggi, perlu didiskusikan
v mungkinan resiko antara
thr antikoagulan. Termasu pada mereka
k nderita dengan dengan
e resi , INR > 2.
2. nfaat dan emoli ringan, maka pasien dibagi menjadi :
P kerugian L, maka rekomendasi diberikan enoxaparin 1
e rombocyte <
Panduan mg/kg Klinis
Praktik
SMF50.0000
Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
m abila resiko
RSUD Dr Soetomomg Sc 1x1
Surabaya
a thrombo mg Sc 2x1
D-Dimer > 3 oemboli tinggi, dengan kriteria:
COVID-19
T mcg/m 2 saturasi perifer <
h SC 2x1 90%
3. < 0.5, Enoxaparin DImer dan Fibrinogen
Ap 40 antikoagulan
a 0.5-3, Enoxaparin arin dengan target aPTT 60-85
. 40 at inap : Enoxarin 1 mg/kg 2x1 SC, atau Heparin
abila Resiko
Thromb t aPTT 60-85
sak nafas, RR > sus berat atau bila penggunaan heparin dosis
b ai target aPTT 60-85, anti platelete diberikan
24, O
.
Peningkatan CRP, sesuai
D meriksaan TEG
c uasi atau dicurigai ada masalah emboli dan
. Maka atau
Rekomendasi
• Bila di ICU : )
4. Hep ulan dosis terapi ( Enoxaparin 1mg/kg BID,
Ap atau
• Bila di
S ) dapat dilanjutkan
HCU/Raw
e pai atau tidak terbukti ada proses emboli dan
Drip dengan
targe atau
a G dilakukan pada dosis terapeutik antikoagulan bisa
. ka diturunkan
b ksimal tidak g)
. mencap
ngan petunjuk dari
pe mulai diberikan pada fase awal pneumonia, yaitu:
abila dilakukan
eval
T ombosis
E ( vena/arteri
Pemberian
m antikoag
a heparin aPTT 60-
85
d Apabila tidak
Commented [A7]:Bu Bu Qibti:
e dijum
Commented
[A7]:
Penggunaan sudah Qibt
cukup banyak. Diutamakan selama ada
5. thrombosis, indikasi. i:
Ketersediaan
Penggunaan sudah
sudah mencukupi
cukup banyak. (tidak sulit)
Diutamakan
A selama ada
p maka indi
kasi
(Enoxaparin 2x 40 .
t m Ketersediaan sudah mencukupi (tidak
sulit)
h
r tioksidan
Glutation high
a
dose
.
tampak infiltrate bilateral paru kanan kiri, CRP tinggi, pada pasien berat
•
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
hari. Pada hari ke-4 dilanjutkan maintenance dose 600 mg tiap 8-12 jam
per oral/ intravena drip 2 jam dalam 100 ml NaCl 0,9% atau Dextrose
5%. Lama pemberian sampai ada perbaikan klinis, perbaikan gambaran
foto thorax, penurunan CRP (<10 mg/L) dan atau gambaran perbaikan
hiperinflamasi.
• Kortikosteroid
• Hanya diberikan pada pasien yang membutuhkan suplementasi oksigen
• Indikasi:
a. Pasien confirmed atau probable
b. Sudah memerlukan terapi
oksigen
• Pemantauan ketat gula darah acak
• Sediaan obat:
Dexamethasone: dosis 6 mg intravena atau per-oral tiap 24 jam selama
10 hari
• Plasma konvalesen
• Pemberian terapi plasma konvalesen masih merupakan uji klinis yang
terikat dengan aturan dalam suatu penelitian. Ada kriteria yang ketat
baik
untuk donor plasma konvalesen maupun penerima (resipien).
begitupun tidak semua orang yang sembuh dari covid-19 dapat menjadi
donor plasma konvalesen (kondisional).
naso-orofaring.
2. Mengalami derajat sedang-berat atau kritis sesuai hasil pemeriksaan
samping.
plasma
5. Tidak memiliki komorbiditas lain: Diabetes Mellitus, Hipertensi
• Tocilizumab
• Pemberian tocilizumab dipertimbangkan apabila ada tanda-
tanda
perburukan klinis terkait hiperinflamasi seperti dyspnea, takipnea,
kebutuhan suplemen oksigan, dan penambahan infiltrat > 50% dari total
paru pada foto polos dada, disertai dengan peningkatan kadar IL-6
secara
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
2. Trombosit <100.000/mm3
3
3. Neutrofil <2000/mm
4. SGOT/ SGPT lebih dari 5 kali batas nilai maksimal (40 U/L untuk
SGOT dan 50 U/L untuk SGPT)
5. HBSAg reaktif
• Sediaan Obat:
Tocilizumab: single dose 400 mg dalam 100 ml NaCl 0,9% intravena
drip 1 jam. Pemberian dapat diulang dosis yang sama dengan interval
pemberian 12 jam sesuai kondisi klinis pasien (dosis maksimum 800
mg/
hari)
• Pemberian obat dipertimbangkan sesuai dengan ketersediaan obat di
rumah sakit.
Monitoring
dan
Evaluasi
Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 …..
(sesuai klinis)
x X X X
Keterangan :
- Pengambilan swab pada pasien baru dilakukan pada hari pertama
apab
pasien sudah membawa hasil swab. Pengulangan swab pada pasien ba
hanya dilakukan bila kondisi klinis tidak sesuai dengan hasil swab ya
ada
- Bila swab ke-1 negatif maka perlu dilakukan swab ke-2 dalam waktu
jam kemudian
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
Terapi Renal
Replacement Stem Cell
• Selesai Isolasi
Kriteria pasien konfirmasi yang dinyatakan selesai isolasi, sebagai berikut:
a) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
Pasien konfirmasi asimptomatik tidak dilakukan pemeriksaan follow
up
RT-PCR. Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani isolasi
dan gangguan pernapasan atau PCR negatif 2 kali atau positif dengan
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
• Sembuh
- Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala
berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai
COVID-19
dicuci
• Jangan berjabat tangan
• Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit
• Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas bagian dalam
atau
dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci
tangan
• Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian
• Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda- benda
yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja,
tempatwisata.
• Hindari berkumpul teman dan keluarga,
termasuk
berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan bersama.
Hubungi mereka dengan telepon, internet, danmediasosial.
• Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau
fasilitaslainnya.
• Jika anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda
tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
dengan mereka.
II • Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri dirumah.
• Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah dirumah.
pasien pulang untuk dilakukan swab ulang dan pemberian terapi supportif
sesuai dengan indikasi
- Untuk pasien yang sudah negatif kontrol ke poli paru 7 hari sejak pasien
pulang
- Khusus pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang
sudah
dipulangkan tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7 hari dalam rangka
pemulihan dan, dan secara konsisten menerapkan protokol kesehatan.
- Dalam kurun waktu tersebut sewaktu-waktu apabila ada gejala Covid dapat
Prognosis Pada kasus yang sudah terkonfirmasi disertai (lihat data cut off di
Indonesia/dunia)
• Gejala ringan : sembuh 100%
• Gejala klinis sedang
• Gejala kritis mortalitasnya > 50%
Tingkat
Evidenc
e
Panduan Praktik Klinis
SMF Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
Tingkat B
Rekomenda
si
Penelaah Kritis Dr. Soedarsono, dr., SpP(K)
Helmia Hasan, dr., SpP(K), M.Pd.Ked.
Dr. Resti Yudhawati, dr., Sp.P(K)
Tutik Kusmiati, dr., SpP(K)
Arief Bakhtiar, dr., SpP(K)
Anna Febriani, dr., SpP(K)
Ariani Permatasari, dr.,SpP (K)
Irmi Syafa’ah, dr., Sp.P (K)
Dwi Wahyu Indrawanto, dr., Sp.P
Bambang Pujo Semedi, dr., Sp.An-KIC
Kun Arifin Abbas, dr., Sp.An
Dr. Soebagijo Adi Soelistijo, dr., Sp.PD-KEMD, FINASIM
COVID-19
-genome-virus-implicated-wuhan-pneumoniaoutbreak(Jan11st2020).
Eur Heart J Cardiovasc Pharmacother. 2020 Jul 1;6(4):260-261
Gao et al., 2020. Discovering drugs to treat coronavirus disease 2019
(COVID-
19). Drug Discoveries & Therapeutics. 14(1):58-60.
Harnandez G, Bellomo R, Bakker J. The ten pitfalls of lactat clearence in
sepsis.
Intensive Care Med 2019; 45:82-85.
Jesenak M, Brndiarova M, Urbancikova I, et al., 2020. Immune Parameters
and
COVID-19 Infection – Associations With Clinical Severity and Disease
Prognosis. Frontiers in Cellular and Infection Microbiology. Volume 10 |
Article 364
Jayawardena R, Sooriyaarachchi P, Chourdakis M, Jeewandara C, Ranasinghe
P. Enhancing immunity in viral infection, with special emphasis on
COVID-19
syndrome. Acta Cardial Sin 2015;31:120-126
KEMENKES. 2020. Pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus dis
ease (covid-19) revisi ke-4
Kumar R, Gupta N , Kodan P, et al., 2020. Battling COVID-19: using old
weapons for a new enemy. Tropical Diseases, Travel Medicine and
Vaccines 6:6
Lim et al., 2020. Case of the Index Patient Who Caused Tertiary Transmission
COVID-19
Dr. Achmad Lefi, dr., SpJP (K), FIHA Helmia Hasan, dr., Sp.P (K), Mpd.Ked
NIP. 19610604 198803 1 006 NIP. 19591115 199001 2 001
Direktur Utama
RSUD Dr Soetomo Surabaya
COVID-19
Keterangan:
1. GR: Grade of RecommendationsesuaiBukuPedomanPenyusunan Clinical Guideline RSUD Dr.
SoetomoTahun 2019
2. Disamping keterangan