PARU
6. Perawatan RS :
13. PA : -
2. Kriteria Diagnosis :
Klasifikasi TB Paru
Kasus baru dengan sputum yang positip dan klinis penderita dengan
keadaan yang berat seperti meningitis, tuberculosis militer, perikarditis,
Kategori I peritonitis, pleuritis masif atau bilateral, spondilitis dengan gangguan
neurologik, penderita dengan sputum negatif tetapi dengan kelainan paru
luas, tuberculosis usus, saluran kemih dbs.
Kategori II Adalah kasus relaps atau gagal dengan sputum yang tetap positif
Adalah kasus demam dengan sputum yang negatif dengan kelainan paru
Kategori III yang tidak luas, kasus tuberkulosis ekstra pulmoner selain dari yang
disebut dalam kategori I
Gejala klinis yang dianggap (+) adalah batuk dari ringan (tanpa dahak) sampai
berat/batuk darah, gejala seperti flu yang hilang timbul dan semakin sering dan demam
terutama senja hari
Foto toraks dianggap (+) bila menggambarkan corakan yang bersifat infiltratre di
puncak paru atau puncak lobus bawah paru dengan atau tanpa kavitas, dan dapat disertai
corakan lainnya seperti kapur dan garis fibrotik.
2
Panduan Praktik Klinis
Alternatif Panduan
Kategori Pasien TB Pengobatan TB
Fase awal Fase Lanjutan
I * Kasus baru TB Paru BTA + 4 R3H3
* Kasus baru TB paru TB – dengan 4 RH
Kerusakan parenchyma yg luas 2 RHZE 6 HE
* Kasusu baru dengan kerusakan yang
Berat pada TB ekstra pulmoner
II * TB Paru BTA dengan riwayat
Pengobatan sebelumnya 2 RHZES 5 R3H3E3
* Kambuh + 1 RHZE 5 RHE
* Kegagalan pengobatan
* Pengobatan tidak selesai
III * Kasus baru TB Paru dengan BTA-
Diluar kategori I 4 R3H3
*Kasus baru yang berat dengan TB 2 RHZ 4 HR
Ekstra pulmoner 6 HE
IV * Kasus kronis
Sputum BTA tetap positif setelah Rujuk ke RS
Pengobatan ulang
3
Panduan Praktik Klinis
< 50 kg 3g
(2 x/mggu)
> 50 kg 3,5 g
25 (selama 2 - - 30 (3 x/mggu) - -
bln)
15 bln berikut 45 (2 x/mggu)
Keterangan : R : Rifampisin
H : INH
E : Ethambutol
Z : Pirazinamid
S : Streptomosin
Bedah :
* BTA persisten positif dengan/tanpa resistensi
kuman
* Batuk darah massif atau berulang
4
Panduan Praktik Klinis
22. PA : -
5
Panduan Praktik Klinis
8. Tempat Pelayanan :
RS. C/B dengan Spesialis Paru khususnya pada
kasus yang mengalami komplikasi atau tanda-
tanda ke arah gagal napas.
9. Penyulit : Komplikasi
6
Panduan Praktik Klinis
Karena penyakit :
- Abses Paru, Empisema
- Septikemia
- Gagal Nafas
Karena tindakan :
- Perdarahan
- Empiema
- Septikemia
14. Output : -
15. PA : -
7
Panduan Praktik Klinis
8
Panduan Praktik Klinis
: Komplikasi
9. Penyulit * Status asmatikus
* Pneumotoraks
* Gagal napas
: -
10. Inform Concent ( tertulis
:
11. Lama Perawatan
: Beberapa hari s/d 1 minggu
12. Output
: * Serangan teratasi
13. * Meninggal
PA
: -
14. Autopsi /Risalah Rapat
: -
15.
9
Panduan Praktik Klinis
Terapi medikamentosa
* Antibiotik bila da infeksi
* Bronkodilator, bila ada gejala obstruksi
* Mukolitik dan ekspektoran atas indikasi
Pembedahan :
Lobektomi atau pneumonektomi bila kelainan
unilateral dan keluhan infeksi berulang, atau batuk
darah (berulang)
8. Penyulit : Komplikasi
* Sepsis
* Hemoptisis
* Gagal napas
10
Panduan Praktik Klinis
11
Panduan Praktik Klinis
12
Panduan Praktik Klinis
9. Penyulit : Komplikasi
* Intoksikasi oksigen
* Kor pulmonale
* Gagal napas
15. PA : -
13
Panduan Praktik Klinis
: - Empisema
3. Diagnosis Diferensial - Asma bronchial
- IMA (Infark Miokard Akut)
- Emboli Paru
: Terapi medikamentosa :
7. Terapi Jika disebabkan oleh TB Paru, diperlukan obat –
obatan anti TB (OAT).
14
Panduan Praktik Klinis
8. Penyulit : Komplikasi
: Karena Penyakit :
* Empisema subkutis
* Efusi pleura
* Empiema
* Pada pneumotoraks tekan dapat terjadi torsi
jantung dan pembuluh darah besar
11. Lama Perawatan : Sampai 3 hari setelah WSD divcabut dan tidak
terjadi lagi Pneumotoraks berulang.
14. PA : -
15
Panduan Praktik Klinis
7. Terapi : a. Konservatif
- Menenangkan dan memberitahu penderita
agar jangan takut untuk membatukkan
darahnya
- Penderita diminta berbaring pada posisi
bagian paru yang sakit atau sedikit
trendelenberg, terutama bila reflek
batuknya tidak adekuat.
- Jaga agar jalan napas tetap terbuka bila
diperlukan dilakukan pemasangan pipa
endotrakeal.
- Pemasangan IV line, untuk penggantian
cairan /jalur pemberian obat parenteral.
- Pemberian obat Hemostatik belum jelas
manfaatnya.
- Obat-obat dengan efek sedasi ringan
dapat diberikan bila penderita gelisah.
: Obat – obat penekan reflek batuk hanya
16
Panduan Praktik Klinis
b. Terapi Bedah
Indikasi tidakan bedah :
- Batuk darah > 600 cc/24 jam dan dalam
pengamatan batuk darah tidak berhenti.
- Batuk darah 250-600 cc/24 jam, Hb < 10
gram% dan batuk darah berlangsung
terus.
- Batuk darah 250 – 600 cc/24 jam, Hb >
10 gram% dan dalam pengamatan 48 jam
perdarahan tidak berhenti.
8. Standard RS
9. Penyulit : - Asfiksia
- Sufokasi
- Kegagalan sirkulasi akibat banyak kehilangan
darah
- Penyebaran penyakit ke sisi paru yang sehat
- Atelektasis
15. PA : -
17
Panduan Praktik Klinis
18
Panduan Praktik Klinis
8. Terapi : Pembedahan ;
Kemoterapi
Radioterapi
: -
14. Masa Pemulihan
: Komplikasi
15. Output Metastase
Meninggal
: a. Karsinoma Squamosa
16. PA b. Karsinoma Sel Kecil
c. Adeno Karsinoma
d. Karsinoma Sel Besar
: -
17. Autopsi /Risalah Rapat
19