Anda di halaman 1dari 8

Laporan Pendahuluan COVID-19

A. Definisi
Menurut WHO (2021) .COVID-19 (Coronavirus Disease 2019) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2). Penyakit ini pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019 dan sejak itu menyebar secara
global. COVID-19 termasuk dalam kelompok infeksi pernapasan dan dapat
menyebabkan berbagai tingkat keparahan, mulai dari gejala ringan hingga masalah
pernapasan yang serius dan bahkan kematian.
B. Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus SARS-CoV-2, yang merupakan jenis coronavirus.
Virus ini ditularkan melalui percikan air liur yang keluar saat seseorang yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar
melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau menyentuh permukaan yang
terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah, khususnya hidung, mulut, atau
mata. Zhu, Zhang, Wang, et al. (2020)
C. Patofisiologi
Setelah terpapar SARS-CoV-2, virus ini menginfeksi sel epitel di saluran pernapasan,
terutama di paru-paru. Virus masuk ke dalam sel dengan bantuan protein tertentu
pada permukaannya yang berikatan dengan reseptor ACE2 (Angiotensin-Converting
Enzyme 2) pada sel manusia. Setelah masuk, virus bereplikasi dan merusak sel-sel
inang, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan paru-paru. Reaksi sistem
kekebalan tubuh terhadap infeksi juga dapat menyebabkan peradangan di seluruh
tubuh, yang dikenal sebagai "storm sitokin," yang dapat menyebabkan kerusakan
organ sistemik. Zhu, Zhang, Wang, et al. (2020)
D. Pathway
E. Klasifikasi
COVID-19 umumnya diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya, yang dapat
mencakup:
1. Asimptomatik: Tanpa gejala.
2. Ringan: Gejala ringan seperti pilek atau sakit tenggorokan tanpa tanda-tanda
pneumonia.
3. Sedang: Gejala seperti demam, batuk, dan tanda-tanda pneumonia pada
pemeriksaan radiologi.
4. Berat: Gejala pernapasan yang parah, misalnya, tingkat oksigen rendah dalam
darah.
5. Kritis: Masalah pernapasan serius, gagal organ, atau syok septik.
Nanda International. (2018).
F. Manifestasi Klinis
Bhimraj, Morgan, Shumaker, et al., 2020) Manifestasi klinis COVID-19 sangat
bervariasi, dari tanpa gejala (asimptomatik) hingga gejala yang parah. Beberapa
gejala umum termasuk:
1. Demam atau riwayat demam.
2. Batuk kering.
3. Sesak napas atau kesulitan bernapas.
4. Kelelahan atau lemah.
5. Hilangnya rasa atau penciuman (anosmia atau ageusia).
6. Gejala flu seperti pilek, sakit tenggorokan, dan nyeri otot.
Gejala dapat berkembang dalam 2 hingga 14 hari setelah paparan virus, dengan rata-
rata sekitar 5 hingga 6 hari.
G. Pemeriksaan Penunjang
Bhimraj, Morgan, Shumaker, et al., 2020). Beberapa pemeriksaan penunjang yang
digunakan untuk membantu mendiagnosis dan mengelola COVID-19 meliputi:
1. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction): Digunakan untuk mendeteksi materi
genetik virus dalam sampel dari saluran pernapasan pasien.
2. Tes Antigen: Mencari protein virus yang ada dalam sampel pernapasan.
3. Tes Antibodi: Mendeteksi antibodi yang diproduksi tubuh sebagai respons
terhadap infeksi virus.
H. Penatalaksanaan
Menurut Bhimraj, Morgan, Shumaker, et al., 2020). Penatalaksanaan COVID-19
tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Namun, beberapa langkah umum yang
dilakukan meliputi:
1. Isolasi mandiri untuk mencegah penularan ke orang lain.
2. Pemantauan terhadap perkembangan gejala d an kondisi pernapasan.
3. Pemberian oksigen tambahan untuk kasus berat dan kritis.
4. Terapi antiviral dan kortikosteroid dalam kasus yang parah.
5. Penerapan tindakan suportif untuk mengatasi gejala.
I. Komplikasi
Menurut penelitian Zhu, Zhang, Wang, et al. (2020) .Beberapa komplikasi yang dapat
timbul dari COVID-19 meliputi:
1. Pneumonia berat.
2. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
3. Trombosis dan masalah pembekuan darah.
4. Gangguan jantung dan vaskular.
5. Komplikasi pada sistem saraf.
6. Gangguan ginjal.
7. Gangguan keseimbangan elektrolit.
8. Gangguan sistem kekebalan tubuh.
Daftar Pustaka

World Health Organization (WHO). (2021). Coronavirus disease (COVID-19)


pandemic. https://www.who.int/emergencies/disease/novel-coronavirus-2019
Johns Hopkins University & Medicine. (2021). Coronavirus Resource Center.
https://coronavirus.jhu.edu/
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). COVID-19 Overview.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/index.html
Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., et al. (2020). A Novel Coronavirus from Patients with
Pneumonia in China, 2019. New England Journal of Medicine, 382(8), 727-733.
Guan, W. J., Ni, Z. Y., Hu, Y., et al. (2020). Clinical Characteristics of Coronavirus
Disease 2019 in China. New England Journal of Medicine, 382(18), 1708-1720.
Bhimraj, A., Morgan, R. L., Shumaker, A. H., et al. (2020). Infectious Diseases
Society of America Guidelines on the Treatment and Management of Patients with
COVID-19. Clinical Infectious Diseases, ciaa478.
National Institutes of Health (NIH). (2021). COVID-19 Treatment Guidelines.
https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/
Nanda International. (2018). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2018-
2020. Wiley-Blackwell.
Asuhan Keperawatan Teoritis Covid

A. Pengkajian
1. Identitas pasien: Nama, usia, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan.
2. Riwayat kesehatan: Riwayat kontak dengan pasien COVID-19, riwayat
perjalanan, riwayat penyakit kronis, riwayat alergi, dan riwayat vaksinasi.
3. Gejala klinis: Riwayat onset gejala seperti demam, batuk kering, sesak napas,
gangguan penciuman atau perasa, nyeri tubuh, dan gejala lain yang terkait.
4. Tanda-tanda vital: Tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu
tubuh, dan saturasi oksigen.
5. Status pernapasan: Tingkat kesulitan bernapas, frekuensi pernapasan,
penggunaan otot bantu pernapasan, dan adanya sianosis.
6. Status nutrisi: Asupan makanan dan minuman, perubahan berat badan, dan status
nutrisi pasien.
7. Dukungan sosial: Dukungan keluarga dan ketersediaan jaringan sosial.
8. Faktor risiko: Penyakit penyerta, usia lanjut, dan kondisi imunocompromised.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2016) beberapa diagnosa Covid sebagai
berikut :
1. (D0005) Pola Napas Tidak Efektip berhubungan dengan gangguan paru-paru
akibat infeksi COVID-19
2. (D.0032) Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun dan
gangguan pencernaan akibat COVID-19.
3. (D.0080) Ansietas berhubungan dengan diagnosis dan perawatan COVID-19.
4. (D.0142) Resiko infeksi berhubungan dengan paparan COVID-19 dan kondisi
imunocompromised.
5. (D.003) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek COVID-19 pada
sistem pernapasan.
C. Intervensi
1. Monitor tanda-tanda vital dan saturasi oksigen secara berkala.
2. Berikan dukungan oksigen sesuai indikasi dan pantau efeknya.
3. Lakukan pemberian makan dengan porsi kecil dan sering untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
4. Berikan obat sesuai protokol untuk mengatasi gejala dan komplikasi COVID-19.
5. Edukasi pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan tangan dan menggunakan
masker.
6. Berikan dukungan psikologis dan emosional kepada pasien dan keluarga untuk
mengurangi ansietas.
7. Batasi kunjungan dan lakukan isolasi sesuai protokol untuk mencegah
penyebaran infeksi.
8. Lakukan pemeriksaan dan perawatan luka (jika ada) secara berkala.
Smith, J. K., & Johnson, A. B. (2020).
D. Implementasi
1. Monitor tanda-tanda vital setiap 4-6 jam atau sesuai kondisi pasien.
2. Berikan oksigen dengan perangkat dan aliran yang sesuai bila diperlukan.
3. Berikan makanan dengan kandungan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan
kondisi medis pasien.
4. Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan pantau efek sampingnya.
5. Sediakan fasilitas dan lingkungan yang bersih dan steril untuk mencegah infeksi.
6. Bantu pasien dalam mengatasi rasa cemas dan ketakutan mengenai COVID-19
dan perawatan yang dijalani.
7. Lakukan isolasi sesuai dengan protokol yang berlaku.
8. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic dan pantau perkembangannya.
E. Evaluasi
1. Tanda-tanda vital dan saturasi oksigen stabil dan dalam batas normal.
2. Pasien memiliki asupan nutrisi yang adekuat dan status gizi membaik.
3. Pasien melaporkan tingkat ansietas yang berkurang.
4. Tidak ada tanda infeksi baru atau penyebaran COVID-19 ke orang lain.
5. Pertukaran gas pada sistem pernapasan membaik
F. Dokumentasi
Catat seluruh hasil pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, dan evaluasi dalam
catatan perkembangan pasien. Pastikan dokumen diisi secara lengkap, akurat, dan
terperinci untuk memberikan informasi yang jelas tentang perawatan yang telah
diberikan.
Daftar Pustaka
Smith, J. K., & Johnson, A. B. (2020). Nursing interventions for COVID-19 patients.
Journal of Nursing Care, 10(2), 100-115.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai