Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CIBADUYUT KIDUL
Jl Sewu. 2 Bandung 40236
Email:Cibaduyutkidulpkm@gmail.com

NOTULEN RAPAT
KEGIATAN RAPAT: Lokakarya Mini Triwulan IV Kecamatan Bojongloa Kidul
Hari/Tanggal : Senin, 21 Nopember 2022
Jam : 08.00-selesai
Tempat : Aula Kantor Kecamatan Bojongloa Kidul
Aula Kantor Kelurahan Se-Kecamatan Bojongloa Kidul

I. ACARA/AGENDA RAPAT
1. Registrasi Peserta
2. Pembukaan oleh Moderator
3. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
4. Sambutan dan Pembukaan Oleh Camat Bojongloa Kidul
5. Doá
6. Materi
7. Penutupan

II. PIMPINAN RAPAT


Camat Kecamatan Bojongloa Kidul

III. PESERTA RAPAT


Peserta yang hadir dalam kegiatan lokakarya mini triwulan IV sebanyak
150 orang yang terdiri dari muspika kecamatan,

IV. KEGIATAN RAPAT :


1. Pembukaan
Kegiatan Lokakarya Mini Triwulan IV dibuka Eva Rahmaya selaku
moderator pada kegiatan ini. Mc akan memandu jalannya kegitan pada
hari ini dengan membacakan susunan acara pada hari ini.
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin oleh moderator.
3. Sambutan dan Pembukaan Oleh Camat Bojongloa Kidul
Kegiatan lokakarya mini triwulan sudah rutin dilakukan, kegiatan ini
bertujuan melakukan evaluasi kegiatan Puskesmas, memperbaiki yang
kurang dan lan sebagainya. Saai ini masih dalam kondisi pandemi
Covid-19 sehingga sangat diperlukan kolaborasi.
4. Doá
Sebelum mengawali materi kegiatan lokakarya mini triwulan IV di mulai
dengan doa yang dipimpin oleh Asep Nugraha, SKM.
5. Materi
Dalam kegiatan lokakarya mini triwulan IV ada emat materi yang akan
disampaikan, yaitu :
a. Materi pertama dengan judul “Laporan Hasil Penelitian Penemuan
Kasus TB secara Aktif melalui Skrining Kontak serumah dan Tetangga
Pasien TB di Emam Wilayah Puskesmas Kota Bandung” yang
disampaikan oleh Nury Fitra Dewi, S.Kep.Ners.
1) Latar belakang penelitian ACF (Active Case Finding)
a) Eliminasi TB
b) Active case finding disarankan oleh WHO dan menjadi program
penanggulangan TBC
2) Tujuan
a) Menghitung angka prevalensi dan insidensi TB di populasi
kontak serumah dan tetangga kasus TB
b) Menilai keterhubungan antar kasus TB secara epidemiologis
dan genomic
3) Wilayah penelitian ACF2
Kegiatan penelitian ini dilakukan di enam wilayah Puskesmas di
Kota Bandung yaitu puskesmas Caringin, Cibaduyut kidul,
Cibaduyut wetan, Citarip, Kopo, dan Sukahaji.yang berada di
Kecamatan Bojongloa kidul, Bojongloa kaler, dan Babakan ciparay.

4) Partisipan Penelitian
a) Kasus indeks : pasien TB paru kasus baru
N=250, pasien bakteriologi positif (BTA/TCM) di PKM dan RS
b) Kontak serumah: seluruh anggota rumah tangga (berusia > 10
tahun)
N=1500, Gejala dan foto thoraks, pemeriksaan sputum
(BTA/TCM/kultur)
c) Kontak tetangga sekitar: seluruh anggota rumah tangga
(berusia > 10 tahun) yang tinggal di 5 rumah dan radius
maksimal 50meter terdekat dari kasus indeks.
N=4500, gejala dan foto thoraks, pemeriksaan sputum
(BTA/TCM/kultur)
5) Desain Penelitian

6) Alur Investigasi Kontak’


7) Alur Investigasi Kontak

8) Partisipan Penelitian

9) Rekrutmen Partisipan Puskesmas

10) Jumlah Partisipan Terkonfirmasi TBC


11) Peta Sebaran Partisipan

12) Tantangan
a) Partisipan penelitian
 Stigma
 Kerahasiaan data pribadi
 Jadwal untuk skrining
b) Aparat wilayah setempat
 Menghindari konflik di masyarakat
 Sulit ditemui (jadwal)
 Belum terjalin koordinasi dengan kewilayahan
(kelurahan/Kecamatan)
c) Kader
Aktivitas lain (PAUD, survey lainnya)

13) Peluang
a) Partisipan penelitian
 Mendapatkan edukasi TBC
 Biaya pemeriksaan gratis
 Kunjungan langsung oleh nakes
 Mendapatkan penggantian transportasi
b) Aparat wilayah setempat
 Mencegah penularan
 Masyarakat lebih teredukasi mengenai TBC
c) Kader
Kader TBC terlatih
d) Investigasi kontak merupakan bagian dari program pemerintah
e) SPM yang harus dicapai
14) Peran Aparat Kewilayahan
a. Berkoordinasi dengan puskesmas dalam program skrining TBC
b. Menginformasikan kegiatan skrining TBC pada jejaringnya
(RT/RW) dan tokoh masyarakat lainnya
c. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tujuan
dan manfaat skrining TBC
d. Mendampingi petugas kesehatan saat kunjungan rumah
15) Peran Kader
a. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan RT/RW/Perangkat
Desa
b. Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai TBC
c. Mengikis stigma-diskriminasi akibat TBC
d. Membantu puskesmas melakukan skrining TBC di rumah
kasus indeks dan tetangga
e. Mendampingi kasus indeks dalam proses pengobatan

b. Materi kedua dengan judul “Capaian Vaksinasi Covid-19 di


Kecamatan Bojongloa Kidul”,Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 pada
Anak Usia 6-11 Tahun serta Update Situasi Global serta Varian
Omicron” yang disampaikan oleh drg. Ira Puspitasari selaku kepala
UPT Puskesmas Cobaduyut Kidul
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19
1) Cakupan Vaksinasi Covid-19 di Kecamatan Bojongloa Kidul
2) Permasalahan
a) Belum masuknya data dari kewilayahan terkait masyarakat yg
divaksin di luar puskesmas
b) Masyarakat yang telah divaksin tidak melapor ke pihak
Kelurahan/Puskesmas
c) Masih ada masyarakat yang menolak untuk divaksin
d) Terdapat kendala akses transportasi masyarakat ke Puskesmas
3) Solusi
a) Diperlukan sweeping pencatatan dan pelaporan bagi
masyarakat yang mendapatkan vaksinasi COVID-19 di luar
kegiatan vaksinasi yang dilakukan oleh UPT Puskesmas.
b) Dibutuhkan Percepatan Gerakan Serentak Menyisir Sasaran
(GERTAK SISIRAN) Vaksinasi COVID-19
c) Setiap kegiatan GERTAK SISIRAN didampingi oleh pihak
keamanan (BABINSA/BHABINKAMTIBMAS)
d) Meningkatkan upaya konseling, edukasi mengenai pentingnya
vaksinasi COVID-19
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 pada Anak Usia 6-11 Tahun
1) Latar Belakang
2) Tujuan Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun
a) Mencegah sakit berat dan kematian pada anak yang terinfeksi
b) Mencegah penularan pada anggota keluarga dan saudaranya
yang belum dapat divaksinasi atau yang mempunyai risiko
terinfeksi
c) Mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka,
meminimalisasi penularan di sekolah/satuan pendidikan
d) Mempercepat tercapainya herd immunity
3) Sasaran
e) Vaksin yang digunakan:
f) Sinovac (Coronavac/COVID-19 Biofarma)
g) Vaksin lain menunggu EUA BPOM dan Rekomendasi ITAGI
h) Tempat pelaksanaan:
i) Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya termasuk pos pelayanan vaksinasi di sekolah atau
satuan pendidikan lainnya, atau Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak (LKSA)

4) Sasaran Vaksin Anak Usia 6-11 Tahun di Kecamatan Bojongloa


Kidul
Sumber Data : Data kependudukan di Dinas Penduduk dan pencatatan sipil
kota bandung
5) Pemberian Vaksin
a) Intramuskular di bagian lengan atas, dosis 0,5 mL
b) Diberikan sebanyak dua kali dengan interval minimal 28 hari
(jarak pemberian dengan vaksin imunisasi rutin/tambahan: 4
minggu)
c) Sebelum pelaksanaan vaksinasi COVID-19 harus dilakukan
skrining dengan menggunakan format standar
6) Strategi Pelaksanaan
a) Sosialisasi dan Koordinasi
Seluruh petugas kesehatan dan tenaga lainnya;
camat/lurah/kades dan kader; LP/LS; sekolah/satuan
pendidikan, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan
orang tua/wali
b) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan hasil layanan dalam aplikasi PCare vaksinasi
dimasukkan dalam kategori “anak”, Peserta vaksinasi harus
membawa kartu keluarga atau dokumen lain yang
mencantumkan NIK anak
c) Integrasi dengan Kegiatan Imunisasi Program (Rutin dan/atau
Tambahan)
Pemetaan SDM pelaksana, rencana integrasi (integrasi dalam
sosialisasi, penggerakan masyarakat, interval pemberian vaksin
COVID-19 dan imunisasi lain: 4 minggu)

Update Situasi Global dan Varian Omicron


1) Kurva Epidemiologi
Peningkatan kembali terjadi, total kasus global adalah >260 juta
dengan kematian >5.2 juta. Peningkatan regional Afrika (93%),
Western Pasifik (24%), Eropa (7). Eropa Kembali berkontribusi
terhadap 70% peningkatan kasus baru minggu lalu. Negara
dengan penambahan kasus tertinggi adalah Amerika Serikat,
Jerman, Inggris, Rusia, dan Perancis
2) Cakupan Vaksinasi

Per 2 Desember, 3.2 miliar orang telah fully vaccinated, 4.17


miliar mendapatkan minimal 1 dosis

3) Skenario kedepan – apa yang kemungkinan mempengaruhi


a) Kekebalan populasi baik yang didapat dari infeksi alami dan
vaksinasi
b) Level interaksi dan mobilitas masyarakat dan penerapan
upaya pembatasan dan protocol Kesehatan
c) Munculnya varian-varian baru
4) Omicron – Variant of Concern (VoC)

5) Negara-Negara Yang Melaporkan Varian Omicron (B.1.1.529)


Mayoritas kasus adalah pelaku perjalanan (tujuan/asal Afrika
Selatan atau transit). Beberapa negara telah melaporkan penularan
komunitas atau rumah tangga/household seperti Jerman, Itali,
Portugal, Israel, Inggris. Sejauh ini belum ada kasus parah dan
kematian dilaporkan akibat dari varian ini.
6) Yang Saat ini Kita Ketahui Tentang Omicron
a) Penularan
Masih belum jelas, kesan lebih menular daripada varian
sebelumnya
b) Derajat keparahan
Belum ada informasi terkait perbedaan manifestasi klinis
dengan varian lain. Laporan awal, dimana kasus terjadi pada
mahasiswas – kemungkinan memiliki gejala yang ringan.
Laporan European CDC, belum ada kematian dilaporkan dari
varian ini.
c) Infection-induced immunity
Data awal menunjukkan adanya risiko reinfeksi lebih tinggi,
tapi data masih terbatas
d) Vaccine-induced immunity
Investigasi sedang dilakukan untuk melihat dampak pada
vaksin. Bukti saat ini, vaksin masih efektif mencegah kasus
parah dan kematian.

e) Diagnostics
Mesin PCR yang umum digunakan masih dapat mendeteksi
adanya infeksi. Perlu melakukan analisis lebih lanjut terkait
dampak pada RDT-Antigen.
f) Treatment
Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih efektif dalam
penanganan COVID-19 dengan gejala berat. Efektivitas
pengobatan lainnya akan dinilai kembali dalam penanganan
COVID-19
7) Rekomendasi
a) Tingkatkan cakupan vaksinasi, terutama untuk populasi rentan
dan berisiko tinggi. Vaksin masih memberikan proteksi
terhadap keparahan dan kematian
b) Menerapkan risk-based approach terhadap para pelaku
perjalanan internasional dengan tetap mengedepankan keadilan
dan keterbukaan– pembatasan, tes, sekuensing, karantina
c) Melanjutkan penerapan protocol Kesehatan (penggunaan
masker, jaga jarak, cuci tangan, dan ventilasi yang baik), dan
pembatasan pergerakan jika diperlukan (berdasarkan analisis
epidemiologi).
d) Upaya penemuan kasus, pelacakan kontak, karantina, isolasi,
dan investigasi kluster- kluster dilanjutkan dengan sekuensing
untuk memantau persebaran varian
e) Komunikasi risiko (secara regular, prinsip keterbukaan, lawan
hoax dan misinformasi
f) Mempersiapkan sistem Kesehatan dan melanjutkan pelayanan
Kesehatan esensial
c. Materi Ketiga dengan judul “Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dan STBM Stunting di Kecamatan Bojongloa Kidul” yang
akan disampaikan oleh dr. Yuli (selaku kepala UPT Puskesmas
Cibaduyut Wetan)
Standar Pelayanan Minimal
1) Pelayanan kesehatan ibu hamil
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil minimak 4
kali selama kehamilan yang memenuhi kriteria 10 T.
Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan ibu hamil belum
mencapai target di semua kelurahan. Berikut adalah Analisa
masalah dan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu :
Analisa masalah :
a) Tidak terlaksananya kegiatan kunjungan ibu hamil di
Posyandu
b) Kurangnya informasi dari petugas mengenai alur ANC selama
pandemi
Rencana Tindak Lanjut :
a) Koordinasi dengan kader Posyandu untuk memberikan
informasi kepada ibu hamil agar menjadwalkan pemeriksaan
kehamilannya secara online / janji temu ke Puskesmas
b) Pemberian Informasi mengenai pemeriksaan kehamilan melalui
wa grup, kelas ibu hamil online dan media sosial lainnya
2) Pelayanan kesehatan ibu bersalin
Persalinan yang dilakukan oleh minimal 2 orang tenaga kesehatan
bidan dan atau dokter dan atau dokter spesialis kebidanan dan
perawat yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta yang memiliki STR baik persalinan normal dan
atau persalinan dengan komplikasi.
Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan ibu bersalin
belum mencapai target di semua kelurahan. Berikut adalah analisa
masalah dan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Kurang maksimalnya system pelaporan ibu bersalin dari kader
dan PMB di luar wilayah kerja.
b) Kurangnya kunjungan ibu nifas di dalam Gedung
Rencana Tindak Lanjut
a) Koordinasi dengan kader dan RW agar melaporkan data ibu
bersalin kepada pembina wilayah
b) Sosialisasi mengenai pelayanan kesehatan ibu nifas
c) Jemput bola data ibu bersalin di PMB luar wilayah, puskesmas
dg tempat bersalin dan RS disekitar Puskesmas
3) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
Pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dilakukan oleh
dobidan dan atau perawat dan atau dokter dan atau dokter
spesialis anak yang memiliki STR.

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan bayi baru lahir
belum mencapai target di semua kelurahan. Berikut adalah analisa
masalah dan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu :
Analisa masalah :
a) Kurangnya kunjungan neonatus/MTBM kedalam Gedung
b) Belum terlaksananya kegiatan kunjungan neo luar Gedung
karena adanya pandemi covid 19
Rencana Tindak Lanjut :
a) Sosialisasi Pelayanan kesehatan bagi BBL/Neonatus di faskes
b) Jemput bola data BBL di PMB luar wilayah, puskesmas dg
tempat bersalin dan RS disekitar Puskesmas
c) Jemput bola data ibu bersalin di PMB luar wilayah, puskesmas
dg tempat bersalin dan RS disekitar Puskesmas
4) Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan yang diberikan kepada anak usia 0-59 bulan dan
dilakukan oleh bidan dan atau perawat dan atau dokter/DLP dan
atau dokter spesialis anak yang memiliki STR.
a. Penimbangan minimal 8 kali setahun dan pengukuran tinggi
badan 2 kali setahun
b. Pemberian kapsul vitamin A, 2 kali setahun
c. Pemberian imunisasi dasar lengkap

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan balita belum
mencapai target di semua kelurahan. Berikut adalah analisa
masalah dan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Tidak adanya kegiatan SDIDTK di Pokbang karena pandemic
covid 19
b) Kurang maksimalnya sistem pencatatan Pelaporan
Rencana Tindak Lanjut
a) Optimalisasi kegiatan SDIDTK di dalam gedung.
b) Memberikan Edukasi pada ibu balita untuk melakukan
SDIDTK secara mandiri dengan memanfaatkan buku KIA
c) Melengkapi Kohort Bayi/Balita dan Buku SIP
5) Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar
Pelayanan kesehatan pada anak kelas 1 sampai dengan kelas 9 di
sekolah minimal satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7
sampai 15 tahun diluar sekolah.
Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan usia
pendidikan dasar belum mencapai target di semua kelurahan.
Berikut adalah analisa masalah dan rencana tindak lanjut yang
dapat dilakukan diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Pengisian Aku Cerdas masih berjalan
b) Kurangnya pemahaman orang tua murid mengenai pentingnya
pelayanan kesehatan bagi anak usia pra sekolah
c) Masih banyak orangtua murid yang belum mengerti cara
pengisian AKU CERDAS
Rencana Tindak Lanjut
a) Sosialisasi dan Menjadwalkan Kegiatan penjaringan anak
sekolah berkoordinasi dengan Guru UKS
b) Koordinasi dengan guru UKS untuk memantau pengisian AKU
CERDAS oleh orangtua murid
6) Pelayanan kesehatan usia produktif
Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi edukasi
kesehatan termasuk keluarga berencana, skrining faktor risiko
penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelaynan usia
produktif belum mencapai target di semua kelurahan. Berikut adalah
analisa masalah dan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Kurangnya sosialisasi mengenai layanan usia produktif di
masyarakat
b) Kurangnya upaya Petugas dalam melakukan screening bagi
usia produktif
c) Pasien dalam Gedung Usia Produktif DW tidak banyak
terskrining
Rencana Tindak Lanjut
a) Promosi kesehatan bagi usia produktif melalui media sosial
b) Screening kesehatan usia produksif pada kegiatan Vaksinasi
masal, di Posbindu remaja, dan kelompok2 masyarakat atau
perkantoran
c) Melakukan koordinasi dengan para pemberi layanan di ruang
bp, agar melakukan pelayanan kesehatan usia produktif
sebanyak 2 orang perhari, diutamakan pasien dalam wilayah
7) Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara
usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya minimal 1 kali dalam
kurun waktu satu tahun meliputi edukasi kesehatan, skrining
faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan


kesehatan usia lanjut belum mencapai target di semua kelurahan.
Berikut adalah analisa masalah dan rencana tindak lanjut yang
dapat dilakukan diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Belum terlaksananya pelayanan lansia di posbindu dimasa
pandemic
Rencana Tindak Lanjut
a) Melakukan koordinasi dengan kader lansia agar mengarahkan
lansia melakukan skrining kesehatan meliputi Cek Tensi, gula
darah,kolestrol dan gangguan mental emosional dengan
melakukan pendaftaran secara online atau janji temu dengan
PJ. Program
8) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi
pemeriksaan dan monitoring tekanan darah minimal satu kali
sebulan, edukasi gaya hidup dan kepatuhan minum obat, serta
rujukan jika diperlukan

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan


orang dengan hipertensi belum mencapai target di semua
kelurahan. Berikut adalah analisa masalah dan rencana tindak
lanjut yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Kurangnya sosialisasi tentang pelayanan kesehatan penderita
hipertensi
b) Pencatatan dan pelaporan kurang maksimal
c) Kegiatan Gerentes Hate tidak dilakukan selama pandemic
d) Penderita HT DW tidak berobat ke PKM
Rencana Tindak Lanjut
a) Sosialisi pelayanan & perawatan hipertensi baik langsung
maupun melalui media
b) Screening Hipertensi pada pasien dalam gedung
c) Koordinasi dengan DPS dan klinik Pratama untuk pencatatan
dan pelaporan pasien hipertensi dalam wilayah yang berobat
d) Nakes melakukan TD pada setiap pengunjung PKM
e) Sosialisasi dan penyuluhan HT melalui sosmed dan luar
gedung
9) Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
Pelayanan kesehatan diabetes melitus sesuai standar meliputi
pemeriksaan gula darah minimal satu kali sebulan, edukasi gaya
hidup dan kepatuhan minum obat, serta rujukan jika diperlukan

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan


penderita diabetes melitus belum mencapai target di semua
kelurahan. Berikut adalah analisa masalah dan rencana tindak
lanjut yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Kurangnya Deteksi Dini Penderita DM
b) Tidak semua usia produktif DW dicek gds di Pelayanan Pagi
c) Periksa dan catat seluruh GDS peserta vaksin usia produktif
Rencana Tindak Lanjut
a) Melakukan Screening faktor resiko DM
b) Penyuluhan Sosialisasikan tentang pelayanan & perawatan
c) Analis/Petugas Bapil cek gds seluruh pasien usia produktif DW
di layanan pagi dan vaksin Covid-19
d) Sosialisasi dan penyuluhan DM
10) Pelayanan kesehatan penderita orang dengan gangguan jiwa berat
Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi
psikotik akut dan Skizofrenia meliputi pemeriksaan status mental,
edukasi dan memberikan rujukan jika diperlukan.
Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan
kesehatan penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat di semua
kelurahan. Berikut adalah analisa masalah dan rencana tindak
lanjut yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Masih kurannya screening gangguan jiwa
Rencana Tindak Lanjut
a) Melakukan screening faktor resiko gangguan jiwaSosialisasi dan
penyuluhan DM
11) Pelayanan kesehatan penderita tuberkulosis (TBC)
Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar meliputi pemeriksaan
klinis, pemeriksaan penunjang dan edukasi.

Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan


kesehatan orang terduga TB belum mencapai target di semua
kelurahan. Berikut adalah analisa masalah dan rencana tindak
lanjut yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Masih kurannya penemuan kasusu resiko TB
b) Kontak serumah pasien TB tidak beredia diperiksa/ skrining
TB di Puskesmas
c)
Rencana Tindak Lanjut
a) Pelacakan kasus TB bekerjasama dengan kader TB
b) Follow up tatalaksana kasus TB termasuk kontak serumah
c) Refresing Kader TB, mengenai ketuk pintu kader TB
12) Pelayanan kesehatan penderita HIV
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada orang dengan risiko
terinfeksi HIV sesuai standar meliputi edukasi perilaku berisiko
dan skrining HIV.
Dilihat dari tabel diatas dapat dilihat cakupan pelayanankesehatan
orang dengan risiko terinfeksi HIV belum mencapai target di semua
kelurahan. Berikut adalah analisa masalah dan rencana tindak
lanjut yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
Analisa masalah
a) Tidak adanya petugas Laboratorium
b) Tidak semua yang dirujuk dari BPS, BPM ke puskesmas dg lab
datang untuk diperiksa
c) Form HIV/IMS yg sudah diisi tidak dikelompokkan
berdasarkan alamat
d) Tidak ada kunjungan pasien MSM untuk tes HIV
Rencana Tindak Lanjut
a) Melaksanakan rujukan HIV/AIDS ke Fasilitas kesehatan
dengan laboratorium terdekat
b) Sosialisasi VCT/PITC di masyarakat bekerjasama dengan WPA
c) Kalakarya pengisian form HIV-IM
d) Bekerjasama dengan LSM

d. Materi keempat dengan judul “Indikator Mutu Prioritan Puskesmas


(IMPP) yang disampaikan oleh dr. Ike Puri Purnama dewi.
1) Pengertian
Tingkat layanan kesehatan untuk individu dan
masyarakat yang dapat meningkatkan luaran
kesehatan yang optimal diberikan sesuai dengan
standar pelayanan, dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini,
serta untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.
2) Tujuh Dimensi Mutu Pelayanan
NO LINGKUP MUTU ACUAN YANG INDIKATOR TARGET CAPAIA
DIGUNAKAN N

Indikator Mutu Standar Pelayanan 91,6 52.1% -


Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Ibu 3
Minimal Hamil 9
.
5
0
%

Pelayanan 91,6 49.4% -


Kesehatan Ibu 4
Bersalin 2
.
2
0
%

Pelayanan 91,6 43.8% -


Kesehatan Bayi 4
Baru Lahir 7
.
8
0
%

Pelayanan 91,6 16.9% -


Kesehatan Balita 7
4
.
0

6. Penutupan
Acara ditutup dengan pembuatan RTL
KEPALA UPT PUSKESMAS KOPO, NOTULIS KEGIATAN,

Yus Kasius, S.Tr.KL


dr.Hj. IKE PURI PURNAMA DEWI
Penata TK I / IIId NIPK. 2017.05.06.023
NIP. 19800318 200604 2 005

Anda mungkin juga menyukai