Anda di halaman 1dari 6

PENULISAN ILMIAH

CRITICAL APPRAISAL

OLEH:
NAMA :ADON RANTI ADU
NIM :1907010208
KELAS :4D

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2021
Judul Artikel GAMBARARAN PELAKSANAAN PROGRAM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI DESA
OELPUAH KECAMATAN KUPANG TENGAH
Nama Jurnal Media Kesehatan Masyarakat
Volume Vol.2.no.3
Halaman Hal 40-47
Tahun 2020
Penulis Meggy Justin Ballbesy,Soni Doke, Dan Ribka
Limbu
Tanggal Riview Diterima 13 November 2020
Disetujui 01 Desember 2020
Dipublikasikan 04 Desember 2020
Tujuan 1.Meningkatnya kesadaran sanitasi dan promosi
praktik hidup bersih dan sehat masyarakat.
2.Meningkatnya kapasitas masyarakat dan
lembga masyarakat dalam perencanaan dan
pembangunan layanan sanitasi yang
berkelanjutan.
Latar Belakang STBM merupakan pendekatan dan paradigma
pembangunan sanitasi di Indonesia yang
mengedepankan prinsip non subsidi melalui
pemberdayaan masyarakat untuk membangun
perilaku yany hygenis dan saniter.pendekatan
yang dipakai untuk terwujudnya STBM
dimasyarakat adalah dengan menetapkan 5
(lima) yaitu:Stop Buang Air Besar (SBAB), Cuci
Tangan Pakai Sabu (CTPS) Pengelolaan Air Minum
dan Rumah Tangga(PAM-RT), Pengamanan
Sampah Rumah Tangga(PSRT), dan Pengamanan
Limbah Cair Rumah Tangga ( PLCRT). Pelaksanaan
STBM di provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT )
menjadi prioritas utama dalam program
pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan
penyakit berbasis lingkungan

Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang di


laksanakan di desa Oelpuah, Kecamatan Kupang
tengah, Kabupaten Kupang. Pengambilan data
yang di lakukan pada bulan Mei hingga Juli 2020.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KK
yang ada di Desa Oelpuah Kecamatan Kupang
Tengah sebanyak 354 KK dengan jumlah sampel
sebanyak 188 KK.

Permasalahan Berdasarkan data kepemilikan jamban dari


puskesmas Tarus, desa Oelpuah hanya memiliki
202 jamban keluarga dari 354 kepala keluarga
(KK). Dari hasil studi pendahuluan di RT 10 dan 11
RW 13 di ketahui bahwa dari 54 kk yang ada di
wilayah tersebut hanya 14 KK yang memiliki
jamban. Berdasarkan hasil wawancara dengan
tokok masyarakat di desa oelpuah, kecamatan
Kupang Tengah, terungkap beberapa
permasalahan terkait kepemilikan jamban.
Masalah pertama adalah tingkat pengetahuan
keluarga masih rendah sehingga sulit mengakses
ilmu pengetahuan tentang penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat pada lingkup rumah
tangga.
masalah kedua rendahnya kesadaran hidup sehat
pada lingkup rumah tangga.

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa cakupan


pelaksanaan pilar II STBM ( CTPS ) di desa
Oelpuah sudah mencapai 100%. Semua
responden telah melaksanakan cuci tangan
pakain sabun setelah buang air besar dan
berpergian dari Rumah. Khusus untuk plar II,
terdapat hal menarik bahwa peningkatan
cakupan pelaksanaan pilar II bertepatan dengan
masa pandemic covid 19 yang mengharuskan
masyarakat untuk mencuci tangan dan menjaga
jarak.
Kekurangan STBM belum menjadi isu prioritas: kurangnya
pemahaman masyarakat tentang STBM,
masyarakat masih bergantung pada bantuan luar
STBM tidak menarik bagi pemberitaan media
massa, dukungan partai politik, penganggaran
STBM dan standarisasi jamban sehat terlalu tinggi
dari pemerintah pusat.
Kelebihan Pada aktivitas ini sudah mendapatkan gambaran
tentang pelaksanaan 5 pilar 1,II,III,IV,V, di Desa
oelpuah kecamatan Kupang tengah tahun 2020
pendekatan yang di pakai untuk terwujudnya
STBM di masyarakat adalah dengan menetapakan
5 ( lima ) pilar yaitu stok buang air beesar
sembarangan ( BABS ) cuci tangan pakai sabun
( CTPS ), Pengelolaan air minum dan makanan di
rumah tangga (PAM-RT), pengamanan sampah
rumah tangga ( PSRT ) dan pengamanan limbah
cair rumah tangga ( PLCRT )
Kesimpulan Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa
pelaksanaan pilar I,IV, dan V STBM di desa
Oelpuah berada pada kriteria tidak terlaksana,
karena masih ada masyarakat yang melakukan
praktek BABS, belum melakukan pengamanan
sampah dan pengamanan limbah cair sesuai
standar. Sementara pelaksanaan pilar II dan III
STBM di desa oelpuah berada pada kriteria
terlaksana di setiap rumah tangga di wajibkan
melakukan praktek CTPS selama masa pandemic
COVID-19 dan karena masyarakat telah
mengelola makanan dan minuman secara baik
dan benar.
Judul artikel Kesiapan Rumah Makan di Era New Normal
( Studi Cross Sectional/Rumah Makan di
Pontianak )
Nama jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Volume halaman 9 (4) :216-221
Tahun 2020
Penulis Amelia DS. Suwardi L, Selfiana , Mawardi
Tanggal rivieuw 05 September 20209 (receiden )
09 November 2020 ( revised )
12 november 2020 ( accepted )
Latar belakang Pandemi global covid-19 sampai dengan 20
Agustus 2020 telah menyebar ke 215 Negara/
teritoria. Tempat dan fasilitas umum yang
berpotensi dalam penyebaran wabah covid-19
salah satunya adalah rumah makan. Pandemic
covid-19 yang melanda seluruh wilayah di dunia
berdampak pada berbagai sektor.
Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan cross-
sectional. Waktu pelaksanaan penelitian ini di
lakukan pada bulan juli 2020. Populasi penelitian
ini adalah seluruh rumah makan yang ada di kota
Pontianak. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 90 rumah makan yang di pilihh secara
proposional random sampling. Teknik
pengumpulan data melalu observasi langsung.

Permasalahan Di era new normal masyarakat Pontianak belum


sepenuhnya menjalankan protocol Kesehatan.
Seperti hanya 24,4% rumah makan yang
mewajibkan pengunjung memakai masker, 34,4%
menjaga jarak fisik, 27%, yang memasang
peraturan Kesehatan, 40% tidak tersedia sabun
cuci tangan dan 76,7% tersedia tempat cuci
tangan alasan pemilik rumah makan tidak
mengikuti protocol Kesehatan adalah hak
konsumen/pengunjung dan juga tempat tidak
memadai
Hasil penelitian Penelitian isi di lakukan pada 6 kecamatan kota
Pontianak yaitu Pontianak kota, Pontianak
tenggara, Pontianak utara, Pontianak timur,
Pontianak selatan, dan Pontianak barat.
Kekurangan Sebagian besar masyarakat yang belum
menerapkan dan mematuhi protocol Kesehatan.
Kelebihan -
Kesimpulan Rumah makan Pontianak belum seluruhnya
menerapkan protocol Kesehatan di antaranya
masih adanya rumah makan yang tidak
mewajibkan pengunjung memakai masker, tidak
ada himbauan untuk menjaga jarak fisik, masih
terdapat rumah makan yang tidak memasang
peraturan Kesehatan Sebagian besar rumah
makan sudah menyediakan tempat cuci
tangan,namum belum semuanya menyediakan
sabun cuci tangan. Rumah makan di kota
Pontianak belum siap menerapkan protocol
Kesehatan pada era new normal dalam
menghadapi covid-19.

Lampiran jurnal :

1.Media Kesehatan Masyarakat

VOL. 2, No. 3, 2020: Hal 40-47

https://doi.org/10.35508/mkm

2.Jurnal Kesehatan masyarakat

Journal homepage:http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm

https://doi.org/10.33221/jikm.v9i04.769

Anda mungkin juga menyukai