Anda di halaman 1dari 39

HASIL PENELITIAN

APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL MODEL POPULASI KONTINU


DALAM MENGESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA
TENGGARA TIMUR

OLEH

ELYSA UMBU DIKI


NIM : 1606040002

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
BAB II LANDASAN TEORI 5
2.1 Pengertian Persamaan Diferensial 5
2.2 Model Populasi Kontinu 6
2.2.1 Model Populasi Eksponesial 6
2.2.2 Model Populasi Logistik 7
2.3 Perhitungan Standar Deviasi 10
2.4 Definisi Estimasi Jumlah Penduduk 11
2.5 Definisi Pertumbuhan penduduk 11
2.6 Penelitian Yang Relevan 12

BAB III METODE PENELITIAN 13


3.1 Tempat Penelitian 13
3.2 Data Penelitian 13
3.3 Metode Penelitian 13
BAB IV HASIL PENELITIAN 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 25


DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk adalah pertambahan jumlah penduduk pada suatu


daerah dalam waktu tertentu. Secara terus menerus pertumbuhan penduduk
akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk),
tetapi secara bersamaan akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi
pada semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan menambah
dan mengurangi jumlah penduduk. Tingkat pertumbuhan penduduk yang
terlalu tinggi akan sangat beresiko menimbulkan berbagai masalah, seperti
tingkat pengangguran yang tinggi, kemiskinan, dan kelaparan.

Kondisi ini menjadi masalah bagi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
sebagai urutan kedua jumlah penduduk terbanyak di Indonesia Timur setelah
provinsi Sulawesi selatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi NTT bahwa jumlah penduduk Provinsi NTT dari tahun 1980 hingga
2010 terus meningkat, dari 2.737.166 jiwa di tahun 1980 terus meningkat
menjadi 4.683.827 jiwa pada tahun 2010 dan juga diperkirakan jumlah
penduduk Provinsi NTT mencapai 5.541.394 jiwa pada tahun
2020.Berdasarkan data Biro Pemerintah Setda Provinsi NTT tahun 2014
jumlah penduduk di provinsi NTT tahun 2014 sebanyak 5.356.567 jiwa.
Dengan adanya hal ini kita perlu satu cara untuk memprediksi pertumbuhan
penduduk beberapa tahun yang akan datang dalam bentuk model matematika.

Model matematika sendiri merupakan suatu bentuk abstrak yang


digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di kehidupan
sehari-hari. Meskipun tidak semua masalah dapat dimodelkan secara
matematis, tetapi masalah-masalah tersebut dapat direduksi dengan asumsi-
asumsi yang sesuai dengan kondisi nyata sehingga dapat dinyatakan dalam
bentuk abstrak. Salah satu model matematika adalah model populasi kontinu.

1
Dalam hal ini kita mesnggunakan model populasi kontinu dengan aplikasi
persamaan diferensial.

Persamaan diferensial adalah turunan dari variabel bebas dan variabel


terikat (Purcell E.J : 2004). Atau untuk lebih jelasnya persamaan diferensial
adalah cabang dari matematika yang mempelajari tentang suatu fungsi dan
turunannya.Manfaat penting dalam mempelajari persamaan diferensial yaitu
dapat diketahuinya kalakuan maupun sifat-sifat dari masalah yang ditinjau.
Salah satu manfaat persamaan diferensial dalam bidang demografi adalah
untuk mengetahui jumlah penduduk pada suatu daerah tertentu. Maka dari itu
dalam hal ini peneliti akan membahas aplikasi persamaan diferensial model
populasi kontinu (eksponensial dan logistik) dalam mengestimasi jumlah
penduduk di Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur).

Berdasarkan latar belakang di atas, telihat pentingnya suatu model


pertumbuhan populasi dengan persamaan diferensialuntuk mengestimasi
jumlah penduduk provinsi NTTpada masa yang akan datang menggunakan
data-data tahun sebelumnya. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul
“Aplikasi Persamaan Diferensial Model Populasi Kontinu dalam
Mengestimasi Jumlah Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur”.

1.2 Batasan Masalah

Berikut ini peneliti membatasi masalah, berdasarkan masalah yang telah


diidentifikasi:

1. Membentuk model pertumbuhan penduduk provinsi NTT kedalam


model pertumbuhan populasi eksponensial.
2. Membentuk model pertumbuhan penduduk provinsi NTTkedalam
model pertumbuhan populasi logistik.
3. Membandingkan dari kedua model pertumbuhan populasi yaitu
populasi eksponensial dan populasi logistik yang lebih akurat untuk
mengestimasi jumlah penduduk provinsi NTT.

2
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil estimasi penduduk provinsi NTT jika dihitung


dengan menggunakan model populasi eksponensial ?
2. Bagaimana hasil estimasi penduduk Provinsi NTT jika dihitung
dengan menggunakan model populasi logistik ?
3. Apakah ada model yang paling akurat untuk mengestimasi jumlah
penduduk Provinsi NTT ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil estimasi penduduk Provinsi NTT dengan


menggunakan model populasi eksponensial.
2. Untuk mengetahui hasil estimasi penduduk Provinsi NTT jika
dihitung dengan menggunakan model populasi logistik.
3. Untuk mengetahui dan menentukan model yang lebih akurat dalam
mengestimasi jumlah penduduk Provinsi NTT.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai


berikut:

1. Bagi Penulis
Merupakan sarana untuk mengaplikasikan dan mengembangkan
disiplin ilmu yang selama ini menjadi minat dipelajari.

3
2. Bagi Pembaca
Sebagai wacana dan pengetahun tentang aplikasi persamaan
diferensial model populasi kontinu dalam mengestimasi jumlah
penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Persamaan Diferensial

Model Matematika yang diperoleh dari perumusan abstraksi sebagai


permasalahan fenomena yang terjadi di alam dan lingkungan hidup manusia
sehari-hari dapat dibentuk kedalam persamaan diferensial. Permasalahan dari
berbagai bidang keilmuan salah satunya dalam bidang demografi yang dapat
dicari penyelesaiannya melalui model matematika.

Menurut Purcell E.J. (2004) suatu persamaan yang meliputi turunan


fungsi dari satu atau lebih variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel
bebas disebut sebagai persamaan diferensial. Ndii M.Z. (2018) mengatakan
bahwa Persamaan diferensial adalah persamaan matematika yang terdiri dari
sebuah fungsi dan turunannya.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa


persamaan diferensial adalah suatu persamaan matematika yang didalamnya
memuat satu atau lebih turunan-turunan.

Persamaan diferensial biasa orde pertama merupakan persamaan


diferensial yang paling sederhana bentuknya karena persamaan ini hanya
mengandung turunan pertama dari fungsi yang tidak diketahui.

Misalkan adalah fungsi yang dapat diturunkan pada , maka

merupakan laju perubahan dari terhadap perubahan pada titik

. Secara geometris, merupakan kemiringan garis singgung pada

kurva ketika mengalami perubahan sesaat merupakan konsep

dasar yang digunakan dalam banyak aplikasi pemodelan.

5
Suatu persamaan diferensial linear orde satu adalah suatu persamaan yang
berbentuk :

(1.1)

2.2 Model Populasi Kontinu

Proyeksi pertumbuhan populasi adalah salah satu solusi untuk mengurangi


dampak negatif dari pertumbuhan populasi. Model populasi kontinu adalah
model yang bisa dipakai untuk menghitung pertumbuhan populasi pada
tahun-tahun berikutnya. Ada dua macam model persamaan diferensial
kontinu yaitu model Malthus (model eksponensial) dan model Verhulst
(model logistik).

2.2.1 Model Populasi Eksponensial

Thomas Malthus pada tahun 1978, menciptakan sebuah model


pertumbuhan penduduk dasar yang biasa dikenal dengan nama model
pertumbuhan eksponensial. Pada model ini diasumsikan bahwa
populasi bertambah dengan laju pertumbuhan populasi yang

sebanding dengan besarnya populasi.Misalkan menyatakan

jumlah populasi pada saat (waktu), dan menyatakan laju

pertumbuhan populasi. maka model populasi eksponensial dinyatakan


dalam bentuk :

yang mana merupakan persamaan diferensial satu variabel, sehingga


kita dapat mencari solusi umumnya sebagai berikut :

6
(1.3)

(1.4)

Dari persamaan (1.3). Jika diberikan kondisi awal dan

maka diperoleh nilai , bila nilai disubstusikan

ke persamaan menghasilkan,

Persamaan merupakan bentuk solusi khusus dari model

pertumbuhan eksponensial. Dari persamaan tersebut dapat dilihat jika

nilai positif maka populasi akan meningkat secara eksponensial,

sebaliknya jika nilai negatif maka populasi akan semakin punah atau

menurun.

2.2.2 Model Populasi Logistik

Model pertumbuhan logistik (logistic growth model) merupakan


salah satu model pertumbuhan populasi yang mengasumsikan bahwa
pada masa tertentu jumlah populasi akan mendekati titik

7
kesetimbangan (equilibrium). Grafik pertumbuhan logistik mendekati
konstan karena pada titik ini jumlah kelahiran dan kematian dianggap
sama.

Model yang pertama kali diperkenalkan oleh Pieere verhulst


(1804-1849). Motivasi awal penelitian mengenai model ini adalah
karena model pertumbuhan alami tidak cukup tepat untukk populasi
yang cukup besar dan tempatnya terbatas sehingga menimbulkan
kendala karena padatnya populasi yang akan mengurangi populasi itu
sendiri. Model pertumbuhan logistik ini merupakan penyempurnaan
dari model pertumbuhan eksponensial. Pada model ini juga populasi
mempengaruhi oleh lingkungan seperti persedian makanan.

Bentuk sederhana untuk laju pertumbuhan relatif yang


mengakomodasi asumsi ini adalah :

(1.6)

Jika persamaan dikalikan dengan , maka diperoleh model

untuk pertumbuhan populasi yang dikenal persamaan diferensial


logistik, yaitu :

(1.7)

Perhatikan bahwa dari persamaan diperoleh bahwa jika kecil

dibandingkan dengan , maka mendekati dan Namun, jika

(populasi mendekati kapasitas tampungnya), maka ,

sehingga Jika populasi berada diantara dan ,maka ruas

8
kanan persamaan diatas bernilai positif , sehingga dan populasi

naik. Akan tetapi jika populasi melampaui kapasitas tampungnya

, maka negatif, sehingga dan populasi turun.

Solusi persamaan logistik dapat diperoleh melalui langkah-langkah


berikut ini :

(1.8)

(1.9)

Dari persamaan ,jika kita memberikan nilai awal dan

kemudian disubsitusikan kedalam persamaan maka

akan diperoleh nila . Selanjutnya nilai tersebut

9
disubsitusikanke persamaan , sehingga diperoleh solusi khusus

dari model logistik seperti berikut :

(1.10)

dengan,

Ketetangan :

Jumlah populasi pada saat t

Jumlah populasi awal saat

daya tampung (carryng capacity) dari suatu daerah

10
laju pertumbuhan per kapita populasi

waktu

2.3 Perhitungan Standar Deviasi

Hasil perhitungan menggunakan kedua model pertumbuhan penduduk


yaitu model populasi eksponensial dan model populasi logistik akan
dibandingkan hasil yang lebih akurat yang akan digunakan untuk
memprediksi jumlah penduduk Provinsi NTT pada tahun-tahun berikutnya
yaitu tepatnya pada tahun 2020 dan 2030 yang akan datang.

Untuk mendapatkan estimasi penduduk yang mendekati kebenaran, maka

dipilih metode yang mempunyai nilai standar deviasi terkecil.

Perhitungan standar deviasi menggunakan rumus :

dimana, Jumlah penduduk

Rataan Jumlah Penduduk

Jumlah data

2.4 Definisi Estimasi Jumlah penduduk (Population Estimate)

Perencanaan program dan penentuan kebijakan sangat dibutuhkan untuk


imformasi mengenai jumlah penduduk pada suatu waktu tertentu atau masa
yang akan datang. Oleh karena itu perlu dibuat adanya suatu perkiraan
mengenai jumlah penduduk. Ada beberapa istilah atau metode yang

11
digunakan untuk membuat perkiraan jumlah penduduk. Istilah-istilah
tersebut yang umum digunakan adalah perkiraan penduduk (population
estimate), ramalan penduduk (population forecast), dan proyeksi penduduk
(population projection).

2.5 Definisi Pertumbuhan Penduduk

Keseimbangan dinamis antara dua kekuatan yang menambah atau


mengurangi jumlah penduduk disebut pertumbuhan penduduk. Beberapa hal
yang mempengaruhi perkembangan penduduk adalah jumlah bayi yang lahir
tetapi secara kebersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang
dapat terjadi pada semua golongan umur. Dalam konteks spesial mobilitas
dimana imigrasi akan menambah jumlah penduduk dan emigrasi akan
mengurangi jumlah penduduk dalam suatu wilayah, penduduk juga
berpengaruh terhadap perubahan dalam jumlah penduduk.

Masalah-masalah yang ditimbulkan akibat persebaran penduduk yang


tidak merata menimbulkan diantaranya, kelebihan penduduk yang akibatnya
bagi angkatan kerja sulit mendapatkan pekerjaan, serta pendapatan penduduk
yang rendah dan angka pengangguran meningkat. Salah satu masalah yang
timbul dalam bidang angkatan kerja adalah tidak seimbangnya antara
permintaan akan tenaga kerja (demand for labour) dan penawaran tenaga
kerja (suply of labour).

2.6 Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan


peneliti adalah sebagai berikut :

12
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini, hasil penelitiannya bertujuan
untuk mengaplikasikan persamaan diferensial model populasi kontinu
dalam estimasi jumlah penduduk di kota Bandar Lampung. Persamaan
penelitian ini sama-sama mengaplikasikan persamaan diferensial
kontinu dan membandingkan guna mencari yang lebih akurat untuk
menentukan hasil estimasi penduduk. Perbedaan penelitian ini adalah
pada subjek yang diteliti.
2. Sedangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan
persamaan diferensial model populasi kontinu dalam estimasi jumlah
penduduk di Provinsi NTT. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengaplikasikan persamaan
diferensial untuk mengestimasi jumlah penduduk. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian lain adalah pada subjek yang diteliti
dan model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
model yaitu model populasi eksponensial dan model populasi logistik.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

13
Tempat dilakukannya penelitian ini di Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

3.2 Data Penelitian

Data populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sensus
jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1980, 1990,
2000, dan 2010.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan


mengakaji jurnal-jurnal dan buku-buku teks yang berkaitan dengan bidang
yang diteliti. Langkah-langkah untuk menghitung hasil estimasi penduduk
provinsi nusa tenggara timur menggunakan aplikasi persamaan diferensial
model populasi kontinu antara lain:

1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan bidang yang akan diteliti


yaitu mengenai persamaan diferensial model populasi kontinu dan
data jumlah penduduk provinsi NTT dari hasil sensus penduduk pada
tahun 1980-2010.
2. Dari perumusan persamaan diferensial model populasi logistik dan
model populasi eksponensial, peneliti kemudian membentuk
pemodelan matematika dari data jumlah penduduk provinsi NTT.
3. Menghitung hasil estimasi penduduk provinsi NTT menggunakan
persamaan difrensial model populasi eksponensial dengan bentuk
solusi khususnya

4. Menghitung hasil estimasi penduduk provinsi NTT menggunakan


persamaan diferensial model populasi logistik dengan bentuk solusi
khususnya

14
dengan,

5. Langkah terakhir peneliti membandingkan keakuratan hasil estimasi


penduduk yang menghitung menggunakan model populasi
eksponensial dan model populasi logistik, dengan cara
membandingkan hasil data yang mendekati galat (error) terkecil
dengan data sebenarnya untuk memprediksi jumlah penduduk provinsi
NTT pada tahun 2020 dan 2030.

15
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Pertumbuhan penduduk Provinsi NTT tahun 1980-2010

Tingkat kelahiran relatif tinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, paling


tinggi di Indonesia, dan secara konsisten lebih tinggi dari tingkat kalahiran
nasional. Hasil Sensus Penduduk (SP) 1980 menunjukan bahwa angka fertilitas
total (total fertilitas) Provinsi NTT sebesar 5,54 anak per perempuan, 1,06 anak
per perempuan lebih tinggi dari pada TFR nasiaonal.

Gambar 4.1
Jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur 1980-2010

Sumber Data: www.bps.go.id

Proses demografis mempengaruhi keluaran demografis di Provinsi Nusa


Tenggara Timur. Jumlah penduduk provinsi Nusa tenggara Timur meningkat dari
2.7 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi 4.7 juta jiwa pada tahun 2010 (Gambar
4.1). Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur turun dari
1,79% per tahun pada periode 1980-1990 menjadi 1,64% per tahun pada periode
1990-2000 dan kemudian meningkat menjadi 2,07% per tahun pada periode 2000-
2010 (Gambar 4.2). Peningkatan pertumbuhan ini dapat disebabkan karena
peningkatan fertilitas dan migrasi masuk penduduk Timor-Leste pada periode
2000-2010.

16
Gambar 4.2
Laju pertumbuhan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Indonesia periode 1980-
2010 (persen per tahun).

Sumber Data : www.bps.go.id

Struktur umur penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur muda hingga


tahun 1990 dimana penduduk usia muda (0-14) lebih dari 40% dan antara muda
dan tua (intermediate) pada tahun 2000 dan 2010 dimana penduduk usia muda
sudah kurang dari 40% (Gambar ). Presentase penduduk usia muda Provinsi Nusa
Tenggara Timur menurun menjadi 37,1% pada tahun 2000 dan meningkat
menjadi 37,3% pada tahun 2010. Sementara itu, penduduk usia produktif (15-64
tahun) meningkat dari 54,8% pada tahun 1980 menjadi 58,7% pada tahun 2000
dan menurun menjadi 57,7% pada tahun 2010. Penurunan presentase usia
produktif dapat disebabkan karena migrasi neto negatif penduduk usia produktif

4.1.1 Aplikasi Persamaan Diferensial model Populasi Eksponensial Pada


Pertumbuhan Pendududk Provinsi NTT

Menyelesaikan model populasi eksponensial dengan data jumlah

penduduk provinsi NTT diasumsikan terlebih dahulu bahwa waktu diukur

dalam tahun dan dimisalkan pada tahun 1980. Maka populasi awal adalah

, sehingga diperoleh beberapa penyelesaian model

17
eksponensial dengan laju intrinsik (nilai ) yang berbeda-beda, bentuk umum

penyelesaiannya adalah :

dengan maka bentuknya menjadi :

Berikut ini adalah bentuk penyelesaian dengan model eksponensial :

a. Model eksponensial I (1980-1990), bentuk persamaannya

Nilai setiap tahunnya terlebih dahulu dicari dengan menggunakan rumus

Sehingga diperoleh bentuk umumnya

dengan laju pertumbuhan relatifnya adalah 1,77% pertahun.

b. Model eksponensial II (1980-2000) bentuk persamaannya :

Nilai setiap tahunnya terlebih dahulu dicari menggunakan rumus:

18
Sehingga diperoleh bentuk umumnya :

dengan laju pertumbuhan relatifnya adalah 1,65 % pertahun.

c. Model eksponensial III (1980-2010) bentuk persamaannya :

Nilai setiap tahunnya terlebih dahulu dicari menggunakan rumus:

Sehingga diperoleh bentuk umumnya :

dengan laju pertumbuhan relatifnya adalah 1,79 % pertahun.

dengan demikian kita dapat mengestimasi jumlah penduduk Provinsi Nusa


Tenggra Timur menggunakan model populasi eksponensial.

Tabel.4.1.1 Hasil perhitungan jumlah penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur


dengan model populasi eksponensial.

Model
Tahun Hasil sensus Model eksp.I Model eksp.II
eksp.III

1980 2.737.166 2.737.166 2.737.166 2.737.166

1990 3.268.644 3.268.644 3.228.689 3.273.917

2000 3.808.477 3.903319 3.808.477 3.915.924

2010 4.683.827 4.661.230 4.492.379 4.683.827

4.1.2 Aplikasi Persamaan Diferensial Model Populasi Logistik

19
Langkah awal untuk menentukan model populasi logistik dari data
jumlah penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 1980-2010 yaitu terlebih

dahulu menentukan nilai (daya tampung) dan nilai (laju pertumbuhan

populasi).

Nilai dapat dicari menggunakan rumus

dengan perhitungan Microsoff Exel diperoleh dengan daya tampung atau nilai

maka dan disubsitusikan ke solusi khusus persamaan model populasi

logistik sebagai berikut :

Selanjutnya dari persamaan diatas dicari model populai logistik

pada tahun maka , subsitusi ke- diperoleh :

20
Nilai disubtitusikan ke persamaan khusus, maka

menghasilkan model populasi logistik I sebagai berikut :

pada tahun maka subsitusi ke persamaan

khusus Model Populasi Logistik diperoleh :

21
Nilai disubtitusikan ke persamaan khusus, maka diperoleh

Model Populasi Logistik II sebagai berikut :

pada tahun maka subtitusi ke persamaan khusus

model populasi logistik diperoleh :

Nilai disubtitusikan ke persamaan khusus, maka diperoleh

model populasi logistik III sebagai berikut :

22
Tabel.4.1.2 Hasil estimasi jumlah penduduk menggunakan model populasi logistik

Model Model Model


NO Tahun Hasil sensus
logistik I logistik II logistik III

1 1980 2.737.166 2.737.166 2.737.166 2.737.166

2 1990 3.268.644 3.268.644 3.268.644 3.398.950

3 2000 3.808.477 3.808.730 3.808.477 4.063.828

4 2010 4.683.827 4.330.587 4.330.587 4.683.827

23
4.1.3 Menghitung Standar Deviasi

Untuk mendapatkan estimasi penduduk yang mendekati kebenaran, maka


dipilih metode yang mempunyai nilai Standar Deviasi (SD) terkecil.

Perhitungan standar deviasi menggunakan rumus :

dimana, Jumlah penduduk

Rataan Jumlah Penduduk

Jumlah data

dengan bantuan microsoff exel untuk menghitung standar deviasi dari kedua
model populasi kontinu, diperoleh model populasi eksponensial yang
menghasilkan nilai standar deviasi terkecil.

Tabel.4.1.3 Model perbandingan model eksponensial dan model logistik.

Model Model Rasio Rasio


Hasil Sensus
Eksponensial Logistik M. Eksp. M. Log
719377.5689 718546.3262 594845.5317 831,2427 124.532,0372

655308.2901 594816.5716 64.069,2788 124.560,9973

727012.5223 727360.3643 7.634,9534 7.982,7954

Total 72.517,48 257.075,8299

24
4.2 Interpertasi model eksponensial pada jumlah penduduk Provinsi NTT
Model populasi eksponensial memiliki laju pertumbuhan penduduk (nilai

) yang berbeda-beda setiap tahunnya. Diperoleh nilai k=1,77 menunjukan bahwa

dari tahun sebelumnya jumlah penduduk bertambah, jika menunjukan

bahwa dari tahun sebelummya jumlah penduduk berkurang, dan jika

menunjukan bahwa jumlah penduduk tetap yaitu tidak berkurang ataupun


bertambah.
Estimasi (perkiraan) jumlah penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur
menggunakan penyelesaian model eksponensial dengan laju pertumbuhan

penduduk (nilai ) yang berbeda-beda setiap 10 tahun dalam melakukan sensus

penduduk.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah penduduk menggunakan model
populasi eksponensial yang telah disajikan pada tabel, dapat disimpulkan dari
ketiga model populasi eksponensial yang memiliki standar deviasi terkecil adalah
model populasi eksponensial I dengan bentuk umum

, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa model

populasi eksponensial I adalah model terbaik yang dapat digunakan untuk


memprediksi jumlah penduduk tahun 2020 dan pada tahun 2030 yang akan
datang. Hasil perhitungan jumlah penduduk provinsi NTT di tahun 2020 dan 2030
dengan model populasi eksponensial adalah 5.566.306 dan 6.647.121 jiwa.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan model populasi logistik,


model populasi logistik III yang mendekati dengan data hasil sensus, dengan

bentuk umum : , sehingga dapat


disimpulkan bahwa model populasi logistik III adalah model terbaik untuk

25
memprediksi jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur di tahun 2020 dan 2030
yang akan dating. Hasil perhitungan jumlah penduduk provinsi NTT tahun 2020
dan 2030 dengan model populasi logistik adalah 5.223.053 dan 5.664.330 jiwa.
Kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan adalah model
populasi kontinu yang mempunyai standar deviasi terkecil untuk digunakan
memprediksi jumlah penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2020
dan 2030.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan dengan menggunakan persamaan diferensial model
populasi kontinu pada pertumbuhan penduduk provinsi nusa
tenggara timur dapat diperoleh dengan model populasi eksponensial
dan model populasi logistik. Untuk model populasi eksponensial I
yaitu dan model populasi logistik

yaitu .
2. Model populasi logistik kurang efektif jika digunakan untuk
memprediksi jumlah populasi penduduk provinsi NTT dalam jangka
waktu yang Panjang. Sedangkan model populasi eksponensial dapat
menghasilkan nilai yang lebih akurat sehingga lebih efektif
digunakan untuk memprediksi jumlah populasi penduduk provinsi
Nusa Tengggara Timur.
5.2 Saran

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad A.2019. http://digilib.unila.ac.id/32508/2/SKRIPSI// PEMODELAN


MATEMATIKA PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA (diakses
pada 1 juni 2020)
Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. https://ilmupengetahuanumum.com/. Jumlah-
Penduduk-Indonesia/ (diakses pada 1 juni 2020 pukul 23:13)
Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. https://www.bps.go.id/statictable/Proyeksi-
penduduk-menurut-provinsi 2010----2035.html (diakses pada 23 mei
2020)
BPS Provinsi NTT.2018. https://ntt.bps.go.id/statictable/Jumlah-penduduk-hasil-
sensus-penduduk-1971-1980-1990-2000-2010.menurut-kabupaten-kota-
di-provinsi-nusa tenggara-timur.html(diakses pada 7 mei 2020)
Kurniawan.A.2017.http://journal.um_surabaya.ac.id/index.php/matematika/
article//download/529/-/ (diakses pada 2 juni 2020 pukul 13:58)
Ndii M.Z.,Ph.D.2018. Pemodelan Matematika Dinamika Pupulasi Dan
Penyebaran Penyakit.Yogyakarta: Deepublish.
Nuraini. 2018. https://repository.radenitan.ac.id/.Aplikasi Persamaan diferensial
model populasi kontinu untuk mengestimasi jumlah penduduk di Kota
Bandar lampung. Skripsi Stara-1. (diakses pada 1 mei 2020 )
Nusa Tenggara Timur (NTT). 2020. https://id.m.wikipedia.org/wiki/, (diakses
pada 7 mei 2020)
Parcell, Edwin J.,Dale Varberg and Steven E.Rigdon. 2004. Kalkulus Edisi
Kedelapan. Terjemahan oleh I Nyoman Susila, Ph.D. Bandung: Erlangga.
Waluya S.B. 2006. Persamaan Diferensial. Edisi pertama-Yokyakarta : Graha
Ilmu.
Zuli Nuraeni.2017.https://jurnal.unikal.ac.id/index.ph-Delta/article/view/384.pdf/
Aplikasi Persamaan Diferensial dalam Estimasi Jumlah Populasi. (diakses
pada 1 mei 2020)

28
Lampiran 1 :
Bentuk persamaan Model Populsi Eksponensial I :

 Untuk

 Untuk

 Untuk

29
 Untuk

Bentuk persamaan Model Populasi Eksponensial II :

 Untuk

 Untuk

 Untuk

30
 Untuk

Bentuk persamaan Model Populasi Eksponensial III

 Untuk

 Untuk

31
 Untuk

 Untuk

32
Lampiran 2 :

Bentuk Persamaan Model Populasi Logistik I :

 Untuk

 Untuk

 Untuk

 Untuk

33
Bentuk Persamaan Model Populasi Logistik II :

 Untuk

 Untuk

 Untuk

34
 Untuk

Bentuk Persamaan Model Populasi Logistik III :

 Untuk

 Untu

35
 Untuk

 Untuk

36
37

Anda mungkin juga menyukai