OLEH
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
BAB II LANDASAN TEORI 5
2.1 Pengertian Persamaan Diferensial 5
2.2 Model Populasi Kontinu 6
2.2.1 Model Populasi Eksponesial 6
2.2.2 Model Populasi Logistik 7
2.3 Perhitungan Standar Deviasi 10
2.4 Definisi Estimasi Jumlah Penduduk 11
2.5 Definisi Pertumbuhan penduduk 11
2.6 Penelitian Yang Relevan 12
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi ini menjadi masalah bagi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
sebagai urutan kedua jumlah penduduk terbanyak di Indonesia Timur setelah
provinsi Sulawesi selatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi NTT bahwa jumlah penduduk Provinsi NTT dari tahun 1980 hingga
2010 terus meningkat, dari 2.737.166 jiwa di tahun 1980 terus meningkat
menjadi 4.683.827 jiwa pada tahun 2010 dan juga diperkirakan jumlah
penduduk Provinsi NTT mencapai 5.541.394 jiwa pada tahun
2020.Berdasarkan data Biro Pemerintah Setda Provinsi NTT tahun 2014
jumlah penduduk di provinsi NTT tahun 2014 sebanyak 5.356.567 jiwa.
Dengan adanya hal ini kita perlu satu cara untuk memprediksi pertumbuhan
penduduk beberapa tahun yang akan datang dalam bentuk model matematika.
1
Dalam hal ini kita mesnggunakan model populasi kontinu dengan aplikasi
persamaan diferensial.
2
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagi Penulis
Merupakan sarana untuk mengaplikasikan dan mengembangkan
disiplin ilmu yang selama ini menjadi minat dipelajari.
3
2. Bagi Pembaca
Sebagai wacana dan pengetahun tentang aplikasi persamaan
diferensial model populasi kontinu dalam mengestimasi jumlah
penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Suatu persamaan diferensial linear orde satu adalah suatu persamaan yang
berbentuk :
(1.1)
6
(1.3)
(1.4)
ke persamaan menghasilkan,
sebaliknya jika nilai negatif maka populasi akan semakin punah atau
menurun.
7
kesetimbangan (equilibrium). Grafik pertumbuhan logistik mendekati
konstan karena pada titik ini jumlah kelahiran dan kematian dianggap
sama.
(1.6)
(1.7)
8
kanan persamaan diatas bernilai positif , sehingga dan populasi
(1.8)
(1.9)
9
disubsitusikanke persamaan , sehingga diperoleh solusi khusus
(1.10)
dengan,
Ketetangan :
10
laju pertumbuhan per kapita populasi
waktu
Jumlah data
11
digunakan untuk membuat perkiraan jumlah penduduk. Istilah-istilah
tersebut yang umum digunakan adalah perkiraan penduduk (population
estimate), ramalan penduduk (population forecast), dan proyeksi penduduk
(population projection).
12
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini, hasil penelitiannya bertujuan
untuk mengaplikasikan persamaan diferensial model populasi kontinu
dalam estimasi jumlah penduduk di kota Bandar Lampung. Persamaan
penelitian ini sama-sama mengaplikasikan persamaan diferensial
kontinu dan membandingkan guna mencari yang lebih akurat untuk
menentukan hasil estimasi penduduk. Perbedaan penelitian ini adalah
pada subjek yang diteliti.
2. Sedangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan
persamaan diferensial model populasi kontinu dalam estimasi jumlah
penduduk di Provinsi NTT. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengaplikasikan persamaan
diferensial untuk mengestimasi jumlah penduduk. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian lain adalah pada subjek yang diteliti
dan model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
model yaitu model populasi eksponensial dan model populasi logistik.
BAB III
METODE PENELITIAN
13
Tempat dilakukannya penelitian ini di Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Data populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sensus
jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1980, 1990,
2000, dan 2010.
14
dengan,
15
BAB IV
Gambar 4.1
Jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur 1980-2010
16
Gambar 4.2
Laju pertumbuhan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Indonesia periode 1980-
2010 (persen per tahun).
dalam tahun dan dimisalkan pada tahun 1980. Maka populasi awal adalah
17
eksponensial dengan laju intrinsik (nilai ) yang berbeda-beda, bentuk umum
penyelesaiannya adalah :
18
Sehingga diperoleh bentuk umumnya :
Model
Tahun Hasil sensus Model eksp.I Model eksp.II
eksp.III
19
Langkah awal untuk menentukan model populasi logistik dari data
jumlah penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 1980-2010 yaitu terlebih
populasi).
dengan perhitungan Microsoff Exel diperoleh dengan daya tampung atau nilai
20
Nilai disubtitusikan ke persamaan khusus, maka
21
Nilai disubtitusikan ke persamaan khusus, maka diperoleh
22
Tabel.4.1.2 Hasil estimasi jumlah penduduk menggunakan model populasi logistik
23
4.1.3 Menghitung Standar Deviasi
Jumlah data
dengan bantuan microsoff exel untuk menghitung standar deviasi dari kedua
model populasi kontinu, diperoleh model populasi eksponensial yang
menghasilkan nilai standar deviasi terkecil.
24
4.2 Interpertasi model eksponensial pada jumlah penduduk Provinsi NTT
Model populasi eksponensial memiliki laju pertumbuhan penduduk (nilai
penduduk.
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah penduduk menggunakan model
populasi eksponensial yang telah disajikan pada tabel, dapat disimpulkan dari
ketiga model populasi eksponensial yang memiliki standar deviasi terkecil adalah
model populasi eksponensial I dengan bentuk umum
25
memprediksi jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur di tahun 2020 dan 2030
yang akan dating. Hasil perhitungan jumlah penduduk provinsi NTT tahun 2020
dan 2030 dengan model populasi logistik adalah 5.223.053 dan 5.664.330 jiwa.
Kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan adalah model
populasi kontinu yang mempunyai standar deviasi terkecil untuk digunakan
memprediksi jumlah penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2020
dan 2030.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan dengan menggunakan persamaan diferensial model
populasi kontinu pada pertumbuhan penduduk provinsi nusa
tenggara timur dapat diperoleh dengan model populasi eksponensial
dan model populasi logistik. Untuk model populasi eksponensial I
yaitu dan model populasi logistik
yaitu .
2. Model populasi logistik kurang efektif jika digunakan untuk
memprediksi jumlah populasi penduduk provinsi NTT dalam jangka
waktu yang Panjang. Sedangkan model populasi eksponensial dapat
menghasilkan nilai yang lebih akurat sehingga lebih efektif
digunakan untuk memprediksi jumlah populasi penduduk provinsi
Nusa Tengggara Timur.
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Lampiran 1 :
Bentuk persamaan Model Populsi Eksponensial I :
Untuk
Untuk
Untuk
29
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
30
Untuk
Untuk
Untuk
31
Untuk
Untuk
32
Lampiran 2 :
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
33
Bentuk Persamaan Model Populasi Logistik II :
Untuk
Untuk
Untuk
34
Untuk
Untuk
Untu
35
Untuk
Untuk
36
37