Anda di halaman 1dari 24

RANCANGAN MUTU PERKULIAHAN SEMESTER

(RMPS)

Mata Kuliah

KEPENDUDUKAN

Oleh

FEBBY SONYA MATULESSY, SE, MSi


PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI (ISTI) MANOKWARI

2017/2018

A. Latar Belakang

1. Visi Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Isti Manokwari

2. Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah kependudukan merupakan kajian mengenai struktur dan proses penduduk.
Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk
selalu mengalami perubahan, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi
yang melibatkan kelahiran, kematian, dan migrasi. Demografi bersifat analisis matematis. Studi
kependudukan merupakan kajian terhadap jumlah, persebaran teritorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas, mortalitas, gerak teritorial dan mobilitas sosial. Studi kependudukan
lebih luas dari demografi, karena didalamnya memahami karakteristik penduduk disuatu
wilayah, faktor-faktor nondemografispun ikut dipertimbangkan. Ruang lingkup mata kuliah ini
terdiri atas pengertian, dan ruang lingkup studi kependudukan, sumber data kependudukan,
teori-teori kependudukan, pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, beberapa ukuran
dasar dan teknik analisis demografi, fertilitas, mortalitas, mobilitas penduduk dan proyeksi
penduduk.

Metode Perkuliahan
Agar mahasiswa memahami proses perkuliahan ini maka bisa dilihan dalam bagan alir
perkuliahan dibawah ini:

Kebijakan penduduk
( 14 )

Proyeksi Penduduk (12 ) ( 13 )

Mobilitas Penduduk ( 10 ) ( 11 )

Mortalitas ( 8 ) ( 9 )

Fertilitas ( 6 ) ( 7 )
Ukuran dasar Demografi & Teknik
Analisis Demografi ( 4 ) ( 5 )

Sumber Data Kependudukan ( 2 ) Pertumbuhan penduduk serta Variabel


Yang Mempengaruhinya ( 3 )

Pengertian & ruang lingkup


Demografi ( 1 )
Entry Behavior

B. Perencanaan Pembelajaran

1. Identitas Mata Kuliah

a. Nama Mata Kuliah : Kependudukan


b. Kode Mata Kuliah/SKS : DK 1202 / 2 SKS
c. Status Mata Kuliah :
d. Jenjang Studi : S1
e. Semester/Tahun Akademik : I (Satu) / T.A 2017/2018
f. Mata Kuliah Prasyarat :
g. Program Studi : Perencanaan Wilayah Dan Kota
h. PTS : ISTI MANOKWARI
i. Tujuan Pembelajaran : Seteleh Mengikuti perkuliahan ini:
Mahasiswa mampu menerapkan Kependudukan dalam
praktek

2. Outcome Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah ini, maka mahasiswa diharapkan dapat:

1. Menjelasakan Pengertian, ruang lingkup studi kependudukan.


2. Menjelasakan Sumber data kependudukan
3. Menjelasakan Pertumbuhan Penduduk serta variabel yang mempengaruhinya.
4. Menjelasakan Ukuran dasar demografi, seperti ratio, proposal data rate, serta teknik analisis
demografi.
5. Menjelasakan Fertilitas.
6. Menjelasakan Mortalitas
7. Menjelasakan Migrasi
8. Mobilitas penduduk
9. Menjelasakan Proyeksi penduduk
10. Menjelasakan Kebijakan kependudukan
Metode Perkuliahan
1. Diskusi
2. Ceramah dan tanya jawab.
3. Latihan terstruktur
4. Pengumpulan data Lapangan
5. Pembuatan Laporan.
6. Penyajian laporam di kelas
Tujian Mata Kuliah
Mata kuliah ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman yang utuh mengenai pengertian
dan ruang lingkup demografi, pertumbuhan penduduk dan sejumlah faktor yang mempengaruhinya,
ukuran dasar perhitungannya, mobilitas penduduk dan proyeksi penduduk, serta kebijakan
kependudukan.
Evaluasi Hasil Belajar:
Keberhasil mahasiswa dalam perkuliahan ini ditentukan oleh prestasi yang bersangkutan dalam:
a. Kehadiran : 20%
b. Tugas : 20%
c. UTS : 30%
d. UAS : 30%

Untuk mendapatkan nilai A, B, C, D, dan E maka untuk Mata Kuliah Pengantar Bisnis
menggunakan standar penilaian yang telah dikeluarkan oleh ISTI MANOKWARI yang tertuang dalam
buku: Pedoman Pemberian Nilai A, B, C, D, E Untuk Mahasiswa.
Jadwal kegiatan kegiatan tiap minggu:

Minggu Topik Substansi Metode dan proses Fasilitas


pembelajaran
1 2 3 4 5

1 Pendahuluan Penjelasan tentang:

1. Rancangan Mutu
Perkuliahan Semester
(RMPS), GBPP & SAP,
2. Mengenal Gaya Belajar
Buku Referensi

2 Pengertian, ruang 1. Latar Belakang Ceramah Diskusi White Board,


lingkup studi timbulnya pendaan LCD Proyektor,
pemerintah daerah Hand out.
kependudukan. 2. Pentingnya Pendaan
Pembangunan Daerah
dalamPelaksanaan
Otonomi Daerah
3 Sumber data 1. Kegagalan Ceramah Diskusi White Board,
kependudukan Pasar LCD Proyektor,
2. Tiga Fungsi Hand out.
Pemerintah
3. Peranan
Pemerintah dalam dalam
sistim Perekonomian
Liberal
4. Pemerintah
dalam pertumbuhan
Ekonmi
4 Pertumbuhan 1. Prinsip dan Visi Ceramah Diskusi White Board,
Penduduk serta Otonomi Daerah LCD Proyektor,
2. Pengaruh Otonomi Hand out.
variabel yang Daerah Terhadap
mempengaruhinya Perkembangan Ekonomi
Daerah
3. Good Governance)
4. Peranan Pengeluaran
Pemerintah dan Proses
Pembangunan Ekonomi
5. Hubungan
Pengeluaran Pemerintah
dengan Pendapatan
Masyarakat
5 Ukuran dasar 1. Reformasi Hubungan Ceramah Diskusi White Board,
demografi, seperti dan Perimbangan LCD Proyektor,
ratio, proposal data Keuangan Pemerinthah Hand out.
rate, serta teknik Pusat Dan Daerah.
analisis demografi. 2. sejarah Hubungan
Keuangan Pemerinthah
Pusat Dan Daerah
3. Keuangan
Pemerinthah Pusat Dan
Daerah
4. Hubungan Keuangan
Pemerinthah Pusat Dan
Daerah di Indonesia
6 Fertilitas 1. Keuangan Daerah Ceramah Diskusi White Board,
Dalam Bentuk yang Lama LCD Proyektor,
2. Keuangan Negara Hand out.
dalam Zaman Modern
3. Pengertian dasar
Manajen Keuangan Daerah
4. Suber-sumber
Pembiayaan utuk
Desentralisasi
5. Dasar-dasar
Pembiayaan Untuk
Pemerintah Daerah
6. Perencanaan
Pengeluaran
7 Mortalitas 1. Pengertian Kinerja Ceramah Diskusi White Board,
dan Akuntabilitas Kinerja LCD Proyektor,
2. Manjemen Kinerja Hand out.
3. Analisis SWOT
4. Peningkatan Efisiensi
dan Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah
5. Peningkatan Kinerja
Manajemen Melalui
Perbaikan Proses Kerja
dan Proses SDM
Ujian Tengah Semester Bahan Ujian Minggu 2 sampai dengan Minggu ke 7
(UTS) / Mid Semester

8 Mobilitas penduduk 1. Otonomi Daerah, Ceramah Diskusi White Board,


Desentralisasi, dan LCD Proyektor,
Dekonsentrasi Hand out.
2. Alokasi dana
pemerintah pusat
9 Proyeksi penduduk 1. Permasalahan, Ceramah Diskusi White Board,
Tujuan dan Instrumen LCD Proyektor,
dalam Makro Ekonomi Hand out.
2. Kebijakan Fiskal
10 Kebijakan 1. Perpajakan Ceramah Diskusi White Board,
kependudukan Menguragi Konsumsi dan LCD Proyektor,
Kurva Konsumsi (CC) Hand out.
2. Kebijakan Otonomis
dan Kebijakan Diskresioner
11 Pajak daerah sebagai 1. Reformasi dibidang Ceramah Diskusi White Board,
sumber pembiayaan peraturan Perpajakan LCD Proyektor,
Pemerintah daerah. 2. Pengertian Pajak Hand out.
3. Fungsi Pajak
4. Azas-asas Pungutan
Pajak
5. Fungsi Dan teori
Pungutan Pajak
12 Retribusi Daerah 1. Pengertian Retribusi Ceramah Diskusi White Board,
Sebagai Salah Satu 2. Syarat-syarat LCD Proyektor,
Unsur Pembiayaan Pungutan Retribusi Hand out.
3. Obyek dan jenis
Retribusi
4. Retribusi diatas dan
di bawah Biaya
5. Dampak pungutan
Retribusi
13 Pinjaman Daerah 1. Pengertian Pinjaman Ceramah Diskusi White Board,
Sebagai salah satu 2. Maksud, tujuan, dan LCD Proyektor,
unsur sumber kebutuhan dana Pinjaman Hand out.
3. Pinjaman Luar Luar
Pembiayaan.
Negeri
4. Kemampuan
Pengembalian Pinjaman
5. Aspek-aspek dan
studi Kelayakan Proyek
14 Penerusan Hibah 1. Defenisi Hibah Ceramah Diskusi White Board,
2. Sumber Hibah LCD Proyektor,
3. Penerimaan Hibah Hand out.
4. Bentuk Hibah
5. Penggunaan Hibah
15 Obligasi Daerah 1. Defenisi Obligasi
Daerah
2. Jenis Obligasi Daerah
3. Obligasi Darah
sebagai alternatif
Kependudukan
4. Alasan Penerbitan
obligasi daerah
5. Prosedur Penerbiatan
Obligasi daerah
6. Pengeloalaan
Obligasi Daearah
16 Ujian Akhir Ujian Akhir Semester (UAS), Materi dari Pertemuan ke-10 s.d Pertemuan ke-17

Catatan: Pada pertemuan ke-17, Mahasiswa wajib menyerahkan paper utama (hasil diskusi kelompok,
yang telah direvisi secara individu) pada saat Ujian Akhir Semester (UAS) berlangsung.

Metode Perkuliahan
7. Diskusi
8. Ceramah dan tanya jawab.
9. Latihan terstruktur
10.Pengumpulan data Lapangan
11.Pembuatan Laporan.
12.Penyajian laporam di kelas
Tujian Mata Kuliah
Mata kuliah ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman yang utuh mengenai pengertian
dan ruang lingkup demografi, pertumbuhan penduduk dan sejumlah faktor yang mempengaruhinya,
ukuran dasar perhitungannya, mobilitas penduduk dan proyeksi penduduk, serta kebijakan
kependudukan.
Evaluasi Hasil Belajar:
Keberhasil mahasiswa dalam perkuliahan ini ditentukan oleh prestasi yang bersangkutan dalam:
e. Kehadiran : 20%
f. Tugas : 20%
g. UTS : 30%
h. UAS : 30%

Untuk mendapatkan nilai A, B, C, D, dan E maka untuk Mata Kuliah Pengantar Bisnis
menggunakan standar penilaian yang telah dikeluarkan oleh ISTI MANOKWARI yang tertuang dalam
buku: Pedoman Pemberian Nilai A, B, C, D, E Untuk Mahasiswa.
Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah kependudukan merupakan kajian mengenai struktur dan proses penduduk. Struktur
penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk selalu mengalami
perubahan, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi yang melibatkan kelahiran,
kematian, dan migrasi. Demografi bersifat analisis matematis. Studi kependudukan merupakan kajian
terhadap jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan
sebab-sebab perubahan itu yang biasanya timbul karena natalitas, mortalitas, gerak teritorial dan
mobilitas sosial. Studi kependudukan lebih luas dari demografi, karena didalamnya memahami
karakteristik penduduk disuatu wilayah, faktor-faktor nondemografispun ikut dipertimbangkan. Ruang
lingkup mata kuliah ini terdiri atas pengertian, dan ruang lingkup studi kependudukan, sumber data
kependudukan, teori-teori kependudukan, pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk, beberapa
ukuran dasar dan teknik analisis demografi, fertilitas, mortalitas, mobilitas penduduk dan proyeksi
penduduk.

Metode Perkuliahan
13.Diskusi
14.Ceramah dan tanya jawab.
15.Latihan terstruktur
16.Pengumpulan data Lapangan
17.Pembuatan Laporan.
18.Penyajian laporam di kelas
Tujian Mata Kuliah
Mata kuliah ini bertujuan membekali mahasiswa dengan pemahaman yang utuh mengenai pengertian
dan ruang lingkup demografi, pertumbuhan penduduk dan sejumlah faktor yang mempengaruhinya,
ukuran dasar perhitungannya, mobilitas penduduk dan proyeksi penduduk, serta kebijakan
kependudukan.
Evaluasi Hasil Belajar:
Keberhasil mahasiswa dalam perkuliahan ini ditentukan oleh prestasi yang bersangkutan dalam:
i. Kehadiran : 20%
j. Tugas : 20%
k. UTS : 30%
l. UAS : 30%

Uraian Pokok Bahasan Setiap Perkuliah:


1. Membahas silabus dan mengakomodasi berbagai kebutuhan dan masukan dari mahasiswa
untuk memberi kemungkinan revisi terhadap pokok bahasan. Pada pertemuan kali ini
dikemukana pula tujuan, ruang lingkup, prosedur perkuliahan, penjelasan tetang tugas yang
harus dilakukan mahasiswa, ujian yang harus diikuti termasuk jenis soal dan cara
penyelesaian, serta sumber-sumber yang mendudkung perkuliahan ini.
2. Menjelasakan Pengertian, ruang lingkup studi kependudukan.
3. Menjelasakan Sumber data kependudukan
4. Menjelasakan Pertumbuhan Penduduk serta variabel yang mempengaruhinya.
5. Menjelasakan Ukuran dasar demografi, seperti ratio, proposal data rate, serta teknik analisis
demografi.
6. Menjelasakan Fertilitas.
7. Menjelasakan Mortalitas
8. Menjelasakan Migrasi
9. Mobilitas penduduk
10. Menjelasakan Proksi penduduk
11. Menjelasakan Kebijakan kependudukan

KELAHIRAN (FERTILITAS)

PENGERTIAN

Kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok
wanita. Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya berdasarkan jumlah
kelahiran yang terjadi. Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk.
Fertilitas disebut juga dengan natalitas.

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting untuk diketahui adalah:  
1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk melahirkan anak.
2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk menghasilkan suatu kelahiran.
3. Natalitas adalah kelahiran yang merupakan komponen dari perubahan penduduk. 
4. Lahir hidup (live birth) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan tanda-tanda kehidupan)
pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya di kandungan, walaupun akhirnya meninggal
dunia. 
5. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.  
6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28
minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak dihitung sebagai kelahiran.

FAKTOR PENGARUH

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelahiran, yaitu:


a. kontrasepsi (pencegahan pembuahan),
b. aborsi (pengguguran),
c. perubahan keadaan perkawinan (perceraian dll),
d. mandul (tidak bisa punya anak).

CARA MENGUKUR KELAHIRAN

1. Crude Birth Rate (CBR)


Tingkat Kelahiran Kasar atau CBR merupakan jumlah kelahiran setiap 1000 penduduk per tahun.

Rumus:CBR=B/Px1.000

Keterangan : B= jumlah seluruh kelahiran 


P= jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
1.000 = bilangan konstanta

Tingkat kelahiran ini dapat digolongkan dalam tiga tingkat kriteria sebagai berikut: 
Tingkat kelahiran Golongan
> 30 Tinggi
20-30 Sedang
< 20 Rendah

2. General Fertility Rate (GFR)


Tingkat kelahiran umum atau GFR adalah banyaknya kelahiran setiap 1000 penduduk wanita yang
berada dalam periode usia produktif (15-49 tahun) dalam kurun waktu setahun. Usia produktif adalah
usia reproduksi atau usia subur yang memungkinkan wanita untuk melahirkan. 

Rumus: GFR=B/Pfx1000

Keterangan : 
B=jumlah kelahiran selama setahun 
Pf=jumlah penduduk wanita (berumur 15-49 tahun), pertengahan tahun 
1.000=bilangan konstanta

3. Age Spesific Fertility Rate (ASFR)


Tingkat kelahiran menurut kelompok umur tertentu atau ASFR adalah banyaknya kelahiran yang terjadi
pada wanita dalam kelompok umur tertentu dalam unsur reproduksi per 1000 wanita. 
Rumus : ASFR=Bi/Pfix1000

Keterangan:
Bi=banyaknya kelahiran dari wanita dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk wanita dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun. 
1.000=bilangan konstanta

4. Total Fertility Rate (TFR)


Tingkat kelahiran total atau TFR adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita
selama masa hidupnya (sampai akhir masa reproduksinya). 

Rumus: TFR=5x7/i=1 ASFR 

Keterangan:
i=kelompok umur 5 tahunan (15-19, 20-24, dst)

UKURAN-UKURAN REPRODUKSI

Ukuran reproduksi adalah ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk
menggantikan dirinya, sehingga yang diperhatikan adalah bayi wanita saja. 

1. Gross Reproduction Rate (GRR) 


adalah banyaknya wanita yang dilahirkan oleh suatu kelompok wanita.

Rumus: GRR=100/203TFR

Keterangan:
Dengan asumsi bahwa ratio jenis kelamin waktu lahir adalah 103.

2. Net Reproduction Rate (NRR)


adalah jumlah anak wanita yang masih hidup sampai ia dapat melahirkan (menduduki tempat sebagai
ibunya), yang diperhatikan adalah anak wanita saja yang diperkirakan akan mencapai atau bisa
mencapai usia reproduksi.

KEMATIAN (MORTALITAS)
PENGERTIAN 

Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam
pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama,
tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat
merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu
wilayah. 

Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian mortalitas adalah:


1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah kematian sebelum
dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahurkan tanpa melihat lamanya dalam
kandungan. 
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan kurang dari
satu tahun.
4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.

FAKTOR PENGARUH

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu: 

1. Faktor langsung (faktor dari dalam)


a. Umur,
b. Jenis kelamin,
c. Penyakit,
d. Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.

2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar)


a. Tekanan, baik psikis maupun fisik,
b. Kedudukan dalam perkawinan,
c. Kedudukan sosial-ekonomi,
d. Tingkat pendidikan,
e. Pekerjaan,
f. Beban anak yang dilahirkan,
g. Tempat tinggal dan lingkungan,
h. Tingkat pencemaran lingkungan,
i. Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j. Politik dan bencana alam.

CARA MENGUKUR KEMATIAN

1. Crude Death Rate (CDR) 


Tingkat kematian kasar atau CDR adalah jumlah kematian penduduk tiap 1000 orang dalam waktu
setahun.

Rumus: CDR=D/Px1.000

Keterangan : 
D=jumlah seluruh kematian
P=jumlah penduduk pada pertengahan tahun 
1.000=bilangan konstanta

Tingkat kematian ini dapat digolongkan dalam kriteria sebagai berikut: 

Tingkat kematian Golongan


> 18 Tinggi
14-18 Sedang
9-13 Rendah 
2. Age Spesific Death Rate (ASDR)
Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu atau ASDR adalah banyaknya kematian yang terjadi
pada penduduk dalam kelompok umur tertentu per 1000 penduduk. 

Rumus: ASDR=Di/Pix1000

Keterangan:
Bi=banyaknya kematian dalam kelompok umur tertentu selama setahun
Pfi=banyaknya penduduk dalam kelompok umur tertentu yang sama pada pertengahan tahun.  
1.000=bilangan konstanta

3. Infant Mortality Rate ( IMR)


Tingkat kematian bayi adalah banyaknya kematian bayi (sebelum umur satu tahun) yang terjadi pada
kelahiran per 1000 bayi. Merupakan cara pengukuran yang dipergunakan khusus untuk menentukan
tingkat kematian bayi. IMR biasanya dijadikan indikator dalam pengukuran kesejahteraan penduduk.  

Rumus: IMR=Db/Pbx1.000

Keterangan : 
D=jumlah kematian bayi sebelum umur satu tahun
P=jumlah kelahiran hidup dalam waktu yang sama 

Kriteria penggolongan tingkat kematian bayi:

Tingkat kematian bayi Golongan


> 125 Sangat Tinggi
75-125 Tinggi
35-75 Sedang
<35 Rendah 

Bila tingkat kelahiran kasar sama dengan tingkat kematian kasar akan tercapai pertambahan penduduk
sebesar 0 % atau zero population growth. Yang berarti keadaan kependudukan di daerah tersebut
tercapai sebuah keseimbangan.

PERPINDAHAN (MIGRASI)

PERPINDAHAN (MIGRASI)
PENGERTIAN 

Migrasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melampaui batas politik ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara.
Migrasi dapat dilakukan secara individu, keluarga maupun rombongan atau kelompok.

FAKTOR PENGARUH
Menurut Everett Lee, ada 4 faktor penyebab migrasi, yaitu:
1. faktor yang terdapat di daerah asal,
2. faktor yang terdapat di daerah tujuan,
3. rintangan-rintangan yang menghambat,
4. faktor pribadi. 

Faktor- faktor yang mempengaruhi penduduk untuk melakukan migrasi adalah: 


1. makin berkurangnya SDA, sehingga menurunkan permintaan atas barang tertentu yang makin sulit
bahan bakunya,
2. lapangan kerja terbatas di tempat tinggal,
3. diskriminasi politik, agama dan suku,
4. tidak cocok adat,
5. alasan pekerjaan atau perkawinan,
6. bencana alam.

Faktor penarik dari daerah tujuan migrasi adalah:


1. rasa superior di tempat baru dan kesempatan kerja cocok,
2. kesempatan memperoleh pendapatan dan pendidikan lebih baik,
3. keadaan lingkungan dan keadaan hidup lebih menyenangkan,
4. tarikan dari orang lain yang dijadikan sebagai pelindung,
5. aktivitas yang tersedia, seperti hiburan.

Pada dasarnya ada 3 hal penting yang menyebabkan manusia memutuskan untuk melakukan migrasi
yaitu:
1. alasan ekonomi,
2. alasan politis,
3. alasan agama.

JENIS-JENIS MIGRASI

A. Berdasarkan waktu ber-migrasi: 


1. migrasi sekuler: perpindahan penduduk dalam waktu yang pendek
2. ngelaju: seseorang yang tiap hari pindah keluar kota tempat dia bekerja.

B. Migrasi derdasarkan cakupan wilayah: 


1. Migrasi internasional:
Merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Jenis migrasi ini masih dibedakan
menjadi 2 macam yaitu:
a. Imigrasi: jumlah penduduk yang masuk suatu negara.
b. emigrasi: jumlah penduduk yang keluar dari suatu negara.
2. Migrasi nasional 
Adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain tetapi masih dalam suatu negara.
Migrasi nasional dibagi menjadi dua jenis:
a. Urbanisasi: perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Transmigrasi: perpindahan penduduk antar daerah dalam wilayah negara. Ini merupakan salah satu
program yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk terutama di
luar Pulau Jawa. 

Selain itu ada beberapa jenis migrasi lain yaitu: 


a. Migrasi masuk (in migration): masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of
destination).
b. Migrasi keluar (out migration): perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin).
c. Migrasi netto (nett migration): selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
d. Migrasi bruto (gross migration): jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
e. Migrasi total (total migration): merupakan hasil seluruh kejadian migrasi.
f. Migrasi semasa hidup (life time migration): migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Pada waktu
sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan tempat kelahiran.
g. Migrasi parsial: migrasi yang terjadi antara dua daerah.
h. Arus migrasi (migration stream): jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal
ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu. 

UKURAN MIGRASI

Migrasi sangat erat kaitannya dengan pergerakan penduduk atau disebut juga dengan mobilitas
penduduk. 
Ada beberapa bentuk mobilitas (gerakan) penduduk yaitu:
1. perubahan tempat yang bersifat rutin (commuting atau ngelaju atau recurrent movement),
2. perubahan tempat yang tidak bersifat rutin tetapi dipindah-tempatkan karena pekerjaannya,
3. perubahan tempat tinggal dengan tujuan untuk menetap dan tidak kembali ke tempat semula (non
recurrent movement).

Mobilitas penduduk dalam kajian sosiologi, berdasarkan sifatnya, dibedakan menjadi dua jenis yaitu
mobilitas vertikal (perpindahan menuju tingkat lebih tinggi, contoh: jabatan, pekerjaan) dan mobilitas
horisontal (perpindahan ke lain wilayah secara geografis/teritorial). 

Tingkat mobilitas (move rate) adalah rasio banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover)
dalam suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk. 

Rumus: m=M/Px1.000

Keterangan : 
m=tingkat mobilitas
P=banyaknya penduduk
M=banyaknya mover

DINAMIKA KEPENDUDUKANPERTUMBUHAN PENDUDUK


Bila jumlah kelahiran berbeda dengan jumlah kematian dan jumlah penduduk yang datang berbeda
dengan jumlah penduduk yang pergi maka akan terjadi perubahan jumlah penduduk. Perubahan ini
lebih dikenal dengan dinamika kependudukan, yaitu semua unsur-unsur yang mengakibatkan
perubahan jumlah penduduk.

Pertambahan penduduk merupakan perubahan yang menunjukkan pertumbuhan penduduk dari tahun
ke tahun. Pertambahan ini dapat terjadi melalui dua cara yaitu: 
1. Pertambahan penduduk yang terjadi karena jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian,
disebut dengan pertambahan penduduk alami (Natural Increase). 
2. Pertambahan penduduk yang terjadi karena jumlah orang yang datang lebih besar dari jumlah orang
yang pergi, disebut dengan pertambahan penduduk karena migrasi.

Jumlah penduduk yang selalu bertambah sedikit demi sedikit disebut dengan evolusi penduduk atau
evolusi demografi. Apabila jumlah penduduk tidak bertambah banyak dalam jangka waktu yang relatif
lama (jumlah kelahiran diimbangi jumlah kematian yang sama) disebut dengan penduduk dalam
keadaan stasioner. Perubahan jumlah penduduk yang terjadi secara stabil atau tetap disebut dengan
penduduk stabil. Jadi penduduk stabil tidak sama penduduk stasioner.

Konsep pertambahan penduduk yang tidak hanya menunjukkan pertambahan secara aditif tetapi
eksponen, berlipat ganda, merupakan pertambahan penduduk eksponensial. Kejadian ini akan
menimbulkan gejala yang dinamakan ledakan penduduk (population explotion).

CARA PENGUKURAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

1. Pertambahan alami
Pertambahan penduduk karena adanya perbedaan antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. 

Rumus: P=(l–m)

Keterangan : 
P=jumlah pertumbuhan penduduk 
l=jumlah kelahiran 
m=jumlah kematian 

2. Pertambahan penduduk 
Perubahan jumlah penduduk yang melibatkan komponen kelahiran, kematian dan migrasi.

Rumus: P=(l–m)+(i–e)

Keterangan : 
i=jumlah imigrasi
e=jumlah emigrasi

3. Cara mengukur pertambahan penduduk 


a. Pertambahan penduduk per-dekade adalah berupa persentase pertumbuhan penduduk dalam jarak
10 tahun. 
b. Tingkat pertumbuhan penduduk alamiah ialah pertambahan penduduk yang diperoleh dari
pengurangan jumlah kelahiran dan jumlah kematian dalam waktu setahun.
c. Pertumbuhan penduduk
Rumus: r=(Pt-Po)/Po 

Keterangan : 
r=pertumbuhan penduduk
Pt=jumlah penduduk sekarang
Po=jumlah penduduk tahun sebelumnya

d. Proyeksi Penduduk
Adalah perhitungan untuk mengukur perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan datang. 

Rumus 1: Pn=Po(1+r)n 

Keterangan: 
Pn=jumlah penduduk sekarang 
r=tingkat pertumbuhan penduduk
Po=jumlah penduduk yang lalu
n=waktu/lamanya

Rumus 2: Pn=Po(ern) 

Keterangan : 
e=konstanta=2,718281828

Perhitungan dengan rumus 2 akan didapatkan angka hasil yang lebih mendekati kenyataan. 

Pada suatu saat ketika jumlah penduduk menempati jumlah angka dengan perubahan atau perbedaan
yang sangat besar apabila dibandingkan peningkatan jumlah penduduk sebelumnya maka hal ini
disebut dengan population explotion atau lebih dikenal dengan ledakan penduduk. Ledakan populasi
manusia memiliki kecenderungan mengurangi keseimbangan lingkungan sehingga akan terjadi
degradasi (kemunduran) kualitas lingkungan hidup.

Sumber Data Kependudukan

Untuk mendapatkan data-data kependudukan yang dibutuhkan, ada beberapa sumber yang dapat
dipergunakan. Sumber sumber data kependudukan ini adalah: 
1. Sensus penduduk, merupakan pencacahan penduduk untuk mengetahui jumlah penduduk di suatu
wilayah. Biasanya dilakukan sekali dalam jangka waktu 10 tahun. 
2. Survey penduduk, merupakan salah satu cara untuk data kependudukan dengan cara
mengumpulkan keterangan dari penduduk untuk memperoleh gambaran keadaan penduduk secara
keseluruhan. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian.
3. Registrasi penduduk, pencatatan terus menerus secara berlanjut oleh warga RT/RW sampai
kelurahan.

MOBILITAS PENDUDUK
hasan kawaguchi
 

13.54

geografi

Secara garis besar, mobilitas penduduk dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal dan mobilitas
horizontal.

Mobilitas Vertikal

Mobilitas vertikal adalah semua gerakan penduduk dalam usaha perubahan status sosial. Contohnya,
seorang buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi pedagang termasuk gejala perubahan status
sosial. Begitu pula, seorang dokter gigi beralih pekerjaan menjadi seorang aktor film juga termasuk
mobilitas vertikal.

Mobilitas Horizontal

Mobilitas horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas wilayah tertentu dalam
periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya adalah batas adminitrasi, seperti provinsi,
kabupaten, kecamatan, kelurahan. Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas permanen
dan mobilitas nonpermanen.

Mobilitas Permanen atau Migrasi


Mobilitas permanen atau migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain
dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas permanen secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua, yaitumigrasi internasional dam migrasi dalam negeri.

 Migrasi Internasional, Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke


negara lain. Perhatian para analis demografi cukup besar pada migrasi internasional. Hal itu
dikarenakan selain datanya lebih lengkap juga karena sering menimbulkan ketegangan sosial.
Akhirnya, terjadi pertentangan antara orang-orang dengan latar belakang kebudayaan dan
bahasa yang berbeda. Migrasi internasional merupakan masalah politik pada tingkat
nasional.Contohnya, seseorang yang melintasi perbatasan negara dapat melakukan dengan
ikut perpindahan massal (perpindahan penduduk dengan curu etnis atau sosial). Selain itu,
dapat juga dilakukan sebagai pribadi dan anggota keluarga kecil. Sebab-sebab terjadinya
perpindahan secara paksa, dan mengungsi. Pada rentang waktu tahun 1953-1960 terjadi
karena ketegangan politik antara negara yang satu dengan yang lain. Di bebepara negara
terjadi arus migrasi yang tinggi.

Migrasi Emigrasi, internasional dibedakan menjadi tiga, yaitu imigrasi dan remigrasi.
 Emigrasi, merupakan suatu kejadian keluaranya penduduk dari suatu negara menuju ke
negara yang lain dengan tujuan untuk menetap (bermukim) di negara yang dituju tersebut.
Penduduk yang melakukan emigrasi disebut emigrasi.
 Imigrasi, merupakan masuknya penduduk ke suatu negara yang berasal dari negara yang lain
dengan tujuan untuj bermukim (menetap) di negara yang didatangi. Penduduk yang melakukan
imigran disebut dengan imigran. Contohnya, orang (penduduk) Thailand pindah ke Indonesia.

 Remigrasi (Repatriasi), merupakan perpindahan penduduk untuk kembali lagi ke tempat asal


(tanah airnya). Contohnya, orang Indonesia yang sejak tahun 1980 bermukim di Malaysia pada
tahun 2000 kembali lagi untuk pulang dan menetap selamanya di Indonesia. 

Migrasi Dalam Negeri (Migrasi Nasional)

 Migrasi nasional adalah suatu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam
satu wilayah negara. Pola migrasi dalam negeri (nasional) adalah sebagai berikut.
 Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya menuju ke
daerah yang lebih jarang penduduknya dalam satu wilayah negara.

 Urbanisasi, merupakan suatu perpindahan penduduk dari desa ke kota besar atau kota kecil
ke kota besar.
 Ruralisasi, merupakan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa. Rulasisasi
biasanya terjadi karena kesempatan kerja di kota sangat sempit.

Migrasi penduduk dalam negeri menyebabkan perpidahan penduduk secara besar-besaran baik di
negara maju maupun negara berkembang. Perpindahan penduduk dari desa ke kota merupakan
komponen utama dari migrasi dalam negeri sehingga dianggap sebagai satu bagian utama dari migrasi
dalam negeri sehingga dianggap sebagai satu bagian dari proses modernisasi yang tidak dapat
dipisahkan. Jenis migrasi dalam negeri yang menarik untuk dibahas adalah transmigrasi. Hal ini
disebabkan masalah transmigrasi khususnya di Indonesia merupakan bagian penting dalam era
pembangunan.

Evakuasi 

selain imigrasi internasional dan migrasi nasional, ada jenis perpidahan penduduk lain suatu negara ke
negara lain atau daerah satu ke daerah lain untuk menghindari suatu bahaya yang mengancam
(peperangan, bencana alam, atau wabah penyakit). Contohnya sebagai berikut.

 Perpindahan penduduk sekitar lereng gunung Merapi menuju ke kawasan-kawasan sekitarnya


guna menghindari dampak letusan gunung merapi.
 Perpindahan penduduk Irak k Yordania akibat peperangan.

Mobilitas Nonpermanen
Mobilitas Nonpermanen merupakan gerakan penduduk dari satu wilayah satu ke wilayah lain dengan
tidak ada niat untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas nonpermanen disebut juga dengan sirkulasi.
Dan beberapa hasil penelitian mobilitas penduduk yang dilakukan di Jawa oleh suharso(1976). Hugo
(1975), Koenjaraningrat (1957), dan Matras (1978), ditemukan bahwa mobilitas penduduk
nonpermanen lebih banyak terjadi daripada mobilitas penduduk permanen. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya mobilitas penduduk sirkuler lebih banyak terjadi daripada mobilitas permanen.
Hal ini disebabkan, antara lain faktor sentrifugal dan sentripetal; perbaikan darana transportasi serta
kesempatan kerja di sektor informal lebih besar dibanding sekitar formal.

 Faktor Sentrifugal dan Sentripetal, Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang terdapat di
suatu wilayah yang mendorong penduduk untuk meinggalkan daerahnya. Sementara itu,
kekuatan sentripetal adalah kekuatan yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di
daerahnya. Kedua kekuasaan ini tarik-menarik. Kurangnya kesempatan kerja di bidang
pertanian, nonpertanian, dan terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada mendorong orang
untuk pergi ke daerah yang tersedia fasilitas yang lebih lengkap. Hal-hal yang mengikat
penduduk untuk tetap tinggal didesa, antara lain sebagai berikut.

1. Jalinan persaudaraan dan kekeluargaan di antara warga desa


yang sangat erat.

2. Adanya sistem gotong-royong yang kuat di pedesaan.

3. Penduduk sangat erat dengan tanah pertaniannya.

4. Warga desa terikat pada desa tempat mereka tinggal.

 Adanya kekuatan yang terik-menarik tersebut mengakibatkan penduduk yang bersangkutan


melaksanakan mobilitas sirkuler. Mobilitas sirkuler, yaitu meinggalkan daerah tempat
tinggalnya untuk memperbaiki perekonomiannya tanpa mempunyai tujuan menetap di daerah
tujuan.

 Perbaikan Sarana Transportasi, Dorongan untuk melaksanakan mobilitas sirkuler dipengaruhi


oleh adanya perbaikan sarana transportasi yang menghubungi antardesa dan kota.
Sebelumnya, penduduk desar yang bekerja di kota terpaksa mondok di kota, tetapi setelah
jalan-jalan diperbaiki dan banyaknya kendaraan umum, mereka mejadi penglaju (malaju; pagi
berangkat ke kota sore pulang ke desa).

 Kesempatan kerja di sektor imformal lebih besar dibanding sektor formal. Proses urbaniasai di
indonesia tidak diikuti oleh perlunya lapangan pekerjaan dengan urpa rendah tidak menentu.
Kecil pendapatan migran dari desa yang bekerja di kota dan tingginya biaya hidup di kota,
tidaklah mungkin bagi merka untuk betempat bersama keluarganya di kota. Hal ini yang
menyebabkan menjadi pengalaju.
Sumber: Buku Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang Endarto.

Anda mungkin juga menyukai