PEMBELAJARAN
MODUL
PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN
PENANGGULANGANNYA
Anif Sukmawati
P E N D A H U L U A N
Dalam pembahasan modul ini Anda akan diajak untuk memahami dasar teoritis
tentang permasalahan kependudukan dan penanggulangannya. Setelah mempelajari modul
ini, Anda diharapkan dapat mendeksripsikan secara singkat tentang permasalahan
kependudukan dan upaya penanggulangannya. Selain itu, Anda juga diharapkan dapat
menyajikan data kependudukan dalam bentuk tabel, peta, dan grafik.
Di bawah ini dijelaskan secara sinkat kelengkapan modul ini, sebagai berikut:
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
B. KOMPETENSI DASAR
1.2 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya.
C. DESKRIPSI
Modul pembelajaran berbasis cetak ini Penyusun susun dengan tujuan untuk
menambah referensi materi pembelajaran IPS Terpadu (Geografi) khususnya jenjang SMP.
Untuk itu Penyusun berusaha menyusun modul pembelajaran berbasis cetak ini dengan
menggunakan bahasa logika yang mudah dimengerti oleh siswa dan langkah-langkah yang
lebih praktis tetapi dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah berfikir logis.
Adapun langkah-langkah Penyusun dalam menyusun materi pembelajaran sebagai
berikut :
a. Pengertian
b. Pemahaman konsep
c. Latihan atau tugas
d. Tes uji kompetensi
e. Rangkuman materi
D. WAKTU
Alokasi waktu bab Permasalahan Kependudukan Indonesia dan Upaya
Penanggulangannya ini adalah 4 kali pertemuan yaitu 2 jam pelajaran ( 1 jam pelajaran yaitu
45 menit) = 4 x 90 menit.
E. PRASYARAT
Agar dapat memahami dan mengerti tentang pembahasan modul ini, terlebih dulu
syaratnya siswa sudah belajar dan lulus pada materi permasalahan sosial akibat pertumbuhan
penduduk terlebih dahulu.
2. Tujuan Pembelajaran
Agar siswa mengetahui apa yang hendak dicapai setelah mempelajari modul ini.
6. Rangkuman
Berisi materi yang diringkas, namun tidak mengurangi esensi dari materi yang sudah
dijelaskan pada kegiatan pembelajaran (bab). Disusun untuk memudahkan siswa
memahami kembali materi yang sudah dibahas dalam bentuk yang singkat namun jelas.
G. TUJUAN AKHIR
Secara khusus setelah mempelajari keseluruhan materi dan menyelesaikan latihan
pada buku kerja, anda diharapkan dapat:
H. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu memahami materi kelas VIII semester Ganjil khususnya kompetensi
dasar 1.2 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya, yaitu
:
1. Pertumbuhan penduduk
2. Kepadatan Penduduk
3. Komposisi Penduduk
4. Perhitungan Sex Ratio, Usia Harapan Hidup dan Beban Kertegantungan
5. Ledakan Penduduk dan Upaya Penanggulangannya
6. Migrasi dan Dampaknya
7. Permasalahan kependudukan dan Penyajian data kependudukan dalam bentuk
peta, tabel, dan grafik.
Tinjauan Mata Pelajaran
Mata Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) memiliki bobot 2 jam pelajaran. Mata
Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) akan membekali anda dengan pengetahuan tentang
tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam
dan kehidupan umat manusia dan variasi wilayahnya. Dalam hal ini khususnya mengkaji
tentang kehidupan antar umat manusia (antroposfer) yaitu aspek kependudukan,
permasalahan, dan penanggulangannya.
Setelah menyelesaikan materi ini, Anda diharapkan menguasai dan mampu untuk
memahami perkembangan jumlah penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk (mortalitas dan fertilitas), membandingkan tingkat kepadatan
penduduk tiap provinsi dan pulau, kondisi penduduk berdasarkan piramidanya, menghitung
sex ratio, usia harapan hidup dan beban ketergantungan, ledakan penduduk, dampak positif
-negatif migrasi dan penanggulangannya, mengidentifikasi permasalahan kependudukan di
Indonesia, dan menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, dan grafik.
Pertumbuhan Penduduk
BKKBN Pusat mencatat tahun 2011 lalu jumlah penduduk Indonesia mencapai
241 juta jiwa. Akhir tahun 2012 mendatang diperkirakan akan mencapai 245 juta jiwa.
Deputi Advokasi, Penggerakan dan Informasi pada BKKBN, Hardiyanto, Rabu (22/2/12)
menyebutkan bahwa per Desember 2011 lalu, jumlah penduduk di Indonesia sudah sebanyak
241 juta jiwa. Jumlah tersebut naik 3 persen dibandingkan tahun 2010.
Menurutnya, saat ini, laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,5 persen
pertahun atau bertambah sekitar 3,5 juta jiwa. Jika diakumulasikan, maka hingga akhir tahun
2012 mendatang, jumlah penduduk Indonesia di perkirakan akan mencapai 245 juta jiwa.
"Program KB (Keluarga Berencana-Red) merupakan program penting untuk dapat menekan
kenaikan jumlah atau angka penduduk di Indonesia. Karena pertumbuhan penduduk di
Indonesia cukup pesat," terangnya dalam acara Raker BKKBN 2011 di Pekanbaru.
Dari wacana di atas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk
Indonesia meningkat cepat dalam kurun waktu yang singkat. Lalu apakah sebenarnya
definisi dari pertumbuhan penduduk? Baca baik-baik penjelasan berikut ini!
A. Definisi Penduduk
Keterangan:
PM = jumlah pertumbuhan penduduk migrasi
Diketahui: L =115.200
K = 50.400
I = 11.250
E = 9.750
Ditanya :PP…?
= 64.800 + 1.500
= 66.300 jiwa.
2. Faktor Demografi
Faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk suatu daerah
dibagi menjadi tiga yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan peprindahan
penduduk (mobilitas). Adapun ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Fertilitas (Kelahiran Hidup)
Fertilitas dalam ilmu demografi atau pendudukan artinya kemampuan riil
(nyata) dari seorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dengan jumlah bayi yang
dilahirkan dalam keadaan hidup. Dengan kata lain, fertilitas juga biasa diartikan sebagai
kelahiran hidup yakini angka kelahiran kasar, angka kelahiran khusus, dan sebagainya.
1) Angka Kelahiran Kasar (Crode Birth Rate)
Angka kelahiran kasar atau “Crode Birth Rate/CBR” adalah banyanyaknya
kelahiran hidup setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Angka kelahiran kasar dapat
dihitung dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
CBR : B / P x k (1000)
Keterangan:
CBR = Crude Birth Rate / Tingkat kelahiran kasar
B = Birt yaitu jumlah kelahiran hidup dalam satu tahun tertentu
P = Population yaitu jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K(1000) = Bilangan konstanta (bilangan tetap)
Contoh perhitungan rumus CBR:
Jawab:
: CBR = 33
Dari hasil perhitungan tersebut, artinya di Indonesia pada tahun 1980 setiap
1000 penduduk terdapat 33 kelahiran hidup. Ada ketentuan atau tolok ukur untuk
menentukan tinggi rendahnya angka kelahiran kasar suatu negara atau daerah, yaitu:
a) Angka kelahiran kasar tinggi, jika angka kelahiran lebih dari 30
b) Angka kelahiran sedang, jika angka kelahiran antara 20-30
c) Angka kelahiran kasar rendah, jika angka kelahiran di bawah 20
Tahun 1990 jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada suatu daerah tertentu
sebesar 1.331.492 orang. Pada tahun tersebut terdapat kelahiran hidup pada
kelompok wanita umur 15-49 sebesar 97.199 bayi hidup. Hitunglah angka-angka
kelahiran umur khusus atau ASFR pada daerah tersebut!
Jawab:
Diketahui : Bi =97.199
ASFR = 146
Jadi angka kelahiran khusus penduduk daerah tersebut adalah 146 orang
Angka kelahiran khusus atau ASFR 146 tersebut, artinya setiap 1000 penduduk
wanita berusia 15-49 tahun di daerah tersebut pada tahun 1990 terdapat 146 kelahiran bayi
hidup.
Daerah “B” pada tahun 2005 jumlah penduduknya pda pertengahan tahun
mencapai jumlah 77.020.000 jiwa. Dalam kurun waktu satu tahun tersebut,
terdapat kematian penduduk sejumlah 1.093.170 jiwa. Berapa angka kematian
kasar penduduk pada daerah “B” tersebut?
Adapun contoh perhitungan CDR dapat kalian lihat sebagai berikut:
Jawab:
Diketahui: D = 1.093.170
Pm = 77.020.000
Jawab :
CDR = D/Pm x k
= 14,19
Jadi, angka kematian kasar penduduk daerah “B” adalah 14,19 jiwa, artinya
pada tahun 2005 di daerah “B” setiap 1000 penduduk terdapat 14 jiwa yang mati. Angka
kematian penduduk kasar sebesar 14,19 termasuk sedang. Hal tersebut berdasarkan
ketentuan tinggi rendahnya angka kematian penduduk sebagai berikut:
a) Golongan tinggi, jika angka kematian lebih dari 20
b) Golongan sedang, jika angka kematian antara 10-20
c) Golongan rendah, jika angka kematian bawah 10
ASDR = Di /Pi x K
Keterangan : ASDRi = Age Specific Detah Rate (tingkat kematian
kelompok umur tertentu)
Di = Death I (jumlah kematian pada kelompok umur
tertentu)
Pi = Jumlah penduduk kelompok umur tertentu “i”
pada pertengahan tahun
K = Bilangan kosntanta (1000)
Daerah “P” pada pertengahan tahun 2005 jumlah penduduk untuk kelompok
umur 0-4 tahun sebanyak 135.504.560 . Pada tahun tersebut jumlah kematian
penduduk kelompok umur (0-4 tahun) sebanyak 631.004 jiwa. Hitunglah
angka kematian khusus atau ASDR pada daerah “P” tersebut.
Jawab:
Diketahui : Di =631.004
Pi = 13.504.560
ASDR0-4 = 46,72
Jadi, pada tahun 2005 setiap 1000penduduk usia 0-4 tahun di daerah “P” terdapat
kematian penduduk usia yang sama (0-4 tahun) sebesar 46,72 atau 47 jiwa. Angka kematian
khusus terutama untuk angka kematian bayi atau anak-anak mencerminkan tingkat
kesehatan penduduk suatu daerah.
Seperti halnya angka kelahiran, angka kematian atau mortalitas juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian. Faktor tersebut dibedakan menjadi
dua yaitu faktor yang mendorong kematian ( pro-mortalitas) dan faktor yang menghambat
kematian (anti-fertilitas). Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kematian (faktor pro-
mortalitas) antara lain sebagai berikut:
a) Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, seperti kurangnya fasilitas rumah sakit,
kurangnya tenaga medis (dokter, perawat, bidan, dan lain-lain), serta kekurangan
peralatan kesehatan, dan sebagainya.
b) Keadaan gizi makanan yang rendah atau kurang memenuhi syarat.
c) Sering terjadinya bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan lain-lain).
d) Adanya peperangan antar suku bangsa atau antar negara, misalnya kerusuhan di Irian
Jaya (Papua) antara penduduk lokal dan pendatang (pegawai asing Freeport)
e) Lingkungan kotor yang kumuh, kotor, tidak sehat, dan faktor yang lainnya.
Sedangkan, beberapa faktor yang dapat mencegah terjadinya kematian atau
menghambat kematian antara lain sebagai berikut:
a) Fasilitas kesehatan yang memadai, seperti banyak dijumpai rumah sakit atau
PUSKESMAS, tersedia tenaga medis yang mencukupi, tersedia obat-obatan, dan lain-
lain.
b) Lingkungan yang bersih dan sehat, bebas dari berbagai bakteri dan kuman penyakit.
c) Suasana politik yang aman, damai, rukun, sehingga tidak terjadi perang antarsuku.
d) Daerahnya stabil, tidak pernah terjadi bencana alam, seperti: banjir, tanah longsor,
gempa bumi, konflik sosial, dan lain sebagainya.
c. Mobilitas
Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk secara demografi selain
fertilitas dan mortalitas adalah mobilitas penduduk. Mobilitas berasal dari kata dasar
“mobil” yanga artinya bergerak. Jadi, mobilitas penduduk artinya gerakan penduduk.
Gerakan penduduk yang dimaksud adalah perpindahan penduduk. Proses gerakan atau
perpindahan penduduk terjadi dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu
tertentu.
Sebenarnya pengertian mobilitas penduduk ada dua macam sebagai berikut:
a) Mobilitas Vertikal disebut sebagai perubahan status sosial.
Yaitu perubahan status atau kedudukan ocial seseorang atau pekerjaan dalam
masyarakat.
b) Mobilitas horizontal yaitu gerakan penduduk melintasi batas wilayah ke wilayah lain.
Jenis mobilitas yang berpengaruh terhadap dinamika penduduk adalah mobilitas
horizontal. Mobilitas dalam dinamika penduduk bersifat mengurangi jumlah penduduk
bagi daerah yang ditinggalkan dan menambah jumlah penduduk yang didatangi.
LATIHAN I
Tujuan : Siswa mampu mencari data kematian penduduk di desa atau kelurahan
dimana siswa tinggal serta menghitung angka kematian kasarnya (CDR)
Petunjuk pengerjaan:
1. Bacalah terlebih dahulu materi mengenai fertilitas, mortalitas, dan mobilitas yang
sudah tercantum di buku kalian berikut dengan cara perhitungannya.
2. Pergilah ke kantor kelurahan/ balai desa di tempat tinggal kalian masing-masing
untuk meminta izin mencatat data tentang kematian dan kelahiran penduduk.
3. Setelah mendapatkan data kematian dan kelahiran, hitunglah angka kelahiran
kasar (CBR) dan angka kematian kasar (CDR) .
4. Buatlah laporan hasil perhitungan kalian dalam bentuk tabel seperti pada contoh
yang diberikan.
5. Presentasikan hasil pekerjaan kalian dari mulai proses memperoleh data, proses
perhitungan, hingga Penyusunan hasil.
6. Perhatikan contoh perhitungan dibawah ini!
Contoh 1:
Diketahui: Jumlah penduduk Desa Sukamakmur pada pertengahan tahun 2012 adalah
567 wa. Sedangkan, data mengenai bayi lahir hidup serta usia wanita yang
melahirkan dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1. 1 Data Bayi Lahir dan Usia Wanita yang Melahirkannya di Desa
Sukamakmur Tahun 2012
Ditanya: CBR………?
Jadi, angka kelahiran kasar di desa saya (Desa Sukmakmur) adalah setiap 1000
penduduk terdapat 18 kelahiran bayi hidup.
Contoh 2
Diketahui: Jumlah penduduk Desa Sukamaju pada pertengahan tahun 2012
adalah 481 jiwa. Sedangkan, data penduduk yang meninggal dunia berdasarkan
umur dapat ilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Data Penduduk Meninggal serta
Umurnya di Desa Sukamaju Tahun 2012
Ditanya: CDR………?
Jawab : CDR = D/ Pm X k (1000)
CBR = jumlah kematian tahun tertentu / jumlah populaasi X k (1000)
= 13/ 481
= 27,02 (dibulatkan ) = 27
Jadi, angka kematian kasar di desa saya (Desa Sukmaju) adalah setiap 1000
penduduk terdapat 27 jiwa yang mati pada tahun 2012.
Formatif 1
Rangkuman
Penduduk adalah sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk suatu
daerah, wilayah, atau negara karena faktor-faktor tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pendudukan dapat dikelompokkan
menjadi pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk campuran.
Pertumbuhan penduduk alami dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian saja.
Pertumbuhan penduduk total dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian serta
migrasi masuk dan migrasi keluar.
Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor demografi.
Faktor sosial meliputi tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, tradisi masyarakat
tertentu, dan adanya program kependudukan.
Faktor demografi meliputi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan
pertumbuhan penduduk (mobilitas).
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
Kepadatan Penduduk
Contoh Soal:
Daerah “A” pada tahun 2007, jumlah penduduk yang bermatapencaharian sebagai
petani sebanyak 375.000 jiwa, sedangkan luas lahan pertanian di daerah tersebut
kira-kira 556 km2 .Berapakah kepadatan penduduk agraris daerah tersebut?
KPA = 375.000
5560
= 67,44 km2 = 67 km2 (dibulatkan)
Jadi kepadatan penduduk agraris di daerah A adalah 67 km2 (hasil pembulatan) yang
artinya setiap 1 km2 lahan pertanian terdapat 67 petani. Kepadatan penduduk agraris di
daerah perdesaan jauh lebih besar dibandingkan dengan kepadatan penduduk agraris di
daerah perkotaan. Sebab luas daerah pertanian di desa jauh lebih besar dibandingkan dengan
di daerah perkotaan.
b) Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis ini hampir sama dengan kepadatan penduduk
agraris, sebab pembagiannya sama yaitu luas daerah pertanian. Perbedaanya dengan kepadatan
agraris yaitu jumlah penduduk yang dihitung seluruh di daerah tersebut, tidak hanya yang
bermata pencaharian sebagai petani saja. Jadi, kepadatan penduduk fisiologis adalah
perbandingan jumlah penduduk dengan luas tanah atau lahan pertanian. Untuk menghitung
kepadatan penduduk fisiologis menggunakan rumus sebagai berikut:
Daerah “B” pada tahun 2007, jumlah penduduk nya sebanyak 119. 232.000 jiwa,
sedangkan luas lahan pertanian di daerah tersebut kira-kira 163.940 km2
.Berapakah kepadatan penduduk fisiologis daerah tersebut?
Pada tahun 2007 jumlah penduduk pulau C adalah 42.665.000 jiwa, sedangkan
luas pulau C tersebut mencapai 473. 606 km2. Hitunglah kepadatan penduduk
artimatik pulau C tersebut!
KPa = 42.665.000
473.606
= 90,08/ km2 = 90/km2 (dibulatkan)
Jadi, kepadatan aritmatik pulau C pada tahun 2007 adalah 90/km 2 artinya di Pulau C
pada tahun 2007 setiap 1 km2 terdapat penduduk sebanyak 90 jiwa.
Perlu diketahui bahwa dari ketiga rumus perhitungan kepadatan penduduk diatas,
kepadatan penduduk aritmatik yang seringkali dijadikan patokan dalam menghitung
kepadatan penduduk secara umum di suatu daerah.
Dari data pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa provinsi di Indonesia yang
memiliki kepadatan penduduk yang paling padat adalah DKI Jakarta yaitu 12.592/ km ,
sedangkan provinsi yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Papua yaitu 6/
km2. Data ini hamper sama dengan data pada sensus tahun 1980,1990, dan 2000, dimana DKI
Jakarta menduduki peringkat tertinggi sebagai provinsi yang paling padat penduduknya.
Sedangkan, Irian Jaya atau Papua merupakan provinsi dengan jumlah penduduk yang paling
kecil.
Kepadatan di DKI Jakarta menjadi sangat tinggi dikarenakan banyaknya jumlah
penduduk yang melakukan migrasi ke ibu kota negara tersebut. Sedangkan, kepadatan
penduduk paling tinggi di wilayah Indonesia bagian tengah yaitu Pulau Bali. Sementara
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur kepadatan penduduknya dapat dikatakan rendah.
Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kepadatan penduduk Indonesia
menempati urutan kelima walaupun dari segi jumlah penduduk Indonesia merupakan negara
dengan jumlah penduduk terbesar diantara negara-negara si kawasan ASEAN. Kepadatan
penduduk tertinggi di ASEAN ditempati oleh Singapura, sedangkan yang terendah adalah
Laos. Perhatikan tabel kepadatan penduduk negara-negara ASEAN berikut ini:
Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk Negara-Negara ASEAN
SOAL LATIHAN
1. Luas Pulau Z adalah 8630 km2 , sedangkan luas daerah pertaniannya adalah 4000 km2 .
Jumlah penduduk pada pulau Z tersebut adalah 65.980 jiwa. Hitunglah kepadatan fisiologis
dari Pulau Z tersebut!
2. Jawaban : c. aritmatik
Rumus kepadatan aritmatik disebut juga rumus kepadatan penduduk kasar
yang seringkali digunakan untuk menghitung kepadatan penduduk si suatu
daerah.
6. Jawaban: d. 74
Kepadatan penduduk aritmatik = jumlah penduduk di suatu wilayah/ luas
wilayah. Dengan demikian, 63.654 jiwa dibagi dengan 863 km2 yaitu 74/
km2
Kegiatan Belajar 3
Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tersebut, kalian
dapat membuat atau menggambar piramida penduduk. Piramida penduduk adalah grafik
yang disusun berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Apabila tabel diatas dibuat piramida penduduknya, maka akan terlihat bentuk
piramida penduduk sebagai berikut ini:
Grafik 1 Piramida Penduduk Indonesia Tahun 1990
Membahas mengenai piramida penduduk, berdasarkan bentuknya piramida penduduk
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia
dewasa. Disebut juga sebagai piramida penduduk muda (ekspansif). Di waktu yang akan
datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami
pertumbuhan.
Tabel 3.5 Presentase Penduduk Kota dan Desa dari Berbagai Negara di Dunia Tahun
2006
Negara Penduduk Kota (%) Penduduk Desa (%)
Singapura 100 0
Malasyia 62 58
Indonesia 42 58
Laos 19 81
Vietnam 26 74
Cina 37 63
Jepang 79 21
Belanda 65 35
Sumber: World Population Data Sheet, 2006
Tabel 3.6 Komposisi Penduduk Menurut Lapangan kerja dan Tempat Tinggal Tahun
2004
Petunjuk Pengerjaan:
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b,c, atau d di depan jawaban yang tepat!
1. Jika kalian membuat piramida, langkah pertama yang kalian lakukan adalah ..
a. Membuat garis vertikal
b. Membuat garis horizontal
c. Membuat balok-balok kelompok umur
d. Menyusun balok kelompok umur
2. Piramida penduduk muda atau ekspansif berbentuk gambar…
a. Sarang lebah
b. Batu nisan
c. Limas
d. Batu makam
3. Sampai saat ini, pulau di wilayah Indonesia yang paling padat penduduknya adalah ….
a. Pulau sumatera
b. Pulau Jawa
c. Pulau Flores
d. Pulau Sumbawa
4. Bagian puncak piramida menunjukkan kelompok penduduk yang berusia...
a. Muda
b. Anak-anak
c. Tua
d. Menengah
5. Jika penduduk suatu negara sebagian besar terdiri atas orang dewasa dan orang tua, akan
membentuk piramida ….
a. Ekspansif
b. Stationer
c. Tetap
d. Konstruktif
6. Keadaan penduduk Indonesia secara umum jika dibuat piramida, akan berbentuk
piramida penduduk …..
a. Tua
b. Muda’
c. Tetap
d. Konstruktif
7. Data untuk membuat piramida penduduk adalah data komposisi penduduk menurut …
a. Umur dan tempat tinggal
b. Umur dan jenis kelamin
c. Pendidikan dan jenis kelamin
d. Agama dan mata pencaharian
8. Jenis kepadatan penduduk yang umum digunakan yaitu kepadatan penduduk ….
a. Agraris
b. Fisiologis
c. Aritmatika
d. Ekonomi
9. Komposisi penduduk berguna untuk …
a. Data bagi pemerintah
b. Perencanaan pembangunan
c. Perencanaan pendidikan
d. Sensus penduduk
10. Piramida penduduk berbentuk batu nisan menunjukkan bahwa…
a. Jumlah kelahiran sebanding dengan kematian
b. Jumlah kelahiran sama dengan kematian
c. Jumlah kelahiran lebih besar dari kematian
d. Jumlah kelahiran lebih kecil dari kematian
RANGKUMAN
Contoh Soal:
Berdasarkan hasil sensus penduduk di Indonesia tahun 1990, jumlah penduduk
Indonesia sebesar 179.247.783 jiwa .Terdiri dari 89.375.667 jiwa penduduk laki-
laki serta jumlah penduduk perempuan sebesar 89.872.106 jiwa. Hitunglah
besarnya ratio jenis kelamin atau sex rationya!
Diketahui : L = 89.375.667
P = 89.872.106 jiwa
Ditanya : Sex Ratio (RJK)…?
Jawab : RJK = 89. 375.667 / 89.872.106 X 100 = 99,44 dibulatkan menjadi 99
Jadi rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 1990 adalah 99 yang artinya di
Indonesia pada tahun 1990 setiap 100 penduduk wanita terdapat 99 penduduk laki-laki.
Selain itu, ada pula rumus menghitung sex ratio pada kelompok umur tertentu, sebagai
berikut:
Angka usia harapan hidup dari berbagai daerah ataupun dalam suatu negara ditulis
dalam suatu daftar yang disebut sebagai indeks harapan hidup. Usia harapan hidup disuatu
negara atau daerah sangat ditentukan oleh besarya jumlah kematian bayi. Bila jumlah
kematian bayi sedikit maka usia harapan hidupnya tinggi dan sebaliknya. Usia harapan hidup
dalam suatu negara dapat berubah dari tahun ke tahun dikarenakan perbaikan sarana
kesehatan. Hal ini terutama terjadi pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia, India,
Vietnam, dan lain-lain.
Tujuan untuk mengetahui angka harapan hidup umur tertentu pada suatu negara
atau daerah untuk mengetahui kemakmuran penduduk. Semakin tinggi angka harapan hidup
maka semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan begitu sebaliknya. Contoh
pembacaan angka harapan hidup sebagai berikut:
*e0 = 56 tahun artinya rata-rata seseorang yang telah berusia 0 tahun atau sejak lahir
diharapkan dapat hidup selama 56 tahun lagi atau dia akan meninggal 56 tahun lagi.
*e5 = 64 tahun artinya seseorang yang telah berusia 5 tahun diharapkan akan
hidup lagi hingga 64 tahun yang akan datang, atau diperkirakan ia akan meninggal pada usia
64 tahun + 5 tahun yaitu pada usia 69 tahun .
Cara untuk menentukan angka usia harapan hidup adalah dengan menjumlahkan dan
merata-ratakan semua umur dari seluruh kematian pada waktu tertentu. Secara sederhana
dapat diambil satu contoh sebagai berikut:
Contoh Soal:
Pada tahun 2001 di suatu daerah Y terdapat sebanyak 90 orang yang meninggal dunia. Umur
masing-masing yang meninggal tersebut tentu berbeda-beda, mungkin ada yang 1 tahun, 50
tahun, bahkan mencapai 90 tahun.Masing-masing umur penduduk yang meninggal tersebut
kemudian dijumlahkan, sehingga menghasilkan angka sejumlah 5310 tahun. Berarti angka
usia harapan hidup dapat dihitung menggunakan rumus : Jumlah semua umur penduduk yang
meninggal
Jumlah penduduk yang meninggal
: 5310 /90 = 59 tahun.
Demikian angka usia harapan hidup di suatu daerah Y pada tahun 2001 adalah 59 tahun,
sehingga diharapkan penduduk dapat hidup sampai usia 59 tahun atau meninggal pada usia
59 tahun.
3. Beban Ketergantungan
Manusia memerlukan kebutuhan untuk hidup, baik berupa kebutuhan pangan maupun
kebutuhan yang lainnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus
bekerja dan berusaha. Tidak semua orang dapat bekerja. Faktor penyebab seseorang tidak
bekerja salah satunya dikarenakan usia yang masih muda atau terlalu tua. Kemampuan
penduduk usia muda sangat terbatas karena belum memiliki pengalaman kerja serta
berkonsetrasi dengan urusan pendidikan. Sedangkan penduduk usia tua yang terlampau
ringkih juga sudah dapat produktif lagi. Penduduk usia muda dan lanjut usia tersebut
nantinya akn menjadi beban tanggung jawab bagi yang akan mencari kerja.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) yaitu angka perbandingan yang menunjukkan
besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif (15 – 64 tahun) selain
menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia
muda (0 – 14 tahun) dan golongan tua (65 tahun ke atas).
Setelah kalian tahu dan memahami rumus tersebut, sekarang perhatikan contoh cara
perhitungannya berikut ini. Perhatikan setiap langkah perhitungan dengan seksama.
Contoh Soal:
Pada tahun 1971 jumlah penduduk Indonesia untuk tiga kelompok umur sebagai
berikut:
a. Kelompok umur penduduk usia 0-14 tahun sebesar 52.454.000 (44%)
b. Kelompok umur penduduk usia 15-64 tahun sebesar 63.180.000 (3%)
c. Kelompok penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 3.576.000 (51%)
Hitunglah rasio dan beban tanggungan penduduk Indonesia tahun 1971 tersebut!
Jawab :
Diketahui : P 0-14 = 52.454.000
P 65 = 3.576.000
P 14-65 = 63.180.000
Ditanya : RBT …………..?
Jawab : RBT = Penduduk 0-14 tahun + Penduduk Usia 65+ X 100
Penduduk usia 15-64 tahun
Sumber:
http://pasardana.com/tag/italia/
LATIHAN 4
Tujuan : Siswa mampu membuat piramida penduduk dari data kependudukan yang
disediakan.
Metode : Praktik
Petunjuk pengerjaan:
1. Cermati rumus perhitungan Angka Beban Ketergantungan RBT dan Rasio Jenis
Kelamin.
2. Kerjakan soal-soal latihan yang tersedia dengan memperhatikan contoh cara pengerjaan
yang sudah dipaparkan.
3. Kerjakan dalam buku tugasmu serta presentasikan di depan kelas!
Soal :
1. Pada tahun 2012 jumlah penduduk suatu pulau R untuk tiga kelompok umur sebagai
berikut:
a.Kelompok umur penduduk usia 0-14 tahun sebesar 576.760
b. Kelompok umur penduduk usia 15-64 tahun sebesar 987.6543
c.Kelompok penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 1.005.643
Hitunglah rasio dan beban tanggungan penduduk Pulau R tersebut!
2. Berdasarkan hasil sensus penduduk di Pulau T pada tahun 2012 , jumlah penduduk
Indonesia sebesar 179.247.783 jiwa .Terdiri dari 98.766.543 jiwa penduduk laki-laki
serta jumlah penduduk perempuan sebesar 97.966.987 jiwa. Hitunglah besarnya ratio
jenis kelamin atau sex rationya!
Tes Formatif 4
Pentujuk Pengerjaan:
Berilat tanda (x) pada pilihan a,b,c, ata d di depan jawaban yang anda anggap paling
tepat!
RINGKASAN
Sex ratio atau jenis kelamin adalah angka perbandingan yang menunjukkan jumlah
laki-laki dari setiap 100 orang perempuan yang terdapat dalam suatu wilayah pada
waktu tertentu. Dari angka rasio jenis kelamin dapat diketahui angka perbandingan
jumlah laki-laki dan perempuan di suatu wilayah.
Angka harapan hidup adalah rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani
seseorang yang mencapai umur tertentu “x”, dalam situasi mortalitas yang berlaku
di lingkungannya.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) yaitu angka perbandingan yang
menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif
(15 – 64 tahun) selain menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung
kebutuhan hidup golongan usia muda (0 – 14 tahun) dan golongan tua (65 tahun ke
atas).
Kunci Jawaban Tes Formatif 4
1. A 6. A
2. B 7. B
3. C 8. C
4. B 9. B
5.D 10. D