Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN BUTON

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 18 BUTON
Alamat : Jl. Lakasombu, Kel. Kombeli, Kec. Pasarwajo, Kab. Buton

MODUL AJAR
A. IDENTITAS MODUL AJAR

INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
: LUTHFIANA SARI, S.Pd Alokasi Waktu : 40*2JP
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 18 Buton Tahun Penyusunan : 2024
Kelas / Semester : VIII/Genap Fase : D
Mata Pelajaran : IPS Mata Pelajaran : IPS
B. KOMPONEN UTAMA
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada fese ini, peserta didik mampu:
• Memahami dan memiliki kesadaran akan keberadaan diri serta mampu berinteraksi dengan
lingkungan terdekatnya. Ia mampu menganalisis hubungan antara kondisi geografis daerah
dengan karakteristik masyarakat dan memahami potensi sumber daya alam serta kaitannya
dengan mitigasi kebencanaan. Ia juga mampu menganalisis hubungan antara keragaman kondisi
geografis nusantara terhadap pembentukan kemajemukan budaya. Ia mampu memahami
bagaimana masyarakat saling berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia mampu
menganalisis peran pemerintah dan masyarakat dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Peserta didik juga mampu memahami dan memiliki kesadaran terhadap perubahan sosial yang
sedang terjadi di era kontemporer. Ia dapat menganalisis perkembangan ekonomi di era digital.
Peserta didik memahami tantangan pembangunan dan potensi Indonesia menjadi negara maju. Ia
menyadari perannya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan dunia di tengah isu-isu
regional dan global yang sedang terjadi dan ikut memberikan kontribusi yang positif. Peserta didik
mampu memahami dan menerapkan materi pembelajaran melalui pendekatan keterampilan
proses dalam belajarnya, yaitu mengamati, menanya dengan rumus 5W 1H. Kemudian mampu
memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan. Peserta
didik juga mampu mengumpulkan informasi melalui studi pustaka, studi dokumen, lapangan,
wawancara, observasi, kuesioner, dan teknik pengumpulan informasi lainnya. Merencanakan dan
mengembangkan penyelidikan. Peserta didik mengorganisasikan informasi dengan memilih,
mengolah dan menganalisis informasi yang diperoleh. Proses analisis informasi dilakukan dengan
cara verifikasi, interpretasi, dan triangulasi informasi. Peserta didik menarik kesimpulan,
menjawab, mengukur dan mendeskripsikan serta menjelaskan permasalahan yang ada dengan
memenuhi prosedur dan tahapan yang ditetapkan. Peserta didik mengungkapkan seluruh hasil
tahapan di atas secara lisan dan tulisan dalam bentuk media digital dan non-digital. Peserta didik
lalu mengomunikasikan hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk
presentasi digital dan atau non digital, dan sebagainya. Selain itu peserta didik mampu
mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui dan diharapkan dapat merencanakan proyek
lanjutan dengan melibatkan lintas mata pelajaran secara kolaboratif.

ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN

ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN


Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami dan memiliki kesadaran
akan keberadaan diri serta mampu berinteraksi dengan lingkungan
terdekatnya. Ia mampu menganalisis hubungan antara kondisi geografis
daerah dengan karakteristik masyarakat dan memahami potensi sumber daya
alam serta kaitannya dengan mitigasi kebencanaan. Ia juga mampu
menganalisis hubungan antara keragaman kondisi geografis nusantara
Pemahaman Konsep
terhadap pembentukan kemajemukan budaya. Ia mampu memahami
bagaimana masyarakat saling berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Ia mampu menganalisis peran pemerintah dan masyarakat dalam
mendorong pertumbuhan perekonomian. Peserta didik juga mampu
memahami dan memiliki kesadaran terhadap perubahan sosial yang sedang
terjadi di era kontemporer. Ia dapat menganalisis perkembangan ekonomi di
ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN
era digital. Peserta didik memahami tantangan pembangunan dan potensi
Indonesia menjadi negara maju. Ia menyadari perannya sebagai bagian dari
masyarakat Indonesia dan dunia di tengah isu-isu regional dan global yang
sedang terjadi dan ikut memberikan kontribusi yang positif.
Pada akhir fase ini, Peserta didik mampu memahami dan menerapkan materi
pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses dalam belajarnya,
yaitu mengamati, menanya dengan rumus 5W 1H. Kemudian mampu
memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan jawaban-jawaban yang
ditemukan. Peserta didik juga mampu mengumpulkan informasi melalui studi
pustaka, studi dokumen, lapangan, wawancara, observasi, kuesioner, dan
teknik pengumpulan informasi lainnya. merencanakan dan mengembangkan
penyelidikan. Peserta didik mengorganisasikan informasi dengan memilih,
mengolah dan menganalisis informasi yang diperoleh. Proses analisis
informasi dilakukan dengan cara verifikasi, interpretasi, dan triangulasi
Keterampilan Proses
informasi. Peserta didik menarik kesimpulan, menjawab, mengukur dan
mendeskripsikan serta menjelaskan permasalahan yang ada dengan
memenuhi prosedur dan tahapan yang ditetapkan. Peserta didik
mengungkapkan seluruh hasil tahapan di atas secara lisan dan tulisan dalam
bentuk media digital dan non-digital. Peserta didik lalu mengomunikasikan
hasil temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan dalam bentuk
presentasi digital dan atau non digital, dan sebagainya. Selain itu peserta didik
mampu mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilalui dan diharapkan
dapat merencanakan proyek lanjutan dengan melibatkan lintas mata pelajaran
secara kolaboratif.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Indikator Ketercapaian Tujuan Materi Pembelajaran


No Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran (IKTP) / Topik / Subtopik
3.1 Peserta didik mampu Mendeskripsikan hubungan Nasionalisme dan Jati
Mendeskripsikan hubungan kondisi kondisi geografis dengan Diri Bangsa
geografis dengan kedatangan kedatangan kolonialisme dan
kolonialisme dan imperialisme di imperialisme di Indonesia.
Indonesia.
3.2 Menganalisis pengaruh kolonialisme Menganalisis pengaruh
dan imperialisme di Indonesia. kolonialisme dan imperialisme di
Indonesia.
1 3.3 Peserta didik mampu Menjelaskan Menjelaskan proses bangsa
proses bangsa Indonesia Indonesia memperjuangkan ke
memperjuangkan ke merdekaan. merdekaan.
3.4 Peserta didik mampu Menganalisis Menganalisis upaya pemerataan
upaya pemerataan pembangunan pembangunan ekonomi di
ekonomi di Indonesia. Indonesia.
3.5 Peserta didik mampu Merancang Merancang aktivitas penyelesaian
aktivitas penyelesaian konflik dan konflik dan upaya meningkatkan
upaya meningkatkan integrasi sosial. integrasi sosial.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
• Peserta didik mampu mendeskripsikan hubungan kondisi geografis dengan kedatangan
kolonialisme dan imperialisme di Indonesia
• Peserta didik mampu enganalisis pengaruh kolonialisme dan imperialisme di Indonesia
• Peserta didik mampu menjelaskan proses bangsa Indonesia memperjuangkan ke merdekaan
• Peserta didik mampu menganalisis upaya pemerataan pembangunan ekonomi di Indonesia
• Peserta didik mampu merancang aktivitas penyelesaian konflik dan upaya meningkatkan
integrasi sosial. (materi observasi)

PROFIL PELAJAR PANCASILA TARGET PESERTA DIDIK


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak
Maha Esa ada kesulitan dalam mencerna dan
2. Bergotong royong memahami materi ajar.
MATERI PEMBELAJARAN

I. PEMAHAMAN BERMAKNA
• Mendeskripsikan penjelajahan samudra, kolonialisme, dan imperialisme di indonesia yang terdiri
dari kondisi geografis dan penjelajahan samudra, kehidupan masa kolonialisme dan
imperialisme, perubahan masyarakat akibat kolonialisme dan imperialisme.
• Mendeskripsikan pergerakan kebangsaan menuju kemerdekaan yang terdiri dari proses
pergerakan kemerdekaan dan kemerdekaan indonesia.
• Mendeskripsikan pemerataan pembangunan yang terdiri dari kondisi geografis dan pemerataan
ekonomi, lembaga keuangan untuk kesejahteraan rakyat dan manfaat lembaga keuangan.
• Mendeskripsikan konflik dan integrasi yang terdiri dari terjadinya konflik sosial, dampak
dan penanganan konflik sosial dan integrasi sosial. (materi observasi)

II. PERTANYAAN PEMANTIK


• Bagaimana pengaruh letak geografis Indonesia terhadap penjelajahan samudra?
• Mengapa bangsa Barat memilih negara Indonesia sebagai negara jajahan?
• Bagaimana pengaruh adanya kolonialisme Belanda di Indonesia?
• Bagaimana pengaruh pendudukan Jepang di Indonesia?
• Bagaimana upaya pemerataan pembangunan setelah kemerdekaan Indonesia?
• Bagaimana hubungan konflik sosial dengan integrasi sosial? (materi observasi)
Apakah kalian pernah mendengar kata konflik?
Pernahkah kalian terlibat dalam konflik?

METODE PEMBELAJARAN
Jigsaw, Problem Based Learning (PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi

MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


1. Gawai/Tablet 4. Buku Teks 7. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 8. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 9. Referensi lain yang relevan
LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-16
Pendahuluan (10 Menit)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memperhatikan kesiapan peserta didik,
memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, kerapihan posisi, dan tempat duduk peserta didik.
2. Mengatur posisi duduk peserta didik dan mengondisikan kelas agar proses pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
3. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
4. Guru mempersiapan segala peralatan yang akan digunakan pembelajaran
5. Guru melakukan apersepsi dapat mengajak peserta didik mengingat objek-objek mengesankan yang
pernah mereka lihat dan dan menanyakan hal-hal penting yang mereka ingat dari objek yang
menarik.

Kegiatan 1. Menyampaikan Proses Model Belajar:


Inti Di dalam Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman peserta didik
(60 Menit) dalam proses pembelajaran dan bagaimana tata laksana model pembelajaran
dengan materi konflik dan integrasi, sehigga perlu kemampuan penyelesaian
masalah.
2. Menyajikan Informasi
Guru menjelaskan petunjuk pembelajaran dan lembar aktivitas peserta didik
terkait konflik sosial.
3. Membagi siswa ke dalam kelompok belajar
- Guru membagi kelompok belajar dan memberikan setiap anggota tanggung
jawab berupa pemahaman materi ajar.
- Terdapat 2 tim (tim ahli dan tim asal).
- Ketua kelompok sebagai tim ahli melihat video di depan kelas.
- Tim asal diberikan kesempatan unutk membaca buku materi/booklet
4. Mengorganisasikan Jalannya diskusi
Setelah melihat video,. Tim ahli menjelaskan apa materi yang ia peroleh kepada tim
asal. Guru memberikan kesempatan diskusi dilakukan. Peserta didik diharapkan
mampu mengembangkan kemampuan untuk mengomunikasikan pendapat dan
pandangan terhadap suatu peristiwa. Peserta didik diarahkan untuk mencari tahu
materi yang berkaitan dengan konflik sosial.
5. Evaluasi
Guru memberikan LKPD yang dikerjakan seacara berkelompok terkait untuk
mengukur hasil diskusi. Secara interaktif guru mengaitkan hasil diskusi dengan
materi penyebab konflik dan integrasi.
Bagi kelompok yang menang akan mendapatkan reward diakhir Tema.

FOKUS PERILAKU
(dalam proses diskusi guru memberikan penguatan positif terhadap perilaku
yang sesuai atau mendukung kesepakatan kelas.
• Guru memberikan pujian terhadap perilaku peserta didik yangs esuai
kesepakatan kelas.
“Sebelum kita berefleksi saya ingin memberikan pujian kepada seluruh kelas atas
kerja keras dan kedisiplinan yang telah ditunjukkan hari ini. Semua siswa telah
menunjukkan kesadaran yang luar biasa terhadap aturan kelas. Terimakasih
kerjasamanya”
• Guru memberi penguatan positif dengan beragam cara :
“Guru bisa memberikan nilai plus di absen, sertifikat/stiker kelas, atau kepada
siswa tertentu, atas perilaku positifnya”
• Guru mengakui suatu perilaku positif secara spesifik dan menjelaskan
alasanya.
Pertemuan Ke-16
Pendahuluan (10 Menit)
“terimakasih kepada (nama peserta didik) atas dedikasinya dalam menjaga
keberishan kelas. saya melihat kamu selalu emmbersihkan meja dan mengatur
buku dengan rapi setiap hari. Tindakanmu membantu menciptakan lingkungan
beljar yang nyaman dan teratur untuk kita semua.

Penutup (10 Menit)


1. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
2. Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan umpan balik refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
3 Melakukan kegiatan tindak lanjut : guru memberikan tugas individu untuk mencari arti dari setiap
kata di materi integrasi
4. Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar
dan diakhiri dengan berdoa.

Contoh Penguatan Disiplin Positif


Jenis Penguatan Positif Guru ke siswa Contoh Kalimat Positiif

1. Respon positif / Pujian guru terhadap "Wah, pekerjaanmu bagus sekali"


murid sehingga mampu membangun rasa
“ Ibu bangga dengan usahamu untuk belajar hal
percaya diri siswa
baru”
2. Guru Menerapkan Prinsip Pemberian
"Ibu merasa puas dengan jawabanmu"
Penguatan dengan :

a. Kehangatan dan keantusiasan "Nilai IPS kamu semakin lama semakin baik"

b. Kebermaknaan "Roy, contoh yang kamu berikan sangat tepat"

c. Menggunakan penguatan yang "Wah, jawaban kamu lengkap sekali"


bervariasi

d. Beri penguatan dengan segera “Kelompok kalian sangat kompak sekali”


LAMPIRAN-LAMPIRAN
KURIKULUM MERDEKA

Lampiran 1 : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD adalah panduan dalam melakukan aktivitas pembelajaran, yaitu:

Kelas/Semester : VIII / 2
Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Maret 2024
Nama siswa : Terlampir
Materi pembelajaran : NASIONALISME DAN JATI DIRI BANGSA subtema Konflik dan Integrasi

Lampiran 1 : LEMBAR KERJA KELOMPOK


Lampiran 2 : Bahan Bacaan Guru Dan Peserta Didik

D. Konflik dan Integrasi


1. Mengapa Dapat Terjadi Konflik Sosial?
a. Pengertian Konflik
Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal
yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya
memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi
karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain
dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial,
dan budaya) yang relatif terbatas.

b. Faktor-Faktor Penyebab Konflik


1) Perbedaan Individu
Manusia adalah individu yang unik. Banyak sekali perbedaan yang tidak terlihat dari tiap individu seperti
cara pandang, cara berfikir, dan lainnya. Sebab, dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu
sejalan dengan kelompoknya. Sebagai contoh dalam pembelajaran beberapa peserta didik menyukai
pembelajaran berkelompok namun peserta didik lain lebih senang ketika belajar individual.

2) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan


Lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda dapat menjadi sumbu konflik sosial. Dalam lingkup yang lebih
luas, berbagai kelompok kebudayaan bisa saja memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda-
beda. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria baik dan buruk
suatu kebudayaan tidak dapat dilihat dari sudut yang sama. Beberapa orang menganggap budaya satu
lebih unggul daripada budaya yang lain sehingga dapat menyebabkan gesekan dan konflik.

3) Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap
individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda. Tiap orang memiliki perasaan dan
pemikiran yang berbeda-beda. Masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-
beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya.

4) Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat


Perubahan yang terjadi sangat cepat dapat menjadi konflik. Sebagai contohnya, kawasan pedesaan yang
berubah menjadi kawasan industrial. Maka akan terjadi berbagai perubahan besar karena masyarakat di
sekitarnya tidak siap menerima perubahan.

2. Bagaimana Dampak dan Penanganan Konflik Sosial?


a. Dampak Konflik Sosial
1) Meningkatkan Solidaritas Anggota Kelompok
Perlawanan yang dilakukan untuk meraih kemerdekaan tidak menghiraukan perbedaan suku, agama,
organisasi politik, dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan pemerintah kolonial. Dampak positif
terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatan solidaritas sesama anggota kelompok
(ingroup solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

2) Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok


Konflik yang terjadi antarindividu atau kelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan. Keretakan
tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen. Kalian mungkin pernah konflik dengan temanmu
yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin hubungan yang baik. Namun, karena kemudian
saling menyadari kesalahan, kalian akhirnya saling memaafkan.

3) Terjadinya Perubahan Kepribadian Para Individu


Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik. Kedua belah pihak
dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.

4) Rusaknya Harta Benda dan bahkan Hilangnya Nyawa Manusia


Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia.
Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.

5) Terjadinya Akomodasi, Dominasi, bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak yang


Terlibat Pertikaian. Adanya konflik dapat menyebabkan suatu pihak menjadi dominan
dan menghalakan segala cara. Namun, ada beberapa akomodasi yang dilakukan sebagai
bentuk penyelesaian konflik yang meningkatkan solidaritas dan mengesampingkan
konflik yang terjadi.
b.Penanganan Konflik Sosial
1) Menghindar
Beberapa orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik. Hal ini mungkin
disebabkan bahwa dia tidak yakin akan menang. Dia mengorbankan tujuan pribadi
ataupun hubungannya dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang
menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.

2) Memaksakan Kehendak
Ada individu atau kelompok yang memandang pendapat atau idenya paling benar. Oleh karena itu, dengan
segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya. Dia atau mereka berusaha menguasai
lawan dan memaksa mereka agar menerima penyelesaian yang diinginkan. Kepentingan pribadinya
dianggap paling penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting.
3) Menyesuaikan Keinginan Orang Lain
Beberapa individu ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi
keserasian (harmonis). Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang
lain.
4) Tawar-menawar
Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta la wan
konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.
5) Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Ia berusaha memulai sesuatu
pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari pemecahan yang
memuaskan keduanya.

3. Bagaimana Cara Mewujudkan Integrasi sosial ?


a. Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga
menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa,
kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.

b. Syarat Terjadinya Integrasi Sosial


Syarat terjadinya integrasi sosial menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, yaitu sebagai berikut:
1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma.
3) Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

c. Faktor yang Memengaruhi Cepat atau Lambatnya Proses Integrasi:


1) Homogenitas kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah, integrasi sangat mudah
tercapai, demikian juga sebaliknya.
2) Besar kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat lambatnya integrasi karena
membutuhkan penyesuaian di antara anggota.
3) Mobilitas geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi, semakin besar
pengaruhnya bagi proses integrasi.
4) Efektivitas komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula integrasi anggota-anggota
masyarakat tercapai.

d. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial


1) Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
2) Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam
masyarakat. Sebagai contoh, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan
melihat fungsi masing-masing: suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.
3) Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya dilakukan bila diyakini
banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi
sosial enggan melakukan/ mencerna integrasi.

e. Proses Integrasi Sosial


1) Asimilasi:
Bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan
kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap kebudayaan.
2) Akulturasi:
Proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima
dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima
f. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial
• Toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
• Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
• Sikap positif terhadap kebudayaan lain.
• Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
• Kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
• Perkawinan campur (amalgamasi).
• Musuh bersama dari luar.

Lampiran 3 : Glosarium
Penjelajahan samudra, bangsa Barat, kolonialisme, pendudukan Jepang, kemerdekaan, konflik, integrasi

Lampiran 4 : Daftar Pustaka


• Buku paket bahasa Indonesia kelas VIII
• KBBI
• PUEBI
• Internet (Google Cendekia, Youtube dan situs wordwall)

Buton, 5 Februari 2024


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

LA HIDU, S.Pd LUTHFIANA SARI, S.Pd


NIP. 19661231 198901 1 027 NIP. 19940825 201903 2 020
ASESMEN / PENILAIAN
KURIKULUM MERDEKA

A. ASESMEN/PENILAIAN

1. Penilaian ditekankan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan


2. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Dalam penilaian pengetahuan guru
mengembangkan soal tes terstandar. Guru mengembangkan soal tes secara bertingkat.
Kemampuan yang dikembangkan adalah berpikir tingkat tinggi (Hihger Order Thingking/ HOTS).
3. Dalam mengembangkan penilaian keterampilan, dapat dilakukan melalui penilaian tes, unjuk
kerja, dan proyek.
4. Penilaian formatif melalui tugas, dan kuis.
5. Penilaian proyek yang dikerjakan peserta didik.
6. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi dengan jurnal penilaian sikap.

- RUBRIK PENILAIAN PENILAIAN UNJUK KERJA

Lembar Penilaian Diskusi Kelompok


No Sikap/Aspek yang dinilai Nama/Kelompok Nilai Kualitatif Nilai
Kuantitatif
Penilaian Kelompok
1 Menyelesaikan tugas
kelompok dengan baik
2 Kerjasama kelompok
(komunikasi)
3 Hasil tugas (relevansi
dengan bahan)
4 Pembagian Job
5 Sistematisasi pelaksanaan
Jumlah Nilai Kelompok

Lembar Penilaian diskusi (Individu)

No Sikap/Aspek yang dinilai Nama/Kelompok Nilai Kualitatif Nilai


Kuantitatif
Penilaian Individu
1 Berani mengemukakan
pendapat
2 Berani menjawab
pertanyaan
3 Inisiatif
4 Ketelitian
5 Jiwa kepemimpinan
6 Bermain peran
Jumlah Nilai Individu

Lembar Keaktifan dalam diskusi


No Aspek yang dinilai Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
1 Bertanya (cara)
2 Menjawab Pertanyaan
3 Kesesuaian dengan topik kajian
4 Cara menyampaikan pendapat
5 Antusiasme mengikuti pembelajaran
Kriteria Penilaian

Kriteria indikator Nilai kualitatif Nilai kuantitatif


80 – 100 Memuaskan 4
70 – 79 Baik 3
60-69 Cukup 2
45 -59 Kurang cukup 1

B. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


1. Pengayaan
• Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
kompetensi dasar (KD).
• Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
• Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah memencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan atau pendalaman materi.

2. Remedial
• Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya (KD)
belum tuntas
• Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas
• Guru akan memberikan tugas kepada peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, belajar tutor sebaya bagi
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai analisis penilaian.

Buton, 5 Februari 2024


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

LA HIDU, S.Pd LUTHFIANA SARI, S.Pd


NIP. 19661231 198901 1 027 NIP. 19940825 201903 2 020
REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK
KURIKULUM MERDEKA

Nama Penyusun : LUTHFIANA SARI, S.Pd Alokasi Waktu : 40*2JP


Satuan Pendidikan : SMP Negeri 18 BUTON Tahun Penyusunan : 2024
Kelas / Semester : VIII/Genap Fase : D
Mata Pelajaran : IPS Elemen Mapel : Pemahaman Konten

A. Refleksi Guru:
1. Apakah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik?
2. Apa momen paling berkesan saat proses kegiatan pembelajaran?
3. Apa tantangan yang dihadapi saat proses kegiatan pembelajaran?
4. Bagaimana cara mengatasi tantangan tersebut?

B. Refleksi Peserta Didik:


1. Bagaimana yang menurutmu paling sulit di pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahamai pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 samapi 5. Berapa bintang yang akan kamu
berikan?
5. Bagian mana dari pelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

Buton, 5 Februari 2024


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

LA HIDU, S.Pd LUTHFIANA SARI, S.Pd


NIP. 19661231 198901 1 027 NIP. 19940825 201903 2 020

Anda mungkin juga menyukai