Anda di halaman 1dari 45

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 PASIE RAJA

Kelas : XII IPA

Semester : 1 ( SATU )

Mata Pelajaran : SEJARAH

Jumlah Pertemuan : 2X 45Menit (pertemuan I)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia Merekonstruksi perkembangan masyarakat
sejak masa proklamasi sampai masa Indonesia pada masa Orde Baru.
Reformasi.

Indikator Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan proses pertumbuhan serta Setelah melalui proses pembelajaran dengan


mobilitas penduduk pada masa Orde Baru menggunakan metode CTL dan model PASA
siswa diharapkan mampu mampu:

1. Menjelaskan dinamika pertumbuhan


penduduk Indonesia pada masa Orde
Baru.
2. Menjelaskan tujuan diberlakukannya
program keluarga berencana pada masa
Orde Baru.
3. Menjelaskan peran transmigrasi dalam
menanggulangi mobilitas penduduk
yang yang tidak merata pada masa
Orde Baru.
A. Materi Ajar

1. Dinamika Pertumbuhan Penduduk Indonesia


Sejak berkuasanya orde baru, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang perencanaan
jumlah kelahiran melalui program keluarga Berencana (KB). Liputan6.com, Lampung Tengah:
Suyono Hadinoto selaku Direktur Analisis Dampak Kependudukan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan
program Keluarga Berencana (KB) diera kepemimpinan Presiden Soeharto berhasil.
Menurut Suyono, lonjakan jumlah penduduk yang terus meningkat pascapenerapan otonomi
daerah setelah reformasi ini diakibatkan tidak adanya lagi pola kepemimpinan yang bersifat
sentralistik.Bahkan menurutnya, pada zaman Orde Baru, program Keluarga Berencana (KB)
dijadikan sebagai alat ukur kesuksesan kepala daerah dalam membangun desanya, dengan
menekan tingkat rasio kependudukan.
Tujuan utama adalah mengatur jumlah penduduk dan kualitasnya, sehingga kemakmuran
meningkat. Untuk itu, KB yang dilakukan adalah fertility control, yaitu pengendalian kesuburan
melalui beberapa tahapan tertentu. Tujuan lainnya adalah untuk mengurangi tingkat kematian.
Sejak program KB dilaksanakan, telah terjadi penurunan laju pertumbuhan penduduk
yang terutama disebabkan oleh penurunan tingkat kelahiran. Penurunan laju pertumbugan ini
juga diikuti dengan peningkatan kualitas sumber Daya manusia yang antara lain tercermin dari
meningkatnya derajat kesehatan dan gizi serta pendidikan masyarakat. Hal ini ditandai dari :
 Usia harapan hidup meningkat
 Angka kematian bayi menurun
 Angka buta huruf pada penduduk dewasa menurun
Akan tetapi masalah SDM yang dihadapi bangsa Indonesia adalah beban hidup jumlah
beban penduduk yan besar. Julah penduduk indonesia menempati urutan ke empat didunia seteh
China, India dan AS. Apabila dibandingkan dengan negara di ASEAN, kualitas SDM di
indonesia masih sangat tertinggal. Terlihat dari rendahnya peringkat Indeks Pembangunan
Manusia yang mencangkup angka harapan hidup, angka melek hidup, angka pertisipasi murid
sekolah, dan pengeluaran per kapita.
2. Mobilitas Penduduk Indonesia
Masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia yang berkaitan masalah mobilitas dan
persebaran penduduk. Jumlah penduduk yang semakin besar mengakibatkan kepadatan
penduduk yang terus meningkat, yang justru terjadi di tempat yang telah padat penduduknya,
terutama puau Jawa. Dan daerah perkotaan. Tidak meratanya persebaran penduduk dan kurang
terarahnya mobilitas penduduk terkait erat dengan ketidakseimbangan persebaran sumber daya
dan hasil pembangunan. Terkit dengan masalah ini, salah satu kebijakan pemerintah adalah
dengan melaksanakan program transmigrasi.
Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk
di pulau Jawa memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan
tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan,
Sumatra, dan Suawesi.
Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3 Tahun
1972)dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi (Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah beberapa
Keppes dan Inpres pendukung.
Transmigrasi menurut Undang-Undang No. 3 Tahu n 1972 berhubugan dengan :
a. Pemindahan atau perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain yang masih
wilayah indonesia.
b. Perpindahan penduduk ke daerah transmigrasi yang dilakuka secara sukarela dan diatur
oleh pemerintah.

Karakter yang dikembangkan;


Tanggung jawab, Ketaatan, Keberanian, kepemimpinan.

B. Metode Pembelajaran
 Metode CTL
C. Model Pembelajaran
 PASA ( pictures and student active)
D. Media Pembelajaran
 OHP
 Gambar-gambar
 Laptop
E. Sumber Belajar
1. Notosusanto, Nugroho. 1992. Sejarah NasionaL Indonesia VI , P.T.Grafitas.
2. Sudirman, Tebba. 2005. Jurnalisme Baru, Kalam Indonesia, Jakarta
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Transmigrasi
5. Modul
6. http://healt.liputan6.com/read/359124/alasan-program-kb-zaman-orba-sukses
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan waktu
A. Pendahuluan: 5’
Appersepsi :
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang akan dipelajari.
- Guru memberikan motivasi tentang perencanaan hidup.

B. Inti 30’
1. Eksplorasi
- Guru menayangkan gambar-gambar tentang pernikahan, keluarga,
kepadatan penduduk.
- Guru meminta siswa memberikan tanggapannya terhadap gambar
yang ditayangkan.
- Guru menjelaskan materi pembelajaran.
2. Elaborasi
- Siswa memperhatikan gambar-gambar yang ditayangkan oleh guru.
- Siswa memberikan tanggapannya tentang gambar-gambar yang
ditayangkan guru.
3. Konfirmasi
- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
- Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.

C. Penutup 5’
- Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas.
- Guru memberikan tugas tentang pelaksanaan program KB dan
transmigrasi di Indonesia saat ini.
- Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan berikutnya.
- Salam penutup.

G.Evaluasi
1. Jelaskan dinamika pertumbuhan penduduk Indonesia pada masa Orde Baru!
2. Jelaskan tujuan diberlakukannya program keluarga berencana pada masa Orde
Baru!
3. Jelaskan peran transmigrasi dalam menanggulangi mobilitas penduduk yang yang
tidak merata pada masa Orde Baru!

Format penilaian :
Soal no 1 = skore 10 - 30
Soal no 2 = skore 10 - 30
Soal no 3 = skore 10 - 30
Nilai Tanggal

Paraf
Orang tua Guru

Mengetahui, Ladang Tuha, 2015

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Wardan Syah,S.Pd Elisya Sovia, S.Pd. Gr

NIP:197003181997021001 Nip: 198712022015042001


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 PASIE RAJA

Kelas : XII IPA

Semester : 1 ( SATU )

Mata Pelajaran : SEJARAH

Jumlah Pertemuan : 2 X 40 Menit (pertemuan 2)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


1. Merekonstruksi perjuangan bangsa Merekonstruksi perkembangan masyarakat
Indonesia sejak masa proklamasi sampai masa Indonesia pada masa Orde Baru.
Reformasi.

Indikator Tujuan Pembelajaran

1. menjelaskan perkembangan masyarakat Setelah melalui proses pembelajaran dengan


intlektual pada masa orde baru menggunakan metode CTL dan model Talking
Stick siswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian masyarakat


intelektual
2. Menjelaskan awal munculnya
masyarakat intektual pada masa Orde
Baru
3. Mendeskripsikan perkembangan
masyarakat intektual pada masa Orde
Baru

A. Materi Ajar

Perkembangan masyarakat intlektual pada masa orde baru

Tahun 1979 Pemerintah melalui NKKBKK (Normalisasi Kehidupan Kampus melalui


Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang bertujuan agar setiap kegiatan organisasi kampus
terkoordinasi oleh pihak Rektorat menghendaki semua organisasi berorientasi di Kampus. Pada
Tahun 1984 dibentuklah organisasi-organisasi dengan tujuan seperti yang ditetapkan oleh
Pemerintah melalui NKKBK seperti, Ikatan Senat Farmasi Indonesia, Ikatan Senat Mahasiswa
Kesehatan Indonesia dan organisasi kampus lainnya sesuai dengan disipilin ilmunya temasuk
Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia atau yang dikenal sebagai ISMAKAHI.
Adapun yang ditunjuk menjadi promotor dari DIKTI adalah mahasiswa dari Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.

Hal ini dikarenakan karena mahasiswa Fakultas kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta pada tahun tersebut telah menyelesaikan studinya di kampus, sedangkan
Institut Pertanian Bogor menolak NKKBKK. Dengan penanggung jawab Prof. Nastio (Dubes
UNESCO), menghadirkan delegasi dari FKH Unair untuk di briefing dan di beri pengarahan
tentang pembentukan Ikatan Senat di FKH. Pada saat itu ditunjuklah Sekretaris Jendral dari
mahasiswa FKH Unair yang selanjutnya membentuk tim untuk segera merealisasikan tujuan
NKKBKK. http://bashlamps.wordpress.com/2011/03/15/

TEMPO.CO, Bandung - Puluhan mahasiswa asal Universitas Pendidikan Indonesia,


Bandung, menggelar aksi unjuk rasa menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang
Perguruan Tinggi yang dijadwalkan diputuskan dalam Rapat Paripurna DPR pada 10 April nanti.
"Ini NKK/BKK jilid II," kata Presiden BEM Republik Mahasiswa UPI Hamdan Ardiansyah, di
sela aksi yang digelar di depan Gedung Sate Bandung, Rabu, 4 April 2012, sore hari.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan, bakal terbit aturan mirip NKK/BKK jaman Orde Baru
yang memaksa mahasiswa disibukkan hanya kuliah semata.NKK/BKK merupakan kependekan
dari Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan yang diterbitkan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Daoed Joesoef pada 1978.
Dia beralasan, kajian yang dilakukan mahasiswa, mayoritas pasal-pasal dalam Rancangan
Undang-Undang itu, menyebutkan "akan ditindaklanjuti dalam Keputusan Menteri". Hamdan
menilai, pasal semacam itu bak memberikan otoritas besar pada Menteri. "Tergantung rezim
siapa yang memimpin," kata dia.Salah satu pasal semacam itu, yang dikhawatirkan mahasiswa
adalah pengaturan soal organisasi kemahasiswaan yang bakal diatur dalam Keputusan Menteri.

Dia khawatir, pasal ini membuka peluang menteri melakukan intervensi pada organisasi
kemahasiswaan. "Padahal organisasi mahasiswa itu, dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk
mahasiswa," kata Hamdan.Dia juga berpendapat, Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi
itu juga sarat semangat komersialisasi, liberalisasi, dan privatisasi pendidikan tinggi negeri yang
dikhawatirkan membuat pendidikan hanya bisa diakses oleh orang kaya saja. "Kami menolak
pengesahan udang-undang itu," kata Hamdan

Kelahiran ICMI bukanlah sebuah kebetulan sejarah belaka. Tapi erat kaitannya dengan
perkembangan global dan regional di luar dan di dalam negeri. Menjelang akhir dekade 1980-an
dan awal dekade l990-an, dunia ditandai dengan berakhirnya perang dingin dan konflik ideologi.
Keruntuhan komunisme sebagai salah satu ideologi yang terkuat di dunia, mengakibatkan
terjadinya perpecahan dan disintegrasi di negara-negara yang diperintah oleh rezim komunis,
khususnya di Eropa Timur.

Ketika kemudian Uni Soviet sebagai negara adikuasa juga runtuh, peta politik dunia juga
berubah secara drastis. Barat dan khususnya Amerika yang memegang hegemoni kekuatan, tidak
lagi memiliki "lawan tanding" yang tangguh dalam perebutan pengaruh. Sementara itu, di sisi
lain, di berbagai belahan dunia tertentu muncul semangat kebangkitan agama (religious revival)
yang membawa implikasi bagi adanya resistensi terhadap arus kekuatan sekuler sebagai produk
dari peradaban Barat. Kebangkitan agama itu secara mencolok juga ditandai dengan tampilnya
Islam sebagai "ideologi peradaban" dunia dan kekuatan alternatif bagi perkembangan peradaban
dunia. Bagi Barat, kebangkitan Islam ini menjadi masalah yang serius karena itu berarti
hegemoni mereka menjadi terancam. Apa yang diproyeksikan sebagai konflik antar peradaban,
lahir dari perasaan terancam Barat yang subjektif terhadap Islam sebagai kekuatan peradaban
dunia yang sedang bangkit kembali. Tetapi bagi umat Islam sendiri, kebangkitan yang muncul
justru memberikan motivasi untuk mencari alternatif bagi munculnya transformasi nilai-nilai
kultural yang membebaskan manusia dari kegelisahan batin dan ketidakpastian tujuan hidup,
sebagai akibat perkembangan peradaban yang terlalu berorientasi pada materialisme.
Manusia, termasuk manusia Indonesia, terus mencari-cari pegangan agar tidak goyah
oleh perubahan apa pun. Dalam situasi seperti ini, Islam ternyata menjadi pilihan yang lebih
menjanjikan di banding dengan ideologi atau peradaban mana pun. Bertahap tapi pasti, semangat
keislaman meningkat dan menyatu dalam identitas keindonesiaan bangsa Indonesia yang tengah
melaksanakan pembangunan. Ini membawa konsekuensi bagi meningkatnya peran serta umat
Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meningkatnya peran serta umat Islam itu
ditunjang dengan adanya ledakan kaum terdidik (intellectual booming) di kalangan kelas
menengah kaum santri Indonesia.
Program dan kebijaksanaan pendidikan Orde Baru secara langsung maupun tidak
langsung telah melahirkan generasi baru kaum santri yang terpelajar, modern, berwawasan
kosmopolitan, berbudaya kelas menengah, serta mendapat tempat dalam institusi-institusi
modern. Panen besar kaum terpelajar muslim itu semakin bertambah ketika dunia pendidikan
makin memberikan peluang kepada mereka untuk bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Berkat kecakapan dan kemampuan akademik
yang tinggi, kelas menengah "neo-santri" yang terpelajar itu dapat memasuki dan mengisi lapisan
birokrasi, dunia kampus, dunia usaha, dan lembaga-lembaga masyarakat dengan profesionalisme
yang teruji.
Dengan kondisi yang membaik ini, maka pada dasawarsa 80-an mitos bahwa umat Islam
Indonesia merupakan "mayoritas tetapi secara teknikal minoritas" runtuh dengan sendirinya.
Sementara itu, pendidikan berbangsa dan bernegara yang diterimanya di luar dan di dalam
kampus, telah mematangkan mereka bukan saja secara mental, tapi juga secara intelektual. Dari
mereka itu, lahirlah critical mass yang responsif terhadap dinamika dan proses pembangunan
yang tengah dijalankan. Di sisi lain, critical mass itu telah semakin memperkuat tradisi
intelektual melalui pergumulan ide-ide dan gagasan-gagasan yang didiseminasikan secara kreatif
dalam forum-forum seminar, pertemuan, atau diekspresikan sebagai karya tulis di media cetak
dan buku-buku. Ini semua melahirkan kepemimpinan intelektual yang sangat kontributif
terhadap pembangunan bangsa. Potensi istimewa ini, sampai dengan akhir dekade 198Gan masih
tercerai berai. Tetapi berkat rahmat dan kehendak Allah SWT, potensi itu akhirnya tergalang
dengan baik lewat pembentukan ICMI.
Melalui ICMI diharapkan potensi umat Islam yang meliputi 88 % penduduk Indonesia
dapat lebih berperan dalam pembangunan nasional. Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir
ini telah terjadi perkembangan dan perubahan iklim politik yang makin kondusif bagi tumbuhnya
saling pengertian antara umat Islam dengan komponen bangsa yang lain, termasuk yang berada
dalarn birokrasi. Kohesi yang positif ini telah mendorong timbulnya situasi yang kondusif untuk
memelihara momentum pembangunan sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 1945.
Namun demikian disadari bahwa motivasi kelahiran ICMI juga tidak bisa dipisahkan dari
kehendak kalangan cendekiawan muslim untuk menciptakan keadaan yang lebih adil dan
proporsional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehendak ini wajar karena di masa lalu,
umat Islam oleh karena kondisi objektif yang dimilikinya ataupun karena rekayasa pihak-pihak
tertentu, berada dalam posisi yang marginal, bahkan pernah diidentifikasi sebagai kekuatan-
kekuatan destruktif yang anti pembangunan. Melalui ICMI sebagai agregat kaum cendekiawan
muslim, diharapkan muncul perubahan-perubahan yang dinamis dalam Indonesia yang merdeka,
maju, bersatu, berdaulat, sejahtera, adil, makmur dan lestari berdasarkan Pancasila.

Karakter yang dikembangkan;


Ketelitian, tanggung jawab, cinta tanah air, menghargai.

B. Metode Pembelajaran
 Metode CTL
C. Model Pembelajaran
 Talking Stick
D. Media Pembelajaran
 OHP
 Laptop
E. Sumber Belajar
1. Modul
2. http://bashlamps.wordpress.com/2011/03/15/. 15 Mei 2013
3. TEMPO.CO, Bandung
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Waktu
A. Pendahuluan: 5’
Appersepsi :
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang akan dipelajari
B. Inti 30’
Eksplorasi

- Guru menyuruh siswa membaca buku sejarah mereka masing-


masing tentang masyarakat intelektual di Indonesia.
- Guru menerangkan tentang model pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
- Guru menyiapkan peralatan untuk talking stick, seperti stick ( kayu
kecil ), dan musik.
- Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang mendapatkan stick
ketika musik berhenti.
Elaborasi

- Siswa membaca buku paket mereka masing-masing.


- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran
yang akan dipakai.
- Siswa mendengarkan musik sambil menjalankan stick yang
diberikan.
- Siswa yang mendapatkan stick ketika musik berhenti menjawab
pertanyaan yang diberikan guru.

Konfirmasi

- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang


belum dipahami.
- Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa.
C. Penutup 5’
- Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas.
- Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan berikutnya.
- Salam penutup.

G. Evaluasi
1. Tuliskan pengertian masyarakat intelektual !
2. Jelaskan awal mula munculnya masyarakat intelektual pada masa Orde Baru !
3. Jelaskan tentang perkembangan masyarakat intelektual pada masa Orde Baru !

Format penilaian :
Soal no 1 = skore 10 - 30
Soal no 2 = skore 10 - 30
Soal no 3 = skore 10 - 40
Nilai Tanggal

Paraf
Orang tua Guru
Mengetahui, Ladang Tuha, 2015

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Wardan Syah,S.Pd Elisya Sovia, S.Pd. Gr

NIP:197003181997021001 Nip: 198712022015042001


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 PASIE RAJA

Kelas : XII IPA

Semester : 1 ( SATU )

Mata Pelajaran : SEJARAH

Jumlah Pertemuan : 2 X 45 Menit (pertemuan 3 dan 4)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia Merekonstruksi perkembangan masyarakat
sejak masa proklamasi sampai masa Indonesia pada masa Orde Baru.
Reformasi.

Indikator Tujuan Pembelajaran

1. Mengidentifikasi dampak revolusi hijau Setelah melalui proses pembelajaran dengan


terhadap peruahan teknogi dan lingkungan menggunakan metode CTL dan model Think
pada masa ore baru Pair and Share siswa diharapkan dapat :

1. Mendeskripsikan proses lahirnya revolusi


hijau.
2. Menganalisis perkembangan revolusi hijau di
Indonesia.
3. Menjelaskan dampak revolusi hijau terhadap
perubahan teknologi.
4. Menjelaskan dampak revolusi hijau terhadap
perubahan lingkungan.
A. Materi Ajar

Revolusi Hijau

Revolusi Hijau merupakan istilah yang digunakan sejak tahun 1960 untuk melukiskan
usaha pengembangan dan pendiversifikasian hasil pertanian. Revolusi Hijau adalah revolusi
produksi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari
berbagai varietas gandum, padi, dan jagung yang membuat hasil panen komoditas tersebut
meningkat di negara-negara berkembang.
Munculnya Revolusi Hijau didasari oleh adanya masalah yang diakibatkan adanya
pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan bagaimana mengupayakan peningkatan hasil
produksi pertanian. Oleh karena itu, peningkatan jumlah penduduk harus diimbangi dengan
peningkatan produksi hasil pertanian.

a. Latar Belakang Lahirnya Revolusi Hijau


Sebenarnya program Revolusi hijau muncul sebagai akibat adanya kekhawatiran dunia
akan terjadinya ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dan produksi pertanian. Gagasan
mengenai Revolusi Hijau bermula dari hasil penelitian dan tulisan seorang ilmuwan bernama
Thomas Robert Malthus (1766-1834) yang berpendapat bahwa masalah kemiskinan dan
kemelaratan adalah masalah yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Kemiskinan dan
kemelaratan terjadi karena pertumbuhan penduduk dan peningkatan produksi pangan tidak
seimbang.
Istilah Revolusi Hijau pertama kali diusulkan oleh William S.Gaud pada tahun 1968.
Program ini mencakup hal-hal berikut.
1) Pemulihan tanaman untuk mendapatkan bibit unggul.
2) Pemanfaatan pupuk buatan untuk memperkaya unsur hara dalam tanah.
3) Penggunaan bahan kimia untuk memberantas hama.
4) Pembangunan irigasi untuk menjamin pasokan air.

b. Perkembangan Revolusi Hijau


Terjadinya Perang Dunia I telah menghancurkan banyak lahan pertanian di negara-negara
Eropa yang mengancam produksi pangan. Untuk mengatasi masalah tersebut, para pengusaha
Amerika berupaya mengembangkan pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan dengan
melaksanakan penelitian. Usaha untuk mencukupi kebutuhan tersebut diwujudkan dalam bentuk
Revolusi Hijau.
Revolusi Hijau tersebut disokong dan dipelopori oleh dua lembaga ilmiah, yaitu Ford
Foundation dan Rockefeller Foundation. Penelitian tersebut dilakukan di beberapa negara
berkembang seperti Filipina, India, Meksiko, dan Pakistan. Dalam penelitian tersebut mencari
berbagai varietas tanaman penghasil biji-bijian, terutama yang diproduksi dalam jumlah yang
sangat banyak (beras dan gandum). Di samping hal tersebut yang juga mempengaruhi
perkembangan Revolusi Hijau adalah perkembangan teknologi alat-alat pertanian. Penggunaan
alat-alat pertanian modern, seperti mesin, bajak, alat penyemprot hama, mesin penggiling padi,
dan pompa irigasi merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan produksi pertanian.
Selanjutnya perkembangan Revolusi Hijau terjadi pada pasca-Perang Dunia II. Perang
tersebut menyebabkan di berbagai sendi kehidupan mengalami kerusakan dan roda
perekonomian hancur. Lahan-lahan pertanian menjadi hancur yang akhirnya menyebabkan
berkurangnya produksi pangan dunia. Dengan hancurnya lahan-lahan pertanian tersebut, maka
dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pertanian seperti pembukaan lahan-
lahan pertanian baru, mekanisasi pertanian, penggunaan pupuk-pupuk baru, dan mencari metode
yang tepat untuk memberantas hama tanaman.
Pada tahun 1944 di Meksiko didirikan sebuah pusat penelitian benih jagung dan gandum
yang langsung dibimbing dari Rockefeller Foundation. Akhirnya pusat penelitian ini berhasil
menemukan beberapa varietas baru yang hasilnya jauh di atas rata-rata hasil varietas lokal
Meksiko.
Kemudian pada tahun 1962, Rockefeller Foundation bekerja sama dengan Ford
Foundation mendirikan sebuah badan penelitian untuk tanaman padi di Filipina. Badan penelitian
ini dinamakan International Rice Research Institute (IRRI) yang bertempat di Los Banos,
Filipina. Tujuan utama IRRI adalah untuk mencari cara meningkatkan kesejahteraan petani,
konsumen, serta lingkungannya.
IRRI telah menghasilkan suatu varietas padi baru yang hasilnya jauh lebih baik daripada
hasil varietas lokal di Asia. Varietas baru tersebut merupakan hasil persilangan genetik antara
varietas padi jangkung dari Indonesia yang bernama Peta. Hasil persilangan tersebut diberi nama
IR 8-288-3 (IR-8) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan padi PB-8 . Setelah penemuan padi
PB- 8, disusul oleh penemuan varietasvarietas baru yang lain. Jenis-jenis bibit dari IRRI ini di
Indonesia disebut padi unggul baru (PUB). Pada tahun 1966, IR-8 mulai disebarkan ke Asia
diikuti oleh penyebaran IR-5 pada tahun 1967. Pada tahun 1968 di India, Pakistan, Sri Lanka,
Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Indonesia telah dilaksanakan penanaman padi jenis IR
atau PUB secara luas di masyarakat. Pada tahun 1976 areal sawah di Asia yang ditanami PUB
sudah mencapai 24 juta hektar. Revolusi Hijau adalah proses keberhasilan para teknologi
pertanian dalam melakukan persilangan (breeding) antarjenis tanaman tertentu sehingga
menghasilkan jenis tanaman unggul untuk meningkatkan produksi bahan pangan. Jenis tanaman
unggul itu mempunyai ciri berumur pendek, memberikan hasil produksi berlipat ganda
(dibandingkan dengan jenis tradisional) dan mudah beradaptasi dalam lingkungan apapun, asal
memenuhi syarat, antaralain:
a. tersedia cukup air;
b. pemupukan teratur;
c. tersedia bahan kimia pemberantas hama dan penyakit;
d. tersedia bahan kimia pemberantas rerumputan pengganggu.
Penelitian IRRI tersebut, di samping untuk menemukan varietas-varietas unggul yang
sesuai dengan daerah tempat produksi hasil penelitian, juga diikuti dengan upaya pemuliaan
tanah, yaitu mulai dari pengolahan tanah, pemupukan, penggunaan pestisida, herbisida, dan
fungisida. Perkembangan Revolusi Hijau semakin meluas di dunia terutama pada daerah-daerah
yang dahulunya merupakan daerah sedang berkembang atau daerah yang selalu mengalami
kekurangan akan hasil pertanian.

c. Perkembangan Revolusi Hijau Di Indonesia


Perkembangan revolusi hijau yang semakin bertambah pesat, juga berpengaruh terhadap
masyarakat Indonesia. Sebagian besar kondisi social ekonomi masyarakat Indonesia berciri
agraris. Oleh karena itu pertanian menjadi sector yang sangat penting dalam upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia, hal ini didasari oleh:
a. Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan pesat.
b. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah.
c. Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk.
Maka, berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan
produksi pertanian dengan melakukan berbagai cara diantaranya dikenal dengan sebutan sebagai
berikut:
a. Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan
pancausaha tani, panca usaha tani ini meliputi
 pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul;
 pemupukan yang teratur;
 pengairan yang cukup;
 pemberantasan hama secara intensif;
 teknik penanaman yang lebih teratur.
b. Ekstensifikasi pertanian
Ekstensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan
baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan ternak.
c. Diversifikasi pertanian
Diversifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman
usaha tani.
d. Rehabilitasi pertanian
Rehabilitasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan
kemampuan daya produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Dalam pelaksanaannya Revolusi Hijau dilakukan dalam bermacam bentuk dan cara. Di
Indonesia misalnya Revolusi Hijau dilakukan melalui “komando dan subsidi”. Program BIMAS
atau Bimbingan Massal tahun 1970 adalah salah satu bentuk pelaksanaan Revolusi Hijau. Bimas
adalah suatu paket program pemerintah yang berupa teknologi pertanian, benih hibrida, pupuk
kimia, pestisida, dan bantuan kredit. Ketika jumlah peserta BIMAS menurun, pemerintah
melontarkan program baru INMAS (intensifikasi massal) yakni suatu program kredit sebagai
lanjutan bagi peserta Bimas. Pada tahun 1979 sekali lagi sebuah program baru bernama INSUS
(intensifikasi khusus) diluncurkan. Tujuannya adalah untuk mendorong petani menanam
tanaman sambil mengontrol hama padi.
Program-program yang diluncurkan pemerintah ini dibarengi dengan beberapa subsidi.
Bentuk-bentuk subsidi tersebut adalah
a. bantuan dan subsidi besar besaran terhadap harga pupuk kimia
b. subsidi terhadap kredit pertanian
c. pembayaran gabah oleh negara melalui operasi pembelian dengan harga dasar dan pembangunan
stok persediaan
d. meningkatkan kuantitas irigasi serta pinjaman modal melalui utang luar negeri.
Hasil kuantitatif Revolusi Hijau di Indonesia memang menakjubkan. Di satu pihak
pertanian di Jawa mampu memproduksi dua kali lipat padi dari hasil pertanian di Pulau Jawa
tahun 1960-an. Jawa menyumbangkan lebih dari rata rata kontribusi pangan nasional, dalam arti
hasil dibanding daerah lain di Indonesia, dan karena itu memainkan peran utama dalam
perubahan status Indonesia dari pengimpor beras terbesar menjadi mandiri pada tahun 1985.
Namun demikian jika dilihat secara kwalitatif dan kritis, terdapat berbagai persoalan yang
berdampak terhadap meningkatnya kemiskinan di pedesaan, urbanisasi, serta represi politik
terhadap kaum tani. (Banyak study telah dilakukan diantaranya oleh Gunawan Riyadi).
Dalam rangka untuk mencegah terjadinya penolakan penyebab marginalisasi akibat dari
program terebut pemerintah telah menerapkan suatu mekanisme konrol politik dengan
memperkenalkan “floating mass policy”, yakni melarang organisasi massa dan politik
berkembang di tingkat desa. Pemilihan kepala desa diganti dengan sistim penunjukan, dan sering
kali dengan seorang militer untuk melengkapi Komando rayon militer di tingkat kecamatan.
Pembentukan KUD sebagai satu-satuya koperasi di tingkat kecamatan, serta kebijaksanaan
tentang pemerintahan desa yang berlaku sejak tahun 1979 untuk menggantikan model rembug
desa, adalah juga proses pembatasan politik petani melalui penciptaan lembaga yang bisa
kontrol.
Revolusi Hijau dapat memberikan keuntungan bagi kehidupan umat manusia, tetapi juga
memberikan dampak negatif bagi kehidupan umat manusia. Keuntungan Revolusi Hijau bagi
umat manusia, antara lain sebagai berikut.
a. Revolusi Hijau menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur
pendek sehingga intensitas penanaman per tahun menjadi bertambah (dari satu kali menjadi dua
kali atau tiga kali per dua tahun). Akibatnya, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak.
Demikian juga keharusan pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit akan menambah
kebutuhan tenaga kerja
b. Revolusi Hijau dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan paket teknologi, biaya produksi
memang bertambah. Namun, tingkat produksi yang dihasilkannya akan memberikan sisa
keuntungan jauh lebih besar daripada usaha pertanian tradisional.
c. Revolusi Hijau dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat pada umumnya akan
pentingnya teknologi. Dalam hal ini, terkandung pandangan atau harapan bahwa dengan
masuknya petani ke dalam arus utama kehidupan ekonomi, petani, dan masyarakat pada
umumnya akan menjadi sejahtera.
d. Revolusi Hijau merangsang dinamika ekonomi masyarakat karena dengan hasil melimpah akan
melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula di masyarakat. Hal ini sudah terjadi di
beberapa negara, misalnya di Indonesia.
Namun, bukan hanya danpak positif saja yang diberikan akibat adanya revolusi hijau ini,
ada juga dampak negative yang muncul akibat revolusi hijau ini. Dampak negatif munculnya
Revolusi Hijau bagi para petani Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Sistem bagi hasil mengalami perubahan. Sistem panen secara bersamasama pada masa
sebelumnya mulai digeser oleh sistem upah. Pembeli memborong seluruh hasil dan biasanya
menggunakan sedikit tenaga kerja. Akibatnya, kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang.
b. Pengaruh ekonomi uang di dalam berbagai hubungan sosial di daerah pedesaan makin kuat.
c. Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama juga
berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.
d Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena
penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani kaya.

Karakter yang dikembangkan;


Kerja keras, tanggung jawab, cinta tanah air, menghargai.
B. Metode Pembelajaran
 Metode CTL
C. Model Pembelajaran
 Think Pair and Share
D. Media Pembelajaran
 OHP
 Laptop
 Gambar Thomas Malthus
 Gambar William Gaud
 Peta dunia
E. Sumber Belajar
1. Modul
2. http://id.shvoong.com/humanities/history/2139155-perkembangan-industri-
pertanian-dan-nonpertanian/#ixzz1Yw21QYvP
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan waktu
A. Pendahuluan: 5’
Appersepsi :
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang akan di pelajari

B. Inti 30’
Eksplorasi

- Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang akan dicapai


dalam pembelajaran.
- Guru meminta siswa untuk berfikir tentang materi / permasalahan
yang disampaikan guru.
- Guru meminta siswa berpasangan dengan teman sebelahnya (
kelompok dua orang ) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-
masing.
- Guru memimpin pleno diskusi kecil tersebut.
Elaborasi

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang inti materi dan


kompetensi yang akan dicapai.
- Siswa berfikir tentang materi / permasalahan yang disampaikan guru.
- Siswa membentuk kelompok berpasangan dengan teman sebelahnya
dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
- Siswa menyampaikan hasil pemikirannya tersebut.

Konfirmasi

- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang


belum dipahami.
- Guru menjelaskan materi yang belum diungkapkan dan dipahami
siswa.
C. Penutup 5’
- Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas.
- Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan berikutnya.
- Salam penutup.

G. Evaluasi
1. Jelaskan proses lahirnya revolusi hijau.
2. Analisislah perkembangan revolusi hijau di Indonesia.
3. Jelaskan dampak revolusi hijau terhadap perubahan teknologi.
4. Jelaskan dampak revolusi hijau terhadap perubahan lingkungan.
Format penilaian :
Soal no 1 = skore 10 - 20
Soal no 2 = skore 10 - 40
Soal no 3 = skore 10 - 20
Soal no 4 = skore 10 – 20
Nilai Tanggal

Paraf
Orang tua Guru

Mengetahui, Ladang Tuha, 2015

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Wardan Syah,S.Pd Elisya Sovia, S.Pd. Gr

NIP:197003181997021001 Nip: 198712022015042001


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 PASIE RAJA

Kelas : XII IPA

Semester : 1 ( SATU )

Mata Pelajaran : SEJARAH

Jumlah Pertemuan : 2X 45 Menit ( pertemuan 5 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia Merekonstruksi perkembangan masyarakat
sejak masa proklamasi sampai masa Indonesia pada masa Orde Baru.
Reformasi.

Indikator Tujuan Pembelajaran

1. Menganalisis perkembangan industrialisasi Setelah melalui proses pembelajaran dengan


di Indonesia menggunakan metode CTL dan model Talking
Stick siswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan awal munculnya industri di


Indonesia.
2. Mengidentifikasi 5 upaya pemerintah
dalam mengembangkan industrialisasi di
Indonesia.
3. Menganalisis 2 bentuk perkembangan
industri di Indonesia.
4. Mengidentifikasi 3 dampak positif
industrialisasi di Indonesia.
5. Mengidentifikasi 3 dampak negatif
industrialisasi di Indonesia.

A. Materi Ajar

PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI
Perkembangan industi yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas dari proses
perjalanan panjang penemuan-penemuan baru dalam bidang industry . dimana selain penemuan-
penemuan baru di bidang industry masih ada lagi factor yang menyebabkan terjadi
industrialisasi, diantaranya yaitu pengaruh dari perkembangan revolusi hijau. Dimana revolusi
hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada
perkembangan industrialisasi yang ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional.
Pemikiran tersebut akan mengarah pada kapitalisme. Dengan industrialisasi juga merupakan
proses budaya dimana dibagun masyarakat dari suatu pola hidup atau berbudaya agraris
tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat industri. Perkembangan
industri tidak lepas dari proses perjalanan panjang penemuan di bidang teknologi yang
mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat. Industrialisasi ini juga berhasil menjerat
Indonesia untuk masuk didalamnya, dimana Industrialisasi di Indonesia ditandai oleh :
a. Tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja.
b. Banyaknya tenaga kerja terserap ke dalam sektor-sektor industri.
c. Terjadinya perubahan pola-pola perilaku yang lama menuju pola-pola perilaku yang baru
yang bercirikan masyarakat industri modern diantaranya rasionalisasi.
d. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat di berbagai daerah khususnya di kawasan
industri.
e. Menigkatnya kebutuhan masyarakat yang memanfaatkan hasil-hasil industri baik pangan,
sandang, maupun alat-alat untuk mendukung pertanian dan sebagainya.
Dari hal diatas, pemerintah Indonesia mulain tertarik akan perkembangan industrialisasi
di Indonesia. Untuk itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan industrialisasi di Indoensia,
upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya yaitu:
a. Meningkatkan perkembangan jaringan informasi, komunikasi, transportasi untuk
memperlancar arus komunikasi antarwilayah di Nusantara.
b. Mengembangkan industri pertanian
c. Mengembangkan industri non pertanian terutama minyak dan gas bumi yang mengalami
kemajuan pesat.
d. Perkembangan industri perkapalan dengan dibangun galangan kapal di Surabaya yang dikelola
olrh PT.PAL Indonesia.
e. Pembangunan Industri Pesawat Terbang Nusantara(IPTN) yang kemudian berubah menjadi
PT. Dirgantara Indonesia.
Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan Batam.
Dengan adanya tekhnologi baru dan revolusi industry, masyarakat dunia sekarang ikut
menikmati segala macam barang dan jasa yang bermutu dan jumlahnya pun semakin meningkat.
Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang turut menikmati kemajuan dari perkembangan
industry.
a. Industry pertanian.
Industry pertanian merupakan suatu upaya untuk mengolah sumber daya hayati dengan
bantuan tekhnologi industry. Tekhnologi industry itu dapat menghasilkan berbagai macam hasil
yang mempunyai nilai lebih tinggi. Bentuk bentuk industry pertanian meliputi hal-hal sebagai
berikut:
- Industry pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura.
- Industry pengolahan hasil perkebunan seperti industry minyak kelapa, industry barang-
barang karet dan sebagainya.
- Industry pengolahan hasil perikanan seperti industry pengolahan udang, rumput laut,
ubur-ubur dan lain sebagainya.
- Industry pengolahan hasil hutan seperti pengolahan kayu, pengolahan pulp, kertas dan
ranyon, serta industry pengolahan rotan.
- Industry pupuk, yaitu dengn memanfaatkan gas alam, serta eksploitsi sumber-sumber
yang baru.
- Industry pestisida yang dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri maupun ekspor
- Industry mesin dan peralatan pertanian.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan industry pertanian agar lebih baik yaitu:
Ø Melakukan panca usaha tani
Ø Penanganan pascapanen
Ø Menentukan harga yang layak bagi produsen dan konsumen.
Ø Penyediaan sarana dan prasarana
Ø Pengembangan dan pemanfaatan tekhnologi.
Ø Pemanfaatan lahan kering, pekarangan dan rawa.
Pada dasarnya perekonom ian Indonesia bersifat agraris, bahkan hamper 80% wilayah
Indonesia merupakan daerahpertanian dan sebagian besar penduduk indionesia bekerja di sector
pertanian.
Hasil hasil pertanian yang meliputi hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, dan kehutanan merupakan bahan mentah untuk kegiatan industry, seperti industry
furniture, tekstil, kertas, rokok, dan lain sebagainya. Sudah tentu, pengolahan hasil produksi
pertanian itu ditempuh melalui proses industry pabrtik. Beberapa pabrik industry pengolahan
hasil pertanian itu antara lain pabrik ban mobil goodyear di bogor, pabrik kina di bandung,
pabrik kertas di leces dan padalarang, pabrik pengolahan udang di semarang dan lain sebagainya.
b. Industry nonpertanian.
Industri nonpertanian adalah industri yang aktivitasnya di luar bidang pertanian, meliputi
industri maritim, industri elektronika, industri pariwisata, industri pertambangan dan energi,
industri semen, besi baja, perakitan kendaraan bermotor. Berbagai macam industri telah didirikan
untuk meningkatkan produksinya. Pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung
Pandang. Untuk memperkuat struktur industri Indonesia yang masih lemah, mulai tahun 1984
pemerintah menyusun suatu langkah strategis yang disebut “Peta Rangka Landasan” bidang
industri dengan sistem “Pusat Pertumbuhan Industri (Industrial Growth Center) “sebuah proyek
percontohan di Lhok Seumawe sebagai suatu wilayah terpadu dari pusat industri petrokimia,
pupuk Urea, semen, kertas, dan sebagainya. Upaya yang sama dilaksanakan di Palembang,
Gresik, Kupang, dan Kalimantan Timur.
- Industri Pertambangan dan Energi
Industri pertambangan dan industri diarahkan pada pemanfaatan dan penyediaan bahan baku
bagi industri dalam negeri, dan meningkatkan ekspor.
Contohnya adalah:
Ø industri tambang batu bara di Sawahlunto;
Ø industri tambang emas di Irian Jaya;
Ø industri tambang minyak bumi di Balikpapan, Palembang;
Ø industri tambang timah di Belitung;
Ø industri semen di Gresik, Padang, Cibinong, Ujung Pandang
· IndustriElektronika. Perkembangan elektronika di Indonesia semakin maju seiring
bermunculan perusahaan elektronika Maspion, Polytron, LG, Panasonic (sekarang National dan
Panasonic bergabung menjadi Panasonic).
· Industri Pariwisata
Indonesia (Pulau Bali) termasuk peringkat 5 setelah Hawai pada pariwisata
internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya, dan teknologi. Adapun
keuntungan industri wisata adalah:
Ø mendatangkan devisa Negara
Ø memperluas lapangan kerja
Ø memacu pembangunan daerah
Ø meningkatkan rasa cinta tanah air
Ø mengembangkan kerajinan rakyat.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984, Departemen Perindustrian secara nasional
membagi industri menjadi 4 kelompok,yaitu:
 industri mesin dan logam dasar (industri hulu);
 industri kimia dasar (industri hulu);
 kelompok aneka industri (industri hilir);
 industri kecil termasuk industri rumah tangga.
Perkembangan industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang cukup
menggembirakan. Hasil-hasilnya telah dapat dirasakan dan dinikmati saat itu oleh masyarakat
Indonesia, antara lain sebagai berikut.
 Swasembada Beras
 Kesejahteraan Penduduk
 Perubahan Struktur Ekonomi
 Perubahan Struktur Lapangan Kerja
 Perkembangan Investasi
Karakter yang dikembangkan;
Kerja keras, tanggung jawab, cinta tanah air, menghargai.
B. Metode Pembelajaran
 Metode CTL
C. Model Pembelajaran
 Talking Stick
D. Media Pembelajaran
 OHP
 Laptop
E. Sumber Belajar
1. Modul
2. http://id.shvoong.com/humanities/history/2139155-perkembangan-
industri-pertanian-dan-nonpertanian/#ixzz1Yw21QYvP
3. Berbagai sumber
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan waktu
1. Pendahuluan: 5’
Appersepsi :
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang akan di pelajari

2. Inti 30’
Eksplorasi

- Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang akan dicapai


dalam pembelajaran.
- Guru menyuruh siswa untuk membaca bukunya tentang materi
industrialisasi di Indonesia.
- Guru menyiapkan peralatan untuk talking stick, seperti stick ( kayu
kecil ), musik.
- Guru memberikan stick kepada siswa untuk di jalankan kepada
temannya setelah musik dihidupkan oleh guru.
Elaborasi

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang inti materi dan


kompetensi yang akan dicapai.
- Siswa membaca bukunya tentang industrialisasi di Indonesia
- Siswa menjalankan stick yang diberikan guru ketika musik sudah
hidup.
- Siswa yang mendapatkan stick ketika musik dimatikan mendapat
pertanyaan dari guru.
- Siswa yang mendapat stick tersebut menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
Konfirmasi

- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang


belum dipahami.
- Guru menjelaskan materi yang belum diungkapkan dan dipahami
siswa.
3. Penutup 5’
- Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas.
- Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan berikutnya.
- Salam penutup.

G. Evaluasi

1. Jelaskan awal munculnya industri di Indonesia.


2. Coba identifikasi 5 upaya pemerintah dalam mengembangkan industrialisasi di
Indonesia.
3. Analisislah 2 bentuk perkembangan industri di Indonesia.
4. Identifikasi 3 dampak positif industrialisasi di Indonesia
Format penilaian :
Soal no 1 = skore 10 - 25
Soal no 2 = skore 10 - 25
Soal no 3 = skore 10 - 25
Soal no 4 = skore 10 – 25
Nilai Tanggal

Paraf
Orang tua Guru

Mengetahui, Ladang Tuha, 2015

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Wardan Syah,S.Pd Elisya Sovia, S.Pd. Gr

NIP:197003181997021001 Nip: 198712022015042001


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 PASIE RAJA

Kelas : XII IPA

Semester : 1 ( SATU )

Mata Pelajaran : SEJARAH

Jumlah Pertemuan : 2 X 45 Menit ( pertemuan 6 )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia Merekonstruksi perkembangan masyarakat
sejak masa proklamasi sampai masa Indonesia pada masa Orde Baru.
Reformasi.

Indikator Tujuan Pembelajaran

1. Menganalisis perkembangan teknologi Setelah melalui proses pembelajaran dengan


informasi dan komunikasi di Indonesia menggunakan metode CTL siswa diharapkan
dapat :

1. Menjelaskan perkembangan teknologi


informasi dan komunikasi di Indonesia
2. Mengidentifikasi dampak
perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi di Indonesia.
3. Menganalisis respon masyarakat
indonesia terhadap perubahan dunia ke
arah globalisasi di bidang teknologi.
A. Materi Ajar

PERKEMBANGAN TEKHNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menampakkan kemajuan sekitar abad


ke-19, ketika para ilmuan berhasil menemukan berbagai penemuan penting. Misalnya penemuan
di bidang keasehatan yang memungkinkan kesehatan manusia menjadi lebih baik. Perkembangan
itu sampai sekarang masih berlangsung dan telah mengubah cara kehidupan manusia diseluruh
dunia. Namun yang paling menakjubkan dalam penemuan itu adalah perkembangan di bidang
tekhnologi informasi dan komunikasi. Tokoh pada periode proses perkembangan masyarakat
intelektual :

1. Cipto Mangunkusumo
2. Suwardi Suryaningrat
3. M. Yamin
4. Soekarno
5. Hatta

a. Sistem informasi dan komunikasi.


Teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software). Pengembangan teknologi hardware cenderung menuju ukuran
yang kecil dengan kemampuan serta kapasitas yang tinggi. Namun diupayakan harga yang
relatif semakin murah. Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan
memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Perkembangan teknologi informasi telah memunculkan
berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi, seperti : e-government, e- commerce, e-
education, e-medicine, e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
meliputi : memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang dibutuhkan akan
relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan
seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu
komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Dengan ditunjang teknologi informasi telekomunikasi data dapat disebar dan diakses
secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi,
rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis,
dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi
atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi,
ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Perkembangan teknologi
informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan itu dimulai sampai dengan
berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi
oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Sehingga sekarang sedang semarak dengan berbagai
terminologi yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-
library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis
elektronika.
Ekonomi global juga mengikuti evoluasi dari agraris dengan ciri utama tanah merupakan
faktor produksi yang paling dominan. Melalui penemuan mesin uap, ekonomi global ber-evolusi
ke arah ekonomi industri dengan ciri utama modal sebagai faktor produksi yang paling penting.
Abad sekarang, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi berdasar
pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused).
Telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler
technology). Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, memungkinkan
diterapkannya cara-cara yang lebih efisien untuk produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan
jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam masyarakat atau ekonomi informasi sering
disebut sebagai masyarakat pasca industri. Pada era informasi ini, jarak fisik atau jarak geografis
tidak lagi menjadi faktor penentu dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha,
sehingga dunia ini menjadi suatu kampung global atau Global Village.

b. Perkembangan media komunikasi Massa di Indonesia.


Komunikasi massa dikenal di Indonesia sejak abad ke-18, tahun 1744 ketika sebuah surat
kabar bernama Bataviasche Nouvelles diterbitkan oleh pengusahaan Belanda. Kemudian terbit
Vendu Niews tahun 1776 yang mengutamakan diri pada berita pelelangan. Ketika memasuki
abad ke-19, terbit berbagai surat kabar lainnya yang semuanya diusahakan oleh orang-orang
Belanda untuk para pembaca Belanda dan segelintir kaum pribumi yang mengerti bahasa
Belanda. Kemudian media massa yang dikelola oleh pribumi mulai dengan terbitnya majalah
Bianglala tahun 1854 dan Bomartani 1885, keduanya di Weltevreden. Selain itu pada tahun 1856
terbit Soerat kabar Bahasa Melajoe di Surabaya. Umumnya media itu terbit di Jawa. Ini
dikarenakan percetakan sebagai sarana yang sangat vital untuk menerbitkan media hanya ada di
Jawa. Itu sebabnya pers di Sumatera dan pulau-pulau lainnya berkembang belakangan. Di
Padang misalnya muncul terbit pertama kalinya Pelita Kecil tahun 1882 dan Partja Barat tahun
1892. Kaum pribumi kemudian mulai banyak menerbitkan media sendiri pada abad ke-20.
Setelah kemerdekaan, kehidupan pers ikut menikmati kemerdekaan dengan bebas dari
berbagai tekanan. Media pun bermunculan seperti cendawan di musim hujan. Seperti di Jakarta
terbit Merdeka pada 1 Oktober 1945, di Yogyakarta terbit Kedaulatan Rakya tahun 1945, di
Surabaya terbit Jawa Pos tahun 1949 dan Surabaya Pos tahun 1953. Tetapi suasan bebas ini
hanya berlangsung selama masa Demokrasi Liberal (1945-1959). Setelah itu muncul Demokrasi
terpimpin (1959-1965), pada masa ini banyak pembatasan terhadap kehidupan pers, kerenanya
pers Indonesia pada masa itu boleh disebut sebagai pers otoriter. Kemudian pers di Indonesia
kembali sedikit menerima udara bebas pada masa Orde Baru lahir tahun 1966 dan keadaan ini
berlangsung hingga tahun 1974. Hal ini terlihat dengan terbitnya kembali sejumlah surat kabar
yang pada masa Demokrasi Terpimpin pernah di berdel, yaitu Merdeka (Juni 1966), Berita
Indonesia (Mei 1966), Indonesia Observer (September 1966), Nusantara (Maret 1967), Indonesia
Raya (Oktober 1968), Pedoman (November 1968) dan Abadi (Desember 1968).
Pada masa Orde Baru pers Indonesia disebut sebagai pers pancasila, cirinya adalah bebas
dan bertanggungjawab. Di mana selanjutnya mendapat penegasan dari Tap MPR No.IV/1973
dan Tap MPR No.III/1983 agar pers di Indonesia dijadikan sebagai pers sehat, yaitu pers yang
menjalankan fungsinya sebagai penyebar infomasi yang objektif, menyalukan aspirasi rakyat
serta memperluas komunikasi dan partisipasi rakyat.
Aturan yang menindas pers itu terus dilestarikan pada era Soeharto, represi sudah
dijalankan bahkan sejak pada awal era Orde Baru yang menjanjikan keterbukaan. Sejumlah
Koran menjadi korban, antara lain majalah Sendi terjerat delik pers, pada 1972, karena memuat
tulisan yang dianggap menghina Kepala Negara dan keluarga. Surat ijin terbit Sendi dicabut,
pemimpin redaksi-nya dituntut di pengadilan. Setahun kemudian, 1973, Sinar Harapan, dilarang
terbit seminggu karena dianggap membocorkan rahasia negara akibat menyiarkan Rencana
Anggaran Belanja yang belum dibicarakan di parlemen.

Pengekangan terhadap pers kembali terjadi pada 1978, berkaitan dengan maraknya aksi
mahasiswa menentang pencalonan Soeharto sebagai presiden. Sebanyak tujuh surat kabar di
Jakarta (Kompas, Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi dan Pos
Sore) dibekukan penerbitannya untuk sementara waktu hanya melalui telepon, dan diijinkan
terbit kembali setelah masing-masing pemilik Koran tersebut meminta maaf kepada pemimpin
nasional (Soeharto).
Pada era Soeharto terdapat tiga faktor utama penghambat kebebasan pers dan arus
informasi: adanya sistem perizinan terhadap pers (SIUPP), adanya wadah tunggal organisasi pers
dan wartawan, serta praktek intimidasi dan sensor terhadap pers. Faktor-faktor itulah yang telah
berhasil menghambat arus informasi dan memandulkan potensi pers untuk menjadi lembaga
kontrol.
Jatuhnya Soeharto ternyata tidak dengan sendirinya mengakhiri berbagai persoalan.
Periode transisi, di era Presiden Habibie berlanjut ke Presiden Abdurrahman Wahid, suasana
keterbukaan justru memunculkan berbagai persoalan baru yang lebih kompleks, tidak sekadar
hitam-putih.
Rezim Habibie, tidak punya pilihan lain, selain harus melakukan liberalisasi dan itu pun
bukan tanpa ancaman. Era Abdurrahman Wahid memperlihatkan kesungguhan untuk
mengadopsi kebebasan pers, namun masih harus ditunggu sejauh mana keseriusan rezim Gus
Dur-Megawati menegakkan kebebasan pers, mengingat basis pendukung dua pemimpin ini
(Banser NU dan Satgas PDI Perjuangan) kini terbukti cenderung merongrong kebebasan pers
melalui aksi-aksi intimidasi terhadap pers. Ancaman terhadap kebebasan pers yang semula
datang dari pemerintah melalui berbagai aturan represif, beralih wujud melalui tekanan massa
serta ancaman internal: tumbuhnya penerbitan pers yang sensational dan tidak mengindahkan
etika.
Departemen Penerangan, lembaga kontrol yang dua dasawarsa lebih menjadi hantu
pencabut nyawa bagi Pers, dibubarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid, pada Oktober 1999.
Presiden Wahid yang baru terpilih itu menegaskan, informasi adalah urusan masyarakat, bukan
lagi menjadi urusan pemerintah. Pembubaran Departemen Penerangan menandai hilangnya
kontrol negara, selanjutnya siapa mengontrol pers? Babak baru perkembangan pers Indonesia
sedang berlangsung, belum ketahuan ke mana arahnya, banyak catatan sejarah pers di Indonesia
berada pada titik rekaman tekanan dan intimidasi. Pers Indonesia terperangkap dalam ranjau-
ranjau peraturan dan sensor yang dipasang pemerintah. Pengalaman di Indonesia, kebebasan itu
seakan-akan merupakan berkah atau hadiah dari penguasa baru yang muncul menggantikan
penguasa otoriter sebelumnya. Kebebasan pers setelah masa reformasi membawa peluang besar
bagi kelompok pengusaha.
Era reformasi telah membuka kesempatan bagi pers Indonesia untuk mengekplorasi
kebebasan. Dampak yang kemudian terlihat, kebebasan itu untuk sebagian media, bukannya
diekplorasi melainkan dieksploitasi. Sejumlah kebingungan dan kejengkelan terhadap kebebasan
pers di era reformasi ini bisa dipahami. Kini media bebas untuk mengumbar sensasi, informasi
yang diedarkan adalah yang bernilai jual tinggi, dikemas dengan gaya sensasi. Akibat ketiadaan
otoritas yang memiliki kewenangan untuk menegur atau menindak pers, maka “publik”
kemudian menjalankan aksi menghukum pers sesuai tolok ukur mereka sendiri.
Era reformasi kini telah memproduksi media massa berorientasi populis, mengangkat
soal-soal yang digunjingkan masyarakat. Akibatnya seringkali media massa menyebarkan
informasi yang sebenarnya berkualifikasi isu, rumor bahkan dugaan-dugaan (hingga cacian dan
hujatan). Pada ekstrim yang lain terdapat pula pers yang diterbitkan untuk tujuan politis:
mempengaruhi dan membujuk pembacanya agar sepakat dan ikut dengan ideologi dan tujuan
politisnya, atau bahkan menyerang dan membungkam pihak lawan
Media massa sebagai penyalur informasi mengemas apapun yang bisa diinformasikan,
asalkan itu menyenangkan dan sedang menjadi gunjingan publik. Gaya media semacam ini
kemudian mendapat reaksi sepadan dari kelompok masyarakat tertentu yang cenderung radikal
dan tertutup, atau kelompok-kelompok yang mengklaim kebenaran sebagai milik mereka. Jika
pemberitaan media tidak menyenangkan pihaknya atau kelompoknya, maka jalan pintasnya
adalah melabrak dan mengancam yang ternyata memang terbukti sangat efektif bahkan sampai
pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono kondisi komunikasi massa di
Indonesia tampak jauh lebih baik dari sisi penyajiannya, namun sampai saat ini banyak materi-
materi yang disajikan, menyimpang dari apa yang dicita-citakan. Hal ini ditandai dengan
semakin banyaknya media cetak maupun elektronik hadir dikalangan masyarakat, yang
orientasinya lebih kepada meraut keuntungan dunia usaha

c. System komunikasi satelit domestic (SKSD) Palapa.


Dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di Indonesia dilakukan
pembangunan system komunikasi satelit domestic (SKSD) untuk keperluan komunikasi.
Pembangunan satelit itu dimulai tahun 1975 dan selesai tahun 1976. Satelit itu diberi nama
palapa yang diambil dari sumpah mahapatih gajah mada untuk menyatukan nusantara. SKSD
Palapa merupakan suatu system satelit komunikasi yang dikendalikan oleh system pengendali
yang ada di bumi, yang mempunyai fungsi sebagai sarana dalam berbagai aktivitas
komunikasi.(Departemen Penerangan R.I:19)
Satelit komunikasi mempunyai masa kerja tertentu, satelit yang masa kerjanya sudah
habis harus diganti dengan satelit generasi baru. Generasi pertama dari SKSD Palapa adalah
Palapa A-1 yang diluncurkan pada tanggal 18 juli 1976. Berturut-turut dari generasi satelit yang
diluncurkan adalah
· Palapa A-2 (10 Maret 1977).
· Palapa B-1 (19 Juni 1983).
· Palapa B-2 (6 February 1984).
· Palapa B-2P ( 20 Maret 1987).
· Palapa B-2R (20 Maret 1990).
· Palapa B-4 (7 Mei 1992).
· Palapa C-1 (February 1996).
· Palapa C-2 yang diluncuran pada tanggal 16 mei 1966.
· Sekarang ini, kita juga mengenal satelit komunikasi yang lain yakni telkomsel-1 dan garuda-1.
Jangkauan dari satelit palapa C-2 meliputi wilayah dari Irian sampai Vladiwostok (Rusia)
dan dari Australia sampai selandia baru. Melalui SKSD Palapa, hubungan komunikasi antar
daerah dan antarnegara menjadi lebih mudah. System komunikasi tersebut memungkinkan
bangsa Indonesia mengetahui berbagai informasi yang disajikan melalui televise secara cepat.

d. Radio.
Radio siaran pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie-Hindia Belanda),
ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya
didirikan pada tanggal 16 juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda dan berstatus
swasta. Setelah BRV berdiri secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di
kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan yang paling terbesar dan terlengkap adalah
radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung, dan Medan,
karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda. Sebagai pelopor timbulnya radio
siaran usaha bangsa Indonesia adalah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan di kota
Solo pada tanggal 1 April 1933 oleh Mangkuneoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo.
Ketika Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya,
radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan
khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di
Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang bernama Hoso Kyoku di Bandung, Purwakarta,
Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya
boleh mendengarkan siaran Hoso Kyosu saja. Namun demikian di kalangan pemuda terdapat
beberapa orang dengan risiko kehilangan jiwa, secara sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran
luar negeri, sehingga mereka dapat mengetahui bahwa pada 14 Agustus 1945 Jepang telah
menyerah kepada sekutu.
Dengan demikian, ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia, tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai
oleh Jepang. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan dalam bahasa
Indonesia dan Inggris pukul 19.00 WIB namun hanya dapat didengar oleh penduduk disekitar
Jakarta. Baru pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan
kelluar batas tanah air dengan risiko petugasnya diberondong senjata serdadu Jepang. Tak lama
kemudian dibuat pemancar gelap dan berhasil berkumandang di udara radio siaran dengan
station call”Radio Indonesia Merdeka”. Dari sinilah Wakil Presiden Mohammad Hatta dan
pimpinan lainnya menyampaikan pidato melalui radio siaran yang ditujukan kepada rakyat
Indonesia.
Pada tanggal 11 September 1945 diperoleh kesepakatan dari hasil pertemuan antara para
pemimpin radio siaran untuk mendirikan sebuah organisasi radio siaran. Tanggal 11 September
itu menjadi hari ulang tahun RRI (Radio Republik Indonesia).
Sampe akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai
dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi
sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan
acara pendidikan persuasi. Acara pendidikan yang berhasil adalah “Siaran Pedesaan” yang mulai
diudarakan pada bulan September 1969 oleh stasiun RRI Regional. Selanjutnya, stasiun RRI
Regional juga membantu menginformasikan program-program spemerintah, seperti Keluarga
Berencana, transmigrasi, kebersihan lingkungan, imunisasi ibu hamil dan balita. Sejalan dengan
perkembangan social budaya serta teknologi, maka bermunculan beberapa radio siaran amatir
yang diusahakan oleh perorangan. Keadaan ini tidak dapat dihindari, namun perlu ditertibkan.
Pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 1970 tentang Radio
Siaran Non Pemerintah. Karena jumlah radio siaran swasta niaga semakin lama semakin banyak,
serta fungsi dan kedudukannya penting bagi masyarakat, maka pada tahun 1974 stasiun-stasiun
radio siaran swasta niaga berhimpun dalam wadah yang dinamakan Persatuan Radio siaran
Swasta Niaga Indonesia (PRSSNI).

e. Televisi.
Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,
bertepatan dengan berlangsungnya pesta olahraga se- Asia IV atau Asean Games di Senayan.
Sejak itu pula Televisi republik Indonesia (TVRI) dipergunakan sebagai panggilan stasiun
(station call) sampai sekarang (Effendy, pada Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999) Selama tahun
1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala
kesederhanaannya.(Nugroho Notosusanto:512)
Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar
diberbagai wilayang agar dapat menerima siaran televise, maka pada tanggal 6 Agustus 1976,
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran
televisi. Dalam perkembangannya satelit Palapa A selanjutnya Satelit Palapa B, Palapa B-2,
Palapa B2P dan Palapa B-4 diluncurkan tahun 1992 (Effendy, pada Komala, dalam Karlinah,
dkk. 1999).
TVRI yang berada di bawah, Departemen Penerangan, kini siarannya sudah dapat
menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 200 juta jiwa. Sejak tahun 1989
TVRI mendapat saingan televise siaran lainnya, yakni RCTI yang bersifat komersial. Kemudian
secara berturut-turut berdiri stasiun televise swasta lainnya seperti SCTV, TPI, ANTV , dll.
Meskipun lima stasiun televisi sudah beroperasi, televise siaran tidaka akan pernah
menggeser kedududkan radio siaran, karena radio siaran memiliki karakteristik tersendiri.
Televise siaran dan rasio siaran, serta media lainnya berperan salaing mengisi. Televise siaran
menggeser radio siaran mungkin dalam hal porsi iklan

Respon masyarakat indonesia terhadap perubahan dunia ke arah globalisasi di bidang


teknologi

A. Makna dan Dinamika Globalisasi


Globalisasi pertama kali diperkenalkan oleh Theodore Levitt pada tahun 1985. Levitt
pada waktu itu mencermati adanya perubahan yang cepat dalam dimensi ekonomi dan
keuangan, terutama yang berkaitan dengan sektor produksi, konsumsi dan investasi.
Apa yang dikemukakan Theodore Levitt sebenarnya hanya salah satu dimensi saja
dari makna globalisasi. Karena secara lebih luas globalisasi juga mencakup aspek-aspek
lain kehidupan manusia selain ekonomi, yaitu budaya, politik, sosial dan teknologi.
Khusus bidang teknologi terutama teknologi informasi adalah yang paling pesat
perkembangannya. Globalisasi membawa manusia pada suatu dunia tanpa batas.
Karena itu wajar jika pemerintah negara-negara asia, negara yang dianggap kurang
maju kini mulai secara resmi mendukung perkembangan TI setelah sekian lama
kebingungan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan denga perkembangan teknologi
yang demikian cepat ini.
Bagi asia yang saat ini sedang bekerja keras mengejar ketinggalan dari negara-negara
maju dan pada saat yang sama mengalamoi perubahan sosial politik, keberadaan internet
khususnya merupakan masalah yang pelik. Lebih buruk lagi, krisis ekonomi yang dialami
asia pada akhir tahun 90an menunda perkembangan TI disaat AS dan negara-negara
eropa sedng berkembang pesat dalm penggunaan teknologi itu.

A. Respon masyarakat atas globalisasi teknologi


 Respon Positif
Masyarakat atas globalisasi teknologi ditunjukkan dalam bentuk pemanfaatan
dan pengembangan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik
pemerintah, dunia bisnis maupun individu-individu telah memanfaatkan berbagai
kemajuan teknologi dunia.
Pertemuan Asian Regional Conference of the Global Information infrastructur
Commission ( GICC ) di Manila pada bulan juli 2000 menghasilkan rencana untuk
membangun jaringan komunikasi, menyediakan perangkat pengakses informasi dari
internet untuk masyarakat, menyususn framework penggunaan IT, membangun
jaringan online pemerintah, serta mengambangkan pendidikan untuk meningkatkan
daya saing asia.
Menurut tabloid kontan onlone tanggal 9 oktober 2000 yang mengutip IDC (
Information Data Corporation ), dana yang sudah dibelanjakan untuk kepentingan
IT di Indonesia cukup besar. Jumlah ini belum termasuk investasi dotcom yang
sempat bergairah dalam dua tahun terakhir.

 Respon Negatif
Perkembangan teknologi informasi di indonesia pernah menimbulkan dilema
bagi pemerintah. Di jaman Orde Baru berkuasa dulu, TI disikapi dengan penuh
kebingungan, seperti misalnya dalam kasus penggerebekan salah satu Internet
Service Provider ( ISP ) di Jakarta saat “kudatuli” ( kerusuhan dua puluh tujuh juli )
yang menghebohkan itu. Kasus ini layaknya menghadapkan kemajuan TI dengan
alat perang dan kekuasaan. Dan seperti biasanya, senjata lebih berkuasa daripada
teknologi. Namun kekuatan TI yang ditekan itu kemudian tampil jumawa dalam
episode jatuhnya Orde Baru. Konon dipercaya bahwa gerakan mahasiswa dan
bantuan logistiknya dikoordinasikan dengan memanfaatkan kecanggihan TI ini.
Bahkan komunikasi militer pun disadap dan semua sandi militer diterjemahkan
oleh para aktivis dan dibagikan lewat pager, telepon genggam dan email pada para
koordinator lapangan untuk mengantisipasi blokadi militer yang menyapu Jakarta
dan kota-kota lainnya saat itu, 1998 dan 1999. TI secara langsung atau tidak
berkontribusi atas terjadinya suatu perubahan sosial yang bermakna di Indonesia
yaitu jatuhnya rejim militeristik yang sudah berkuasa 32 tahun lamanya.
Sikap pemerinta Orde Baru yang cendrung curiga dan khawatir ini disebabkan
pemerintah khawatir hal itu akan dimanfaatkan bagi pihak-pihak tertentu dalam
negara untuk bersikap kritis terhadap setiap kebijakan pemerintah. Tapi, entah
dimana salahnya pemerintah baru yang terpilih secara relatif demokratis pasca rejim
Orde Baru ini njuga gagap menanggaapi kemajuan TI. Keputusan Presiden No. 96
Tahun 2000 yang garis besarnya berisi larangan masuknya investor asing dibidang
industri multimedia di indonesia, menunjukkan dengan jelas kebingungan
pemerintah dalam merespon perkembangan bisnis multimedia, yang tentu ada
dalam mainstream TI
Karakter yang dikembangkan;
Tanggung jawab, cinta tanah air, menghargai.

B. Metode Pembelajaran
 Metode CTL
C. Media Pembelajaran
 OHP
 Laptop
D. Sumber Belajar
1. Modul
2. http://id.shvoong.com/humanities/history/2139410-perkembangan-satelit-dan-
radio-di/#ixzz1Yw31M6Ig
3. Berbagai sumber
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan waktu
4. Pendahuluan: 5’
Appersepsi :
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang telah dipelajari
- Guru memberikan tes awal tentang materi yang akan di pelajari

5. Inti 30’
Eksplorasi

- Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang akan dicapai


dalam pembelajaran.
- Guru menjelaskan materi tentang teknologi informasi dan
komunikasi
- Setelah menjelaskan materi, guru melakukan tanya jawab kepada
siswa.
Elaborasi

- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang inti materi dan


kompetensi yang akan dicapai.
- Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang teknologi informasi
dan komunikasi.
- Siswa menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru.
Konfirmasi

- Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang


belum dipahami.
- Guru menjelaskan materi yang belum diungkapkan dan dipahami
siswa.
6. Penutup 5’
- Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas.
- Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan berikutnya.
- Salam penutup.
F. Evaluasi
1. Jelaskan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia!
2. Identifikasilah dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia!
3. Analisislah respon masyarakat indonesia terhadap perubahan dunia ke arah globalisasi di
bidang teknologi!

Format penilaian :
Soal no 1 = skore 10 - 30
Soal no 2 = skore 10 - 30
Soal no 3 = skore 10 - 40
Nilai Tanggal

Paraf
Orang tua Guru

Mengetahui, Ladang Tuha, 2015

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

Wardan Syah,S.Pd Elisya Sovia, S.Pd. Gr

NIP:197003181997021001 Nip: 198712022015042001

Anda mungkin juga menyukai