Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 2 SAWAHUNTO


Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan
Kelas/Semester : IX/1
Materi Pokok : Kerajaan maritim Hindu Budha di Indonesiia
Alokasi Waktu : 6 JP

A Kompetensi inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.1 3.1.1 Menjelaskan perkembangan kerajaan Kutai


Menganalisis kerajaan-kerajaan 3.1.2 Menjelaskan perkembangan kerajaan
maritime Indonesia pada masa Tarumanegara
Hindu-Buddha dalam system 3.1.3 Menjelaskan perkembangan kerajaan Melayu
pemerintahan, sosial, ekonomi, 3.1.4 Menjelaskan perkembangan kerajaan
dan kebudayaan serta Sriwijaya
pengaruhnya dalam kehidupan 3.1.5 Menjelaskan perkembangan kerajaan
masyarakat Indonesia pada masa Mataram Kuno
kinii. 3.1.6 Menjelaskan perkembangan kerajaan Medang
Kamulan

4.1 4.1.1 Mendeskripsikan Kerajaan Hindu Budha di


Menyajikan hasil analisis tentang Indonesia
kerajaan-kerajaan maritime 4.1.2 Menalarakan tentang kehidupan
Indonesia pada masa Hindu dan pemerintahan, sosial, ekonomi dan budaya
Budha dalam system kerajaan Hindu Budha
pemerintahan, sosial, ekonomi,
dan kebudayaan serta
pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa
kini dalam bentuk tulisan dan
/atau media lain

C Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery Learning tentang konsep berfikir kronologis,
diakronik, sinkronik dan ruang waktu dalam sejarah. Maka siswa dapat
memahami konsep berfikir kronologis, diakronik, sinkronik dan ruang waktu
dalam sejarah sehingga siswa dapat membedakan cara berfikir kronologis,
diakronik, sinkronik dan ruang waktu sejarah dan mencontohkan dalam bentuk
tulisan dengan mengembangkan rasa ingin tahu dan berpikir kritis dan pro-aktif
(kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik

D Materi Pembelajaran
1 Fakta
Kerajaan yang pertama kali bercorak Hindu Budha di Indonesia adalah
kerajaan kutai yang terletak di kalimantan timur
2 Konsep
Bukti dari kerajaan kutai dengan ditemukan 7 buah Yupa yang melambang
kerajaan kutai sebagai kerajaan yang bercorak Hindu.
3 Prosedur
Runtuhnya kerajaan Kutai disebabkan oleh tidak adanya pengganti
kepemimpin setelah raja Mulawarman meninggal.

E Metode Pembelajaran
1 Pendekatan : ilmiah (sciencetific)
2 Model : Pembelajaran Discovery Learning dengan sintaks
memberikan rangsangan kepada peserta didik, indentifikasi masalah,
mengumpulkan data dan mengolah data, pembuktian suatu masalah dan
tahapan terakhir yaitu menarik kesimpulan
3 Metode : Diskusi Kelompok

F Media dan Alat Pembelajaran


1 Media :
a Visual dengan menayangkan gambar suatu peristiwa sejarah
b PPT materi pembelajaran (tentang diakronik dan sinkronik)
c Lembar kerja (lampiran 1)
2 Alat pembelajaran : Infokus, NoteBook, dan power point

G Sumber Belajar
 Kemdikbud RI. 2016. Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta:
Kemdikbud
 Kemdikbud RI. 2016. Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta:
Kemdikbud
 Posponegoro, Marwati Djoened (dkk). 1993. Sejarah Nasional Indonesia
Jilid II, Jakarta : Balai Pustaka
 Habsari, Ratna dan Adil M.2016 .Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X ,
Jakarta,Erlangga
H Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan / sintak Deskripsi Waktu

PERTEMUAN PERTAMA (3JP)


Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.1.1 Menjelaskan perkembangan kerajaan Kutai
3.1.2 Menjelaskan perkembangan kerajaan Tarumanegara
3.1.3 Menjelaskan perkembangan kerajaan Melayu
3.1.4 Menjelaskan perkembangan kerajaan Sriwijaya
3.1.5 Menjelaskan perkembangan kerajaan Mataram Kuno
3.1.6 Menjelaskan perkembangan kerajaan Medang Kamulan

Pendahuluan 1 Guru memberi salam, mengecek kehadiran 25’


peserta didik dan meminta ketua kelas
untuk memimpin doa dan berdoa bersama.
2 Peserta didik berdoa bersama lalu
mengecek kebersihan kelas, minimal di
sekitar tempat duduknya tidak ada sampah
atau benda yang tidak berhubungan dengan
pelajaran saat itu.
3 Guru meminta kepada peserta didik untuk
membaca Al-Qur’an beserta
Terjemahannya
4 Peserta didik menyanyikan Lagu Indonesia
Raya/Lagu-lagu Nasional
5 Pengintegrasian nilai nilai agama kepada
peserta didik yang berhubunngan dengan
materi yang akan diajar seperti
menterjemahkan AlQuraan Surat Al
Baqaroh ayat 170 ”Pada masa ini ( hindu
budha) manusia indonesia bisa
disamakan dengan zaman Jahiliyah yang
belum mengenal agama islam sebagai
agama yang benar “
6 Pengintegrasian nilai nilai adat yang
berhubungan dengan materi seperti pepatah
“Nagari ba ampek suku. Dalam suku ba
buah paruik, Kampung ba nan tuo,
Rumah ba tungganai yang artinya awal
pembagian suku di minangkabau, pada
masuknya pegaruh Hindu Budha”

Kegiatan Inti  Ditampilkan beberapa gambar di power 100’


1. Memberikan point peserta didik dapat mengamati
rangsangan gambar ( yupa, arca, candi)yang
ditampilkan tersebut
 Memberikan kesempatan kepada peserta
Alokasi
Kegiatan / sintak Deskripsi Waktu

didik untuk mengamati dan mencatat hal


hal yang menarik dalam tayangan
tersebut berupa pertanyaan dan
pernyataan.

2. Identifikasi  Memberikan kesempatan untuk peserta


Masalah didik bertanya dan menanggapi sekaligus
mengarahkan dengan materi
pemberajaran
3. Mengumpulkan  Berdasarkan hasil proses menanya dan
data dan mengolah menanggapi peserta didik , guru
data membentuk kelompok diskusi
maksimal 5 org perkelompok
untuk kelompok 1
 Menjelaskan tentang letak kerajaan
Kutai dan tarumanegara
 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
untuk kelompok 2
 Menjelaskan tentang letak kerajaan
Melayu dan Sriwijaya
 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
untuk kelompok 3
 Menjelaskan tentang Mataram Kuno
 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
Untuk kelompok 4
 Menjelaskan tentang letak kerajaan
Medang Kamulan
 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
4. Pembuktian budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
 Peserta didik berkerja melakukan
ekplorasi untuk memahami dan
Alokasi
Kegiatan / sintak Deskripsi Waktu

mencari contoh cara berfikir tersebut


 Secara kelompok mencari mendalami
menganalis informasi dan
mendiskusikan dalam kelompok
 Peserta didik mengumpulkan informasi
yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi
secara kelompok melalui berbagai
macam sumber yang terkait dengan
tugas sebagai berikutnya
 Peserta didik menganalisis informasi
dari bacaan berbagai buku sumber
untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah ditugaskan
\  Mendiskusikan hasil pengolahan data
5. Menarik dan memverikasi hasil pengolahan
Kesimpulan dengan data-data pada sumber terkait
materi yang disajikan
 Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi dan masing-masing kelompok
mempresentasikan secara acak

Kegiatan Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 10’


membuat rangkuman pelajaran tentang
materi yang telah dibahas
 Penguatan materi oleh guru
 Siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan baik
tentang proses maupun hasil yang
dicapai
 Guru melakukan penilaian berkenaan
dengan materi yang telah di bahas
 Guru menginformasikan tentang materi
minggu depan
 Guru dengan siswa menutup dengan
mengucapkan salam

PERTEMUAN KEDUA ( 2 JP )
Indikator Pencapaian Kompetensi :
4.1.1 Mendeskripsikan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
4.1.2 Menalarakan tentang kehidupan pemerintahan, sosial, ekonomi dan budaya
kerajaan Hindu Budha
Alokasi
Kegiatan / sintak Deskripsi Waktu

Pendahuluan 1 Guru memberi salam, mengecek kehadiran 25’


peserta didik dan meminta ketua kelas
untuk memimpin doa dan berdoa bersama.
2 Peserta didik berdoabersamalalumengecek
kebersihan kelas, minimal di sekitar tempat
duduknya tidak ada sampah atau benda
yang tidak berhubungan dengan pelajaran
saat itu.
3 Guru meminta kepada peserta didik untuk
membaca Al-Qur’an beserta
Terjemahannya
4 Peserta didik menyanyikan Lagu Indonesia
Raya/Lagu-lagu Nasional
5 Pengintegrasian nilai nilai agama kepada
peserta didik yang berhubunngan dengan
materi yang akan diajar seperti
menterjemahkan AlQuraan Surat Al
Baqaroh ayat 170 ”Pada masa ini ( hindu
budha) manusia indonesia bisa
disamakan dengan zaman Jahiliyah yang
belum mengenal agama islam sebagai
agama yang benar “
6 Pengintegrasian nilai nilai adat yang
berhubungan dengan materi seperti pepatah
“Nagari ba ampek suku. Dalam suku ba
buah paruik, Kampung ba nan tuo,
Rumah ba tungganai yang artinya awal
pembagian suku di minangkabau, pada
masuknya pegaruh Hindu Budha

Kegiatan inti  Ditampilkan beberapa gambar di power 100’


paint peserta didik dapat mengamati
gambar yang ditampilkan tersebut
1. Memberikan
 Memberikan kesempatan kepada peserta
rangsangan
didik untuk mengamati dan mencatat hal
hal yang menarik dalam tayangan
tersebut berupa pertanyaan dan
pernyataan.

2. Identifikasi Masalah  Memberikan kesempatan untuk peserta


didik bertanya dan menanggapi sekaligus
mengarahkan dengan materi
pemberajaran
3. Mengumpulkan data
 Berdasarkan hasil proses menanya dan
menanggapi peserta didik , guru
membentuk kelompok diskusi
maksimal 5 org perkelompok
untuk kelompok 1
 Menjelaskan tentang letak kerajaan
Alokasi
Kegiatan / sintak Deskripsi Waktu

Kutai dan tarumanegara


 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
untuk kelompok 2
 Menjelaskan tentang letak kerajaan
Melayu dan Sriwijaya
 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
untuk kelompok 3
 Menjelaskan tentang Mataram Kuno
 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
Untuk kelompok 4
 Menjelaskan tentang letak kerajaan
Medang Kamulan
 Menjelaskan kehidupan politik
 Menjelaskan kehidupan sosial dan
budaya
 Menceritakan sumber berita dari
kerajaan tersebut
 Peserta didik berkerja melakukan
4. Pembuktian ekplorasi untuk memahami dan
mencari contoh cara berfikir tersebut
 Secara kelompok mencari mendalami
menganalis informasi dan
mendiskusikan dalam kelompok
 Peserta didik mengumpulkan informasi
yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi
secara kelompok melalui berbagai
macam sumber yang terkait dengan
tugas sebagai berikutnya
 Peserta didik menganalisis informasi
5. Menarik kesimpulan dari bacaan berbagai buku sumber
untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah ditugaskan
 Mendiskusikan hasil pengolahan data
Alokasi
Kegiatan / sintak Deskripsi Waktu

dan memverikasi hasil pengolahan


dengan data-data pada sumber terkait
materi yang disajikan
 Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi dan masing-masing kelompok
mempresentasikan secara acak

Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 10’


membuat rangkuman pelajaran tentang
materi yang telah dibahas
 Penguatan materi oleh guru
 Siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan baik
tentang proses maupun hasil yang
dicapai
 Guru melakukan penilaian berkenaan
dengan materi yang telah di bahas
 Guru menginformasikan tentang materi
minggu depan
 Guru dengan siswa menutup dengan
mengucapkan salam
1

I PENILAIAN
1 Rancangan penilaian
A. Penilaian Pengetahuan
Tehnik Keterangan
No IPK
Penilaian
3.1.1 Tertulis Hasil belajar
 Harian
 Kelompok

4.1.1. Tertulis Makalah


Power Point

I. Penilaian
a. Penilaian Sikap
1. Aspek yang diamati : disiplin, jujur dan bertanggung jawab
2. Insrumen : observasi

b. Penilaian pengetahuan
1. Aspek yang dinilai : ( berdasarkan IPK pada KD 1)
2. Teknik penilaian : tes tertulis
3. Instrumen : essay

c. Penilaian Ketrampilan
1. Aspek yang dinilai : ( berdasarkan IPK pada KD 1)
2. Tehnik penilaian : Laporan
3. Instrumen : lembar pengamatan

Remedial
a. Membuat rangkuman materi pada indikator yang belum tuntas
b. Menjawab kembali soal-soal pada indicator yang belum tuntas

Mengetahui, Sawahluto, Oktober 2019


Kepala SMA Negeri 2 Sawahlunto Guru Pengajar,

Drs. Jafrizal, M.Pd Firta Rahmadeni S.Pd


NIP. 19650407 199412 1 001
Lampiran :

Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia

Sejak awal tahun Masehi telah berkembang hubungan perdagangan antara Asia
Barat, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur melalui jalur laut. Berkembangnya
hubungan perdagangan melalui jalur laut tersebut, disebabkan terjadinya peperangan di
jalur darat Asia Tengah. Peperangan itu menyebabkan jalur perdagangan darat (jalur sutra)
menjadi tidak aman.
Secara geografis, Indonesia terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada pada
jalur pelayaran laut antara Asia Selatan dan Asia Timur. Dengan demikian, Indonesia juga
ikut terlibat dalam hubungan perdagangan antara Asia Selatan (India) dan Asia Timur
(Cina). Indonesia berperan sebagai tempat transit atau singgah para pedagang dari kedua
wilayah tersebut.
Hubungan perdagangan antara Indonesia dan India telah terjadi lebih dahulu
dibandingkan dengan Cina. Hal itu disebabkan system angin di Indonesia lebih
memudahkan pelayaran ke India dan Persia daripada ke Cina. Pelayaran dari India ke
Indonesia banyak dilakukan dengan menyusuri pantai sehingga tidak selalu menyeberangi
Teluk Benggala.
Orang India diperkirakan telah mengenal Indonesia sebelum tahun Masehi. Hal itu
dapat dibuktikan dengan kitab Ramayana yang di dalamnya terdapat nama Jawadwipa
(jawa berarti jewawut atau beras, dwipa berarti pulau). Di samping itu, ada lagi kata
Suwarnadwipa (suwarna berarti emas, dwipa berarti pulau). Jawadwipa yang dimaksudkan
adalah pulau Jawa (karena gudangnya beras), sedangkan Suwarnadwipa yang dimaksud
adalah Sumatera (karena banyak menghasilkan emas). Hubungan dagang antara Indonesia
dajn India berkembang makin intensif sejak abad ke-2 Masehi. Hubungan dagang antara
Indonesia dan Cina baru berkembang pada abad ke-3 Masehi. Bukti tertulis tentang
hubungan perdagangan dan pelayaran itu dapat ditelusuri dari laporan perjalanan Fa Hien
(Fa Hsien). Ia adalah peziarah dari Cina yang dalam perjalanannya ke India singgah di
Jawa (Tarumanegara) pada abad ke-5 Masehi. Bukti lain berasal dari Pendeta Gunawarman
yang berlayar dari India ke Cina.
Bersamaan dengan berkembangnya hubungan dagang antara India dan Indonesia,
masuk pula agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Agama Hindu masuk ke
Indonesia sejak abad ke-2 Masehi. Bersamaan dengan masuknya agama Hindu di
Indonesia, masuk pula agama dan kebudayaan Buddha. Berita masuknya agama Buddha ke
Indonesia bersumber dari seorang pendeta Buddha dari Cina yang bernama Fa Hien. Dari
India, Fa Hien berlayar pulang ke Cina. Pada saat berlayar, kapalnya mengalami kerusakan
akibat angina topan. Fa Hien terpaksa singgah di Ye-Po-Ti (Jawadwipa). Fa Hien
menyatakan bahwa di Ye-Po-Ti banyak dijumpai berhala dan kaum brahmana, sedangkan
agama Buddha hampir tidak ada. Hal itu berarti abad ke-5 agama Buddha belum masuk ke
Jawa.
Pada abad ke-7, di Indonesia ditemukan prasasti bersifat Buddha yang dibuat oleh
raja-raja Sriwijaya. Hal itu menunjukkan bahwa pada abad ke-7 M agama Buddha telah
masuk ke Indonesia. Mula-mula yang berkembang adalah aliran Buddha Hinayana.
Kemudian pada tahap selanjutnya berkembang aliran Buddha Mahayana. Proses
penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tidaklah instan, memerlukan waktu dan
proses yang panjang. Peroses penyebaran ini belum memiliki satu teori yang pasti sehingga
masih berupa hipotesis dari para ahli.
Secara umum, proses penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia terbagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah yang menyebutkan bahwa agama Hindu-
Buddha masuk melalui orang India yang masuk ke Indonesia. Kemudian mereka
menyebarkan agama Hindu-Buddha. Bagian kedua adalah yang menyebutkan bahwa
agama Hindu-Buddha menyebar di Indonesia oleh orang-orang Indonesia itu sendiri.

Teori Brahmana
By : JC Van Leur

Menurut JC Van Leur, kasta brahmana / orang orang Brahmana adalah yang paling
mungkin untuk menyebarkan agama, karena mereka mengerti bahasa sansekerta dan huruf
pallawa, sehingga dapat membaca kitab-kitab. Di dalam kitab yang mereka baca terdapat
banyak ajaran ajaran tentng agama. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh
penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka =
penobatan), selain itu kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan
mengajarkan ilmu pengetahuan. Sebab lainnya adalah Para Brahmana diundang ke
Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang
masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.
Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di
Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan
bahasa Saksekerta. Seperti yang sudah disebutkan diatas, di India, aksara dan bahasa ini
hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.
Selain itu, teori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia karena peran serta golongan
Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran
Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu,
hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran
Hindu

Kelebihan :
Di Indonesia, banyak prasasti Hindu-Budha yang menggunakan bahasa sansekerta dan
huruf pallawa. Bahasa tersebut pada saat itu hanya dikuasi oleh kaum Brahmana

1. Kaum Brahmana paling paham ajaran agama Hindu-Buddha, sehingga hanya


merekalah yang berhak dan mampu menyebarkannya.
2. Prasasti pertama di Indonesia menggunakan bahasa Sansekerta yang hanya dikuasai
oleh kaum Brahmana.
3. Kaum Brahmana yang datang untuk mengadakan upacara penobatan memberikan
kitab Weda sebagai hadiah bagi sang raja.
4. Para Brahmana sengaja didatangkan ke Indonesia untuk mengajar di lingkungan
istana.
5. Adanya bukti bahwa terdapat Kampung Keling yang memerlukan kaum Brahmana
untuk upacara agama.

Kelemahan :
Dalam tradasi Hindu-Budha kaum Brahmana pantang menyebrang lautan
Brahmana menurut ajaran tidak diperbolehkan untuk berpergian, mereka bertugas
untuk bertapa, mendekatkan diri kepada sang kuasa, di suatu tempat peribadatan.

1. Mempelajari bahasa Sansekerta sangat sulit, sehingga tidak mungkin dilakukan raja-
raja di Indonesia hanya dengan mempelajari kitab Weda.
2. Brahmana dilarang menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah air, sehingga
mendatangkan Brahmana merupakan hal yang tidak mungkin.

Teori Ksatria
By : C.C. Berg, Mookerji, J.L. Moens

Teori ini menjelaskan bahwa agama dan kebudayaan hindu budha datang dibawa
oleh golongan ksatria, Hal ini disebabkan kekacauan politik di india, sehingga para ksatria
yang kalah melarikan diri ke indonesia. Mereka lalu mendirikan kerajaan-kerajaan serta
menyebarkan agama hindu. Terdapat beberapa ahli yang mengumukakan pendapatnya
unutk teori ini. Mereka percaya bahwa teori ini dibawa oleh para kstaria karna mereka
memiliki jiwa mengembara yang kuat.
Berikut beberapa pendapat ahli :

1. C. C BERG
Pada zaman dahulu ,saaat kstaria sampai di Indonesia, mereka diminta untuk
membatu salah satu pihak / kelompok untuk menglahkan musuhnya. Dengan sebuah
perjanjian yaitu, saat ksatria memenangkan pertarungan maka, ia dapat menekahi
perempuan pribumi. Setelah kejadian tersebut dan ksatria dapat memengkan pertarungan
tersbut. Ia dapat menikah dengan perempuan pribumi dan dapat dengan mudah
menyebarkan ajaran agama Budha/Hindu

2. Mookerji
Dalam pandangannya,ia menyatakan bahwa para ksatria lah yang memiliki peran
dalam proses penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia yang di kemudiannya mereka
membangun koloni-koloni yang akhirnya membentuk sebuah kerajaan.

3. J. L Moens
Ia berpendapat bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan yang berada di
Indonesia yang terbentuk pada sekitar awal abad ke-5, memiliki kaitan dengan situasi yang
terdapat di India, yaitu hancurnya kerajaan yang berada di India yang menyebabkan
parakeluarga kerajaannya melarikan diri ke Indonesia. Nantinya mereka akan berkembang
di Indonesia dan kemudian mendirikan kerajaan sendiri.

Kelebihan :
Kaum Ksatria menunjukan rasa semangat dalam berpetualang ke seluruh dunia

1. Para Ksatria memiliki semangat berpetualang dan menaklukkan daerah lain.


2. Menurut C.C. Berg, para ksatria terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan
di Indonesia. Apabila menang, mereka akan dinikahkan dengan putri dari kepala suku
yang dibantunya. Maka, tradisi Hindu berkembang dengan mudah melalui perkawinan
ini.
3. Menurut Mookerji, para ksatria membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi
kerajaan dan menjalin hubungan dengan kerajaan India.
4. Menurut J. L. Moens, para ksatria yang melarikan diri mendirikan kerajaan baru di
Indonesia.

Kekurangan :
·

1. Tidak mungkin pelarian kstaria dari India bisa mendapat kedudukan yang tinggi di
Indonesia, karena pada saat itu pemimpin di Indonesia adalah orang yang dirasa
memiliki kelebihan dibanding yang lain.
2. Tidak ada bukti yang kuat bahwa penyerangan yang dilakukan India terhadap
Indonesia bertujuan untuk menyebarkan agama Hindu.
3. Kehidupan masyarakat Indonesia tidak sama dengan masyarakat India. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi penguasaan secara mendasar pada aspek kehidupan
masyarakat Indonesia.
4. Para Ksatria tidak menguasai bahasa Sansekerta
5. Tidak ditemukan prasasti/peninggalan yang menunjukkan adanya penaklukkan yang
dilakukan India.

Teori Waisya
By : N.J. Krom

Menurut teori ini, orang-orang dari kasta waisya lah yang menyebarkan agama
hindu dan buddha. Sebagaimana diketahui, bahwa kasta waisya adalah kasta yang terdiri
dari para pedagang. Dan pada zaman dahulu (bahkan di beberapa tempat sampai sekarang)
kasta ini adalah kasta dengan jumlah anggota terbesar. Para pedagang, mereka mengikuti
angin musim (setengah tahun berganti arah) dan enam bulan menetap di Indonesia.
Pedagang tersebut selain berdagang juga memperkenalkan agama Hindhu Budha di
masyarakat nusantara. Saat ingin kembali ke India, mereka harus menunggu angin musim
agar dapat kembali ke India akhirnya selama para pedagang tersebut tinggal menetap,
memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi.

Kelebihan :
Banyak Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan para pedagang yang berasal dari India
dan menyebarkan agama Hindu-Buddha ketika berdagang

1. Teori ini masuk akal, karena besar kemungkinan agama dan kebudayaan tersebut
tersebar melalui interaksi perdagangan.
2. Ditemukannya perkampungan pedagang India di beberapa daerah di Indonesia
(Kampung Keling)

Kelemahan :
· Jika para pedagang datang, mereka datang ke daerah pesisir pantai, sehingga terjadinya
pengaruh agama hindu dan budha di dekat pesisir pantai. Kerajaan-kerajaan yang
ditemukan berada di pedalaman yang cukup jauh (bahkan sangat jauh) dari pesisir pantai.
· Para Pedagang tidak mengerti bahasa Sansekerta dan huruf pallawa. Padahal, semua
yang menyangkut tentang keagamaan tertulis dalam kitab agama yang dituliskan dengan
bahasa Sansekerta dan huruf pallawa.

1. Motif bangsa India datang ke Indonesia adalah untuk berdagang, sehingga hubungan
sosial yang terbentuk hanya berkisar seputar perdagangan, bukan penyebaran agama.
2. Mereka lebih banyak menetap di daerah sekitar pantai untuk memudahkan
perdagangan. Namun, kerajaan-kerajaan Hindu malah ditemukan di daerah
pedalaman. Sehingga, agama ini tidak disebarkan oleh Waisya.
3. Penghuni Kampung Keling memeiliki kedudukan yang sama dengan warga
Indonesia di daerah itu, sehingga pengaruh agama yang mereka bawa tidaklah
memberikan perubahan yang besar terhadap penduduk Indonesia.
4. Kaum Waisya tidak bertugas menyebarkan agama. Mereka pun tidak memahami
ajaran agama secara mendalam karena ketidak mampuannya dalam memahami
bahasa Sansekerta layaknya kaum Brahmana.
5. Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu ditemukan tertulis dalam
bahasa Sansekerta yang hanya dipahami Kaum Brahmana.

Teori Arus Balik


By : G. Coedes

Teori ini mengatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu/Buddha pengaruh dari
masyarakat Indonesia sendiri, yaitu karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam.
G. Coedes, pendekung teori ini menyatakan bahwa masyarakat di Indonesia lah yang
berperan aktif dalam proses penyebaran agama Hindu-Budha. Orang India yang pertama
kali masuk ke Indonesia adalah orang-orang yang memiiliki keinginan untuk menyebarkan
agama Hindu-Budha. Kemudian setelah itu, muncul lah tokoh-tokoh masyarakat yang
tertarik dengan ajaran Hindu-Budha dan kemudian pergi ke India untuk memperdalam
ilmunya mengenai agama Hindu-Budha.
Terlepas dari teori tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan
penting dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki
pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk
melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka. Sekembalinya dari India dengan bekal
pengetahuan yang cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya dengan
memakai bahasa mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat lebih cepat
diterima oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia menjadi lebih
cepat dan mudah.
Hal lainnya yaitu ketika masyarakat pribumi pergi ke India, penduduk pribumi
tertarik akan kesaaman budaya yang dimiliki India-indonesia . Misalnya saja; candi dengan
punden berundak, kepercayaan, dan sebagainya.
Orang-orang pribumi pun akhirnya mendalami kebudayaan tersebut, mereka turut
menumpang kapal pedagang untuk pergi ke India. Di sana ia pasti bertemu dengan para
brahmana, dan akhirnya mendalami agama Hindu-Buddha. Setelah itu mereka pulang dan
menyampaikan ilmu yang diperolehnya.

Kelebihan :
1. Adanya kemungkinan para bangsawan di Indonesia mengunjungi India untuk belajar
agama dan budaya.
2. Lebih menekankan keaktifan bangsa Indonesia berpartisipasi dalam proses masuk dan
berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia.
Kelemahan :
Kemungkinaan orang Indonesia untuk belejar agama Hindu-Budha ke india sulit, karena
pada masa itu orang indonesia masih bersifat pasif.

Peta jalur penyebaran agama Hindu-Budha di indonesia

Bukti-Bukti Peninggalan:
1. Candi Borobudur
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk
bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai
puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40
km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha
Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
2. Candi Mendut
Ciri-Ciri nya :
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi
dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera
dan seekor garuda.

Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di
desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa
kilometer dari candi Borobudur.
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam
prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah
membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh
seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan
Candi Mendut.
3. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasar-dasar
pokok membuat candi.

4. Prasasti Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini ditulis
sekitar tahun 400 Masehi, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.

5. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu
dengan Raja Sanjaya.
6. Yupa
Yupa adalah prasasti yang dituliskan pada tiang batu. Awalnya, yupa digunakan untuk
mengikat kurban, baik hewan maupun manusia yang akan dipersembahkan kepada dewa.
Yupa ditemukan di Kalimantan Timur, pada abad ke-5 yang berisi tentang kisah seorang
raja bernama Mulawarman yang baik budiman dan mempunyai kakek bernama Kudungga.
Saat pemerintahan Mulawarman, rakyat hidup makmur dan sejahtera. Mulawarman juga
memiliki hubungan yang baik dengan kaum Brahmana.

8. Patung Gajah Mada


Patung ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan
Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau Perdana
Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama “Sumpah Palapa”.
9. Patung Buddha
Ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha merupakan
peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha berkembang dengan
baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi Mendut.
1. Istrumen Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Sikap
1) Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin,
tanggungjawab, kerjasama, dan proaktif
2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat
positif terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal
sebagai berikut;

P
O
HARI
S/
/TAN N KEJADIAN/PERI BUTIR TINDAK
NAMA N
GGA O. LAKU SIKAP LANJUT
E
L
G

1.
2.
3.
4.
D
st

3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam
rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).

2. Instrumen Penilaian pengetahuan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat


No Butir Instrumen Skor
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori arus balik tentang 5
masuknya agama Hindu-budha ke Indonesia!
5
2. Jelaskan salah satu teori masuknya agama Hindu Budha yang kamu
anggap paling tepat! 5

3. Jelaskan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha dalam 5


bidang sosial

4. bentuk pengaruh budaya Hindu Budha yang masih dilakukan 10


masyarakat di derahmu

5. Dalam perkembangannya agama Budha terpecah menjadi dua aliran, 7


yaitu aliran Budha Mahayana dan Buda Hinayana. Jelaskanlah
perbedaan antara kedua aliran agama Budha terseut
6
Dalam proses masuknya Hindu-Budha ke Indonesia berkembang
teori arus balik, dimana yang yang berperan aktif membawa pengaruh 10
tersebut langsung orang Indonesia sendiri yang jemput bola ke India.
Kenapa harus orang Indonesia melakukan itu, apa budaya Indonesia
masih dinilai rendah dibanding budaya India?

Total 47
NILAI :
Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal

Instrumen Penilaian Keterampilan

Tes Praktik (unjuk kerja)


Nama Peserta Kriteria Penilaian
No Jumlah Skor
Didik 1 2 3 4 5

1 Nayla 80 80 80 85 80

2 Khanza 85 85 85 85 85

Ds
t

Keterangan : Skor :
1. Kemampuan Menjawab 0-20 : sangat kurang baik
2. Kemampuan Bertanya 21-40 : kurang baik
3. Ketertiban 41-60 : cukup
4. Keberanian tampil ke depan kelas 61-80 : baik
5. Menghargai pendapat orang lain 81-100 : sangat baik

a. Forto folio
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai
Ketetapan kebersihan Kerapian Kesesuaian
waktu isi
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Nayla 4 4 3 3
2 Khanza Khairin 4 4 4 3
Salsabila

Kriteria Penilaian
Rentang nilai skala 1 -4
1 = kurang ( 40-59 )
2 = cukup (60-70)
3 = baik (71-80)
4 = sangat baik (81- 100)

Anda mungkin juga menyukai