Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMK NEGERI 1 KALINYAMATAN
Jl. Purwogondo-Batukali KM. 4 Sendang, Kalinyamatan, Jepara
Telp.0291-7520332, Website: www.smkn1kalinyamatan.com,
E-mail: smkn01kalinyamatan@gmail.com

MODUL AJAR

1. INFORMASI UMUM

Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Kalinyamatan


Bidang Keahlian Semua Bidang keahlian
Program Keahlian Semua Program Keahlian
Mata Pelajaran Sejarah
Jenjang/ Kelas SMK / X
Alokasi Waktu 12 JP (6x Pertemuan)
Fase/ Kelas E
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan mampu memahami
konsep-konsep dasar manusia, ruang, waktu,
diakronis(kronologis), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori
social, metode penelitian social, serta sejarah lokal. Melalui
literasi, diskusi, dan kunjungan langsung ke tempat bersejarah,
dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu
menganalisis serta mengevaluasi berbagai peristiwa sejarah yang
terjadi di Indonesia meliputi konsep asal usul nenek moyang dan
jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan
Islam di Indonesia.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber
primer atau sekunder untuk melakukan penelitian sejarah lokal
yang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik
langsung maupun tidak langsung, secara diakronis dan/atau
sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan dan / atau media lain. Selain itu mereka juga mampu
menggunakan berbagai ketrampilan sejarah untuk menjelaskan
peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
Domain/Topik Kerajaan Hindu – Buddha di Indonesia
Penyusun Mustakhim, S.S.
Tahun penyusunan 2022
Kompetensi Awal Agar terbangun keterampilan berfikir kritis sehingga mampu
menyelesaikan persoalan kekinian, untuk itu, siswa perlu
dibekali pengetahuan sejarah yang dapat diambil hikmah-nya
(pelajaran) dari apa yang dipelajarinya dan siswa menjadi lebih
senang belajar sejarah
Profil Pelajar Pancasila 1. Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Berakhlak Mulia. (berdoa sebelum pembelajaran di mulai)
2. Mandiri. (Dengan diberikan tugas secara individual, siswa
mampu bekerja dan belajar secara mandiri dalam
menyelesaikan tugas.
Sarana Dan Prasarana LCD Proyektor, PPT, Video Pembelajaran, Google Classroom,
buku tulis, Internet, gawai.
Target Peserta Didik Peserta didik reguler dengan tipikal umum yang tidak ada
kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar
Model Pembelajaran Dicovery Learning
2. KOMPONEN INTI

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami teori, dan pengaruh hindu dan budha di Indonesia
2. Siswa mampu menganalisis karakteristik kehidupan
masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia serta
menunjukkan contoh-contoh bukti yang masih berlaku pada
kehidupan masyarakat Indonesia masa kini siswa dapat
mengaitkan dengan kondisi keberagaman saat ini
3. Siswa mampu menganalisa peninggalan - peninggalan
kerajaan Hindhu Budha yang ad sampai saat ini
Pemahaman Bermakna Peserta didik memahami konsep dasar kerajaan Hindu-Buddha;
menganalisa manusia dalam kerajaan Hindu-Buddha;
Menganalisa kerajaan Hindu-Buddha dalam ruang lingkup lokal,
nasional, dan global; menganalisa kerajaan Hindu- Buddha
dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan;
Menganalisa kerajaan Hindu-Buddha dari pola perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; Menganalisa
kerajaan Hindu-Buddha secara diakronik (kronologi) maupun
sinkronik
Pertanyaan Pemantik  Apakah ada yang tahu tentang kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit ?
 Siapa yang pernah melihat candi Borobudur atau candi
Prambanan ?

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran 1, Teori Masuknya Hindhu Budha ke Indonesia
Uraian Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal • Memberi salam dan mempersilahkan ketua kelas untuk 10 menit
memimpin doa
• Mengabsensi peserta didik
• Memberi motivasi kepada peserta didik untuk memulai
pembelajaran
• Guru melakukan apersepsi, mengingatkan kembali topik-
topik sejarah yang sudah dipelajari oleh peserta didik pada
pertemuan sebelumnya
Kegiatan Inti Mengamati 70 menit
Sebelum mempelajari materi tentang proses masuknya agama
dan teori-teori tentang Hindu-Buddha di Indonesia, peserta
didik diminta untuk mengamati tayangan power point yang
disajikan oleh guru.Dengan mengamati tayangan tersebut,
peserta didik dapat menemukan berbgai permasalahan
berkaitan dengan materi ajar.
Menanya
Peserta didik dapat menyusun permasalahan sesuai dengan
tayangan materi ajar melalui power point yang ditayangkan
oleh guru.
 Bagaimanakan proses masuknya agama Hindu-Budha
ke Indonesia?
 Teori manakah yang paling sesuai dengan kondisi
masyarkat Indonesia?
 Bagaimana relevansi teori tersebut dengan keadaan
masyarakat Indonesia?
Menalar
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, peserta didik
ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai materi ajar
dengan cara membaca buku pegangan siswa ataupun melalui
browsing di internet.
Mencoba
1. Melalui diskusi dengan penuh tanggung jawab, peserta
didik mencatat hasil diskusi
2. Peserta didik membuat laporan hasil diskusi
Membuat jejaring
1. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
dan kelompok lain menanggapi
2. Peserta didik mencatat/menyempurnakan hasil
diskusinya
Peserta didik membuat laporan hasil dikusi untuk dikumpulkan
Kegiatan Penutup 1. Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan 10 menit
materi pada pertemuan ini
2. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
3. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
4. Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar.

Kegiatan Pembelajaran 2, Kerajaan - Kerajaan Hindhu Budha di Indonesia


Uraian Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal • Memberi salam dan mempersilahkan ketua kelas untuk 10 menit
memimpin doa
• Mengabsensi peserta didik
• Memberi motivasi kepada peserta didik untuk memulai
pembelajaran
• Guru melakukan apersepsi, mengingatkan kembali topik-
topik sejarah yang sudah dipelajari oleh peserta didik pada
pertemuan sebelumnya
Kegiatan Inti Mengamati 70 menit
• Guru menayangkan gambar-gambar peninggalan kerajaan
Hindu-Budha
• Siswa diperintahkan untuk membaca buku/materi yang
berkaitan dengan muncul berkembangnya kerajaan Hindu-
Budha di Indonesia
Menanya
Siswa mendiskusikan
 Berbagai kerajaan yang bercorak Hindu Budha di Indonesia
• Lokasi, sumber sejarah, aspek politik, ekonomi, sosial dan
budaya masing-masing kerajaan
• Faktor penyebab keruntuhan masing-masing kerajaan
Guru memfasilitasi kegiatan diskusi siswa
Mengumpulkan Informasi
Melalui diskusi dalam kelompok, Siswa mendiskusikan
 Berbagai kerajaan yang bercorak Hindu Budha di Indonesia
• Lokasi, sumber sejarah, aspek politik, ekonomi, sosial dan
budaya masing-masing kerajaan
• Faktor penyebab keruntuhan masing-masing kerajaan
Menalar
 peserta didik mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
dalam kelompok masing-masing
 Guru memfasilitasi
 Peserta didik menghubungkan berbagai informasi untuk
menemukan dalam kelompok masing-masing
 Guru memfasilitasi
Mengkomunikasikan
 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara
berkelompok
 Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
Kegiatan Penutup 1. Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara keseluruhan 10 menit
materi pada pertemuan ini
2. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
3. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
4. Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar.
Kegiatan Pembelajaran 3, Peninggalan Hindhu Budha di Indonesia
Uraian Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal • Memberi salam dan mempersilahkan ketua kelas untuk 10 menit
memimpin doa
• Mengabsensi peserta didik
• Memberi motivasi kepada peserta didik untuk memulai
pembelajaran
• Guru melakukan apersepsi, mengingatkan kembali topik-
topik sejarah yang sudah dipelajari oleh peserta didik pada
pertemuan sebelumnya
Kegiatan Inti Mengamati 70 menit
1. Sebelum mempelajari akulturasi budaya Nusantara dengan
Hindu-Buddha, peserta didik diminta untuk mengamati
gambar candi Borobudur pada buku
2. Dengan mengamati gambar candi, peserta didik dapat
menemukan macam-macam akulturasi kebudayaan
Nusantara dan Hindu-Budha
Menanya
Melalui membaca buku teks, peserta didik diminta untuk
membuat pertanyaan, misalnya :
1. Apa yang dimaksud Akulturasi kebudayaan?
2. Bagaimana ciri langgam candi Borobudur?
3. Bagaimana perbedaan langgam candi Jawa Tengah dan
Jawa Timur?
4. Bagaimana wujud akulturasi bidang seni rupa masa Hindu-
Buddha di Indonesia
Menalar
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, peserta didik
ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai akulturasi
kebudayaan Hindu-Buddha yang mempengaruhi seni
bangunan, seni rupa dan seni ukir serta seni sastra. Juga
mengidentifikasi hasil akulturasi Hindu-Buddha dengan
kebudayaan Indonesia asli di lingkungan sekitar tempat
tinggalnya.
Mencoba
1. Peserta didik mencatat hasil diskusi
2. Peserta didik membuat laporan hasil diskusi
Membuat jejaring
1. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi
2. Peserta didik mencatat/menyempurnakan hasil diskusinya
3. Peserta didik membuat laporan hasil dikusi untuk
dikumpulkan

Kegiatan Penutup 1. Guru dan Peserta Didik menyimpulkan secara 10 menit


keseluruhan materi pada pertemuan ini
2. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
3. Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini
4. Guru dan peserta didik menutup kegiatan dengan
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME bahwa
pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan
lancar.

Asesmen
Asesmen menggunakan asesmen diagnostik, formatif dan sumatif (terlampir pada tugas kelompok)
Asesmen diagnostik : Non Kognitif dan kognitif
Asesmen Formatif : proses projek
Asesmen Sumatif : Essay
Pengayaan dan Remedial
1) Kegiatan Pengayaan
Disesuaikan dengan bagaimana peserta didik memahami materi (kelas dengan dibantu pantauan
orang tua, kelas tambahan dan pembelajaran tetap dikelas)
2) Kegiatan Remidial
Guru memberikan asessmen remidial

3. LAMPIRAN
A. Ringkasan Materi
B. Lembar Kerja Peserta Didik
C. Bahan Bacaan Guru Dan Peserta Didik
D. Glosarium
E. Daftar Pustaka

Jepara, Juli 202


Mengetahui,
Kepala SMK N 1 Kalinyamatan Guru Mata Pelajaran

Nur Sufa’an, S.Pd, M.Pd Musta khim,S.S, Gr


NIP 19660417 200401 1 001 NIP 19770707 202221 1 006
Lampiran 1

RINGKASAN MATERI

A. Teori Masuknya Hindu-Budha di Indonesia


1. Teori Brahmana
 Pencetus  J.C. Van Leur
 Bunyi  menurut teori ini bahwa yang menyebarkan agama Hindu- Budha ke Indonesia adalah
kaum Brahmana (Pendeta). Para Brahmana datang dari India ke Nusantaraatas undangan pimpinan suku
dalam rangka pengesahan kekuasaan mereka (sama dengan raja-raja India)
 Kelebihan  agama Hindu bersifat tertutup (hanya kaum Brahmana yang menguasai ajaran
/kitab agama Hindu)
 Kelemahan  kaum Brahmana tidak bisa meninggalkan wilayah/daerah/tempatnya
 Bukti:
a. Ditemukannya prasasti-prasasti berbahasa Sansekerta dan huruf Pallawa (bahasa dan huruf tersebut,
hanya ada di dalam kitab Weda)
b. Candi di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya (seorang Resi dari India Selatan)
c. Adanya upacara Vratayastoma (pemberkatan bagi pemeluk Hindu) dan Abhiseka (pengukuhan raja)
d. Pengangkatan Brahmana menjadi Purohito (penasehat raja)
2. Teori Ksatria
 Pencetus  C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens
 Bunyi  Menurut teori ini, masuknya budaya India ke Nusantara adalah melalui para
Ksatria
 Kelebihan
a. Menurut C.C. Berg
 Para ksatria turut terlibat konflik di Indonesia. Mereka mendukung salah satu pihak
 Apabila berhasil menang, maka akan menerima hadiah
 Contohnya: dinikahkan dengan seorang putri kerajaan
b. Menurut Mookerji
 Golongan ksatria memiliki semangat berpetualang untuk menaklukan daerah lain
 Kemudian membangun koloni-koloni di Indonesia yang berkembang menjadi kerajaan
 Melalui kerajaan inilah, agama Hindu-Budha di sebarkan/ajarkan
c. Menurut J.L. Moens
 Para ksatria melarikan diri dari peperangan yang berlangsung di India
 Mereka kemudian mendirikan kerajaan baru di Indonesia pada abad ke-5 M
 Kelemahan
a. Golongan ksatria tidak menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
b. Tidak terdapat bukti tertulis bahwasanya telah terjadi tindakan kolonialisme yang dilakukan oleh para
ksatria dari India
c. Tidak ditemukannya bukti peninggalan prasarti yang menggambarkan penaklukan kerajaan di
Indonesia oleh kerajaan-kerajaan yang berasal dari India
3. Teori Waisya
 Pencetus  N.J. Krom
 Bunyi  Menurut teori ini, yang menyebarkan agama Hindu-Budha ke Indonesia
adalah kaum waisya (pedagang)
 Kelebihan  Para pedagang lah yang sering melakukan kontak dengan pribumi Nusantara
 Mereka juga sambil menetap selama ±6 bulan menunggu angin muson timur,
sembari menetap mereka menyebarkan agama
 Kelemahan  Para pedagang tidak menguasai ajaran agama Hindu-Budha
4. Teori Sudra
 Pencetus  Van Feber
 Bunyi  Menurut teori ini, yang menyebarkan agama Hindu-Budha ke Indonesia adalah kaum
sudra (buruh)
 Kelebihan  Kaum sudra bersama dengan kapal para waisya, kemudian
berdagang, menetap, dan menyebarkan ajaran agama Hindu-Budha di Indonesia
 Kelemahan  Kaum sudra tidak menguasai ajaran agama Hindu-Budha

5. Teori Arus Balik/Nasional


 Pencetus  F.D.K.Bosch dan G. Coedes
 Bunyi  Teori ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia datang ke India untuk menuntut ilmu
agama kemudian kembali lagi ke Indonesia untuk menyebarkannya
 Kelebihan  Perkembangan agama Hindu-Budha di Indonesia dilakukan
sendiri oleh kaum intelektual bangsa Indonesia

 Bukti  Prasasti Nalanda ”Balaputradewa (Sriwijaya) telah meminta Raja


India untuk membangun wihara di daerah Nalanda (India) sebagai tempat untuk
menimba ilmu para tokoh dari Sriwijaya”
 Kelemahan  Kemungkinan orang Indonesia untuk belajar agama Hindu-Budha ke India sulit, karena
pada masa itu orang Indonesia masih bersifat pasif.

B. Kerajaan Hindhu Budha di Indonesia

Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri di daerah Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara nih. Menurut Prasasti
Yupa, penguasa pertama kerajaan Kutai adalah Kudungga. Mulanya Kudungga adalah penguasa lokal,
namun karena adanya pengaruh Hindu, maka struktur pemerintahan berubah menjadi kerajaan.
Perpindahan kekuasaan dilakukan secara turun temurun, sehingga setelah berakhirnya masa kekuasaan
Kudungga, anaknya yang bernama Aswawarman-lah yang menduduki kekuasaan. Selanjutnya setelah kekuasaan
Aswawarman berakhir, kekuasaan kembali diturunkan kepada cucu Kudungga, yaitu Mulawarman. Pada masa
pemerintahan Raja Mulawarman inilah kerajaan Kutai mencapai zaman keemasan, Squad. Kerajaan Kutai juga
diperkirakan menjadi tempat singgah jalur perdagangan internasional melewati Selat Makassar, melewati Filipina
dan Cina. Sehingga sumber perekonomian kerajaan Kutai berasal dari kegiatan perdagangan.
Selain itu, kerajaan Kutai memiliki tradisi melakukan upacara-upacara ditempat suci. Terbukti
dengan adanya prasasti yang disebut Yupa atau batu tertulis. Tulisan yang terdapat dalam Yupa menggunakan
huruf Pallawa, bahasa Sanskerta. Yupa merupakan tugu peringatan upacara kurban. Dalam suatu prasasti
terdapat kata vaprakecvara yang berarti lapangan luas untuk pemujaan. Vaprakecvara berkaitan erat
dengan agama Siwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kutai menganut agama Siwa.

 Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak tidak jauh diantara pantai utara Jawa Barat. Diperkirakan wilayah
kerajaan Tarumanegara itu meliputi daerah Banten, Jakarta, dan Cirebon. Kerajaan ini mulai berkembang pada
abad ke-5 M, di bawah kekuasaan Raja Purnawarman. Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat.
Seperti yang disebutkan dalam Prasasti Tugu, Raja Purnawarman membuat pembangunan irigasi dengan cara
menggali saluran sungai kurang lebih sepanjang 6.122 tumbak (11 km), yang kemudian disebut sebagai Sungai
Gomati
Pembuatan saluran irigasi ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, karena pada akhirnya
dapat mengairi ladang pertanian masyarakat. Oleh karena itu, Raja Purnawarman menjadi raja yang diagung-
agungkan rakyat. Adanya saluran irigasi ini juga memberi dampak yang besar pada peningkatan ekonomi
masyarakat, karena berguna sebagai sarana lalu lintas perdagangan.
Selain itu, ia juga menjalin hubungan baik dengan Cina di masa Dinasti Tang, terbukti dari adanya
catatan seorang pendeta bernama Fa Hsien yang terdampar di Pulau Jawa pada 414 M. Dalam catatan itu
disebutkan bahwa masyarakat sekitar sudah mendapat pengaruh Hindu India. Raja dan sebagian besar masyarakat
memeluk agama Hindu, beberapa juga ada yang memeluk agama Buddha dan animisme. Berdasarkan Prasasti
Ciaruteun, terdapat telapak kaki Raja Purnawarman yang dianggap rakyat sebagai telapak kaki Dewa Wisnu
atau dewa pelindung dunia

 Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga atau Holing diperkirakan terletak di daerah Jepara, Jawa Tengah.
Berdasarkan berita Cina dari Dinasti Tang, kerajaan Kalingga memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, di
mana sebelah timur berbatasan dengan Po-Li (Bali), di sebelah barat berbatasan dengan To-Po-Teng
(Sumatra), sebelah utara berbatasan dengan Ta-Hen-La (Kamboja), sedangkan selatan berbatasan dengan
Samudra. Raja yang terkenal di kerajaan Kalingga yaitu Ratu Sima, yang memerintah sekitar tahun 674 M
Ratu Sima adalah pemimpin yang tegas, jujur, dan bijaksana. Ratu Sima akan menghukum siapapun yang
melanggar hukum, baik dari kalangan rakyat biasa maupun kerabatnya sendiri. Sehingga keadaan sosial
masyarakat menjadi teratur. Rakyat menghormati dan menaati peraturan yang diterapkan Ratu Sima.
Kepercayaan utama di kerajaan Kalingga adalah Buddha. Menurut catatan I-Tsing, temannya bernama
Hui-Ning dan pembantunya Yunki pada tahun 665 M pergi ke Kalingga untuk menerjemahkan kitab suci agama
Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Tiongkok. Sementara untuk mata pencaharian masyarakatnya adalah
bertani dan berdagang di pasar. Pada tahun 742-755 M, kerajaan Kalingga mengalami kemunduran akibat
serangan Sriwijaya dalam upaya menguasai perdagangan, akibatnya pemerintahan Kijen mundur ke pedalaman
Jawa Tengah
 Kerajaan Sriwijaya
Pada abad ke-7, muncul kerajaan yang berkembang begitu pesat di wilayah Sumatra, yaitu
Kerajaan Sriwijaya. Awalnya Kerajaan Sriwijaya ini muncul setelah munculnya kota-kota perdagangan.
Wilayah pantai timur Sumatra merupakan wilayah yang sangat ramai, hal ini dikarenakan wilayah tersebut
menjadi salah satu jalur perdagangan. Kerajaan Sriwijaya terletak di Sumatera Selatan tepatnya di
Sungai Musi, Palembang. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, raja Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang,
berhasil menaklukkan daerah Minangatamwan yang diperkirakan saat ini adalah daerah Jambi. Letak
Sriwijaya yang cukup strategis mendorong interaksi antara Sriwijaya dengan kerajaan di luar Nusantara, seperti
kerajaan Nalanda dan kerajaan Chola dari India. Selain dengan India, Sriwijaya juga melakukan hubungan
baik dengan pedagang-pedagang dari Tiongkok yang sering singgah. Perluasan daerah kekuasaan ini,
mendorong perekonomian kerajaan menjadi maju.
Selain Dapunta Hyang, Sriwijaya pernah dipimpin oleh Raja Balaputradewa yang merupakan keturunan
Dinasti Syailendra. Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat berjaya.
Pada abad ke-7 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda, Selat Malaka,
Selat Bangka, dan Laut Jawa.
Seperti yang disebutkan dalam Prasasti Ligor yang ditemukan di Ligor, pangkalan kerajaan Sriwijaya
berfungsi untuk mengawasi perdagangan di Selat Malaka. Hingga abad ke-8 M, kerajaan Sriwijaya berhasil
menguasai jalur perdagangan di Asia Tenggara. Oleh karena kekuasaannya yang sangat luas, Sriwijaya
menjadi kerajaan maritim terbesar di seluruh Asia Tenggara. Walaupun kerajaan Sriwijaya merupakan pusat
agama Buddha di luar India, Sriwijaya tidak memiliki peninggalan budaya berupa candi-candi atau archa dalam
bidang kebudayaan. Kepercayaan kerajaan Sriwijaya merupakan Buddha Mahayana.
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran mulai pada abad ke-13 M, ditandai dengan munculnya
kerajaan-kerajaan besar seperti kerajaan Siam yang sama-sama menguasai jalur perdagangan. Selain itu,
munculnya kerajaan Singasari yang ingin menyatukan wilayah Nusantara, mulai mengirim ekspedisi ke arah
barat yang disebut ekspedisi Pamalayu. Aktifitas perdagangan juga sudah mulai berkurang, sehingga para
pedagang menyeberang ke daerah Tanah Genting Kra. Kekuasaan Sriwijaya mulai berakhir karena
munculnya kerajaan Majapahit dan dihancurkan pada
1377 M

 Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan besar bercorak Hindu-Buddha di Jawa. Kerajaan
Mataram diperkirakan berdiri selama 196 tahun dan memiliki 17 orang Raja. Raja memiliki gelar khusus seperti
narapati yang berarti manusia yang memimpin, sri maharaja yang berasal dari bahasa Sanskerta, rakai dan
abhiseka yang semuanya berasal dari India. Raja pertama Mataram adalah Ratu Sanjaya.
Pada masa pemerintahan Sanjaya, Kerajaan Mataram Kuno sedang sibuk melakukan perang dengan
kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya. Menurut Prasasti Canggal, Raja Sanjaya adalah pendiri Mataram Kuno. Ia
pun membahas tentang Lingga, yang merupakan lambang dari Dewa Siwa. Sehingga, agama yang dianut
pada masa itu adalah Hindu Siwa. Sedangkan dalam Prasasti Balitung, diceritakan nama-nama Raja yang
memerintah saat masa Kerajaan Dinasti Sanjaya.
Setelah Raja Sanjaya meninggal, pemerintahan Rakai Pikatan naik tahta. Rakai Pikatan ingin menguasai
seluruh wilayah Jawa Tengah, namun terhalang karena adanya Kerajaan Syailendra yang dipimpin oleh
Balaputradewa. Untuk menyatukan kedua kerajaan ini, Rakai Pikatan meminang putri Pramodhawardani.
Namun, Pramodhawardani tetap menyerahkan kekuasaannya kepada Balaputradewa. Sehingga memicu
perang saudara antara dua kerajaan tersebut. Setelah Balaputradewa dapat dikalahkan, ia lari ke
Sriwijaya. Berdasarkan peninggalan yang berupa Istana Ratu Boko, kerajaan Syailendra terletak di daerah
pegunungan.
Dalam Prasasti Ratu Boko 856 M diceritakan tentang kekalahan Balaputradewa dalam perang
saudara. Setelah itu, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh Rakai Panangkaran. Dalam Prasasti Kalasan,
Rakai Panagkaran diminta oleh Raja Wisnu untuk mendirikan Candi Kalasan (Candi Buddha). Selama masa
pemerintahan Raja Indra, ekspansi politik dijalankan untuk memperluas daerah hingga ke Selat Malaka.
Kekuasaan kemudian diturunkan kepada Samaratungga. Pada masa pemerintahannya, dibangunlah Candi
Borobudur. Nama Borobudur diperkirakan berasal dari kata Bhumi Sambhara yang artinya gunung dan budhara
berarti raja.
 Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, tepatnya di muara sungai Brantas. Kerajaan ini
merupakan hasil pemindahan kerajaan Mataram Kuno akibat bencana alam gunung Merapi, dan yang
mendirikan adalah Mpu Sindok. Selama masa pemerintahan Mpu Sindok, wilayah kekuasaan kerajaan Medang
Kamulan meliputi hampir seluruh wilayah Jawa Timur, seperti Nganjuk bagian barat, Pasuruan bagian timur,
Surabaya bagian utara, dan Malang bagian Selatan
.
Mpu Sindok memiliki gelar Sri Isyanatunggadewa karena mendirikan Dinasti Isyana. Mpu Sindok
merupakan keturunan dari Dinasti Sanjaya dari Mataram, namun karena desakan dari Sriwijaya, akhirnya
Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur. Pada masa pemerintahan Mpu Sindok,
aktifitas perdagangan cukup tinggi di Jawa Timur. Sampai masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas
perdagangan meluas sampai keluar daerah Jawa Timur. Ada hal yang perlu kita teladani dari apa yang
dilakukan oleh Mpu Sindok. Untuk bidang sosial budayanya, Mpu Sindok mencontohkan bagaimana sikap
toleransi. Satu bentuk toleransinya adalah ketika Mpu Sinduk mengizinkan penyusunan kitab
Sanghyang Kamahayanikan, yang merupakan kitab suci agama Buddha, padahal Mpu Sindok adalah
penganut agama Hindu

 Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1291 M Raja Kertanegara di Singasari wafat, kemudian kerajaan Singasari diserang
secara mendadak oleh Jayakatwang yang merupakan raja Kediri. Pada masa itu menantu Kertanegara, Raden
Wijaya berhasil melarikan diri ke Madura. Raden Wijaya mengumpulkan kekuatan untuk menyerang balik
Jayakatwang dan bekerjasama dengan pasukan Tiongkok. Setelah kerajaan Singasari berhasil ditaklukkan, Raden
Wijaya ingin kemenangan tunggal. Sehingga ia kembali melakukan penyerangan terhadap pasukan Tiongkok.
Raden Wijaya mencapai kemenangan dari penyerangan tersebut dan menjadi penguasa tunggal di Jawa.
Sehingga pada tahun 1292 M, kerajaan Majapahit resmi berdiri. Masa pemerintahan kerajaan ini berlangsung
cukup lama, sekitar 193 tahun.
Setelah Raden Wijaya wafat, tahta Raja digantikan oleh Raden Jayanegara yang merupakan anak dari
Raden Wijaya. Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan- pemberontakan.
Pemberontakan yang paling besar adalah pemberontakan Kuti, yang akhirnya menyebabkan ia harus mengungsi ke
Desa Bedander bersama Gajah Mada. Kemudian Jayanegara merencakan serangan balik kepada Kuti bersama
Gajah Mada. Setelah penyerangan berhasil, Gajah Mada diangkat menjadi patih. Setelah Jayanegara wafat, tahta
diberikan kepada putrinya, Tribhuwanatunggadewi.
Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng pada tahun 1331 M, yang akhirnya mampu
ditumpas oleh Gajah Mada. Berkat upayanya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Mangkubumi Majapahit dan
memiliki wewenang menetapkan politik pemerintah. Saat upacara pelantikan, Gajah Mada menyampaikan
sumpahnya yang dikenal dengan Sumpah Palapa. Ia bersumpah tidak akan hidup mewah sebelum menyatukan
Nusantara di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit. Peninggalan sastra dari kerajaan Majapahit ini cukup banyak,
diantaranya adalah Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca, Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular,
dan Kitab Arjunawiwaha karangan Empu Tantular
Lampiran 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LKPD 1

A. Topik : Teori - teori masuknya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia


B. Tujuan :
Setelah selesai mengerjakan LKPD ini diharapkan peserta didik mampu :
1. Menganalisis berbagai teori tentang masuknya Hindhu Budha ke Indonesia
2 Menguraikan saluran masuknya HIndhu Budha ke Indonesia
C. Langkah Kegiatan
1. Siswa duduk berdasarkan kelompok yang ditentukan
2. Siswa mendengar arahn guru terkait kegiatan mana yang dikerjakan
3. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik yang tela diberikan oleh guru
4. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya
5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
6. LKDP dikumpulkan kempali kepada gruu untuk diperiksa

K ATAN WA

Setelah mengamati gambar – gambar tersebut, kerjakan secara berdiskusi dengan kelompok kalian
Tabel 1 Teori Masuknya Islam ke Indonesia
No Teori masuknya Penjelasan Pendukung Bukti
Hindhu Budha ke
Indonesia
1
2
3
4

LKPD 2

Lengkapilah tabel berikut ini dengan jawaban yang benar

Tabel Kerajaan Hindhu Budha di Indonesia


No Kerajaan Raja Pertama Puncak Kejayaan Raja Terakhir Peninggalan
1
2
3
4
5
6

LKPD 3

Peninggalan Hindhu Budha di Indonesia


No Peninggalan Hindhu Budha di Indonesia
1
2
3
4
5
. Lampiran 3

Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik, Glosarium dan Daftar Pustaka

Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


1. Buku Guru Sejarah SMK Kelas X, Kementrian Pendidikan, Kebudayaa, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia, 2021
2. Buku Siswa Sejarah SMK Kelas X Kementrian Pendidikan, Kebudayaa, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia, 2021

Glosarium
Brahmana :
Budha :
Candi :
Hindhu :
Ksatria :
Sudra :
Waisya :

Daftar Pustaka
Kemendikbud.2017. Sejarah untuk SMK/MAK Kelas X Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017:
Jakarta
LP2IP. 2020. Sejarah Indonesia X berdasarkan kurikulum 2013: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai