Anda di halaman 1dari 25

AKSI NYATA FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

TOPIK 5

Membuat Projek Perubahan (change project)


Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 pada sekolah mitra PPL. Projek perubahan ini dapat dilakukan
berdasarkan case-based atau project-based.
Strategi Penerapan Merdeka Belajar

- Topik pemahaman gagasan dan prinsip


pendidikan berdasarkan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara
Change Project Pendidikan Yang Berpihak - Penerapan pembelajaran yang berpihak
Pada Peserta Didik Pada Abad Ke 21 pada peserta didik dan memerdekakan
peserta didik
- Memfasilitasi peserta didik agar tumbuh
dan berkembang sesuai dengan kodrat
zaman.

Project Aksi Nyata: Mengidentifikasi Kerajaan Hindu Budha di Indonesia

Alasan Pemilihan Project (Inquiry-Based Instruction) :


Berdasarakan karakteristik peserta didik dalam belajar yang menginginkan pembelajaran
yang aman, nyaman dan menyenangkan. Keterampilan abad 21 yang harus dimiliki peserta
didik yaitu keterampilan berfikir kritis, kretivitas, kolaborasi dan komunikasi. Discovery
Learning adalah model pembelajaran yang menerapkan Inquiry-Based Instruction. Model
discovery learning dalam mengembangkan ketrampilan abad 21 yaitu dengan melatih peserta
didik untuk berpikir secara mandiri. Model discovery learning dapat membantu peserta didik
membentuk cara kerja sama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengarkan
ide–ide orang lain. Model discovery learning belajar menggunakan strategi tanya jawab
sehingga mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi peserta didik.

Daya Dukung Project:


1. Elemen sekolah. Kepala sekolah, guru, pesertadidik serta komite sekolah/masyarakat
2. Skill atau potensi yang dimiliki peserta didik yang beragam
Strategi Pembelajaran Faktor pendukung
1. Mengenali karakteristik peserta didik 1. Kepala sekolah
yang berbeda-beda 2. Guru
2. Mengenali gaya belajar, minat dan 3. Peserta didik
kebutuhan peserta didik 4. Lingkungan belajar
3. Membentuk karakter peserta didik 5. Orang tua
yang berkarakter pancasila
4. Pembelajaran yang melibatkan
teknologi

Tantangan dan Solusi Project


Tantangan Solusi
Terdapat peserta didik yang hiper aktif dalam Memberikan pendampingan khusus untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik yang hiper aktif

Harapan Project
Harapan saya terhadap project yang telah di rekomendasikan pada project ini diantaranya:
1. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah,
2. Peserta didik memperoleh kemampuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran, dan
3. Dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks.
1. Modul Ajar

Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Banjarmasin


Kelas/Semester : X-D
Mata Pelajaran : Sejarah
Tahun Ajaran : 2022/2023

Materi Pokok : Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indoensia


Alokasi Waktu : 3 Jam Pertemuan (JP) X 1 Pertemuan

Capaian Pembelajaran Alur Tujuan


Pembelajaran
- Pada akhir fase E, peserta didik diharapkan mampu 10.2 Peserta Didik
memahami konsep dasar kerajaan Hindu-Budha; mampu
Menganalisa manusia dalam kerajaan Hindu-Budha, Menganalisis dan
Menganalisa kerajaan Hindu-Budha, dalam ruang mengevaluasi
lingkup, lokal, nasional, dan Global; Menganalisa Kerajaan Kerajaan
Kerajaan Hindu-Budha dari pola perkembangan, Hindu Budha di
perubahan, berkelanjutan, dan keberulangan; Indonesia (Kutai
Menganalisa kerajaan Hindu-Budha secara diakronik dan
maupun sinkronik. Tarumanegara)

INDIKATOR PEMBELAJARAN

Alur Tujuan Indikator Pembelajaran


Pembelajaran

11.2 Peserta didik mampu 11.1.1 Menganalisis Kerajaan Hindu-Budha di


menganalisis kerajaan Indonesia
Hindu-Budha di Indonesia 11.1.2 Menganalisis perkembangan kehidupan
masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada
masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di
Indonesia
11.1.3 Memaparkan bukti-bukti kehidupan
pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha yang
masih ada sampai masa kini

PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG BERKAITAN

1. Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Selalu bersyukur kepada Allah SWT/Tuhan YME atas dengan cara bersyukur
terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memulai dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran melalui berdoa menurut kepercayaan dan agama yang dianut oleh
setiap peserta didik.
2. Bekebhinekaan Global
Bekerja sama dalam kelompok ketika menyelesaikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dari guru tanpa memandang SARA. Melalui pengamatan
mengenai peristiwa bersejarah pergantian pemerintahan Kerajaan Hindu Budha,
Islam, hingga masa orde baru menuju masa reformasi menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia selalu berhubungan dengan bangsa lain.
3. Mandiri
Peserta didik memiliki inisitif ketika menyampaikan gagasan saat berdiskusi.
4. Kritis
Peserta didik dapat menyampaikan gagasan atau pendapat berdasarkan
pernyataan yang diberikan oleh guru berdasarkan argument yang ilmiah.
5. Kreatif
Menyajikan hasil kerja baik secara kelompok maupun individu dalam bentuk
tulisan baik secara non digital maupun digital sesuai kreatifitas peserta didik
masing-masing.
6. Gotong royong
Mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) secara kolaborasi atau kelompok
INFORMASI UMUM

Model Pembelajaran Discovery Learning

Moda Pembelajaran Tatap Muka

Metode Pembelajaran Ceramah, Tugas Kelompok, Diskusi

Bentuk Penilaian Assessment Individu:

 Tes tertulis essay

 Penilaian sikap peserta didik selama


kegiatan pembelajaran berlangsung

Assessment Kelompok:

 Hasil kerja kelompok

 Presentasi Hasil Diskusi

Penilaian hasil kerja LKPD


(mengkomunikasikan laporan dalam
bentuk tulisan/tulisan/ media lain)

Alat dan Bahan Laptop, Smartphone, Internet,


Modul/Buku Pelajaran yang relevan,
Proyektor dan whiteboard, spidol

Media Pembelajaran Hapsari, Ratna. M.Adi. 2021. IPS


Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
PT. Gelora Aksara Pratama.

Video Pembelajaran (Youtube)

Target Peserta Didik Peserta Didik Regular

Persiapan Pembelajaran a. Menjawab pertanyaan


b. Mencari informasi dari berbagai
literatur mengenai kerajaan Hindu
Budha di Indonesia (90 menit)
c. Menyusun teknis kegiatan
pembelajaran peserta didik (15 menit)
d. Menyusun asesmen (30 menit)

Kegiatan Pembelajaran Terlampir


KEGIATAN PEMBELAJARAN (ATP 10.1)

Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1. Guru mengucapkan salam, dan berdoa bersama peserta 5 menit
didik sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Guru melakukan pengecekan kehadiran peserta didik.
3. Guru melakukan perkenalan serta memberikan sapaan
hangat dan memotivasi belajar kepada peserta didik.
4. Guru menyiapkan media pembelajaran bersama peserta
didik.
5. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik terkait
materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
6. Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan
dipelajari.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, materi pokok yaitu tentang kerajaan Hindu-Budha
di Indonesia.
Kegiatan Stimulation/ Pemberian Rangsangan 12 menit
Inti 1. Guru memberikan penjelasan mengenai materi yang
diajarkan dari
2. Guru menampilkan video pembelajaran yang telah
disiapkan https://youtu.be/Id-DVfa2z10 (Kutai) dan
https://youtu.be/qDja0EQfSOY (Tarumanegara).
Problem Statement/ Identifikasi Masalah 5 menit
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah
disampaikan.
Data Collecting/ Pengumpulan Data 5 menit
1. Guru membagi kelas dalam 6 kelompok (disesuaikan oleh
kondisi setiap kelas masing-masing).
2. Setiap kelompok mengerjakan LKPD secara kolaboratif.
3. Setiap kelompok mengumpulkan informasi yang
diperlukan dengan melakukan literasi digital dan non
digital tentang kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di
Indonesia.
4. Guru memberikan bahan bacaan mengenai kerajaan yang
bercorak Hindu-Budha di Indonesia (Kutai dan
Tarumanegara). (materi terlampir) https://dik.si/mc4SQ

Data Processing/ Pengolahan Data 15 menit


1. Secara berkelompok, peserta didik mengasosiasikan hasil
literasinya dengan penjelasan dari guru dengan
mengerjakan lembaran kerja peserta didik (LKPD)
pertemuan 1 (keterangan terlampir).
Verification/ Pembuktian 20 menit
1. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
secara bergantian di depan kelas.
2. Setiap kelompok dapat membandingkan hasil kerja dengan
kelompok lainnya.
3. Semua kelompok yang telah menyelesaikan hasil
presentasinya dapat di apresiasi dan mempersilahkan
kelompok lainnya untuk bertanya mengenai hasil yang
telah disampaikan.
Generalization/ Menarik Kesimpulan 10 menit
Peserta didik membuat kesimpulan tentang materi
pembelajaran yang diperoleh yaitu kerajaan yang bercorak
Hindu-Budha di Indonesia.
Catatan: Selama pembelajaran berlangsung, guru
mengamati sikap peserta didik dalam
pembelajaran yang meliputi sikap:
(komunikatif, kerja sama, rasa ingin tahu)
sesuaikan dengan keadaan.
Penutup 1. Guru mengajak peserta untuk melakukan refleksi terhadap 10 menit
proses pembelajaran yang sudah berlangsung dengan
mengerjakan post test yang disediakan oleh guru
2. Guru memberikan penguatan setelah pembelajaran materi
Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
3. Guru kemudian menyampaikan topik rencana materi pada
pertemuan selanjutnya
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengarahkan
peserta didik untuk berdoa sesudah belajar, serta
memotivasi peserta didik untuk menjaga kesehatan.
ASSESMEN FORMATIF TERTULIS

KELOMPOK 1
Anggota: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas X-D

No. Gambar
1.

Interpretasikan Mengenai Letak Kerajaan Kutai Berdasarkan Peta Diatas!

2.

Identifikasi dan Jelaskan secara singkat isi 7 Prasasti Yupa!


ASSESMEN FORMATIF TERTULIS

KELOMPOK 2
Anggota: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas X-D

No. Tugas
1.

Interpretasikan Mengenai Letak Kerajaan Kutai Berdasarkan Peta Diatas!

2. Identifikasi dan Jelaskan Aspek Kehidupan Kerajaan Kutai dibawah


ini:

a. Aspek Politik :

b. Aspek Ekonomi :
ASSESMEN FORMATIF TERTULIS

KELOMPOK 3
Anggota: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas X-D

No. Gambar
1.

Interpretasikan Mengenai Letak Kerajaan Kutai Berdasarkan Peta Diatas!

2. Identifikasi dan Jelaskan Aspek Kehidupan Kerajaan Kutai dibawah


ini :

a. Aspek Agama :

b. Kondisi Sosial Budaya :


ASSESMEN FORMATIF TERTULIS

KELOMPOK 3
Anggota: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas X-D

No. Gambar
1.

Interpretasikan Mengenai Letak KerajaanTarumanegara Berdasarkan Peta


Diatas!

2. Jelaskan secara singkat isi prasasti peninggalan Kerajaan


Tarumanegara dibawah ini :

a. Prasasti Tugu:

b. Prasasti Ciaruten:

c. Prasasti Kebon Kopi:


KELOMPOK 4
Anggota: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas X-D

No. Gambar
1.

Interpretasikan Mengenai Letak KerajaanTarumanegara Berdasarkan Peta


Diatas!

2. Jelaskan secara singkat isi prasasti serta kehidupan politik Kerajaan


Tarumanegara dibawah ini :

a. Prasasti Muara Cianten:

b. Prasasti Jambu:

c. Prasasti Lebak:

d. Prasasti Pasir Awi:


KELOMPOK 5
Anggota: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas X-D

No. Gambar
1.

Interpretasikan Mengenai Letak KerajaanTarumanegara Berdasarkan Peta


Diatas!

2. Jelaskan secara singkat aspek kehidupan Kerajaan Tarumanegara


dibawah ini:

a. Kondisi Politik:

b. Kondisi Ekonomi:

c. Kondisi Agama:

d. Kondisi Sosial Budaya:


ASSESMEN FORMATIF TERTULIS
(INDIVIDU)

Nama :
Kelas :
Hari Tanggal :
Silakan Isi Kolom Pernyataan Dengan Pilihan Yang Tepat!
No. Pernyataan Pilihan
1. Kerajaan ini terletak di tepi Sungai Mahakam A. Prasasti Yupa
dan Berpusat di Muarakaman (…)
B. Mulawarman
2. Pendiri Kerajaan Kutai adalah seorang Raja asli C. Purnawarman
nusantara yang dibuktikan dengan Namanya
D. Aswawarman
belum dipengaruhi kebudayaan India (…)
3. “Sang Mulawarman, raja yang mulia dan E. Kerajaan Kutai
terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor
F. Kerajaan Tarumanegara
lembu kepada para brahmana yang seperti api,
(bertempat) di dalam tanah yang sangat suci
(Bernama) waprakeswara” (…)
4. Kebijakan seorang raja dari Kerajaan G. Prasasti Tugu
Tarumanegara yang memerintahkan rakyatnya
H. Prasati Kebon Kopi
untuk membuat saluran Gomati sepanjang 12km
(…)
5. Kerajaan Hindu Budha Tertua di Pulau Jawa dan I. Kudungga
merupakan cilak bakal dari Kerajaan Sunda (…)
J. Wapraweskara
RUBRIK ASSEMEN FORMATIF TERTULIS

Tujuan Bentuk No ∑ Skor


Materi Soal Jawaban Bobot
Pembelajaran Assemen Soal Capaian
Peserta didik mampu Kerajaan 1 Kerajaan ini terletaak di tepi Kerajaan Kutai 2 20%
mengidentifikasi Hindu- Sungai Mahakam dan Berpusat
letak Kerajaan Kutai Budha di di Muarakaman (…)
Indonesia
Peserta didik mampu Kerajaan 2 Pendiri Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga 2 20%
mengidentifikasi raja Hindu- seorang Raja asli nusantara yang
dari Kerajaan Kutai Budha di dibuktikan dengan Namanya
Indonesia belum dipengaruhi kebudayaan
India (…)

Peserta Didik mampu Kerajaan 3 “Sang Mulawarman, raja yang Prasasti Yupa 2 20%
menjelaskan isi Hindu- mulia dan terkemuka, telah
prasasti Yupa dari Budha di memberi sedekah 20.000 ekor
Kerajaan Kutai Indonesia lembu kepada para brahmana
yang seperti api, (bertempat) di
dalam tanah yang sangat suci
(Bernama) waprakeswara” (…)

Peserta didik mampu Kerajaan 4 Kebijakan seorang raja dari Raja Punawarman 2 20%
mengidentifikasi Hindu- Kerajaan Tarumanegara yang
kebijakan Raja dari Budha di memerintahkan rakyatnya
Kerajaan Indonesia untuk membuat saluran Gomati
Tarumanegara sepanjang 12km (…)
Peserta didik mampu Kerajaan 5 Kerajaan Hindu Budha Tertua Kerajaan Tarumanegara 2 20%
mengidentifikasi Hindu- di Pulau Jawa dan merupakan
kerajaan Hindu Budha di cilak bakal dari Kerajaan Sunda
Indonesia (…)
Tujuan Bentuk No ∑ Skor
Materi Soal Jawaban Bobot
Pembelajaran Assemen Soal Capaian
Budha Tertua di
Pulau Jawa
Pedoman Penilaian
a. Setiap jawaban peserta didik yang sesuai dengan kunci dinyatakan “Benar” dan diberi skor
1, sedangkan jawaban peserta didik yang tidak sesuai dengan kunci dianggap “Salah” dan
diberi skor 0. Tidak dibenarkan memberi skor selain 0 dan 1. Apabila ada jawaban peserta
didik yang kurang sempurna, kurang memuaskan, atau kurang lengkap, pemeriksa harus
dapat menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Dengan demikian dapat diputuskan akan diberi
skor 0 atau 1 untuk jawaban tersebut.
b. Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban peserta didik dan kriteria jawaban. Di
dalam pedoman penskoran sudah ditetapkan skor yang diberikan untuk setiap tingkatan
kualitas jawaban.
c. Apabila dalam satu tes terdapat lebih dari satu nomor soal uraian, setiap nomor soal uraian
diberi bobot.
d. perhitungan nilai dengan menggunakan rumus:

Perolehan skor
Nilai Setiap Soal = ( x 100) bobot
Skor maksimal

No. Aspek Penilaian Skor

0 1 2 3

1. Kelengkapan Materi
1. Penulisan materi
3. Kemampuan presentasi
4. Keaktifan selama kegiatan presentasi
5. Sikap menghargai dan menghormati
pendapat orang lain

Indikator Rubrik Penilaian Dan Diskusi

No. Indikator Rubrik

1. Kelengkapan Materi 3 = sangat lengkap


2 = lengkap
1 = kurang lengkap
0 = tidak ada
2. Penulisan Materi 3 = sangat sesuai dengan rambu-rambu yang diberikan
2 = sesuai dengan rambu-rambu yang diberikan
1 = tidak sesuai rambu-rambu yang diberikan
0 = tidak ada
3. Kemampuan 3 = Sangat komunikatif
Presentasi 2 = Komunikatif
1 = Kurang komunikatif
0 =Tidak Komunikatif
4. Keaktifan selama 3 = Sangat aktif
kegiatan presentasi 2 = Cukup aktif
1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
5. Sikap menghargai 1 = Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang
dan menghormati lain
pendapat orang lain 0 = Tidak Sikap menghargai dan menghormati pendapat
orang lain
Jumlah Skor 20

ASESMEN SIKAP
Instrumen penilaian sikap diskusi

No Nama Peserta Kerja sama Rasa ingin Mengikuti Komunikatif


didik tahu aturan diskusi

1
2
Dst
Rubrik Penilaian Sikap
Skor:
4 = sangat baik
3= baik
2 = cukup
1= kurang

NILAI
MATERI KERAJAAN HINDU BUDHA DI INDONESIA
(KERAJAAN KUTAI DAN TARUMANEGARA)

A. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha tertua di Indonesia. Hal ini
didasarkan pada peninggalan sejarah berupa Yupa yang diperkirakan berasal dari abad ke-
5 Masehi. Pusat Kerajaan Kutai terletak di daerah Muarakaman di tepi Sungai Mahakam.
Namun wilayah kekuasaannya cukup luas, yakni mencakup hampir seluruh Kalimantan
Timur. Dari Yupa diketahui pula corak kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya
Kerajaan Kutai.
a. Kehidupan Politik Kerajaan Kutai
Yupa menjelaskan tentang silsilah para pemimpin Kerajaan Kutai. Adapun raja-raja
yang pernah pemimpin Kutai yakni:
1) Kudungga
Kudungga merupakan pendiri Kerajaan Kutai. Kudungga awalnya merupakan
seorang kepala suku. Dilihat dari namanya, Kudungga masih menggunakan
nama lokal yang tidak berbau India. Oleh sebab itu para ahli berpendapat saat
Kudungga menjadi raja pengaruh agama Hindu baru mulai masuk ke nusantara.
Kudungga kemudian mewariskan tahta kepada keturunannya.
2) Aswawarman
Kudungga mempunyai putra bernama Aswawarman yang menjadi raja. Dalam
Yupa ia disebut seperti Dewa Ansuman (Dewa Matahari) dan memiliki julukan
Wamsakerta atau pembentuk keluarga/dinasti Hindu. Alasannya adalah karena
Aswawarman diperkirakan merupakan raja pertama yang telah menganut
agama Hindu saat ia memimpin. Beberapa ahli mengatakan bahwa saat
Kudungga memimpin, ia belum menganut agama Hindu. Saat itu ia masih
berperan sebagai kepala suku yang pada akhirnya mempunyai keturunan
sebagai raja-raja Kutai. Di masa pemerintahan Aswawarman, Kerajaan Kutai
mulai memperluas wilayahnya. Aswawarman memiliki tiga orang putera, salah
satunya adalah Mulawarman.
3) Mulawarman
Mulawarman merupakan raja terbesar di Kutai. Kerajaan Kutai berada pada
puncak kejayaannya di masa sang raja. Wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai
meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur. Saat itu rakyat Kutai
diketahui hidup sejahtera dan makmur.
b. Kehidupan Ekonomi
Dikutip dari buku Sejarah Indonesia Kelas X Edisi Revisi 2014 terbitan Kemdikbud,
Kerajaan Kutai terletak di tepi sungai Mahakam sehingga masyarakatnya banyak
berpencaharian di bidang pertanian. Selain pertanian, mereka juga melakukan
perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang dengan bangsa luar.
Sebab jika dilihat dari letak geografisnya, Kerajaan Kutai berada pada jalur
perdagangan antara China dan India. Jalur perdagangan internasional dari India
melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai di China. Dalam pelayarannya
para pedagang diperkirakan singgah terlebih dahulu di Kutai. Oleh sebab itu Kutai
semakin ramai dan rakyat hidup makmur. Kemakmuran Kutai tercermin dari
kedermawanan Raja Mulawarman. Dikisahkan ia mengadakan kurban emas dan 20.000
ekor lembu untuk para brahmana.
c. Kehidupan Sosial Budaya
Dalam Prasasti Yupa tertulis bahwa masyarakat sudah banyak yang menganut agama
Hindu, sehingga pola pengaturan kerajaan kepada masyarakat sangat teratur seperti
pemerintahan Kerajaan India. Masyarakat di Kerajaan Kutai dapat menerima unsur
budaya luar (India), namun tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Contohnya prasasti berbentuk Yupa yang menggunakan huruf Pallawa menunjukkan
adanya pengaruh dari India Selatan. Sedangkan Yupa sendiri merupakan bentuk
perkembangan dari menhir, kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman
Megalitikum. Kehidupan budaya Kerajaan Kutai juga sudah maju. Hal ini dibuktikan
dengan upcacara penghinduan Vratyastoma. Di masa Raja Mulawarman, upacara
tersebut telah dipimpin oleh pendeta Brahmana yang merupakan orang lokal. Artinya
kala itu telah ada kaum Brahmana asli nusantara yang memiliki kemampuan intelektual
tinggi, khususnya penguasaan terhadap bahasa Sansekerta.

B. Kerajaan Tarumanegara
Sebelum kita bahas kehidupan politik kerajaan Tarumanegara, sedikit
pendahuluan mengenai asal usul penamaan kerajaan ini. Tarumanegara berasal dari dua
kata, yaitu "Tarum" dan Nagara. Tarum merupakan nama sebuah sungai di Jawa Barat,
yakni Citarum. Sementara "Negara" berarti sebuah kerajaan. Keberadaan kerajaan
Tarumanegara dibuktikan dari penemuan kompleks percandian Batujaya dan Cibuaya
di muara Sungai Citarum. Salah satu sumber sejarah yang mengungkap bagaimana
kehidupan politik di kerajaan Tarumanegara adalah Naskah Wangsakerta. Di dalam
naskah ini memuat nama raja-raja Tarumanegara yang jumlahnya dari berdiri hingga
runtuh mencapai 12 raja. Memang belum ada bukti yang menyebutkan siapa pendiri
kerajaan Tarumanegara, namun pada naskah Wangsakerta disebutkan bahwa raja
pertama Tarumanegara bernama Jayasingawarman, namun banyak para pakar
meragukan isi naskah tersebut.
Menurut naskah Wangsakerta, kerajaan Tarumanegara didirikan pada tahun 258
masehi oleh Jayasingawarman. Raja pertama ini kemudian digantikan oleh puteranya
bernama Dharmayawarman. Ia memerintah dari tahun 382 hingga 395 masehi. Makam
Jayasingawarman dipusarkan di tepi kali Gomati, sementara Dharmayawarman di tepi
kali Candrabaga. Raja ke 3 sekaligus raja terkenal kerajaan Tarumanegara bernama
Purnawarman. Berdasarkan isi prasasti Tugu, pada masa pemerintahan raja
Purnawarman sering terjadi bencana alam berupa banjir. Maka dari itu belau
memerintahkan untuk menggali Sungai Candrabaga dan Gomati sepanjang 12 km
(6112 tombak). Penggalian kedua sungai ini dilakukan setelah 22 tahun masa
pemerintahan Purnawarman. Selain menghindari banjir, tujuan penggalian 2 sungai
yaitu untuk mengatasi kekeringan saat musim kemarau.
Selain ketiga raja di Kerajaan Tarumanegara diatas, berikut ini daftar silsilah raja
Tarumanegara versi naskah Wangsakerta, meliputi :
a. Jayasingawarman : tahun 358 hingga 382 masehi.
b. Dharmayawarman : tahun 382 hingga 395 masehi.
c. Purnawarman : tahun 395 hingga 434 masehi.
d. Wisnuwardana : tahun 434 hingga 455 masehi.
e. Indrawarman : tahun 455 hingga 515 masehi.
f. Candrawarman : tahun 515 hingga 535 masehi.
g. Suryawarman : tahun 535 hingga 561 masehi.
h. Kertawarman : tahun 561 hingga 628 masehi.
i. Sudhawarman : tahun 628 hingga 635 masehi.
j. Hariwangsawarman : tahun 639 hingga 640 masehi.
k. Nagajayawarman : tahun 640 hingga 666 masehi.
l. Linggawarman : tahun 666 hingga 669 masehi.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara


1. Prasasti Ciaruten yang di dalamnya terdapat gambar sepasang telapak kaki,
lukisan laba-laba, dan huruf ikal melingkar. Dalam prasasti tersebut berisi:
Vikkrantasyavanipateh Srimatah purnnavarmmanah Tarumanagarendrasya
Visnoriva padadvayam (Inilah sepasang telapak kaki yang seperti kaki dewa wisnu
ialah kaki yang mulya sang purnawarman raja di negeri taruma yang gagah berani
di dunia).
2. Prasasti Kebon Kopi yang ditemukan di Kebon Kopi di Kampung Muara Hilir,
Bogor. Isi dari prasasti ditulis dengan aksara pallawa dengan bahasa Sansekerta.
Isi kalimat tersebut adalah: Jayavisalasyya tarumendrasya hastinah...
Airwaytabhasya vibatidampadadvayam (Di sini nampak sepasang kaki gajah
seperti airawat. Gajah penguasa taruma yang agung dan bijaksana).
3. Prasasti Jambu yang ditemukan di Pemukiman Jambu di Bukit Pasit
Koleyangkak, Bogor. Dalam prasasti tersebut diterjemahkan "Telapak kaki ini
milik Sri Purnawarman, Raja Tarumanegara. Baginda termasyhur gagah berani
jujur dan setia dalam menjalankan tugasnya."
4. Prasasti Cidanghiyang yang ditemukan di Sungai Cidanghiang di Desa Lebak,
Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti yang ditemukan pada
1947 itu bertuliskan dua baris kalimat puisi yang ditulis dengan huruf palawa
bahasa sansekerta. Isinya menyanjung keberanian Raja Purnawarman.
5. Prasasti Pasir Awi yang ditemukan di lereng selatan Bukit Pasir Awi, Bogor.
Sayangnya belum ada sejarawan atau arkeolog yang mengartikan isi prasasti itu.
6. Prasasti Muara Cianten Isi Prasasti Muara Cianten ternyata sampai sekarang
belum bisa dibaca atau diartikan oleh para ahli sejarah. Hal ini karena tulisan dalam
batu andesit tersebut berbentuk ikal atau lebih tepatnya berupa huruf sangkha. Batu
tersebut disebut prasasti karena terdapat pahatan dan goresan yang menyerupai
huruf yang sudah disebutkan diatas. Akan tetapi sangat disayangkan belum ada
yang bisa membaca prasasti yang ditemukan ditepi sungai tersebut.
7. Prasasti Tugu yang terbuat dari batu dan dipahat berbentuk lonjong telur itu
ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, Koja, Jakarta Utara. Prasasti
tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru
dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6.112 tombak atau setara 11 kilometer
oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya. Penggalian sungai
selama 21 hari tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam
berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan
kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. Prasasti itu saat ini tersimpan di
Museum Nasional.

a) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara


Kehidupan ekonomi masyarakat kerajaan Tarumanegara mengandalkan pertanian dan
perdagangan. Hal ini dibuktikan dari isi Prasasti Tugu mengenai penggalian sungai
Candrabaga dan Gomati. Penggalian kedua sungai ini merupakan bukti bahwasanya
selain untuk menghindari banjir, tujuannya juga digunakan untuk kegiatan irigasi-
irigasi pertanian. Maka dapat kita analisis bahwa kehidupan ekonomi kerajaan
Tarumanegara mengandalkan pertanian.Gambaran bagaimana kehidupan ekonomi di
kerajaan Tarumanegara dapat diketahui juga dari catatan Fa-Hien (pedagang
Tiongkok). Dalam catatannya disebutkan bahwa masyarakat di kerajaan
Tarumanegara memiliki mata pencaharian sebagai petani, peternak, pemburu binatang
dan pedagang. Beberapa komoditas perdagangan di kerajaan ini seperti perak, kulit
penyu, dan cula badak.

b) Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Tarumanegara


Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu beraliran Wisnu. Masuknya pengaruh India
di dalam kehidupan masyarakat kerajaan Tarumanegara tentu merubah kehidupan
sosial yang kemudian mengenal kebudayaan Hindu. Beberapa contoh pengaruhnya
seperti mengenal bahasa, sastra, sistem dewa dewi, upacara keagamaan dan mitologi.
Bukti kehidupan sosial kerajaan Tarumanegara telah terpengaruh oleh kebudayaan
India yaitu dapat dilihat pada Prasasti Kebon Kopi yang memuat dua kaki Gajah
Airwata (dalam mitologi Hindu, gajah ini merupakan tunggangan Batara Indra).

c) Kehidupan Budaya Kerajaan Tarumanegara


Masuknya pengaruh dari India kemudian menyebabkan perkembangan kebudayaan
masyarakat Tarumanegara. Sebagai contoh, di bidang sastra masyarakat mulai
mengenal syair. Hal ini dibuktikan dari beberapa prasasti peninggalan kerajaan
Tarumanegara berbentuk syair, dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta. Selain dibidang sastra, kebudayaan pahat juga berkembang, dibuktikan
dengan kesamaan penemuan arca di Cibuaya dan di Semenanjung Melayu dan Siam.
Arca yang ditemukan di Cibuaya yaitu sebuah arca Wisnu.

d) Kehidupan Agama Kerajaan Tarumanegara


Seperti yang sudah disinggung diatas, Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu
bercorak Wisnu. Artinya mayoritas masyarakat di kerajaan Tarumanegara beragama
Hindu, namun ada juga yang beragama Buddha dan kepercayaan animisme. Dasar dari
pendapat tersebut yaitu Berita Fa Hien dalam bukunya berjudul Fa Kao Chi. Dijelaskan
bahwa pada tahun 414 masehi di Ye-Po-Ti (Jawadwipa) ia menjumpai sedikit
masyarakat yang beragama Buddha, kebanyakan masyarakat beragama Hindu, dan
agama kotor (animisme). Salah satu sumber sejarah ini berasal dari luar negeri, yaitu
berita dari Tiongkok (China).

Anda mungkin juga menyukai