A Kompetensi Inti:
1. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B Kompetensi Dasar :
3.4. Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan
budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada
kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
4.4 menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan
unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha
yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa
kini
E Materi ajar
1. Proses masuk dan berkembangnya Hindu Budha Di Indonesia
2.Teori tentang masuk dan berkembangya agama dan kebudayaan Hindu – Budha di
Indonesia
F Metode pembelajaran
Metode Pembelajaran : Diskusi, Ceramah, tanya jawab
Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Project Based Learning, Problem Based Learning,
Discovery Learning dsb
G Kegiatan Pembelajaran
d. Dengan mengamati
gambar/ilustra
si arca/wayang siswa
mengajukan
pertanyaan tentang:
1.Dari mana budaya tsb
berasal.
2.Bagaimana bisa
pengaruh India masuk ke
kepulauan Indonesia.
3.Sejak kapan mereka
masuk.
4.Siapa yang membawa
pengaruh tersebut.
e. Dengan mengamati
gambar dan membaca
Siswa mengajukan
pertanyaan tentang :
1) Hubungan gambar
dengan masuknya
pengaruh Hindu-Budha
di Indonesia
2) Bagaimana proses
masuknya pengaruh
Hindu Budha di
Indonesia
3) Cara yang mendekati
benar masuknya
pengaruh Hindu Budha
di Indonesia
Mencoba
1) Dengan dipimpin ketua
kelas siswa membentuk
kelompok diskusi untuk
membahas pertanyaan-
pertanyaan yang
muncul dalam proses
menanya
2). Kelompok di bagi
menjadi6 kelompok
3).Masing-masing
Kelompok terdiri dari 4
siswa
Menalar
1).Kelompok 1 dan 2
menganalisa hubungan
gambar dengan masuknya
pengaruh Hindu-Budha di
Indonesia
2).Kelompok 3 dan 4
mendiskusikan bagaimana
proses masuknya
pengaruh Hindu Budha di
Indonesia
3).Kelompok 5 dan 6
mendiskusikan Cara yang
mendekati benar
masuknya pengaruh Hindu
Budha di Indonesia
4).Kelompok 7 dan 8
mendiskusikan
Membentuk Jejaring
a. Setelah diundi oleh
ketua kelas Kelompok 1, 3,
6 mempresentasikan hasil
diskusi, dapat dengan
powerpoint dan LCD,
dengan ketentuan
1) Kelompok 1
mempresentasikan
hubungan gambar-
gambar candi diJawa
tengah dan didaerah
lain. dengan masuknya
masuknya pengaruh
Hindu-Budha di
Indonesia
2) Kelompok 2
mempresentasikan
bagaimana proses
masuknya pengaruh
Hindu Budha di
Indonesi
3) Kelompok 3
mempresentasikan
Cara yang mendekati
benar masuknya
pengaruh Hindu Budha
di Indonesia
b. Kelompok lain yang tidak
maju menanggapi hasil
presentasi, Kelompok 1
ditanggapi kelompok 4,
kelompok 3 ditanggapi
kelompok 5 dan kelompok
6 ditanggapi kelompok 2
3. Penutup 1) Secara bersama-sama 15 menit
siswa menyimpulkan
pembelajaran dengan
dipandu oleh guru
2) Siswa memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
3) Pemberian tugas
4) Penjelasan materi dalam
pertemuan perikutnya
5)Menutup dengan salam
G. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. Internet
c. Gambar-gambar
d. LCD
e. White board.
2. Sumber Belajar
a. Sejarah Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013
b. Badrika, I Wayan, 2006. Sejarah untuk SMA Kelas X, Jakarta : Lembaga
2. Pedoman Penilaian
a. Test Essay
3. Tugas
Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat moto/slogan yang
menunjukan kepedulian terhadap budaya Hindu-Budha di Indonesia
Gambar 1.1.
Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera)
tetapiberalih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan
Indiamelewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan
tersebut.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut
denganDharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal
inidibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu
diberbagaidaerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit
Siguntang
(Sumsel).
Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad2
- 5 Masehi.Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara(India
Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).Dari penjelasan uraian materi tersebut, apakah Anda
sudah memahami? Kalau Anda belumpaham, baca kembali uraian materi tersebut, dan
kemudian lanjutkan menyimak uraian materiselanjutnya!
Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria
danwaisya tidak mengusai bahasa Sansekerta.Sedangkan bahasa Sansekerta adalah
bahasasastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana
walaupun
menyebarkan agama Hindu dengan bahasa mereka sendiri, dengan demikian agama Hindu
lebih cepat dan mudah tersebar di Indonesia.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak
budayayaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu
menghasilkankebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan
aslinya.
Seperti yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya, bahwa dengan adanya kontak
dagangantara Indonesia dengan India, maka mengakibatkan adanya kontak budaya atau
akulturasiyang menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan
kepribadian
kebudayaan sendiri.Hal ini berarti kebudayaan Hindu - Budha yang masuk ke Indonesia tidak
diterima sepertiapa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang
dimiliki penduduk
Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya
berikutini:
1. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan
bahasasansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta
tersebutmemperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.Untuk mengukur tingkat pemahaman
Anda, silakan tulis 5 kata bahasa Indonesia yangberasal dari bahasa Sansekerta, kemudian
dapat Anda kumpulkan pada Guru bina Anda,selanjutnya Anda simak uraian materi
selanjutnya.Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti
(batubertulis) peninggalan kerajaan Hindu - Budha pada abad 5 - 7 M, contohnya prasasti
Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Tetapi untuk
perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno
2. Religi/Kepercayaan
Tetapi agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalamiperpaduan
dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lainmengalami
Sinkritisme. Tentu Anda ingin bertanya apa yang dimaksud denganSinkritisme?Sinkritisme
adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaanyang berbeda
menjadi satu.Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda
denganagama Hindu - Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan
tersebutmisalnya dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu
atauBudha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat
Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda lihat
dalamorganisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia
setelahmasuknya pengaruh India.
Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yangkeramat,
sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan denganadanya raja-raja
yang memerintah di Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagaiBairawa dan R
Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai Harihari (dewa Syiwa danWisnu jadi satu).
Permerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti diIndia
dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkanterutama
apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi padamasa
berlangsungnya kerajaan Majapahit, dalam hal pengangkatan Wikramawardana.
Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam system
kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Apakah Anda sebelumnya mengenal kasta? Kalau Anda pernah mengetahui tentangkasta,
cobalah tuliskan empat kasta menurut kepercayaan agama Hindu, seperti yangAnda ketahui
pada tabel 1.1 berikut ini.
Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan
Pendeta),kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang)
dankasta Sudra (golongan rakyat jelata). Paria (golongan glandangan)
Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidaksama
persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benarditerapkan dalam
seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian,karena di Indonesia kasta
hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
4. Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu
berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu.
Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahunsaka dengan
tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654,maka tahun
masehinya 654 + 78 = 732 M
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam senibangunan
Candi.Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India
tetapikeberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di
India,karena Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-
dasarteoritis yang tercantum dalam kitab Clpasastra yaitu sebuah kitab pegangan
yangmemuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.Untuk itu
dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan dimana bentuk
dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak,yang merupakan salah
satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsisebagai tempat
pemujaan.Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata
candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama
dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakanorang
yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka.
Di samping itu juga dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya
yangdikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah
melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yangdisebut
dengan Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap rohnenek
moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dariadanya
lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat pemujaan
terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan
tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
Gambar 1.2. adalah gambar candi juga salah satu peninggalan kerajaan Singosariyang
merupakan tempat dimuliakannya raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun1248 - 1268.
Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undakdan pada
bagian bawah terdapat kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi,di mana di dalam
sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).
Untuk candi yang bercorak Budha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja
Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa, maka untuk memperjelas
pemahaman Anda simak gambar 1.3. candi Budha berikut ini .
Gambar 1.3. candi Borobudur adalah candi Budha yang terbesar sehingga merupakansalah
satu dari 7 keajaiban dunia dan merupakan salah satu peninggalan kerajaanMataram, dilihat
dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung DyaniBudha.Patung-patung
Dyani Budha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Budha. Disamping itu juga pada
bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.
Untuk candi Budha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupamerupakan
ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Budha. Dengan demikianseni bangunan candi
di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanyamengambil intinya saja dari
unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang bercorak
Indonesia.
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan
senipertunjukan .
Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar
timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak menggambarkan suatu kisah/ceritayang
berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha. Contoh dapat Andaamati gambar
1.4.
Gambar 1.4. Relief Candi Borobudur
Gambar 1.4 adalah relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedangdigoda
oleh Mara yang menari-nari diiringi gendang, hal ini menunjukkan bahwa relief tersebut
mengambil kisah dalam riwayat hidup Sang Budha seperti yang terdapat dalamkitab
Lalitawistara.
Demikian pula di candi-candi Hindu, relief yang juga mengambil kisah yang terdapat dalam
kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana. Yang digambarkan melalui reliefcandi
Prambanan ataupun candi Panataran.
Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga
mengambilkisah asli ceritera tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan oleh
relieftersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia.
Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India,tetapi
selalu berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.Untuk wujud
akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/kisah yang
berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis
Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelahberkembang di
Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudahdisadur kembali oleh
pujangga-pujangga Indonesia, ke dalam bahasa Jawa kuno. Dan,tokoh-tokoh cerita dalam
kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawanseperti Semar, Bagong, Petruk
dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yangdisadur dari kitab Mahabarata tidak
menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa,
melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.Di samping itu
juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceriteradalam seni
pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang.
Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak
zamanprasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh
masyarakatJawa.
Untuk itu wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari
pengambilanlakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari
budayaIndia, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami
perubahan.Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh
cerita misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna
adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam
lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.Demikian
penjelasan tentang wujud akulturasi dalam bidang kesenian.