Pembimbing :
Dra. Umrotun, .Si.
Drs. Priyono, M.Si.
Dr. M. Musiyam, MTP
Dr. Choirul Amin, S.Si.,M.M
Muhammad Iqbal, S.Si., M.Si
Anggota Kelompok :
Agung Prasetyo Kurniawan (E100160087) Erwan Apriliyanto (E100160072)
Agung Purwo Prasetyo (E100160079) Isnaini Nur S (E100160075)
Ajeng Dwi Ghoerniasih (E100160083) Puji Lestari Dianita (E100160080)
Agnes Priyati (E100160076) Tiara Dibalarita (E100160088)
Bani Shadiqin (E100160077) Tommi Rudianto (E100160081)
Diah Ayu Nur Hidayati (E100160071) Muh. Agil Baskoro (E100160084)
Diah Novita Sari (E100160085) Nur Alfin Muhamad (E100160089)
Dita Putri Indahsari (E100160086)
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami kelompok 4
dapat menyelesaikan laporan akhir Kuliah Kerja Lapangan 3 ini sesuai dengan
batas waktu yang ditentukan.
1. Dra . Umrotun, M.Si , Drs. Priyono, M.Si . Dr. M. Musiyam, MTP . Dr.
Choirul Amin, S.Si . , M.M . Muhammad Iqbal, S.Si . , M.Si. selaku dosen
Pembimbing Kuliah Kerja Lapangan 3 , yang telah memberikan materi
kuliah dan berkontribusi dilapangan yang sangat membantu terselesainya
laporan ini.
2. Orang tua yang telah memberikan materi dan doanya.
3. Perangkat Pemerintahan Kecamatan Bandungan yang telah memeberikan
izin lokasi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan 3 kepada kami.
4. Pihak hotel wina dan hotel kusma yang telah memberikan sarana dan
praasarana tempat tinggal kepada peserta Kuliah Kerja Lapangan 3.
5. Kawan-kawan satu tim atas kerja sama dan kekompakannya dalam
menyelesaikan laporan ini, serta berbagai pihak yang membantu saya atas
terselesainya laporan ini.
Kami menyadari laporan akhir ini jauh dari sempurna untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya laporan
ini.Sehingga laporan ini dapat menjadi referensi untuk pembaca yang
membutuhkannya.
Kelompok 4
HALAMAN PENGESAHAN
KELOMPOK – 4
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing
A. LATAR BELAKANG
Parameter sosial ekonomi berdasarkan data dapat diperoleh dengan
melakukan perhitungan kembali mengenai data sex ratio, jumlah kumulatif,
proporsi, dan prosentase. Setelah didapatkan hasilnya maka akan terdapat
hasil dari masing-masing data yang akan dibuat distribusi penduduk, piramida
penduduk dan gambar sex ratio yang nantinya semua data tersebut dapat
dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan setelah dianalisis.
Data kependudukan memegang peranan penting, karena dengan adanya
data yang lengkap dan akurat, maka akan lebih mudah dan cepat dalam
mengetahui dan mengevaluasi sumber daya manusia di suatu wilayah.
Data kependudukan yang dapat disajikan sampai wilayah administrasi
terkecil sangat berguna bagi perencanaan pembangunan. Karena registrasi
penduduk di Indonesia belum dapat menghasilkan data kependudukan seperti
yang diharapkan, maka sensus penduduk menjadi satu-satunya sumber data
kependudukan yang diharapkan mampu memberikan gambaran keadaan
penduduk Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat dan berkaitan dengan kemiskinan
dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan
komponen demografi seperti fertilitas, motalitas. Morbiditas, migrasi,
ketenagakerjaan, perkawinan dan aspek rumah tangga dalam keluarga akan
membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat
mengembsngksn program pembangunan kependudukan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang tepat pada ssasarannya.
Masalah utama yang dihadapi dibidang kependudukan Indonesia adalah
masih tingginya jumlah penduduk dan tidak seimbangnya penyebaran dan
struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana
bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial
bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian
penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik
antara jumlah dan percepatan pertumbuhan penduduk dengan perkembangan
produksi dan jasa.
Permasalahan kependudukan menjadi dasar munculnya kegiatan
pengukuran kependudukan. Hal ini terkait dengan pertumbuhan penduduk
yang semakin meningkat di Indonesia. Pertumbuhan penduduk merupakan
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan yang menambah dan mengurangi
jumlah penduduk.
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Secara
terus-menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir tetapi
di sisi lain juga akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua
kelompok umur. Sementara itu migrasi juga berperan dalam mempengaruhi
jumlah penduduk. Imigran akan menambah dan emigran akan mengurangi
jumlah penduduk Indonesia.
Keadaan sosial ekonomi penduduk Kecamatan Bandungan sendiri
memiliki penduduk cukup padat dengan dominan penduduk yang berkerja
sebagai pedagang,sopir atau wiraswasta karena keadaan geografi yang berada
di ketinggian menjadikan wilayahnya memiliki pemandangan yang indah
sehingga masyarakat dan pemerintah sekitar berfikir untuk mengelolah untuk
di jadikan tempat wisata untuk mengembangkan pembangunan sosial dan
ekonomi masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja tahap-tahap dalam melakukan penelitian sosial melalui metode
survei ?
2. Apa saja parameter yang digunakan untuk pengukuran berbagai parameter
sosial dan ekonomi ?
3. Bagaimana agar mahasiswa dapat terampil dalam melakuakan pengukuran
berbagai parameter sosial dan ekonomi ?
C. TUJUAN
TELAAH PUSTAKA
METODE PENELITIAN
1. Observasi Lapangan
Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Moh. Pandu Tika,
2005). Tujuan dari observasi ini sendiri digunakan untuk mencari tahu
rata-rata pendapatan penduduk, pedagang sayur dan kaki lima dan supir
angkutan kota.
2. Dokumentasi
Data yang didapat dari dokumentasi merupakan data sekunder, data
ini digunakan untuk memperjelas persebaran penduduk di RW 02
Kelurahan Bandungan, pedagang dan kaki lima di sekitar Kelurahan Jetis.
Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini yaitu kepadatan penduduk,
jenis pekerjaan, dan pendapatan ekonomi.
No. Data Jenis Sumber Data
b. Bahan
1. Peta Administrasi, Penggunaan Lahan, Kemiringan Lereng dan Geologi.
2. Kabupaten Semarang dalam Angka
3. Kecamatan Bandungan dalam Angka
4. Dokumen RTRW Kabupaten Semarang
Data primer yang telah diperoleh dari lokasi penelitian kemudian diolah
melalui proses koding (melakukan klasifikasi jawaban dari kuisioner). Editing
(melakukan penyuntingan terhadap data yang telah dikumpulkan), dan tabulasi
(melakukan penyusunan serta menghitung data kemudian disajikan dalam
bentuk tabel. Tabulasi diperlukan agar data yang diperoleh dapat dilakukan
suatu analisis serta agar tidak terjadi kesalahan.
1. Luas Wilayah
2. Geomorfologi
3. Iklim
1) Lava Gunung Sumbing (Qls), merupakan aliran lava dan kubah yang terdiri
dari horenblenda augit yang ditemukan di Gunung Sumbing. Aliran puncak di
Gunung Ungaran berkomposisi andesit horenblenda augit. Aliran lereng di
Gunung Ungaran dikuasai lahar andesit dan aliran gunungapi muda. Endapan
lahar ini terdiri dari bongkah-bongkah tak terpisahkan menyudut tanggung dan
membundar tanggung serta bergaris tengah 2 meter. Formasi batuan penyusun ini
berada di bagian puncak Tenggara sampai Barat Daya.
4. Tanah
Kelurahan Jetis memiliki jumlah penduduk per November 2018 sebanyak 8.061 jiwa
(laki-laki 4.062 jiwa, perempuan 3.999 jiwa) dengan luas wilayah 434,42 ha. Jumlah yang
banyak terjadi pada laki-laki dengan presentase sebesar 68.7% dan perempuan sebesar
31.2%.
Penduduk Bandungan lebih banyak warga yang telah menikah sekitar 248
(93.2%) dan masih banyak penduduk yang belum menikah karena belum cukup
umur dan masih bersekolah dengan presentase sekitar 18 (6,76%) maka total
penduduk yang menjadi responden 266 jiwa.
Jumlah anak lahir hidup sebanyak 70%, karena pola kehidupan penduduk
bandungan yang cukup baik dan menyebabkan kualitas hidup yang layak.
Masyarakat Bandungan paling banyak memiliki jam kerja lebih dari 35 jam
per-minggu, sebab lokasi pekerjaan yang dilakukan ramai dan paling banyak di
desa jetis Kecamatan Bandungan itu sendiri.
Alat transportasi yang sering digunakan yaitu sepada motor dan angkutan
umum sebesar 66,6%, sebab masyarakat Bandungan sudah banyak yang memiliki
motor dan memilih mengendarai motor ketimbang angkutan.
Pengeluaran keluarga per bulan yang kurang dari pendapatan kotor yaitu 73%,
sebab pendapatan per bulan lebih sedikit daripada pengeluarannya dan banyak
yang dibutuhkan untuk dikeluarkan.
Pola pengeluaran untuk makan dan minum paling banyak sekitar 25-50%
sebanyak 20%, sebab jika keluarganya banyak maka semakin banyak juga
pengeluaran untuk makan dan minum pun juga banyak.
Tabel 19 Pola Pengeluaran Untuk Pendidikan
Pola Pengeluaran Untuk Pendidikan Frekuensi %
> 75 % 10 3.7
51 - 75 % 10 3.7
25 - 50 % 38 14.2
< 25 % 208 78.1
Total 266 100
Pengeluaran pendidikan yang balig banyak kurang dari 25% sebanyak 78% dan
yang paling rendah sebanyak 3,7%. Kerena di Daerah Bandungan sendiri
pendidikan belum menjadi pioritas, yang menjadi pioritas adalah pekerjaan
dagangan atau petani.
Pola pengeluaran untuk ongkos transportasi kebanyakan <25 sebanyak 92% dan
yang paling sedikit 0,7%. Sebab di Bandungan senidiri ongkos transportnya masih
terbilang rendah dibandingkan daerah yang lain..
Presentase terbesar pengeluaran penduduk untuk komunikasi sebanyak 95,1% dari total
keseluruhan. Hal ini disebabkan komunikasi sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan
seperti bertukar kabar dan untuk usaha. Sedangkan presentase terendah yakni 0,3%.
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 75 62.5 62.5 62.5
Perempuan 45 37.5 37.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Pedagang kaki lima yang tersebar di wilayah pasar bandungan didominasi oleh
kaum lelaki sebanyak 75 orang atau 62,5%, sedangkan sisanya adalah kaum
wanita sebanyak 45 orang atau 37,5%.
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 15-29 Tahun 18 15.0 15.0 15.0
30-39 Tahun 41 34.2 34.2 49.2
40-49 Tahun 21 17.5 17.5 66.7
> 50 Tahun 39 32.5 32.5 99.2
7 1 .8 .8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Dari keseluruhan pedagang kaki lima tersebut dapat diketahui bahwa usia para
pedagang bermacam macam, untuk usia 15 - 29 tahun sejumlah 18 orang atau
sekitar 15.0%, untuk usia 30 - 39 tahun ada 41 orang atau sekitar 34,2%, untuk
usia 40 - 49 tahun ada 21 orang atau sekitar 17,5%, sedangkan untuk usia 50
tahun ke atas sebanyak 39 orang atau sekitar 32,5%.
Tingkat_Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Sekolah dan SD 46 38.3 38.3 38.3
(Rendah)
SMP dan SMA (Sedang) 71 59.2 59.2 97.5
D3, S1, S2, dan S3 (Tinggi) 3 2.5 2.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Jika dilihat dari produktifitas usia terdapat pendidikan yang ditempuh terakhir kali
oleh para pedagang, untuk pedagang yang tidak sekolah ataupun hanya tamatan
SD saja ada 46 orang atau sekitar 38,3%, sedangkan untuk tingkat SMP-SMA
terdapat 71 orang atau sekitar 59,2%, dan ada juga yang sempat mengemban ilmu
hingga perguruan tinggi sebanyak 3 orang atau sekitar 2,5% dari keseluruhan
pedagang kaki lima yang ada.
Lama_Berjualan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid < 5 Tahun (Baru saja) 40 33.3 33.3 33.3
6-10 Tahun (Sedang) 22 18.3 18.3 51.7
> 10 Tahun (Sudah Lama) 56 46.7 46.7 98.3
5 2 1.7 1.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Pedagang kaki lima didaerah pasar bandungan rata rata mereka sudah mulai
berjualan sejak tahun 90 an hingga sekarang dengan persentase sebesar 46,7%.
Jenis_Barang_Yang_Dijual
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Makanan dan Minuman 99 82.5 82.5 82.5
Barang Cetakan (buku, 6 5.0 5.0 87.5
koran, postes dll)
Fashion (pakaian, sepatu, 2 1.7 1.7 89.2
jam tanggan dll)
Lainnya 13 10.8 10.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Dan untuk jenis barang yang mereka jual beraneka ragam dari mulai makanan
hingga pakaian, untuk pedagang yang menjual makanan dan minuman ada 99
orang dengan pesentase 82,5%, untuk pedagang yang menjual barang cetak
sebanyak 6 orang dengan persentase 5.0%, untuk yang menjual pakaian sebanyak
2 orang dengan persentase 1,7%.
Cara_Memperoleh_Dagangan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid datang ke lokasi penjual 92 76.7 76.7 76.7
dikirim oleh penjual 23 19.2 19.2 95.8
3 5 4.2 4.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Untuk barang jualan itu sendiri 92 pedagang kaki lima lebih banyak datang
langsung ke pusat nya (kulakan) untuk mengambil barang dagangannya dengan
persentase 76,7%, sedangkan sisanya sebanyak 23 orang mimilih untuk barang
dikirim langsung dari pusat dengan persentase 19,2%.
Asal_Modal_Pertama_Kali
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Modal sendiri 88 73.3 73.3 73.3
Pinjam saudara 9 7.5 7.5 80.8
Pinjam orang lain/Individu 7 5.8 5.8 86.7
Pinjam Bank/BPR/BMT 10 8.3 8.3 95.0
6 6 5.0 5.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Untuk modal yang mereka gunakan lebih banyak menggunkan modal sendiri
dengan persentase 73,3% dan sisanya meminjam sodara, orang lain ataupun bank.
Pendapatan_Bersih_Perbulan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid < UMR (2.300.000) 32 26.7 26.7 26.7
> UMR (2.300.000) 88 73.3 73.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
Analisis
Analisis
Dari keseluruhan pedagang kaki lima dipasar bandungan 72,5% mereka lebih
memilih untuk tetap berjualan kaki lima dibanding ganti pekerjaan yang lain
karena mereka sudah nyaman dengan hasil yang mereka dapatkan dari berjualan
kaki lima.
Pie Chart
ANALISIS PEDAGANG KAKI LIMA DIPASAR BANDUNGAN
Pedagang kaki lima didaerah pasar bandungan rata rata mereka sudah mulai
berjualan sejak tahun 90 an hingga sekarang dengan persentase sebesar 46,7%.
Dan untuk jenis barang yang mereka jual beraneka ragam dari mulai makanan
hingga pakaian, untuk pedagang yang menjual makanan dan minuman ada 99
orang dengan pesentase 82,5%, untuk pedagang yang menjual barang cetak
sebanyak 6 orang dengan persentase 5.0%, untuk yang menjual pakaian sebanyak
2 orang dengan persentase 1,7%. Untuk barang jualan itu sendiri 92 pedagang
kaki lima lebih banyak datang langsung ke pusat nya (kulakan) untuk mengambil
barang dagangannya dengan persentase 76,7%, sedangkan sisanya sebanyak 23
orang mimilih untuk barang dikirim langsung dari pusat dengan persentase 19,2%.
Untuk modal yang mereka gunakan lebih banyak menggunkan modal sendiri
dengan persentase 73,3% dan sisanya meminjam sodara, orang lain ataupun bank.
Dari hasil jualan pedagang rata-rata mendapatkan pendapatan bersih sebesar
73,3% dikarenakan daerah pasar bandungan termasuk kedalam kawasan wisata
dibandungan. Dari keseluruhan pedagang kaki lima dipasar bandungan 72,5%
mereka lebih memilih untuk tetap berjualan kaki lima dibanding ganti pekerjaan
yang lain karena mereka sudah nyaman dengan hasil yang mereka dapatkan dari
berjualan kaki lima.
A. Pedagang Sayur
Variabel 1
Persen
Jenis Kelamin Frekuensi (%)
Laki – Laki 3 10
Perempuan 27 90
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 2
Persen
Alamat di Bandungan Frekuensi (%)
di luar provinsi 0 0
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 3
Persen
Asal (Tempat Kelahiran) Responden Frekuansi (%)
Luar Kabupaten 0 0
Jumah 30 100
Analisis
Variabel 4
Persen
Umur Responden Frekuensi (%)
< 15 Tahun 0 0
15 - 29 Tahun 1 3.4
30 - 39 Tahun 5 16.6
40 - 49 Tahun 6 20
> 40 Tahun 18 60
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 5
Persen
Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 6
Persen
Alamat Rumah Frekuensi (%)
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 7
Persen
Asal (Tempat Kelahiran) Responden Frekuansi (%)
Luar Kabupaten 0 0
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 8
Persen
Lama berjualan Frekuensi (%)
< 5 tahun 6 20
6 - 10 tahun 4 13.3
Analisis
Variabel 9
Persen
Jenis barang yang dijual Frekuensi (%)
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 10
Persen
Waktu Berdagang Frekuensi (%)
Siang – sore 0 0
Sore – malam 0 0
Lainnya 28 93.3
Jumlah 30 100
Analisi
Variabel 11
Persen
Lama berdagang perhari Frekuensi (%)
< 7 jam 3 10
> 7 jam 27 90
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 12
Persen
Asal barang dagangan Frekuensi (%)
Luar kota 0 0
Luar provinsi 0 0
Luar negeri 0 0
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 13
Persen
Cara memperoleh dagangan Frekuensi (%)
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 14
Persen
Tenaga kerja yang membantu Frekuensi (%)
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 15
Persen
Besar modal sekarang Frekuensi (%)
< 500.000 15 50
500.000-2.500.000 7 14
>2.500.000 8 26.6
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 16
Persen
Asal modal pertama kali Frekuensi (%)
Pinjam Bank/BPR/BMT 0 0
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 17
Persen
Pendapatan bersih rata-rata per bulan Frekuensi (%)
Jumlah 30 100
Analisis
Variabel 18
Persen
Hambatan pekerjaan ini Frekuensi (%)
Kurang modal 12 40
Cuaca 3 10
Pemasaran 4 13.3
Jumlah 30 100
Analisis
Pedangang sayur pun mendapatkan bahan yang di jual rata-rata dari sekitar
wilayah itu sendiri karena wilayah tersebut merupakan lahan yang subur untuk
tanaman sayur dan buah. Pedagang sayur di wilayah pasar berjualan rata -rata
sejak tahu 90an sekitar >10 tahun dengan persentase 66,7%. untuk lamanya
perhari >7dari pagi hingga malam tergantung kondisi barang dagangan dan
fisiknya.
B. Pedagang Buah
Tabel 1. Jenis Kelamin Pedagang Buah
Analisis
Pedagang buah yang berada di desa bandungan hanya sekitar 26,6% sedangkan
yang paling banyak berada diluar desa sebanyak 53,3%. Karena pendapatan di
desa Bandungan ini lebih bisa mencukupi kehidupan sehari-hari dibanding dengan
desa nya mereka dan juga karena di desa Bandungan ini merupakan kawasan
wisata sehingga banyak pengunjungnya.
Umur untuk pedagang buah rata – rata berada di usia lebih dari 50 tahun dengan
presentase 40%. Karena berjualan sudah cukup lama, serta belum ada penerusnya dan
sudah nyaman dengan pekerjaannya yang saat ini.
Analisis
Pedagang buah berpendidikan paling rendah hanya bersekolah SD dan ada yang
tidak bersekolah dengan presentase 66,7%. Karena banyaknya pedagang yang
sudah tua sehingga pada jaman dahulu belum mengutamakan yang namanya
pendidikan.
Analisis
Pedagang buah berjualan lebih dari 10 tahun dengan presentase 80%. Karena yang
berjualan banyak yang sudah tua sehingga berjualan nya sudah lama dari zaman
mereka masih muda.
Barang – barang yang di jual oleh pedagang buah adalah makan dan minuman
dengan presentase 40% sedangkan barang yang lainnya sebanyak 60%. Karena
yang di wawancarai adalah pedagang buah, sehingga banyaknya pedagang yang
juga berjualan makanan dan minuman tetapi prioritas utamanya adalah berdagang
buah.
Berjualan buah kurang dari 7 jam hanya 7% sedangkan yang lainnya berdagang
lebih dari 7 jam dengan presentase sebanyak 93%. Karena banyak pedagang yang
menunggu sampai dagangannya habis laku terjual sehingga harus menunggu lebih
lama sampai dagangannya habis.
Pedagang buah untuk cara memperoleh barang yang datang ke lokasi penjualan
atau dikirim oleh penjual seimbang yaitu 50%. Hal ini disebabkan banyaknya
penduduk disana yang mempunyai kebun buah sehingga dekat untuk
mengambilnya, sedangkan yang dikirim oleh penjual merupakan tempat
pengepulan bagi warga yang memiliki kebun buah, tetapi hasilnya tidak dapat di
jual sendiri dikarenakan tempatnya yang jauh.
Modal pedagang buah berasal dari modal sendiri dengan presentase sebanyak
54%, untuk pinjaman bank sebanyak 23% dan untuk pinjaman orang lain atau
individu sebanyak 10%. Karena dengan modal sendiri tidak mempunyai
tanggungan memikirkan untuk mengembalikan uang yang digunakan, sehingga
lebih santai dan tidak terlalu mengejar keuntungan untuk dikembalikan.
Pendapatan bersih pedagang buah rata – rata pendapatan yang melebihi upah
minimum regional sebanyak 87%. Karena disana merupakan kawasan wisata
sehingga banyak pengunjung yang membelinya. Terlebih di Bandungan terkenal
dengan buah kelengkengnya sehingga banyak wisatawan yang mencari dan
membeli sebagai buah tangan.
Hambatan pedagang buah di daerah pasar bandungan hanya saat cuaca atau
musim penghujan datang dengan presentase sebanyak 50%. Hal ini disebabkan
apabila musim penghujan datang, kualitas buah tidak sebagus apabila tidak terjadi
musim penghujan.
Pedagang kaki lima didaerah pasar bandungan rata rata mereka sudah mulai
berjualan sejak tahun 90 an hingga sekarang dengan persentase sebesar 46,7%.
Dan untuk jenis barang yang mereka jual beraneka ragam dari mulai makanan
hingga pakaian, untuk pedagang yang menjual makanan dan minuman ada 99
orang dengan pesentase 82,5%, untuk pedagang yang menjual barang cetak
sebanyak 6 orang dengan persentase 5.0%, untuk yang menjual pakaian sebanyak
2 orang dengan persentase 1,7%. Untuk barang jualan itu sendiri 92 pedagang
kaki lima lebih banyak datang langsung ke pusat nya (kulakan) untuk mengambil
barang dagangannya dengan persentase 76,7%, sedangkan sisanya sebanyak 23
orang mimilih untuk barang dikirim langsung dari pusat dengan persentase 19,2%.
Untuk modal yang mereka gunakan lebih banyak menggunkan modal sendiri
dengan persentase 73,3% dan sisanya meminjam sodara, orang lain ataupun bank.
Dari hasil jualan pedagang rata-rata mendapatkan pendapatan bersih sebesar
73,3% dikarenakan daerah pasar bandungan termasuk kedalam kawasan wisata
dibandungan. Dari keseluruhan pedagang kaki lima dipasar bandungan 72,5%
mereka lebih memilih untuk tetap berjualan kaki lima dibanding ganti pekerjaan
yang lain karena mereka sudah nyaman dengan hasil yang mereka dapatkan dari
berjualan kaki lima.
A. Pedagang Bunga
Laki-laki 12 40
Perempuan 18 60
Analisis
Responden pedagang bunga berjenis kelamin wanita dengan presentase 60% dari
100% data yang diambil, rata – rata pedagang bunga wanita disebabkan karena
kesukaan atau hobi yang menjadikan itu usaha menjanjikan.
Alamat di Bandungan
5 Di luar provinsi 0 0
JUMLA 30 100
H
Analisis
Pedagang bunga lebih banyak berasal dari satu daerah tempat kerja dengan
presentase 56,6% sedang yang 36,6% berasal dari luar tempat kerja bahkan yang
3% sisa berasal dari luar kecamatan dan kabupaten. Alasan pedagang bunga lebih
banyak yang berasal dari satu desa karena untuk mempersingkat waktu tempuh
kerja dan pekerjaan warga bandungan lebih banyak di sekitaran pasar bandungan.
Tempat KelahiranRresponden
JUMLAH 30 100
Analisis
Umur Responden
1 < 15 1 3,3
2 15 – 29 5 16,6
3 30 – 39 7 23,3
4 40 – 49 12 40
5 >50 5 16,6
JUMLAH 30 100
Analisis
Pedagang bunga yang berumur kurang dari 15 tahun hanya 3,3% dari jumlah
presentase 100%, pedagang bunga yang berumur 15 lebih sedikit kemungkinan
faktor ekonomi yang mengharuskan mereka bekerja. Sedang yang berumur 50
tahun keatas hanya 16,6% dengan presentase 100%, seperempat dari data pun
tidak sampai dikarenakan faktor usia yang mungkin tidak mendukung untuk
bekerja lagi.
Pendidikan yg Ditamatkan
1 Tidak 9 30
sekolah,SD
( rendah )
JUMLAH 30 100
Analisis
Responden pedagang bunga berpendidikan hanya tamatan SMP dan SMA lebih
banyak yang berpendidikan menengah atas yang sudah mengerti akan baca tulis
dan hitung, untuk masalah perdagangan tentang pasar bisnis pedagang bunga
sudah diatas rata-rata
Lama Berjualan
1 <5 11 36,6
2 5-10 6 20
3 > 10 13 43,3
JUMLAH 30 100
Analisis
Lama berjualan pedagang bunga rata-rata lebih dari 10 tahun usaha yang dijalani
menjadi pedagang bunga dengan presentase 43,3%, sedang yang kurang dari 5
tahun menjalani usaha hanya 36,6% dari jumlah keseluruhan 100% jumlah
presentase. Lebih banyak yang berjualan lebih dari 10 tahun menjadi pedagang
bunga dikarenakan sudah nyaman menjadi pedagang bunga dan pelanggan sudah
banyak yang mengenal.
2 Pengiriman 5 16,6
3 Jual Kembali 15 50
Jumlah 30 100
Analisis
Rata rata responden berjualan dengan produk sendiri dengan presentase 33,3%
dari 100% presentase yang ada, bunga dapat di kembang biakkan sendiri secara
manual asal dapat mengerti ketentuan dan cara-cara pembibitan yang baik dan
benar. Responden pedagang bunga di bandungan mengembang biakkan bunga
secara manual dikarenakan kondisi iklim yang mendukung untuk melakukan
perkembangan sendiri. Memakan waktu yang panjang namun biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit dibandingan melalui produsen lain.
Lama Berdagang/Hari
JUMLAH 30 100
Analisis
Sewa 16 53,33
Jumlah 30 100
Analisis
Para responden rata rata kios yang dimiliki adalah sewa dengan presentase 53,3%,
penyewaan tersebut karena pedagang bunga yang tidak bertempat tinggal di desa
bandungan mengharuskan pedagang bunga menyewa kios untuk berjualan.
Jumlah 15 100
Analisis
Sebanyak 46,6% bunga berasal dari luar provinsi, banyak yang luar provinsi
karena varian bunga yang ada di dalam provinsi tidak cukup banyak untuk
berjualan jadi harus mendatangkan bunga – bunga dari luar provinsi.
Table 11 Cara memperoleh Bunga Yng dijual.
Membeli Langsung Ke 9 60
Tempat Produsen
Dikirim Dari Produsen 3 20
Pedagang Grosir 0 0
Lain-lain 3 20
Jumlah 15 100
Analisis
Pembeli Bunga rata rata berasal dari dalam kabupaten dengan presentase 33,4%.
Ada juga yang berasal dari luar provinsi, kebanyakan yang dari luar provinsi
dalah pengunjung yang berwisata ke Daerah Bandungan.
Table 16 Nama Bunga Dagangan
Bugenfil 1 1,7
Pucuk Merah 6 10,3
Soka 1 1,7
Sabrina 1 1,7
Krisan 5 8,6
Fetunia 1 1,7
Matahari 2 3,4
Geranium 1 1,7
Celosia 1 1,7
Wali Songo 1 1,7
Kribo 1 1,7
Mawar 9 15,5
Begonia 1 1,7
Kaisan 1 1,7
Pikok 3 5,1
Balon 1 1,7
Sedap Malam 1 1,7
Kencuran 1 1,7
Kuncup Merah 2 3,4
Kacang-kacangan 3 5,1
Kaktus 3 5,1
Perdu 1 1,7
Cemara 1 1,7
Bonsai 1 1,7
Antarium 1 1,7
Gundul 1 1,7
Anggrek 1 1,7
Jermani 1 1,7
Agronema 1 1,7
Kerokot Merah 1 1,7
Lili 2 3,4
Garbera 1 1,7
Jumlah 58 100
Analisis
Bunga yang banyak dijual yaitu Bungan mawar dengan presentase 15,5%. Bunga
mawar, kuncup merah, kacang-kacangan dan kaktus adalah bunga hias yang
paling banyak dijual walaupun masih banyak bunga mawar karena perawatan nya
yang sangat mudah dilakukan
<500.000 16 53,3
500.000-1000.000 7 23,3
1000.000-2000.000 6 20
>2000.000 1 3,4
Jumlah 30 100
analisis
Alamat di bandungan
Alamat di bandungan frekuensi %
Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Frekuensi %
Tidak sekolah dan SD 7 23.33
SMP dan SMA 20 66.67
D3, S1, S2, S3 3 10
Jumlah 30 100
Analisis
Tingkat sekolah yang di jalani oleh pedagang
sembako rata – rata tamatan SMP dan SMA
sebanyak 20%. Daerah bandungan kebanyakn
sudah berpendidikan tinggi menengah keatas, yang
menjadikan mereka berjualan dengan mudah dan
tidak mudah untuk di bohongi pembeli.
Lama berjualan
Lama berjualan Frekuensi %
<5 4 13.33
6-10 8 26.67
>10 18 60
Jumlah 30 100
Analisis
Lama berjualan pedagang sembako lebih dari 10
tahun sebanyak 18%. Pedagang sembako yang
berjualan lebih dari 10 tahun kemungkinan besar
mereka berjualan saat mereka sudah tamat sekolah.
Barang cetakan
Fashion 0 0
Lainnya 0 0
Jumlah 30 100
Analisis
Jenis barang yang dijual oleh pedagang sembako
yaitu makanan dan minuman sebanyak 100%.
Sembako adalah nama kelompok penjualan makan
dan minuman di dalam pasar.
Waktu berdagang
Lama berdagang Frekuensi %
Pagi-siang 12 40
Siang-sore
Sore-malam
Lainnya 18 60
Jumlah 30 100
Analisis
Waktu berjualan pedagang sembako pas waktu
pagi sampai siang berjumlah 40%. Karena pasar
rata-rata aktif dari sepertiga malam sampai siang.
Jumlah 30 100
Analisis
Lama berdagang pedagang sembako yang kurang
dari 7 jam hanya 6,67% sedangkan untuk yang
lebih dari 7 jam sebanyak 93,33%. Mereka
berjualan lebih dari 7 jam karena dari pagi jam 2.
Asal barang dagangan
Asal barang dagangan Frekuensi %
Asal modal
Asal modal Frekuensi %
Modal sendiri 22 73.33
Penjam saudara 4 13.33
Pinjam orang lain/individu 2 6.67
Pinjam keuangan tak resmi
Pinjam bank 2 6.67
Lain-lain
Jumlah 30 100
Analisis
Asal modal pedagang sembako didapat dari modal
sendiri dengan presentase 73,33%. Modal sendiri
adalah modal yangpas untuk memulai usaha yang
sederhana
Hambatan
Hambatan Frekuensi %
Kurang modal
Cuaca/ musim 1 3.33
Tempat berjualan 5 16.67
Pemasaran 6 20
Lain-lain 18 60
Jumlah 30 100
Analisis
Hambatan yang didapat oleh pedagang sembako saat ada hal lain – lain yang
menghalangi dengan presentase 60%. Saat keadaan – keadaan tak tentu tentang
cuaca maupun keadaan sakit ataupun keadaan yang ada didesa yang membuat
pedagang sembako tidak bisa berjualan.
Bunga yang dujual oleh pedagang bunga sebagian besar berasal dari luar
provinsi dengan presentase 46,6% sedangkan untuk yang satu kecamatan hanya
26,7%. Pedagang bunga memperoleh bunga yang mereka jual dari membeli
langsung ke tempat produsen, dengan presentase sebanyak 60%. Pedagang bunga
di sekitaran daerah bandungan memiliki tenaga kerja yang membantu mereka
menjual bunga, berjumlah kurang dari 4 orang untuk usaha mikro dengan
presentase 46,7% dan untuk usaha kecil yang terdiri dari 5 – 19 orang hanya 20%.
Modal yang mereka dapat dari modal sendiri sebanyak 73,3% dengan jumlah 11
pedagang bunga, untuk pinjaman keluarga sebanyak 20% sisanya lain – lain
sebanyak 6,7% dengan jumlah 1 pedagang bunga.
A. Pedagang Lainnya
Laki-laki 13 43,33
Perempuan 17 56,66
Jumlah 30 100,0
Analisis
Pedagang lainnya disini
meliputi penjual
makanan dan minuman,
barang cetakan, fashion,
dan lainnya. Dari 30
sample yang didapat
deketahui pedagang di
dominasi oleh
perempuan 17 / 56,66%
dan sisanya adalah laki-
laki sebanyak 13 /
43,33%.
Umur responden
<15 2 6,66
15-29 9 3,0
30-39 8 26,66
40-49 6 2,0
>50 5 16,66
Jumlah 30 100,0
Analisis
Semua pedagang tersebut
memiliki usia yang
berbeda-beda yaitu, <15
= 2 orang(6,66%), 16-29
= 9 orang(30%), 30-39 =
8 orang(26,66%), 40-49
= 6 orang(20%), 50+ = 5
orang(16,66%).
Tingkat pendidikan
Frekuens
Tingkat pendidikan %
i
Frekuens
Lama berdagang per hari %
i
Jumlah 30 100,0
Analisis
Dan para pedagang
tersebut memiliki waktu
berdagang yang berbeda-
beda dan dibagi menjadi
2 bagian yaitu, pedagang
yang berdagang <7 jam
sebanyak 4 pedagang dan
>7 jam sebanyak 26
orang.
Asal barang dagangan
Frekuens
Jenis barang yang dijual %
i
Jumlah 15 100,0
Analisis
Dan barang-barang
tersebut ada yang
didapatkan dengan cara
datang ke lokasi penjual
sebanyak 10 pedagang
dan dikirim oleh penjual
sebanyak 20 pedagang.
Tenaga Kerja
Frekuens
Tenaga Kerja %
i
5-19 Orang
20-100 orang
>100 Orang
Jumlah 30 1,00
Analisis
Dan dari semua sample
pedagang yang diambil
semua memiliki <4
tenaga kerja.
Asal modal
Frekuens
Asal modal %
i
Pinjam orang
1 3,33
lain/individu
UMR 22 73,33
Jumlah 30 100,0
Analisis
Rata-rata pedagang
tersebut memiliki
penghasilan bersih diatas
UMR sebanyak 22
pedagang/73,33 % dan
yang dibawah UMR
sebanyak 8
pedagang/26,67%.
Hambatan
Frekuens
Hambatan %
i
Kurang modal 2 6,67
Cuaca/ musim 11 36,67
Pemasaran 5 16,67
Lain-lain 7 23,33
Jumlah 30 100,0
Analisis
Dan dari wawancara yang didapat bahwa hambatan yang dialami oleh para
pedagang berbeda-beda, ada yang kekurangan modal sebanyak 2 pedagang, cuaca
atau musim sebanyak 11 pedagang, tempat berjualan sebanyak 5 pedagang,
pemasaran sebanyak 5 pedagang, dan lainnya sebanyak 7 pedagang.
ANALISIS PEDAGANG LAINNYA
Variabel 1
L 34 28.3
P 86 71.6
Analisis
Variabel 2
<15 0 0
15-29 27 22.5
30-39 23 19.1
40-49 42 35
>50 28 23.3
Analisis
Variabel 3
Analisis
Variabel 4
PNS 23 19.4
ABRI 0 0
Pengusaha 5 4.2
Pedagang 24 20.3
Petani 2 1.6
Buruh Tani 0 0
IRT 21 17.7
Pelajar 9 7.6
Analisis
Variabel 5
Tidak Berpenghasilan 6 5
< UMR 48 40
> UMR 66 55
Jumlah 120 100
Analisis
Variabel 6
Mobil 27 22.1
Lainnya 22 18.0
Analisis
Variabel 7
< 15 43 35.83
16 – 30 27 22.50
31 – 60 29 24.17
> 60 21 17.50
Analisis
Analisis
Variabel 9
Analisis
Variabel 10
Pakaian/sandang 1 0.8
Sembako 39 32.5
Obat-obatan 0 0.00
Lainya 29 24.1
Analisis
Banyaknya barang di pasar yang
palig sering di beli oleh pembeli
di pasar adalah bahan makanan
dan minuman yaitu 36,67%. Hal
ini menunjukkan bahwa
makanan dan minuman
merupakan kebutuhan pokok
dalam kehidupan sehari-hari.
Variabel 11
Nyaman 93 77.5
Analisis
Kotor/kumuh 40 33.3
Bersih 80 66.6
Sangat bersih 0 0
Analisis
Variabel 13
Analisis
Variabel 14
Renovasi 26 21.6
Relokasi 13 10.8
Baik 9 7.5
Analisis
Variabel 15
Lengkap 20 16.6
Dekat 35 29.1
Murah 22 18.3
Liburan 29 24.1
Oleh 14 11.6
Analisis
Variabel 16
>340.000 23 19.1
<340.000 97 80.8
Analisis
Rata rata pembeli dipasar berbelanja menggunakan dana diatas UMR dan
juga sarana untuk berbelanjar kepasar banyak menggunakan kendaraan pribadi
dan angkutan umum, waktu tempuh berbelanja sekitar 15- 30 menit tergantung
situasi dan keadaan dijalan. Tujuan berbelanja dipasar lebih dominan ke
kebutuhan rumah tangga dan yang kedua untuk modal berjualan kembali, barang
barang yang dibeli pun kebanyakan sembako, makanan dan minuman.
Dari 119 sampel yang didapat, menunjukkan bahwapenumpang angkot didominasi oleh
perempuan yaitu99 orang (83%) dan sisanya adalah laki-laki sebanyak 20
orang(17%).artinya bahwa penumpang angkot mayoritas perempuan karena tujuan yang
utama yaitu belanja di pasar dan kebutuhan lainnya.
Analisis
Frekuens Persen
Pendidikan i %
28,5714
SD tamat 34 3
31,0924
SMP tamat 37 4
31,0924
SMA tamat 37 4
1,68067
D3 2 2
7,56302
S1 9 5
Jumlah 119 100
Analisis
Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui
bahwa sebagian besar
penumpang angkot
adalah pendidikan
terakhir tamatan
SMP dan SMA yaitu
sebanyak 31%.
Tanggungan Frekuens Persen
Keluarga i %
17,6470
1 21 6
32,7731
2 39 1
15,1260
3 18 5
15,9663
4 19 9
10,9243
5 13 7
7,56302
6 9 5
Jumlah 119 100
Analisis
Dari tabel di atas
dapat diketahui
bahwa penumpang
yang memiliki
tanggungan keluarga
2 orang memiliki
frekuensi terbanyak
yaitu 33%.
Frekuens Persen
Status i %
73,9495
Kawin 88 8
18,4873
Belum Kawin 22 9
Duda/Janda 9 7,56302
5
Jumlah 119 100
Analisis
JenisKelamin F %
Laki-laki 30 100
Perempuan 0 0
Jumlah 30 100
Alamatrumah F %
SatuDesadengantempatmangkal 16 53.3
LuarDesadengantempatmangkal 14 46.6
Diluarkecamatandengantempattinggal 0
Diluarkabupatendengantempatmangkal 0
Di luarprovinsi 0
Jumlah 30 100
UmurResponden (Tahun) f %
<5 0 0
5-10 3 10
11-15 13 43.3
16-20 4 13.3
>20 10 33.3
Jumlah 30 100
Tabel 3. Pendidikanterakhirresponden
Pendidikan F %
SD Tamat 10 33.3
SMP Tamat 11 36.6
SMA Tamat 9 30
D3 0 0
S1 0 0
S2 0 0
S3 0 0
Jumlah 30 100
TabelHubunganStastusPernikahdanJumlahtanggungankeluarg
a
Status Perkawinan TanggunganKeluarga
< 3 Orang > 3 Orang
F % f %
Kawin 2 18.1 8 42.1
BelumKawin 5 45.4 6 31.5
Duda/Janda 4 36.3 5 26.3
Jumlah 11 100 19 100
Tabeldiatasmerupakanhasil kuisoner
jumlah penumpang per hari dimana jumlah
penumpang kurang dari 10 penumpang per
hari frekuensi 12 orang dalam presentase
40%, penumpang 10-15 Penumpang per
hari frekuensi 15 Orang dengan presentase
50% , jumlah penumpang 16-20
penumpang per hari frekuensi 2 orang
dengan presentase 6,6% dan jumlah
penumpang lebih dari 20 per hari frekuensi
1 dalam presentase 3,3%. Jadi mayoritas
jumlah penumpang per hari di bandungan
yaitu 10-15 orang penumpangojek.
Table tukangojekpangkalanMenurutumur
Umur (Tahun) F %
<15 Tahun 0
15-29 Tahun 3 10
30-39 Tahun 12 40
40-49 Tahun 4 13.3
> 40Tahun 11 36.6
30
5. Tabel diatas menunjukan hasil kuesioner umur tukang ojek di desa
bandungan, kecamatan bandumgan, umur kurang dari 5 tahun
frekuensi 0 dengan presentase 0% , umur 15-29 tahun frekuensi 3
orang dengan presentase 10%, umur 30-39 tahun frekuensi 12 orang
dengan presentase 40 % , umur 40-49 tahun frekuensi 4 orang dalam
presentase 13,3 % dan umur lebih dari 40 tahun frekuensi 11 orang
dengan presentase 36,6%. Jadi mayoritas penduduk yang berprofesi
sebagai tukang ojek yaitu jenjang umur 30-39 tahun. hal ini dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor salah satunya yaitu umtuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Ojek merupakan transportasi antar jemput penumpang bebasis motor roda 2 yang
mangkal di sekitaran pasar bandungan menurut data survey ojek di pasar
seluruhnya laki-laki berjumlah 30 orang. Ojek disana beragam asal ada yang dari
desa itu sendiri ada pula dari desa lain tempat mangkal dengan perbandingan
53,3% dan 46,7 % . Berdasarkan data umur responden di dominasi rata-rata 30-
39 Tahun dengan jumlah 12 orang atau 40%, dan berpendidikan tamatan smp
dengan persentase 36,6 % dengan jumlah 11 orang.
Umur
Status Pernikahan
Analisis
Dalam survey, juru parkir masih menjadi pekerjaan utama bagi penduduk sekitar
wisata Bandungan. Jumlah frekuensi yang menjadikan pekerjaan utama adalah 25
orang, atau 83,4%. Sebab di Daerah tersebut banyak tempat wisata dan dapat
meraut keuntungan yang banyak.
1.1.Pekerjaan Sampingan
No. Pekerjaan Utama Frekuensi %
1. Parkir 5 16,7
2. Buruh 0 0
3. Tani 3 10
4. Lainnya 22 73,3
Jumlah 30 100
Analisis
Dalam survey, selain pekerja juru parkir mereka juga mempunyai pekerjaan
yang lain. Misalnya pedagang di pasar. Sebab pekerjaan juru parkir tidak
selalu meraup keuntungan, jika waktu liburan keuntungan pun banyak.
Mulai Menjadi Juru Parkir
No. Mulai Jukir Frekuensi %
1. < 2000 6 20
2. 2000 – 2005 2 6,7
3. 2006 – 2010 5 16,6
4. 2011 – 2015 3 10
5. 2016 – sekarang 14 46,7
Jumlah 30 100
Analisis
Dalam mewawancarai beberapa responden, responden menjawab mulai
bekerja menjadi juru parkir kebanyakan pada tahun 2016 sebanyak 14 orang
dari 30 responden atau 46,7%. Dan ada yang menjadi jukir ( juru parkir) dari
sebelum tahun 2000 sebanyak 6 orang atau 20%.
Masih banyak juru parkir yang baru di kawasan Bandungan ini, dikarenakan
sekarang parkiran berpindah semula di kantor kelurahan menjadi di dekat pasar
Bandungan
Jam Kerja
No. Jam Kerja Frekuensi %
1. Pagi 17 56,6
2. Siang 5 16,7
3. Malam 2 6,7
4. Lainnya 6 20
Jumlah 30 100
Analisis
Dalam bekerja menjadi juru parkir, biasanya rata-rata memilih memulai
pekerjaannya pada pagi hari. Yang memilih pagi hari berjumlah 17 orang dari
30 orang atau 56,6%. Kenapa mereka memilih bekerja mulai pagi hari, karena
pada pagi harinya banyak pengungjung wisatawan dan banyak yang bepergian
di pasar.
Durasi Kerja
No. Durasi Kerja Frekuensi %
1. 1 – 3 jam 1 3,3
2. 4 – 6 jam 13 43,3
3. 7 – 9 jam 8 26,7
4. 10 – 12 jam 6 20
5. 13 – 15 jam 2 6,7
Jumlah 30 100
Analisis
Dengan demikian durasi jam yang dimiliki juru parkir berkisaran antara 4-6
jam saja dengan frekuensi 43,3%. Ada juga durasinya sampai 24jam, tapi
dengan jumlah sedikit 6,7% saja.
Perhitungan Pendapatan
No. Perhitungan Pendapatan Frekuensi %
1. Bagi Hasil 27 90
2. Kelola Sendiri 3 10
Jumlah 30 100
Analisis
Disini juga masih ada penghitungan bagi hasil dan ada yang biasa dikelola sendiri.
Jika penghitungan bagi hasil, maka dari hasil dari sehari dijumlahkan dan dibagi
dengan mereka yang ikut menjadi juru parkir di wilayah tersebut. Sedangkan
kelola sendiri hasil perhari milik mereka sendiri.
Pendapatan Terendah
No. Pendapatan Terendah Frekuensi %
1. < 25 ribu 4 13,3
2. 25 – 50 ribu 9 30
3. 50 – 75 ribu 5 16,7
4. 75 – 100 ribu 4 13,3
5. > 100 ribu 8 26,7
Jumlah 30 100
Analisis
Pendapatan menjadi juru parkir terendah rata-rata sejumlah 25.000 rupiah
sampai 50.000 rupiah, dikarenakan hari-hari biasa.
Pendapatan Tertinggi
No. Pendapatan Tertinggi Frekuensi %
1. < 25 ribu 1 3,3
2. 25 – 50 ribu 12 40
3. 50 – 75 ribu 6 20
4. 75 – 100 ribu 2 6,7
5. > 100 ribu 9 30
Jumlah 30 100
Analisis
Dan pendapatan yang paling biasanya juru parkir juga masih kisaran 25.000
rupiah sampai 50.000 rupiah. Ada juga yang diatas 100.000 rupiah dengan
jumlah frekuensi 30%.
Supir angkutan umum, tukang ojek dan juru parkir semuanya laki-laki, dan
berumur kisaran 30-40 tahun-an. Mayoritas dari mereka sudah menikah. Supir
angkutan umum dan tukang ojek memiliki tempat untuk menunggu penumpang
(ngetem) sendiri-sendiri namun ada juga yang berkelompok sesuai dengan tempat
jurusan tujuan masing-masing, karena ada angkutan umum yang tidak menerima
seluruh jurusan tujuan penumpang dan hanya ke jurusan tertentu saja.
Supir angkutan dan tukang ojek juga memiliki hambatan yang manjadi
masalah mereka. Naik nya harga BBM, dan adanya ojek online yang membuat
persaingan semakin ketat sehingga membuat penghasilan semakin menurun.
A. Kesimpulan
1. Pedagang di pasar,baik itu pedagang sayur,buah, kaki lima dan
pedagang lainnya didominasi oleh pedagang wanita
2. Sebagian besar pedagang dipasar berumur diatas 40 tahun,di
karenakan banyak yang sudah berjualan lebih dari 15 tahun
3. Tidak banyak pedagang dipasar yang melanjutkan ke perguruan
tingg,dengan presentase 2,5% yang melanjutkan ke [erguruan tinggi
4. Selain pedagang kaki lima,para pedagang dipasar mendapatkan barang
dari produsen yang langsung diantar kepasar,sedangkan pedagang kaki
lima rata rata membuat sendiri daganganya
5. Pembeli sangat senang berbelanja diapsar karena selain nyaman juga
di pasar bandungan keamanan terjamin serta kebersihan terjaga
6. Berbeda dengan pedagang dipasar yang didominasi wanita,supir
angkutan umum,tukang ojek,dan tukang parker didominasi oleh laki-
laki
7. Hambatan yang di alami oleh supir angkutan umum dan tukang ojek
mayoritas sama,yaitu naiknya harga BBM dan adanya ojek online.
8. Kebanyakan penumpang angkutan umum adalah wanita.
B. Saran
Untuk Pemerintah Daerah Kecamatan Bandungan bisa lebih
memperhatikan keadaan masyarakatnya dengan memberikan
pembimbingan agar dapat ikut serta dalam pengelolahan tempat wisata
sehingga dapat mengembangkan keterampilan masyarakat serta struktural
Bandungan yang dapat meningkatkan keadaan sosial dan keadaan
ekonomi mengingat masih banyaknya masyarakat yang memiliki tamatan
pendidikan terakhir di Sekolah dasar dengan keadaan ekonomi yang
sangat rendah.
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI PENELITIAN