MAKALAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Program
Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu: dr. Sri Ratna Rahayu, M.Kes., PhD.
Oleh
Fildza Huwaina Fathnin
0613518039
TOTAL 1.560.000
3. Sarana dan Prasarana
a. Lokasi : Aula SD Bandungan 4
b. Perlengkapan Anamnesis, TTV dan Pemeriksaan:
- Tensimeter
- Termometer
- Stetoskop
- Dissposable masker
- Instrumen lembar skoring (lampiran 1)
- Bed pemeriksaan
c. Kursi tanpa meja sebanyak 180 x 2 kursi
d. Pembuatan bilik-bilik atau tabir untuk pemeriksaan (5 bilik)
e. Meja pendaftaran/presensi (2)
f. LCD Proyektor (1)
4. Sistematika dan Timeline Pelaksanaan Program
a. Program akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2019
b. Sistematika Pelaksanaan Program:
- Seluruh orang tua dan anak berkumpul di Aula sekolah
- Pembagian snack untuk menunggu antrian
- Dilakukan pemanggilan anak, tanda tangan pada lembar presensi
- Dilakukan anamnesis dan TTV pada anak, didampingi oleh orang tua
- Dilakukan pemeriksaan dan skoring oleh dokter, didampingi orang tua
- Penjelasan hasil pemeriksaan secara langsung pada tiap pasien
- Dilakukan penyuluhan selama kegiatan berlangsung
- Pemberian souvenir setelah pemeriksaan selesai
c. Timeline
Waktu Kegiatan
08.00 – 09.00 Persiapan
09.00 – 12.00 Pelaksanaan Kegiatan
12.00 Penutup
5. Tindak Lanjut
Dirujuk dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan obat
OAT apabila anak dinyatakan mengalami TB untuk mendapatkan tatalaksana
pengobatan TB.
• Pada anak yang pada evaluasi bulan ke-2 tidak menunjukkan perbaikan klinis
sebaiknya diperiksa lebih lanjut adanya kemungkinan faktor penyebab lain misalnya
kesalahan diagnosis, adanya penyakit penyerta, gizi buruk, TB MDR maupun
kepatuhan berobat dari pasien. Apabila fasilitas memungkinkan, pasien dirujuk ke RS.
Yang dimaksud dengan perbaikan klinis adalah perbaikan gejala awal yang ditemukan
pada anak tersebut pada awal diagnosis.
• Anak dengan pembesaran kelenjar leher tidak selalu menderita TB Anak.
Pertimbangkan kemungkinan diagnosis yang lain misalnya infeksi leher, amandel,
dan keganasan. Pembesaran kelenjar leher yang mendukung gejala TB Anak bersifat
tidak nyeri, multiple, diameter lebih dari 1 cm.
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan fasilitas terbatas (misalnya tidak terdapat Uji
Tuberkulin, Rontgen Dada) diperbolehkan untuk mendiagnosis menggunakan Sistem
Skoring, apabila terdapat keraguan maka dokter agar merujuk pasien ke fasyankes
sekunder (RS, BKPM, BBKPM).
• Pemeriksaan tuberkulin dilakukan pada anak dengan gejala TB untuk melihat adanya
infeksi TB pada anak.
• Pemeriksaan tuberkulin menggunakan larutan Tuberkulin PPD RT 23 2TU
• Pemeriksaan tuberkulin dapat dilakukan di Puskesmas, Rumah Sakit, BKPM dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
• Hasil pemeriksaan tuberkulin dapat diketahui setelah 48-72 jam sejak penyuntikan.
• Larutan Tuberkulin yang sudah dibuka dapat digunakan sampai 1 bulan dengan
memperhatikan cara penyimpanan, masa kadaluarsa, tindakan aseptik dan antiseptik
saat pengambilan. Catat tanggal penggunaan larutan tuberkulin untuk pertama
kalinya.
o Anak dengan hasil uji tuberkulin yang positif berarti anak tersebut terbukti
terinfeksi TB. Untuk membuktikan apakah anak sakit TB, dokter menggunakan
pendekatan sistem skoring.
o Pemeriksaan serologis tidak diperbolehkan untuk diagnosis TB Paru maupun TB
Ekstra Paru.
• Penyuntikan Tuberkulin disusun dalam jejaring Fasyankes dan Fasyankes Rujukan
Tuberkulin. Fasyankes Rujukan Tuberkulin dapat berupa Puskesmas, Rumah Sakit,
BKPM/BBKPM. Fasyankes Rujukan Tuberkulin menerima Rujukan dari Fasyankes
untuk menyuntik tuberkulin
BAB III
KESIMPULAN
Program Screening TB pada anak SD akan dilakukan pada bulan Agustus 2019, pukul
08.00 – 12.00 di Aula SD Bandungan 4. Kegiatan akan dilakukan didampingi oleh orang tua
anak. Tindak lanjut berupa rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki obat
OAT atau pemeriksaan lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliasari, Rusli, Retno Hestiningsih, Martini, Ari Udiyono, 2018, Faktor yang berhubungan
dengan Kejadian TB Paru pada Anak, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 6, No 1.
Bakhtiar, 2016, Pendekatan Diagnosis Tuberkulosis pada ANak di Sarana Pelayanan
Kesehtana dengan Fasilitas Terbatas, Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Assiah
Kuala.
Kemenkes, 2019, TB Anak, tersedia pada: http://www.tbindonesia.or.id/page/view/20/tb-anak
diakses pada 28 Juni 2019.
Praseto, M Arif, Suryono, Alat Sistem Skoring Tuberkulosis Anak Diaplikasikan dengan
Menggunanakan IC ATmega 32.
WHO, 2014, Guidance for National Tuberculosis Programmes on the Management of
Tuberculosis in Children. 2nd edition. Geneva: World Health Organization; 2014. 3,
Diagnosis of TB in children. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK214442/
Lampiran 1. Lembar Skoring