Disusun oleh :
Dosen Pengampu
i
KATA PENGANTAR
Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri
teladan bagi sekalian umat manusia dalam segala bentuk aspek kehidupan.
Segenap potensi telah diupayakan dengan harapan dapat memenuhi kesempurnaan isi
dari makalah ini. Namun, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Secara khusus makalah ini di dedikasikan sebagai wujud terima kasih kepada Dosen
Pembimbing mata kuliah yang dengan tulus membimbing, dan mengajar kami.
Akhir kata, semoga bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan
semoga tugas ini dapat menjadi bacaan yang memberikan manfaat dalam menambah khasanah
ilmu pengetahuan bagi kita semua, Amin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Perilaku...............................................................................................................................3
B. Bentuk – bentuk Perubahan Perilaku.................................................................................6
C. Strategi Perubahan Perilaku...............................................................................................6
D. Teori tentang Perubahan Perilaku......................................................................................7
E. Tahap – tahap Proses Perubahan.......................................................................................11
F. Konsep Dasar Perilaku Sosial...........................................................................................12
G. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial......................................................................................13
H. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial.......................................................14
I. Macam – macam Perilaku Sosial..................................................................................... 16
PENUTUP.....................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup
dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen.
Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk
memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk
merubah orang lain dan memecahkan masalah.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit.
Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).
Perubahan perilaku sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan
juga faktor ekonomi. Saat ini dizaman demokrasi yang sangat gencar, menimbulkan
perubahan-perubahan besar, misal setiap warga negara bebas untuk menyampaikan pendapat
di muka umum dengan berbagai cara, di era sebelum reformasi dimana demokrasi yang saat
itu dibungkam dengan kekuatan, kekuasaan, maka tidak dapat dengan bebas untuk
melakukan penyampaian pendapat. Perubahan perilaku tersebut terwujud atas dorongan dari
interaksi masyarakat yang sangat kuat untuk menginginkan adanya perubahan.
1
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja bentuk dan jenis perubahan perilaku individu dan perubahan perilaku sosial
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu dan perubahan
perilaku sosial?
C. Tujuan
2. Untuk mamahami bentuk dan jenis perilaku individu dan perilaku sosial.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit.
Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media
massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu
akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian
besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan evaluasi.
Menurut Notoatmojo (1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat
terlihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak. Azwar (1995)
menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara
tertentu, bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka,
mendekati dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan social
(Atkinson dkk, 1993). Menurut Harvey & Smith (1997) sikap, keyakinan dan tindakan dapat
diukur. Sikap tidak dapat diamati secara langsung tetapi sikap dapat diketahui dengan cara
menanyakan terhadap yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan
pertanyaan berbentuk skala.
Tindakan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap dan kepercayaan (cit. Notoatmojo 1993). Menurut Sarwono (1993)
perilaku manusia merupakan pengumpulan dari pengetahuan, sikap dan tindakan, sedangkan
3
sikap merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar dan dari dalam
dirinya.
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar
diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam
proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan
keluaran (output) (Notoatmojo 1993). lndividu atau masyarakat dapat merubah perilakunya
bila dipahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya
perilaku tersebut.
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas
dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang
sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan
kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan
perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku
adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau
secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku
makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian
terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
4
seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut,
melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993).
3. Aspek Perilaku
Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni :
1) Aspek fisik
2) Aspek psikis
3) Aspek sosial
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan,
keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya.
Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
5
B. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Individu.
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian
alamiah. Contoh : perubahan perilaku yang disebabkan karena usia seseorang.
Contoh : perubahan teknologi pada suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik
manual ke mesin komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima
perubahan pemakaian teknologi tersebut.
Strategi ini dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena
perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.
2. Pemberian informasi
6
Dengan memberikan informasi-informasi tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan hal
tertentu.
3. Diskusi partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam memberikan
informasi-informasi tentang peraturan baru organisasi tidak bersifat searah saja tetapi dua
arah.
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan-kekuatan
penahan (restrining forces). Perilaku ini dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan
antara kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang.
Sehingga ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang itu, yakni
b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-
stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut.
7
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya
sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses
belajar pada individu yang terdiri dari :
a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.
Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif
mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima
oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
c. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus
tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu itu tergantung
kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan
perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan
orang tersebut. Menurut Katz (1960) perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu
yang bersangkutan. Katz berasumsi bahwa :
a. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan
pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif
terhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat
memenuhi memenuhi kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif.
b. Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai pertahanan diri
dalam menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan-
tindakannya, manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.
8
c. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam peranannya
dengan tindakannya itu, seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Dengan tindakan sehari-hari tersebut seseorang telah melakukan
keputusan-keputusan sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi.
Pengambilan keputusan yang mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan
secara spontan dan dalam waktu yang singkat.
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu
situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan
pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu perilaku itu dapat merupakan “layar”
dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah,
senang, gusar, dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.
Teori ini berkeyakinan bahwa perilaku itu mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia
luar individu dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut
kebutuhannya. Oleh sebab itu didalam kehidupan manusia, perilaku itu tampak terus-
menerus dan berubah secara relatif.
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang
bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari
bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin
bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia
mengikuti suatu proses belajar.
9
3. Perubahan yang fungsional.Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa
sekarang maupun masa mendatang.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan
perubahan. Misalnya, manajer ingin memperoleh pengetahuan baru tentang strategi
bisnis, maka manajer tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-
buku strategi bisnis, berdiskusi dengan manajer lain tentang strategi bisnis dan
sebagainya.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi
bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, manajer belajar mengoperasikan program
akuntansi, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer program akuntansi
tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misal seorang manajer
mewmpelajari strategi bisnis mempunyai tujuan jangka pendeknya untuk tahu tentang
apa-apa yang akan dilakukan dalam dunia bisnis, sedangkan tujuan jangka panjangnya
adalah untuk ahli dalam bisnis dan mungkin untuk opromosi ke jabatan yang lebih tinggi
karena telah menguasai bidang tertentu.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi
termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.
10
Cara-cara Perubahan Perilaku Individu
a. Dengan Paksaaan. Ini bisa dengan : Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan
ancaman huluman kalau tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut.
b. Dengan memberi imbalan : lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang,
tetapi blsa juga imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.
c. Dengan membina hubungan baik : Kalau kita mempunyai hubungan yang baik
dengan seseorang atau dalam organisasi. biasanya orang tersebut akan mengikuti
anjuran kita untuk berbuat sesuatu.
d. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi pada individu sehingga individu
akan berubah dengan kesadaran dirinya.
e. Dengan menunjukkan contoh-contoh pada individu dalam organisasi untuk
melakukan tindakan tertentu yang diinginkan organisasi.
1. Tekanan dan desakan. Proses mulai ketika manajemen puncak mulai merasa adanya
kebutuhan atau tekanan akan perubahan, biasanya disebabkan berbagai masalah yang
berarti, seperti penurunan pejualan atau penurunan laba secara tajam.
2. Intervensi dan reorientasi. Konsultan atau pengantar perubahan dari luar sering digunakan
untuk merumuskan masalah dan memulai proses dengan membuat para organisasi untuk
memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut.
3. Diagnosa dan pengenalan masalah. Informasi dikumpulkan dan dianalisa oleh pengantar
perubahan dan manajemen.
11
5. Percobaan dan pencarian hasil-hasil. Penyelesaian-penyelesaian pada tahap empat
biasanya diuji dalam program-program percobaan berkala dan hasil-hasilnya dianalisis.
6. Penguatan dan penerimaan. Bila serangkaian kekuatan telah diuji dan sesuai keinginan,
harus diterima secara sukarela. Pelaksanaan kegiatan yang telah diterima harus menjadi
sumber penguatan dan menimbulkan keterikatan terhadap perubahan
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk
menjamin keberadaan manusia. Sebagai bukti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
selalu berhubungan dengan orang lain yang akan selalu menghasilkan hubungan timbal balik
antara manusia yang satu dengan yang lain. Perilaku sosial seseorang tampak dalam pola
respon antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku
sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain. Perilaku tersebut ditunjukkan
dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan, kenangan, rasa hormat terhadap orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial adalah suatu tindakan dengan cara yang berbeda
dalam situasi berbeda, setiap perilaku seseorang merefleksikan kumpulan sifat unik yang
dibawanya ke dalam suasana tertentu yaitu perilaku yang ditunjukkan seseorang ke orang
lain.
Para ahli filsafat, ahli agama, dan pendidik telah berspekulasi mengenai hubungan antara
sikap dan tindakan, karakter dan perilaku. Hal yang mendasari proses pengajaran, konseling,
dan pemeliharaan anak adalah suatu asumsi bahwa kepercayaan pribadi dan perasaan kita
menentukan perilaku kita di hadapan publik, sehingga ketika kita berusaha untuk mengubah
perilaku kita harus terlebih dahulu mengubah hati dan pikiran kita.
Pada permulaan, para psikolog sosial setuju bahwa untuk memahami sikap seseorang
artinya kita memprediksikan perilaku mereka.
12
G. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial
a. Perilaku Terbuka
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons
terhadap stimulus tersebut jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu perilaku ini disebut over
behavior.
b. Perilaku Tertutup
Respons sesorang terhadap stimulus dalam bentuk terselebung atau tertutup. Respon
atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatuan, persepsi, pengetahuan
atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada penerima stimulus tersebut, dan belum
dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, perilaku ini disebut cover
behavior.
a. Perilaku Reflektif
Perilaku reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap
stimulus yang mengenai organisme. Misalnya reaksi kedip mata bila terkena sinar,
menarik jari bila terkena panas, dan sebagainya. perilaku reflektif ini terjadi dengan
sendirinya secara otomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang bersangkutan,
sehingga di luar kendali manusia.
b. Perilaku Non-Reflektif
Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Proses perilaku ini
disebut proses psikologis.
13
H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-faktor
tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap serta nafsu. Faktor internal
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis
bisa berupa faktir genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan
minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya. Untuk faktor
sosiopsikologis berupa kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia,
kemampuan kognitif, yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia serta kemampuan komatif yang merupakan aspek volisonal yang
berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak.
Ketika faktor dari dalam diri baik, maka akan menimbulkan perilaku yang baik pula.
Sebaliknya, jika faktor dalam diri buruk maka akan menimbulkan faktor yang buruk pula.
Faktor internal yang bermacam-macam yang berada dalam diri seseorang akan
menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacam-macam.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau individu, antara
lain keluarga, sekolah dan masyarakat. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu
dapat berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim, dan cuaca serta faktor ekonomi individu.
Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik pada perilaku seseorang,
begitu juga jika kondisi masyarakat yang tidak kondusif akan menimnbulkan perilaku yang
buruk sebagai bentuk perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim dan cuaca
juga mempengaruhi perilaku seseorang. Disini perilaku timbul sebagai bentuk penyesuaian
diri yang sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu, faktor ini
merupakan faktor dalam perilaku seseorang, keadaan ekonomi yang kurang dan sulit akan
menjadikan seseorang berbuat nekat dan semaunya tanpa memperdulikan orang lain.
Seseoran akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan
pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku.
14
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk
perilaku sosial seseorang, yaitu :
Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter
santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang
berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan
orang-orang berkarakter sombong, maka ia akan terpengaruh oleh perilaku seperti itu.
Pada aspek ini guru memegang peranan penting sebagai sosok yang akan dapat
mempengaruhi pembentukan perilaku sosial siswa karena ia akan emberikan pengaruh
yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang
menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya.
Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak dikemudian hari menjadi
pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan terus berupaya dan
berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh
lain misalnya seorang siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman
sukses dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas
jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-
temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.
15
d. Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi
Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akanterasa
berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis
budaya lain atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani yang
terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan yang dimiliki oleh setiap anak
1. Perilaku Agresi
1) Peran faktor biologis: dari insting hingga perspektif psikologi evolusioner. Teori ini
menyatakan bahwa kekerasan manusia berasal dari kecenderungan bawaan (yang
diturunkan) untuk bersikp agresif kepada orang lain. Menurut Konrad Lorenz
berpendapat bahwa gresi muncul terutama dari insting berkelahi (fighting
instinct) bawaan yang dimiliki oleh manusia dan spesies lainnya.
2) Teori dorongan: motif untuk menyakiti orang lain. Teori ini mengemukakan bahwa
kondisi eksternal–terutama frustasi–membangkitkan motif yang kuat untuk
menyakiti orang lain. Yang paling terkenal di antara teori-teori ini adalah hipotesis
frustasi-agresi (frustatio-aggression hyphotesis). Menurut pandangan ini, frustasi
mengakibatkan terangsangnya suatu dorongan yang tujuan utamanya adalah
menyakiti beberapa orang atau objek.
3) Teori modern atas agresi: memperhitungkan proses belajar, kognisi, suasana hati,
dan keterangsangan. Menurut teori ini, agresi di picu oleh banyak sekali variabel
input. Variabel yang pertama meliputi frustasi. Variabel yang kedua
meliputi trait yang mendorong individu untuk melakukan agresi,misalnya mudah
sekali marah atau tempramental.
16
Dapat disimpulkan bahwa agresi adalah tindakan siksaan yang disengaja untuk
menyakiti orang lain, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor eksternal juga
faktor belajar.
b. Penyebab Agresi
Perilaku agresi tidak muncul begitu saja, tetapi ada faktor penyebabnya. Perilaku agresi
merupakan respon terhadap sebuah stimulus. Ada beberapa penyebab, sehingga perilaku
agresi muncul. Beberapa faktor penyebab perilaku agresi, yaitu:
1) Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik
yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya
disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga
tidak dan saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau
melempar sesuatu dan timbul pikiran yang kejam.
2) Faktor Biologis
a) Gen berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku
agresi.
b) Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau
menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Orang yang berorientasi
pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi dibandingkan dengan orang
yang tidak pernah mengalami kesenangan dan kegembiraan.
c) Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor
keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Wanita yang sedang
mengalami masa haid, kadar hormon kewanitaan yaitu estrogen dan
progesterone menurun jumlahnya akibatnya banyak wanita mudah tersinggung,
gelisah, tegang dan bermusuhan.
17
3) Kesenjangan generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara remaja dengan orangtuanya,
dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan
seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orangtua dan remaja diyakini
sebagai penyebab timbulnya perilaku agresi pada remaja.
4) Faktor Lingkungan
Lingkungan, bahwa ada tiga faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku agresi
yaitu:
c) Suhu udara yang panas, tawuran yang terjadi di Jakarta seringkali terjadi pada
siang hari diterik panas matahari, tapi bila musim hujan relative tidak ada
peristiwa tersebut. Aksi-aksi demonstrasi yang berujung pada bentrokan dengan
petugas keamanan yang biasa terjadi pada cuaca yang terik dan panas tapi bila
hari diguyur hujan aksi tersebut juga menjadi sepi. Hal ini sesuai dengan
pandangan bahwa suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap
perilaku sosial berupa peningkatan perilaku agresi.
6) Frustrasi
18
Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan dengan
banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan
yang harus segera terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai sehingga mereka menjadi
mudah marah dan berperilaku agresi.
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan
dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang
buruk bagi remaja. Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja menjadi
seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, dan membenci orang yang
memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif dan pada akhirnya
melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain.
2. Altruisme
Altruisme adalah tindakan suka rela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang
untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan apapun (kecuali mungkin perasaan telah
melakukan kebaikan). Contoh tindakan altruisme adalah mahasiswa yang melakukan
pengabdian masyarakat. Mahasiswa tersebut mengabdi secara sukarela tanpa mengharapkan
imbalan apapun.Bentuk dan perilaku sosial seseorang dapat pula ditunjukkan oleh sikap
sosialnya. Sikap menurut Akyas Azhari (2004:161) adalah “suatu cara bereaksiterhadap
suatu perangsang tertentu. Sedangkan sikap sosial dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang
sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial yang menyebabkan terjadinya cara-cara
tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap salah satu obyek sosial (W.A.
Gerungan, 1978:151-152).
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan karakter
atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain.
Seperti dalam kehidupan berkelompok, kecenderungan perilaku sosial seseorang yang
menjadi anggota kelompok akanakan terlihat jelas diantara anggota kelompok yang lainnya.
Perilaku sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antarpribadi, yaitu :
19
a. Kecenderungan Perilaku Peran
1) Sifat pemberani dan pengecut secara sosial
Orang yang memiliki sifat sok berkuasa dalam perilaku sosial biasanya
ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan,
percaya diri, berkemauan keras, suka memberi perintah dan memimpin langsung.
Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang
sebaliknya, misalnya kurang tegas dalam bertindak, tidak suka memberi perintah
dan tidak berorientasikepada kekuatan dan kekerasan.
Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi kelompok, tidak
sauka mempersoalkan latar belakang, suka memberi masukan atau saran-saran
dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan.
Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh perilaku yang
bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang dominan
diam, kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan
oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan
cara-cara sendiri, tidak suak berusaha mencari nasihat atau dukungan dari orang
lain, dan secara emosiaonal cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang
20
ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku sosial sebaliknya dari sifat orang
mandiri, misalnya membuat rencana dan melakukan segala sesuatu harus selalu
mendapat saran dan dukungan orang lain, dan keadaan emosionalnya relatif labil.
Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak
berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus
menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya
suak mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan sosial yang baik, senang
bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suak
bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.
Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang,dan suka
bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.
Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan
orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas.Sedangkan orang yang
tidak simpatik menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya.
21
2) Sifat agresif dan tidak agresif
Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsungataupun
tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh padapenguasa, suka
bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan
perilaku yang sebaliknya.
Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain,
mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditontonorang.
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan,
berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.
Menurut Buhler (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan tahapan dan ciri-
ciri perkembangan perilaku sosial individu sebagaimana dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tahap Ciri-Ciri
Kritis I ( 3 – 4 )
Pembantah, keras kepala
Trozt Alter
Anak Sekolah ( 6 – 12 )
Membandingkan dengan aturan – aturan
Masa Obyektif
Kritis II ( 12 – 13 )
Perilaku coba-coba, serba salah, ingin diuji
Masa Pre Puber
22
Masa Obyektif berbeda dengan sudut pandangnya
23
PENUTUP
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa teori perubahan
yaitu Teori Redin, Teori Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian
terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian
terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Sedangkan aspek
perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit.
Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).
24
DAFTAR PUSTAKA
25